Nim 07040222058
Kls:B1
Prodi:Saa
Tugas: Membuat kalimat reflektif dari tema tema pokok agama Kristen
kita dapat merenungkan bahwa istilah "gereja" tidak hanya memiliki akar sejarah linguistik,
tetapi juga memiliki makna yang dalam terhadap tradisi Kristen. Gereja tidak hanya merupakan
sebuah kata, tetapi juga sebuah komunitas yang dipanggil, dipilih, dan diperkuat oleh Tuhan. Selain
itu, metafora yang digunakan, seperti "tubuh Kristus," "orang-orang kudus," "kawanan domba Allah,"
"anak-anak Allah," dan "keluarga Allah," menggambarkan beragam aspek kehidupan ber-gereja yang
melibatkan tanggung jawab moral, perlindungan, dan pelayanan. Ini mengingatkan kita bahwa gereja
bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga sebuah komunitas yang memegang peranan penting
dalam penyebaran iman dan pelayanan.
B.Kesatuan Gereja
Teks ini mengajarkan kepada kita pentingnya kesatuan dalam komunitas gereja. Seperti dalam
peristiwa Hari Pentakosta, di mana Roh Kudus menyatukan para murid dan mereka mulai berbicara
dalam berbagai bahasa asing, gereja juga harus bersatu dalam keyakinan dan cinta kasih. Setiap
anggota gereja memiliki peran yang penting, dan jika satu anggota menderita, semua anggota turut
merasakannya, dan jika satu anggota dihormati, semua anggota bersukacita. Hal ini adalah panggilan
untuk mengatasi sikap individualistik dan mengutamakan kesatuan dalam komunitas gereja, sehingga
dunia dapat melihat cinta kasih di antara para pengikut Kristus.
Teks ini menggambarkan perjalanan panjang dan beragam evolusi dalam sejarah gereja. Seiring
berjalannya waktu, gereja mengalami perubahan dalam bentuk, struktur, dan fungsinya. Dalam fase-
fase yang berbeda, gereja mencari identitasnya dan menghadapi tantangan-tantangan yang
beragam.
Fase pertama menggambarkan masa awal gereja yang ditandai oleh pencarian bentuk dan jati diri
gereja. Gereja awal ini adalah komunitas orang beriman yang menerima siapa saja yang ingin
menyambut Kerajaan Allah.
Fase kedua adalah fase ketika gereja mendapatkan pengakuan dari Kekaisaran Romawi dan
menjadi agama resmi. Gereja memperluas pengaruhnya dan membumi, tetapi juga menghadapi
konflik politik dan pertanyaan seputar otoritas gereja.
Fase ketiga adalah masa reformasi yang dipimpin oleh tokoh seperti Martin Luther dan Calvin.
Gereja mengalami perubahan signifikan dalam respons terhadap kritik terhadap institusi gereja
Roma.
Fase keempat adalah masa pasca Konsili Vatikan II, di mana gereja menyadari perannya yang lebih
luas dalam melayani dunia. Ini adalah fase di mana gereja mencari cara baru untuk berinteraksi
dengan masyarakat luar dan memperbaharui pandangannya terhadap hubungan gereja dengan
dunia.Perjalanan ini mengingatkan kita bahwa gereja adalah entitas yang hidup dan terus
berkembang, selalu mencari cara untuk menjawab tantangan zaman. Sejarah gereja mencerminkan
dinamika yang mendalam dalam perjalanan iman Kristen.
D.Organisasi Gereja
Teks ini menggambarkan keragaman dalam sistem organisasi dan kepemimpinan gereja, serta
bagaimana gereja telah beradaptasi dengan perkembangan zaman dan isu-isu sosial. Sistem
episkopal, presbiterial, dan kongregasional mewakili berbagai pendekatan dalam menjalankan
gereja. Setiap sistem memiliki karakteristik dan struktur kepemimpinan yang berbeda.
Selain itu, teks ini juga menyoroti isu-isu gender dalam kepemimpinan gereja, seperti peran
perempuan dalam pendeta dan diskusi seputar homoseksualitas dalam jabatan gerejawi. Hal ini
mencerminkan bagaimana gereja harus beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya yang
mempengaruhi pandangan mereka terhadap gender dan orientasi seksual.