Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling
banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman (Rajalakshmi dan S. Narasimhan, 1985).
Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6.
Flavonoid terdapat pada sereal, sayuran dan buah-buahan bervariasi dalam jenis,
kandungan dan aktivitas antioksidannya. berperan sebagai antioksidan dengan cara
mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada
dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas
yang disebut aglikon (Cuppett et al.,1954).
2. Flavonoid bersifat agak asam dan dapat larut dalam basa dan karena merupakan senyawa
polihidroksi (gugus hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat larut dalam
pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol, dimetil sulfoksida, dimetil
formamida. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus
flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air.
3. Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antibakteri, hal ini terbukti dari jurnal pengaruh
antibakteri ekstrak kulit batang matoa (pometia pinnata) terhadap bakteri staphylococcus
aureus secara in vitro.
4. Flavonoid : Anti bakteri
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk senyawa
kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membrane
sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler (Cowan, 1999 ; Nuria et
al., 2009 ; Bobbarala, 2012). Menurut Cushnie dan Lamb (2005), selain berperan dalam
inhibisi pada sintesis DNA RNA dengan interkalasi atau ikatan hidrogen dengan
penumpukan basa asam nukleat, flavonoid juga berperan dalam menghambat
metabolisme energi. Senyawa ini akan mengganggu metabolisme energi dengan cara
yang mirip dengan menghambat sistem respirasi, karena dibutuhkan energi yang cukup
untuk penyerapan aktif berbagai metabolit dan untuk biosintesis makromolekul.