Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidroponik telah berkembang secara sederhana sejak zaman Babilonia
dengan taman gantung dan suku Aztek dengan rakit rumput. Tahun 1600-an
diketahui tanaman yang diairi dengan air berlumpur tumbuh lebih bagus
dibanding air bening karena tanaman menyerap sesuatu dari air berlumpur
yang berisi nutrisi untuk tanaman. Cara hidroponik banyak dipergunakan
untuk

memproduksi

bunga-bungaan

seperti

carnation,

gladioli,

chrysantemum. Hidroponik bunga-bungaan diusahakan oleh Amerika Serikat,


Itali, Spanyol, Perancis, Inggris, Jerman, Swedia. Hidroponik sayuran
diusahakan di Jepang, Teluk Arabia, Israel, dan Indonesia.
Green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap
tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar
tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Green house atau rumah
kaca pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari
bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan
bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan
peralatan pengatur temperatur dan kelembaban udara serta distribusi air
maupun pupuk.
Elemen lingkungan yang memengaruhi produktivitas tanaman adalah
temperatur, kelembapan relatif, intensitas cahaya, angin, polutan, konsentrasi
CO2, serta pH, kadar nutrisi, dan kadar air media tanam. Media tanam yang
digunakan bervariasi, ditentukan oleh praktik menanam yang digunakan.
Penanaman dengan cara hidroponik memerlukan penanganan pH, nutrisi, dan
kadar air media tanam yang berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan
media tanah, sehingga penanganan lingkungan mikro akan sedikit berbeda.
Penanganan faktor lingkungan dalam rumah kaca juga berbeda jika
dibandingkan dengan penanganan lingkungan mikro tanaman dalam ruangan
terbuka, mengingat bahwa dalam rumah kaca intensitas panas dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan dan struktur bangunan.

Green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan


untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan
ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur
jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan
percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa, para
peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apa definisi dari green house?
2. Apa fungsi dari green house?
3. Apa saja jenis green house serta apa kekurangan dan kelebihan dari
masing-masing jenis green house?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain untuk:
1. Mengetahui definisi dari green house
2. Mengetahui fungsi dari green house
3. Mengetahui jenis-jenis atau tipe green house beserta kekurangan dan
kelebihannya.

II. ISI
Hidroponik adalah cara budidaya tanaman dengan menggunakan
medium air. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
metode bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan
porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsurunsur esensial yang dibutuhkan tanaman.
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan
hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari
kata hydro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam
selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu
karang atau batu bata, potongan kayu dan busa.
Green house dapat didefinisikan sebagai bangunan atau konstruksi
dengan atap tembus cahaya yang berfungsi untuk memanipulasi kondisi
lingkungan dalam pemeliharaan tanaman agar tanaman di dalamnya dapat
berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal,
yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan
memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Menurut Sani (2015), tujuan dari pembuatan green house adalah untuk
menciptakan kondisi lingkungan yang stabil di dalamnya, sehingga secara
otomatis dapat mengoptimalkan hasil produksi. Tanaman di dalam green
house lebih aman dari kondisi iklim yang ekstrem, misalnya hujan, angin,
radiasi sinar matahari langsung yang kemungkinan dapat merusak tanaman.
Tipe green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau
desainnya. Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur
juga sangat berpengaruh pada kondisi iklim mikro di dalam green house.
Secara umum desain green house untuk daerah tropis berbeda dengan
desain di daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green
house yang memang dibuat khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi
akar atau pembuatan stek. Terdapat dua tipe green house yaitu tipe lean to
dan tipe free standing.

Tipe lean to adalah green house dengan atap tunggal yang dibuat rata
atau miring, karena salah satu dindingnya menempel tembok atau bangunan
lain. Kelebihan dari green house tipe lean to adalah biaya pembuatan
cenderung murah, dan bangunan yang menempel ke green house dapat
menyerap panas. Panas yang diserap tembok atau bangunan tersebut, pada
malam hari dapat bermanfaat untuk menghangatkan tanaman dari hawa
dingin.
Tipe free standing adalah green house yang sisi-sisinya bebas, dan tidak
menempel pada bangunan lain. Kekurangan dari green house tipe free
standing adalah biaya yang dibutuhkan cukup mahal. Ada beberapa jenis
green house tipe free standing diantaranya tunnel, piggy back, shading house,
dan multispan.
Tipe tunnel dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran.
Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk
melengkung kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam
menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki
terpendam ke dalam tanah memegang bangunan lebih kuat. Kelemahan dari
tipe ini adalah minimnya sistem ventilasi. Jika digunakan pada daerah tropis
dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk
mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green house.
Green house tipe piggy back merupakan green house yang paling
banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah tropical
green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik.
Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan
mikroklimat yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman. Selain memiliki
kelebihan, banyaknya struktur bukaan merupakan kekurangan dari tipe ini.
Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat, green house tipe piggy back
kurang disarankan karena dengan banyaknya struktur terbuka menyebabkan
struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan
penggunaan material atap sama, green house tipe ini relatif lebih mahal
dibanding tipe lain karena penggunaan material struktur lebih banyak.

Desain green house tipe multispan (campuran) boleh dikatakan adalah


gabungan antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe
green house ini memiliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu
strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal. Kelebihan
lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single Span) dapat
disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini
sulit dilakukan pada green house tipe tunnel. Dibandingkan tipe piggy back,
selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih hemat.
Shading house adalah bangunan berpeneduh, memiliki atap berupa
jala/net yang dapat dilewati cahaya dengan intensitas tertentu. Intensitas
cahaya yang dilewatkan bervariasi tergantung kebutuhan tanaman yaitu 30%,
50%, 60%, 70%, atau 80%. Shading house atau rumah naungan mudah
dibuat, tidak memiliki atap khusus, tidak memerlukan dinding, dan biaya
yang dibutuhkan tidak tinggi. Fungsi paranet adalah sebagai bahan pembuat
naungan. Beberapa jenis tanaman tertentu seperti anggrek, anyelir, tomat, dan
sawi tidak menyukai cahaya matahari dengan intensitas yang tinggi.
Penggunaan paranet sebagai naungan dapat mengontrol intensitas cahaya
matahari yang dibutuhkan oleh tanaman. Fungsi shading house adalah untuk
mengurangi intensitas sinar matahari yang masuk, untuk melindungi bibit
tanaman/tanaman terhadap sinar matahari secara penuh yang dapat membakar
atau menurunkan vigoritas bibit tanaman/tanaman, digunakan sebagai tempat
aklimatisasi tanaman.
Keuntungan budidaya di dalam green house di daerah tropis adalah
untuk mendapatkan kualitas tanman yang prima, dengan mengendalikan
beberapa faktor produksi secara akurat. Penggunaan green house juga
memungkinkan untuk melakukan budidaya tanaman secara off season (diluar
musim), sehingga dapat mengatur pemanenan produk lebih awal atau lebih
lambat dibanding penanaman di lapang terbuka. Awal mulanya, greenhouse
didesain untuk menyediakan suhu dan cahaya yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman. Namun pada akhirnya, petani juga mengetahui aspek penting yang
dapat dilakukan di dalam bangunan tanaman ini adalah proses pendinginan

(cooling) untuk produksi tanaman pada musim panas. Saat ini para
hortikulturis mengetahui bahwa masing-masing varietas tanaman (walaupun
sama spesies) memberikan respon yang berbeda terhadap suhu tertentu.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan metode
bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous
lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur
esensial yang dibutuhkan tanaman.
2. Green house dapat didefinisikan sebagai bangunan atau konstruksi
dengan atap tembus cahaya yang berfungsi untuk memanipulasi kondisi
lingkungan dalam pemeliharaan tanaman agar tanaman di dalamnya
dapat berkembang optimal.
3. Tujuan dari pembuatan green house adalah untuk menciptakan kondisi
lingkungan yang stabil di dalamnya, sehingga secara otomatis dapat
mengoptimalkan hasil produksi.
4. Tipe green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau
desainnya.
5. Terdapat dua tipe green house yaitu tipe lean to dan tipe free standing.
6. Tipe lean to adalah green house dengan atap tunggal yang dibuat rata
atau miring, karena salah satu dindingnya menempel tembok atau
bangunan lain.
7. Tipe free standing adalah green house yang sisi-sisinya bebas, dan tidak
menempel pada bangunan lain.
8. Ada beberapa jenis green house tipe free standing diantaranya tunnel,
piggy back, shading house, dan multispan.
9. Shading house adalah bangunan berpeneduh, memiliki atap berupa
jala/net yang dapat dilewati cahaya dengan intensitas tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Sani, Berlin 2015. Kupas Tuntas Hidroponik. Jakarta: Kata Pena. ISBN 978-6021296-17-2.

MAKALAH TEKNOLOGI HIDROPONIK


BEBERAPA TIPE GREEN HOUSE

Disusun oleh:
Shannen Mutiara Kisty

H0714131

Usman Useng
Yuanita Wahyu Hapsari
Yudo Sakti

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai