Anda di halaman 1dari 6

Tugas Akhir Mata kuliah:

READING THE BIBLE WITH THE NEW EYES


Program Magister Teologia
STT INTIM MAKASSAR
Dosen:
Pdt. DR. Andarias
Kabanga
a_kabanga@yahoo.com

AKU SUNGGUH SANGAT MENDERITA


Upaya Memahami Derita Orang Sakit Selama 38 Tahun
Yang Disembuhkan Yesus Pada Hari Sabat di Kolam Bethesda
Menurut Injil Yohanes 5:1-18
Pdt. I Nyoman Djepun
PENDAHULUAN
Sebagian besar orang ketika membaca kisah Yohanes 5:1-18 ini hanya terfokus
pada suatu perbuatan supranatural, mujizat ajaib yang diperbuat Yesus yakni
menyembuhkan seorang yang sakit selama 38 tahun (hampir 40 tahun)
tersebut.

Beberapa

orang

bahkan

hanya

terfokus

pada

pertentangan

menyembuhkan pada hari Sabat.


Makalah ini mencoba untuk melihat kisah ini dari sudut pandang penderitaan
orang sakit itu selama hampir 40 tahun tersebut dan menemukan alasan
mengapa Yesus lebih memilih pribadinya dibanding begitu banyaknya orang
sakit di kolam Bethesda tersebut.

KOLAM BETHESDA
Tidak banyak penjelasan mengenai tempat ini. Beberapa ahli menyebutnya
dengan kolam Siloam, namun ada juga yang menyebutkan dengan nama lain,
yakni Mata Air Gadis, ada pula yang menyebut dengan istilah kolam Domba 1.
Kolam Betesda (bahasa Inggris: Pool of Bethesda) adalah sebuah kolam air
yang sekarang berada di "Muslim Quarter" di Yerusalem, di jalanan yang
menuju Beth Zeta Valley. Pasal kelima Injil Yohanes menggambarkan kolam ini,
dekat Pintu Gerbang Domba (Sheep Gate), dan dikelilingi oleh lima serambi
(covered
1

colonnade).

Nama

"Betesda"

dikatakan

berasal

dari bahasa

Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius Wahyu, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2003), hlm. 282. Tetapi yang pasti kolam ini berada di Yerusalem.

Ibrani dan/atau bahasa Aram: "Bet hesda" (/) , yang artinya "rumah
kemurahan" atau "rumah anugerah" ("bet" artinya "rumah"). Dalam bahasa
Ibrani maupun Aram kata ini dapat juga berarti "malu, dipermalukan". Makna
ganda ini dianggap cocok karena lokasi ini dipandang sebagai "tempat
dipermalukan", karena kehadiran orang-orang sakit dan cacat, dan "tempat
kemurahan" karena terjadi mujizat kesembuhan. 2 Dengan demikian, menyebut
Bethesda sebagai rumah belaskasihan identik dengan kondisi saat itu yakni
tempat para orang-orang sakit berharap memperoleh pertolongan dan
kemurahan dari Tuhan.
Kolam ini sangat luas dan dalam, berbentuk persegi dengan panjang 350 kaki
(lebih dari 100m), lebar 200 kaki (lebih dari 60m), dan dalam 25 kaki (lebih dari
7 m).3 Hal menarik yang tidak bisa dijelaskan adalah bergoncangnya air
kolam yang dengan sengaja dilakukan oleh malaikat Tuhan (ay.4). Namun
beberapa penafsir menyebutkan bahwa goncangan air tersebut sifatnya
sejenak yang kemungkinan disebabkan karena ada air yang memancar dari
dasarnya.4 Tetapi lebih banyak orang percaya bahwa hal itu disebabkan
goncangan dari Malaikat Tuhan yang segaja turun untuk melakukannya.
Apapun alasannya, orang banyak percaya bahwa ada kesembuhan di dalam air
kolam Bethesda tersebut.
Kendatipun peluang kesembuhan ada pada air kolam itu, namun untuk
memperoleh dan merasakan khasiat goncangan air tersebut tidaklah mudah.
Pada ayat 4 dijelaskan bahwa hanya mereka yang pertama kali masuklah yang
akan beroleh kesembuhan. Dengan demikian, dapat dibayangkan kondisi kacau
balau, ramai hiruk pikuk, saling dorong dan berlomba saat berebutan masuk
dalam kolam bilamana air itu tergoncang.
SIAPAKAH SI SAKIT ITU?
2

Sampai abad ke-19 tidak ada bukti di luar Injil Yohanes bahwa kolam ini ada; karenanya
sejumlah pakar berpendapat bahwa Injil ini ditulis jauh kemudian, oleh orang yang tidak
mengetahui jelas tentang kota Yerusalem, dan "kolam" itu harus ditafsirkan sebagai "metafora"
bukannya fakta sejarah. Dalam abad ke-19, arkeolog menemukan bekas-bekas kolam yang
cocok dengan penggambaran Injil Yohanes. Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Betesda di akses
pada tanggal 20 Desember 2015.
3

http://www.scholidays.com/berita-167-kolam-bethesda.html
Desember 2015.
4

di

akses

pada

tanggal

Lihat cacatatan pinggir perikop ini pada Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2011), hlm. 1734
2

20

Alkitab tidak menyebutkan siapakan orang yang sakit itu. Jenis penyakitnyapun tidak dijelaskan dengan detail. Banyak orang menduga bahwa ia
menderita lumpuh. Kesimpulan ini didasarkan runjukan pada Yesus padanya:
Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah (bd. ay.8), yang seakan
memberi indikasi bahwa ia menderita lumpuh. Sekali lagi hal inipun tidak dapat
dipastikan.
Hal yang mengejutkan adalah lamanya waktu ia menderita di tempat itu. Pada
ayat 5 disebutkan bahwa ia berada dalam kondisi sakit selama 38 tahun.
Alasan Yesus menyembuhkannya disebutkan pada ayat 6 bahwa ia telah
lama dalam keadaan itu dan menurut pengakuannya sendiri bahwa, selama
38 tahun tersebut, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam
kolam itu.... Dua alasan ini dapat menjadi gambaran tentang seberapa
menderitanya orang tersebut karena sakitnya itu. Beberapa kemungkinan
dapat terjadi selama 38 tahun menderita sakit itu dan berada serta hidup
disekitar kolam Bethesda tersebut, yakni:
1. 38 Tahun Adalah Waktu Yang Lama
Silakan bayangkan menderita sakit dan tak kunjung sembuh selama 38
tahun! Ia bisa saja mengalami kekecewaan yang amat dalam. 5 Lamanya
berada pada titi terpuruk akan membuat tiap orang kehilangan kesabaran
dan juga harapan.
2. Tilam Tidak Bisa Hanya Diartikan Sebagai Tikar Untuk Ukuran 38
Tahun
Selama 38 tahun ia berada di tilam itu. Tilam tersebut kini bukan hanya
menjadi alas untuk berbaring. Di tilam itu ia mengalami penderita dan
melanjutkan kehidupan. Di tilam itu juga ia beraktifitas: tidur, duduk,
makan, minum dsb. Ini memberi arti bahwa tilam itu bukan sekedar
selembar tikar, tapi tilam bagi si sakit ini bagaikan rumah tempat ia hidup
dan menjalani derita sakitnya. Selama 38 tahun ia hidup di rumah itu.
Tilam adalah tempat ia tinggal.
Dengan kata lain, orang ini bukan hanya sakit menahun yang cukup lama
menderita kelumpuhan fiskinya. Namun lebih dari itu ia mengalami kondisi
5

Lihat penjelasan perikop ini pada: Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang:
Penerbit Gandum Mas, 1994), hlm. 1709
3

homeless dimana tak ada tempat layak untuk bernaung dalam derita yang
dialami.
3. Ia Sangat Mungkin Menderita Secara Psikis (bukan hanya fisik)
Si lumpuh (orang yang sakit ini) bukan tidak berusaha memperoleh
kesembuhan. Ia telah sekuat tenaga untuk menjadi yang pertama berada di
dalam

kolam.

Namun

selalu

gagal

karena

ada

saja

orang

yang

mendahuluinya. Kegagalan demi kegagalan membuat seseorang mengalami


trauma dan tekanan batin hingga siksaan psikis yang tidak mudah untuk
ditanggung. Dalam kondisi seperti ini, seseorang akan mengalami 3
sisksaan psikis, yakni kebimbangan, ketakutan, dan kesepian 6. Tetapi
kemampuan menghadapi tekanan hidup sangat berbeda pada setiap orang.
Mungkin saja ia juga menderita psikis, tapi mungkin juga tidak, tergantung
daya tahan psikologinya menghadapi kenyataan hidup.
4. Ia Terasing Secara Spiritual Keagamaan
Selama menderita 38 tahun, tidak dapat disangsikan bahwa ia tidak pernah
melaksanakan kewajiban keagamaannya, ataupun berada dalam komunitas
kerohanian yang menopang bertumbuhnya kualitas spiritual agar mampu
menghadapi penderitaan dengan kekuatan rohani. Ia tidak terlayani di
tempat

beribadatan,

karena

kondisi

khususnya.

Ia

tidak

mendapat

pengajaran sesuai kitab suci demi pengutaan keimanannya. Ia sangat


terasing secara spiritual.
Dalam agama Yahudi, terdapat begitu banyak kewajiban keagamaan yang
harus dipenuhi. Baik berupa ibadah rutin, penyelenggaraan hari-hari raya,
maupun

upacara-upacara

secara

individual

ataupun kelompok,

serta

kewajiban membayar korban bakaran7 dan jenis persembahan lainnya. Hal


utama dari ajaran Taurat adalah bahwa manusia dapat mendekati Allah
melalui

pemberian

persembahan

korban.

Bagaimana

mungkin

ia

melakukannya? Ia terasing secara spiritual keagamaan. Ia bukan hanya


sakit secara psikis, ia juga butuh kesembuhan rohaniah.

http://laisanurin.blogspot.co.id/2011/05/manusia-dan-penderitaan.html di akses pada tanggal


20 Desember 2015.
7
Paling tidak ada 4 jenis korban yang wajib untuk dipersembahkan kepada Allah, yakni: Korban
Bakaran, Korban Sajian, Korban Keselamatan/pendamaian, dan Korban Penghapus Dosa dan
Penebus Salah. Lihat lebih jelas jenis-jenis korban ini pada: Denis Green, Pembimbing Pada
Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang, Penerbit Gandum Mas, 2012), hlm. 58-59.
4

5. Ia Terabaikan Secara Sosial Kemasyarakatan


Ini terlihat pada kalimat yang diucapkannya: Tuhan, tidak ada orang
yang menurunkan aku ke dalam kolam itu... Jika hal ini dialaminya,
maka dapat dipastikan bahwa orang ini hidup sendiri. Ia tidak memiliki
kerabat, teman atau saudara yang menolong. Kalaupun memiliki keluarga,
ia telah dilupakan! 38 tahun mungkin menjadi sebab mengapa ia tidak lagi
dipedulikan oleh sanak saudaranya.
Mari membayangkan hidup sendiri selama 38 tahun. Orang ini bukan hanya
mengalami derita fisik, homeless, tetapi juga loneliness atau kesepian 8. Ia
terasing sebagai mahkluk sosial. Tidak ada yang peduli, itulah yang ingin ia
katakan kepada Yesus. Masing-masing orang sibuk dengan sakitnya,
membuat 38 tahun ia hanya melihat sikap hidup egosentris dalam
lingkungan ini. Si sakit ini terperangkap pada isolasi yang menghalanginya
menjalani kehiduoan sosial akibat sakit menahun yang ia alami.
DERITA TOTAL VS KEPRIHATINAN TOTAL (sebuah refleksi penutup)
Apapun pemikiran kita tentang kisah di atas, satu hal yang tidak dapat
dilewatkan dalam pikiran saat membaca cerita ini adalah penderitaan amat
sangat dan cukup lama telah dialami oleh orang sakit tersebut. Itu kiranya
yang menjadi alasan kuat, mengapa Yesus memilih mendekati orang itu di
antara begitu banyaknya manusia yang sakit disekitar kolam Bethesda
tersebut.

Keprihatinan

Yesus

terhadap

deritanya,

telah

menghadirkan

kesembuhan total. Ia sakit secara fisik, ia juga sakit secara psikis. Bukan itu
saja, ia menderita sebagai mahkluk spiritual dan mahkluk sosial. Kehadiran
Yesus dengan cara mendekatinya secara pribadi memberikan harapan baru.
Yesus mendekati pribadi yang tak pernah didekati siapapun selama 38 tahun
itu.
Ketika penderita total berjumpa dengan keprihatinan total milik Hati Yesus yang
penuh cinta kasih, terjadilah kesembuhan total. Ia bukan hanya dipulihkan
secara fisik dan psikis. Pada ayat 9 dst, orang ini mulai menjalani kehidupan
sosial

dan

berkomunikasi

dengan

masyarakat

sekitar.

Bukan

itu

saja,

Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia.
Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup
seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan
siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia.
5

pemulihan spiritual ia alami, ketika ia disembuhkan langsung menuju ke Bait


Allah (ay.14) dan bercakap dengan Yesus sambil menerima wejangan rohani
tentang hidup dalam pertobatan total kepada Allah (ay.14). Orang yang sakit
itu adalah pribadi yang amat menderita tetapi sekarang ia adalah pribadi
yang sangat bersukacita. Derita total telah pulih karena keprihatian total
dari Sang Maha Peduli.

DAFTAR PUSTAKA
Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 2006
Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Penerbit Gandum Mas,
1994), hlm. 1709
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayaysan Komunikasi Bina
Kasih, 2007
Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius Wahyu, Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2003
Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang,
Penerbit Gandum Mas, 2012

ONLINE SOURCE
https://id.wikipedia.org/wiki/Betesda
http://laisanurin.blogspot.co.id/2011/05/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.scholidays.com/berita-167-kolam-bethesda.html

Anda mungkin juga menyukai