Anda di halaman 1dari 46

Mengapa

Paskah?
Nicky
Gumbel
Ilustrasi oleh
Charlie
Mackesy

Edisi Tambahan
Mengapa
Paskah?
Edisi Paskah dari Mengapa Yesus?

Nicky
Gumbel
Ilustrasi Oleh
Charlie
Mackesy
Edisi Tambahan
Hak cipta © Nicky Gumbel 2008

Hak Nicky Gumbel untuk dikenal sebagai penulis dari karya ini telah
ditegaskan olehnya sesuai dengan Hak Cipta, Rancangan dan Undang-
Undang Paten 1988.

Pertama kali diterbitkan oleh Alpha International 2008.

Edisi tambahan ini diterbitkan tahun 2021.

Edisi tambahan dari terjemahan Mengapa Paskah, edisi pertama


diterbitkan dengan pengaturan dari Alpha Internasional. Edisi pertama
dalam Bahasa Indonesia: April 2022.

Semua hak cipta dilindungi undang-undang. Tidak ada bagian dari


panduan ini atau publikasi Alpha lainnya yang dapat direproduksi atau
ditrasmisikan dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa pun, baik
elektronik atau mekanis, termasuk fotokopi, perekaman, atau sistem
penyimpanan apa pun, tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta atau
secara tersurat. Agen resmi publikasi Alpha ditawarkan secara gratis, biaya
dibebaskan dengan syarat publikasi digunakan untuk menjalankan atau
mempromosikan Alpha dan tidak boleh dikenakan biaya ataupun biaya
lainnya. Materi ini tidak boleh dimodifikasi atau digunakan untuk tujuan
komersial apa pun tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta atau pihak
yang berwenang secara tegas.

Kutipan kitab suci diambil dari Alkitab, New International Version Anglicised.
Hak cipta © 1979, 1984, 2011 Biblica, sebelumnya disebut International
Bible Society. Digunakan atas izin dari Hodder & Stoughton Publishers,
perusahaan Hachette UK. Semua hak cipta dilindungi undang-undang.
‘NIV’ adalah simbol dari Biblica yang sudah terdaftar. Nomor pendaftaran
UK 1448790.

Diterbitkan oleh Alpha International,


HTB Brompton Road, London, SW7 1JA.

E-mail: internationalpublishing@alpha.org
Situs: alpha.org

Didistribusikan oleh Alpha Indonesia Distributor office in Jakarta,


SOHO Residence Jl. Letjen S. Parman No. Kav. 28, RT.3/RW.5,
Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11470,
lantai 17, unit 1701

Website: alpha.org/indonesia

Ilustrasi oleh Charlie Mackesy


Mengapa
Paskah?
Mengapa Paskah?
‘Jika Anda dapat bertemu dengan siapa saja dari masa lalu
dan bertanya sebuah pertanyaan, siapa yang ingin Anda
temui dan apa pertanyaan yang akan Anda tanyakan?’
Professor Joad, ketika ditanyakan hal ini, yang pada saat itu
adalah seorang Profesor Filsafat di Universitas London, dan
bukanlah seorang Kristen, menjawab: ‘Saya ingin bertemu
Yesus Kristus dan bertanya kepadanya pertanyaan yang
paling penting di dunia – “Apakah Engkau sungguh-sungguh
bangkit dari kematian?”
Paskah adalah tentang kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus. Jika Yesus Kristus memang telah bangkit dari kematian
pada Paskah yang pertama maka sampai hari ini Dia hidup
dan kita dapat mengenal-Nya.
Hubungan merupakan suatu hal yang menyenangkan. Hal
tersebut merupakan aspek terpenting dalam kehidupan kita
– hubungan kita dengan orang tua, dengan kekasih, dengan
suami atau istri, dengan anak-anak, dengan cucu, dengan
teman, dan sebagainya.

5
Hal pertama dan yang terutama dalam Kekristenan adalah
tentang hubungan daripada tentang peraturan. Kekristenan
adalah tentang Pribadi daripada tentang filosofi. Kekristenan
adalah tentang hubungan yang paling penting dari segalanya:
yaitu hubungan kita dengan Tuhan yang menciptakan kita. Yesus
berkata bahwa perintah yang pertama dan terutama adalah
mengasihi Tuhan. Perintah yang kedua adalah mengasihi sesama
kita. Jadi, kekristenan juga tentang hubungan kita dengan orang
lain.

Mengapa kita membutuhkan Yesus?


Anda dan saya telah diciptakan
untuk hidup dalam hubungan dengan
Tuhan. Sampai kita menemukan
hubungan tersebut kita akan selalu
merasa ada yang kurang dalam
hidup kita. Sebagai hasilnya,
kita sering merasakan adanya
kekosongan. Seorang penyanyi rock
menjelaskannya seperti berikut: ‘Saya
merasakan adanya kehampaan
jauh di dalam hati.’. Seorang wanita,
dalam suratnya kepada saya, menulis
‘kehampaan yang
sangat, sangat dalam’.
Wanita muda lain
berkata ‘ada bagian
yang hilang dari
jiwanya’.
Orang-orang
mencoba untuk
mengisi kekosongan ini
dengan berbagai cara.
Beberapa mencoba

6
mengisinya dengan uang, tetapi hal tersebut tidak membuat
mereka puas.
Aristotle Onassis, salah satu orang terkaya di dunia,
berkata di akhir hidupnya: ‘Uang atau harta jutaan tidak
membuat hidup seseorang berarti.’
Beberapa yang lain mencoba dengan obat-obatan
terlarang, konsumsi alkohol berlebihan atau seks bebas.
Seorang wanita berkata pada saya, ‘Semua hal tersebut
memberikan kepuasan yang instan tetapi kemudian
meninggalkanmu dengan perasaan kosong.’ Beberapa
orang lain mencoba dengan bekerja keras, musik, olahraga
atau mencari kesuksesan. Tidak ada yang salah dengan
yang dilakukan oleh mereka, tetapi semuanya tidak dapat
memuaskan kerinduan yang terdapat di dalam diri tiap
manusia.
Bahkan hubungan manusia yang paling dekat sekalipun,
meskipun terlihat sangat indah, tidak dapat memuaskan
‘kekosongan di hati’ mereka. Tidak ada yang dapat mengisi
kekosongan tersebut kecuali hubungan dengan Tuhan, yang
merupakan tujuan manusia diciptakan.
Berdasarkan Perjanjian Baru, alasan dari rasa kekosongan
ini adalah karena semua manusia telah menjauhkan diri dari
Tuhan.
Yesus berkata, ‘Akulah
roti hidup’ (Yohanes
6:35). Ia-lah satu-
satunya yang dapat
memuaskan kerinduan
terdalam kita karena
Dia-lah satu-satunya yang
memungkinkan hubungan
kita dengan Tuhan
dipulihkan.

7
a) Ia memuaskan kerinduan kita akan arti dan
tujuan hidup

Pada titik tertentu semua orang akan mempertanyakan, ‘Apa


yang saya lakukan di bumi ini?’ atau, ‘Apa artinya hidup?’
atau, ‘Adakah tujuan dari menjalani kehidupan?’ Seperti yang
pernah dikatakan oleh Albert Camus, ‘Manusia tidak dapat
hidup tanpa makna.’

Sampai kita hidup dalam hubungan dengan Tuhan kita tidak


akan pernah menemukan makna dan tujuan hidup yang
sesungguhnya. Banyak hal dapat memberikan kepuasan
sesaat namun itu tidak berlangsung lama. Hanya dalam
hubungan dengan Pencipta kita, maka kita akan menemukan
makna dan tujuan hidup yang sesungguhnya.

b) Ia memuaskan kerinduan kita akan hidup


setelah kematian

Sebelum saya menjadi seorang Kristen, saya tidak suka


pembahasan tentang kematian. Kematian saya sendiri
sepertinya masih jauh di masa depan. Saya tidak tahu apa
yang akan terjadi dan saya tidak mau memikirkannya.
Saya gagal untuk menghadapi kenyataan. Kenyataannya
8
semua manusia akan mati. Namun Tuhan telah ‘memberikan
kekekalan dalam hati manusia’ (Pengkhotbah 3:11).
Kebanyakan orang tidak ingin mati. Kita berharap bisa jauh
dari kematian. Hanya di dalam Yesus Kristus kita mendapatkan
hidup yang kekal. Karena hubungan kita dengan Tuhan, yang
akan dimulai sekarang, melampaui kematian dan berlanjut
dalam kekekalan.

c) Ia memuaskan kerinduan kita akan


pengampunan
Jika kita jujur, kita harus mengakui bahwa kita pernah
melakukan banyak hal yang kita sadari bahwa hal-hal itu
salah. Terkadang kita melakukan hal-hal yang membuat kita
sangat malu. Lebih dari itu, ada keegoisan di dalam diri yang
membuat kita terus memanjakan diri sendiri. Yesus berfirman,
‘Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang “menajiskannya”,
sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran
jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari
dalam dan “menajiskan” orang’ (Markus 7:20-23).
Kebutuhan kita yang paling
besar, kenyataannya, adalah
pengampunan. Sama seperti
seseorang yang memiliki penyakit
kanker membutuhkan dokter
terlepas mereka menyadarinya
atau tidak, maka kita membutuhkan
pengampunan terlepas kita
menyadarinya atau tidak. Sama
seperti kanker, mereka yang
menyadari kebutuhannya jauh lebih
baik daripada mereka yang terbuai
dengan rasa aman palsu.
9
Melalui kematian-Nya di kayu salib Yesus memungkinkan
kita untuk diampuni dan kembali menjalin hubungan dengan
Tuhan. Melalui cara ini Ia telah memberikan jawaban pada
kebutuhan terdalam kita.

Mengapa menghiraukan Yesus?


Mengapa kita peduli tentang Kekristenan? Jawaban
termudahnya adalah karena itu semua kebenaran. Jika
Kekristenan tidak benar, maka kita telah membuang-buang
waktu. Tetapi jika benar, maka itu merupakan bagian yang
terpenting untuk setiap manusia.

Bagaimana kita mengetahui kebenarannya?


Kita dapat menguji klaim dari Kekristenan karena itu
merupakan iman kepercayaan yang ada sejarahnya. Hal itu
berdasarkan kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus. Iman percaya kita berdasarkan bukti sejarah yang jelas

Siapakah Yesus?

Yesus adalah pribadi yang paling luar biasa yang pernah


hidup. Ia merupakan pusat dari peradaban kita. Bagaimana
pun juga, kita menyebutkan ‘sebelum Masehi’ pada kejadian
sebelum kelahiran-Nya dan ‘setelah Masehi’ pada kejadian
setelah kelahiran-Nya.
Yesus adalah Anak Allah baik dulu maupun sekarang.

10
Beberapa orang berpikir Ia hanyalah seorang ‘guru agama
yang baik’. Namun, anggapan tersebut tidaklah sesuai
dengan fakta-fakta yang ada.

a) Pernyataan-Nya

Yesus menyatakan dirinya sebagai Anak Allah yang unik –


memiliki kedudukan yang setara dengan Allah. Ia memiliki
wewenang untuk mengampuni dosa. Ia berkata bahwa suatu
hari Ia akan menghakimi dunia dan yang terpenting saat itu
adalah bagaimana kita meresponi-Nya dalam kehidupan kita.

C. S. Lewis menunjukkan: ‘Seorang manusia yang hanyalah


manusia dan berkata hal-hal seperti yang Yesus katakan
bukanlah seorang guru moral yang hebat.’ Entah orang
tersebut terganggu pikirannya atau tidak ia adalah ‘Iblis dari
Neraka’. ‘Anda harus menentukan pilihan,’ tulisnya. Entah Yesus
itu, baik dulu maupun sekarang, adalah Anak Allah atau orang
yang terganggu pikirannya atau iblis tetapi,’ lanjut C.S.Lewis,
‘marilah kita tidak menduga-duga segala hal yang tidak
masuk akal tentang kehadirannya sebagai guru manusia yang
agung. Ia belum membiarkan hal itu terbuka untuk kita. Ia tidak
pernah bermaksud untuk mengungkapkannya.’1

b) Karakter-Nya

Banyak orang yang bukan penganut agama Kristen


memandang Yesus sebagai contoh tertinggi dari pribadi yang
tidak mementingkan diri sendiri. Dostoevsky, seorang Kristen,
berkata, ‘Saya percaya tidak ada seorangpun yang lebih
indah, lebih dalam, penuh belas kasihan dan lebih sempurna
daripada Yesus. Saya berkata pada diri saya sendiri, dengan
rasa cemburu, bahwa bukan hanya tidak ada yang seperti Dia
tetapi tidak ada yang bisa seperti Dia.’

11
Sepanjang yang menyangkut pengajaran-Nya, sepertinya
ada kesepakatan umum bahwa pengajaran-Nya adalah
hal yang paling suci dan terbaik yang pernah diucapkan
manusia.

Bagi C. S. Lewis tampaknya jelas bahwa Ia bukanlah


seorang yang terganggu pikirannya atau iblis dan karenanya
ia menyimpulkan, ‘walaupun terlihat aneh atau menakutkan
atau tidak biasa, saya harus menerima pandangan bahwa
Dia adalah Allah baik dulu dan sekarang.’2

c) Penaklukan-Nya atas kematian


Bukti dari kebangkitan secara fisik memang sangatlah kuat.
Ketika murid-murid pergi ke kubur pada hari Paskah yang
pertama mereka menemukan kain kafan tergeletak dan tubuh
Yesus tidak ada.
Dalam enam minggu berikutnya Ia telah dilihat oleh lebih
dari 500 orang. Kehidupan murid-murid telah diubahkan dan
Gereja Kristen telah lahir, yang kemudian berkembang dalam
kecepatan yang dinamis.

12
Seorang mantan Hakim Agung Inggris, Lord Darling,
berpendapat tentang kebangkitan: ‘Untuk mendukungnya
sebagai kebenaran yang hidup, terdapat begitu banyak bukti,
positif dan negatif, faktual dan tidak langsung, hingga tidak
ada juri cerdas di dunia yang gagal untuk membuat keputusan
bahwa kisah kebangkitan adalah nyata.’ Satu-satunya
penjelasan yang memuaskan dari fakta-fakta tersebut adalah
Yesus memang bangkit dari kematian dan telah dipastikan
bahwa ia adalah Anak Allah, baik dulu maupun sekarang.

Mengapa Ia datang?
Yesus adalah satu-satunya manusia yang memilih untuk
dilahirkan dan Ia adalah satu dari sedikit orang yang memilih
untuk mati. Ia berkata bahwa alasan kedatangan-Nya adalah
mati untuk kita. Ia datang ‘untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang’ (Markus 10:45).
Hal yang kita ketahui tentang penyaliban adalah salah satu
bentuk hukuman yang paling kejam. Cicero menjelaskannya
sebagai ‘penyiksaan yang paling kejam dan mengerikan’.
Yesus telah dicambuk dengan cambuk yang menggunakan
lembaran kulit dengan pemberat besi dan tulang pada
bagian ujungnya. Menurut Eusebius, sejarawan pada abad ke
tiga, ‘Pembuluh darahnya akan terlihat, dan juga urat-uratnya,
otot dan isi perut korbannya akan terbuka’.
Yesus kemudian dipaksa untuk membawa kayu salib setinggi
enam kaki sampai Ia terjatuh. Ketika Ia tiba di lokasi hukuman,
paku berukuran enam inci ditancapkan ke pergelangan
tangan dan kaki-Nya agar terpaku pada salib. Ia dibiarkan
tergantung selama berjam-jam dalam rasa sakit yang
menyiksa.
Namun, Perjanjian Baru menjelaskan bahwa ada hal yang
lebih buruk bagi Yesus daripada sakit fisik dan emosional; yaitu
penderitaan rohani yang mendalam karena terpisah dari
Tuhan saat Ia menanggung semua dosa kita.
13
Mengapa Ia mati?
Yesus berkata Ia mati
‘untuk’ kita. Kata ‘untuk’
berarti ‘sebagai ganti’.
Ia melakukannya karena
kasih-Nya kepada kita
dan tidak ingin kita
menerima hukuman
sebagai akibat dari
segala dosa yang
telah kita lakukan. Pada
saat di kayu salib Ia berkata, ‘Aku sendiri akan menanggung
segalanya.’ Ia melakukannya untuk Anda dan ia juga
melakukannya untuk saya. Jika Anda atau saya adalah satu-
satunya manusia di dunia ini Ia tetap akan melakukannya untuk
kita. Rasul Paulus menuliskan ‘Anak Allah yang telah mengasihi
aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku’ (Galatia 2:20). Itu
semua karena kasih-Nya kepada kita maka Ia memberikan
nyawaNya sebagai tebusan.

Kata ‘tebusan’ muncul dari pasar perbudakan. Seorang


yang baik bisa saja membeli budak dan membebaskannya –
tetapi pertama-tama harga tebusan harus dibayar. Yesus telah
membayar, dengan darah-Nya di kayu salib, harga tebusan
untuk membebaskan kita

Bebas dari apa?


a) Bebas dari dosa

Entah kita merasa diri kita berdosa atau tidak, kita semua
berdosa di hadapan Tuhan karena berulang kali kita melanggar
perintah-Nya dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Sama
seperti Ketika seseorang melakukan kejahatan ada hukuman

14
yang harus dijalani, dengan cara yang sama ada hukuman karena
melanggar perintah Allah. ‘Sebab upah dosa adalah maut’ (Roma
6:23).

Akibat dari kesalahan kita adalah kematian secara rohani –


hubungan terputus dari Tuhan selamanya. Kita semua pantas
menderita hukuman itu. Tetapi Yesus menggantikan kita untuk
menerima hukuman di kayu salib agar kita dapat sungguh-sungguh
diampuni dan dosa-dosa kita dihapuskan.

b) Bebas dari kecanduan

Yesus berkata ‘sesungguhnya setiap orang yang berbuat


dosa, adalah hamba dosa’ (Yohanes 8:34). Yesus mati untuk
membebaskan kita dari perbudakan. Kuasa dari kecanduan telah
dihancurkan di kayu salib. Walaupun kita masih sering terjerumus
beberapa kali, kuasa dari kecanduan itu telah hancur saat Yesus
membebaskan kita. Itulah sebabnya Yesus juga berkata ‘Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar
merdeka’ (Yohanes 8:36).

c) Bebas dari ketakutan

Yesus datang ‘supaya oleh


kematian-Nya Ia memusnahkan
dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas
maut; dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka
yang seumur hidupnya berada
dalam perhambaan oleh karena
takutnya kepada maut’ (Ibrani
2:14-15).
Kita tidak perlu lagi takut akan
maut. Kematian bukanlah akhir

15
bagi orang-orang yang telah dibebaskan oleh Yesus. Justru
kematian merupakan pintu masuk menuju surga, dimana kita
akan bebas dari kehadiran dosa. Saat Yesus membebaskan
kita dari rasa takut akan maut, Ia juga membebaskan kita dari
segala rasa takut lainnya.

Untuk apa kebebasan yang diberikan?


Yesus tidak lagi hadir secara fisik di bumi tetapi Ia tidak pernah
meninggalkan kita sendirian. Ia telah mengutus Roh Kudus
untuk bersama kita. Ketika Roh-Nya ada di dalam kita, Ia
memberikan kita kebebasan yang baru.

a) Kebebasan untuk mengenal Tuhan


Segala dosa yang telah kita lakukan menjadi penghalang
antara kita dan Tuhan: ‘tetapi yang merupakan pemisah
antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu’
(Yesaya 59:2). Ketika Yesus mati di kayu salib Ia telah
menghilangkan penghalang antara kita dan Tuhan.
Akibatnya Ia memungkinkan kita untuk menjalin hubungan
dengan Pencipta kita. Kita menjadi anak-anak-Nya.
Roh Kudus meyakinkan kita akan hubungan ini dan Ia
menolong kita untuk mengenal Tuhan lebih baik lagi. Roh
Kudus menolong kita untuk berdoa dan untuk memahami
firman Tuhan (Alkitab).

b) Kebebasan untuk
mengasihi
‘Kita mengasihi, karena Allah
lebih dahulu mengasihi kita’
(1 Yohanes 4:19). Saat kita
melihat kayu salib maka kita
akan memahami kasih Tuhan
untuk kita. Ketika Roh Kudus
tinggal di dalam diri kita maka
kita akan merasakan kasih

16
itu. Saat itu terjadi dalam kita, maka kita akan menerima
kasih yang baru untuk Tuhan dan juga untuk sesama kita.
Kita dibebaskan untuk menjalani kehidupan penuh kasih –
kehidupan yang berpusat pada mengasihi dan melayani
Yesus serta mengasihi dan melayani sesama kita daripada
kehidupan yang berpusat pada diri sendiri.

c) Kebebasan untuk
berubah
Terkadang orang-orang berkata,
‘Kamu sudah terbentuk seperti
ini adanya. Kamu tidak akan bisa
berubah.’ Kabar baiknya adalah
dengan pertolongan Roh kudus
kita dapat berubah. Roh Kudus
memberikan kita kebebasan
untuk menjalani kehidupan yang
selalu kita inginkan. Rasul Paulus
mengatakan kepada kita bahwa
buah Roh adalah ‘kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri’ (Galatia 5:22-23). Pada
saat kita meminta Roh Kudus untuk hadir dan diam di dalam
kita, karakteristik yang menakjubkan akan mulai bertumbuh di
dalam kehidupan kita.

Mengapa tidak?
Di dalam Yesus Kristus, Tuhan memberikan kita pengampunan,
kebebasan dan Roh-Nya hidup di dalam kita. Semua itu
adalah anugerah dari Tuhan. Ketika seseorang hendak
memberikan kita hadiah, maka kita memiliki pilihan. Kita bisa
saja menerimanya, membukanya dan menikmatinya. Atau
kita bisa berkata, ‘Tidak, terima kasih.’ Sayangnya, banyak
orang memberikan alasan untuk tidak menerima anugerah
yang ditawarkan oleh Tuhan.

17
Inilah beberapa alasannya:

a) ‘Saya tidak membutuhkan Tuhan’


Pada saat seseorang berkata seperti ini, maksudnya adalah
mereka sudah cukup bahagia tanpa kehadiran Tuhan.
Namun, mereka gagal menyadari bahwa kebutuhan terbesar
kita bukanlah ‘kebahagiaan’ tetapi ‘pengampunan’. Hanya
orang sombong yang dapat mengatakan bahwa mereka
tidak membutuhkan pengampunan.
Kita semua membutuhkan pengampunan. Tanpa
pengampunan kita berada dalam masalah yang serius. Tuhan
bukanlah sekedar Bapa kita yang penuh kasih; Ia juga adalah
hakim yang adil.
Kita dapat memilih untuk menerima yang telah dilakukan
Yesus di kayu salib, atau suatu hari kita sendiri yang akan
membayar hukuman yang adil atas
kesalahan-kesalahan yang kita perbuat.

b) ‘Terlalu banyak yang harus


dikorbankan’
Terkadang, Tuhan menunjukkan kepada
kita hal-hal yang kita sadari adalah
sebuah kesalahan dalam hidup kita dan
kita harus melepaskannya jika kita ingin
menikmati hubungan kita dengan Tuhan
melalui Yesus.

18
Tetapi ada yang harus kita ingat:
• Tuhan mengasihi kita. Ia hanya meminta kita untuk
meninggalkan hal-hal yang dapat merugikan kita.
Jika saya melihat beberapa anak kecil yang bermain
dengan pisau tentu saya akan meminta mereka untuk
menghentikannya, bukan karena saya ingin merusak
kesenangan mereka tetapi karena saya tidak ingin mereka
terluka.
• Apa yang perlu kita korbankan tidak sebanding dengan
apa yang kita terima. Harga untuk tidak menjadi seorang
Kristen jauh lebih besar daripada harga untuk menjadi
seorang Kristen.
• Apa yang perlu kita korbankan tidaklah sebanding
dengan apa yang telah Yesus korbankan saat Ia mati
untuk kita di kayu salib.

19
c) ‘Pasti ada jebakan’
Tentu dapat dimaklumi, seringkali orang-
orang sulit menerima bahwa masih ada
hal yang gratis di dalam kehidupan
ini. Mereka berpikir bahwa ini semua
terdengar terlalu mudah dan pasti ada
jebakan di dalamnya. Namun, hal yang
mereka lupa sadari adalah walaupun
ini gratis untuk kita, tidaklah gratis untuk
Yesus. Ia telah membayar dengan
darah-Nya. Mudah untuk kita, tetapi
tidak untuk Dia.

d) ‘Saya tidak pantas’

Tidak ada satu pun dari kita yang pantas.


Tidak ada seorangpun yang dapat
membuat dirinya menjadi pantas di hadapan Tuhan. Tetapi
itulah alasan kedatangan Yesus. Dia memungkinkan Tuhan
untuk menerima kita apa adanya, apa pun yang telah kita
perbuat dan seberapa banyak kekacauan yang telah kita
buat dalam kehidupan kita.

e) ‘Saya tidak akan pernah bisa mengikuti’


Memang benar saat kita berpikir bahwa kita tidak akan pernah
bisa mengikuti perintah-Nya. Kita tidak dapat melakukannya
sendiri, tetapi dengan Roh Kudus, yang tinggal di dalam kita,
memberikan kita kuasa dan kekuatan untuk hidup sebagai
orang Kristen.

f) ‘Saya akan melakukannya nanti saja’


Mungkin inilah alasan yang paling umum diungkapkan.
Terkadang orang-orang berkata, ‘Saya tahu hal itu benar tapi
saya belum siap.’ Mereka menundanya. Semakin lama kita

20
menunda akan semakin sulit untuk kita dan semakin banyak
hal yang kita lewatkan. Kita tidak pernah tahu kapan lagi kita
akan mendapatkan kesempatan itu. Bicara dari pengalaman
diri sendiri, penyesalan saya hanyalah karena saya tidak
menerima anugerah itu lebih cepat.

Apa yang harus kita lakukan?


Tertulis dengan jelas di kitab Perjanjian Baru bahwa kita
harus melakukan sesuatu untuk menerima anugerah yang
ditawarkan oleh Tuhan. Dibutuhkan tindakan iman. Yohanes
memuliskan bahwa ‘karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal’ (Yohanes 3:16).
Percaya melibatkan tindakan iman, berdasarkan segala
hal yang kita ketahui tentang Yesus. Bukan sekedar percaya
tanpa bukti. Kita memberikan kepercayaan kepada seorang
Pribadi. Hal ini seperti langkah iman yang dilakukan oleh
pasangan pengantin yang berkata ‘Ya, saya bersedia’ pada
hari pernikahan mereka.
Banyak ragam cara yang dilakukan orang untuk mengambil
langkah iman ini, tetapi saya ingin menjelaskan satu cara yang
dapat Anda lakukan saat ini juga untuk memiliki iman percaya.
Cara tersebut dapat dirangkum menjadi tiga kata sederhana:

a) ‘Maaf’
Anda harus memohon pengampunan kepada Tuhan untuk
segala kesalahan yang telah Anda perbuat dan meninggalkan
semua perilaku buruk dalam kehidupan Anda. Inilah yang
Alkitab sebut sebagai ‘pertobatan’.

21
b) ‘Terima kasih’’
Kita percaya bahwa Yesus mati di kayu salib untuk kita.
Anda perlu berterima kasih pada-Nya karena telah mati
untuk Anda dan memberikan secara cuma-cuma anugerah
pengampunan, kebebasan dan Roh Kudus-Nya.

c) ‘Tolong
Tuhan tidak pernah memaksakan kehendak-Nya kepada kita.
Anda perlu menerima anugerahNya dan mengundangNya
untuk hadir dan hidup di dalam Anda melalui Roh-Nya.
Jika Anda ingin memiliki hubungan dengan Tuhan dan
Anda siap untuk mengucapkan tiga hal tersebut, maka inilah
doa sederhana yang dapat Anda ucapkan dan akan menjadi
langkah awal untuk memulai hubungan tersebut.

22
Tuhan Yesus Kristus,

Ampuni saya atas segala dosa yang telah saya


perbuat dalam hidup saya (ambilah waktu untuk
memohon pengampunan-Nya atas dosa-dosa
spesifik yang terlintas dalam pikiran Anda). Tolong
ampuni saya. Sekarang saya akan meninggalkan
segala dosa saya.

Terima kasih atas pengorbanan-Mu di atas kayu


salib untuk saya sehingga saya mendapatkan
pengampunan dan kebebasan.

Terima kasih atas pengampunan yang Kau berikan


dan hadiah Roh Kudus. Sekarang saya terima
anugerah itu.

Hadirlah dalam kehidupan saya melalui Roh Kudus-


Mu bersama selamanya.

Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.

Apa yang harus dilakukan sekarang?


1. Sampaikan kepada orang lain
Sangatlah penting untuk
menyampaikannya kepada orang lain
untuk memastikan keputusan yang
telah Anda ambil. Seringkali saat Anda
menyampaikan hal tersebut kepada
orang lain barulah hal itu menjadi
sesuatu yang nyata bagi Anda. Akan
lebih baik jika Anda menyampaikannya
kepada seseorang yang Anda pikir
akan ikut bahagia mendengar kabar ini.

23
2. Baca Alkitab
Setelah kita menerima Yesus dan percaya kepada-Nya, maka
kita telah menjadi anak-anak Tuhan. Ia adalah Bapa kita di
surga. Sama seperti kebanyakan ayah pada umumnya, Ia
ingin memiliki hubungan yang dekat dengan kita. Kita dapat
mengembangkan hubungan ini dengan mendengarkan
perkataan-Nya (terutama melalui Alkitab) dan dengan
berbicara dengan-Nya melalui doa. Alkitab berisikan perkataan
Tuhan dan Anda akan terbantu dengan mulai membaca
beberapa ayat dari kitab Yohanes setiap hari. Mintalah Tuhan
untuk berfirman pada Anda selama Anda membaca.

3. Mulailah berbicara pada Tuhan setiap hari


(melalui doa)
Saya merasa hal-hal di bawah dapat membantu:

A – Adoration (Penyembahan)
Memuji Tuhan atas Pribadi-Nya dan hal-hal yang telah
diperbuat-Nya.

C – Confession (Pengakuan)
Mintalah pengampunan dari Tuhan atas segala kesalahan
yang telah kita perbuat.

T – Thanksgiving (Bersyukur)
Bersyukurlah kepada Tuhan atas kesehatan, keluarga,
teman-teman dan lainnya.

S – Supplication (Permohonan)
Memohon melalui doa untuk diri kita sendiri, untuk teman-
teman kita dan untuk sesama.

24
4. Bergabung dengan gereja
Sangatlah penting untuk menjadi bagian dari gereja
Kristen yang berkumpul untuk menyembah Tuhan, untuk
mendengarkan apa yang Tuhan Firmankan, untuk saling
mendukung satu sama lain dan menjalin pertemanan. Gereja
seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan!

Pertama kali saya berdoa seperti yang tertulis di halaman


23 pada tanggal 16 Februari 1974. Doa itu telah merubah hidup
saya. Itu adalah hal terbaik dan paling penting yang pernah
saya lakukan. Saya percaya hal yang sama juga akan terjadi
pada Anda.

25
Bacaan lanjutan:
Questions of Life (Pertanyaan dalam Kehidupan) oleh Nicky
Gumbel, yang membahas lebih dalam tentang Yesus dan
kaitannya dalam kehidupan kita di masa kini.

Pendalaman
Alkitab dalam Satu Tahun (Bible in One Year) merupakan sumber
bacaan Alkitab harian yang bisa dapatkan secara gratis dengan
renungan dari Nicky dan Pippa Gumbel. Setiap hari akan ada
bacaan dari Perjanjian Lama, Mazmur atau Amsal dan bacaan
dari Perjanjian Baru, sehingga dalam satu tahun, Anda akan
membaca keseluruhan Alkitab.
Aplikasi ini dimaksudkan untuk dibaca atau didengarkan ber-
sama dengan Alkitab untuk memberikan pemahaman baru dari
bacaan tersebut, serta bisa diunduh secara gratis melalui aplikasi
Bible in One Year di IoS atau Android.
Halaman berikutnya adalah kutipan-kutipan pilihan dari Alkitab
dalam Satu Tahun untuk tema Paskah.

bibleinoneyear.org

26
KUTIPAN DARI BIBLE IN ONE YEAR
HARI KE 69
Disalibkan
Pada masa perbudakan di Amerika Serikat, para budak di
daerah selatan hidup dalam kondisi yang sangat kejam.
Mereka menggubah beberapa lagu yang sangat dalam
dengan melodi sedih, kaya dengan emosi. Semua ‘nyanyian
rohani’ itu merupakan lagu akan pengharapan dan antisipasi.
Lagu-lagu itu merupakan tangisan jiwa dari para budak yang
merindukan kebebasan.
Mereka menerima Yesus sebagai Juru Selamat dan Tuhan
mereka, dan di tengah segala penderitaan yang hampir tak
tertahankan, mereka mengalami anugerah, kedamaian dan
harapan untuk masa depan dari Tuhan. Dari hubungan inilah
mereka dapat menyanyikan lagu:

Were you there when they crucified my Lord?


Apakah engkau disana ketika mereka
menyalibkan Tuhanku?

Pada bacaan Perjanjian Baru hari ini, kita dapat melihat


latar belakang pengakuan yang luar biasa dari Perjanjian Baru
bahwa yang ‘mereka salibkan’ kenyataannya adalah Tuhan
ku. Allah digambarkan sebagai ‘Tuhan’ di dalam Perjanjian
Lama .
Kata ‘Tuhan’ dalam Bahasa Ibrani adalah (YHWH) tidak
memiliki huruf vokal dan tidak dapat disuarakan. Kata tersebut
dianggap sangat sakral untuk diucapkan. Oleh karena alasan
itu, saat huruf vokal ditambahkan dalam kata asli Bahasa
Ibrani hal yang sama tidak dapat dilakukan pada ‘namaNya’
(YHWH). Telah terjadi banyak perdebatan di masa modern
ini tentang bagaimana penggunaan huruf vokal yang
seharusnya – dulunya banyak yang berpikir bahwa seharusnya

27
disebut sebagai ‘Jehovah’, tetapi para cendekiawan kini
berpendapat ‘Yahweh’ adalah sebutan yang lebih tepat.
Dalam terjemahan Bahasa Yunani dari Perjanjian Lama,
dalam Septuaginta, nama sakral ini (YHWH) diterjemahkan
sebagai Kyrios (Tuan). Kata tersebut memang sangat berbeda
dari yang lainnya, oleh karena itu, para penulis kitab Perjanjian
Baru (yang merupakan orang Yahudi monoteis) membuat
dasar afirmasi Kristiani yang mengatakan bahwa ‘Yesus
adalah Tuhan’ (Kyrios) (Roma 10:9; 2 Korintus 4:5; Kisah Para
Rasul 2:36) dan Tuhan kita itulah yang telah disalibkan bagi
kita.

BACA AN DARI MA ZMUR

Mazmur 31:19-24
Kasihilah Tuhan
Daud berseru. ‘Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-
Nya!’ (ayat 24a TB). Mengasihi Tuhan merupakan perintah
pertama dari Hukum Allah. Ini merupakan bentuk hubungan
timbal balik dari kasih. Kita mengasihi karena Ia terlebih dulu
mengasihi kita (1 Yohanes 4:19). Kasih dari kita adalah balasan
untuk Kasih dari-Nya.
Daud menuliskan, ‘Terpujilah Tuhan, sebab kasih setia-Nya
ditunjukkan-Nya kepadaku’ (Mazmur 31:22a TB). Renungkan
seberapa besar kasih Tuhan kepadamu. ‘Alangkah limpahnya
kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut
akan Engkau’ (ayat 20 TB).
Ia menyembunyikan Anda di ‘dalam naungan wajah-(Nya)’
(ayat 21a TB), Ia melindungi Anda di dalam pondok-Nya (ayat
21b TB). Ia melindungi Anda dari ‘perbantahan lidah’ (ayat 21b
TB). Ia mendengarkan ‘suara permohonan’ Anda Ketika Anda
‘berteriak minta tolong’ (ayat 23b TB). ‘Tuhan menjaga orang-
orang yang setiawan’ (ayat 24 TB). Oleh karena itu, Anda dapat

28
‘menguatkan dan meneguhkan hati’ (ayat 25a TB), terutama
pada masa-masa sulit. ‘Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu,
hai semua orang yang berharap kepada Tuhan!’ (ayat 25 TB)..

Doa
Tuhan, Aku memuji-Mu atas kasih-Mu yang ajaib. Terima kasih
karena Engkau telah mendengarkan teriakan permohonanku
saat aku membutuhkan pertolongan-Mu. Tuhan, tolong…

BACA AN PERJANJIAN BARU

Markus 15:1-32
Yesus adalah Tuhan
‘Were you there when they crucified my Lord?’ Apakah engkau
disana ketika mereka menyalibkan Tuhanku? Saya merasa hati
saya tersayat membaca penjelasan tentang perlakuan keji,
siksaan dan penyaliban Yesus. Mereka menyalibkan milik saya.
Yesus adalah:

1. Raja Saya
Yesus menerima sebutan sebagai ‘raja orang Yahudi’ (Markus
15:2). Para tentara menggunakan sebutan itu sebagai
penghinaan (ayat 18) dan itulah nama yang tertulis di kayu
salib sebagai alasan penghukuman-Nya (ayat 26). Walau
begitu, Yesus merupakan penggenapan dari kerinduan
bangsa Israel dan dari banyak janji atas keturunan raja Daud
(lihat Yesaya pasal 9 dan 11). Ia adalah raja yang berbeda
Ia diserahkan kepada Pilatus karena rasa iri (‘dengki’),
(Markus 15:10 TB) oleh para imam. Berhati-hatilah terhadap
rasa iri. Hal itu terkadang dapat dikategorikan sebagai ‘dosa
agamawi’.

29
Yesus mengalami penghinaan dan tuduhan palsu. Jika
Anda difitnah atau diolok-olok maka bersyukurlah Tuhan
mengijinkan Anda, dengan cara yang kecil, masuk ke
dalam penderitaan Yesus dan berdoalah agar Tuhan dapat
menolong Anda merespon seperti yang telah dilakukan-Nya –
dengan kasih dan pengampunan.

2. Mesias Saya
Sangatlah ironis bahwa para imam pemuka agama mengolok-
olok Dia dan menyebut-Nya sebagai ‘Mesias’ (ayat 31-32),
karena memang itulah Dia dulu dan sekarang. Sebutan ‘Christ’
dalam Bahasa Inggris berasal dari Christos dalam Bahasa
Yunani, yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Ibrani adalah
Mashiah atau Mesias. Baik dalam Bahasa Yunani dan Bahasa
Ibrani keduanya memiliki arti ‘yang diurapi’. Kita telah melihat
Yesus sebagai Imam besar dari Allah yang diurapi. Disini kita
melihatnya sebagai Raja yang diurapi.

3. Penyelamat Saya
Kembali kita melihat hal ironis yang luar biasa dari olok-olokan
yang diucapkan orang-orang yang lewat, ‘turunlah dari salib
itu dan selamatkan diri-Mu!’ (ayat 30), dan imam-imam kepala
bersama ahli Taurat, ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya
sendiri tidak dapat Ia selamatkan!’ (ayat 31). Hal ini sangatlah
tepat – untuk menjadi Sang Juru Selamat dunia Ia tidak dapat
menyelamatkan diri-Nya sendiri. Ia harus melalui penderitaan
penyaliban untuk dapat menyelamatkan Anda dan saya.
Peristiwa Barabas memberikan kita gambaran apa yang
telah Yesus lakukan sebagai Juru Selamat dunia. Barabas,
sama seperti saya, telah berdosa dan layak mendapatkan
hukuman. Saat itu Barabas ‘sedang dipenjarakan bersama
beberapa orang pemberontak lainnya yang telah melakukan
pembunuhan dalam pemberontakan’ (ayat 7). Pada sisi lain,

30
Yesus sama sekali tidak berdosa. Seperti yang dikatakan oleh
Pilatus, ‘Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?’
(ayat 14). Namun Barabas tetap ‘dilepaskan’ dan dibebaskan,
sementara Yesus ‘diserahkannya untuk disalibkan’ (ayat 15).
Seseorang yang tidak bersalah harus menghadapi hukuman
mati agar saya, yang berdosa, dapat dibebaskan. Kita
mungkin bukan seorang pembunuh seperti Barabas, tetapi
kita semua membutuhkan pertolongan dari Sang Juru Selamat
dunia.

4. Tuhan Saya
Pada bacaan kemarin kita telah melihat bagaimana Yesus
ditanyai oleh Imam Besar, ‘Apakah Engkau Mesias, Anak dari
Yang Terpuji?’ Ia menjawab, ‘Akulah Dia’ (14:61-62). Respon
dari Imam Besar tersebut adalah untuk menuduh Yesus atas
penistaan – karena telah mengakui dirinya sebagai Allah.
Mengapa begitu? Ketika Allah mengungkapkan nama-
Nya adalah YHWH kepada Musa (Keluaran 3:14-15), Ia juga
menjelaskan makna-Nya. Sebutan itu berasal dari ungkapan
Bahasa Ibrani ‘Aku adalah Aku’ atau hanya ‘Aku Tuhan’.
Respon dari Imam Besar terhadap jawaban Yesus memberi
kesan bahwa Yesus menyatakan diri-Nya sebagai YHWH
(Tuhan).

Kebenaran yang menakjubkan ini adalah latar belakang di


balik seruan jiwa yang luar biasa dari Rasul Paulus dalam Filipi
2:5-11 (yang kemudian menjadi dasar terciptanya doa berikut
ini).

Doa
Tuhan, tolong saya agar saya mampu bersikap seperti Yesus,
yang merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati. Terima
kasih karena Engkau memuliakan Dia di tempat yang maha
tinggi dan memberikan-Nya nama di atas segala nama,

31
sehingga di dalam nama Yesus semua lutut bertelut yang di
surga dan di bumi dan di bawah bumi serta semua lidah akan
mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

BACA AN PERJANJIAN L AMA

Imamat 21:1-22:33
Menyembah Tuhan
Terdapat penekanan yang hebat dalam bacaan pada kata
‘nama Tuhan yang kudus’ (22:2). Pada pasal 22 Tuhan berfirman
kepada umat-Nya ‘Akulah Tuhan’ sebanyak sembilan kali (ayat
2-3, 8-9, 16, 30-33). Mengapa Tuhan menekankan nama-Nya
dalam ayat-ayat tersebut?
Nama merupakan hal yang sangat penting pada jaman
dahulu. Orang-orang meyakini bahwa sebuah nama dapat
menjelaskan hal penting dari individu yang dibicarakan. Seperti
yang telah kita lihat, nama Tuhan pun tidak terkecuali. Nama
YHWH mendeklarasikan keunikan dan keagungan Tuhan.
Nama Tuhan juga mengingatkan umat-Nya tentang
hubungan unik-Nya dengan mereka. Nama itulah yang telah
diungkapkan kepada Musa sebagai tanda dari janji penyertaan
Tuhan kepada umat-Nya (Keluaran 3).
Setiap kali Tuhan mendeklarasikan ‘Akulah Tuhan’
mengingatkan kita akan keagungan-Nya dan hubungan antara
kita dengan Dia. Tiap hukum yang terdapat di dalam pasal ini
tercipta dan dirancang dengan mengacu pada kebenaran ini.
Tema dari Imamat 21 adalah tentang kekudusan Tuhan dan
perlunya para imam agar umat-Nya dapat mendekati Tuhan.
Pada Perjanjian Baru kita melihat Yesus adalah Imam Besar yang
Agung dan hanya melalui Dia kita dapat mendekati Tuhan. Yesus
adalah:

32
1. Sepenuhnya Kudus
Imam Besar menjadi kudus melalui prosesi (21:11b). Sementara
Yesus sepenuhnya kudus. Yesus adalah ‘tanpa noda, yang
terpisah dari orang-orang berdosa’ (Ibrani 7: 26 TB).

2. Berdedikasi kepada Tuhan


Imam Besar haruslah didedikasikan kepada Tuhan (Imamat
21:12), sama seperti Yesus (Lukas 2:22).

3. Yang diurapi
Imam Besar haruslah diurapi dengan minyak (Imamat 21:12)
sebagai simbol dari Roh Kudus. Yesus telah diurapi oleh Roh
Kudus saat pembaptisan-Nya. Dia-lah yang diurapi: sang
Kristus.
Jika kita diingatkan pentingnya imam yang sempurna di
pasal 21, maka kita juga diingatkan pentingnya persembahan
korban yang sempurna di pasal 22. Persembahan korban
tersebut haruslah ‘tidak bercela’ (22:19, 21). Yesus merupakan
seorang imam sekaligus persembahan korban yang
sempurna.
Ambilah tiga bacaan ini bersama-sama dan renungkanlah
rintihan jiwa yang luar biasa: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan’
(Filipi 2:11) dan kasih-Nya yang luar biasa bagi kita ditunjukkan
melalui pengorbanan-Nya di kayu salib menggantikan kita,
dan respon yang seharusnya kita berikan adalah ‘mengasihi
Tuhan’ (TB Mazmur 31:24a).

Doa
Tuhan, saya ingin menyembah-Mu. Karena Engkau-lah yang
menguduskanku. Engkau-lah yang telah menyelamatkanku
dari tahanan. Engkau-lah Tuhan. Aku mengasihi-Mu Tuhan.

33
Tambahan dari Pippa
Mazmur 31:25 (TB)

‘Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang


berharap kepada Tuhan!’
Saya membutuhkan kekuatan lebih hari ini. Bahkan, setiap hari!
Berikanku kekuatan yang lebih, Tuhan.

KUTIPAN DARI THE BIBLE IN ONE YEAR:


HARI KE 152
Wow
Judah Smith adalah seorang pendeta Pantekosta muda yang
menyenangkan, dari Seattle, Washington. Ia merupakan
salah satu pembicara terbaik yang pernah saya dengarkan –
terutama untuk kaum muda. Saat mendengarkan kisah orang
lain, ekspresi favoritnya adalah ‘Wow!’ Bagi dia itu merupakan
ekspresi yang menunjukkan rasa hormat, kekaguman dan
pemujaan.
Hidup pada abad ke dua puluh satu di Eropa Barat memiliki
banyak anugerah. Namun, saat ini kita hidup di masa ketika
rasa hormat, kekaguman dan pemujaan tidak lagi dihargai di
masyarakat seperti yang terjadi di masa lalu.

BACA AN DARI AMSAL

Amsal 13:20 – 14:4


Rasa hormat
Budaya rasa hormat telah menjadi dasar dari kitab Amsal. Kita
melihat tiga contoh pada bacaan berikut:

34
1. Rasa hormat untuk Tuhan
‘Siapa berjalan dengan jujur, takut akan Tuhan’ (14:2 TB). Kata
‘takut’ dapat diartikan sebagai ‘rasa hormat’. Menghormati
Tuhan merupakan titik awal dari rasa hormat dalam semua
hubungan kita.

2. Rasa hormat terhadap orang bijak


Pilihlah dengan seksama dengan siapa Anda meluangkan
waktu. ‘Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak’
(13:20). ‘Orang bijak dipelihara oleh bibirnya’ (14:3 TB).
Masyarakat kita semakin kurang menghargai kebijaksanaan
yang bertambah seiring bertambahnya usia. Kebijaksanaan
seringkali (walau tidak selalu) muncul melalui pengalaman
hidup yang lebih banyak. Terdapat banyak sekali
kebijaksanaan yang belum dimanfaatkan pada orang tua.

3. Rasa hormat dalam keluarga


‘Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya;
tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada
waktunya’ (13:24 TB). Pengajaran ini seringkali disalahgunakan
oleh orang yang mengintepretasikannya secara harfiah. Yang
dimaksudkan oleh kitab Amsal adalah untuk menjunjung
budaya hormat di dalam keluarga – rasa hormat kepada
orang tua dan juga hormat kepada anak-anak, yang
melibatkan disiplin yang penuh kasih.

Doa
Tuhan, bantu kami untuk mendapatkan kebijaksanaan
dan menjadi teladan dalam kehidupan keluarga, dengan
mengkombinasikan kasih dan rasa hormat.

35
BACA AN PERJANJIAN BARU

Yohanes 20:10-31
Kagum
Yesus sungguh-sungguh telah dibangkitkan dari kematian.
Kuburnya benar-benar kosong pada pagi Paskah. Para
pengikut Yesus pun sungguh-sungguh bertemu dengan-Nya
dalam keadaan hidup. Kebangkitan sungguh-sungguh terjadi.
Penjelasan sejarah yang terbaik dari asal usul Kekristenan
adalah bahwa itu semua sungguh terjadi. Yesus hidup saat ini!
Yohanes menuliskan empat penampakan Yesus setelah
kebangkitan – tiga penampakan pertama dijelaskan pada
bacaan berikut. Pada penampakan-penampakan berikut, kita
tidak hanya dapat melihat sebagian bukti tetapi juga hasil dari
kebangkitan.

1. Rasa kagum dan takjub


Terdapat sesuatu yang tidak dapat dijelaskan begitu saja
tentang kisah penampakan Yesus kepada Maria. Tidak ada
yang seperti itu dalam literatur kuno.
Pada budaya di masa itu, kesaksian dari seorang wanita
tidaklah dianggap berbobot seperti kesaksian dari seorang
pria. Apabila para murid mengarang cerita ini, mereka tidak
mungkin merancang penampakan pertama terjadi kepada
Maria Magdalena.
Yesus tidak membuat penampakan yang penuh kejayaan
untuk menekankan kemenangan-Nya. Ia menampakan diri
kepada Maria – orang yang dikasihi-Nya, yang diampuni-Nya
– sendirian di taman, dengan kasih yang lembut.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya rasa hormat Yesus
kepada wanita. Melalui tindakan tersebut, dan tindakan
lainnya selama masa hidup-Nya di bumi, Ia telah membuat

36
dasar yang kuat bagi sebuah revolusi dalam sikap seluruh dunia
kepada para wanita. Sayangnya, kini sudah 2,000 tahun berlalu
dan kita masih sama saja.
Yesus tidak bertanya kepada Maria apa yang ia cari. Ia
bertanya, ‘Siapakah yang engkau cari?’ (ayat 15).
Respon Maria adalah satu bentuk rasa kagum dan takjub.
Ketika ia menyadari bahwa suara itu adalah Yesus, ia berkata
dalam bahasa Ibrani, ‘ “Rabuni!” (yang artinya Guru)’ (ayat 16).
Ia menjelaskan kepada Maria kalau ia tidak boleh
memegang-Nya (ayat 17). Ia harus memulai hubungan yang
baru dan lebih dalam dengan Yesus yang telah bangkit, Dia di
dalam Maria dan juga sebaliknya (yang akan tergenapi melalui
karunia Roh).
Memang tidaklah cukup untuk mengetahui bukti hanya
dari fakta-fakta tentang kebangkitan. Kita membutuhkan
perjumpaan pribadi dengan Yesus yang telah bangkit.

2. Sukacita dan damai


Dunia ini mencari kebahagiaan dan ketenangan pikiran
dengan mati-matian. Sumber utama dari sukacita dan
kedamaian adalah melalui hubungan dengan Yesus.
Maria berlari dengan segera kepada para murid untuk
berkata, ‘Aku telah melihat Tuhan!’ (ayat 18). Penampakan
Yesus kepada para murid memberikan mereka sukacita yang
luar biasa (ayat 20). Ia berkata kepada mereka sebanyak tiga
kali, ‘Damai sejahtera bagi kamu!’ (ayat 19, 21, 26) – kedamaian
dari dalam mengalir melalui kehadiran-Nya.
Memiliki iman kepada Yesus membawa sukacita dan
kedamaian kepada tiap orang yang percaya. Yesus berkata
kepada Tomas, ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat,
namun percaya’ (ayat 29 TB).

37
Pada pertemuan ini, Yesus mengubahkan sekelompok
orang yang ketakutan dan kebingungan menjadi sekelompok
orang yang penuh kasih, sukacita dan kedamaian.

3. Tujuan dan kuasa


Yesus memberikan para murid tujuan baru: ‘Sama seperti Bapa
mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu’
(ayat 21). Kebangkitan merupakan pesan penuh harapan
kepada seluruh dunia. Yesus Kristus bangkit dari kematian.
Terdapat kehidupan setelah kematian. Hal ini memberikan
makna dan tujuan yang baru untuk kehidupan Anda di bumi.
Anda diutus oleh Yesus untuk menyerukan pesan ini kepada
dunia.
Akhirnya, Ia juga memberikan kuasa kepada para murid.
Ia ‘mengembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan
jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap
ada” ‘ (ayat 22-23). Roh Kudus memberikan kuasa dan otoritas
untuk mengampuni.
Kuasa yang sama yang telah membangkitkan Yesus dari
kematian diberikan kepada Anda. Ia memberikan Anda kuasa
Roh Kudus-Nya dan kuasa Firman-Nya untuk menyatakan
pesan tentang pengampunan Tuhan kepada umat manusia.
Inilah pesan yang memberikan hidup kekal.

4. Rasa hormat dan pemujaan


Thomas bersikap sinis pada saat itu; skeptis dan penuh
keraguan. Saya pikir saya pun akan memberikan respon yang
sama seperti dia ketika ia berkata, ‘Sebelum aku melihat bekas
paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku
ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke
dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya’
(ayat 25).

38
Ia pasti merasa rendah hati ketika Yesus menampakan
diri kepadanya dan berkata, ‘Taruhlah jarimu di sini dan
lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke
dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi,
melainkan percayalah’ (ayat 27).
Luka-luka Yesus terus ada sepanjang waktu untuk
memperlihatkan kerendahan hati dan kasih Yesus yang
mengampuni. Yesus menerima Tomas apa adanya. Ia
menerima tantangan dari Tomas tanpa berkeluh kesah atau
memberikan kritik.
Tidak perlu merasa bersalah saat memiliki keraguan. Seperti
halnya Tomas, jujurlah tentang hal yang Anda ragukan dan
bawalah kepada Yesus. Saat Yesus menjawab keraguannya,
respon Tomas merupakan puncak dari rasa hormat, pemujaan
dan kekaguman. Ia menjawab, ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’
(ayat 28). Diawali dari keraguan, Tomas mungkin telah
membuat pernyataan yang paling kuat tentang keilahian
Yesus dari semua Injil. Ia adalah orang pertama yang melihat
Yesus dan memanggil-Nya ‘Tuhan’. Sebenarnya ia berkata
‘Wow!’
Yesus berkata kepada Tomas bahwa rasa percaya akan
membawa kebahagiaan (ayat 29). Hal ini berarti kehidupan.
Rasa percaya dan kehidupan saling berdampingan di dalam
Injil Yohanes (ayat 31), karena, jika Anda percaya kepada
Yesus maka Anda memperoleh kehidupan. Inilah hidup
berkualitas yang sesungguhnya, hidup penuh kelimpahan
(10:10) yang terus kekal selamanya (3:16).
Alasan sesungguhnya dari Yohanes menuliskan Injil tersebut
adalah ‘supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak
Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam nama-Nya’ (20:31). Kebangkitan merupakan dasar dari
harapan kita akan kehidupan sebelum kematian dan juga
setelah kematian.

39
Doa
Yesus, Tuhanku dan Allahku, hari ini aku menyembah-Mu
dengan kekaguman dan penuh pemujaan.

BACA AN PERJANJIAN L AMA

2 Samuel 1:1-2:7
Pemujaan:
Sikap Daud kepada Saul merupakan contoh yang luar biasa
bagaimana menyikapi orang yang berniat untuk menyakiti
Anda. Daud tidak mendendam. Ia tidak merasa pahit hati.
Ia tetap memperlakukan Saul dengan penuh rasa hormat.
Bagaimana pun juga, Tuhan telah memakai Saul dengan
hebat di masa lalu. Kenyataan bahwa tindakan Saul telah
melewati batas tidak menghilangkan rasa hormat Daud.
Sikapnya kepada Saul cukup luar biasa. Daud berkata
kepada orang Amalek yang mengaku telah mengakhiri
nyawa Saul, ‘Tidakah engkau segan mengangkat tanganmu
memusnahkan orang yang diurapi Tuhan?’ (1:14). Orang
Amalek tersebut juga mungkin saja ingin mengambil
keuntungan dari situasi tersebut dengan memutarbalikan
fakta. Ia mungkin saja seperti burung bangkai, yang mencoba
mengambil lencana kerajaan dari Saul untuk mendapatkan
keuntungan dari Daud. Bagaimana pun juga, hal tersebut
tidaklah berdampak baik untuknya karena penghormatan
Daud kepada Saul.
Daud meratapi kematian dari teman terbaiknya Yonatan
dan Saul (ayat 19-27). Kedukaan adalah hal yang alami, perlu
dilakukan dan sebuah respon yang sehat saat menghadapi
kematian dari orang yang kita kasihi.
Daud sangatlah memuja Allah. Ia ‘bertanya kepada Tuhan’
(2:1). Ia bertanya, ‘Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di

40
Yehuda?’ Tuhan berfirman kepadanya, ‘Pergilah’. Ia kemudian
bertanya, ‘Ke mana aku pergi?’ Tuhan menjawab, ‘Ke Hebron.’
Daud mentaati firman-Nya dan diurapi sebagai raja atas
Yehuda.

Doa
Tuhan, tolong saya untuk mengasihi dan menghormati semua
orang yang telah Engkau urapi sebagai pemimpin, baik
mereka mendukung kami atau tidak. Tolong saya untuk hidup
dengan pemujaan, rasa hormat dan rasa kagum.

Tambahan dari Pippa


Yohanes 20:10
Saya sangat tertarik bahwa, dari semua orang yang
dapat Ia pilih untuk menampakan diri, Yesus memilih untuk
menampakan diri pertama kali kepada Maria Magdalena.
Ia tidak menampakan diri kepada murid-muridnya yang
senior (atau bahkan kepada ibunya!), tetapi Ia memilih
menampakan diri kepada seorang wanita yang dianggap
tidak penting oleh siapa pun di dunia.

41
Catatan:
1
 ere Christianity oleh CS Lewis © CS Lewis Pte Ltd 1942,
M
1943, 1944, 1952.
2
Ibid.

Sumber Lainnya dari Nicky Gumbel Yang Dapat


Membantu
Questions of Life memiliki banyak detail tentang peran Yesus
dalam kehidupan kita pada masa kini dan menawarkan
eksplorasi lebih dalam kepada dasar-dasar iman Kristen.
Searching Issues memberikan jawaban berdasarkan Alkitab
kepada tujuh pertanyaan utama.

The Jesus Lifestyle merupakan sebuah kajian dari Kotbah


di Bukit dan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan
keseharian kita di masa kini.
30 Days adalah perkenalan praktis tentang membaca Alkitab.

42
Coba Alpha
Alpha adalah sebuah
rangkaian sesi interaktif
yang mendalami iman Kristen.

Tiap pengajaran akan membahas berbagai


Temukan lebih banyak
pertanyaan berbeda tentang kehidupan,
iman dan makna, serta dirancang untuk
tentang Alpha di:
memulai diskusi. alpha.org/indonesia

Alpha dilaksanakan di café, gereja-gereja, Untuk membeli


rumah, dan bahkan secara daring. Tiap sumber-sumber yang
sesinya memiliki tiga elemen: waktu untuk digunakan Alpha,
menjalin hubungan, pengajaran, dan ruang email:
untuk percakapan yang baik. info@alpha.or.id

43
Alkitab Dalam Satu tahun:
Sebuah Ulasan oleh Nicky Gumbel
diterbitkan oleh Hodder & Stoughton,
dapat dibeli di shop.alpha.org

ISBN 978-1-47367-706-7

44
Siapakah Yesus?

Mengapa orang-orang sangat tertarik


dengan-Nya?

Mengapa Ia ada hubungannya dengan masa


kini?

Mengapa orang perlu mencari tahu tentang-Nya?

Buku kecil ini merupakan ringkasan, sebuah kajian


yang mudah untuk dibaca tentang pertanyaan
sesungguhnya yang mungkin Anda miliki tentang
Yesus dan mengapa kelahiran-Nya, kematian-Nya
dan kebangkitan-Nya menjadi pusat dari iman
Kristen.

Nicky Gumbel adalah pendiri Alpha.


Ia lulusan jurusan Hukum di Cambridge
dan jurusan Teologi di Oxford, pernah
berprofesi sebagai pengacara dan saat
ini adalah seorang Pendeta di HTB London.

Ikuti Nicky @nickygumbel


Temukan lebih banyak tentang Alpha di:
alpha.org/indonesia | @alphaindonesia_ | bibleinoneyear.org

© Alpha International 2021

Anda mungkin juga menyukai