NIM : 220706
Penerbit : Momentum
Tahun : 20093
Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Hans Maris dari Belanda dengan judul
terjemahan: Gerakan Karismatik dan Gereja Kita. Hans Maris tertarik menulis
buku ini karena ia melihat konteks negaranya, di mana gerakan karismatik yang
sangat kuat, kabar “luar biasa”, gejala “luar biasa” yang mereka bawa mampu
menghipnotis banyak anggota gereja kita. Gereja kita yang dimaksud sering
disebut juga gereja “tradisional” atau gereja “arus utama”, terdiri dari Gereja
1
padahal mula-mula gereja “tradisional” tidak mau mempedulikan hal ini. Gerakan
karismatik tidak hanya di Belanda atau di Eropa, tetapi juga di Amerika Utara,
Buku ini secara garis besar memaparkan dua hal, yaitu pertama, bagaimana
apakah gerakan ini lebih “luar biasa” Roh Kudusnya daripada gereja kita, dan
kedua, dalam tuntunan pengetahuan dan hikmat Allah menguji pokok dan praktik
ajarannya apakah sesuai dengan ajaran Alkitab atau terjadi penyimpangan yang
serius?.
pembelaan diri gereja “tradisional”, tetapi lebih kepada bagaimana evaluasi kritis
dari seorang teolog terhadap gereja protestan yang dianggap “biasa” menghadapi
gerakan karismatik yang dipenuhi ajaran dan praktik yang menunjukkan “tanda-
tanda heran/luar biasa”, apakah hanya berdiam diri atau mulai berefleksi, menguji
ajarannya apakah perlu pembaruan atau reformasi karismatik juga, apakah gereja
kita mulai kehilangan atau kekurangan Roh Kudus, atau hanya karena persoalan
pemahaman, tafsir dan kreatifitas dalam bidang pelayanan. Begitu pula dengan
gerakan karismatik, juga diteliti (pengamatan dan evaluasi) mulai dari asal usul
Buku ini terdiri atas 3 bagian yaitu, bagian pertama: pendahuluan, bagian
kedua: pengamatan dan evaluasi, bagian ketiga: bertanya terus, dan ketiga bagian
2
2. Gagasan Pokok (Resume)
1. Apakah terdapat suatu pengalaman khusus yang masih belum dihayati seorang
2. Apakah “orang Kristen dari gereja biasa” mengetahui penghayatan iman yang
sesungguhnya?
Itulah pertanyaan pembuka dalam buku ini yang akan dilanjutkan dengan
emosional yang khusus dalam kehidupan iman. Bahkan sejak abad ke-2 M,
Gerakan Montanus muncul dan menyatakan bahwa suasana gereja terlalu suam-
suam kuku, gereja sibuk dengan ortodoksi. Namun, Sinode Antiokhia menolak
gerakan itu dan memvonis ajaran yang mengklaim pewahyuan langsung oleh Roh
kehidupan rohani, makna iman, dan pemahaman akan peran Roh Kudus yang
bukti ilahi bagi keselamatan pribadinya. “Yang paling penting dalam hidup orang
percaya adalah memperoleh bukti melalui pengalaman dan perasaan iman yang
3
khusus, terjadi melalui campur tangan Roh Kudus secara langsung.” Iman “saja”
emosional yang luar biasa, yang dianugerahkan oleh Roh Kudus, merupakan
sumber kuasa yang sebenarnya bagi kehidupan orang Kristen. Pengalaman khusus
imannya. Pengalaman ini dilukiskan oleh Charles Finney sebagai “suatu perasaan
seperti gelombang listrik yang berjalan melalui anda, bagaikan gelombang kasih
tekad yang sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Pola pikir ini serupa dengan
keselamatannya. Hal ini berlawanan dengan ajaran Reformasi yakni sola gratia
Roh Kudus.
menyatakan berkat kedua atau baptisan Roh Kudus dibuktikan dengan kuasa dan
gejala berbahasa roh atau glossolalia, pengalaman berbicara dalam bahasa yang
gerejanya karena jemaat tidak senang dengan gaya pelayanannya (sebab dia murid
4
Parham dari gereja pentakosta). Gerakan berbahasa roh menjadi sangat besar,
kebaktian siang dan malam, beribadah sambil berteriak, menerbitkan surat kabar,
dalam Roh Kudus disertai kemampuan berbahasa Roh, hal ini menjadi menarik
4. Apakah itu dapat terjadi dikarenakan suasana di luar diri orang tersebut?
1. Ada istilah pemalsuan iman, di luar dari ajaran tentang kasih karunia dan karya
Allah, kuasa Roh Kudus diberikan Allah sesuai janjiNya, tanpa metode, tuntutan,
2. Mengacu pada kasih karunia Allah, ajaran reformasi tentang sola gratia sangat
disebutkan di atas, muncul sekitar tahun 1960. Gerakan tersebut pada awalnya
tidak dimaksudkan untuk menjadi gerakan tersendiri yang terpisah dari gerakan
arus utama saat itu. Dengan berjalannya waktu dan dengan timbulnya suatu
5
keterpisahannya. Tujuan Gerakan Karismatik adalah pemulihan kembali karunia-
penyembuhan.
memperoleh lebih banyak di dalam karya Roh Kudus daripada di dalam karya
mengenai Roh Kudus yang merupakan Karya Allah yang spektakuler dan tak
terbatas, bukan hanya tentang pengenalan tentang Yesus, tetapi kemenangan Roh,
yang menyimpulkan bahwa karya Roh Kudus adalah pengukuhan karya Yesus
sebab Yesus dan Roh Kudus adalah satu hakikat, dan pendapat lainnya
menyimpulkan bahwa pada tingkat pertama, karya Yesus adalah pendamaian dosa
dan pada tingkat kedua, karya Roh Kudus adalah menuntun persekutuan jemaat
dengan Yesus yang mendamaikan, oleh karenanya karya Roh Kudus melebihi
karya Yesus.
yang “beku”, bukan wahyu yang dapat dinikmati sebab dialami oleh orang lain
yang menulisnya. Roh Kudus akan menurunkan Firman yang dapat dialami,
diterima pada saat kapan pun oleh orang percaya, itulah Firman yang hidup, yaitu
menerima berita langsung dari Allah melalui karya Roh Kudus. Bagi penganut
karismatik, itulah “wahyu baru”, dan tanda kehadiran Allah tak terbatas. Praktik
6
kehidupan rohani ini menuntun pada pencarian tanpa batas “melebihi Alkitab’,
sebab Roh Kudus bukan Roh Firman, tetapi Roh yang melebihi Firman (Alkitab).
yang dipenuhi roh kudus akan diliputi kegembiraan yang besar dan berkobar-
kobar, disambut dengan tepuk tangan yang riuh dan semangat menggebu-gebu,
diumpamakan “jatuh dalam Roh Kudus’ atau “beristirahat dalam Roh Kudus”.
Bobot kuasa Roh Kudus melebihi Injil Yesus Kristus, oleh karenanya iman
seorang percaya yang dipenuhi Roh Kudus akan lebih tinggi dari “sekadar” iman
dalam Yesus Kristus yang dipahami berdasarkan Injil. Sebab Roh Kudus itu akan
Yesus Kristus. Pengalaman iman pribadi jauh lebih hebat dari pada Injil yang
tertulis.
hanya pada “pengalaman ekstra”. Relasi dengan Tuhan bukanlah relasi yang
“mencari-cari” kehebatan, bukan relasi yang “menuntut”, bukan relasi yang egois.
pertumbuhan rohani yang diluar pengetahuan rasional, kasih terhadap sesama dan
yang rindu diperlengkapi dengan kasih dan segala karunia Allah, hidup dengan
buah-buah Roh. Hal itu juga didapatkan jika hidup orang percaya berpusat pada
7
dipandang “tidak cukup”. Mencari rasa puas dengan dalih “iman”, namun
mengabaikan Yesus benarkah karya Roh Kudus? Bukankah Roh Kudus mendiami
orang percaya atas dasar ketaatan kepada Yesus? (Yoh. 14:21) Karena Roh Kudus
diutus untuk bersaksi tentang Allah Bapa dan Yesus Kristus yang adalah satu (1
Yoh. 5:6-10). Apakah latihan rohani, kehidupan iman yang sungguh, hidup takut
akan Tuhan, hidup melayani dan menjadi penolong bagi sesama bukan karya Roh
Kudus?, bagaimana Roh Kudus hadir dan berkarya kalau tidak diberikan Allah
kepada manusia berdosa atas dasar kasih karunia? Hidup yang dicurahkan Roh
Kudus tidak akan pernah menolak firman Allah (Alkitab), tidak akan pernah
mengabaikan Yesus dan tidak akan pernah merasa “lebih” dalam hal rohani.
Sebab Roh Kudus akan menuntun pada kesimpulan: hidupku bukan milikku lagi,
tapi milik Tuhanku. Kuasa yang ada padaku bukan kuasaku tapi, kuasa Tuhan
Bagian penutup buku ini, berbicara tentang kesakian Julie Inan, seseorang
Kristen di Belanda yang sangat kuat dipengaruhi oleh gerakan karismatik, sempat
gereja karismatik yang ia sebut indah, berkembang pesat, penuh semangat, dan
selalu mengumandangkan penerimaan karunia “baru” dari Roh Kudus, tak satu
“roh” seperti orang lain tak kunjung diperoleh. Ia mulai bergumul dengan harga
beriman. Ia hidup morat-marit, mencari dan mencari “rumah” iman yang tepat,
selalu tidak cocok, ia bertepuk tangan bergembira dalam ibadah tapi hatinya
8
hampa, ia kikuk. Orang lain menyaksikan tanda mujizat, penampakan, tanda-tanda
penglihatan dan mimpi (karismata), orang lain dapat berbahasa roh, dapat
bernubuat, tetapi dia tidak mengalami apa-apa. Dia selalu bergumul di mana
Ketika Julie sudah sangat sangsi, merasa tidak bahagia atas aktivitas
pencarian kuasa “Roh Kudus” itu, sampai berkali-kali berkelana, sedih karena
Hall/Balai Injil, Gereja Metodis) ia sadar bahwa dirinya dipanggil Allah untuk
menyelidiki Alkitab, belajar Firman Tuhan dengan teliti, berdoa secara pribadi,
dan waspada terhadap kesesatan. Dalam masa perenungan itu ia sakit berat dan
hampir meninggal, pada masa kritis itu ia sadar bahwa mengalami kuasa Tuhan
itu bukan karena kita yang hebat, bukan karena usaha kita, tetapi karena Tuhan
yang berkarya atas hidup kita, dan orang yang ditarik hidup dalam Tuhan adalah
orang yang diberikan kasih karunia yang luar biasa, oleh yang mentaati Firman
Tuhan adalah orang yang mengalami pemenuhan Roh Kudus, tidak ada hal dunia,
kehebatan manusia yang lebih menarik dari besarnya karya Tuhan atas orang yang
lemah dan tidak layak. Dan Allah bekerja melalui hati, hati akan bersyukur dan
menerima Tuhan, hati yang menemukan Firman Tuhan adalah berkat yang luar
biasa, itulah hidup yang berdamai dengan Tuhan. Setelah 6 tahun perjalanannya
sebagai Kristen yang berkelana, ia masuk dalam sebuah persekutuan baru Free
9
penyembuhan, bekerjasama melayani, pendeta dan warga jemaat tidak ada yang
menghakimi masa lalu (yang dia anggap salah dan murtad terhadap Tuhan),
Allah, menerima sebagai keluarga dalam Kristus. Ia yakin itulah anugerah hebat
Roh yang selama ini ia kejar. Itulah berkat Tuhan yang sejati yaitu, berdamai
dengan Tuhan dan menemukan “rumah iman” yang tepat, ia yakin itulah pilihan
Tuhan atas hidupnya, bukan disebuah gereja hebat, indah, spektakuler menurut
suaminya, Erdinc yang masih belum percaya, tetapi ia yakin anugerah Tuhan akan
Buku ini dicetak dalam lima edisi sampai 2014, berarti buku ini sangat
suasana yang menarik, pengalaman khusus dalam memberitakan Injil menjadi alat
pemikat bagi orang Kristen yang mencari “kepuasan” rohani? Apakah hakikat
Roh Kudus, apakah Roh Kudus melampaui Kristus atau sebaliknya lebih rendah?
puncak dari anugerah/karunia “baru” yang orang Kristen cari? Apakah benar
10
gereja di luar gerakan karismatik, miskin dan tidak memiliki atau mengalami
gereja dan praktiknya yang sesuai dengan prinsip kebenaran Alkitab, pada hakikat
karya Roh Kudus atas gereja sebagai persekutuan dan lembaga, yang pada
akhirnya membawa kita pada hidup yang tidak akan ragu, bimbang, sibuk
berkelana, atau menyimpang dari ajaran kebenaran dan benar-benar hidup takut
akan Tuhan di mana pun kita bergereja. Sebab Injil adalah satu, iman adalah satu,
“rumah” yang tepat akan menuntun kita pada pengenalan akan Allah Bapa, Yesus
Kristus dan Roh Kudus, tidak sibuk mencari kepuasan dan kesombongan rohani,
tidak akan memecah belah, menjauhi yang tidak tertib, dan memuliakan Allah
Buku ini sangat baik dibaca oleh kalangan gereja arus utama supaya tidak
bimbang, gentar, namun tetap waspada dengan begitu banyak gereja baru dengan
pemikiran kritis dan kesaksian seorang Kristen sudah pernah berkelana dalam
bergereja, pada bagian penutup. Dampak negatif itu dapat diredam dengan
pengetahuan yang benar dan pertolongan Tuhan. Buku ini adalah salah satu
sumber referensi pengetahuan teologis yang tepat. Namun buku ini akan
menimbulkan pro-kontra di kalangan karismatik jikalau buku ini beredar luas, dan
11
dibaca oleh mereka. Kaum karismatik pasti tidak terima dengan pemikiran kritis
buku ini. Karenanya, buku ini hanya dapat beredar atau dibaca dengan sungguh
4. Refleksi Kontemporer
buku ini, apakah sebenarnya karismatik itu? Apakah sekadar klaim suatu gereja
atau ajaran tertentu tentang diri mereka, ajaran mereka atau mereka benar-benar
orang yang karismatik atau justru semuanya salah karena sebenarnya semua orang
percaya diliputi karisma ilahi tak memandang dari “rumah” gereja mana. Karena
sebenarnya semua orang percaya menuju pada satu Allah, satu Injil, satu
bahwa: 1
“Dalam arti umum, semua umat Kristiani yang dipanggil dan menerima rahmat
Allah disebut karismatis. Secara lebih khusus sebutan ini dipakai untuk orang-
orang yang menerima karunia khusus Roh Kudus, seperti misalnya hidup selibat
(1Kor 7:7), kuasa membuat mukjizat, membedakan roh dan berbahasa roh (1
Kor:12:10)”
Dalam dunia sekuler: Karismatik adalah seseorang yang hangat, mudah bergaul
dan menarik perhatian. Kita mengatakan seseorang yang karismatik adalah orang
karismatik, karena keselamatan adalah merupakan karunia ilahi. Dalam arti yang
lebih sempit, karismatik merujuk pada berbagai karunia atau karisma dari Roh
Kudus.
kategori bagi umat Gereja yang merasa menjadi bagian dari orang-orang yang telah
bukunya ini bahwa kita tidak boleh menganggap karya Roh Kudus lebih luas,
indah, dan tinggi daripada karya Kristus. Karena pemikiran semacam ini
Kudus hanya berkarya saja; dan kedua, yang di dalamnya Roh Kudus dicurahkan
sebagai pribadi yang mendiami hati orang percaya. Kehidupan Kristen yang
dipenuhi dengan Roh Kudus adalah kehidupan dalam persekutuan dengan Kristus
dan mempermuliakanNya.2
dalam banyak gereja, bahwa Roh Kudus lebih banyak diperdebatkan soal “tanda-
tanda atau gejala-gejala” yang “lebih heran” dibandingkan yang lain. Itulah yang
dipandang sebagai gereja penuh Roh Kudus. Roh Kudus menjadi doktrin
2 ?
Pillar: Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia, Resensi Gerakan Karismatik
Dan Gereja Kita, 2010.
https://www.buletinpillar.org/resensi/gerakan-karismatik-dan-gereja-kita diakses pada hari
Senin, 27 Februari 2023, pukul 08:56 WIB
13
yang berbeda-beda. Ini dapat menimbulkan penyimpangan pengajaran dan
mimpi, nubuat, bahasa roh sebagai “berkat kedua” bagi orang percaya dan sebagai
tanda hidup yang dipenuhi karunia rohani. Sedangkan kalangan protestan arus
sebagai yang utama dan harus dicapai, melainkan menganggapnya sebagai salah
satu karunia perjumpaan dengan Tuhan, sehingga kalangan ini lebih menekankan
pada kehadiran Allah yang memberkati, yang menuntun orang percaya pada
menggembalakan jemaat, dalam hal ini kuasa Roh Kudus akan terasa oleh setiap
pribadi yang benar, setia, berkontribusi untuk memperluas kerajaan Allah dan
kasih karunia dan penghiburan ilahi. Itulah karya Roh Kudus yang sejati bagi
kalangan arus utama.3 Kedua pandangan yang berbeda ini akan menemui titik
temu dan berhenti berdebat, jika Yesus Kristus, Sang Pemilik dan Kepala Gereja
yang memperbaikinya.
bahwa keselamatan disajikan secara sempurna dalam karya Kristus saja. Apakah
sola gratia dan sola fide – oleh anugerah saja dan hanya iman saja – hanya berlaku
bagi orang-orang yang baru dalam iman dan tidak berlaku bagi yang sudah
3 ?
Teologi Reformed, Roh Kudus dan Prinsip Pemersatu gerakan kharismatik, 2018
https://teologiareformed.blogspot.com/2018/12/prinsip-pemersatu-gerakan-kharismatik.html
diakses pada hari senin, tanggal 27 Februari 2023, pukul 18:09 WIB
14
dewasa dalam iman? Benarkah Roh Kudus membawa kita ke tingkat yang lebih
tinggi? Paulus menuliskan bahwa dia memutuskan untuk tidak mengetahui apa-
apa selain Yesus Kristus yang disalibkan (1Kor. 2:1-2) justru kepada jemaat yang
seakan-akan memiliki suatu tingkat rohani yang lebih tinggi, maka dengan mudah
pelayanan kita kepada dunia, bukan pribadi kita lagi yang menjadi pusat
perhatian. Tujuan utama hidup kita seharusnya adalah Kristus bukan lagi diri
sendiri (Gal. 2:20), dan Injil Yesus Kristus yang kita beritakan adalah buah
ketaatan kita meneruskan Misi Allah, dengan kesadaran atas kasih karunialah
kuasa Roh Kudus memperlengkapi kita, sehingga nama Yesus semakin dipuji dan
dimuliakan.
Roy B. Zuck (2011: 107) memaparkan bahwa: Karya utama Roh Kudus
untuk mencapai tujuan ini, yaitu memuliakan Anak Allah. Demikian hal
4 ?
E-Misi: Mengabarkan Injil ke seluruh Indonesia, Roh Kudus dan Misi, 2009
https://misi.sabda.org/roh_kudus_misi diakses pada hari Selasa, 28 Februari 2023 pukul 17:18
WIB
15
dengan misi. Salah satu peran Roh Kudus adalah dalam bidang misi. Roh
Kudus punya peran besar dalam pelayanan misi orang-orang percaya. Roh
melihat kepentingan mereka untuk menerima Yesus Kristus. Selain itu, Roh
Kudus juga berkarya melalui murid-murid Yesus waktu itu dan terlihat jelas
di dalam Kisah Para Rasul. Roh Kudus memang berkarya dalam misi. Roh
gereja mula-mula. Demikianlah karya Allah yang nyata dalam pencurahan Roh
Kudus bagi misi gereja perjanjian baru, dan terus berlanjut hingga kedatangan
Dengan kesadaran tersebut, maka sebagai gereja tidak ada yang dapat
menyombongkan dirinya dengan label lebih “dipenuhi” Roh Kudus karena Allah
sendirilah yang berkuasa memiliki, memberi dan menyatakan karyanya atas kita,
siapa saja yang dipenuhi Roh Kudus adalah pilihan Allah, Roh Kudus terus
tercurah atas manusia biasa untuk melanjutkan karya Allah yang luar biasa,
Keutamaan Yesus serta menganggap Roh Kudus, Roh Firman, Roh Yesus itu
mempunyai misi yang berbeda dan salah satunya boleh diabaikan, yang lain lebih
kesesatan.
DAFTAR PUSTAKA
5 ?
Roy B. Zuck, A Biblical Theology of the New Testament (Malang: Gandum Mas, 2011),
107.
16
Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPN
E-Misi: Mengabarkan Injil ke seluruh Indonesia. Roh Kudus dan Misi. 2009
http://www.karismatikkatolik.org/definisi-karismatik.html
https://misi.sabda.org/roh_kudus_misi,
https://teologiareformed.blogspot.com/2018/12/prinsip-pemersatu-gerakan-
kharismatik.html
https://www.buletinpillar.org/resensi/gerakan-karismatik-dan-gereja-kita,
2018
https://teologiareformed.blogspot.com/2018/12/prinsip-pemersatu-gerakan-
kharismatik.html
Zuck, Roy B. A Biblical Theology of the New Testamen. Malang: Gandum Mas,
2011.
17