NOMOR : 42
NAMA MATA KULIAH : TEOLOGI PERJANJIAN BARU 2
KODE : MKB 13
BOBOT : 2 sks
SEMESTER : 6 (enam)
PRASYARAT : PPB 1 & 2, Yunani 1 & 2, Hermeunetik 1 & 2, Tafsir PB
BANYAKNYA PERTEMUAN/
WAKTU TIAP PERTEMUAN : 4 X 120 MENIT
STANDAR KOMPETENSI :
Mahasiswa dapat memahami topik-topik teologi dalam surat Yakobus dan Petrus, serta
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan masa kini secara kontekstual.
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami metode penulis kitab dalam menyusun Teologi PB
2. Mampu menjelaskan latar situasi penulisan surat Yakobus
3. Mengetahui Teologi Yakobus tentang penderitaan
4. Mengetahui Teologi Yakobus tentang Dosa
5. Mengetahui Teologi Yakobus tentang Iman
6. Mengetahui latar situasi penulisan Surat 1 & 2 Petrus
7. Mengetahui Teologi Petrus tentang Gereja
8. Mengetahui Teologi Petrus tentang Eskatologis
9. Mengetahui Teologi Petrus tentang Kristologi
10.Menemukan Teologi Yakobus tentang Doa
11.Menemukan Teologi Petrus tentang Roh Kudus
12.Menemukan Teologi Yakobus dan Petrus tentang Kekudusan
1
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (dosen dapat memodifikasi)
TEKNIK :
BENTUK SOAL : Tes Tertulis, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk kerja
MEDIA : Laptop, LCD Proyektor, VCD
PRASYARAT : PPB 1 & 2, Yunani 1 & 2, Hermeunetik 1 & 2, Tafsir PB
SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber,
4. Lingkungan alam,
5. Lingkungan sosial,
6. Teman di kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja
9. Literatur
1. Baker, D.L., Satu Alkitab, dua perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1993.
2. Dunn, James D.G., New Testament Theology In dialogue: Christology & Ministry, Westminster,
Philadelphia, 1987.
3. Hasel, Gerhard, New Testament Theology: Basics issues in the current debate, Eerdmans, Grand
Rapids, 1990.
4. Kaiser C, Walter Jr, Teologi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2004.
5. Ladd, G.E., A Theology of the New Testament Theology, Berdmans, Grand Rapids, 1993.
6. Marshall, I.H. Jesus The Saviour: Studies in The new Testament Theology, InterVarsity Press,
Downers Grove, 1990.
7. Morris, Leon, Teologi Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2006.
8. Guthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 1, 2, 3, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992.
2
1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI TEOLOGI (S1)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KRISTUS ALFA OMEGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TEOLOGI
PERJANJIAN BARU
KAO PRESS
i 8
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
Edisi Pertama
Copyright © September 2019
Penulis
Dr. Gidion, M.Th
Ketua Redaksi
-
Editor
-
Penerbit
Kritus Alfa Omega Press
(KAO Press)
Jl. Jatibarang RT 01/RW 01, Kel. Jatibarang, Kec. Mijen,
BSB, Semarang 50219, Indonesia
www.sttkao.ac.id; Email : stt.salom@yahoo.com
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
DAFTAR ISI
Roh Kudus..........................................................78
Cover............................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................... iii
Bab I Sejarah dan Perkembangan Teologi Biblika........ 1
Masa Bapa Gereja.................................................1
Masa Reformasi (Abad XVII) ..............................1
Masa Pencerahan (Abad XVIII) ...........................2
Masa Perkembangan Filsafat (XIX) .....................4
Masa Abad XX .....................................................8
Kesimpulan ...........................................................9
Bab II Metode Teologi Biblika....................................... 11
Bidang Ilmu Teologi............................................ 11
Teologi Perjanjian Baru....................................... 12
Metode Teologi Perjanjian Baru ......................... 16
Metode Teologi Biblika JP Gabler.................. 18
Metode Penulis Kitab ...................................... 23
Metode Kelompok Kitab ................................. 28
Metode Garis Besar Sistematik ....................... 36
Metode Tematik Alkitabiah ............................ 38
Kedudukan Eksegese dalam Teologi Biblika . 40
Tahapan Exegese ..............................................40
Jenis Sastra Alkitab ..........................................44
Bab III Teologi Injil Matius............................................ 46
Pengantar Injil Matius ....................................... 49
Allah .................................................................. 59
Kerajaan Allah................................................... 63
Eskatologi .......................................................... 70
Kristus................................................................ 73
iii 1
0
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
23 23
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Tahapan-tahapan
adalah bukanmempelajari
Kitab/Penulis: berasalh dari& keturunan
merumuskan
Yahudi
Teologi
(umat
@Exegese Kitab
#Analisa Historis
#Analisa Konteks
#Analisa Gramatikal
#Analisa Sastra
@Pengelompokan data (Sifat, Ajaran [topic TS],
Hubungan Allah-Manusia)
#Sifat (pembahasan sesuai temuan exegese)
#Ajaran (pembahasan sesuai temuan exegese)
#Hubungan Allah-Manusia (pembahasan sesuai temuan
exegese)
@Pengelompokan dan menetapkan sub judul pada topic
utama (tema-tema di point sebelumnya)
39
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru (Bandung: Kalam
Hidup, 2002), 397.
40
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT,
2003), 117.
41
George Eldon Ladd, 398.
81 81
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
43
dan kemudian
Yakobus
15:13; menjadi
21:12; mati
Gal. penatua
sahid42
1:19). gereja di
pada tahun Yerusalem
63M. Tradisi(Kis.
yang
berkembang
Dalam kemudian menyatakan
jemaat Yerusalem bahwa Yakobus
Yakobus, Petrus danmati
Yohannes, dianggap sebagai sokoguru jemaat, yang
wibawanya sangat besar (Kis. 15, Gal.2). Surat Yakobus
barangkali surat PB yang tertua, dikirim dari Yerusalem
kepada orang-orang Kristen asal Yahudi yang harus
mengungsi dari Yerusalem sebab sesudah kematian Stefanus
terjadi penganiayaan besar terhadap jemaat Kristen.
Setelah Petrus dipenjarakan, dan kemudian
dilepaskan oleh Tuhan melalui malaekat-Nya. Petrus berkata:
beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara
kita (Kis.12, 17), yang membuktikan bahwa Yakobus saudara
Tuhan Yesus telah menjadi pemimpin jemaat.
Dalam sidang Yerusalem (Kis. 15), Paulus dan
Barnabas datang dari Antiokhia ke Yerusalem untuk
bersidang. Yang memimpin rapat bukan Petrus melainkan
Yakobus, sebab yang merumuskan kesimpulan persidangan,
yang juga menjadi isi surat yang akan dikirim ke Antiokia,
adalah Yakobus (Kis. 15:13-19). Dan dengan sangat
berwibawa ia berkata: “Aku berpendapat bahwa” (Kis.
15:19).
Pengakuan atas Yakobus saudara Tuhan Yesus
sebagai penulis surat ini menegaskan bahwa tempat penulisan
surat ini adalah Yerusalem. Penanggalan dari surat ini adalah
diperkirakan sebelum tahun 63M, karena menurut Yosephus;
42
George Eldon Ladd, 398.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
43
Paul Enns, 117.
44
George Eldon Ladd, 399.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
sebagai
Paulusakibat
kelau iadari
berbicara
pembunuhan
tentang perbuatan
Yakobus.yang
Singkatnya,
baik. Dalam
semua
bencanapenulis melihat
yang akan kematian
datang. Sebeb Yakobus sebagai
mereka telah tanda
membunuh
seorang benar, seperti Yakobus selalu. Dan ia sendiri pernah
menulis tentang itu dalam suratnya (Yak.5:6).
2. Penerima
Penerima surat ini adalah orang Kristen Yahudi
diaspora, di mana banyak orang Kristen Yahudi yang
mengungsi pasca kematian Stefanus. Barangkali ada yang
berhasil membawa harta milik mereka, sebab di dalam jemaat
ada yang kaya dan miskin. Jadi surat ini ditujukan kepada
‘kedua belas suku Israel di perantauan’ (Yak. 1:1). Jemaat
yang menerima surat ini sedang menghadapi pengadilan-
pengadilan, penganiayaan dari orang Yahudi yang tidak
percaya kepada ajaran Tuhan Yesus. Oleh karena orang
percaya mengalami kebimbangan dalam menghadapi
penganiayaan, maka Yakobus menulis untuk memberikan
kekuatan dan memberi ajaran pada orang percaya pada masa
itu.45
Mungkin penatua-penatua dalam Yakobus 5:14
adalah mereka di Yerusalem, yang tetap merasa
bertanggungjawab bagi saudara-saudara mereka yang jauh.
Mungkin surat ini telah ditulis sebelum Antiokhia menjadi
jemaat yang kedua, berarti surat Yakobus juga tertanggal
jauh sebelum surat-surat kiriman Paulus. Oleh karena itu
sudah jelas dapat dikatakan bahwa Yakobus tidak menentang
45
Paul Enns, 118.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
3. Tujuan Penulisan
Kitab Yakobus tidak begitu menekankan tema-tema
teologis, sebagaimana beberapa penulis kitab Perjanjian Baru
lainnya. Misalnya, surat ini tidak menyebutkan secara
eksplisit tentang inkarnasi, salib, atau kebangkitan Yesus.46
Yakobus menulis surat ini bukan untuk mengoreksi
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan doktrin,
tetapi bertujuan mendorong orang-orang Kristen untuk
bertindak menurut apa yang mereka percayai, untuk menjadi
pelaku Firman dan bukan hanya menjadi pendengar saja
(Yak. 1:22).47 Tujuan Yakobus menulis surat ini adalah untuk
menguatkan orang-orang Kristen Yahudi yang kebanyakan
berasal dari masyarakat golongan bawah yang sedang
46
Buist M. Fanning, A Biblical Theology Of The New Testament
(Malang: Gandum Mas, 2011), 477.
47
Buist M. Fanning, 477.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
mengalami penindasan oleh sesama orang Yahudi yang
kaya.48
4. Garis Besar
Salam (1:1)
Pencobaan (1:2-18)
Menghasilkan ketekunan (1:2-4)
Nasehat untuk meminta Himat dari Allah (1:5-11)
Pencobaan datang dari Keinginan (1:12-18)
Pelaku Firman (1:19 – 2:13)
Buang Amarah (1:19-21)
Bertekun melakukan Firman (1:22-25)
Mengekang lidah (1:26-27)
Larangan untuk tidak membeda-bedakan (2:1-13)
Iman Sejati (2:14-26)
Tantangan Iman (3:1 – 5:6)
Dosa lidah (3:1-12)
Hikmat duniawi (3:13-18)
Hawa nafsu dan mencintai dunia (4:1-10)
Fitnah (4:11-12)
Congkak (4:13-17)
Mementingkan diri sendiri (5:1-6)
Sabar dalam penderitaan (5:7-20)
48
George Eldon Ladd, 399.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
B. TEOLOGI YAKOBUS
1. Penderitaan (Yak. 1:2-4, 9-10, 12-14; 5:7-11)
Jemaat yang dituju oleh surat ini sedang mengalami
kesulitan, secara berurutan digambarkan kesulitan yang
dihadapi jemaat yaitu pencobaan (Yak. 1:2-4), godaan (Yak.
1:12-15), dan penderitaan (5:7-11).49 Yakobus mengajak para
pembacanya yang sedang mengalami penderitaan untuk
memandang penderitaan sebagai “kebahagiaan” (1:2).
Kalimat “anggaplah sebagai suatu kebahagiaan”, kata
“anggaplah” dalam bentuk aorist imperatif yang
menekankan suatu perintah yang menuntut respon yang cepat
untuk dilakukan. Respon itu adalah segera merubah cara
berpikir yang keliru mengenai pencobaan, bahwa sebenarnya
pencobaan adalah suatu kebahagiaan atau sukacita. Kata
Pencobaan dari akar kata πειρασμός (peirasmos) artinya test
atau ujian untuk membuktikan iman, kekudusan, dan karakter
seseorang. Konsep ini dipertegas oleh kata “ujian” (dokimion
di ay. 3; “ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan).
Kata dokimion sendiri mengacu pada proses menguji sesuatu
untuk menunjukkan kemurniannya. Alasan orang Kristen
perlu bersukacita di tengah kesulitan adalah bahwa Allah
menggunakan kesulitan untuk mengembangkan kerohanian
jemaat (ay. 3). Ketekunan (hypomone) pada gilirannya
menghasilkan karakter Kristen yang sempurna (ay. 4).50
Buist dalam bukunya berkata bahwa iman yang tidak
diuji oleh kesulitan akan selalu menjadi iman yang tetap
49
Buist M. Fanning, 478.
50
Buist M. Fanning, 478.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
51
dangkal dan tidak yang
bentuk kesulitan lengkap. Padajemaat
dihadapi ayat 13-14
yaitu ditunjukkan
daya pikat
godaan. Ketika seseorang dipikat untuk berdosa, seharusnya
orang tersebut tidak dapat menyalahkan Allah, karena Allah
tidak berkaitan dengan godaan (ay. 13). Penegasan Yakobus
bahwa Allah bukanlah sumber godaan, merupakan konsep
yang lazim dalam Yudaisme kuno. Ajaran Yahudi berkata
bahwa Allah memimpin manusia pada kebenaran, dan bukan
pada ketidaktaatan.52 Jika seseorang menyerah ketika digoda,
dia tidak boleh menyalahkan Allah atau mengira bahwa
Allah lah yang sedang menguji manusia (1Kor. 10:13).
Yakobus menegaskan bahwa pencobaan adalah
penderitaan yang harus ditanggung dengan setia. Tema
ketahanan (hypomone) dilanjutkan dari teks-teks sebelumnya
dan dilengkapi dengan perintah untuk menunjukkan
kesabaran (makrothymia) saat menghadapi penganiayaan
atau penderitaan. Pada masa menghadapi penderitaan, umat
Kristen tidak boleh kehilangan iman kepada Allah atau
bahkan saling menyerang (bdg. Ay 9).53 Suatu konsep yang
baru dari surat Yakobus adalah perspektif bahwa umat Allah
pasti akan mengalami penderitaan di dunia ini. Umat Kristen
tidak dibebaskan dari kesulitan, tetapi mereka harus
meneladani kesabaran dan ketekunan tokoh-tokoh Iman dari
PL.
51
Buist M. Fanning, 479.
52
Buist M. Fanning, 479.
53
Buist M. Fanning, 480.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
Dari pembahasan Yakobus mengenai penderitaan
dapat disimpulkan beberapa konsep penting Yakobus
mengenai penderitaan, yaitu:
i) Penderitaan adalah kebahagiaan karena bertahan atas
penderitaan akan memperoleh kesempurnaan (1:4) dan
memperoleh mahkota kehidupan (1:12), memperoleh
kelimpahan berkat (5:11).
ii) Penderitaan adalah test atau ujian terhadap kualitas iman,
kekudusan, dan karakter Kristen (1:2, 12).
iii) Penderitaan ada dua jenis yaitu penderitaan dari luar
(penganiayaan, penindasan, dll 1:3-4) dan penderitaan
dari dalam (keinginan 1:13-15), namun semua
penderitaan tidak berasal dari Allah.
iv) Orang yang bertahan dalam penderitaan adalah orang
yang mengasihi Allah (1:12)
v) Penderitaan akan terus ada sampai masa pada masa
eskatologis (5:7-8).
vi) Diperlukan pengharapan dan keteguhan iman dalam
menghadapi penderitaan (5:7-8).
vii) Jangan bersungut dan saling menyalahkan dalam
menghadapi penderitaan (5:9).
viii) Penderitaan adalah suatu keharusan dalam perjalanan
iman (5:10).
2. Dosa
Yakobus menekankan bahwa manusia diciptakan
serupa dengan gambar dan rupa Allah (Yak. 3:9), ini
merupakan pernyataan tentang martabat dan nilai manusia.
Namun demikian Yakobus mengakui bahwa manusia
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
bersalah
seseorang
kata dalam
πταίω sedang
banyak
dalam merusak
halpresent
bentuk (Yak.gambar
3:2). indikatif
aktif Kata
Allah‘bersalah’
dalam dirinya
dari
yang berarti
terus menerus berdosa (Louw Nida Lexicon: fail to keep the
law of God, sin). Selanjutnya disebutkan bahwa jika
seseorang tidak berdosa dalam perkataannya, ia adalah orang
yang sempurna ‘yang dapat juga’ mengendalikan seluruh
tubuhnya. Kata ‘yang dapat juga’ sebenarnya dari satu suku
kata Yunani yaitu δυνατός dalam bentuk kata sifat nominatif
maskulin yang diartikan seseorang yang mampu atau kuat
untuk mengendalikan tubuhnya.
Bahkan tidak seorangpun yang berkuasa
menjinakkan lidah (Yak. 3:8). Kata ‘berkuasa’ dari kata
δύναμαι dalam bentuk present aktif middle kata kerja
deponent atau sama dengan fungsi present aktif indikatif,
yang artinya mampu secara terus menerus untuk
menjinakkan/mengekang/ menguasai lidahnya. Dalam teks
Yunani dijelaskan karakteristik lidah yang menjelaskan
alasan mengapa tidak seoangpun mampu secara terus
menerus menjinakkan lidah. Pertama, karena lidah adalah
‘hal yang jahat yang tak terkendali’ (ἀκατάστατον κακόν).
Kedua, karena lidah itu penuh racun yang mematikan.
Yakobus menasehati para pendengarnya untuk
mengontrol lidah, karena lidah manusia seharusnya tidak
digunakan untuk mengutuki sesama manusia yang
“diciptakan menurut gambar Allah” (Yak. 3:9). Dalam ayat
10-12 Yakobus menegaskan bahwa orang percaya harus
secara konsisten tidak boleh melakukan dosa lidah atau dosa
perkataan. Sebab dengan melakukan dosa perkataan,
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
54
Paul Enns, 120.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
61
George Eldon Ladd, 401.
62
Buist M. Fanning, 483.
63
Buist M. Fanning, 483.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
halpada
itu iman
percaya berfungsi
untuk terhadap
sebagai
melawan kebangkitan
kekuatan
dandi
kecenderungan kenaikan
dalam Tuhan
jahat. diri orang
Yesus,
Ada kuasa yang mengubah hidup dalam hikmat
Allah yang dapat ditemukan dalam FirmanNya, dan hal ini
bisa mengalahkan keinginan jahat dan menghasilkan tuaian
buah yang benar yang Allah kehendaki. Ada keserupaan
Firman Allah yang disampaikan Yakobus dengan Firman
yang disampaikan Paulus tentang hikmat dan peranan Roh
Kudus dalam mengalahkan keinginan daging (Gal. 5:16-26;
Rom. 8:1-17).64 Dalam budaya Yudaisme kuno hikmat Allah
dan peran Roh Kudus sering dikaitkan. Tampaknya Yakobus
memikirkan tentang peranan Roh Kudus dan hikmat Allah
secara bersama-sama dalam konteks (Yak. 3:13 – 4:3).65
Selain keinginan jahat yang menjadikan manusia
berlawanan dengan Allah, adalah persahabatan dengan dunia
(Yak. 4:4). Pencemaran oleh dunia harus dilawan dengan
ibadah yang murni dan tidak bercela kepada Allah (Yak.
1:27). Pengaruh luar lainnya adalah iblis (Yak. 4:7b). Orang
percaya harus melawan Iblis, dan Iblis pasti akan melarikan
diri dengan perlawanan orang percaya yang memiliki
kerendahan hati dan ketundukan kepada Allah (Yak. 4:6-10).
3. Iman
Yesus disebut sebagai “Tuhan Yesus Kristus” (Yak.
1:1), dan di tempat lain Tuhan Yesus disebut “Tuhan kita
yang mulia” (Yak. 2:1). Penyebutan ini juga menegaskan
64
Ibid., 483.
65
Ibid., 484.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
69
Ibid., 486.
70
Buist M. Fanning, 487.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
71
Buist M. Fanning, 490.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
mereka
lainIstilah
yangtidak
ini adalah
memintanya
dialami istilah
orang dimedis
dalamdalam
percaya yang
doa (Yak.
biasa 4:2d).
digunakan
doa adalah Masalah
untuk
meminta
hal-hal yang keliru atau meminta karena motif-motif yang
mementingkan diri sendiri (Yak. 4:3). Yakobus menyiratkan
bahwa doa yang saleh meliputi penyelidikan motif-motif diri
sendiri dihadapan Allah , suatu kesediaan untuk belajar dari-
Nya tentang apa yang harus diminta, dan kadangkala suatu
pergumulan untuk membawa keinginan diri sendiri sejalan
dengan keinginan-keinginan dan waktu Tuhan.72
Yakobus menekankan efektifitas yang luar biasa dari
doa (Yak. 5:16b). Doa bisa menyelesaikan banyak hal karena
kebesaran dan kuasa Allah. Ilustrasi Alkitab tentang dampak
doa yang besar (Yak. 5:17-18), ayat-ayat sebelumnya tentang
penyembuhan, pengakuan, dan pengampunan juga
memberikan contoh khusus tentang betapa efektifnya doa
(Yak. 5:13-16a). Dalam ayat-ayat ini Yakobus mendorong
orang-orang yang sakit untuk memanggil penatua agar di
doakan. Kata “sakit” dalam ayat 14-16 bukanlah sebagai
penyakit fisik tetapi keputusasaan, depresi, atau keletihan
rohani karena pergumulan melawan dosa.
5. Kehidupan Baru
Seseorang memasuki kehidupan baru, jika Allah
melalui Firman-Nya “menjadikannya” (Yak. 1:18). Jika
Firman diterima dan tertanam di dalam hati (Yak. 1:21),
maka manusia memasuki kehidupan Kristen. Kata
‘menjadikan’ dari kata apekuesen yang berarti melahirkan.
72
Buist M. Fanning, 496.
100100
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
6. Eskatologis
Kedatangan Tuhan (parusia) yang sudah dekat adalah
pengharapan yang senantiasa hidup (Yak. 5:7,8); hakim telah
berdiri diambang pintu (5:9). Pada saat kedatangan Tuhan
(parusia) itu nanti, pengalaman keselamatan menjadi lengkap
karena dilukiskan menerima “mahkota kehidupan” (Yak.
1:12), keselamatan jiwa dari maut (Yak. 5:20), atau mewarisi
Kerajaan Allah (Yak. 2:5).
73
George Eldon Ladd, 401.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
bersama dengan Yohanes, ia mengunjungi daratan pantai
BAB V TEOLOGI
PETRUS
74
George Eldon Ladd, 405.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Barangkali
tak terbantahkan;
Petrus mengungsi
“Penulis menyebut
ke luar dirinya
wilayahPetrus
kekaisaran
(1:1) dan
romawi, sesudahAgripa.
oleh Herodes lepas dari penjara namun
Sehingga masih tetap dicari
untuk merahasiakan dan
demi keamanan Petrus, ia menggunakan istilah Babilon
untuk Roma. Alasan Roma menjadi lebih tepat karena
Silwanus adalah orang Kristen Yahudi yang tinggal di Roma,
yang bertugas sebagai juru tulis dan petugas pengantar surat
Petrus.
Penulis surat 2 Petrus adalah Simon Petrus (2Pet.
1:1), penulis menjelaskan bahwa ini adalah suratnya yang
kedua (2Pet. 3:1), penulis adalah saksi mata yang pernah
melihat Yesus dimuliakan (2Pet. 1:17-18). Bapak-bapak
Gereja seperti Jerome, Athanasius, Augustinus, dan Konsili
Kartago menerima surat 2 Petrus sebagai bagian dari Kanon
P.B dengan keyakinan bahwa Rasul Petrus adalah
penulisnya. Sering dikatakan bahwa I Petrus dan II Petrus
tidak mungkin dari penulis yang sama, karena melihat
perbedaan gaya bahasa. Akan tetapi surat pertama ditulis
dalam tahun 60-an di Babilon (yang dimaksud adalah Roma),
dan surat kedua kira-kira tahun 64 di kota Roma. Selama
tahun-tahun terakhir hidupnya ketika ia di Roma bukan tidak
mungkin Petrus memperbaiki bahasa Yunaninya, sama
seperti diakui juga oleh Flavius Yosefus untuk dirinya
sendiri. Baru di Roma orang-orang seperti Petrus dan Flavius
membaca naskah-naskah klasik, walaupun sebelumnya
bahasa Yunani telah menjadi bahasa kedua mereka.
Polycarpus, Irenaeus, dan Tertullianus mengakui Petrus
sebagai penulis, bahkan Eusebius menambahkan kata yang
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
2. Penerima Surat
Alamat yang dituju surat 1 Petrus adalah orang-orang
Kristen yang tersebar di Proponsi Asia (1Pet. 1:1), dan jelas
bahwa mereka bukanlah orang-orang Yahudi (1Pet. 2:10;
4:3). Jadi pembaca surat ini adalah mereka yang berasal dari
bangsa kafir, namun mungkin mereka telah menjadi
pengunjung synagoge, dan dapat disebut orang-orang yang
takut akan Allah. Mereka adalah seperti orang asing dan
pengungsi di negeri sendiri. Karena mereka sudah masuk
Kristen mereka mengubah gaya hidup dan menjauhkan diri
dari lingkungan mereka sendiri sehingga dijelekkan (1Pet.
4:4). Kemiskinan dan keterasingan yang dialami jemaat
adalah akibat dari menjadi percaya. Dalam kesulitan itu
mereka sangat dihiburkan oleh Petrus yang menulis
bagaimana mereka telah dipilih oleh Allah Tritunggal,
menurut kehendak Bapak, yang dikuduskan oleh Roh agar
mereka akan mentaati Yesus Kristus.
Diaspora yang disebut disini harus dipahami secara
geografis, jadi diaspora Yahudi adalah mereka yang secara
geografis berada di daerah Asia Kecil. Kelihatannya surat ini
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
merupakan
jemaat. (2)
surat
Secara
kiriman
positif,
rasuli
Petrus
untuk
mendorong
enam tempat
orang percaya
dan
urutan menyatakan rute dari ’tukang pos’.
3. Tahun Penulisan
i). Waktu Penulisan 1 Petrus: Bentuk penganiayaan yang
ditunjukan dalam 1 Petrus adalah penganiayaan sebelum
Nero (+ 60 M)
ii). Waktu Penulisan 2 Petrus: Diperkirakan pada selang
waktu yang tidak terlalu lama dengan surat yang pertama
(+64 A.D.), menurut 3:1
4. Tujuan Surat
Tujuan 1 Petrus: Mendorong orang percaya ditengah
penganiayaan political dan sosial. Petrus mengistilahkan
penderitaan mereka sebagai “nyala api siksaan” (4:12).
Petrus bertujuan menguatkan orang-orang Kristen yang
sedang mengalami penganiayaan dari tangan-tangan orang
kafir (1Pet. 4:12; 5:9), yang menjadikan mereka juga
menghadapai penganiayaan dari pemerintah.75 Tesis surat ini
adalah nasihat dan dorongan dan dinyatakan di 5:12—orang
percaya harus tetap teguh dalam anugrah Allah di tengah
penderitaan mereka
Tujuan surat 2 Petrus dapat dikatakan ada dua segi;
(1) secara negatif, ia memperingatkan orang percaya
berkaitan dengan akan munculnya orang yang hidup tanpa
hukum (secara terang-terangan mengabaikan perintah Allah)
dan pengajar-pengajar ajaran sesat yang menyusup di tengah
75
Gorge Eldon Ladd, 406.
Surat
Surat
Penjara;
Penjara;
Efesus
Efesus
&&
Kolose
Kolose
1. Penghukuman
Dua masalah terkait dengan topik pertolongan
kepada orang yang tidak berada. Masalah pertama adalah
penipuan dari Ananias dan Safira yang terjadi sesudah contoh
yang baik dari Barnabas dalam menjual aset guna orang
miskin. Hukuman yang jatuh atas suami-isteri tersebut
76
George Eldon Ladd, 413.
110110
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
2. Diskriminasi sosial
Akibat dari menjadi percaya mereka menderita dari
pihak sesama mereka. Bukan pemerintah yang mengorganisir
penganiayaan, tetapi masyarakat, dengan perkataan dan
kadang-kadang kekerasan. Petrus menghiburkan mereka.
Mereka merasa diri orang asing, tetapi mereka dipilih Allah
dan nanti akan mencapai tujuan dan memperoleh warisan
yang dijanjikan.
3. Tanggungjawab bersama
Mereka dinasihati agar tidak menjauhkan diri dari
masyarakat dan tidak mencari keterasingan. Mereka justru
harus mencari kebaikan bagi semua saudara mereka. Selalu
siap memberi pertanggungjawaban, dan menyatakan diri
sebagai orang Kristen dalam hidup bermasyarakat. Dengan
itu pengudusan mereka akan menggarami masyarakat. Dalam
hal itu Petrus mengikut Yeremia dalam suratnya dari
Yerusalem kepada buangan Israel di Babel, Yer 29. Mereka
di sana harus berupaya untuk kesejahteraan masyarakat dan
di dalam damai mereka itu orang Israel di sana akan
memperoleh damai juga (Yer. 29, 7). Pemerintah harus
disegani, perkawinan harus diindahkan, dalam pekerjaan kita
harus setia. Seorang Kristen akan berpengaruh jikalau ia
melakukan yang baik secara konsisten, dan pada akhirnya
kritik dari luar akan berdiam diri.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
2. ESKATOLOGIS
Pada saat kenaikan Kristus, para malaikat berjanji
bahwa Kristus akan datang kembali dengan cara yang sama
(Kis. 1:9-11). Petrus mengumumkan zaman millennial pada
waktu ia berbicara tentang “periode restorasi dari segala
sesuatu” (Kis.3:21). Allah telah mengaruniakan kemuliaan
Mesianis kepada Kristus yang telah naik ke surga (1:21), dan
tidak kurang dari kemuliaan Mesianis itulah yang nanti akan
dinyatakan ketika Yesus Kristus datang kembali (1Pet. 4:13),
yang juga akan diterima oleh orang-orang Kristen yang
teraniaya di dunia ini (1Pet. 5:1, 10). Berkat eskatologis ini
disebut warisan (1Pet. 1:4), keselamatan yang telah tersedia
untuk dinyatakan pada zaman akhir (1Pet. 1:5), keselamatan
jiwamu (1Pet. 1:9), yang menjadi tujuan dari seluruh ajaran
nabiah (1Pet. 1:10), mahkota kemuliaan (1Pet. 1:4). Namun
secara negative eskatologis adalah hari lawatan (1Pet. 2:12),
untuk penghukuman (1Pet. 4:17). Keselamatan eskatologis
akhirnya berarti turunnya berkat-berkat surgawi yang telah
tersedia kepada orang-orang percaya di bumi.77
77
George Eldon Ladd, 408-409.
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Kristus (Kis.
akan
2:14).2:36).
dikenali
Petrus
dari juga
prilaku
berbicara
immoralitas
tentangmereka
kemuliaan
(2Pet.
ii). Kedatangan Kristus, dalam kedua suratnya Petrus
kelihatannya membedakan antara “pengangkatan
gereja” dan “kedatangan Kristus” yang kedua kalinya
untuk menghakimi orang fasik. Menurut Paul Enns
penderitaan orang percaya akan berkulminasi dalam
pujian dan hormat pada saat kedatangan Kristus (1Pet.
1:17). Petrus meyakini bahwa kedatangan Kristus
adalah untuk menghakimi orang yang mencemooh
kedatangan-Nya (2Pet. 3:1-7).78
iii). Hidup yang kekal, Petrus menjabarkan kedatangan hari
Tuhan yang tiba-tiba (2Pet.3:10). Hari Tuhan meliputi
penghakiman atas orang tidak percaya dan berkat bagi
orang percaya. Pada akhir milenium langit akan berlalu
dengan suatu suara yang gemuruh dan bumi akan
terbakar (2Pet. 3:10-13).
3. KRISTOLOGI
Dalam kotbahnya Petrus menunjuk Kristus sebagai
Yesus dari Nasareth (Kis. 2:22). Perkataan ini sangat
mungkin untuk mengingatkan pendengarnya akan Yesus
sebagai seorang yang ditolak, karena istilah ‘Nasareth’
memiliki konotasi yang negatif.79 Akan tetapi lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa Yesus itu bukan manusia yang biasa
akan tetapi Allah telah membuat-Nya menjadi Tuhan dan
78
Paul Enns, 155.
79
Paul Enns, 151.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
82
Buist M. Finning, 504.
83
Buist M. Finning, 504-505.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
4. SOTERIOLOGI
Sebagaimana yang telah dicatat pada pembahasan
sebelumnya, Petrus menekankan karya keselamatan Kristus:
Yesus adalah korban yang sempurna seperti domba yang tak
bercacat dan bercela (1Pet.1:19); Ia tidak berdosa
(1Pet.2:22); Ia mati sebagai pengganti sekali untuk kita
semua yang bersalah (1Pet.3:18). Kata ganti yang
menekankan bahwa Kristus mati bagi orang berdosa
(1Pet.2:24) adalah bahwa Yesus menebus mereka dari
perbudakan dosa (1Pet.1:18).
84
George Eldon Ladd, 407.
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Keselamatan
karena semuanya
(1Pet.1:20), dari
tetapiterjadi
Kristusmenurut
direncanalan
dinyatakan tangan
dalamsejak
pemeliharaan
kekekalanIa
sejarah.
menyelesaikan keselamatan melalui kebangkitan-Nya,
memberikan orang percaya suatu hidup yang penuh
pengharapan. (1Pet.1:3).
5. KEHIDUPAN KRISTEN
1. Penderitaan
Penekanan terpenting Petrus tentang Allah adalah
bahwa Allah memelihara umatNya dalam penderitaan.
Penderitaan manusia karena mereka adalah orang-orang
Kristen merupakan pengalaman biasa bagi orang-orang
percaya di tengah dunia yang jahat ini (1Pet. 5:9). Petrus
menulis untuk menguatkan orang percaya dan menjelaskan
bagaimana orang percaya harus menyikapi penderitaan,
khususnya pada waktu mereka harus mengalami penderitaan
yang tidak sepatutnya (1Pet.1:6). Petrus menulis kata-kata
peringatan dan dorongan berkaitan dengan penderitaan.
i). Orang percaya harus mengantisipasi pencobaan dan
penderitaan dan mempersiapkan pemikiran mereka untuk
menghadapinya, karena Kristus juga telah menderita
(1Pet.1:11; 4:12; 5:9).
ii). Orang percaya harus bersukacita ditengah penderitaan
karena antisipasi akan kedatangan kembali Kristus
(1Pet.3:14; 4:13).
Penderitaan adalah pengalaman Kristen yang normal
karena dunia bagi mereka merupakan tempat yang asing.
Karena itu orang Kristen dituntut bersikap sabar dan
tekun, bahkan dengan bersukacita dalam menghadapinya,
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
85
George Eldon Ladd, 411.
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
2. Perbuatan Baik
Mengenai perilaku yang baik disebutkan empat kali
dengan menggunakan kata agathopoieo “melakukan yang
baik” (1Pet. 2:15, 20; 3:6, 17). Hal berbuat baik ini bukanlah
perbuatan baik menurut legalisme Yahudi, melainkan
merupakan perilaku yang benar yang bertentangan dengan
sikap berdosa orang kafir (1Pet. 4:2). Perilaku yang baik ini
merupakan kesaksian kepada orang-orang yang tidak percaya
yang dapat mengacaukan permusuhan mereka (1Pet. 2:15),
dan mungkin juga dapat memenangkan mereka pada Kristus
(1Pet. 3:1). Hal ini juga termasuk hubungan yang benar
dengan orang lain, dan sikap tunduk kepada lembaga-
lembaga pemerintahan negara (1Pet. 2:13,15), keluarga
(1Pet. 3:1,6), bahkan para hamba kepada tuan mereka (1Pet.
2:18).
6. Kemurnian Hidup86
Buku-buku Petrus dan Yudas pertama dan kedua
(bersama dengan Ibrani, Yakobus, 1, 2, dan 3 Yohanes, dan
Wahyu) termasuk dalam kelompok teks-teks dalam
Perjanjian Baru yang dikenal sebagai "Surat-surat Katolik"
atau "Surat-surat Umum." “Alasan untuk uraian ini adalah
bahwa mereka tidak ditujukan kepada gereja tertentu, tetapi
tampaknya ditujukan kepada gereja universal, yaitu, kepada
gereja pada umumnya.
86
Kaiser, Walter C. Jr: The Promise-Plan of God: A Biblical
Theology of the Old and New Testaments. Grand Rapids, MI : Zondervan,
2008, S. 333
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
1 Petrus
Para penerima surat ini adalah orang yang baru bertobat ke
agama Kristen di seluruh provinsi Romawi Pontus, Galatia,
Kapadokia, Asia, dan Bitinia; semua di Asia Kecil, yang
sekarang Turki. Orang-orang percaya ini menghadapi
beberapa jenis penganiayaan dan penderitaan di Asia Kecil,
tetapi penderitaan macam apa yang sebenarnya mereka
hadapi sebagian bergantung pada waktu penganiayaan ini
benar-benar terjadi. Peristiwa ini terjadi pada masa
pemerintahan Nero (54-68 M). Nero menuduh orang Kristen
sebagai penyebab terjadinya kebakaran besar di Roma pada
tahun 64 M. Awalnya penganiayaan ini hanya terjadi di
wilayah Roma, namun kemudian meluas ke wilayah-wilayah
jajahan Roma yaitu Asia. Orang Kristen di Asia mendapat
penganiayaan karena dipaksa untuk menyembah Kaisar.
120120
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
percaya.
Para pembaca
Yudas kepada
(hypakoēs) surat
sebenarnya
Petrus dicirikan
Bapalebih Surgawi
suka
sebagai
menulis
orang
(1:14).tentang
yangPetrus
taat
menggunakan kata yang sama dalam 1: 2 dan 1:22. Jemaat
pemabaca surat Petrus adalah jemaat yang taat yang
"menyucikan diri" (1:22). Mereka tidak “menyesuaikan diri”
(syschēmatizesthe) kejahatan manusia disekitarnya. Pilihan
kata yang hanya digunakan di sini dan di dalam Roma 12: 2,
“terhadap keinginan jahat mereka mengabaikan” (1:14).
Mereka dari latar belakang orang berdosa, namun masa
kehidupan dosa sekarang sudah ditinggalkan. Mereka beralih
kepada karakter dan gaya hidup yang baru yang dibentuk
oleh iman percaya, sejak mereka menerima Tuhan (1:14).
Orang percaya telah datang kepada batu hidup (2:4), akan
menjadi batu hidup untuk bagunan rumah rohani dan imamat
yang kudus (2:5).
Seperti Israel telah dipanggil untuk "kerajaan para imam dan
bangsa yang kudus, umat yang milik Allah" (Kel 19: 5-6),
maka sekarang Petrus menyatakan bahwa orang-orang
percaya di Asia Kecil akan sama— semua yang dulunya
bukan umat sekarang adalah umat Allah, Petrus menegaskan
(ayat 9-10), ketika dia kembali menyinggung Perjanjian
Lama dalam Hosea 2:23.
7. Kemurnian Ajaran
• Petrus menyampaikan bantahannya tentang ajaran-
ajaran guru-guru Palsu. Guru palsu menyangkal
bahwa Allah telah menebus mereka (2:1)
• Orang-orang percaya perlu terus untuk diingatkan
tentang ajaran panggilan pertobatan (1:12-14).
Mengapa jemaat perlu dingatkan secara terus
menerus? Sebab ingatan manusia perlu disegarkan,
dan ada bahaya dari guru-guru palsu yang akan
memangsa setiap jemaat yang bimbang dalam hal
doktrin.
• Orang percaya perlu bersikap waspada terhadap
munculnya ajaran-ajaran palsu (Yu. 1:20-21). Guru-
guru palsu telah menolak doktrin kedatangan Tuhan
kita yang kedua dengan mengejek, “Di mana
'kedatangan' ini yang dia janjikan?” (2Ptr 3: 4a).
• Gaya hidup guru-guru palsu itu tercela. Mereka telah
membuang semua pengekangan (2Ptr 2: 10-12). Guru
palsu ini juga mengajak orang lain untuk hidup tanpa
hukum moral, dengan alasan kebebasan penuh (2:13-
18)
-,
z
<c (
- ,
a::
L U
a.
c.,
0
..,J
0
LU
�
::::