PENDAHULUAN
Petrus 4:7-11 terhadap Perilaku sosial di GJKR. Dalam bab ini akan
peneliti merasakan adanya sesuatu yang belum atau tidak sesuai dengan
belakang masalah yang akan diuraikan dibuat spesifik, jelas dan fokus
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 28
1
2
manusia, seperti yang dikatakan Tuhan Yesus bahwa zaman akhir ini
dikumpulkan, dilaporkan telah ada lebih dari 1.000 gereja yang dirusak,
Reformasi total pembakaran gereja sudah lebih dari 1.000 kasus 5. Ada
2
E. A. Hidayat, Iman Di Tengah Penderitaan: Suatu Inspirasi Teologis-Biblis
Kristiani, (MELINTAS, 32(3), 2016), 285.
3
Lembaga Alkitab Indonesia: Matius 24:6
4
Aulia Bintang Pratama, “Pembakaran Gereja Capai 1.000 Kasus Pasca
Reformasi” dalam CNN Nasional, https://m.cnnindonesia.com, (akses, Rabu, 10 Oktober
2015)
5
Aulia Bintang Pratama, “Pembakaran Gereja Capai 1.000 Kasus Pasca
Reformasi” dalam CNN Nasional, https://m.cnnindonesia.com, (akses, Rabu, 10 Oktober
2015).
3
mengapa Allah tidak menolong dengan segera 6?. Hal ini nampak pada
6
Richard Leonard, “Where the Hell is God?” dalam Thinking Faith: The Online
Journal of the British Jesuits (F. Suryanto Hadi (terj.)), dalam Rohani, No. 02, Tahun ke-
59 (Februari 2012) 35.
Elri Masniari Saragih, Sikap Etis Kristen Terhadap Penderitaan Menurut I
7
bersikap dewasa sehingga kuat dan bisa melewati masalah. Dalam kitab I
percaya”. Oleh karena itu para tokoh-tokoh teologi membuat tema untuk
Kristus, bukan berarti terlepas dari penderitaan dan hidup dengan damai
sejahtra. Justru sebaliknya orang percaya harus mau dan rela menderita
kebanyakan orang kristen tidak mau bahkan tidak rela untuk mengalami
Tuhan, rasanya banyak persoalan dan pergumulan, oleh karena itu lebih
tenang supaya kamu dapat berdoa. Artinya bahwa sikap orang percaya
dalam menghapi penderitaan yaitu dengan mengusai diri dan tetap tenang
supaya dapat berdoa. Selain itu, harus mengenakan kasih kepada orang
itu melainkan tetap bisa berbagi denga orang lain. Orang percaya harus
bisa menjadi berkat bagi orang lain ditengah penderitaan yang dialaminya.
tidak bisa tenang, bahkan tidak bisa untuk berdoa. Melainkan mengeluh
diri, bahkan ada yang lari dari imanya. Fenomena ini juga ditemukan
dikalangan jemaat GJKR, dari data yang peneliti himpun dengan sharing
bisa menguasai diri ketika mengalami penderitaan, tidak bisa tenang dan
tidak bisa berdoa oleh karena penderitan dan persoalan hidup yang
dialami. Salah satu contoh: ketika salah satu keluarga dari jemaat
persekutuan keagamaan.
tidak menggangu hak orang lain, dan toleran dalam hidup bermasyarakat.
sosial yang benar sesuai Firman Tuhan. Dalam I Petrus 4: 8-10, firman
8
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons,(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), 35
7
lainya. Artinya bahwa orang percaya harus memiliki perilaku sosial yang
rohani dan lain sebagainya. Akan tetapi ada beberapa jemaat yang sangat
gembalanya.
pada perilaku sosial jemaat. Dari salah satu jurnal penelitian juga
yang terjadi, maka peneliti menulis skripsi ini dengan judul ” Pengaruh
Identifikasi Masalah
sehingga nampak akan menjadi suatu kesatuan yang utuh. 11 Dari latar
10
Djone Georges Nicolas, Jurnal Syntak Transformation : Anomali Penderitaan
Orang Percaya “analisis makna penderitaan berdasarkan Filipi 1:27-29” (Vol.2 No. 3,
Maret 2001)
11
Etiknius Harefa’ Diktat Metodologi Penelitian Teologi (Medan:STT Paulus,
2010), 65
9
12
E. A. Hidayat, Iman Di Tengah Penderitaan: Suatu Inspirasi Teologis-Biblis
Kristiani, (MELINTAS, 32(3), 2016), 285.
13
Elri Masniari Saragih, Sikap Etis Kristen Terhadap Penderitaan Menurut I
Petrus 4:12-16 dan Relevansinya Bagi Orang percaya(Missio Ecclesiae, 8(1), April 2019,
58-80)
10
atau mengikut Kristus, bukan berarti terlepas dari penderitaan dan hidup
dengan damai sejahtra. Justru sebaliknya orang percaya harus mau dan
rela menderita sebagai bukti iman kepada Tuhan Yesus. Namun, dari
Tuhan, rasanya banyak persoalan dan pergumulan, oleh karena itu lebih
baik tidak beribadah saja, dengan demikian penderitaan tidak ada”. Dari
kesudahan segala sesuatu sudah dekat, karena itu kuasailah dirimu dan
jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa. Artinya bahwa sikap orang
tetap tenang supaya dapat berdoa. Selain itu, harus mengenakan kasih
penderitaan tidak bisa menguasai diri, tidak bisa tenang, bahkan tidak
dialaminya, putus asa, kecewa, meratapi diri, bahkan ada yang lari dari
imanya. Fenomena ini juga ditemukan dikalangan jemaat GJKR, dari data
penderitaan, tidak bisa tenang dan tidak bisa berdoa oleh karena
penderitan dan persoalan hidup yang dialami. Salah satu contoh: ketika
keluarga yang dikasihinya. Hal tersebut membuat imanya jadi lemah dan
4:7-11?
yang benar sesuai Firman Tuhan. Dalam I Petrus 4: 8-10, firman Tuhan
tumpangan kepada orang lain dan melayani satu sama lainya. Artinya
bahwa orang percaya harus memiliki perilaku sosial yang tinggi kepada
14
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons,(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), 35
13
sombong, angkuh, merasa diri paling rohani dan lain sebagainya. Akan
jemaat di GJKR?
berdampak pada perilaku sosial jemaat yag rendah. Dari uraian diatas
yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian itu jatuh
kesudahan segala sesuatu sudah dekat, karena itu kuasailah dirimu dan
jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa. Artinya bahwa sikap orang
tetap tenang supaya dapat berdoa. Selain itu, harus mengenakan kasih
penderitaan tidak bisa menguasai diri, tidak bisa tenang, bahkan tidak
dialaminya, putus asa, kecewa, meratapi diri, bahkan ada yang lari dari
mengalami penderitaan, tidak bisa tenang dan tidak bisa berdoa oleh
15
karena penderitan dan persoalan hidup yang dialami. Salah satu contoh:
ketika salah satu keluarga dari jemaat meninggal dunia, mereka seperti
keluarga yang dikasihinya. Hal tersebut membuat imanya jadi lemah dan
4:7-11?
yang benar sesuai Firman Tuhan. Dalam I Petrus 4: 8-10, firman Tuhan
tumpangan kepada orang lain dan melayani satu sama lainya. Artinya
bahwa orang percaya harus memiliki perilaku sosial yang tinggi kepada
sombong, angkuh, merasa diri paling rohani dan lain sebagainya. Akan
jemaat di GJKR?
berdampak pada perilaku sosial jemaat yag rendah. Dari uraian diatas
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
16 8
Soenoe Roharjo, Metodologi Penelitian Lanjutan (Medan: diktat),
13.
.
18
Kepentingan Penelitian
mencapai hasil dan tujuan yang sesuai dengan penelitian, serta rumusan
Kepentingan Teoritis
tentang “penderitaan orang percaya”. Jika dilihat dari sudut pandang biblis
kususnya dalam bidang teologi. Tulisan ini akan sangat mendukung dalam
Kepentingan Praktis
19
evaluasi diri, apakah sudah memiliki sikap yang benar dalam menghadapi