Anda di halaman 1dari 62

KELOMPOK :

MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA

NOMOR : 42
NAMA MATA KULIAH : TEOLOGI PERJANJIAN BARU 2
KODE : MKB 13
BOBOT : 2 sks
SEMESTER : 6 (enam)
PRASYARAT : PPB 1 & 2, Yunani 1 & 2, Hermeunetik 1 & 2, Tafsir PB
BANYAKNYA PERTEMUAN/
WAKTU TIAP PERTEMUAN : 4 X 120 MENIT

STANDAR KOMPETENSI :
Mahasiswa dapat memahami topik-topik teologi dalam surat Yakobus dan Petrus, serta
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan masa kini secara kontekstual.

KOMPETENSI DASAR
1. Memahami metode penulis kitab dalam menyusun Teologi PB
2. Mampu menjelaskan latar situasi penulisan surat Yakobus
3. Mengetahui Teologi Yakobus tentang penderitaan
4. Mengetahui Teologi Yakobus tentang Dosa
5. Mengetahui Teologi Yakobus tentang Iman
6. Mengetahui latar situasi penulisan Surat 1 & 2 Petrus
7. Mengetahui Teologi Petrus tentang Gereja
8. Mengetahui Teologi Petrus tentang Eskatologis
9. Mengetahui Teologi Petrus tentang Kristologi
10.Menemukan Teologi Yakobus tentang Doa
11.Menemukan Teologi Petrus tentang Roh Kudus
12.Menemukan Teologi Yakobus dan Petrus tentang Kekudusan

URUTAN DAN RINCIAN MATERI


1. Metode Penulis Kitab
2. Survei Surat Yakobus
3. Teologi Yakobus tentang penderitaan
4. Teologi Yakobus tentang Dosa
5. Teologi Yakobus tentang iman
6. Survei Surat 1-2 Petrus
7. Teologi Petrus tentang Gereja
8. Teologi Petrus tentang Eskatologis
9. Teologi Petrus tentang Kristologi
10. Teologi Yakobus tentang Doa
11. Teologi Petrus tentang Roh Kudus
12. Teologi Yakobus dan Petrus tentang Kekudusan

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Mahasiswa menguasai semua kompetensi dasar yang dibuktikan dengan nilai yang memenuhi
syarat kelulusan untuk mata kuliah ini.

1
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (dosen dapat memodifikasi)

PENDEKATAN : INDIVIDUAL DAN PARSIPATORIS


PENGALAMAN BELAJAR : 1. Mahasiswa menganalisa topik-topik teologis dari beberapa
buku reference.
2. Latihan merumuskan konsep teologis penulis Kitab.
METODA : Diskusi dan latihan

TUGAS : 1. Tugas awal, membuat analisa historis teks tentang


permasalahan jemaat di surat Yakobus; dikumpulkan pada
hari pertama perkuliahan.
2. Membuat tugas presentasi (pilih salah satu):
a. Teologi Yakobus tentang Doa
b. Teologi Petrus tentang Roh Kudus
c. Teologi Yakobus dan Petrus tentang Kekudusan

STANDAR PENILAIAN : 1. Presensi : 20 %


2. Keaktifan : 20 %
3. Tugas Awal dan harian : 30 %
4. Tugas Akhir : 30 %

TEKNIK :
BENTUK SOAL : Tes Tertulis, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk kerja
MEDIA : Laptop, LCD Proyektor, VCD
PRASYARAT : PPB 1 & 2, Yunani 1 & 2, Hermeunetik 1 & 2, Tafsir PB

SUMBER BELAJAR
1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber,
4. Lingkungan alam,
5. Lingkungan sosial,
6. Teman di kampus
7. Teman di masyarakat setempat
8. Komunitas gereja
9. Literatur
1. Baker, D.L., Satu Alkitab, dua perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1993.
2. Dunn, James D.G., New Testament Theology In dialogue: Christology & Ministry, Westminster,
Philadelphia, 1987.
3. Hasel, Gerhard, New Testament Theology: Basics issues in the current debate, Eerdmans, Grand
Rapids, 1990.
4. Kaiser C, Walter Jr, Teologi Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2004.
5. Ladd, G.E., A Theology of the New Testament Theology, Berdmans, Grand Rapids, 1993.
6. Marshall, I.H. Jesus The Saviour: Studies in The new Testament Theology, InterVarsity Press,
Downers Grove, 1990.
7. Morris, Leon, Teologi Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2006.
8. Guthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 1, 2, 3, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992.

2
1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI TEOLOGI (S1)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KRISTUS ALFA OMEGA

2. Nama Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Baru 2


3. Kode Mata Kuliah :
4. Semester : Semester 6
5. Bobot (sks) : 2
6. Dosen Pengampu : Dr. Gidion, M.Th
7 Capaian Pembelajaran : Capaian Pembelajaran Prodi
1. Profil atau karakteristik (spesifikasi teknis) lulusan
Program Studi yang diusulkan
A. Profil Dasar
i). Mampu mengamalkan nilai-nilai kekristenan
yang bersumber pada iman dan pengharapan
Kristiani
ii). Mampu mengamalkan nilai-nilai moral dan budi
pekerti luhur
iii).Mampu bertindak selaku warga negara yang
bertanggungjawab sesuai dengan kaidah dalam
berbangsa dan bernegara.
B. Profil Teologi
i). Mampu menggunakan pendekatan pengetahuan
ilmu dalam bidang Teologi untuk mengabdikan
diri kepada Tuhan di dalam gereja dan
masyarakat.
ii). Mampu menguasai dan menerapkan ilmu di
bidang Teologi dalam rangka menyiapkan
pelayanan gereja dan masyarakat yang memiliki
kompetensi yang handal bagi kemuliaan nama
Tuhan.
iii).Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya di
bidang Teologi yang ditunjukkan dengan ketajaman
analisis permasalahan, keluasan cakupan tinjuan dan
integrasi pemecahan masalah atau profesi.
C. Profil Pendidik
i). Menguasai paradigma pendekatan, konsep,
prinsip serta teori terutama bidang teologi.
ii). Mampu menggunakan pengetahuan dan
ketrampilan dalam kawasan Teologi untuk
menemukan jawaban terhadap permasalahan
yang kompleks dalam gereja dan masyarakat.
iii).Mampu menguasai dan menerapkan strategi,
metode dan teknik dalam bidang Teologi dalam
rangka melakukan kegiatan/proses belajar
mengajar.
iv). Memperlihatkan etika profesi sebagai pendidik
yang berkualitas.
D. Profil Peneliti
a. Mampu menerapkan ilmu bidang studi Teologi
sebagai acuan bagi pemecahan masalah yang
dihadapi melalui kegiatan penelitian sesuai
dengan prosedur keilmuan.
b. Mampu memanfaatkan ilmu bidang Teologi
sebagai landasan bagi pengembangan ilmu.
c. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian
berdasarkan prosedur keilmuan.
d. Memperlihatkan etika keilmuan dalam
melakukan kegiatan penelitian dan keilmuan.
2. Lulusan Sarjana Teologi (S.Th) STT Kristus Alfa Omega
dapat menjadi Gembala Sidang atau pemimpin pelayanan
yang handal di bidang biblika, penggembalaan, dan
penginjilan.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:


Mahasiswa dapat memahami topic-topik teologi dalam teologi
Yakobus dan Petrus serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan masa kini secara kontekstual.
8 Bahan Kajian : 1. Memahami metode penulis kitab dalam menyusun
Teologi PB
2. Menemukan ajaran-ajaran dalam Teologi Yakobus
3. Menemukan ajaran-ajaran dalam Teologi Petrus
4. Menemukan ajaran-ajaran dalam Teologi Paulus
Acara Pembelajaran
Strategi /
Kemampuan Kriteria Instrume Bobot Pustaka/
Hari Metode Alokasi
Akhir yang Bahan Kajian (Indikator) n Penilaia
ke- Pembelajar Waktu Literatur
Diharapkan Capaian Penilaian n
an

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Silabus Presentasi, Kuliah, 10 - - - RPS dan


Diskusi Diskusi menit Silabus
2 Memahami @Teologi PB Kuliah, 120 @ketepatan @Kuis 30% @Buku ajar
metode penulis berdasarkan Diskusi menit menjelaskan @Tanya @ Ladd, G.E.,
kitab dalam Metode Penulis cara kerja jawab A Theology of
metode penulis the New
menyusun Kitab
kitab Testament
Teologi PB @cara kerja
Theology,
“Metode penulis Berdmans,
kitab” Grand Rapids,
3 Menemukan @Survei Surat Kuliah, 240 @Ketepatan 35% 1993
ajaran-ajaran Yakobus Diskusi menit menjelaskan
dalam Teologi @Ajaran informasi
tentang penulis,
Yakobus Yakobus tentang penerima, latar
penderitaan situasi, tujuan
@Ajaran penulisan, dan
Yakobus tentang alur berpikir
surat
dosa
@Ajaran
Yakobus tentang
iman dan
perbuatan
@Ajaran
Yakobus tentang
Doa

4 Menemukan @Survei Surat 1- Kuliah, 120 @Kuis 35% @Buku ajar


ajaran-ajaran 2 Petrus Diskusi, menit @Tanya @ Guthrie,
dalam Teologi @Ajaran Petrus latihan jawab Donald,
analisa Teologi
Petrus tentang Gereja @Latihan
parsing & Perjanjian Baru
@Ajaran Petrus 1, 2, 3, Jakarta:
exegese
tentang BPK Gunung
Eskatologis Mulia, 1992
@Ajaran Perus
tentang
Kristologi
@Ajaran Perus
tentang Roh
Kudus
@Ajaran Perus
tentang
Kekudusan
c:,
0
..J
0
.. ..
L U
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY

Dr. GIDION, M.Th

TEOLOGI
PERJANJIAN BARU

KAO PRESS

i 8
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

TEOLOGI PERJANJIAN BARU

Edisi Pertama
Copyright © September 2019

Penulis
Dr. Gidion, M.Th

Ketua Redaksi
-

Editor
-

Desain & Layout


Nurmi Laila, S.Si

Penerbit
Kritus Alfa Omega Press
(KAO Press)
Jl. Jatibarang RT 01/RW 01, Kel. Jatibarang, Kec. Mijen,
BSB, Semarang 50219, Indonesia
www.sttkao.ac.id; Email : stt.salom@yahoo.com
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
DAFTAR ISI
Roh Kudus..........................................................78
Cover............................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................... iii
Bab I Sejarah dan Perkembangan Teologi Biblika........ 1
Masa Bapa Gereja.................................................1
Masa Reformasi (Abad XVII) ..............................1
Masa Pencerahan (Abad XVIII) ...........................2
Masa Perkembangan Filsafat (XIX) .....................4
Masa Abad XX .....................................................8
Kesimpulan ...........................................................9
Bab II Metode Teologi Biblika....................................... 11
Bidang Ilmu Teologi............................................ 11
Teologi Perjanjian Baru....................................... 12
Metode Teologi Perjanjian Baru ......................... 16
Metode Teologi Biblika JP Gabler.................. 18
Metode Penulis Kitab ...................................... 23
Metode Kelompok Kitab ................................. 28
Metode Garis Besar Sistematik ....................... 36
Metode Tematik Alkitabiah ............................ 38
Kedudukan Eksegese dalam Teologi Biblika . 40
Tahapan Exegese ..............................................40
Jenis Sastra Alkitab ..........................................44
Bab III Teologi Injil Matius............................................ 46
Pengantar Injil Matius ....................................... 49
Allah .................................................................. 59
Kerajaan Allah................................................... 63
Eskatologi .......................................................... 70
Kristus................................................................ 73

iii 1
0
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

Bab IV Teologi Yakobus.................................................81


Pengantar Surat Yakobus ...................................81
Penderitaan .........................................................87
Dosa....................................................................89
Iman....................................................................96
Doa .....................................................................99
Kehidupan Baru .................................................100
Eskatologis .........................................................101
Bab V Teologi Petrus .....................................................102
Pendahuluan Surat I-II Petrus ........................... 102
Gereja ................................................................ 110
Eskatologis ........................................................ 112
Kristologi........................................................... 113
Soteriologi ......................................................... 116
Kehidupan Kristen ............................................ 117
Kemurnian Hidup.............................................. 119
Kemurnian Ajaran ............................................. 123
Bab VI Metode Tematik: Janji Allah ..............................124
Injil dan Kisah Para Rasul................................. 124
Surat Paulus....................................................... 125
Ibrani dan Yakobus ........................................... 128
1-2 Petrus dan Yudas ........................................ 129
Wahyu ............................................................... 129
Bab V Metode Tematik: Kerajaan Allah.........................130
Injil dan Kisah Para Rasul ....................................130
Surat Paulus ..........................................................138
Daftar Pustaka 139
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
filosofi penafsir jelas menainkan peran yang besar dalam
pengelompokan materi normative ini.
#Materi Normatif: Allah berkenan dan memberkati pribadi
yang bersikap kekurangan/miskin dalam hal rohani, taat
(tidak represif terhadap tekanan), sabar dan penuh kasih
sayang, dan pribadi yang konsisten merindukan dan
melakukan kebenaran ditengah-tengah penderitaan.
i.i). Allah berkenan kepada orang yang bersikap
kekurangan/miskin dalam hal rohani (Mat. 5:3)
i.ii). Allah berkenan dengan pribadi yang taat (tidak
represif terhadap tekanan), sabar dan penuh kasih sayang
(Mat. 5:5).
i.iii). Allah berkenan dan memberkati pribadi yang
konsisten merindukan dan melakukan kebenaran (Mat.
5:6)

2. Metode Penulis Kitab


Metode yang berdasarkan penulis surat/kitab adalah
metode teologi biblika yang menyusun teologi PB dengan
menganalisa penulisan masing-masing penulis PB yang akan
merefleksikan apa yang setiap penulis katakan. Teologi
disusun menjadi kebenaran yang sistematis berdasarkan
tema-tema doctrinal dan tema-tema unik dari penulis.
Teologi biblika dari kitab PB adalah upaya mensistematiskan
kebenaran yang diwahyukan secara progresif kepada
berbagai penulis PB. Jadi teologi PB mempelajari teologi
Matius, Markus, Lukas (Kisah Para Rasul), Paulus, Petrus,
Yohanes, Ibrani, dan penulis surat umum.

23 23
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Tahapan-tahapan
adalah bukanmempelajari
Kitab/Penulis: berasalh dari& keturunan
merumuskan
Yahudi
Teologi
(umat
@Exegese Kitab
#Analisa Historis
#Analisa Konteks
#Analisa Gramatikal
#Analisa Sastra
@Pengelompokan data (Sifat, Ajaran [topic TS],
Hubungan Allah-Manusia)
#Sifat (pembahasan sesuai temuan exegese)
#Ajaran (pembahasan sesuai temuan exegese)
#Hubungan Allah-Manusia (pembahasan sesuai temuan
exegese)
@Pengelompokan dan menetapkan sub judul pada topic
utama (tema-tema di point sebelumnya)

Contoh Metode Penulis Kitab


INJIL MATIUS
i). Allah (Ajaran)
• Salib merupakan rencana dan maksud Allah
Injil ditandai dengan serangkaian kutipan Perjanjian
lama dengan menggunakan kata “menggenapi” dalam
bentu pasif (plerothenai). Salib dijelaskan sebagai
penggenapan apa yang difirmankan Allah oleh nabi
(Mat. 1:22 bdk. Yes. 7:14).
• Rencana Allah berhasil melalui orang-orang yang paling
tidak mungkin dan ditengah situasi-situasi yang sulit
#Penyebutan empat perempuan dalam silsilah Yesus
yaitu Tamar, Rahab, Rut, dan Betsyeba (Mat. 1:1-17),
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

pilhan Allah). Bahkan Tamar, Rahab, dan Betsyeba,


adalah wanita-wanita yang memiliki kasis moral
(asusila). Hal ini membuktikan bahwa Allah dapat
menggunakan orang-orang tidak mungkin bagi manusia
(“orang Yahudi”).
#Para murid Yesus adalah orang-orang miskin dan tidak
terpelajar. Mereka tampaknya tidak mungkin menjadi
calon-calon yang dapat menjadi orang-orang
kepercayaan Yesus, untuk mensukseskan pelayanan
Yesus di bumi. Namun Allah memilih mereka dan
memperlengkapi mereka dengan wahyu untuk mengenal
siapa Yesus. Benarlah nats yang mengatakan bahwa
Allah menyatakan kepada orang-orang kecil (Mat.
11:25-26 bdk Luk. 10:21), kata ‘menyatakan’ dari kata
‘apokalupto’ yang artinya mewahyukan .
Ketika Petrus ditanya oleh Yesus (Mat. 16:13-17);
siapakah Anak Manusia itu? Petrus menjawab: “Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Tuhan Yesus
berkata: “bukan manusia yang menyatakan itu
kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga”. Kata
‘menyatakan’ dari kata ‘apokalupto’ yang artinya
mewahyukan. Jadi Allah pasti berhasil menggunakan
orang-orang yang tidak mungkin menurut ukuran dunia
sebab Allah ‘mewahyukan’ kebenaran kepada orang-
orang yang berkenan kepadaNyua (Mat. 11:26).
• Penderitaan, penganiaayaan, dan kematian akan dialami
hamba Allah untuk menggenapi Kehendak Allah
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Matius menjelaskan bahwa untuk menggenapkan
dengan Injil
kehendak (kata
Allah, ‘baik’ dari
seseorang biasagatha
saja Rom. 10:15 –mati
mengalami Yes.
martir seperti yang terjadi pada Yohanes dan pribadi
Tuhan Yesus. Dalam ucapanNya ketika mengutus para
murid, Tuhan Yesus berkata: “janganlah takut kepada
mereka yang dapat membunuh tubuh” (Mat. 10:28-29).
Pengalaman perlawanan, aniaya, bahkan mati sebagai
martir tidak menunjukkan bahwa Allah ingin melukai
hamba-hambaNya, atau Allah memalingkan wajahNya.
Pengalaman-pengalaman seperti yang terjadi pada
Yohanes dan Tuhan Yesus adalah pengalaman yang
akan dialami hamba-hamba pilihan untuk
menggenapkan kehendak Allah.
• Allah memperdulikan, memperhatikan kesejahteraan,
menyadari kebutuhan, dan perduli terhadap
kekhawatiran umatNya
#Allah memperdulikan kebutuhan jasmani.
Dalam kotbah di bukit Tuhan Yesus menegaskan:
“Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum
kamu minta kepadaNya (Mat. 6:8). Dalam konteks
ketika para murid cemas akan apa yang mereka akan
makan, Tuhan Yesus berkata: “Bapamu yang di sorga
tahu bahwa kamnu memerlukan semuanya itu (Mat.
6:32).
#Allah memberikan pemberian yang terbaik yaitu berkat
rohani.
Allah memberi pemberian yang terbaik kepada mereka
yang meminta kepadaNya (Mat. 7:11). “pemberian yang
terbaik” itu adalah berkat-berkat rohani, yang berkaitan
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

52:7; Ibr. 10:1).


#Allah memperdulikan keselamatan orang-orang
penyesat.
Allah memperdulikan secara pribadi umatNya, hal ini
tampak dari perumpamaan tentang domba yang hilang
(Mat. 18:12-14). Yesus berfokus pada anggota yang
tersesat (kata ‘tersesat’ dari kata planao yang berarti
‘menyimpangkan atau membuat menyimpang’, tindakan
‘menipu atau menyesatkan’). Jadi domba yang
diumpamakan tersesat ini adalah gambaran seseorang
yang bertindak menyimpang, yaitu menipu atau
menyesatkan orang lain. Fokus Tuhan Yesus kepada
orang-orang seperti ini menegaskan bahwa bagi Allah
orang yang lemah dan ragu-ragu itu penting. Orang yang
demikian seharusnya dicari dengan sungguh-sungguh
dan jika mungkin diselamatkan dari jalannya yang salah.
Allah tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-
anak ini hilang (Mat. 18:14).

ii). Sifat Kristus


a) Dikandung Roh Kudus
•Matius menekankan bahwa kemanusiaan Yesus
dikandung oleh Roh Kudus (Mat. 1:18).
*”ia mengandung dari Roh Kudus”; mengandung -
eu`re,qh eurthe (aorist indikatif); dia telah
mengandung dari Roh Kudus.
•Matius memberikan penekanan yang cukup jelas
tentang Maria yang tidak bersetubuh dengan
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
seorang BAB IV
1:25). laki-laki sebelum
TEOLOGI YAKOBUS kelahiran Yesus (Mat.
*”bersetubuh” ἐγίνωσκεν (eginosken) dalam bentuk
imperfek indikatif; ‘dia tidak melihatnya”. Tenses
imperfek menekan tindakan ‘tidak melihat’ secara
berulang-ulang, dan mood indikatif menjelaskan
bahwa tindakan tidak melihat adalah realita (sungguh
benar-benar tidak melihat). Dalam budaya pernikahan
Yahudi, setelah acara pertunangan maka pria kembali
kepada ayahnya untuk mempersiapkan rumah bagi
isterinya. Perpisahan ini dilakukan selama 12 bulan.
b) Ketidakberdosaan Kristus
•Baptisan-Nya adalah untuk “menggenapi seluruh
kehendak Allah” (Mat. 3:15), bukan untuk pengakuan
dosa (Mat.3:6).
•Pencobaan-Nya juga menekankan bahwa meskipun Ia
diuji semua seperti dalam area kita, namun Ia tidak
berdosa (Mat.4;1-11).
•Pada waktu Ia menegur Petrus, Ia menyatakan bahwa
Ia sama sekali tidak ada hubungan dengan dosa
(Mat.16:23)

3. Metode Kelompok Kitab


Metode Kelompok Kitab adalah membagi PB ke
dalam tulisan yang berbeda (kelompok kitab), kemudian
menyajikan pandangan teologis dari masing-masing
kelompok tersebut. Tahapan-tahapan dalam mempelajari &
merumuskan teologi kelompk kitab mirip dengan tahapan
metode penulis kitab. Metode ini baik jika teologi PB
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

A. PENGANTAR SURAT YAKOBUS


1. Penulis
Surat Yakobus adalah surat singkat yang umumnya
disebut sebagai surat universal (katolik).39 Penulis surat
adalah Yakobus saudara Tuhan Yesus, hal ini terbukti dari
adanya kesamaan bahasa dalam surat Yakobus dengan
perkataan Yakobus di Kisah Para Rasul 15. Selain itu ada
kesamaan antara isi surat Yakobus dengan ajaran Tuhan
Yesus (Yak. 1:22 dan Mat. 7:20; Yak. 3:12 dan Mat. 7:16;
Yak. 2:5 dan Mat. 5:3).40 Para pakar konservatif telah
mengemukakan bukti yang kuat tentang keyakinan tradisi
kuno bahwa Yakobus adalah penulisnya. Ada persamaan-
persamaan yang mencolok diantara Yakobus dan ajaran
Yesus.41
Problem utama bagi kepenulisan Yakobus ialah
bahwa ia tidak pernah secara jelas mengutip Yesus dan
ajaranNya. Namun secara psikologis hal ini adalah wajar,
mungkin saja Yakobus melakukan hal ini agar tidak terlalu
menonjolkan kenyataan bahwa ia adalah saudara dari Tuhan.
Kita tahu dari 1 Korintus 15:7 bahwa Yakobus menjadi
percaya akibat penampakan khusus Yesus yang telah bangkit

39
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru (Bandung: Kalam
Hidup, 2002), 397.
40
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT,
2003), 117.
41
George Eldon Ladd, 398.

81 81
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
43
dan kemudian
Yakobus
15:13; menjadi
21:12; mati
Gal. penatua
sahid42
1:19). gereja di
pada tahun Yerusalem
63M. Tradisi(Kis.
yang
berkembang
Dalam kemudian menyatakan
jemaat Yerusalem bahwa Yakobus
Yakobus, Petrus danmati
Yohannes, dianggap sebagai sokoguru jemaat, yang
wibawanya sangat besar (Kis. 15, Gal.2). Surat Yakobus
barangkali surat PB yang tertua, dikirim dari Yerusalem
kepada orang-orang Kristen asal Yahudi yang harus
mengungsi dari Yerusalem sebab sesudah kematian Stefanus
terjadi penganiayaan besar terhadap jemaat Kristen.
Setelah Petrus dipenjarakan, dan kemudian
dilepaskan oleh Tuhan melalui malaekat-Nya. Petrus berkata:
beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara
kita (Kis.12, 17), yang membuktikan bahwa Yakobus saudara
Tuhan Yesus telah menjadi pemimpin jemaat.
Dalam sidang Yerusalem (Kis. 15), Paulus dan
Barnabas datang dari Antiokhia ke Yerusalem untuk
bersidang. Yang memimpin rapat bukan Petrus melainkan
Yakobus, sebab yang merumuskan kesimpulan persidangan,
yang juga menjadi isi surat yang akan dikirim ke Antiokia,
adalah Yakobus (Kis. 15:13-19). Dan dengan sangat
berwibawa ia berkata: “Aku berpendapat bahwa” (Kis.
15:19).
Pengakuan atas Yakobus saudara Tuhan Yesus
sebagai penulis surat ini menegaskan bahwa tempat penulisan
surat ini adalah Yerusalem. Penanggalan dari surat ini adalah
diperkirakan sebelum tahun 63M, karena menurut Yosephus;

42
George Eldon Ladd, 398.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

martir pada tahun 62 M oleh orang-orang Yahudi yang


memusuhinya. Kita dapat menyimpulkan bahwa surat ini
ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus dari Yerusalem, kepada
orang-orang Kristen Yahudi yang ditindas oleh sesama orang
Yahudi.44
Kematian Yakobus sebagai awal kesudahan
Yerusalem Yakobus dibunuh selama pemerintahan seorang
imam besar yang bernama Anas atau Ananus, yang hanya
tiga bulan berfungsi. Dia menggunakan kesempatan ketika
Festus sudah meninggal dan konsul baru masih di perjalanan.
Ternyata pada waktu itu imam-imam besar bertengkar
dengan imam-imam biasa dan bahkan merampas
persepuluhan-persepuluhan yang dimaksudkan untuk para
imam. Yakobus, yang dikenal sebagai Yakobus yang jujur,
membela hak imam-imam, sehingga imam besar bermusuhan
dengannya. Yakobus dibenci juga oleh karena, menurut
kesaksian Hegesippus, banyak orang di Yerusalem telah
menjadi Kristen atas dasar kesaksian Yakobus tentang Yesus.
Ia dijatuhkan dari atas bubungan Bait Allah dan ketika tidak
langsung mati dilontari dengan batu dan dipukul dengan kayu
sampai meninggal. Yosefus berceritera tentang pembunuhan
atas Yakobus untuk menjelaskan bahwa orang Romawi
makin membenci orang Yahudi karena semua konflik intern
mereka. Hegesippus menjelaskan kejatuhan Yeruslam

43
Paul Enns, 117.
44
George Eldon Ladd, 399.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
sebagai
Paulusakibat
kelau iadari
berbicara
pembunuhan
tentang perbuatan
Yakobus.yang
Singkatnya,
baik. Dalam
semua
bencanapenulis melihat
yang akan kematian
datang. Sebeb Yakobus sebagai
mereka telah tanda
membunuh
seorang benar, seperti Yakobus selalu. Dan ia sendiri pernah
menulis tentang itu dalam suratnya (Yak.5:6).

2. Penerima
Penerima surat ini adalah orang Kristen Yahudi
diaspora, di mana banyak orang Kristen Yahudi yang
mengungsi pasca kematian Stefanus. Barangkali ada yang
berhasil membawa harta milik mereka, sebab di dalam jemaat
ada yang kaya dan miskin. Jadi surat ini ditujukan kepada
‘kedua belas suku Israel di perantauan’ (Yak. 1:1). Jemaat
yang menerima surat ini sedang menghadapi pengadilan-
pengadilan, penganiayaan dari orang Yahudi yang tidak
percaya kepada ajaran Tuhan Yesus. Oleh karena orang
percaya mengalami kebimbangan dalam menghadapi
penganiayaan, maka Yakobus menulis untuk memberikan
kekuatan dan memberi ajaran pada orang percaya pada masa
itu.45
Mungkin penatua-penatua dalam Yakobus 5:14
adalah mereka di Yerusalem, yang tetap merasa
bertanggungjawab bagi saudara-saudara mereka yang jauh.
Mungkin surat ini telah ditulis sebelum Antiokhia menjadi
jemaat yang kedua, berarti surat Yakobus juga tertanggal
jauh sebelum surat-surat kiriman Paulus. Oleh karena itu
sudah jelas dapat dikatakan bahwa Yakobus tidak menentang

45
Paul Enns, 118.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

keadaan diaspora mungkin timbul bahaya bahwa mereka


berpikir bahwa iman kepada Yesus sudah cukup dan tidak
perlu disertai perbuatan-perbuatan seperti dimaksud dalam
hukum Taurat. Terdapat tiga alasan untuk memastikan bahwa
surat ini ditujukan kepada orang Kristen asal Yahudi: kata
untuk tempat pertemuan mereka: sunagoge (Yak. 2:2);
Shema (Yak. 2:19), tentang keesaan Allah, dan larangan
bersumpah, yang dilukiskan dengan cara bersumpah Yahudi:
demi surga atau demi bumi (Yak. 5:12).

3. Tujuan Penulisan
Kitab Yakobus tidak begitu menekankan tema-tema
teologis, sebagaimana beberapa penulis kitab Perjanjian Baru
lainnya. Misalnya, surat ini tidak menyebutkan secara
eksplisit tentang inkarnasi, salib, atau kebangkitan Yesus.46
Yakobus menulis surat ini bukan untuk mengoreksi
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan doktrin,
tetapi bertujuan mendorong orang-orang Kristen untuk
bertindak menurut apa yang mereka percayai, untuk menjadi
pelaku Firman dan bukan hanya menjadi pendengar saja
(Yak. 1:22).47 Tujuan Yakobus menulis surat ini adalah untuk
menguatkan orang-orang Kristen Yahudi yang kebanyakan
berasal dari masyarakat golongan bawah yang sedang

46
Buist M. Fanning, A Biblical Theology Of The New Testament
(Malang: Gandum Mas, 2011), 477.
47
Buist M. Fanning, 477.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
mengalami penindasan oleh sesama orang Yahudi yang
kaya.48
4. Garis Besar
Salam (1:1)
Pencobaan (1:2-18)
Menghasilkan ketekunan (1:2-4)
Nasehat untuk meminta Himat dari Allah (1:5-11)
Pencobaan datang dari Keinginan (1:12-18)
Pelaku Firman (1:19 – 2:13)
Buang Amarah (1:19-21)
Bertekun melakukan Firman (1:22-25)
Mengekang lidah (1:26-27)
Larangan untuk tidak membeda-bedakan (2:1-13)
Iman Sejati (2:14-26)
Tantangan Iman (3:1 – 5:6)
Dosa lidah (3:1-12)
Hikmat duniawi (3:13-18)
Hawa nafsu dan mencintai dunia (4:1-10)
Fitnah (4:11-12)
Congkak (4:13-17)
Mementingkan diri sendiri (5:1-6)
Sabar dalam penderitaan (5:7-20)

48
George Eldon Ladd, 399.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
B. TEOLOGI YAKOBUS
1. Penderitaan (Yak. 1:2-4, 9-10, 12-14; 5:7-11)
Jemaat yang dituju oleh surat ini sedang mengalami
kesulitan, secara berurutan digambarkan kesulitan yang
dihadapi jemaat yaitu pencobaan (Yak. 1:2-4), godaan (Yak.
1:12-15), dan penderitaan (5:7-11).49 Yakobus mengajak para
pembacanya yang sedang mengalami penderitaan untuk
memandang penderitaan sebagai “kebahagiaan” (1:2).
Kalimat “anggaplah sebagai suatu kebahagiaan”, kata
“anggaplah” dalam bentuk aorist imperatif yang
menekankan suatu perintah yang menuntut respon yang cepat
untuk dilakukan. Respon itu adalah segera merubah cara
berpikir yang keliru mengenai pencobaan, bahwa sebenarnya
pencobaan adalah suatu kebahagiaan atau sukacita. Kata
Pencobaan dari akar kata πειρασμός (peirasmos) artinya test
atau ujian untuk membuktikan iman, kekudusan, dan karakter
seseorang. Konsep ini dipertegas oleh kata “ujian” (dokimion
di ay. 3; “ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan).
Kata dokimion sendiri mengacu pada proses menguji sesuatu
untuk menunjukkan kemurniannya. Alasan orang Kristen
perlu bersukacita di tengah kesulitan adalah bahwa Allah
menggunakan kesulitan untuk mengembangkan kerohanian
jemaat (ay. 3). Ketekunan (hypomone) pada gilirannya
menghasilkan karakter Kristen yang sempurna (ay. 4).50
Buist dalam bukunya berkata bahwa iman yang tidak
diuji oleh kesulitan akan selalu menjadi iman yang tetap

49
Buist M. Fanning, 478.
50
Buist M. Fanning, 478.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
51
dangkal dan tidak yang
bentuk kesulitan lengkap. Padajemaat
dihadapi ayat 13-14
yaitu ditunjukkan
daya pikat
godaan. Ketika seseorang dipikat untuk berdosa, seharusnya
orang tersebut tidak dapat menyalahkan Allah, karena Allah
tidak berkaitan dengan godaan (ay. 13). Penegasan Yakobus
bahwa Allah bukanlah sumber godaan, merupakan konsep
yang lazim dalam Yudaisme kuno. Ajaran Yahudi berkata
bahwa Allah memimpin manusia pada kebenaran, dan bukan
pada ketidaktaatan.52 Jika seseorang menyerah ketika digoda,
dia tidak boleh menyalahkan Allah atau mengira bahwa
Allah lah yang sedang menguji manusia (1Kor. 10:13).
Yakobus menegaskan bahwa pencobaan adalah
penderitaan yang harus ditanggung dengan setia. Tema
ketahanan (hypomone) dilanjutkan dari teks-teks sebelumnya
dan dilengkapi dengan perintah untuk menunjukkan
kesabaran (makrothymia) saat menghadapi penganiayaan
atau penderitaan. Pada masa menghadapi penderitaan, umat
Kristen tidak boleh kehilangan iman kepada Allah atau
bahkan saling menyerang (bdg. Ay 9).53 Suatu konsep yang
baru dari surat Yakobus adalah perspektif bahwa umat Allah
pasti akan mengalami penderitaan di dunia ini. Umat Kristen
tidak dibebaskan dari kesulitan, tetapi mereka harus
meneladani kesabaran dan ketekunan tokoh-tokoh Iman dari
PL.

51
Buist M. Fanning, 479.
52
Buist M. Fanning, 479.
53
Buist M. Fanning, 480.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
Dari pembahasan Yakobus mengenai penderitaan
dapat disimpulkan beberapa konsep penting Yakobus
mengenai penderitaan, yaitu:
i) Penderitaan adalah kebahagiaan karena bertahan atas
penderitaan akan memperoleh kesempurnaan (1:4) dan
memperoleh mahkota kehidupan (1:12), memperoleh
kelimpahan berkat (5:11).
ii) Penderitaan adalah test atau ujian terhadap kualitas iman,
kekudusan, dan karakter Kristen (1:2, 12).
iii) Penderitaan ada dua jenis yaitu penderitaan dari luar
(penganiayaan, penindasan, dll 1:3-4) dan penderitaan
dari dalam (keinginan 1:13-15), namun semua
penderitaan tidak berasal dari Allah.
iv) Orang yang bertahan dalam penderitaan adalah orang
yang mengasihi Allah (1:12)
v) Penderitaan akan terus ada sampai masa pada masa
eskatologis (5:7-8).
vi) Diperlukan pengharapan dan keteguhan iman dalam
menghadapi penderitaan (5:7-8).
vii) Jangan bersungut dan saling menyalahkan dalam
menghadapi penderitaan (5:9).
viii) Penderitaan adalah suatu keharusan dalam perjalanan
iman (5:10).
2. Dosa
Yakobus menekankan bahwa manusia diciptakan
serupa dengan gambar dan rupa Allah (Yak. 3:9), ini
merupakan pernyataan tentang martabat dan nilai manusia.
Namun demikian Yakobus mengakui bahwa manusia
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
bersalah
seseorang
kata dalam
πταίω sedang
banyak
dalam merusak
halpresent
bentuk (Yak.gambar
3:2). indikatif
aktif Kata
Allah‘bersalah’
dalam dirinya
dari
yang berarti
terus menerus berdosa (Louw Nida Lexicon: fail to keep the
law of God, sin). Selanjutnya disebutkan bahwa jika
seseorang tidak berdosa dalam perkataannya, ia adalah orang
yang sempurna ‘yang dapat juga’ mengendalikan seluruh
tubuhnya. Kata ‘yang dapat juga’ sebenarnya dari satu suku
kata Yunani yaitu δυνατός dalam bentuk kata sifat nominatif
maskulin yang diartikan seseorang yang mampu atau kuat
untuk mengendalikan tubuhnya.
Bahkan tidak seorangpun yang berkuasa
menjinakkan lidah (Yak. 3:8). Kata ‘berkuasa’ dari kata
δύναμαι dalam bentuk present aktif middle kata kerja
deponent atau sama dengan fungsi present aktif indikatif,
yang artinya mampu secara terus menerus untuk
menjinakkan/mengekang/ menguasai lidahnya. Dalam teks
Yunani dijelaskan karakteristik lidah yang menjelaskan
alasan mengapa tidak seoangpun mampu secara terus
menerus menjinakkan lidah. Pertama, karena lidah adalah
‘hal yang jahat yang tak terkendali’ (ἀκατάστατον κακόν).
Kedua, karena lidah itu penuh racun yang mematikan.
Yakobus menasehati para pendengarnya untuk
mengontrol lidah, karena lidah manusia seharusnya tidak
digunakan untuk mengutuki sesama manusia yang
“diciptakan menurut gambar Allah” (Yak. 3:9). Dalam ayat
10-12 Yakobus menegaskan bahwa orang percaya harus
secara konsisten tidak boleh melakukan dosa lidah atau dosa
perkataan. Sebab dengan melakukan dosa perkataan,
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

sendiri dan juga dalam diri orang lain.


Dalam pembahasan Yakobus mengenai dosa lidah
dapat disimpulkan konsep teologi Yakobus, yaitu:
i). Manusia berstatus berdosa karena melakukan dosa
perkataan (3:2).
ii). Dosa lidah menjadikan manusia tidak dapat sempurna,
dan tidak mampu mengendalikan tubuhnya sendiri
(3:2).
iii). Tidak seorangpun dapat secara terus menerus mampu
mengendalikan dosa lidah. Dosa lidah tidak terkendali
dan mematikan (3:8)
iv). Dosa lidah merusak gambar Allah pada manusia (3:9-
12).
v). Dosa lidah bentuk dari perlawanan terhadap Allah atau
tidak memuliakan Allah (3:9-12).

Meskipun manusia dibuat berdasarkan gambar Allah,


namun karena kejatuhannya, manusia menjadi orang berdosa
yang memiliki natur dosa yaitu hawa nafsu (Yak. 1:14).
Hawa nafsu inilah yang merupakan respon dari dalam yang
ke luar sebagai keinginan dan menghasilkan dosa (Yak.
1:15). Pembahasan Yakobus dalam isu ini penting, karena ia
memberikan pengertian yang lebih jelas tentang bagaimana
suatu dosa itu terjadi.
Konsep Yakobus tentang keinginan adalah:
i). Tidak semua keinginan mendatangkan dosa
ii). Keinginan yang dipikat dan diseret si jahat
mendatangkan dosa
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
55
iii).orang
Keinginan adalah
miskin
mencobai (Yak.
setiap sarana
orang2:8).dapat digunakan
Tugas orang sipercaya
jahat untuk
adalah
iv). Keinginan yang mengandung dosa (diseret dan dipikat)
mendatangkan kematian rohani.

Yakobus menggunakan kata hamartia untuk


menjelaskan dosa, arti kata hamartia adalah “meleset dari
sasaran”. Yakobus menyebut sebanayak 6 kali tentang dosa;
dosa berasal dari hawa nafsu yang ada di dalam diri manusia
(Yak. 1:15); akibat dosa dalam kerohanian adalah kematian
yang kekal (Yak. 1:15); dosa memperlihatkan kasih yang
pilih-pilih dan tidak mengasihi (Yak. 2:8-9); seseorang gagal
untuk berbuat baik berdosa (Yak. 4:17); dosa dapat diampuni
(Yak. 5:15, 20).54 Yakobus juga menggunakan kata
parabates untuk merujuk pada dosa, yang artinya adalah
suatu pelanggaran pada standar Allah (Yak. 2:9, 11).
Beberapa topik dosa yang mendapat penekanan oleh
Yakobus diantaranya adalah dosa seks dan dosa pandang
bulu. Konteks dari seluruh pembahasan yang mendahului
pernyataannya tentang dosa-dosa yang menyangkut
hubungan social adalah dosa jemaat yang memandang muka
kepada orang-orang kaya yang menghadiri perkumpulan
Kristen (Yak. 2:1), dan jemaat tidak memberi perhatian
kepada orang miskin yang pakainnya compang-camping. Jika
seseorang sungguh-sungguh memenuhi Taurat, ia akan
menunjukkan kasih yang sama baik kepada orang kaya dan

54
Paul Enns, 120.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

memenuhi hukum Taurat buatan Raja semesta alam (Yak.


2:7). Barangsiapa menuruti seluruh hukum, tetapi
mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap
seluruhnya (Yak. 2:10).

1. Dosa Mendua Hati


Manusia memiliki kecenderungan untuk mendua
hati, secara eksplisit kecenderungan mendua ini tampak
dalam kaitan antara Iman dan kebimbangan dalam doa
kepada Allah (Yak. 1:5-8). Dengan demikian kesusahan
manusia bukan hanya karena perilaku lahiriah manusia yang
terkadang baik ataupun jahat, tetapi karena manusia itu
sendiri yang tidak memiliki keutuhan batiniah, tidak ada
integritas hati dan pikiran.56 Inilah masalah dalam doa,
karena bukan hanya manusia yang berdoa itu yang tidak
yakin dengan kesetiaan Allah, melainkan manusia itu pun
tidak begitu pasti dengan apa yang sebenarnya dia ingin
doakan.57 Ketidakstabilan moral manusia mucul kembali
dalam Yakobus 3:9-12. Yakobus mengecam upaya manusia
untuk menjadi sahabat Allah dan dunia secara bersamaan
(Yak. 4:4).

2. Dosa Keinginan Jahat


Yakobus memberi penekanan kepada sifat manusia
yang memiliki keinginan yang jahat di dalam diri mereka
55
George Eldon Ladd, 403.
56
Buist M. Fanning, 481.
57
Buist M. Fanning, 481.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
58
(Yak.
kemampuan Jikayang
1:13-15; keinginan
4:1-3).
ada di yang
dalampada
Keinginan yanghakikatnya
diri baikituitu
jahat merupakan
manusia, dan
merupakan sesuatu yang dimiliki secara pribadi, yang
bersifat tanggap terhadap kejahatan. Jadi godaan
mencengkeram bukan hanya karena orang tersebut mendapat
godaan dari luar dirinya, tetapi karena keinginan hati yang
merespons godaan tersebut. Dan tidak ada orang lain yang
bisa disalahkan untuk kesalahan itu. Jadi keinginan jahat dari
seseorang itulah yang akan menjerat seseorang dan
membuatnya berdosa.59
Yakobus mengemukakan bahwa Allah tak dapat
dicobai atau mencobai seseorang untuk melakukan dosa.
Setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri karena ia
diseret dan dipikat olehnya (Yak. 1:14). Kata ‘keinginan’ dari
kata epithumia artinya tidak mengandung konotasi jahat;
bahkan Paulus menggunakan istilah ini dalam
mengungkapkan kerinduannya untuk pergi bersama dengan
Kristus (Fil. 1:23). Jadi ‘keinginan’ dalam teks ini mengarah
pada keinginan untuk perkara-perkara yang pada hakikatnya
tidak jahat, atau dengan arti lain suatu dorongan manusiawi
yang ada dalam setiap orang. Keinginan seperti ini tidaklah
suatu yang salah, sampai “orang itu terseret dan terpikat oleh
keinginannya sendiri”. Pemuasannya menjadi tujuan akhir
sehingga orang itu berupaya terus memenuhi keinginannya
lebih daripada keinginannya untuk memenuhi kehendak
Allah.60
58
Buist M. Fanning, 482.
59
Buist M. Fanning, 482.
60
George Eldon Ladd, 400.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

menyeret, memikat, dan menjerat manusia sehingga tidak


mencari kehendak Allah, maka keinginan itu dibuahi dan
melahirkan dosa yang membawakan maut. Tampaknya jelas
bahwa dalam pikiran Yakobus keinginan itu sendiri bukanlah
dosa atau suatu yang jahat; namun itu akan menjadi dosa bila
manusia terseret, terpikat, dan terjerat olehnya.61 Walaupun
seseorang telah mengalami kelahiran baru, orang tersebut
masih belum lepas dari berbagai cobaan untuk berbuat dosa
dan ujian-ujian (Yak. 1:2). Bentuk-bentuk luar dari kejahatan
yang berasal dari keinginan adalah hawa nafsu, dorongan iri
hati yang berperang dalam diri seseorang yang
mempengaruhi perilakunya.62
Berdasarkan konteks sebelumnya (Yak. 3:13-18)
dijelaskan tentang hikmat yang berasal dari Allah yang dapat
mengalahkan keinginan jahat yang disebut sebagai hikmat
duniawi. Hikmat duniawi adalah pertengkaran, kepahitan, iri
hati, kekacauan, perselisihan, sedangkan himat dari Allah
adalah kebalikannya yaitu kemurnian, damai sejahtera,
kebaikan, kepatuhan. Pada intinya seseorang harus dipenuhi
oleh hikmat Allah untuk mengalahkan keinginan jahat di
dalam dirinya.63 Orang-orang Kristen yang telah dilahirkan
dari Allah, dilahirkanNya melalui FirmanNya ketika Firman
itu ditanam di dalam diri orang percaya (Yak. 1:18, 21). Jika
orang percaya menerima Firman itu dan hidup di dalamnya,

61
George Eldon Ladd, 401.
62
Buist M. Fanning, 483.
63
Buist M. Fanning, 483.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
halpada
itu iman
percaya berfungsi
untuk terhadap
sebagai
melawan kebangkitan
kekuatan
dandi
kecenderungan kenaikan
dalam Tuhan
jahat. diri orang
Yesus,
Ada kuasa yang mengubah hidup dalam hikmat
Allah yang dapat ditemukan dalam FirmanNya, dan hal ini
bisa mengalahkan keinginan jahat dan menghasilkan tuaian
buah yang benar yang Allah kehendaki. Ada keserupaan
Firman Allah yang disampaikan Yakobus dengan Firman
yang disampaikan Paulus tentang hikmat dan peranan Roh
Kudus dalam mengalahkan keinginan daging (Gal. 5:16-26;
Rom. 8:1-17).64 Dalam budaya Yudaisme kuno hikmat Allah
dan peran Roh Kudus sering dikaitkan. Tampaknya Yakobus
memikirkan tentang peranan Roh Kudus dan hikmat Allah
secara bersama-sama dalam konteks (Yak. 3:13 – 4:3).65
Selain keinginan jahat yang menjadikan manusia
berlawanan dengan Allah, adalah persahabatan dengan dunia
(Yak. 4:4). Pencemaran oleh dunia harus dilawan dengan
ibadah yang murni dan tidak bercela kepada Allah (Yak.
1:27). Pengaruh luar lainnya adalah iblis (Yak. 4:7b). Orang
percaya harus melawan Iblis, dan Iblis pasti akan melarikan
diri dengan perlawanan orang percaya yang memiliki
kerendahan hati dan ketundukan kepada Allah (Yak. 4:6-10).
3. Iman
Yesus disebut sebagai “Tuhan Yesus Kristus” (Yak.
1:1), dan di tempat lain Tuhan Yesus disebut “Tuhan kita
yang mulia” (Yak. 2:1). Penyebutan ini juga menegaskan

64
Ibid., 483.
65
Ibid., 484.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

dan pengakuan Yesus sebagai Allah.66


Yakobus 2:14 menjadi ayat kunci pembahasan
tentang Iman. Ada perdebatan mengenai kata
‘menyelamatkan’, namun kata ‘menyelamatkan’ atau
‘keselamatan’ dalam Perjanjian Baru pada umumnya berarti
kelepasan dari hukuman neraka.67 Iman adalah cara manusia
untuk dapat mendekati Allah (Yak. 1:6; 5:15); perbuatan
manusia akan mendemontrasikan realitas dari iman (Yak.
2:18).
Banyak pemikiran yang membuktikan bahwa
pemikiran Yakobus banyak dipengaruhi oleh ajaran Yesus,
dan pemilihan kata-katanya untuk mengekspresikannya juga
sering serupa dengan perkataan Injil Sinoptik, secara khusus
Injil Matius.68 Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa
“siapa yang mau menyelamatkan nyawanya (fisik) ia akan
kehilangan nyawanya (spiritual); tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan
memperolehnya (menyelematkan nyawanya/spiritualnya)”
(Mat. 16:25).
Janji keselamatan jiwa dalam Yakobus 1:21
merupakan suatu motivasi bagi orang percaya untuk terus
taat kepada Firman Allah yang telah di tanam di dalam hati
mereka. Yakobus menekankan agar orang percaya menjadi
pelaku Firman dan bukan sekedar pendengar saja, karena
dengan menjadi pendengar saja seseorang akan kehilangan
66
George Eldon Ladd, 399.
67
Buist M. Fanning, 485.
68
Ibid., 486.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
berkat Allah
menjalani Dan(Yak.
iman yang
1:22-25).
paling
percaya Sesungguhnya
tragis hanyalah
seseorang dimanakegagalan
Iman yang
penipuanuntuk
tidak
diri,
berapapun seseorang menganggap dirinya rohani (Yak.
1:26).69
Yakobus memperingatkan bahwa iman kepada Yesus
Kristus membutuhkan kasih yang tanpa pandang bulu
terhadap orang lain. Yakobus menutup dengan
memperingatkan bahwa penghakiman Allah akan tanpa belas
kasihan atas seseorang yang tidak menunjukkan belas
kasihan (Yak. 2:13). Ini mencerminkan peringatan Tuhan
Yesus bahwa Allah akan memperlakukan manusia dalam
penghakiman sebagaimana mereka memperlakukan orang
lain (Mat. 6:12, 14-15; 18:32-35).70
Ada makna positif dan negatif dari iman dalam
konteks Yakobus 2:14-26. Dalam makna positif, iman yang
ditunjukkan oleh perbuatan (Yak. 2:18), iman yang bekerja
bersama-sama dengan perbuatan (Yak. 2:22a), iman
disempurnakan oleh perbuatan (Yak. 2:22b). Bahkan
Yakobus mengutip peritiwa Abraham yang
mempersembahkan Ishak, untuk menunjukkan iman yang
sempurna oleh perbuatan (Yak. 2:23 bdk. Kej. 15:6). Dalam
makna negatif, Yakobus menjelaskan bahwa iman tanpa
perbuatan atau yang tidak disertai perbuatan adalah iman
yang tidak memiliki manfaat atau sia-sia (Yak. 2:14, 16, 20),
dan Iman seperti ini disebut sebagai iman yang mati (Yak.
2:17, 26).

69
Ibid., 486.
70
Buist M. Fanning, 487.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

disertai perbuatan itu tidak dapat menyelamatkan seseorang


dari hukuman kekal karena dosa (Yak. 2:13-14). Perbuatan
menunjukkan iman (Yak. 2:18) adalah penyempurnaan dan
penggenapan iman (Yak. 2:22-23), dan berarti menjalankan
Firman yang telah ditanamkan oleh Allah pada saat Dia
memberikan kelahiran rohani pada orang Kristen (Yak. 1:18-
21). Yakobus menekankan bahwa iman sejati pasti
menghasilkan perbuatan kasih dan ketaatan. Paulus juga
menuntut kehidupan yang saleh sebagai ekspresi iman yang
sejati (Rom. 6:22; Gal. 5:6; Ef. 2:8-10; Fil. 1:11).71
4. Doa
Yakobus mendorong orang percaya untuk berdoa
dalam segala situasi, baik dalam pencobaan, kesulitan, sakit,
atau bersukacita (Yak. 1:5; 5:13-14). Umat Allah bisa datang
kepadaNya dalam doa, bahkan ketika merasa bingung dan
kacau karena pencobaan atau penderitaan, karena dia
memberikan hikmat dan anugerah, apapun situasi atau
kerangka berpikir mereka (Yak. 1:5). Tetapi sikap dasar
seseorang dalam doa haruslah iman dan bukan kebimbangan;
orang yang bimbang tidak dapat mengharapkan respons apa
pun untuk doanya (Yak. 1:6-8). Dalam pandangan Yakobus
dasar doa adalah apa yang seseorang percaya tentang Allah
(Yak. 1:18).
Kadang-kadang orang percaya gagal mengalami
berkat-berkat yang Allah siap berikan kepada mereka karena

71
Buist M. Fanning, 490.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
mereka
lainIstilah
yangtidak
ini adalah
memintanya
dialami istilah
orang dimedis
dalamdalam
percaya yang
doa (Yak.
biasa 4:2d).
digunakan
doa adalah Masalah
untuk
meminta
hal-hal yang keliru atau meminta karena motif-motif yang
mementingkan diri sendiri (Yak. 4:3). Yakobus menyiratkan
bahwa doa yang saleh meliputi penyelidikan motif-motif diri
sendiri dihadapan Allah , suatu kesediaan untuk belajar dari-
Nya tentang apa yang harus diminta, dan kadangkala suatu
pergumulan untuk membawa keinginan diri sendiri sejalan
dengan keinginan-keinginan dan waktu Tuhan.72
Yakobus menekankan efektifitas yang luar biasa dari
doa (Yak. 5:16b). Doa bisa menyelesaikan banyak hal karena
kebesaran dan kuasa Allah. Ilustrasi Alkitab tentang dampak
doa yang besar (Yak. 5:17-18), ayat-ayat sebelumnya tentang
penyembuhan, pengakuan, dan pengampunan juga
memberikan contoh khusus tentang betapa efektifnya doa
(Yak. 5:13-16a). Dalam ayat-ayat ini Yakobus mendorong
orang-orang yang sakit untuk memanggil penatua agar di
doakan. Kata “sakit” dalam ayat 14-16 bukanlah sebagai
penyakit fisik tetapi keputusasaan, depresi, atau keletihan
rohani karena pergumulan melawan dosa.

5. Kehidupan Baru
Seseorang memasuki kehidupan baru, jika Allah
melalui Firman-Nya “menjadikannya” (Yak. 1:18). Jika
Firman diterima dan tertanam di dalam hati (Yak. 1:21),
maka manusia memasuki kehidupan Kristen. Kata
‘menjadikan’ dari kata apekuesen yang berarti melahirkan.

72
Buist M. Fanning, 496.

100100
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

menunjukkan kelahiran jasmani. Yakobus menunjukkan


bahwa harus terjadi terlebih dahulu perubahan batin yang
dikerjakan oleh Roh Kudus melalui FirmanNya, barulah
kemudian seseorang memasuki kehidupan baru.73

6. Eskatologis
Kedatangan Tuhan (parusia) yang sudah dekat adalah
pengharapan yang senantiasa hidup (Yak. 5:7,8); hakim telah
berdiri diambang pintu (5:9). Pada saat kedatangan Tuhan
(parusia) itu nanti, pengalaman keselamatan menjadi lengkap
karena dilukiskan menerima “mahkota kehidupan” (Yak.
1:12), keselamatan jiwa dari maut (Yak. 5:20), atau mewarisi
Kerajaan Allah (Yak. 2:5).

73
George Eldon Ladd, 401.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
bersama dengan Yohanes, ia mengunjungi daratan pantai

BAB V TEOLOGI
PETRUS

A. PENGANTAR SURAT I-II PETRUS


1. Pelayanan Petrus
Rasul Petrus adalah putra dari Yunus (Mat. 16:17)
atau Yohanes (Yoh. 1:42; 21:15), dan saudara dari Andreas
(Mat. 10:2; Yoh.1:40). Ia berasal dari Betsaida (Yoh.1:44)
tetapi kemudian pindah ke Kapernaum (Mrk. 1:21,29). Petrus
tadinya bekerja sebagai seorang nelayan (Luk.5:1-11). Pada
awal pelayanannya, Yesus memanggil Petrus untuk
diselamatkan (Yoh.1:42), dan sekitar setahun kemudian Ia
memanggilnya untuk menjadi seorang rasul (Mat. 10:1-2).
Sebagai salah seorang dari Kedua Belas Rasul, Petrus
diberikan otoritas kerasulan untuk melakukan berbagai
mujijat, untuk meneguhkan berita Mesianik. Petrus juga
merupakan salah satu dari tiga orang pilihan, bersama
Yakobus dan Yohanes (Mat.17:1). Petrus adalah “sokoguru
Jemaat” (Gal.2:9) dan kemudian menjadi pemimpin gereja.
Petrus juga merupakan Rasul bagi orang Yahudi yang juga
tercermin dari pembicaraannya dan dalam suratnya yang
pertama (1Pet.1:1).
Menarik juga kalau kita perhatikan gerak-gerik
Petrus. Bukan saja ia berkhotbah dengan berapi-api, ia juga
kuat dalam mengorganisir dan merintis penginjilan dengan
strategi yang kuat. Sebab sesudah pelayanannya ke Samaria
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

Saron dan kota-kota penting seperti Lyda dan Yope, di mana


ia mengunjungi orang-orang kudus: suatu julukan untuk
orang percaya dari Yerusalem yang sudah berpindah ke sana
(Kis. 9). Pada saat menulis surat pertama, Petrus berada di
Babylon dan menyampaikan salam dari jemaat di sana (1 Pet.
5:13). Tradisi kuno Gereja dengan tegas menyatakan bahwa
Rasul Petrus adalah penulis surat 1 Petrus, yang
menggunakan Silwanus sebagai juru tulisnya.74 Mengenai
Babilon tempat Petrus menulis surat diyakini oleh gereja
awal pada abad ke dua adalah Roma. Beberapa alasan
diantaranya adalah; bahwa dalam pelariannya setelah
dilepaskan Malaikat dari penjara, masakan Petrus berdiam di
Babilon yang adalah wilayah khusus militer. Selanjutnya
pada zaman Perjanjian Baru, lambang kerajaan Romawi
adalah seperti Babel di Mesopotamia pada zaman Perjanjian
Lama, yang merupakan pusat kegiatan politik dan agama
suatu kerajaan dunia, sebagai sumber segala bentuk
kemewahan dan kebejatan moral. Bahkan Babel
melambangkan system pemerintahan dunia yang dari masa
ke masa memikat manusia untuk menjauhi Kristus dengan
cara menawarkan kesenangan duniawi. Selain itu banyak
pakar Alkitab meyakini bahwa Babilon dalam kitab Wahyu
adalah Roma (Wah. 14:8; 16:19; 17:5; 18:2-24), mungkin
demikianlah karena baik Babel maupun Roma pernah
memusnahkan Yerusalem. Jadi yang dimaksud Petrus dengan
Babilon dalam 1 Petrus 5:13 adalah wilayah Roma.

74
George Eldon Ladd, 405.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Barangkali
tak terbantahkan;
Petrus mengungsi
“Penulis menyebut
ke luar dirinya
wilayahPetrus
kekaisaran
(1:1) dan
romawi, sesudahAgripa.
oleh Herodes lepas dari penjara namun
Sehingga masih tetap dicari
untuk merahasiakan dan
demi keamanan Petrus, ia menggunakan istilah Babilon
untuk Roma. Alasan Roma menjadi lebih tepat karena
Silwanus adalah orang Kristen Yahudi yang tinggal di Roma,
yang bertugas sebagai juru tulis dan petugas pengantar surat
Petrus.
Penulis surat 2 Petrus adalah Simon Petrus (2Pet.
1:1), penulis menjelaskan bahwa ini adalah suratnya yang
kedua (2Pet. 3:1), penulis adalah saksi mata yang pernah
melihat Yesus dimuliakan (2Pet. 1:17-18). Bapak-bapak
Gereja seperti Jerome, Athanasius, Augustinus, dan Konsili
Kartago menerima surat 2 Petrus sebagai bagian dari Kanon
P.B dengan keyakinan bahwa Rasul Petrus adalah
penulisnya. Sering dikatakan bahwa I Petrus dan II Petrus
tidak mungkin dari penulis yang sama, karena melihat
perbedaan gaya bahasa. Akan tetapi surat pertama ditulis
dalam tahun 60-an di Babilon (yang dimaksud adalah Roma),
dan surat kedua kira-kira tahun 64 di kota Roma. Selama
tahun-tahun terakhir hidupnya ketika ia di Roma bukan tidak
mungkin Petrus memperbaiki bahasa Yunaninya, sama
seperti diakui juga oleh Flavius Yosefus untuk dirinya
sendiri. Baru di Roma orang-orang seperti Petrus dan Flavius
membaca naskah-naskah klasik, walaupun sebelumnya
bahasa Yunani telah menjadi bahasa kedua mereka.
Polycarpus, Irenaeus, dan Tertullianus mengakui Petrus
sebagai penulis, bahkan Eusebius menambahkan kata yang
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

saksi mata penderitaan Kristus (5:1)”.


Menurut Eusebius para rasul menyebarkan diri di
seluruh dunia, dipimpin oleh Allah dari surga. Tomas ke
Partia, Andreas ke Skitia, Yohannes Asia Kecil, sampai ia
mati di Efesus. Petrus di Asia Kecil berdiaspora dan pada
akhirnya di Roma ia mati syahid, disalibkan dengan kepala
kebawah atas permintaannya sendiri.

2. Penerima Surat
Alamat yang dituju surat 1 Petrus adalah orang-orang
Kristen yang tersebar di Proponsi Asia (1Pet. 1:1), dan jelas
bahwa mereka bukanlah orang-orang Yahudi (1Pet. 2:10;
4:3). Jadi pembaca surat ini adalah mereka yang berasal dari
bangsa kafir, namun mungkin mereka telah menjadi
pengunjung synagoge, dan dapat disebut orang-orang yang
takut akan Allah. Mereka adalah seperti orang asing dan
pengungsi di negeri sendiri. Karena mereka sudah masuk
Kristen mereka mengubah gaya hidup dan menjauhkan diri
dari lingkungan mereka sendiri sehingga dijelekkan (1Pet.
4:4). Kemiskinan dan keterasingan yang dialami jemaat
adalah akibat dari menjadi percaya. Dalam kesulitan itu
mereka sangat dihiburkan oleh Petrus yang menulis
bagaimana mereka telah dipilih oleh Allah Tritunggal,
menurut kehendak Bapak, yang dikuduskan oleh Roh agar
mereka akan mentaati Yesus Kristus.
Diaspora yang disebut disini harus dipahami secara
geografis, jadi diaspora Yahudi adalah mereka yang secara
geografis berada di daerah Asia Kecil. Kelihatannya surat ini
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
merupakan
jemaat. (2)
surat
Secara
kiriman
positif,
rasuli
Petrus
untuk
mendorong
enam tempat
orang percaya
dan
urutan menyatakan rute dari ’tukang pos’.
3. Tahun Penulisan
i). Waktu Penulisan 1 Petrus: Bentuk penganiayaan yang
ditunjukan dalam 1 Petrus adalah penganiayaan sebelum
Nero (+ 60 M)
ii). Waktu Penulisan 2 Petrus: Diperkirakan pada selang
waktu yang tidak terlalu lama dengan surat yang pertama
(+64 A.D.), menurut 3:1

4. Tujuan Surat
Tujuan 1 Petrus: Mendorong orang percaya ditengah
penganiayaan political dan sosial. Petrus mengistilahkan
penderitaan mereka sebagai “nyala api siksaan” (4:12).
Petrus bertujuan menguatkan orang-orang Kristen yang
sedang mengalami penganiayaan dari tangan-tangan orang
kafir (1Pet. 4:12; 5:9), yang menjadikan mereka juga
menghadapai penganiayaan dari pemerintah.75 Tesis surat ini
adalah nasihat dan dorongan dan dinyatakan di 5:12—orang
percaya harus tetap teguh dalam anugrah Allah di tengah
penderitaan mereka
Tujuan surat 2 Petrus dapat dikatakan ada dua segi;
(1) secara negatif, ia memperingatkan orang percaya
berkaitan dengan akan munculnya orang yang hidup tanpa
hukum (secara terang-terangan mengabaikan perintah Allah)
dan pengajar-pengajar ajaran sesat yang menyusup di tengah

75
Gorge Eldon Ladd, 406.
Surat
Surat
Penjara;
Penjara;
Efesus
Efesus
&&
Kolose
Kolose

untuk “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam


pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
II Petrus tidak mempunyai ciri-ciri surat pribadi.
Memang, kata-kata pertama sangat dalam dan hangat, tetapi
tidak disebut nama orang yang ditujukan. Bagus perkataan itu
bahwa para pembaca memperoleh iman oleh karena keadilan
Allah, sebenarnya terdapat kata isotimos (hapax legomenon),
artinya: (iman yang) sama berharga. Dengan jelas Petrus
menunjukkan kepada surat yang pertama yang telah ia tulis
kepada mereka (2Pet. 3:1-2), berarti para pembaca adalah
yang sama: orang-orang Kristen di Asia Kecil. Dan di situ
kita membaca juga tentang satu corak yang penting untuk
kedua surat ini, yaitu bahwa Petrus berusaha menghidupkan
pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan, supaya
para pembaca mengingat akan perkataan yang dahulu telah
diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah
Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-
rasul. Di sini menjadi jelas bahwa para Rasul dan penatua
mengirim surat-surat kepada jemaat belandaskan sebuah
pengajaran rasuli yang mereka peroleh dari nabi-nabi, rasul-
rasul dan tidak lupa Tuhan Yesus Kristus sendiri (bdk 1
Kor.11:23). Para pembaca di Asia Kecil mengetahui
pemberitaan rasuli sebab Petrus membutuhkan hanya
beberapa kata untuk membicarakan kemuliaan Tuhan Yesus
di atas gunung. Berarti mereka sudah tahu itu (2Pet. 1:16-18).
Gunung yang kudus berarti gunung di mana Tuhan Yesus
sering bertemu dengan murid-muridNya.
gunung kemuliaan (2Pet. 1:16-19), ia menerusk
pemberitaan oleh nabi-nabi dan sadar tentan
tanggungjawabnya untuk melayani Kristus (2Pet. 3:2),
membela Kitab Suci terhadap tafsiran yang sewenang-
wenang dan pemutarbalikan (2Pet. 1:20-21; 3:16) dan
ia minta waspada terhadap penyesatan-penyesatan (2Pet.
2:1-
22; 3:3-
7).

5. Garis Besar Surat 1


Petrus
Salam
(1:1-2)
Hubungan orang percaya dengan Allah (1:3 –
2:10) Keselamatan oleh iman (1:3-12)
Kekudusan karena ketaatan (1:13-2:10)
Hubungan orang percaya dengan sesamanya (2:11-
3:12
Tanggung jawab umum (2:11-17)
Tanggung jawab rumah tangga (2:18-
3:7)
Budak terhadap tuannya (2:18-
25) Isteri terhadap suaminya
(3:1-6) Suami terhadap
isterinya (3:7)
Ringkasan prinsip hubungan orang percaya
dengan sesamanya (3:8-12)
Hubungan orang percaya dengan penderitaan (3:13-
5:11) Ketabahan menghadapai penderitaan
(3:13-4:11)
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

Membuktikan pengharapan (3:13-


17) Teladan Kristus (3:18-4:6)
Urgensi pada akhir zaman (4:7-11)
Bersukacita menghadapai penderitaan (4:12-
19)
Mengambil bagian dalam penderitaan Kristus
(4:13-16)
Mempersiapkan diri untuk kemuliaan
kedatanganNya (4:17-19)
Nasehat dalam menghadapai penderitaan (5:1-11)
Penutup (5:12-14)

6. Garis Besar Surat 2 Petrus


Salam (1:1)
Pujian atas pengenalan yang benar (1:2-21)
Kuasa pengenalan akan Allah yang mengubah hidup
(1:2-4)
Sifat progresif pertumbuhan Kristen (1:5-11)
Kesaksian Rasul terhadap Firman kebenaran (1:12-21)
Motivasinya (1:12-15)
Metodenya (1:16-21)
Saksi mata dari Firman yang
dinubuatkan (1:16-19)
Pengilhaman kitab suci yang
dinubuatkan (1:20-21)
Kecaman terhadap guru-guru palsu (2:1-22)
Yang diharapkan dari guru palsu (2:1-3)
Yang mereka harapkan dari Allah (2:4-10)
Ciri guru palsu (2:10-19)
Bahaya kemunduran dari kebenaran (2:20-22)
Kepastian kedatangan Tuhan (3:1-18)
Penyangkalan kedatanganNya (3:1-7)
Kepastian kedatanganNya (3:8-10)
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Hidup menantikan kedatanganNya (3:11-18)
mengingatkan kita kepada satu perkataan kemudian dari rasul
Ucapan berkat (3:18)

B. TEOLOGI SURAT I-II PERUS


1. GEREJA
Petrus menganggap bahwa Gereja merupakan pengganti
Israel yang sejati. Bangsa Israel dahulu tersandung pada
Yesus yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai batu penjuru
bagi bait rohaniNya (1Pet. 2:8). Tempat Israel telah diambil
alih oleh gereja, yaitu “bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus” (1Pet. 2:9). Gereja adalah
kumpulan orang percaya kepada Yesus, dan taat kepada
Firman Allah. Gereja disebut sebagai “imamat rajani”, kata
imamat dari kata ἱεράτευμα ierateuma yang artinya adalah
hamba atau pendeta. Jadi Gereja merupakan hamba yang
rajani atau hamba kerajaan (mulia). Gereja adalah Orang-
orang percaya terus menerus dibangun menjadi rumah rohani
dan hamba yang kudus, agar Gereja dapat memberikan
persembahan rohani yang berkenan kepada Allah melalui
Yesus Kristus (1Pet. 2:5).76

1. Penghukuman
Dua masalah terkait dengan topik pertolongan
kepada orang yang tidak berada. Masalah pertama adalah
penipuan dari Ananias dan Safira yang terjadi sesudah contoh
yang baik dari Barnabas dalam menjual aset guna orang
miskin. Hukuman yang jatuh atas suami-isteri tersebut

76
George Eldon Ladd, 413.

110110
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

Petrus, yang menyatakan hukuman Allah kepada mereka:


Penghakiman dimulai pada rumah Allah (1 Petrus 4:17).

2. Diskriminasi sosial
Akibat dari menjadi percaya mereka menderita dari
pihak sesama mereka. Bukan pemerintah yang mengorganisir
penganiayaan, tetapi masyarakat, dengan perkataan dan
kadang-kadang kekerasan. Petrus menghiburkan mereka.
Mereka merasa diri orang asing, tetapi mereka dipilih Allah
dan nanti akan mencapai tujuan dan memperoleh warisan
yang dijanjikan.

3. Tanggungjawab bersama
Mereka dinasihati agar tidak menjauhkan diri dari
masyarakat dan tidak mencari keterasingan. Mereka justru
harus mencari kebaikan bagi semua saudara mereka. Selalu
siap memberi pertanggungjawaban, dan menyatakan diri
sebagai orang Kristen dalam hidup bermasyarakat. Dengan
itu pengudusan mereka akan menggarami masyarakat. Dalam
hal itu Petrus mengikut Yeremia dalam suratnya dari
Yerusalem kepada buangan Israel di Babel, Yer 29. Mereka
di sana harus berupaya untuk kesejahteraan masyarakat dan
di dalam damai mereka itu orang Israel di sana akan
memperoleh damai juga (Yer. 29, 7). Pemerintah harus
disegani, perkawinan harus diindahkan, dalam pekerjaan kita
harus setia. Seorang Kristen akan berpengaruh jikalau ia
melakukan yang baik secara konsisten, dan pada akhirnya
kritik dari luar akan berdiam diri.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose
2. ESKATOLOGIS
Pada saat kenaikan Kristus, para malaikat berjanji
bahwa Kristus akan datang kembali dengan cara yang sama
(Kis. 1:9-11). Petrus mengumumkan zaman millennial pada
waktu ia berbicara tentang “periode restorasi dari segala
sesuatu” (Kis.3:21). Allah telah mengaruniakan kemuliaan
Mesianis kepada Kristus yang telah naik ke surga (1:21), dan
tidak kurang dari kemuliaan Mesianis itulah yang nanti akan
dinyatakan ketika Yesus Kristus datang kembali (1Pet. 4:13),
yang juga akan diterima oleh orang-orang Kristen yang
teraniaya di dunia ini (1Pet. 5:1, 10). Berkat eskatologis ini
disebut warisan (1Pet. 1:4), keselamatan yang telah tersedia
untuk dinyatakan pada zaman akhir (1Pet. 1:5), keselamatan
jiwamu (1Pet. 1:9), yang menjadi tujuan dari seluruh ajaran
nabiah (1Pet. 1:10), mahkota kemuliaan (1Pet. 1:4). Namun
secara negative eskatologis adalah hari lawatan (1Pet. 2:12),
untuk penghukuman (1Pet. 4:17). Keselamatan eskatologis
akhirnya berarti turunnya berkat-berkat surgawi yang telah
tersedia kepada orang-orang percaya di bumi.77

Sehubungan dengan akhir zaman, Petrus menuliskan


beberapa hal tentang akhir zaman.
i). Kondisi, kondisi yang akan mendahului kedatangan
Tuhan adalah munculnya guru-guru palsu di tengah
jemaat. Mereka akan dikenali dari pengajaran mereka
yang salah, dimana mereka akan menyangkali Tuan
yang telah membeli mereka (2Pet. 2:1). Guru palsu

77
George Eldon Ladd, 408-409.
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Kristus (Kis.
akan
2:14).2:36).
dikenali
Petrus
dari juga
prilaku
berbicara
immoralitas
tentangmereka
kemuliaan
(2Pet.
ii). Kedatangan Kristus, dalam kedua suratnya Petrus
kelihatannya membedakan antara “pengangkatan
gereja” dan “kedatangan Kristus” yang kedua kalinya
untuk menghakimi orang fasik. Menurut Paul Enns
penderitaan orang percaya akan berkulminasi dalam
pujian dan hormat pada saat kedatangan Kristus (1Pet.
1:17). Petrus meyakini bahwa kedatangan Kristus
adalah untuk menghakimi orang yang mencemooh
kedatangan-Nya (2Pet. 3:1-7).78
iii). Hidup yang kekal, Petrus menjabarkan kedatangan hari
Tuhan yang tiba-tiba (2Pet.3:10). Hari Tuhan meliputi
penghakiman atas orang tidak percaya dan berkat bagi
orang percaya. Pada akhir milenium langit akan berlalu
dengan suatu suara yang gemuruh dan bumi akan
terbakar (2Pet. 3:10-13).

3. KRISTOLOGI
Dalam kotbahnya Petrus menunjuk Kristus sebagai
Yesus dari Nasareth (Kis. 2:22). Perkataan ini sangat
mungkin untuk mengingatkan pendengarnya akan Yesus
sebagai seorang yang ditolak, karena istilah ‘Nasareth’
memiliki konotasi yang negatif.79 Akan tetapi lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa Yesus itu bukan manusia yang biasa
akan tetapi Allah telah membuat-Nya menjadi Tuhan dan

78
Paul Enns, 155.
79
Paul Enns, 151.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

Yesus yang dihubungkan dengan sebutan “Hamba”, “Yang


Kudus”, “Yang Benar” dan ”Pemimpin kepada hidup” (Kis.
3:13-15). Oleh karena itu bersamaan dengan itu, Petrus juga
menyebutkan Yesus dan menekankan otoritas dan kuasa yang
berkaitan dengan nama itu (Kis. 3:16).
Keberadaan Yesus yang sudah ada sebelum
segalanya ada (1Pet. 1:20), Yesus telah “dipilih” sebelum
dunia dijadikan untuk memberikan penebusan (secara harfiah
kata dipilih berarti lebih dahulu diketahui, ditentukan oleh
Allah).80 Jadi ayat 20 ini dapat diterjemahkan; “Ia telah
dipilih sebelum dunia dijadikan dengan menyatakan diriNya
pada zaman akhir demi jemaat masa itu”81
Petrus memahami dengan baik adanya hubungan
antara Yesus Kristus dan Allah Bapa (1Pet. 1:2-3). Petrus
mengaitkan Yesus Kristus dengan Allah Bapa dan dengan
Roh Kudus dalam suatu rujukan. Pada ayat 3 Petrus memuji
“Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus”, status Yesus
sebagai “Anak” tidak nampak pada bagian ini. Dalam kedua
suratnya, Petrus hanya menggunakan satu kali gelar “Anak”
merujuk pada Yesus (2Pet. 1:17). Namun Petrus banyak
mengaitkan Yesus Kristus dengan karya Allah (1Pet. 1:3-5,
18-21; 3:18-22; 4:11; 5:10). Paparan Petrus tentang
penerimaan Allah atas Yesus sebagai anakNya, menegaskan
makna gelar “Anak” yang memiliki kebesaran ilahi yang
sama dengan Bapa (2Pet. 1:16-17). Dalam bahasa Yunani
80
Buist M. Finning, 501.
81
George Barker Stevens, The Theology Of The New Testament
(Edinburgh: T&T Clark, 1918), 298-301. “dikutip oleh:” Buist M. Finning, 501.
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
mengerjakan
“kami adalah
“Mahamulia” pembaharuan
saksi mata
digunakan hidup
darikepada
untuk kebesarannya”
setiapkemegahan
menegaskan orangdan
yang
kata
dan
kebesaran ilahi.82
Petrus juga menggunakan gelar-gelar untuk Yesus
dalam 1 Petrus diantaranya adalah Kristus (13 kali), Yesus
Kristus (7 kali), dan Tuhan (4 kali; 1Pet. 1:3, 13; 2:3; 3:15).
Petrus tidak pernah menggunakan nama “Yesus” secara
sendirian atau tanpa menggunakan gelar. Dan dalam surat II
Petrus gelar “Tuhan”lebih lazim ditemukan.83
Dalam suratnya Petrus memilih menggunakan nama
Kristus dan paling sering menggunakan sebuatan Mesias
untuk menjabarkan penderitaan-Nya. Petrus menulis bahwa
Kristus mencurahkan darah-Nya yang berharga (1Pet.1:19),
menderita sebagai substitusi (1Pet.2:21), menderita dalam
daging (1Pet.4:1), menderita di depan banyak saksi
(1Pet.5:1), dan mati satu kali (penekanan) bagi semua
(1Pet.3:18). Dia mati di atas salib menanggung dosa orang
lain (1Pet. 1:18-19; 2:24). Kristus menderita sementara dalam
daging, meski dia sendiri tidak bersalah (1Pet. 2:21-23; 3:17-
18; 4:1).
Allah membangkitkanNya dari kematian dan
memberiNya kemuliaan dan otoritas di sisi kananNya di
surga (1Pet. 1:3, 7, 21; 3:18, 21-22; 2Pet. 1:16-18).
Kebangkitan Kristus bukan hanya sebagai peristiwa lampau,
melainkan peristiwa yang olehnya seluruh orang percaya
masuk ke dalam hidup baru (1Pet. 1:23). Allah telah

82
Buist M. Finning, 504.
83
Buist M. Finning, 504-505.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

menyambut FirmanNya.84 Berdasarkan hal-hal itu Petrus


mendorong orang percaya untuk menguduskan Kristus
sebagai Tuhan dalam hati mereka (1Pet. 3:15), untuk
mempertahankan hati nurani yang murni ditengan
penderitaan yang sedang dialami jemaat karena percaya
kepada Kristus (1Pet. 3:16; 4:13-14).
Petrus juga menggunakan nama Tuhan Yesus Kristus
untuk menekankan kebangkitan, glorifikasi dan kedatangan
Kristus untuk yang kedua kali. Melalui Tuhan Yesus Kristus,
orang percaya yang telah dilahirkan baru dan telah
diselamatkan melalui kebangkitan Kristus, sedang dibangun
sebagai tubuh rohani (1Pet. 2:5), agar bersukacita di tengah
penderitaan bagi Kristus (1Pet. 4:10).
ISU: Dikotomi ‘Yesus sejarah’ dan ‘Kristus Iman’

4. SOTERIOLOGI
Sebagaimana yang telah dicatat pada pembahasan
sebelumnya, Petrus menekankan karya keselamatan Kristus:
Yesus adalah korban yang sempurna seperti domba yang tak
bercacat dan bercela (1Pet.1:19); Ia tidak berdosa
(1Pet.2:22); Ia mati sebagai pengganti sekali untuk kita
semua yang bersalah (1Pet.3:18). Kata ganti yang
menekankan bahwa Kristus mati bagi orang berdosa
(1Pet.2:24) adalah bahwa Yesus menebus mereka dari
perbudakan dosa (1Pet.1:18).

84
George Eldon Ladd, 407.
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
Keselamatan
karena semuanya
(1Pet.1:20), dari
tetapiterjadi
Kristusmenurut
direncanalan
dinyatakan tangan
dalamsejak
pemeliharaan
kekekalanIa
sejarah.
menyelesaikan keselamatan melalui kebangkitan-Nya,
memberikan orang percaya suatu hidup yang penuh
pengharapan. (1Pet.1:3).

5. KEHIDUPAN KRISTEN
1. Penderitaan
Penekanan terpenting Petrus tentang Allah adalah
bahwa Allah memelihara umatNya dalam penderitaan.
Penderitaan manusia karena mereka adalah orang-orang
Kristen merupakan pengalaman biasa bagi orang-orang
percaya di tengah dunia yang jahat ini (1Pet. 5:9). Petrus
menulis untuk menguatkan orang percaya dan menjelaskan
bagaimana orang percaya harus menyikapi penderitaan,
khususnya pada waktu mereka harus mengalami penderitaan
yang tidak sepatutnya (1Pet.1:6). Petrus menulis kata-kata
peringatan dan dorongan berkaitan dengan penderitaan.
i). Orang percaya harus mengantisipasi pencobaan dan
penderitaan dan mempersiapkan pemikiran mereka untuk
menghadapinya, karena Kristus juga telah menderita
(1Pet.1:11; 4:12; 5:9).
ii). Orang percaya harus bersukacita ditengah penderitaan
karena antisipasi akan kedatangan kembali Kristus
(1Pet.3:14; 4:13).
Penderitaan adalah pengalaman Kristen yang normal
karena dunia bagi mereka merupakan tempat yang asing.
Karena itu orang Kristen dituntut bersikap sabar dan
tekun, bahkan dengan bersukacita dalam menghadapinya,
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

Allah, dan membawa berkat tersendiri, serta memberi


jaminan untuk ikut serta dalam kemuliaan Kristus di masa
yang akan datang (1Pet. 4:13). menghadapinya, karena
semuanya terjadi menurut tangan pemeliharaan Allah, dan
membawa berkat tersendiri, serta memberi jaminan untuk
ikut serta dalam kemuliaan Kristus di masa yang akan
datang (1Pet. 4:13).
Oleh karena penderitaan Kristen sesuai dengan kehendak
Allah dan menuruti teladan Kristus, maka tanggapan
orang Kristen tidak boleh hanya bersikap pasif, melainkan
bersukacita. Penderitaan menurut kehendak Allah
mengandung kehormatan karena melaluinya realitas dan
kesejatian iman Kristen dibuktikan.85
iii). Orang percaya dapat menderita karena ketidakadilan
(1Pet.2:19,20,21,23; 3:17).
iv).Orang percaya bisa menderita karena kehendak Allah
(1Pet.3:17;4:19), tetapi di tengah penderitaan, mereka
akan dikuatkan oleh Dia (1Pet.5:10). Petrus menekankan
bahwa penderitaan seperti ini adalah penderitaan yang
sesuai dengan kehendak Allah. “Sebab lebih baik
menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendakai
Allah, daripada menderita karena berbuat jahat (1Pet.
3:17). Oleh sebab itu mereka yang menderita menurut
kehendak Allah harus tekun dalam perbuatan baik dan
mempercayakan jiwa mereka kepada pencipta yang setia
itu (1Pet. 4:19).

85
George Eldon Ladd, 411.
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY

2. Perbuatan Baik
Mengenai perilaku yang baik disebutkan empat kali
dengan menggunakan kata agathopoieo “melakukan yang
baik” (1Pet. 2:15, 20; 3:6, 17). Hal berbuat baik ini bukanlah
perbuatan baik menurut legalisme Yahudi, melainkan
merupakan perilaku yang benar yang bertentangan dengan
sikap berdosa orang kafir (1Pet. 4:2). Perilaku yang baik ini
merupakan kesaksian kepada orang-orang yang tidak percaya
yang dapat mengacaukan permusuhan mereka (1Pet. 2:15),
dan mungkin juga dapat memenangkan mereka pada Kristus
(1Pet. 3:1). Hal ini juga termasuk hubungan yang benar
dengan orang lain, dan sikap tunduk kepada lembaga-
lembaga pemerintahan negara (1Pet. 2:13,15), keluarga
(1Pet. 3:1,6), bahkan para hamba kepada tuan mereka (1Pet.
2:18).

6. Kemurnian Hidup86
Buku-buku Petrus dan Yudas pertama dan kedua
(bersama dengan Ibrani, Yakobus, 1, 2, dan 3 Yohanes, dan
Wahyu) termasuk dalam kelompok teks-teks dalam
Perjanjian Baru yang dikenal sebagai "Surat-surat Katolik"
atau "Surat-surat Umum." “Alasan untuk uraian ini adalah
bahwa mereka tidak ditujukan kepada gereja tertentu, tetapi
tampaknya ditujukan kepada gereja universal, yaitu, kepada
gereja pada umumnya.
86
Kaiser, Walter C. Jr: The Promise-Plan of God: A Biblical
Theology of the Old and New Testaments. Grand Rapids, MI : Zondervan,
2008, S. 333
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

1 Petrus
Para penerima surat ini adalah orang yang baru bertobat ke
agama Kristen di seluruh provinsi Romawi Pontus, Galatia,
Kapadokia, Asia, dan Bitinia; semua di Asia Kecil, yang
sekarang Turki. Orang-orang percaya ini menghadapi
beberapa jenis penganiayaan dan penderitaan di Asia Kecil,
tetapi penderitaan macam apa yang sebenarnya mereka
hadapi sebagian bergantung pada waktu penganiayaan ini
benar-benar terjadi. Peristiwa ini terjadi pada masa
pemerintahan Nero (54-68 M). Nero menuduh orang Kristen
sebagai penyebab terjadinya kebakaran besar di Roma pada
tahun 64 M. Awalnya penganiayaan ini hanya terjadi di
wilayah Roma, namun kemudian meluas ke wilayah-wilayah
jajahan Roma yaitu Asia. Orang Kristen di Asia mendapat
penganiayaan karena dipaksa untuk menyembah Kaisar.

Panggilan kemurnian dan kekudusan hidup


• Orang percaya dipanggil untuk menjadi kudus karena
Allah itu kudus (1:16); panggilan yang sama dalam
hukum Musa (Im 11: 44-45; 19: 2; 20: 7).
• Kemurnian dan kesalehan harus tampak dalam segala
perbuatan (1:15). Kemurnian dan kesalehan disebut
sebagai "perbuatan baik" (2:15, 20; 3:13, 17), atau
melakukan "apa yang benar" (3: 6), dan "berbalik dari
kejahatan," dan "mencari [ damai] ”(3:11). Inilah
(kemurnian dan kekudusan) yang menjadi keinginan
Allah (2:15; 4: 2).

120120
Surat Penjara; Efesus &
KoloseBIBLICAL
BIBLICAL
THEOLOGY
THEOLOGY
percaya.
Para pembaca
Yudas kepada
(hypakoēs) surat
sebenarnya
Petrus dicirikan
Bapalebih Surgawi
suka
sebagai
menulis
orang
(1:14).tentang
yangPetrus
taat
menggunakan kata yang sama dalam 1: 2 dan 1:22. Jemaat
pemabaca surat Petrus adalah jemaat yang taat yang
"menyucikan diri" (1:22). Mereka tidak “menyesuaikan diri”
(syschēmatizesthe) kejahatan manusia disekitarnya. Pilihan
kata yang hanya digunakan di sini dan di dalam Roma 12: 2,
“terhadap keinginan jahat mereka mengabaikan” (1:14).
Mereka dari latar belakang orang berdosa, namun masa
kehidupan dosa sekarang sudah ditinggalkan. Mereka beralih
kepada karakter dan gaya hidup yang baru yang dibentuk
oleh iman percaya, sejak mereka menerima Tuhan (1:14).
Orang percaya telah datang kepada batu hidup (2:4), akan
menjadi batu hidup untuk bagunan rumah rohani dan imamat
yang kudus (2:5).
Seperti Israel telah dipanggil untuk "kerajaan para imam dan
bangsa yang kudus, umat yang milik Allah" (Kel 19: 5-6),
maka sekarang Petrus menyatakan bahwa orang-orang
percaya di Asia Kecil akan sama— semua yang dulunya
bukan umat sekarang adalah umat Allah, Petrus menegaskan
(ayat 9-10), ketika dia kembali menyinggung Perjanjian
Lama dalam Hosea 2:23.

2Petrus dan Yudas

Surat Petrus yang kedua dan surat Yudas memiliki banyak


kesamaan. Keduanya membicarakan kehadiran guru-guru
palsu dan bidat yang bertujuan menumbangkan iman orang
Surat Penjara; Efesus &
Kolose

“pemberitaan tentang keselamatan” (ayat 3), namun dalam


surat ini Yudas “menulis dan mendesak [mereka] untuk
memperjuangkan iman yang dulunya dipercayakan kepada
orang-orang kudus” (ayat 3b).
Tujuan utama Petrus adalah untuk memerangi guru-guru
palsu yang tampaknya menjadikan pengajaran Kristen
kebebasan untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.
Selain itu, mereka telah menolak gagasan tentang
penghakiman Allah yang akan datang seperti yang
diberitakan oleh generasi orang percaya sebelumnya.

• Allah memberikan kepada orang percaya kekuatan


ilahi untuk hidup dalam kesalehan (2Pet. 1:3). Selain
itu, Allah juga telah memberikan "janji-janji yang
sangat besar dan berharga" sehingga melalui kata-kata
ini dari Kitab Suci yang lebih tua, orang percaya
mungkin dapat "berpartisipasi dalam kodrat ilahi dan
melarikan diri dari kerusakan di dunia yang
disebabkan oleh keinginan yang jahat ”(1: 4).
• Allah telah menganugerahkan berkat rohani yang luar
biasa yang memampukan orang percaya untuk dapat
mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Kata
‘mengabil’ (γίνομαι aorist middle
subjuctive/deponent,- secara aktif dan bersegera
mengambil) bagian dalam kodrat ilahi. Kodrat ilahi
itu adalah kehidupan yang menjauh dari nafsu dunia
yang membinasakan.
Surat Penjara; Efesus &
Kolose BIBLICAL
THEOLOGY
• Tugas orang
yang suci percaya
dan saleh adalah mengupayakan
(3:11-18a), hidup
tidak salah memahami
“keterlambatan” datangnya hari Tuhan (3:15-16),
melainkan orang percaya bertumbuh dalam
pengetahuan dari Yesus Kristus (3:18)

7. Kemurnian Ajaran
• Petrus menyampaikan bantahannya tentang ajaran-
ajaran guru-guru Palsu. Guru palsu menyangkal
bahwa Allah telah menebus mereka (2:1)
• Orang-orang percaya perlu terus untuk diingatkan
tentang ajaran panggilan pertobatan (1:12-14).
Mengapa jemaat perlu dingatkan secara terus
menerus? Sebab ingatan manusia perlu disegarkan,
dan ada bahaya dari guru-guru palsu yang akan
memangsa setiap jemaat yang bimbang dalam hal
doktrin.
• Orang percaya perlu bersikap waspada terhadap
munculnya ajaran-ajaran palsu (Yu. 1:20-21). Guru-
guru palsu telah menolak doktrin kedatangan Tuhan
kita yang kedua dengan mengejek, “Di mana
'kedatangan' ini yang dia janjikan?” (2Ptr 3: 4a).
• Gaya hidup guru-guru palsu itu tercela. Mereka telah
membuang semua pengekangan (2Ptr 2: 10-12). Guru
palsu ini juga mengajak orang lain untuk hidup tanpa
hukum moral, dengan alasan kebebasan penuh (2:13-
18)
-,
z
<c (
- ,
a::
L U
a.
c.,
0
..,J
0
LU

::::

Anda mungkin juga menyukai