Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS

NAMA

: ARDANA WINDRIYA

NIM : 20110310185
KASUS

: HERNIA IGUINALIS LATERALIS

DOKTER PEMBIMBING : dr GUNAWAN SISWADI Sp.B

1. Rangkuman Kasus
Pasien datang ke poli bedah mengeluh tedun. Pasien mengatakan terdapat benjolan di
lipat paha sebelah kanan. Keluhan dirasakan sejak 3 bulan sebekum masuk rumah sakit.
Sebelumnya benjolan masih bisa dimasukan kembali namun dalam sebulan ini benjolan
tidak dapat dimasukan kembali. Keluhan nyeri disangkal. Setelah dilakukan pemeriksaan
pasien didiagnosis dengan Hernia Inguinalis Lateralis. Akhirnya pasien disarankan untuk
dilakukan tindakan operasi.
2. Perasaan terhadap Pengalaman
Bagaimana penatalaksanaan pada kasus Hernia?
3. Evaluasi
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang paling
rasional.
4. Analisis
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut.
Berdasar sifatnya hernia dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi:
a. Hernia Reponible
Bila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika berdiri atau mengejan dan
masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut. Tidak ada keluhan nyeri maupun
obstruksi usus.
b. Hernia Ireponible

Bila isi kantong hernia tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut. Hal
ini disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada
keluhan nyeri maupun obstruksi usus.
c. Hernia Srangulata
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan
tidak dapat kembali ke rongga abdomen dan disertai gangguan vaskularisasi.
d. Hernia Inkaserata
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan
tidak dapat kembali ke rongga abdomen dan disertai gangguan passage usus.
Sedangkan berdasar letak dai hernianya sendiri, hernia dapat dibagi menjadi :
a. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis terjadi apabila kantong dan isis hernia masuk ke dalam annulus
internus dan penonjolan pada trigonum haselbach.
b. Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi bila kantong dan isis hernia masuk ke dalam kanalis
femoralis melalui annulus femoralis yang berbentuk corong. Hernia femoralis umumnya
dijumpai pada perempuan tua. Insidensinya pada perempuan 4 kali dari pada laki-laki.
Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada
waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen. Benjolan ini akan
menghilang jika pasien berbaring. Sering penderita datang dengan hernia strangulate.
c. Hernia Umbilicalis
Merupakan hernia kongenital pada umbilicus yang hanya tertutup peritoneum dan
kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis. Hernia ini
terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi pada bayi premature. Tidak
ada perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki dan perempuan.
Hernia ingunalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pada bayi dan anak, hernia ingunalis lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan
berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat psroses
penurunan testis ke skrotum. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur
mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intraabdomen dan
berkurangnya kekuatan jaringan penunjang. Faktor yang berperan adalah prosesus

vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, kelemahan otot
dinding perut karena usia.
Aktivitas mengangkat beban berat, batuk kronik dan mengejan pada saat defekasi
dapat memacu meningkatnya tekanan intraabdomen yang menyebabkan defek pada
dinding otot ligament inguinal akan melemah, sehingga akan terjadi penonjolan isi perut
pada daerah lateral pembuluh epigastrika inferior fenikulus spermaticus. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya hernia. Mengangkat beban juga menyebabkan peningkatan
tekanan intraabdomen, seperti pada batuk dan cedera traumatic karena tekanan tumpul.
Hernia inguinalis dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
1. Hernia Inguinalis Medialis / Direk
Hernia inguinalis direk ini hampir selalu disebabkan oleh faktor peninggian tekanan
intraabdomen kronik dan kelemahan otot di dinding trigonum haselbach. Oleh karena itu,
hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Hernia ini jarang, bahkan
hampir tidak pernah mengalami inkaserata dan strangulasi. Pada pemeriksaan akan
tampak tonjolan berbentuk bulat.
2. Hernia Inguinalis Lateralis / Indirek
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan
kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan akan tampak tonjolan berbentuk lonjong pada
hernia inguinalis lateralis
Gejala dan tanda klinis pada hernia banyak sitentukan oleh keadaan isi hernia.
Gejala yang muncul biasanya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada
saat berdiri, batuk, bersin atau mengejan dan menghilang setelah berbaring.
Penegakan diagnosis pada kasus hernia ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan fisik hernia adalah secara inspeksi, palpasi. Pada inspeksi saat pasien
mengejan, dapat dilihat benjolan yang muncul di region inguinalis yang berjalan dari
lateral atas ke medial bawah. Pada palpasi dapat meraba benjolan yang kenyal, yang
isinya mungkin berupa usus, omentum atau ovarium. Palpasi juga dapat menentukan
apakah hernia tersebut dapat didorong masuk dengan jari (reposisi) atau tidak.
Pemeriksaan fisik dengan menggunakan metode finger flip test; hanya dapat
dilakukan pada pria dan pada hernia reponible. Tujuannya adalah untuk membedakan

hernia ingunalis lateralis atau hernia inguinalis medialis, disamping dapat menentukan
diameter dan ketebalan cincin hernia.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
paling rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar
operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplasti. Pada herniotomi, dilakukan
pembebasan kanting hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka, dan isinya dibebaskan
kalau ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
Pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting, dalam
mencegah terjadinya residif diabndingkan dengan herniotomi
Terdapat beberapa metode Hernioplasty terdiri dari Bassini, Halsted, dan
Ferguson. Cara metode Bassini adalah muskulus obliqus internus dan muskulus
transversus abdominis dijahitkan pada ligamentum inguinale. Funikulus spermaticus
diletakkan ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari aponeurosis muskulus obliqus
eksternus sehingga kanalis inguinalis kedua muskuli tadi memperkuat dinding belakang
dari kanalis inguinalis, sehingga locus minoris resistantiae hilang.
Metode Halsted di lakukan untuk memperkuat atau menghilangkan locus minonis
resistentiae. Ketiga muskulus, muskulus obliqus eksternus abdominis, muskulus obliqus
internus abdominis, muskulus transversus abdominis, funikulus spermatikus diletakkan di
sub kutis.
Metode Ferguson dilakukan dengan cara funiculus spermaticus ditaruh di sebelah
dorsal dari musculus obliqus externus dan internus abdominis dan muskulus obliqus
internus dan transversus dijahitkan pada ligamenturn inguinale dan meletakkan funiculus
spermaticus di dorsal, kemudian aponeurosis muskulus obliqus externus dijahit kembali
sehingga tidak ada lagi kanalis inguinalis.

5. Daftar Pustaka

Dorland, WA Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Huriawati Hartanto dkk., editor. Edisi 31.
Jakarta: EGC; 2002.
Jong de wim. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3.2010. Jakarta : EGC.
Schwartz. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. 2009. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai