Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ridzkia Anggiaputri E

NIM : 151710101135
Kelas : THP C

CHAPTER 7
1. What is HACCP?
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yaitu suatu sistem
kontrol dalam upaya menjamin keamanan pangan melalui identifikasi, analisis
dan evaluasi pada suatu produk makanan yang dilakukan sebelum produk
makanan tersebut di pasarkan. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen
resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan
pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam
menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
Tujuan Penerapan HACCP secara umum yaitu meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan penyakit
melalui makanan (Food Borne Disease). Sementara tujuan khususnya adalah
mengevaluasi cara produksi makanan, menyelidiki cara produksi makanan
(critical Process), memantau dan mengevaluasi penanganan, pengolahan, sanitasi
dan meningkatkan inspeksi mandiri.
HACCP merupakan suatu sistem manajemen keamanan makanan yang
sudah terbukti dan didasarkan pada tindakan pencegahan. Identifikasi letak suatu
hazard yang mungkin akan muncul di dalam proses, tindakan pengendalian yang
dibutuhkan akan dapat ditempatkan sebagaimana mestinya. Hal ini untuk
memastikan bahwa keamanan makanan memang dikelola dengan efektif dan
untuk menurunkan ketergantungan pada metode tradisional seperti inspeksi dan
pengujian.
2. What is a hazard?
Bahaya adalah suatu kemungkinan terjadinya bahaya atau ancaman yang
dapat mengakibatkan suatu kerusakan secara fisik, kimia dan biologi, baik pada
manusia maupun pada produk pangan saat proses datangnya bahan, pengolahan
dan pendistribusian produk. Bahaya-bahaya tersebut dapat dikategorikan ke dalam
enam kategori bahaya, yaitu bahaya A sampai F . Beberapa bahaya yang ada dapat
dicegah atau diminimalkan melalui penerapan prasyarat dasar pendukung sistem
HACCP seperti GMP (Good Manufacturing Practices), SSOP (Sanitation
Standard Operational Procedure), SOP (Standard Operational Procedure), dan
sistem pendukung lainnya.
Untuk menentukan resiko atau peluang tentang terjadinya suatu bahaya,
maka dapat dilakukan penetapan kategori resiko. Dari beberapa banyak bahaya
yang dimiliki oleh suatu bahan baku, maka dapat diterapkan kategori resiko I
sampai VI. Selain itu, bahaya yang ada dapat juga dikelompokkan berdasarkan
signifikansinya. Signifikansi bahaya dapat diputuskan oleh tim dengan

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

mempertimbangkan peluang terjadinya (reasonably likely to occur) dan keparahan


(severity) suatu bahaya.
3. What is a critical control point?
Titik kontrol kritis (CCP) didefinisikan sebagai suatu titik suatu sistem
atau operasi yang dilakukan untuk tindakan pengendalian dengan cara
menghilangkan, mencegah atau meminimalkan bahaya yang akan terjadi sebelum
terjadinya titik control kritis. Masing-masing titik penerapan tindakan pencegahan
yang telah ditetapkan diuji dengan menggunakan CCP decision tree untuk
menentukan CCP. Decision tree ini berisi urutan pertanyaan mengenai bahaya
yang mungkin muncul dalam suatu langkah proses, dan dapat juga diaplikasikan
pada bahan baku untuk mengidentifikasi bahan baku yang sensitif terhadap
bahaya atau untuk menghindari kontaminasi silang. Suatu CCP dapat digunakan
untuk mengendalikan satu atau beberapa bahaya, misalnya suatu CCP secara
bersama-sama dapat dikendalikan untuk mengurangi bahaya fisik dan
mikrobiologi. Dengan menerapkan aplikasi CCP ini maka, setiap produk yang
akan diluncurkan sudah mendapatkan jaminan keamanan pangannya, dan hal
tersebut juga merupakan langkah antisipasi untuk perusahaan dalam
penanggulangan kerugian akibat komplain pelanggan yang merasa dirugikan
setelah mengkonsumsi produk tersebut.
4. What are CGMPs?
Current Good Manufacturing Practices (CGMPs) Suatu konsep dalam
bentuk prosedur dan mekanisme yang ditentukan untuk menghasilkan suatu
produk yang memenuhi standart yang telah ditentukan. CGMP ditetapkan oleh
FDA untuk memberikan kriteria tertentu yang memenuhi dengan ketentuan
Federal Food. Good Manufacturing Practices meliputi Cara Produksi Makanan
yang Baik, Pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi makanan agar
aman, bermutu dan layak dikonsumsi, Berisi penjelasan mengenai persyaratan
minimum yang harus dipenuhi pada seluruh mata rantai makanan, mulai bahan
baku sampai produk akhir, Umumnya menguraikan tentang kondisi yang
bagaimana dan prosedur yang mana yang akan dipakai perusahaan. Sanitasi
merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan dan
merupakan hal penting yang harus dimiliki industri pangan dalam
menerapkan good manufacturing practice (GMP)
5. What is the meaning of sanitation SOPs?
Sanitasi SOP (Standart Operating Procedures) adalah landasan awal dari
HACCP dan berkaitan dengan CGMP yang berisi uraian tentang prosedur yang
harus diikuti untuk mengatasi unsur-unsur sanitasi praoperasional. SOP sanitasi
ini berisi apa dan bagaimana seharusnya upaya kebersihan itu dilakukan. Sop

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

saniatasi ini berfungsi untuk mencegah semaksimal mungkin kontaminasi pada


bahan pangan. Sebagai contoh dalam sanitasi pekerja. Dalam SOP sudah
ditetapkan apa saja yang dapat menjadi sumber kontaminan dari pekerja, salah
satunya adalah tangan. Maka dalam SOP sanitasi sudah dijelaskan bagaimana
mencuci tangan yang benar dan apa saja yang dapat digunakan dalam upaya
sanitasi tangan.
6. What are the seven HACCP principles?
7 prinsip HACCP yaitu:
a Mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan produksi
pangan pada semua tahapan, mulai dari usaha tani, penanganan,
pengolahan dipabrik dan distribusi sampai kepada titik produk panga
dikonsumsi serta pencegahan dari bahaya tersebut.
b Melakukan identifikasi dalam proses CCP serta pada
setiap
pengolahan dan dijadikan dokumentasi.
c Menetapkan batas kritis untuk setiap langkah pencegahan yang terkait
dengan hubungan masing-masing diidentifikasi yang telah didapatkan,
untuk menjamin bahwa CCP berada dalam kendali.
d Menetapkan sistem pemantauan terhadap proses pengolahan yang
dilakuakan baik frekuensi serta orang yang bertanggung jawab untuk
kegiatan pemantauan khusus.
e Menetapkan tindakan perbaikan yang dilaksanakan terhadap
pemantauan yang telah dilakukan yang harus menunjukkan bahwa titik
control kritis telah dikendalikan.
f Menetapkan prosedur untuk verifikasi dan menyatakan bahwa rencana
HACCP sudah bekerja dengan benar. Verifikasi ini dilakukan melalui
metode, prosedur, dan tes untuk menentukan bahwa sistem HACCP
telah sesuai dengan rencana HACCP.
g Mengembangkandokumentasi mengenai prosedur dan pencatatan
HACCP. Rencana HACCP harus berupa file untuk menyediakan
dokumentasi yang berkaitan dengan titik kontrol kritis.
7. What are the five steps necessary todevelop a HACCP plan prior to
conducting a hazard analysis?
Langkah-langkah penting untuk perkembangan rencana HACCP adalah:
a. Tim HACCP
Pembentuk Tim HACCP yang melibatkan semua
komponen dalam industri yang terlibat dalam menghasilkan
produk pangan yang aman. Tim HACCP sebaiknya terdiri dari
individu-individu dengan latar belakang pendidikan atau disiplin
ilmu yang beragam, dan memiliki keahlian spesifik dari bidang

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

b.

c.

d.

e.

ilmu yang bersangkutan, misalnya ahli mikrobiologi, ahli mesin/


engineer , ahli kimia, dan lain sebagainya sehingga dapat
melakukan brainstorming dalam mengambil keputusan. Jika
keahlian tersebut tidak dapat diperoleh dari dalam perusahaan,
saran-saran dari para ahli dapat diperoleh dari luar.
Deskripsi makanan dan distribusinya.
Tim HACCP yang telah dibentuk kemudian menyusun deskripsi
atau uraian dari produk pangan yang akan disusun rencana
HACCPnya. Deskripsi produk yang dilakukan berupa keterangan
lengkap mengenai produk, termasuk jenis produk, komposisi,
formulasi, proses pengolahan, daya simpan, cara distribusi, serta
keterangan lain yang berkaitan dengan produk. Semua informasi
tersebut diperlukan Tim HACCP untuk melakukan evaluasi secara
luas dan komprehensif.
Identifikasi tujuan penggunaan dan konsumen makanan.
tim HACCP menuliskan kelompok konsumen yang mungkin
berpengaruh pada keamanan produk. Tujuan penggunaan produk
harus didasarkan pada pengguna akhir produk tersebut. Konsumen
ini dapat berasal dari orang umum atau kelompok masyarakat
khusus, misalnya kelompok balita atau bayi, kelompok remaja,
atau kelompok orang tua. Pada kasus khusus harus
dipertimbangkan kelompok populasi pada masyarakat beresiko
tinggi.
Penyusunan diagram alir
Diagram alir proses disusun dengan tujuan untuk menggambarkan
keseluruhan proses produksi. Diagram alir proses ini selain
bermanfaat untuk membantu tim HACCP dalam melaksanakan
kerjanya, dapat juga berfungsi sebagai pedoman bagi orang atau
lembaga lainnya yang ingin mengerti proses dan verifikasinya.
Verifikasi diagram alir.
gar diagram alir proses yang dibuat lebih lengkap dan sesuai
dengan pelaksanaan di lapangan, maka tim HACCP harus
meninjau operasinya untuk menguji dan membuktikan ketepatan
serta kesempurnaan diagram alir proses tersebut. Bila ternyata
diagram alir proses tersebut tidak tepat atau kurang sempurna,
maka harus dilakukan modifikasi. Diagram alir proses yang telah
dibuat dan diverifikasi harus didokumentasikan.

8. What is monitoring?
Pemantauan (monitoring) merupakan suatu rangkaian kegiatan
perencanaan dari pengamatan atau pengukuran yang digunkan untuk menilai

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

apakah CCP tetap berada di bawah kontrol dan dan menghasilkan data verifikasi
yang akurat untuk verifikasi selanjutnya. Pemantauan ini ditetapkan untuk
mengevaluasi efektivitas. Pemantauan sangat penting terhadap keselamatan
produk dalam sistem operasi. Beberapa langkah pemantauan ditetapkan untuk
mengevaluasi efektivitas. Program HACCP, dilaksanakan oleh industry makanan
dan dimonitor oleh quality control (QC).
9. What is a control point?
Titik kontrol adalah suatu titik, langkah, atau prosedur dalam proses
pengolahan produk, dimana pengawasan dilakukan untuk mencegah terjadinya
bahaya, baik bahaya kimia, biologis dan fisik. Program Hazard Analysis Critical
Control Point (HACCP) suatu pendekatan yang harus diterapkan untuk
mempertimbangkan evaluasi pembersihan sistem. HACCP digunakan untuk
menentukan bagaimana dan di mana bahaya keamanan pangan yang mungkin ada
serta cara pencegahannya.
10. What is critical limit?
Batas kritis adalah satu atau lebih batas toleransi yang harus dipenuhi
untuk memastikan bahwa titik kontrol kritis (critical control point) efektif dalam
melakukan control bahaya terhadap suatu produk yang dihasilkan. untuk
mengontrol titik kontrol kritis (CCP) maka diperlukan Informasi tentang batas
kritis. Batas kritis untuk tindakan pencegahan dapat ditentukan waktu , suhu,
dimensi fisik , pH, Aw, dll. Pengembangan batas kritis ini mungkin memerlukan
penentuan jumlah maksimum kemungkinan mikroorganisme dalam produk, serta
sumber seperti standar peraturan dan pedoman.
11. What is HACCP verification?
Verifikasi HACCP adalah sebuah langkah audit yang harus dikakuakan
untuk memast ikan dan menjamin bahwa rencana HACCP sudah berjalan sesuai
prosedur. Verifikasi menjamin bahwa rencana HACCP akan dievaluasi dan
direvisi sesuai kebutuhan. Setelah rencana HACCP telah dikembangkan dan
diimplementasikan, harus diaudit dalam tahun pertama untuk menentukan
efektivitasnya. Verifikasi seharusnya dilakukan untuk meninjau kegiatan tersebut,
selain pemantauan, yang menentukan kecukupan dan kepatuhan dengan rencana.
Verifikasi menegaskan kepatuhan terhadap persyaratan dan prosedur.
12. What is HACCP plan validation?
Validasi rencana HACCP adalah tahapan verifikasi dengan cara
mengevaluasi informasi untuk mengontrol efektifitas rencana HACCP. suatu
Validasi rencana HACCP merupakan sistem yang digunakan untuk memastikan
apakah sebuah sistem sudah memenuhi semua persyaratan yang sudah ditentukan.
Validasi rencana HACCP ini juga dapat berfungsi mengukur keefektifan HACCP

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

plan yang telah dibuat atau untuk menjamin bahwa semua elemen dalam
rancangan HACCP sudah benar serta untuk menentukan apakah rancangan
HACCP ynag dibuat memerlukan modifikasi dan revalidasi.

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

CHAPTER 8
1. What is quality?
Kualitas merupakan tingkat penerimaan terhadap suatu produk atau jasa.
Komponen karakteristik dari kualitas dapat diukur dan dikontrol serta dapat
memenuhi dan mampu memuaskan pelanggan. Kualitas suatu produk dapat
dikatakan baik jika konsumen yang membelinya merasakan kepuasan. Jadi
kualitas produk berpusat pada konsumen.
2. What is total quality management?
TQM merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan
dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik dan perbaikan
terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. TQM
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang dilaksanakan dalam jangka panjang dan
terus menerus untuk memuaskan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk
perusahaan. Proses Total Quality Management bermula dari pelanggan dan juga
berakhir pada pelanggan.
3. Why should QA personnel not be placed under the supervision of
production management?
Karena program QA adalah bagian dari manajemen puncak, maka
seharusnya personel QA tidak ditempatkan dibawah departemen produksi,
dikhawatirkan akan menggangu otoritas yang dimilikinya. Tim QA harus
melaporkan langsung ke manajemen puncak dan tidak bertanggung jawab untuk
manajemen produksi. Dalam praktek sanitasi organisasi QA bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa penyimpanan atau masalah diperbaiki, selain memeriksa
produk akhir dan menentukan stabilitas atau menjaga kualitas.
4. What is SQC?
Pengendalian kualitas statistik merupakan aplikasi statistik dalam
pengendalian proses. Statistical Quality Control (pengendalian kualitas statistik)
adalah alat bantu manajemen untuk menjamin kualitas (QA). Pengujian statistik
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Dalam Statistical Quality Control
teknik-teknik statistik diaplikasikan guna memeriksa dan menguji data untuk
menentukan standar dan mengecek kesesuaian produk terhadap persyaratan.
Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas (manajemen perusahaaan) untuk
menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk (dan jasa) perusahaan
dapatdipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Dalam sanitasi, SQC
dapat digunakan dalam mengontrol proses misalnya kebersihan pengemasan dan
pengolahan dalam satu periode produksi apakah mengalami masalah atau tidak.
5. What is CUSUM?

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

CUSUM (Cumulative Sum) merupakan peta kendali atau grafik yang


digunakan untuk mendeteksi perubahan perubahan kecil. Grafik cusum ini
memberikan hasil perubahan data yang lebih akurat, dapat mendekteksi lebih
cepat dan mengoreksi adanya penyimpangan. Grafik kendali ini menghimpun
secara langsung semua informasi didalam barisan nilai-nilai sampel dengan
menggambarkan jumlah kumulatif deviasi nilai sampel dari nilai target (ratarataproses).
6. What are Class I, II, and III recalls?
Penarikan kembali adalah membawa kembali barang yang telah
didistribusikan karena satu atau lebih dari karakteristik produk tidak memuaskan
atau mengalami kecacatan. Apabila tidak dilakukan penarikan maka citra dari
produsen atau perusahaan akan tercoreng. Penarikan kembali (recalls) dalam
industri pangan diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu :
a. Kelas I merupakan situasi di mana penggunaan produk cacat akan
menyebabkan bahaya kesehatan yang serius termasuk kematian.
Contohnya, bahan makanan yang mengandung racun.
b. Class II produk akan tergolong kedalam kelas 2 apabila cacat produk dapat
menyebabkan bahaya kesehatan yang merugikan dan bersifat sementara, ,
atau kesehatan yang serius namun tingkat kematian yang sangat kecil.
Contohnya adalah produk yang terkontaminasi dengan mikroorganisme.
c. Class III merupakan situasi di mana penggunaan produk cacat tidak akan
menyebabkan bahaya kesehatan. Contohnya adalah produk yang tidak
memenuhi syarat identitas atau salah dalam pemberian label..
7. What are quality control charts?
Control Chart (peta kendali) adalah grafik yang mencantumkan batas
maksimum dan batas minimum yang merupakan batas daerah pengendalian.
Control Chart merupakan suatu Quality Tool yang dapat digunakan untuk
mendeteksi apakah sebuah proses tersebut dalam kondisi terkontrol secara statistik
atau tidak. Quality control charts digunakan secara rutin untuk memantau kualitas.
Tergantung pada jumlah karakteristik proses yang akan dimonitor, ada dua tipe
dasar diagram kontrol. Yang pertama, disebut sebagai peta kendali univariat,
adalah tampilan grafis (chart) dari salah satu karakteristik kualitas. Yang kedua,
disebut sebagai peta kendali multivariat, adalah tampilan grafis dari statistik yang
merangkum atau mewakili lebih dari satu karakteristik kualitas. Tujuan utama dari
penggunaan Control Chart adalah untuk mengendalikan proses produksi sehingga
dapat menghasilkan kualitas yang unggul dengan cara mendeteksi penyebab
variasi yang tidak alami (Penyebab Spesial, Penyebab yang tidak Natural) atau
disebut dengan process shift (terjadinya penggeseran proses) serta untuk

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

mengurangi variasi yang terdapat dalam proses sehingga menghasilkan proses


yang stabil.
8. What is the difference between quality assurance and quality control?
Quality assurance atau jaminan kualitas merupakan sebuah bagian dari
manajemen mutu yang difokuskan pada penyediaan keyakinan bahwa persyaratan
mutu akan dipenuhi, umumnya untuk memperkuat manajemen, yang menetapkan
kebijakan, program, sistem, dan prosedur yang harus dijalankan oleh orang-orang
yang ditugaskan untuk mengontrol kualitas.
Quality control kontrol kualitas didefinisikan sebagai sebuah bagian dari
manajemen mutu yang difokuskan pada pemenuhan persyaratan mutu.QC terdiri
dari langkah-langkah dan prosedur-prosedur yang berkaitan dengan fisik, kimia,
maupun organoleptik dari produk makanan untuk memastikan kekonsistenan dari
produk tersebut. QC bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan setelah produk
dikembangkan sebelum produk di dijual atau didistribusikan kepada konsumen.

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

CHAPTER 9
1. What does soil mean to those involved with cleaning a food facility?
Soil bias diartikan sebagai kotoran, debu bahan-bahan organik yang dapat
dijumpai dalam layanan-layanan penyedia makanan ataupun fasilitas-fasilitas
pengolahannya seperti alat-alat pengolahan dan wadah penyajian. Kotoran adalah
benda asing yang berada pada tempat yang tidak tepat. Biasanya kotoran sangat
mudah ditemui dalam proses pengolahan pangan, baik pada prosesnya maupun
pada peralatannya. Contohnya yaitu adanya kotoran lemak pada papan pemotong,
tumpukan pelumas pada mesin penggerak, dan bahan organik lainya yang
menumpuk pada peralatan pengolahan. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
kebersihan proses pengolahan tersebut. Kotoran tersebut bisa berada dan
tertinggal pada peralatan pengolahan. Adanya kotoran tersebut sangat
mempengaruhi pada kebersihan alat. Dengan adanya kotoran pada peralatan dapat
mempengaruhi kebersihan proses pengolahan dan poduk serta peralatan secara
terus-menerus apabila peralatan yang telah terkontaminasi tidak segera
dibersihkan.
2. How does a cleaning compound function?
Fungsi utama dari bahan pembersih adalah mengurangi atau membunuh
mikroba yang terdapat atau menempel pada alat produksiatau wadah penyajian
agar konsumen terhindar dari ancaman mikroba pathogen. Hal ini dapat terjadi
dengan menurunkan tegangan permukaan air sehingga kotoran dapat terlepas dan
untuk menghentikan partikel kotoran dengan pembilasan yang selanjutnya
membuat kotoran hilang. Untuk melengkapi proses pembersihan, sanitizer
digunakan agar mikroorganisme sisa dapat dibersihkan.
3. What is emulsification?
Proses emulsi adalah merupakan proses tersuspensinya bahan yang tidak
larut dalam air dengan menggunakan sabun, dimana bahan yang tidak larut atau
tidak dapat menyatu dengan air dapat menyatu karena adanya interaksi dengan
sabun sebagai bahan penyatunya. Sebuah tindakan kompleks yang terdiri dari
gangguan fisik lemak dan minyak menjadi partikel yang lebih kecil yang tersebar
di seluruh media.
4. What is a chelating agent?
Zat pengkelat yang sering disebut eksekusi agen atau sekuestran adalah
sebuah aditif atau sebuah bahan tambahan yang digunakan dalam senyawa
pembersih yang dapat mencegah adanya zat pengeras dan garam. Garam yang
tidak stabil akan memecah adanya senyawa alkali. Zat pengkelat atau chelating
agent dapat mencegah adanya zat pengeras dan garam seperti kalsium dan

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

magnesium yang menumpukan pada permukaan peralatan dengan mengikat


garam-garam tersebut pada struktur molekulnya atau mengikat ion lainnya.
5. What does suspension mean to those cleaning a food facility?
Suspensi merupakan proses yang mana bahan pembersih melonggarkan
atau melepas, mengangkat, dan menarik partikel-partikel kotoran dalam larutan. .
Suspensi dapat membersihkan senyawa-senyawa yang memegang partikel
kotoran. Suspensi bahan tidak larut dalam air melalui interaksi dengan sabun
disebut emulsifikasi yang mana senyawa pembersih berinteraksi dengan air dan
tanah sehingga dapat membersihkan fasilitas makanan.
6. What is surfactan?
Surfaktan merupakan unsur anorganik yang dicampur dengan senyawa
pembersih dapat mencegah pengendapan garam yang berkontribusi terhadap
kesadahan air. Surfaktan merupakan sebuah olekul kompleks yang ketika
dicampur dengan senyawa pembersih akan mengurangi tegangan permukaan air
untuk memungkinkan kontak lebih dekat antara kotoran dan media pembersihan.
7. What is sequestrant ?
Sequestrant adalah bahan anorganik yang dicampur dengan senyawa
pembesih runtuk mencegah pengendapan garam tidak stabil yang berkontribusi
terhadap pengkerasan air. Garam yang tidak stabil akan memecah senyawa alkali
pada suhu yang terlalu tinggi. Kebanyakan pembersih senyawa alakali lebih
efektif pada suhu tinggi, namun pembersihan suhu tinggi dapat pengendapan
kalsium dan magnesium karbonat, biasanya disebut kerak air. Sequestrant upakan
bahan kimia yang mengikat ion kalsium dan magnesium dalam larutan untuk
mencegah ion dari pembentukan endapan dengan deterjen pembersih, yang
mengakibatkan pengendapan.
8. What is builder?
Builder adalah komponen senyawa yang terdapat dalam detergen
pembersih yang dapat meningkatkan efektivitas senyawa pembersih dengan cara
mengendalikan sifat larutan pembersih yang cenderung mengurangi
keefektifitasan surfaktan. Pembentuk fosfat baik dipertimbangkan, terutama
untuk senyawa pembersihan yang memiliki tugas berat. Pembentuk kimia yang
digunakan untuk meningkatkan efektivitas membersihkan zat ini, biasanya di
campuran dengan senyawa alkali. Alkali dan zat alkaline kadang-kadang disebut
caustic tetapi ditujukan lebih tepat oleh basis istilah umum. Contoh dari Builder
antara lain: sodium atau natrium hidroksida (soda api), sodium metasilicate,
sodium carbonate (soda abu), sodium tripolyphosphate, asam phosphate, asam
sulphamat, sodium bisulphate.

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

9. What are cleaning auxiliaries?


Pelengkap pembersih adalah bahan tambahan dari pengkomplekan
magnesium dan ion kalsium yang digunakan dalam senyawa pembersih untuk
melindungi permukaan yang sensitif atau untuk meningkatkan fungsi dari bahan
pembersih itu sendiri. Contohya bahan tambahan dari pengkomplekan magnesium
dan ion kalsium yang digunakan dalam senyawa pembersih untuk melindungi
permukaan yang sensitif atau untuk meningkatkan fungsi dari bahan pembersih itu
sendiri.
10. Which two acid cleaning compounds are considered to be among the
safest to use?
Ada dua jenis senyawa asam yang digunakan pembersih, yaitu senyawa
sam organaik dan senyawa asam anaorganik. Senyawa asam pembersih yang
aman untuk digunakan yaitu asam organik, seperti sitrat, tartarat, sulfamic, dan
asam glukonat sangat baik karena dapat di bilas dengan mudah, dan tidak korosif
atau iritasi pada kulit. Asam ini berfungsi untuk menghilangkan dan
mengendalikan kandungan mineral dan sebagai pembersih.
11. What treatment should be given to an employee who is splashed with
cleaning chemicals?
Jika karyawan terkena senyawa kimia sebaiknya basuh dengan sejumlah
air yang banyak segera selama 15 sampai 20 menit. Jangan gunakan bahan yang
berlawanan dengan pH untuk menetralisir kulit atau pakaian yang terkontaminasi.
Bahan seperti itu hanya dapat memperburuk kondisi karena efek dari sifat bahan
tersebut. Tetapi jika dengan perlakuan tersebut masih mengalami gangguan maka
diberi perlakuan dengan cara membawa karyawan tersebut kepada dokter agar
mendapatkan pertolongan pertama sehingga dapat segera tertangani.
12. What three words state a rule of thumb in cleaning compound solutions?
like cleans like. Tiga kata ini yang menyatakan senyawa larutan
pembersih. Tiga kata tersebut memiliki makna bahwa dalam pembersihan kotoran
diperlukan jenis pembersih yang sesuai dengan kotorannya. Kotoran yang
mengandung asam dibersihkan dengan bahan pembersih asam dan kotoran yang
mengandung alkali dibesihkan dengan senyawa alkali.
13. What are the three steps in soil removal during cleaning?
1) Pemisahan kotoran dari permukaan, material, atau peralatan yang akan
dibersihkan. Pemisahan kotoran dapat terjadi dengan cara mekanik
menggunakan air bertekanan tinggi, uap, udara, dan tekanan; melalui
perubahan sifat kimia tanah atau tanpa perubahan sifat kimia. Kotoran

Nama : Ridzkia Anggiaputri E


NIM : 151710101135
Kelas : THP C

dan Permukaan harus benar-benar basah agar membantu dalam


memisahkan tanah dari permukaan.
2) Dispersi kotoran pada larutan pembersih. Dispersi adalah pengenceran
kotoran dalam larutan pembersih. Kotoran yang larut dalam larutan
pembersih tersebar jika pengenceran memadai media pembersih yang
dipertahankan dan jika batas kelarutan kotoran di media tidak
terlampaui. Penggunaan larutan pembersih segar atau larutan
pengenceran yang terus-menerus terdispersi dengan larutan segar akan
meningkatkan dispersi.
3) Pencegahan sebelum tertumpuknya kotoran yang tersebar. Sebelum
tumpukan dapat dikurangi dengan penghapusan pelarut dari
permukaan yang dibersihkan.
14. What substitutes are being used for laundry detergents compounded
with phosphates?
Bahan pembersih yang menggunakan fosfat dapat menghasilkan limbah
fosfat yang dapat mencemari lingkungan. Beberapa pengganti fosfat disetujui
untuk digunakan, seperti karbonat dan sitrat kurang dapat diterima. Cairan Builder
dan bubuk phosphate lebih efektif dalam menghilangkan kotoran dan daripada
retensi putih sehingga terbentuknya bubuk karbonat. Deterjen, meskipun lebih
murah, cenderung memberikan hasil yang kurang dapat diterima karena adanya
penumpukan kotoran pada bahan yang dicuci dan pada bagian-bagian dari mesin
cuci terutama dengan air keras yang membuat timbulnya kerak pada alat-alat
produksi.

Anda mungkin juga menyukai

  • 556 1835 1 PB
    556 1835 1 PB
    Dokumen12 halaman
    556 1835 1 PB
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Paper Purin Dan Kadar Dalam Bahan Pangan
    Paper Purin Dan Kadar Dalam Bahan Pangan
    Dokumen5 halaman
    Paper Purin Dan Kadar Dalam Bahan Pangan
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Chapter 17 Indo
    Chapter 17 Indo
    Dokumen24 halaman
    Chapter 17 Indo
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Antara Kromosom
    Hubungan Antara Kromosom
    Dokumen5 halaman
    Hubungan Antara Kromosom
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Flavonoid
    Flavonoid
    Dokumen1 halaman
    Flavonoid
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Translate Kelompok 10
    Translate Kelompok 10
    Dokumen11 halaman
    Translate Kelompok 10
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • KMLPK 7 Penetapan Lokasi Dan Kapasitas Pabrik FIXX
    KMLPK 7 Penetapan Lokasi Dan Kapasitas Pabrik FIXX
    Dokumen24 halaman
    KMLPK 7 Penetapan Lokasi Dan Kapasitas Pabrik FIXX
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Ig
    Perhitungan Ig
    Dokumen5 halaman
    Perhitungan Ig
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Artikel Tebu Aqe
    Artikel Tebu Aqe
    Dokumen3 halaman
    Artikel Tebu Aqe
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Hasil Pengamatan Hilir Tebu
    Hasil Pengamatan Hilir Tebu
    Dokumen2 halaman
    Hasil Pengamatan Hilir Tebu
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Artikel Coklat Aqe
    Artikel Coklat Aqe
    Dokumen3 halaman
    Artikel Coklat Aqe
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Cover Hilir
    Cover Hilir
    Dokumen1 halaman
    Cover Hilir
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Laporan Brittle
    Laporan Brittle
    Dokumen23 halaman
    Laporan Brittle
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen22 halaman
    Bab 1
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Donat Talas
    Jurnal Donat Talas
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Donat Talas
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Referensi Nata
    Referensi Nata
    Dokumen10 halaman
    Referensi Nata
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Dapeng Minyak Kelapa, Vco Dan Atsiri
    Dapeng Minyak Kelapa, Vco Dan Atsiri
    Dokumen2 halaman
    Dapeng Minyak Kelapa, Vco Dan Atsiri
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Laprak Salmonella
    Laprak Salmonella
    Dokumen6 halaman
    Laprak Salmonella
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Study Questions Chapter 7 & 8
    Study Questions Chapter 7 & 8
    Dokumen7 halaman
    Study Questions Chapter 7 & 8
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Jahe Fix You
    Jurnal Jahe Fix You
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Jahe Fix You
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Minyak Atisiri Kelompok 11
    Minyak Atisiri Kelompok 11
    Dokumen3 halaman
    Minyak Atisiri Kelompok 11
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Laprak Salmonella
    Laprak Salmonella
    Dokumen6 halaman
    Laprak Salmonella
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Nurlita Sari. Revisi Chapter 4-6
    Nurlita Sari. Revisi Chapter 4-6
    Dokumen7 halaman
    Nurlita Sari. Revisi Chapter 4-6
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Peng Mas
    Peng Mas
    Dokumen2 halaman
    Peng Mas
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Departemen DIKEL
    Departemen DIKEL
    Dokumen2 halaman
    Departemen DIKEL
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Chapter 10, 11
    Chapter 10, 11
    Dokumen9 halaman
    Chapter 10, 11
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Perlakuan Media Emba
    Perlakuan Media Emba
    Dokumen1 halaman
    Perlakuan Media Emba
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat
  • Lit Bang
    Lit Bang
    Dokumen1 halaman
    Lit Bang
    Ridzkia Anggia Putri Elastio
    Belum ada peringkat