Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN

PERPUSTAKAAN Al - HIKMAH MAN I MODEL


BOJONEGORO DI BOJONEGORO
(1979-2012)
oleh
Eka Fatmawati1
Abstrak
Perpustakaan merupakan sarana yang paling tepat untuk digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran. Perpustakaan juga dijadikan sebagai
kegiatan pembelajaran yang membuat siswa mengetahui fungsi dari
perpustkaan itu sendiri. Inti tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejarah perkembangan pendidikan perpustakaan Al Hikmah
MAN I Model Bojonegoro serta mengetahui dampak dari Pendidikan
Perpustakaan bagi siswa MAN I Model Bojonegoro.

Kata Kunci: Pendidikan, Perpustakaan, MAN I Model Bojonegoro


Pendidikan merupakan faktor yang paling utama dalam pembentukan pribadi
manusia, dimana pendidikan sangat berperan penting dalam membentuk sifat baik
buruknya pribadi manusia tersebut. Pendidikan merupakan usaha sadar yang
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian seseorang di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Dalam hal ini Pendidikan Islam yaitu
Madrasah merupakan satu satunya lembaga pendidikan yang ada di Indonesia,
sebelum pemerintah belanda memperkenalkan sekolah pada abad ke-19.
Organisasi pendidikan Islam terus hidup dan berkembang, namun tidak
memperoleh perhatian sepenuhnya dari pemerintah. Lembaga-lembaga
pendidikan Islam dibiarkan hidup meskipun dalam keadaan yang sangat
sederhana2. Dilihat dari perjalanan sejarahnya, meskipun pendidikan Islam tidak
jarang mendapatkan tekanan dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah,
namun seiring berjalannya waktu pendidikan Islam berhasil untuk bangkit dari
berbagai tekanan-tekanan tersebut. Di samping itu Pendidikan Islam juga tidak
1 Eka Fatmawati adalah seorang mahasiswa prodi S1 Pendidikan Sejarah offering A
2012, NIM 120731435992.
2 Hasbullah. 2006. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah Dan Implikasinya Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, hal: 153-154.

kalah bersaing dengan pendidikan-pendidikan lainnya, fasilitas-fasilitas untuk


menunjang kegiatan pembelajaran sudah terpenuhi dengan baik diantaranya
adalah Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah semua perpustakaan
yang diselenggarakan di sekolah baik tingkat sekolah dasar maupun tingkat
Sekolah Lanjutan yang berguna untuk menunjang proses belajar mengajar di
sekolah3. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang
kegiatan belajar siswa memegang peranan penting dalam memacu tercapainya
tujuan pendidikan sekolah4.
Madrasah Aliyah Negeri I Model Bojonegoro merupakan salah satu madrasah
negeri yang berada di Kabupaten Bojonegoro, dimana terdapat suatu sarana yang
menunjang proses pembelajaran yaitu perpustakaan. Perpustakaan di MAN I
Model Bojonegoro bernama Perpustakaan Al-Hikmah. Selain dijadikan sebagai
pusat informasi dan pendidikan, tahun 2004 MAN I Model Bojonegoro
menerapkan Kurikulum tentang pelajaran perpustakaan yang dimasukkan kedalam
intra kurikuler. Atas kerjasama dari kepala sekolah, pustakawan dan dewan guru
serta para siswa, perpustakaan dijadikan sebagai proses Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Untuk lebih memperjelas pembahasan akan dipaparkan lebih
mendalam tentang sejarah dan perkembangan pendidikan perpustakaan AlHikmah MAN I Model Bojonegoro tahun 1979-2012 serta dampak dari
Pendidikan Perpustakaan MAN I Model Bojonegoro.
Penelitian tentang Perpustakaan sekolah dijadikan sebagai pusat sumber
belajar siswa sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain.
Skripsi yang berjudul Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber
Belajar Siswa (studi kasus Di SMK Negeri Turen) oleh Firgina Vevirenika
Isudibyo (2014) mahasiswa program studi Pendidikan tata niaga, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Ia mendeskripsikan tentang pemanfaatan
perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar siswa, dengan
memanfaatkan sumber belajar yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa
3 Nurhadi, M. 1983. Sejarah Perpustakaan Di Indonesia. Yogyakarta: ANDI OFFSET,
hal: 9.
4 Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo, hal 1.

perpustakaan SMK Negeri Turen sudah dimanfaatkan oleh siswa sebagai pusat
sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar dalam proses belajar pembelajaran
di sekolah. Upaya peningkatan pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber
belajar dan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pemanfaatan
perpustakaan sekolah sebagai pusat belajar siswa.
Penulis berusaha mengaitakan dan membedakan hasil penelitian tersebut
dengan pendidikan perpustakaan dijadikan sebagai pusat sumber belajar siswa dan
sebagai pusat informasi maka sangat perlu mengikuti perkembangan jaman dan
kebutuhan pembelajaran masa kini. Perkembangan perpustakaan MAN Model
Bojonegoro dari awal merintis sampai sekarang tidak pernah surut walaupun
sering berganti-ganti tempat, petugas bahkan kepala sekolahnya. Dengan
pendidikan perpustakaan yang diterapkan di sekolah, siswa-siswi di MAN Model
Bojonegoro dapat aktif memanfaatkan, mengenal dan menggunakannya dengan
baik. Selain itu dapat menambah wawasan tentang berbagai sudut pandang
keilmuan disamping itu juga mendapatkan ketrampilan dalam pembelajaran
perpustakaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melakukan penelitian tentang
bagaimana sejarah perkembangan pendidikan perpustakaan yang berjudul
Sejarah Perkembangan Pendidikan Perpustakaan Al-Hikmah MAN I Model
Bojonegoro di Bojonegoro (1979-2012).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Sejarah (History
Research). Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis
rekaman dan peninggalan masa lampau5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian sejarah adalah proses penelitian terhadap sumber-sumber masa
lampau yang digunakan untuk mengambil langkah dalam memperoleh
pengetahuan dengan menguji dan menganalisis secara kritis dengan menggunakan
metode ilmiah agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Dalam penelitian
ini, penggunaan metode sejarah karena permasalahan yang diangkat adalah
permasalahan sejarah pada masa lampau. Langkah-langkah yang diambil dalam
5 Gottschalk, L. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: Grasindo, hal: 32.

melakukan metode sejarah meliputi: (1) Heuristik, (2) Kritik, (3) Intepretasi, (4)
Historiografi6.
Dalam penelitian ini, alasan penulis melakukan penelitian di MAN I Model
Bojonegoro yang pertama karena untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
pendidikan. Kedua, berdasarkan hasil temuan, pendidikan perpustakaan yang
penulis ketahui terdapat di MAN I Model Bojonegoro. Sumber data yang
digunakan penulis diantaranya menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah
diperoleh dari responden bernama Bapak Moh. Imron7. Ketika penulis akan
melakukan wawancara langsung beliau sedang bertugas namun beliau tidak
keberatan untuk diwawancarai dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
disiapkan peneliti. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan yaitu berupa
buku-buku, artikel, brosur dan tulisan-tulisan yang dianggap relevan dengan
pembahasan penulis.

A. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Perpustakaan MAN I Model


Bojonegoro (MAN I Model Bojonegoro) tahun 1979-20128
MAN I Model Bojonegoro sudah menjalani suatu proses panjang dalam kiprahnya
menjalankan program pendidikan nasional demi untuk mendidik dan
mencerdaskan generasi muda Islam. Di dalam sebuah ketetapan yang ditunjukkan
pada SK menteri Agama No. 17/1968 sebuah lembaga pendidikan Islam telah
dibentuk dengan kondisi yang sangat sederhana yaitu semula bernama SP IAIN
(Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri). Lembaga pendidikan ini untuk
sementara waktu bertempat di Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Pada saat
itu, lembaga pendidikan yang baru didirikan tersebut masih berstatus sekolah
swasta.
6 Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak, hal: 28.
7 Bapak Moh. Imron adalah seorang staf perpustakaan Al-Hikmah MAN Model
Bojonegoro yang bertugas bagian pelayanan teknis yaitu mengurusi pembinaan Koleksi,
pengolahan teknis, pemeliharaan atau perawatan buku.
8 Data diatas diperoleh dari staff Perpustakaan MAN I Model Bojonegoro (bapak Moh.
Imron, pada tanggal 8 November 2014).

Pada tahap perkembangan selanjutnya, selama beberapa tahun SP IAIN


berpindah lokasi ke lingkungan Pondok Ar-Rasyid di desa Ngumpak Dalem,
Kecamatan Dander selama 3 tahun. Disusul kemudian penetapan status baru
untuk lembaga ini menjadi MA Negeri Bojonegoro, yaitu tahun 1979/1980.
Dengan perubahan status ini pula akhirnya MA Negeri Bojonegoro bisa mulai
menempati lokasi dan gedung barunya yang beralamatkan di Jl. Monginsidi No.
160, tetapi belum ada perpustakaan. Pada awal tahun 1982 mulai merintis dengan
menata dan mengelola buku-buku dari SPIAIN, kemudian menerima buku paket
yang pertama untuk MAN sejumlah 500 buku.
Kemajuan terus ditorehkan dalam sejarah perpustakaan yang pada saat itu
masih bernama MAN 1 Bojonegoro untuk terciptanya ruang dan suasana yang
nyaman untuk melengkapi proses belajar mengajar. Pengelola perpustakan
mengikuti pelatihan perpustakaan di Yogyakarta bulan Nopember 1982, kemudian
menyusun program dan melaksanakan sesuai dengan aturan penyelenggaraan
perpustakaan, walaupun belum ada ruang perpustakaan kegiatan peminjaman
sudah berjalan. Selama 4 tahun, perpustakaan 4 kali berpindah-pindah tempat
kemudian tahun 1986 menempati bangunan khusus untuk perpustakaan yang pada
waktu itu XII IPA 2, disana 15 tahun.
Perpustakaan sekolah pada umumnya dijalankan oleh guru yang telah
mendapat pendidikan khusus dalam menyelenggarakan perpustakaan dan
mempunyai pengetahuan umum yang cukup luas9. Hal ini terlihat dengan masih
dipercayai dan sampai masa jabatannya berakhir Ibu muntianah yang pada
kepemimpinan sebelumnya telah menjadi pengelola Perpustakaan Al-Hikmah.
Dilihat dari perkembangan perpustakaan terus mengalami peningkatan, karena
perhatian dari Kepala MAN yang awalnya adalah Bpk. Imam Sudjai kemudian
Bpk. Drs. H. Tauhid (th. 1980-1989) memberi hakotonomi mengelola
perpustakaan kepada seorang guru bidang studi bhs. Arab pada waktu itu. Betapa
pentingnya perpustakaan bagi sekolah, dan MAN sebagai salah satu Madrasah
Aliyah Negeri di Bojonegoro. Selanjutnya, Pada awal tahun 1990 Kepala MAN
hingga sebagai MAN 1 dibawah kepemimpinan bapak Munandar sampai dengan
tahun 1999 kepala perpustakaannya masih tetap namun hanya petugasnya yang
9 Pamuntjak, N. S. 1976. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan,
Hal: 3

bertamabah dan berganti. Tahun 1992/1993 MAN sebagai MAN 1, karenan


PGAN menjadi MAN 2.
Pada tahun 1994/1995 dibangun gedung untuk ruang kepala dan ruang guru tepat
didepan ruang perpustakaan, bertambah ramailah perpustakaan. Ketika MAN 1
termasuk salah satu dari 31 MAN Model se Indonesia beberapa guru ditugaskan
belajar Pasca Sarjana di UPI Bandung, ada yang ke Malang dan Australia
disamping itu sering beberapa guru ditugaskan penataran sesuai dengan
bidangnya, termasuk bagian perpustakaan yang pada awalnya tahun 1999
penataran Managemen Perpustakaan di Jakarta. Setelah mengatarkan sebagai
MAN Model Bpk. Drs. H. Munandar pindah dan dilanjutkan oleh Bpk. Drs. H.
Kasan M. Pd pada bulan Juli 1999 sampai 2008. Keadaan Perpustakaan terus
mengalami perkembangan seiring bertambah banyaknya buku dari bantuan PSBB
(MAN I Model Bojonegoro), Departemen Agama yang berkerja sama dengan
ADB Loan.
Perpustakaan berpindah tempat pada bulan Juli 2000 di sebelah Masjid
dan Aula dengan bantuan yang diberikan oleh dana bantuan ADB sehingga
perpustakaan dapat ditempati. Pada awalnya tidak banyak yang datang karena
banyak yang menganggap jauh dari kelas dan kantin madrasah, upaya-upaya
mulai dilakukan untuk meramaikan penggunaan perpustakaan sehingga dapat
menarik minat siswa untuk pergi ke perpustakaan diantaranya dengan
menyediakan kantin. Kantin yang ada di perpustakaan berbeda dengan kantin
yang ada sebelumnya yaitu bernama kantin kejujuran. Dengan menerapkan kantin
kejujuran diharapkan dapat menarik siswa memanfaatkan perpustakaan dengan
belajar didalamnya. Namun adanya kantin tersebut tidak bertahan lama karena
dianggap kurang efektif dan dapat mengotori perpustakaan.
Sebagaimana dikatakan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan tenaga
yang melaksanakan peneyelenggaraan perpustakaan di sekolah, pusat pembinaan
perpustakaan juga telah menyelenggarakan penataran yang diberikan kepada
guru-guru sekolah secara selektif selama berbulan-bulan10. Hal ini sama halnya
dengan yang dialami oleh ibu Muntianah pada tahun 2003, ibu Muntianah selaku
10 Nurhadi, M. 1983. Sejarah Perpustakaan di Indonesia. Yogyakarta: ANDI OFFSET,
hal 63.

koordinator dari Perpustakaan Al-Hikmah MAN I Model Bojonegoro telah


melakukan penataran pembelajaran di Bogor, beliau terinspirasi dengan
merencanakan adanya pelajaran perpustakaan agar semua siswa dapat aktif
memanfaakan, mengenal, dan menggunakan dengan baik perpustakaan. Menurut
Rahayunungsih mengatakan bahwa perpustakaan sekolah didirikan untuk
menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti
yang tercantum di dalam kurikulum sekolah11. Sebagaimana dari pengertian
tersebut juga terkandung penerapan yang ada di perpustakaan Al-hikmah MAN
Model Bojonegoro, bahwa Perpustakaan Al-Hikmah mempunyai tujuan yang
utama yaitu tercipta sebuah pendidikan dan pengajaran yang sudah tercantum di
dalam kurikulum MAN Model Bojonegoro itu sendiri. Pada tahun ajaran
2004/2005 pelajaran Perpustakaan masuk sebagai intra kurikuler (1 jam pelajaran/
kelas) hingga tahun 2012. Dengan adanya pelajaran perpustakaan diharapkan
siswa dapat mengenal perpustakaan dan dapat memanfaatkan dengan baik. Atas
kerjasama terutama dari Kepala MAN pada waktu itu adalah Bapak Drs. H.
Kasan, M.Pd, pendidikan perpustakaan ini dapat berjalan dengan baik.
Dalam catatan kepemimpinan Madrasah, telah silih berganti jajaran kepala
madrasah yang memimpin MAN I Model Bojonegoro. berikut ini adalah daftar
nama-nama kepala madrasah dan masa pengabdiannya:
1. H. Imam Sudjai
1975 - 1980
2. Drs. H. Tauhid Anwar
1980 - 1989
3. Drs. H. Munandar
1989 - 1999
4. Drs. H. Kasan, M. Pd
1999 - 2008
5. Drs. H. Asyik Syamsul Huda, M. Pd. I
2008 - 2012
Dengan kelima kepemimpinan tersebut, maka secara bertahap MAN I
Model Bojonegoro mengalami peningkatan kualitas yang cukup signifikan dengan
peranan dari masing-masing periode kepemimpinan Madrasah Aliyah Negeri I
Model ini. Peningkatan kualitas tersebut juga menjadikan perpsutakaan AlHikmah MAN 1 Model Bojonegoro memiliki Visi dan Misi, adapun Visi dan Misi
perpustakaan adalah sebagai berikut:
Visi : Pusat Sumber Belajar dan Sebagai Perpustakaan Islam di Indonesia
Misi : Informatif, Edukatif, dan Kreatif
Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar dapat
memperlancar tujuan proses pembelajaran di sekolah, dikatakan bermanfaat
11 Rahayungsih, F. 2007. Pengelolaan perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu

tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi siswa-siswi, tetapi siswa-siswi


mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi, siswa-siswi
terbiasa belajar sendiri, siswa-siswi terlatih kearah tanggung jawab, siswa-siswi
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain
sebagainya12. Demikian juga yang tampak dari siswa-siswa yang telah diajarkan
materi tentang ilmu perpustakaan yaitu bagaimana cara memberi klasifikasi
nomor induk, menyampul buku, memberi saku buku, membuat katalok dan lain
sebagainya. Selain siswa diberikan pengetahuan tentang pembelajaran tentang
perpustakaan, siswa juga harus disiplin ketika membaca buku-buku yang telah
selesai dibaca harus segera dikembalikan ke tempat telah disediakan. Dengan
begitu siswa dapat berlatih untuk terbiasa mandiri dan disiplin.
Anggota panitia dipilih dari staf pengajar, tugas panitia ini adalah menentukan
garis besar program kerja perpustakaan, jenis pelayanan yang akan diberikan dan
siapa yang akan dilayani. Selain itu panitia ini juga menentukan tugas kewajiban
kepala perpustakaan dan peraturan serta persyaratan bagi anggota perpustakaan13.
Sama halnya dengan yang ada di Perpustakaan Al-Hikmah MAN I Model
Bojonegoro bahwa anggota panitia di pilih dari staf pengajar dan juga kepala
coordinator perpustakaan dipilih dari guru mata pelajaran. Ketika Ibu Muntianah
selaku kepala koordinator yang telah lama menjabat telah pensiun pada bulan Juni
2013 kemudian pada tahun itu pula digantikan oleh ibu Nur Aini, S.Pd yang
mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengelola Perpustakaan AlHikamah MAN I Model Bojonegoro.
Untuk menentukan berapa besar staf yang diperlukan untuk mengelola
perpustakaan dengan baik, tergantung dari tingkat pendidikan, keahlian, dan
ketrampilan yang dimiliki masing-masing petugas. Tujuan perpustakaan untuk
memberi bantuan mencari informasi yang diperlukan pembaca tergantng daripada
tersedianya koleksi yang lengkap dan teratur dengan baik. Maka dari itu,
pekerjaan perpustakaan dibagikan dalam dua kelompok pekerjaan yaitu:
(1) pengadaan dan pengaturan bahan pustaka
(2) pelayanan kepada pembaca.
12 Bafadal. 1992. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Bumi Aksara, hal: 5.
13 Pamuntjak, Rusiana S. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan,
Hal: 117.

Kedua kelompok pekerjaan ini erat kaitannya dan tidak dapat terpisahkan,
tanpa koleksi bahan pustaka yang layak maka pembaca tidak dapat dilayani.
Tanpa pengaturan yang baik bahan yang ditemukan tidak dapat diketemukan
kembali dan tanpa pelayanan pembaca tidak ada gunanya buku dikumpulkan14.

Foto 1.1 Data Statistik Perpistakaan MAN 1 Model


Bojonegoro

Pada akhir tahun dibuatlah laporan tahunan yang menggambarkan


kegiatan perpustakaan pada tahun-tahun sebelumnya. Laporan ini biasanya dibuat
dalam bentuk data statistik yang selanjutnya akan menjadi bahan penunjang yang
paling penting dalam uraian kegiatan perpustakaan. Dengan ditampilkan dengan
data statistik, maka akan ada gambaran yang jelas bagaimana perkembangan
perpustkaan dari tahun ke tahun dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
perluasan dan perbaikan di dalam meningkatkan kualitas perpustakaan. Di dalam
data statistik diatas tergambar bahwa terdapat klasifikasi wana kuning, hijau, dan
merah. Klasifikasi warna tersebut terdapat keterangan bahwa warna kuning
merupakan banyaknya pengunjung perpustakaan di setiap tahunya, kemudian
warna hijau yaitu banyaknya yang meminjam buku perpustakaan di setiap
tahunnya dan kuning yaitu buku yang keluar/dipinjam.
Sebuah perpustakaan yang dikelola dengan baik dan dapat menempati
peran yang penting dan strategis, melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik
akan memberikan sejumlah nilai atau manfaat. Nilai yang dapat diambil salah
satunya adalah nilai pendidikan. Sesuai dengan fungsinya, koleksi perpustakan
sekolah adalah sesuai dengan kebutuhan belajar dan mengajar di sekolah yang
bersangkutan15. Juga ditegaskan oleh Suwarno bahwa dalam menyebarkan
Informasi perpustakaan secara langsung kepada pemustaka tanpa terikat langsung
14 Ibid, hal: 199-120.

oleh kurikulum. Namun lambatlaun, perpustakaan yang bernaung dibawah


institusi pendidikan, bergerak maju mengikuti pola perkembangan kurikulum16.
Seperti halnya di perpustakan Al-hikmah MAN I Model Bojonegoro terdapat
koleksi-koleksi yang digunakan untuk mendukung kebutuhan belajar dan
mengajar seperti buku-buku penunjang pelajaran yang bertemakan pendidikan
Agama Islam juga terdapat fasilitas pendidikan antara lain seperti TV, DVD,
Radio, komputer, dan lain sebagainya. Ini diartikan bahwa koleksi yang terdapat
di perpustakaan sekolah harus mendukung kurikulum yang ada di sekolah.
Hubungan yang erat antara tingkat pendidikan manusia dengan tingkat pemakaian
dan pemanfaatan informasi yaitu di perpustakaan. Sehingga tidak salah jika
siapapun yang ingin pandai, menambah pengetahuan, dan wawasannya maka
kuncinya adalah belajar (membaca), selain itu sumber membaca (belajar) yang
banyak salah satu tempatnya adalah perpustakaan.
B. Dampak Pendidikan Perustakaan Al-Hikmah Madrasah Aliyah Negeri I
Model Bojonegoro (MAN Model Bojonegoro) tahun 1979-2012
Dengan diterapkannya pendidikan perpustakaan diharapkan memberikan
dampak positif yang signifikan dikalangan pengguna perpustakaan. Terdapat
beberapa dampak yang diharapkan dari adanya pendidikan perpustakaan yaitu
sebagai berikut:
1. Nilai pendidikan
Manusia memerlukan pendidikan dalam kehidupannya, karena dengan
pendidikan manusia mampu mengembangkan potensi dan
mengembangkan pemikirannya. Ketika tingkat pemakaian informasi di
perpustkaan ini tinggi, maka terbuka kemungkinan munculnya anggapan
bahwa masyarakat telah berusaha memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2. Nilai informasi
Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, dan informasi yang
ada di perpustakaan tentunya sudah diseleksi, dihimpun, diolah,
15 Nurhadi, M. 1983. Sejarah Perpustakaan di Indonesia. Yogyakarta: ANDI OFFSET,
hal 9.
16 Suwarno,W. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan Sisi Penting Perpustakaan dan
Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia, hal: 71

10

dipersiapkan, dan dikemas dengan baik sehingga semua informasi yang


ada di perpustakaan benar-benar telah dikaji dan dianalisis serta
dipertimbangkan kegunaannya. Oleh karena itu, perpustakaan mempunyai
nilai informasi, maksudnya informasi tersebut dapat digunakan oleh orang
atau masyarakat dalam menunjang atau memenuhi kebutuhannya.
3. Nilai sejarah dan dokumentasi
Seluruh informasi atau koleksi yang terhimoun dalam perpustakaan
merupakan hasil cipta, karsam dan karya umat manusia pada waktu yang
lalu sampai sekarang. Perpustakaan dalam menghimpun berbagai jenis
koleksi dan informasi berasal dari berbagai sumber, yang diciptakan dan
merupakan wujud, bukti dan catatan atas sejarah kehidupan umat manusia
yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan pada masanya.
4. Nilai budaya
Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang menghimpun,
mewadahi, menampung, melestarikan, dan mengembangkan budaya umat
manusia. Perpustakaan merupakan agen budaya, perubahan dan
pembangunan, karena segala penemuan masa lalu yang ada di
perpustakaan tidak hanya disempan, tetapi dikaji dan dipelajari, diteliti,
dan dijadikan dasar pengembangan ilmu pengetahuan oleh para ilmuwan.
Maka dari itulah sejak dulu hingga sekarang dan masa yang akan datang
perpustakaan merupakan sumber inspirasi dan sumber pendidikan yang
tidak ada habis-habisnya.

5. Nilai perubahan
Ilmu pengetahuan yang dikembangkan kemudian adalah dalam rangka
mengembangkan nilai-nilai budaya dan keingintahuan manusia dan
mencapai perubahan, kemajuan, dan kesejahteraan hidup. Oleh karena itu
perpustakaan mengandung nilai perubahan, pengembangan dan
pembangunan. Namun perubahan tersebut tidak tergantung kepada
keberadaan perpustakaan, tetapi tergantung pada individunya masingmasing untuk menggali, menganalisis, mengkaji, dan memanfaatkan
sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang di antaranya adalah
perpustakaan.

11

Kesimpulan
Perpustakaan sekolah adalah semua perpustakaan yang diselenggarakan di
sekolah baik tingkat sekolah dasar maupun tingkat Sekolah Lanjutan yang
berguna untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Dilihat dari
pengertiannya, perpustakaan sekolah sangant menbantu siswa dalam menjawab
masalah-masalah yang tengah dihadapi dalam proses pembelajaran. Sebagai
seorang siswa, tanpa adanya sarana penunjang untuk belajar seperti buku, siswa
tidak mendapatkan informasi dan pendidikan yang cukup. Karena buku
merupakan salah satu kunci utama yang dibutuhkan oleh seseorang untuk
memperoleh pengetahuan. Jadi, Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana
pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan penting dalam
memacu tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

Daftar Rujukan

Bafadal. 1992. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Bumi Aksara


Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo, hal 1.
Gottschalk, L. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: Grasindo
Hasbullah. 2006. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah Dan
Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada

12

Isudibyo, Frigia Vevirenika. 2014. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai


Pusat Sumber Belajar Siswa (Studi Kasus Di SMK Negeri 1
Turen). Skripsi tidak diterbitkan: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Malang
Nurhadi, M. 1983. Sejarah Perpustakaan Di Indonesia. Yogyakarta: ANDI
OFFSET,
Pamuntjak, N. S. 1976. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta:
Djambatan
Pamuntjak, Rusiana S. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta:
Djambatan
Suwarno,W. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan Sisi Penting Perpustakaan
dan Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia
Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nama
Usia
Pekerjaan

: Moh. Imron
: 40 tahun
: Staf Perpustakaan Al-Hikmah MAN I Model Bojonegoro

Lampiran Foto Kegiatan Penelitan

Foto 1.2 Halaman depan Perpustakaan Al-Hikmah


MAN I Model Bojonegoro

13

Foto 1.3 tempat Sirkulasi peminjaman/


Pengembalian Buku

Foto 1.4 Tempat membaca

Foto 1.5 Ruangan perpustakaan AlHikmah MAN I Model Bojonegoro

Foto 1.6 Ruang Referensi

Foto 1.7 Struktur Organisasi


Perpustakaan M.A.N

Foto 1.8 Sumbangan buku dari


KEMENAG Pusat

Foto 1.9 Ruang Pembelajaran


dilengkapi dengan papan
tulis, Tv, DVD, dan Radio.

Foto 1.10 Suasana pembelajaran siswa dengan guru mata


pelajaran Ekonomi

14

15

Anda mungkin juga menyukai