Anda di halaman 1dari 22

PANDANGAN GEREJA PANTEKOSTA TERHADAP BAHASA ROH

MAKALAH

Untuk Kelulusan Mata Kuliah Theologi Kontemporer

Program S2 Jurusan Theologia

Oleh

Roy Saliem

NIM. 170141568

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY

MAKASSAR

2018

1|Page
PANDANGAN GEREJA PANTEKOSTA TERHADAP BAHASA ROH

Latar Belakang Gereja Aliran Pentakosta

Pentakosta atau Pentakostalisme (aliran Pentakosta; bahasa Inggris: Pentecostalism) -

yang di Indonesia sering disebut juga Pantekosta - adalah sebuah gerakan di

kalangan Protestanisme yang sangat menekankan peranan karunia-karunia Roh

Kudus.1. Pentakosta berbeda dengan orang karena mereka lebih menekankan pengalaman

rohani pribadi atau membangun pengetahuan berdasarkan study empiris. .

Orang Pentakosta memiliki pandangan dunia yang trans-rasional (melampaui logika).

Meskipun mereka sangat memperhatikan ortodoksi (keyakinan yang benar), mereka juga

menekankan ortopati (perasaan yang benar) dan ortopraksis (refleksi atau tindakan yang

benar)2.

Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme adalah penekanannya

pada karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga dikenal dengan Glossolalia, adalah bukti

normatif dari baptisan Roh Kudus3. Beberapa gereja Pantekosta utama juga meyakini bahwa

mereka yang tidak berbahasa Roh belum menerima berkat yang mereka namakan baptisan

Roh Kudus.Maka dengan jelas bisa dikatakan berbahasa Roh suatu kemutlakan.

Secara ringkas, Gereja Pantekosta memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut 4:

1. Sangat menekankan keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh

Kudus di dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya.

2. Pembaharuan infrastruktur ibadah, antara lain lagu-lagu rohani yang digunakan lebih

modern dibandingkan dengan lagu-lagu lama yang bernuansa Gregorian.5


1
Wikipedia, Gereja Pentakosta ,www.Wikipedia.com,https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gereja_Pentakosta,
19 Desember 2017.
2
Ibid, 1
3
Ibid.
4
Ibid, 4
5
Musik aliran Gregorian:Secara umum diartikan sebagai musik yang menggunakan notasi gubahan Paus
Gregory Agung yaitu notasi yang memakai 4 baris balok not, tetapi belum ada notasi iramanya, hitungan
berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni (Wikipedia.com,
Musik Aliran Gregory).
2|Page
3. Gereja mengizinkan peran kaum perempuan dalam pelayanan membawakan Firman

Tuhan.

4. Desakralisasi (KBBI: Proses menghilangkan sifat sakral : Tidak ada yang lebih sakral

selain Allah sendiri) hubungan antara imam dan jemaat yang lebih ditekankan pada nilai

kekeluargaan, sehingga jauh dari kesan kesenjangan tingkat kerohanian.

Sejarah Gereja Aliran Pentakosta

Salah satu gerakan yang mempengaruhi Kekristenan di seluruh dunia adalah gerakan

Metodisme . Orang yang meletakan dasar ini adalah John Wesley (1703-1791) dan gerakan

Pentakosta asalnya dari Metodisme ini..6

Wesley dan Metodisme memberi tekanan rohani kepada pengalaman pribadi perasaan

khusus akan pengudusan dan pembenaran oleh Yesus Kristus,selanjutnya menurut Wesley

yang penting dalam hidup orang percaya adalah memperoleh bukti (evidence) melalui

pengalaman (experience) iman yang terjadi melalui campur tangan Roh Kudus secara

langsung (direct intervention) dalam hati setiap hati orang percaya. Doktrin mengenai

Pengalaman Khusus (Special Experience) dan kemudian hari disebut Berkat Kedua (Second

Blessing). Istilah ini menjadi ciri khas dari gerakan Pentakosta atau kita mengenal istilah ini

dengan sebutan Baptisan di dalam Roh Kudus7

Mengenai penekanan pada pengalaman khusus ini, Wesley mengacu kepada ajaran

Arminianisme8. Sebab sangatlah penting bagi kita untuk tidak melupakan Arminianisme

sebagai latar belakang dan akar dari gerakan Pentakosta yang muncul pada abad ke-20,

tentunya melalui gerakan Metodisme, ajaran Arminianisme mengenai Kehendak Bebas (Free

Will) juga berpengaruh terhadap Gerakan Kekudusan (Holiness Movement) yang muncul
6
Hans Maris, Gerakan Kharismatik & Gereja Kita, Cetakan ke-2 (Surabaya: Momentum, 2008), 10.
7
Ibid, 10-11.
8
Arminianisme adalah sebuah aliran pengajaran doktrin keselamatan dalam Kristen Protestan yang
mendasarkan pemahaman Teologis dari Teolog Reformasi Belanda Jacobus Arminius (1560-1609), Inti
pengajarannya menekankan pada “Kehendak bebas manusia untuk memilih dan memutuskan untuk
mengabdikan diri kepada Allah.” (Wikipedia.com, Armianianisme).
3|Page
pada abad ke-19 di Eropa.Gerakan ini dapat ditinjau sebagai mata rantai antara Metodisme

abad ke-18 dan Gerakan Pentakosta abad ke-20.9

Dan juga ada beberapa catatan penting mengenai pendapat ahli-ahli sejarah Pentakosta

modern mengenai asal usul aliran Pentakosta10

Pertama, Charles W. Conn11 berpendapat aliran Pentakosta mulai di tahun 1896 pada saat

Camp Meeting yang diadakan di Cherooke, North Carolina, Amerika dibawah pimpinan

William F. Bryant. Pada kebangunan itu kebanyakan orang-orang Gerakan Kekudusan

(Holines Movement) mencari hadirat Tuhan dan tiba-tiba mereka mengalami baptisan dalam

Roh Kudus dengan sebagai tandanya mereka semua berbahasa Roh (Glossolalia)

Kedua,Donald Gee12, menunjuk pada pertemuan di geraja tua Azusa, Los Angeles, Amerika

sebagai tempat pertama munculnya gerakan Pentakosta modern pada tahun 1906. Pada tahun

ini juga Evans Roberts memimpin gerakan ini di Inggris. Raya

Ketiga, Charles Peter Wagner13 berpendapat gerakan ini berasal dari bagian Selatan Amerika,

dimulai oleh Charles Fox Parham pada tahun 1900, Direktur Sekolah Alkitab Bethel di

Topeka Kansas, tepatnya saat seorang muridnya bernama Agnes Ozman setelah menerima

penumpangan tangan dari Parham tiba-tiba dia berbahasa Roh, hal ini terjadi pada 1 Januari

1901.

Munculnya Percikan Api Gerakan Pentakosta

9
Hans Marris, op.cit., 15.
10
Lewi Bara, Gereja-gereja Pentakosta dan Pentakostalisme (aliran Pentakosta), Christian Spiritual.Blogspot,
Christianspiritual.Blogspot.co.id/2011/01/gereja-gereja Pentakosta, 19 Desember 2017.
11
Charles William Conn (20 Januari 1920- 18 Maret 2008) seorang tokoh Amerika yang berpengaruh di
Church of God (Cleveland),President Universitas Lee (1970-1982), Pastor, Editor, Administrator, dan Praktisi
Pendidikan (Wikipedia.com, Charles William Conn)
12
Donald Henry Frere Gee (10 Mei 1891- 20 Juli 1966) adalah seorang Guru Alkitab Pentakosta Inggris, dia
menulis buku “Wind and Flame”, yang mana adalah kisah gerakan aliran Pentakosta di Eropa abad 20. Dia
dijuluki Rasul Keseimbangan. (Wikipedia.com, Donalad Gee).
13
Charles Peter Wagner (15 Agustus 1930- 21 Oktober 2016) seorang pakar dan Professor dalam bidang
Pertumbuhan Gereja dari School of Intercultural Studies di Fuller Theological Seminary. Dia pencetus istilah
Third Wave of Holy Spirit (Pencurahan Roh Kudus Dimensi Ketiga), Juga menjadi pendiri dari Global Harvest
Minitries serta pendiri dari World Prayer Center, Coloroda Springs, Amerika Seraikat. (Wikipedia.com, Charles
Peter Wagner)
4|Page
Pada tahun 1896 di Shearer School House Cherooke, North Carolina, Amerika telah

terjadi Kebangunan Rohani yang ditandai dengan fenomena berbahasa Roh. Kegerakan ini

diprakarsai oleh 3 penginjil Gereja Baptis dan Metodis, yaitu William Martin, Joe Tipton,

Milton Mcnabb, mereka dipengaruhi “Gerakan Baptisan Api” , dan mulai mengadakan

Kebangunan Rohani, mereka mengundang orang menghadiri Camp Meeting dan berdoa

bersama minta hadirat Allah. Kemudian Roh Kudus memenuhi mereka yang hadir pada saat

itu. Mereka menerima penyucian dan berkata-kata dalam bahasa yang tidak mereka

mengerti. Ini mencengankan orang-orang daerah situ. Kemudian rumah kebaktian itu dibakar

oleh massa yang dipimpin pemimpin gereja. Pada 15 Mei 1902, William F. Bryant pemimpin

kelompok ini mendirikan organisasi gereja yang kelak menjadi cikalbakal Church of God (

salah satu gereja terbesar di dunia setelah Assemblies of God (Gereja Sidang Jemaat Allah).14

Abad ke -20 Gerakan Pentakosta Modern

Pada tahun 1900, dibawah pimpinan Charles Fox Parham, Pendiri Gereja Metodis

Episcopal di Kansas, juga seorang penginjil Independent. Mendirikan sebuah rumah

kesembuhan Ilahi di Topeka,Kansas dan menerbitkan majalah kesembuhan Ilahi yang berisi

kesaksian mereka yang disembuhkan. Kemudian dia terdorong untuk membuka Sekolah

Alkitab di dalam kota tersebut. Terbentuklah Sekolah Alkitab Bethel. Suatu hari Parham pergi

meninggalkan sekolah untuk melakukan pelayanan ke luar kota, lalu dia memberikan tugas

kepada murid-muridnya untuk mengkaji Kisah Para Rasul 1 dan 2 mengenai dipenuhkan

dengan Roh Kudus dengan tanda berbicara dengan bahasa Roh. Setelah Parham kembali dan

menanyakan hasilnya dia merasa heran karena mereka serentak mejawab bahwa bukti

baptisan Roh Kudus adalah berbahasa Roh (Glossolalia)15.

Pada malam tutup tahun mereka mengadakan Prayer Vigil (Menara Doa) salah satu siswa

bernama Agnes Ozman meminta Pendeta Parham untuk menumpangkan tangan di atas
14
Lewi Bara, loc.cit.
15
Ibid.
5|Page
kepalanya supaya dipenuhi Roh Kudus sesuai Kis. 8:17 . Maka dalam malam itu sementara

mereka berdoa Agnes Ozman mengalami Baptisan Roh Kudus serta berbicara dengan bahasa

Roh seperti bahasa Cina, dan ia tidak dapat berbahasa Inggris selama 3 hari lamanya. Sebagai

catatan hal ini terjadi setelah lewat jam 12 malam, sehingga disebut 1 Januari 1901 sebagai

hari pertama Roh Kudus kembali sesuai dengan pengalaman para rasul di kamar loteng

Yerusalem pada hari Pentakosta. Kepenuhan Roh Kudus ini juga terjadi bagi siswa-siswi lain.

Tahun 1905, Parham mendirikan sekolah Alkitab di Houston Texas, ia memakai Alkitab

sebagai satu-satunya buku pelajaran, ia mengajarkan pertobatan, penyucian, kesembuhan,

baptisan Roh Kudus, nubuat Wahyu, dan pelajaran praktis. Salah satu muridnya adalah

William Seymour. Ia pindah ke Los Angeles, tema pokok khotbahnya adalah Bahasa Lidah.16

Azusa Street 312 Los Angeles

Dobrakan gerakan Pentakosta yang signifikan baru terjadi pada tahun1906. Pada tahun ini

datanglah seorang murid Parham, William J. Seymour (yang karena berkulit hitam hanya

dijinkan mengikuti ajaran-ajaran Parham dari luar kelas saja) ke Los Angeles sebagai Pendeta

Gereja Kekudusan yang kecil. Ajarannnya (yang diperolehnya dari Parham) tidak

menyenangkan jemaat itu, sehingga tidak lama setelah ia memulai pelayanan di sana, ia

dikeluarkan dari rumahnya maupun maudari gereja Mereka mengolok-olok dia dengan

sebutan “Lidah Suci” dan “Yang ber-Halleluya.”17

Namun ada seseorang yang mau menerima William Seymour namanya Francis Asbury

di 312 Bona Brae Street. Maka mulailah diadakan kebaktian di rumah itu, dan Tuhan

memberkati kebaktiannya, jumlah mereka semakin hari semakin besar sehingga rumah

Asbury tidak cukup menampung. Asbury sendiri menerima Baptisan Roh Kudus April 1906.18

16
Karunia Djaya, Sejarah Gereja Pantekosta di Indonesia, cetakan ke2 (Semarang : 1993), 7.
17
Hans Marris, op.cit, 19.
18
Karunia Djaya, op.cit.,8
6|Page
Tidak lama setelah itu, Seymour mencari tempat yang lebih besar. Akhirnya

digunakanlah sebuah bangunan pabrik yang sudah tidak terpakai di Jalan Azusa 312. Gedung

ini menjadi pusat organisasi yang disebut Azusa Street Mission yang terkenal di seluruh

dunia.Selama 3 tahun (1906-1909) tanpa terputus diadakan kebaktian di dalam bangunan ini

siang dan malam! Pengalaman Baptisan dalam Roh Kudus disertai tandanya berbahasa Roh

dikabarkan ke seluruh penjuru dunia

Teologi Gereja aliran Pentakosta tentang Baptisan Roh Kudus

Secara teologis, kebanyakan denominasi Pentakosta tergabung dalam Evangelikalisme,

artinya mereka menekankan bahwa Alkitab itu sepenuhnya dapat dipercaya, hingga pada

tingkat ineransi (tidak mengandung kesalahan) dan orang harus bertobat dan percaya kepada

Yesus. Orang Pentakosta berbeda dengan orang Fundamentalis karena mereka lebih

menekankan pengalaman rohani pribadi.19

Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme dengan Evangelikalisme

adalah penekanannya pada karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga dikenal dengan

Glossolalia, adalah bukti normatif dari baptisan Roh Kudus. Beberapa gereja Pentakosta

utama juga meyakini bahwa mereka yang tidak berbahasa Roh belum menerima berkat yang

mereka namakan baptisan Roh Kudus. Klaim ini unik bagi kaum Pentakosta dan merupakan

salah satu dari sedikit perbedaannya dengan teologi Karismatik.20

Menurut Dr. Rubin Adi Abraham 21 dalam buku Ajaran-ajaran GBI (Gereja Bethel

Indonesia) : Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah

disucikan hatinya. Tanda awal baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa

19
Wikipedia, Gereja Pentakosta, Ibid.
20
Ibid.
21
Rubin Adi Abraham adalah Gembala sidang Gereja Bethel Indonesia di Bandung dan Jakarta. Ketua STT
Kharisma Bandung. Pembicara Radio dan Televisi yang ada di Indonesia, Menyelesaikan pendididkan Teologia :
S.Pak (STT Bethel-Jakarta), MA. Konseling (Institut Alkitab Tiranus Bandung), M.Th. (UKI-Jakarta),D.Min bidang
Pastoral Leadership (STII Yogyakarta), D.Th. (STII Yogyakarta).
7|Page
roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus. Peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari

Pentakosta (Kis 2) merupakan penggenapan janji Bapa tentang baptisan Roh Kudus (Kis

1:4-5), yang memberikan kuasa kepada orang percaya untuk melayani (Kis 1:8).22

Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus “beserta” orang tertentu untuk sementara

waktu/ temporer (I Sam 16:14). Dalam Perjanjian Baru setelah Pentakosta, Roh Kudus

“berdiam” dalam hati semua orang percaya selamanya (Yoh 14:16-17). Pendiaman Roh

Kudus terjadi saat lahir baru. Tidak seorang pun mengaku “Yesus Tuhan” selain oleh Roh

Kudus (I Kor 12:3). Setelah kelahiran baru kita harus mengalami baptisan Roh Kudus

agar menerima kuasa menjadi saksi.23

Baptisan Roh Kudus dan Baptisan Air.

Baptisan Roh Kudus berbeda dengan baptisan air yang dilakukan Yohanes Pembaptis

sebagai tanda pertobatan (Luk 3:16). Ini juga berbeda dengan yang dimaksud Paulus

dalam I Kor 12:13, “Sebab di dalam satu Roh kita semua … telah dibaptis menjadi

satu tubuh …” Dalam ayat ini Paulus menunjukkan pengalaman pada saat seseorang

mengalami kelahiran baru yang menempatkan mereka ke dalam tubuh Kristus (gereja).

Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa Yesuslah Pribadi yang membaptis dalam Roh

Kudus (Mat 3:11, Mrk 1:8, Luk 3:16, Yoh 1:33, Kis 1:5), sedangkan Paulus menyatakan

bahwa Roh Kuduslah yang membaptis kita ke dalam Yesus Kristus, yaitu ke dalam tubuh

Kristus (I Kor 12:13, Gal 3:27). Kedua baptisan ini berbeda. Pertama-tama Roh Kudus

membaptis kita ke dalam tubuh Kristus (= kelahiran baru), kemudian Yesus

membaptis kita dengan Roh Kudus (= baptisan Roh Kudus).24

22
Rubin Adi Abraham, Ajaran-ajaran Gereja Bethel Indonesia, (Bandung :Kharisma, 2010), 5
23
Ibid, 6.
24
Karunia Djaya, op.cit, hal.8
8|Page
Untuk dibaptis dengan Roh, seseorang harus terlebih dahulu dilahirkan oleh Roh.

Baptisan Roh terjadi sesudah pengalaman kelahiran baru (keselamatan), walaupun bisa

terjadi pada waktu yang hampir bersamaan. Kelahiran baru memberi hati dan kehidupan

baru (II Kor 5:17) sehingga kita menjadi anak Allah yang diselamatkan dan memiliki

hidup kekal. I Kor 12:3 mencatat, “Tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: “Yesus

adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus. Sedangkan baptisan Roh Kudus memberi kuasa Allah

untuk hidup sebagai anak Allah yang menjadi saksi- Nya (Kis 1:8). Baptisan dalam Roh

Kudus bukanlah terutama untuk pengembangan kesucian dalam diri seseorang (walaupun

hal ini mungkin terjadi dan harus ditingkatkan oleh baptisan dalam Roh); baptisan Roh

Kudus memberi kuasa untuk melayani! (Luk 24:49, Kis 1:4-5, 8). Janji baptisan Roh

Kudus ini diberikan kepada murid-murid yang sudah memiliki persekutuan yang akrab

dengan Kristus. Nama mereka telah tertulis di surga (Luk 10:20). Yang ditekankan Kis 1:8

adalah kuasa untuk melayani, bukan kelahiran kembali, dan bukan pengudusan. Jadi

seseorang bisa saja telah dilahirkan kembali, namun tidak memiliki baptisan dalam Roh

Kudus dan urapan untuk melayani.25

Peristiwa dalam Alkitab yang menunjukkan perbedaan antara kelahiran baru dan baptisan

Roh Kudus, antara lain26:

1. Para Murid Kristus. Mereka telah mengaku Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang

hidup (Mat 16:16, Yoh 6:68-69). Yesus mengatakan bahwa nama mereka tertulis di

Surga (Luk 10:20). Setelah kebangkitan, Yesus mengembusi para muridnya dan

berkata, “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:21), namun mereka tetap diperintahkan

untuk menantikan janji Bapa yakni diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat

25
Ibid, 9.
26
Rubin Adi Abraham, op. cit, 10-11.
9|Page
tinggi (Luk 24:49), yang kemudian digenapkan pada hari Pentakosta dengan

pencurahan Roh Kudus kepada para murid (Kis 2:1-4). Ini menunjukkan ada dua

peristiwa (pengalaman) yang berbeda yang harus dialami oleh para murid dengan

Roh Kudus.

2. Orang Samaria yang Bertobat (Kis 8:14-17). Filipus memberitakan Injil di Samaria

sehingga banyak orang bertobat, percaya dan dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

Pastilah mereka telah dilahirkan baru oleh Roh Kudus ketika itu. Tapi kemudian

mereka menerima Roh Kudus ketika rasul-rasul datang dari Yerusalem dan

menumpangkan tangan atas mereka.

3. Rasul Paulus. Penglihatan pada jalan menuju Damsyik membuat Paulus mengaku

ketuhanan Yesus (Kis 9:3-6). Itulah saat pertobatan Paulus yang tentu dikerjakan oleh

Roh Kudus. Tetapi kemudian Ananias datang dan menumpangkan tangan ke atas

Paulus, dia terlepas dari kebutaannya dan dipenuhkan Roh Kudus (Kis 9:17).

4. Murid-murid di Efesus (Kis 19:1-7). Paulus menemukan beberapa murid di Efesus

yang telah menerima baptisan Yohanes. Paulus bertanya kepada mereka, apakah

mereka telah menerima Roh Kudus ketika mereka percaya? Apakah makna

pertanyaan Paulus ini? Seandainya semua murid menerima pengalaman Roh Kudus

ini ketika mereka percaya, mengapa Paulus menanyakan hal ini kepada mereka?

Pertanyaan itu menunjukkan bahwa mungkin saja seseorang menjadi percaya

tanpa menerima kepenuhan Roh Kudus

Bagaimana kita dapat menerima baptisan Roh Kudus? Sesungguhnya baptisan Roh Kudus

adalah karunia Tuhan. Pemberian ini adalah kedaulatan Allah kepada orang-orang percaya

yang haus akan baptisan Roh Kudus yang meminta di dalam doa dengan iman (Yoh

10 | P a g e
7:37-39).

Manisfestasi Bahasa Roh

Gereja aliran Neo Pentakosta (Kharismatik) meyakini bahwa tanda awal yang

menyertai orang yang dibaptis dengan Roh Kudus ialah berkata-kata dalam bahasa roh.

Bahasa roh ialah suatu bahasa baru yang diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang

yang menerima baptisan Roh Kudus, suatu bahasa yang tidak pernah mereka pelajari, suatu

bahasa yang asing yang tidak dapat dimengerti oleh yang mengucapkannya ataupun yang

mendengarkannya, sebab ia mengucapkan hal-hal yang rahasia yang dimengerti oleh

Allah saja (I Kor 14:2).

Ini nyata dari pengalaman orang Kristen mula-mula yang dicatat oleh Alkitab:27

1. Pada hari Pentakosta, 120 murid penuh Roh Kudus dan berkata dalam bahasa lain (Kis
2:4).

2. Di rumah Kornelius (Kis 10:44-48, 11:15-17).


3. Diantara orang-orang Samaria (Kis 8:14-19) - Ada tanda lahiriah yang dilihat Simon.
Kita percaya bahwa tanda itulah berkata-kata dalam bahasa roh.

4. Para murid di Efesus (Kis 19:5-6).

5. Paulus penuh dengan Roh Kudus (Kis 9:17). Kita yakin dia berkata-kata dalam bahasa
roh karena ucapannya kepada jemaat di Korintus dalam I Kor 14:18.

Apakah bahasa roh yang asli masih ada pada masa kini atau sudah berhenti setelah

zaman para rasul? I Kor 13:8-10 menunjukkan bahwa bahasa roh, nubuat, dan karunia

pengetahuan (marifat) akan lenyap. Kapan? Jika yang sempurna tiba! Apakah yang

sempurna itu sudah tiba? Menurut kaum Reformed ya, karena yang dipahami sebagai

kesempurnaan itu adalah kanonisasi Alkitab secara lengkap – 66 kitab dihimpun

27
Ibid,12.
11 | P a g e
menjadi satu. Sedangkan kaum Pentakosta meyakini bahwa yang sempurna itu adalah

kedatangan Kristus kembali, yakni saat kita akan melihat Dia dalam keadaan yang

sebenarnya (I Kor 13:11-12 dan I Yoh 3:2). Jadi sampai Yesus datang kembali, bahasa

roh masih tetap ada.28

Kita perlu dibedakan manifestasi bahasa roh sebagai:29

1. Glossolalia, yakni bahasa yang tidak dimengerti oleh orang yang mengucapkan
atau mendengarkannya, karena tidak pernah dipelajari sebelumnya. Ia mengucapkan
bahasa itu karena ilham atau dorongan Roh Kudus (I Kor 14:2).

2. Suatu bahasa asing yang ada di dunia (mis: Belanda, Spanyol, Jepang dll) yang kita
ucapkan padahal belum pernah dipelajari sebelumnya. Contoh: Pada hari Pentakosta
apa yang diucapkan oleh para rasul dipahami oleh orang dari berbagai bangsa dan
bahasa ( Kis 2:1- 13). Dalam ilmu linguistik disebut dengan istilah: Xenolalia. Ini
juga bisa merupakan tanda untuk orang yang tidak beriman, sedangkan nubuat adalah
tanda untuk orang beriman ( I Kor 14:22).

Kadang orang bertanya: “Mengapa dalam ibadah gereja Pentakosta/Kharismatik orang

berkata- kata dalam bahasa roh bersama-sama, padahal Paulus berkata bahwa dalam

pertemuan jemaat maksimal hanya 3 orang yang boleh berbahasa roh, satu demi demi dan

harus ada yang menafsirkannya? (I Kor 14:27-28).(lih.juga Beberapa keberatan praktek

karunia bahasa Roh) Disini perlu dibedakan antara:

1. Karunia bahasa roh yang harus ditafsirkan untuk membangun jemaat (bahasa roh
untuk tujuan nubuatan). Ini yang dibahas Paulus dalam I Kor 14:27-28.
2. Bahasa roh sebagai tanda awal baptisan Roh Kudus seperti yang dialami orang
percaya dalam Kis 2:1-4 (120 bersama-sama) atau dalam Kis 19:6-7 (12 orang
bersama-sama). Ini adalah bahasa roh untuk tujuan penyembahan. Jadi jika itu adalah
bahasa roh sebagai tanda baptisan Roh Kudus yang fungsinya untuk membangun
28
Ibid, 13.
29
Ki Bagus Heruyono, Roh Kudus Berkarya dalam Kekekalan, cet-1 (Jakarta: Fides publishing, 2008), 57-59
12 | P a g e
kerohanian diri (I Kor 14:4a) maka bisa dilakukan bersama-sama dalam ibadah,
seperti halnya pada hari Pentakosta.

Apakah bahasa roh adalah satu-satunya tanda baptisan Roh Kudus? Menurut

pandangan kelompok Pentakosta klasik, “Ya”. Berarti orang yang tidak berbahasa roh

belum dibaptis dengan Roh Kudus. Namun kelompok neo-Pentakosta (Kharismatik)

percaya bahwa bahasa roh hanyalah salah satu tanda pemenuhan Roh Kudus. Dr.

H.L. Senduk30 dalam bukunya menulis banyak tanda baptisan Roh Kudus, termasuk bahasa

roh. GBI dalam pengakuan imannya menyebutkan bahasa roh sebagai tanda awal. Jadi

orang percaya didorong untuk mendapatkannya. Karena semua pemberian yang baik

berasal dari Allah (Yak 1:17), dan tentu Tuhan memberikan bahasa roh itu dengan tujuan

yang baik untuk membangun kerohanian kita. Jadi pertanyaan, “Haruskah saya

berbahasa roh?” sebaiknya diganti dengan, “Maukah Anda berbahasa roh?”

Bahasa roh perlu digunakan terus (I Kor 14: 5, 18, 39). Faedah bahasa roh

antara lain:

1. Tanda baptisan Roh Kudus.


2. Menolong ketika kita lemah (Rm 8:26).
3. Membangun iman (menjadikan rohani kuat) – I Kor 14:4, Yud 1:20.
4. Membuat lebih peka secara rohani.
5. Mengucapkan bahasa rahasia (I Kor 14:2).
6. Menyucikan mulut kita.
7. Menyegarkan roh kita (Yes 28:11-12).
8. Memuji Allah (I Kor 14:15, Ef 5:19).
9. Memelihara kepenuhan Roh Kudus (Ef 5:18).

30
H.L. Senduk atau Pdt. Prof. Dr. H.L. Senduk dikenal dengan sebutan Om Ho atau Ho Liong Seng ( Ternate, 4
Agustus 1917- Jakarta, 26 Februari 2008) adalah seorang Hamba Tuhan dan Pendiri Gereja Bethel Indonesia
(GBI) pada 6 Oktober 1970 di Wisma Oikumene, Sukabumi, Jawa Barat.
13 | P a g e
Baptisan Roh Kudus dan Karunia Roh.

Baptisan Roh Kudus bukanlah merupakan sebuah puncak pengalaman rohani,

melainkan pintu masuk ke dalam berjenis-jenis pelayanan dalam Roh yang disebut

karunia-karunia roh. I Kor 12:9-10 mencatat 9 karunia manifestasi Roh yang bisa

digolongkan menjadi:31

1. Karunia Pernyataan, untuk mengucapkan kata: hikmat, pengetahuan, membedakan


roh.

2. Karunia Kuasa, untuk melakukan tanda-tanda ajaib: iman, menyembuhkan,


mujizat.

3. Karunia Pengungkapan, untuk mengungkapkan hal yang tersembunyi: nubuat,


bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh.

Karunia tersebut dalam pelaksanaannya sering bekerja sama dan tak terpisahkan.

Karunia- karunia Roh ini bukanlah sesuatu yang “wajar”, dapat dipelajari, karunia

alamiah, tetapi merupakan manifestasi illahi secara supranatural. Orang yang mendapat

karunia ini adalah orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus.

Karunia Roh dan Buah Roh.

Karunia Roh untuk melayani ini harus diimbangi dengan buah Roh (Gal 5:22-23). Ketika

Roh Kudus memenuhi hidup seseorang maka Ia bekerja “keluar” dengan memberikan

karunia- karunia Roh, dan “ke dalam” dengan memunculkan buah Roh. Buah Roh bukan

sifat alamiah tetapi karakter orang percaya yang dibarui karena melekat pada Kristus (Yoh

15:5). Itu meliputi:

1. Hubungan dengan Allah (Vertikal) – pengalaman Kristen: Kasih, Sukacita, Damai

31
Ki Bagus Heruyono, op.cit, 91-95.
14 | P a g e
Sejahtera.

2. Hubungan dengan Sesama (Horizontal) – tingkah laku Kristen: Kesabaran,


Kemurahan, Kebaikan.

3. Hubungan dengan Diri Sendiri (Internal) – budi pekerti Kristen: Kesetiaan,


Kelemah- lembutan, Penguasaan Diri.

Karakter Kristus yang indah di dalam kita disertai karunia-karunia Roh menyebabkan

pelayanan dan kesaksian kita menjadi semakin efektif.

Beberapa keberatan praktek karunia bahasa Roh

Munculnya berbagai tanggapan maupun tulisan yang menyerang praktek karunia Roh

Kudus khususnya berbahasa Roh di kalangan Gereja Pantekosta , hal tersebut wajar terjadi

karena kurangnya informasi atau adanya perbedaan penafsiran. Maka dalam ini dibutuhkan

pemikiran yang jernih, obyektif, dan Alkitabiah. Sehingga tidak terlalu cepat atau dini

mengambil keputusan sepihak untuk saling menyalahkan. Tetapi dengan sikap positif bisa

bepikir bahwa inilah dinamika karya Roh Kudus terhadap gerejaNya. Berikut ini merupakan

jawaban terhadap beberapa keberatan terhadap praktek berbahasa Roh.

Berbahasa roh hanya untuk pribadi

Keberatan terhadap berbahasa roh di tengah berlangsungnya ibadah bersama. Mengacu

pada I Korintus 14: 21-28, yang harus diperhatikan konteks ayat ini ialah Paulus hendak

mengatur “karunia bahasa roh” dan bukan bahasa roh “sebagai tanda” baptisan Roh.

Korintus adalah kota pelabuhan sekaligus tempat pertemuan budaya Barat dan Timur. Di

bidang keagamaan di Korintus terdapat kuil beranggotakan seribu wanita yang melakukan

pelacuran bakti sebagai bagian dari ritual kepercayaan. Sebaliknya keberadaan jemaat Kristen

15 | P a g e
tergolong masih relative muda, dan berada di tengah-tengah kota metropolis yang sarat

persaingan dan dekandensi moral.32

a. Latar belakang masalah karunia bahasa roh :33

 Pertama,.Jemaat sendiri menerima penuh semangat dan sukacita tetapi belum


memiliki dasar pengetahuan mengenai karunia Roh Kudus yang bermunculan, oleh
sebab itu Paulus merasa perlu memberikan penjelasan mengenai karunia Roh Kudus.
 Kedua, setiap orang dalam jemaat merasa karunia yang miliki lebih utama dari
karunia yang dimiliki oleh yang lain, khususnya karunia bahasa roh dianggap lebih
rohani.dari karunia yang lain.
 Ketiga, karena bersemangat dan merasa bahwa bahasa roh merupakan karunia utama,
akibatnya dan prakteknya jemaat Korintus tidak lagi mempertimbangkan orang baru
yg bergabung dengan mereka.

b. Solusi34
 Menginjinkan karunia berbahasa roh dengan memberikan penafsiran yang dilakukan
secara bergantian sebanyak-banyaknya tiga orang (I Korintus 14:27).
 Tidak mempraktekan karunia berbahasa roh di kebaktian jika tidak ada yang
menafsirkan, dan dilakukan hanya untuk diri sendiri (I Korintus 14:28). Saran ini
diberikan dengan tujuan untuk membatasi orang-orang yang ingin menonjol dan
merasa karunia roh lebih penting dari karunia yg lain.
 Menginjinkan karunia berbahasa roh, tetapi dengan sopan dan teratur (ayat 39,40).
Kata “Sopan” berasal dari kata “euskhemonos” yang punya arti “Sebagaimana
mestinya”. Sopan, mempertimbangkan keberadaan orang lain yang belum memahami
praktek karunia berbahasa roh untuk menghindari timbulnya berbagai
penafsiran.Tetapi di lain sisi gereja bertanggung jawab memfasilitasi, menjelaskan
dan memberikan pengajaran mengenai bahasa roh. Bukan justru meniadakan atau
dengan tindakan represif menggunakan otoritas kelembagaan gereja. Istilah “Terartur”
berasal dari kata “taxin” dapat diartikan “sebagaimana seharusnya’. Sebagaimana
seharusnya yang dimaksudkan Paulus menunjuk kepada tujuan karunia diberikan
yaitu untuk membangun kebersamaan untuk membangun jemaat.

32
J.D Douglas dan N.Hillyer et al., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, Cet-4, (Jakarta:Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2001), 582.
33
Ki Bagus Heruyono, op.cit, 167.
34
Ibid, 168.
16 | P a g e
Bahasa roh tidak dapat diterjemahkan

Pengertian bahasa adalah alat komunikasi merangsang munculnya upaya untuk mencari

tahu arti bahasa roh dengan cara menterjemahkan. Padahal bahasa roh tidak dapat

diterjemahkan atau diartikan kata perkata dengan pengertian sendiri. Pertama tidak ada

kamus bahasa roh yang dapat dijadikan pendoman dan kedua tidak ada karunia

menterjemahkan bahasa roh. Jika bahasa roh tidak disikapi secara apriori sebenarnya dalam 1

Korintus 14:2 maka sangat jelas dikatakan bahwa bahasa roh adalah:

 Tidak berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah


 Tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya
 Mengucapkan dari hal-hal rahasia.

Hanya Allah sendiri yang dapat memberikan makna atau arti bahasa roh melalui

seseorang dengan memberikan karunia menafsirkan bahasa roh (I Korintus 12:10)35

Manifestasi Roh Kudus (tertawa dalam roh)

Mengenai manifestasi Roh Kudus Hotman Rubyono menyatakan :

“ Alkitab sering melukiskan berbagai gejala fisik yang terjadi pada tubuh manusia
sebagai akibat perjumpaan dengan kuasa/karya Allah yang dahsyat, seperti tubuh
gemetar, terharu, bersukaria, menari-nari, meloncat-loncat, pingsan, jatuh roboh, dsb
(Mzm. 119:120; Neh.8:10; Kel.15:20-21; 1 Sam.21:11; 2 Sam 6:14-16; Ez. 9:4; Yes
66:2,5; Hab. 3:16; Rm 8:26, dst)” 36

Penyesatan akan muncul manakala manifestasi Roh Kudus dipolakan atau meyakini salah

satu cara manifestasi sebagai satu-satunya kebenaran, sehingga tidak lagi mengabdi kepada

Roh Kudus tetapi bergantung kepada cara. Roh Kudus dapat membuat orang bersukacita,

dengan cara tertawa, tetapi akan menjadi tidak benar manakala pekerjaan Roh Kudus ditandai

dengan orang harus tertawa. Selanjutnya pengalaman pribadi yang telah mendapat dukungan

35
Ibid, 169.
36
Homan Rubyono, Dari Baptisan menuju Kepenuhan Roh Jilid 2 , (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000),
70-71.
17 | P a g e
ayat Alkitab diajarkan kepada orang lain,Dan karena merasa mendapat dukungan ayat

(meskipun cenderung dipaksakan) maka selanjutnya juga dipakai menuduh orang lain sesat

jika tidak mengikuti cara yang dipraktekkannya.37

Baptisan Roh Kudus hanya untuk gereja para Rasul

Pendapat yang menyatakan baptisan Roh Kudus hanya untuk gereja para Rasul guna

menandai berdirinya gereja merupakan asumsi yang mengabaikan fakta. Kita harus

mencermati secara literal dalam Matius 16:16-19 pada saat Tuhan Yesus berbicara mengenai

rencana berdirinya gereja (ekklesian). Dia tidak menyinggung mengenai baptisan Roh Kudus,

dan saat Tuhan Yesus membicarakan tentang Roh Kudus dalam Kis. 1:4-8, Ia tidak

menyinggung berdirinya gereja. Semakin meningkatnya jumlah orang yang dibaptis Roh

Kudus tahun demi tahun, dan orang-orang kudus yang dibaptis Roh Kudus (begitu

fenomenal) dalm pertumbuhan dan perkembangan gereja tidak dapat diabaikan begitu saja.38

Buah Roh Kudus lebih penting dari bahasa roh.

Sayangnya pernyataan “buah Roh Kudus lebih penting dari bahasa roh.” Dilontarkan

oleh mereka yang sinis terhadap bahasa roh. Alkitab menyatakan keduanya penting dalam

fungsinya. Setiap orang Kristen bertanggung jawab dalam pembangunan imannya. I Korintus

14:4 menyatakan bahwa membangun diri sendiri diperoleh melalui berbahasa roh (eauton

oikodumei : build up themselves). Pertanyaannya sekarang mana memiliki pontensi lebih

kuat untuk memiliki buah roh, orang yang membangun diri sendiri atau yang tidak

membangun diri? Rasul Paulus akan bersukacita setiap orang berkata-kata dalam bahasa roh

(I Korintus 14:5). Buah Roh Kudus membuat hidup orang percaya dapat menjadi berkat bagi

orang lain , sementara bahasa berfungsi membangun diri sendiri sehingga memiliki pontensi

yang lebih besar untuk menghasilkan buah Roh.

37
Ki Bagus Heruyono, op.cit, 173.
38
Ibid, 176.
18 | P a g e
Berbahasa roh dengan karakter yang buruk (bahasa roh palsu)

Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang memberikan penegasan jika seseorang

berbahasa roh akan memiliki karakter yang baik.Bahasa roh sebagai tanda seseorang yang

memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan melalui Baptisan Roh Kudus. Agar melalui

peristiwa tersebut meninggkatkan hubungan pribadinya dengan Tuhan dan secara totalitas

mentaati firman Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan. Sesuai 2 Timotius 3:16 karakter

seseorang dapat diubahkan oleh firman Tuhan dan bukan oleh bahasa roh. Memang sangat

disayangkan jika ada orang yang hanya sampai pada pengalaman bahasa roh, apabila cara

memperolehnya tidak sesuai seperti yang apa dikatakan Alkitab. Orang yang seperti inilah

yang memiliki gaya hidup yang tidak benar di tengah-tengah masyarakat, namun fasih

berbahasa roh manakala berada dalam suatu kebaktian, bisa menjadi batu sandungan bagi

saudara seiman.39

Alasan yang kedua mengapa sesorang berbahasa roh tetapi memiliki karakter yang buruk

karena orang tersebut mengucapkan“bahasa roh yg palsu” artinya orang tersebut cuma

sekedar “latah” (ikut-ikutan), takut dan gengsi jika disebut “kurang rohani” atau “kurang

beriman” karena tidak mendapatkan berkat yg kedua yaitu Baptisan Roh Kudus. Tidak heran

jika karakternya tidak berubah, karena belum mengalami lahir baru dalam Roh Kudus

Berdiri di mimbar pada saat kebaktian dan berbahasa roh.

Ada 4 alasan mengapa berbahasa roh di atas mimbar saat memimpin kebaktian:40

a. Pada saat seseorang sementara pemimpin kebaktian dalam gereja dapat saja ia

dikuasai rasa takut, cemas, nervous (gugup) karena demam panggung. Lalu ia

berbahasa roh untuk memberikan kekuatan dan keberanian atas mengatasai hal

tersebut.

39
Ibid, 190.
40
Ibid, 193.
19 | P a g e
b. Meyakini seluruh jemaat yang sementara dipimpinnya sudah dapat pelajaran dan

mengerti apa arti bahasa roh.Emosional terbawa perasaan sehingga bertindak naïf

menggeneralisir semua jemaat Tuhan bisa praktek berbahasa roh.

c. Menonjolkan diri dalam praktek berbahasa roh dan tanpa disadari dirinya membuat

perbandingan dalam hati dengan orang lain, merasa dirinya lebih rohani dari orang

lain, ketika dia tahu ada orang lain tidak bisa bahasa roh.Hendaknya tidak

memanipulasi bahasa roh untuk kepentingan yang tidak kudus.

d. Suatu tindakan yang menjadi hal rutinitas atau tuntutan liturgy ibadah ketika

pemimpin kebaktian langsung berbahasa roh pada saat ada di mimbar, .

Mengajak Jemaat dalam kebaktian berbahasa roh secara bersama-sama.

Hanya seorang gembala jemaat yang sudah mengetahui kondisi iman dan pengalaman

jemaat dalam baptisan Roh Kudus yang dapat lakukan ajakan berbahasa roh secara bersama-

sama. Tentu saja bagi orang yang tidak berbahasa roh tidak bisa dipaksakan

mengucapkannya. Hanya saja cara tersebut tidak dapat dilakukan di jemaat gereja lain

khususnya yang tidak percaya baptisan Roh Kudus yang ditandai dengan berbahasa roh.

Seorang pun tidak memiliki hak untuk menghakami dengan mengatakan “Kok mudah sekali

ia menguncapkan bahasa roh.” Dapat saja itu terjadi karena bahasa roh merupakan bagian

kehidupan doa dan penyembahannya setiap saat.Kalau tidak demikian Tuhan sendiri sebagai

Kepala Gereja yang berurusan dengannya.41

41
Ibid. 194.
20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Rubin Adi, Ajaran-ajaran Gereja Bethel Indonesia, Kharisma, Bandung 2010.

Bara , Lewi, Gereja-gereja Pentakosta dan Pentakostalisme (aliran Pentakost), Christian


Spiritual.Blogspot, Christianspiritual.Blogspot.co.id/2011/01/gereja-gereja
Pentakosta, 19 Desember 2017.

Douglas, J.D. et al., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, Cet-4, Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF, Jakarta 2001.

Djaya, Karunia, Sejarah Gereja Pantekosta di Indonesia, cetakan ke2 Semarang 1993.

Heruyono, Ki Bagus, Roh Kudus Berkarya dalam Kekekalan, cet-1, Fides publishing,
Jakarta 2008.

Maris, Hans, Gerakan Kharismatik & Gereja Kita, Cetakan ke-2 , Momentum,
Surabaya:2008

Rubyono, Homan, Dari Baptisan menuju Kepenuhan Roh Jilid 2 , Yayasan Kalam Hidup,
Bandung 2000.

Wikipedia,GerejaPentakosta,www.Wikipedia.com,https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gereja_Pa
ntakosta, 19 Desember 2017.

21 | P a g e
22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai