110
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
111
1. Pendahuluan
Dalam pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keaga-maan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Untuk mencapai upaya tersebut, penyelenggaraan pendidikan dilakukan
secara berjenjang dengan pola, teknis, dan sistematika tertentu. Penyelenggaraanya
diatur dalam kurikulum yang disesuaikan de-ngan perkembangan ipteks,
perkembangan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan.
Selain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia
Indonesia seutuhnya, pendidikan nasional juga diharapkan dapat meningkatkan
kemam-puan, mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Oleh karena itu,
sistem pendi-dikan yang diberlakukan saat ini perlu terus disempurnakan sehingga
mampu mengha-silkan tamatan yang bermutu sebagai modal untuk bersaing mulai
dari tingkat lokal, regional, nasional, bahkan di tingkat global. Penyempurnaan,
pembaharuan, maupun perubahan di bidang pendidikan harus diarahkan untuk
menjawab tantangan, tuntutan, dan masalah pendidikan di masa depan. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan, tuntutan, dan masalah
pendidikan di masa depan adalah dengan penyempurnaan kurikulum. Hal ini
sudah dilakukan mulai dari penyempurnaan Kurikulum 1954, Kurikulum 1968,
Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemennya (Purwo,
2002). Sekarang ini sedang dirancang pemberlakuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK).
Berkaitan dengan pemberlakuan KBK tersebut, maka ancangan yang perlu
dilakukan dalam pengimplementasiannya adalah: (1) memahami KBK itu sendiri,
(2) memahami karakteristik KBK, (3) memahami program pengembangannya, (4)
mema-hami pelaksanaan pembelajarannya, dan (5) memahami evaluasi hasil
belajarnya. Kelima hal tersebut sekaligus menjadi permasalahan yang jawabannya
akan dipaparkan pada bagian dua di bawah ini.
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
112
2. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibicarakan hal-hal yang mencakup: (1) Pengertian
KBK, (2) Karakteristik KBK, (3) Pengembangan KBK, (4) Pelaksanaan
Pembelajaran Berdasarkan KBK, dan (5) Evaluasi Hasil Belajar Berdasarkan
KBK.
2.1 Pengertian KBK
Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. McAshan
(Mulyasa, 2002) mengartikan kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan itu, Finch & Crunkilton yang dikutip oleh
Mulyasa (2002) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu
tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas,
keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk
dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan
tertentu. Dengan demikian terdapat hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari
peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.
Gordon (Mulyasa, 2002) menjelaskan beberapa aspek yang terkandung
dalam konsep kompetensi sebagai berikut: (1) pengetahuan (knowledge), yaitu
kesadaran dalam bidang kognitif, (2) pemahaman (understanding), yaitu
kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, (3) kemampuan (skill),
yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan
yang dibebankan kepadanya, (4) nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang
telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, (5) sikap
(attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari
luar, dan (6) minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan.
Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, kurikulum berbasis kompetensi
dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pengembangan
kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga
__ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Khusus TH. XXXVI Desember 2003
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
113
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
114
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi,
Selanjutnya, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasi enam
karakteristik KBK, yaitu: (1) sistem belajar dengan modul, (2) menggunakan
keseluruhan sumber belajar, (3) pengalaman lapangan, (4) strategi individual
personal, (5) kemudahan belajar, dan (6) belajar tuntas (Mulyasa, 2002).
2.3 Pengembangan Program
Pengembangan KBK mencakup pengembangan program tahunan, program
semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian,
program pengayaan dan remedial, serta program bimbingan dan konseling.
2.3.1 Program Tahunan
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun
ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program
berikutnya, yakni: program semester, program mingguan, dan program harian atau
program pembelajaran setiap pokok bahasan, yang dalam KBK dikenal dengan
nama modul.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program
tahunan antara lain: (1) daftar kompetensi standar (standar competency) sebagai
konsesus nasional, yang dikembangkan dalam GBPP setiap mata pelajaran yang
akan dikembangkan, (2) skope dan skuensi setiap kompetensi. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran diperlukan materi pembelajaran. Materi pembelajaran
tersebut disusun dalam pokok-pokok bahasan dan sub-subpokok bahasan yang
mengandung ide-ide pokok sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran.
Pokok-pokok bahasan dan sub-subpokok bahasan tersebut harus jelas skope (ruang
lingkupnya) dan skuensinya (urutan logis setiap pokok bahasan dan sub-subpokok
bahasan tersebut, (3) kalender pendidikan. Penyusunan kalender pendidikanselama
satu tahun pelajaran mengacu pada efisiensi, efektivitas, dan hak-hak peserta
didik.
2.3.2. Program Semester
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
115
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
116
yang perlu diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remedial, dan yang
mengikuti program pengayaan.
Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik dipandang
tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai
tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sementara
itu, keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu
menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah
peserta didik yang ada di kelas tersebut.
2.3.6 Program Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karier. Selain guru
pembimbing, guru mata pelajaran yang memenuhi kriteria pelayanan bimbingan
dan karier diperkenankan memfungsikan diri sebagai guru pembimbing. Oleh
karena itu, guru mata pelajaran harus senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi
dengan guru bimbingan dan konseling secara rutin dan berkesinambungan.
2.4 Pelaksanaan Pembelajaran dengan KBK
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor internal yang datang dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang
datang dari lingkungan.
Prinsip-prinsip yang dipegang oleh KBK dalam pelaksanaan
pembelajarannya adalah: (1) Berpusat pada paserta didik. Peserta didik memiliki
perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Peserta didik berbeda dalam
minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Peserta didik
tertentu lebih mudah belajar dengan cara membaca, peserta didik yang lain lebih
mudah dengan cara melihat, atau dengan cara kinestetika (Dryden & Vos, 2001).
Jadi, dalam kegiatan belajar-mengajar, peserta didik ditempatkan sebagai subjek,
yang artinya memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar.
(2) Belajar dengan melakukan, maksudnya ada contoh-contoh aktual dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip
__ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Khusus TH. XXXVI Desember 2003
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
117
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
118
2.5.1
Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian
akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan
bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri atas seperangkat soal
yang harus dijawab peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan
dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir
semester, dengan bahan yang diujikan berupa: (a) soal ulangan umum semester
pertama diambil dari materi semester pertama, (b) soal ulangan umum semester
kedua merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua, dengan
penekanan pada materi semester kedua.
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang
diujikan meliputi seluruh materi modul yang telah diberikan, dengan penekanan
pada bahan-bahan yang diberikan pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian
akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik
dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya.
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik
untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.
2.5.2 Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program
pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap
tahun.
2.5.3 Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai
ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan
sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat
Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang
sekolah.
2.5.4 Benchmarking
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
119
DAFTAR PUSTAKA
Anom, I.B. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Denpasar: Dinas Pendidikan.
__ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Khusus TH. XXXVI Desember 2003
Singaraja, Edisi
ISSN 0215-8250
120
Singaraja, Edisi