REPUBLIK INDONESIA
Menimbang
: a.
bahwa
untuk
bangunan
mewujudkan
gedung
dan
tertib
menjamin
penyelenggaraan
keandalan
teknis
penyelenggaraan
bangunan
gedung,
setiap
proses
bahwa
Peraturan
24/PRT/M/2007
Mendirikan
Menteri
Pekerjaan
tentang
Pedoman
Bangunan
Gedung
Umum
perlu
Nomor
Teknis
Izin
disesuaikan
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
-2-
Mengingat
: 1.
2.
Peraturan
Presiden
Organisasi
Nomor
Kementerian
Tahun
Negara
2015
tentang
(Lembaran
Negara
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2015
Nomor 16);
4.
Kerja
Kementerian
Pekerjaan
Umum
dan
: PERATURAN
PERUMAHAN
MENTERI
RAKYAT
PEKERJAAN
TENTANG
UMUM
IZIN
DAN
MENDIRIKAN
BANGUNAN GEDUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
untuk
membangun
baru,
mengubah,
-3-
pemerintah
daerah
kepada
pemilik
bangunan
oleh
pemerintah
daerah
kepada
pemilik
gedung,
yang
merupakan
satu
kesatuan
dokumen IMB.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
persyaratan
administratif
dan
persyaratan
teknisnya.
10. Penyelenggaraan
bangunan
gedung
adalah
kegiatan
pelaksanaan
konstruksi,
serta
kegiatan
-4-
11. Pemeliharaan
adalah
kegiatan
menjaga
keandalan
adalah
kegiatan
memperbaiki
dan/atau
dan/atau
prasarana
dan
sarana
agar
bangunan
gedung
dan
lingkungannya
ditetapkan
dengan
peraturan
daerah
kabupaten/kota.
18. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat
RDTR adalah penjabaran dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/kota ke dalam rencana pemanfaatan
kawasan perkotaan.
19. Peraturan Zonasi
adalah
-5-
Tata
Bangunan
dan
Lingkungan
yang
suatu
kawasan
untuk
mengendalikan
dan
lingkungan
yang
diberlakukan
oleh
lantai
lahan/tanah
dasar
bangunan
perpetakan/daerah
gedung
dan
perencanaan
luas
yang
lantai
bangunan
gedung
dan
luas
tanah
basement
dan
luas
lahan/tanah
-6-
Rencana
Teknis
adalah
gambar
teknis
prarencana,
pengembangan
rencana
dan
pelestarian,
maupun
pembongkaran
bangunan gedung.
28. Penilaian Dokumen Rencana Teknis adalah evaluasi
terhadap
pemenuhan
persyaratan
teknis
dengan
Dokumen
Rencana
Teknis
adalah
yang
menyatakan
kelayakan
dokumen
yang
kepada
pemerintah
kabupaten/kota
atau
-7-
33. Perencana
Konstruksi
adalah
penyedia
jasa
orang
penyelenggaraan
memberikan
penelitian
pertimbangan
dokumen
penugasan
bangunan
teknis
rencana
terbatas,
dan
teknis
juga
gedung
untuk
dalam
proses
dengan
untuk
masa
memberikan
IMB
pembayaran
adalah
atas
jasa
pungutan
atau
daerah
pemberian
sebagai
IMB
yang
koefisien
ketinggian
luas
bangunan
bangunan
(KKB),
(KLB),
dan
koefisien
pengawasan
memenuhi
syarat
keselamatan
bagi
yang
usaha
dan
lembaga
atau
organisasi
yang
dengan
penyelenggaraan
bangunan
gedung.
37. Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah
bagian
wilayah
dari
Daerah
kabupaten/kota
yang
-8-
Pusat,
selanjutnya
disebut
Pemerintah,
urusan
pemerintah
yang
menjadi
di
bidang
Pekerjaan
Umum
dan
Perumahan Rakyat.
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1)
(2)
b.
mewujudkan
kepastian
penyelenggaraan IMB.
hukum
dalam
-9-
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a.
b.
c.
d.
retribusi IMB;
e.
f.
pembinaan.
BAB II
FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG
Bagian Kesatu
Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung
Pasal 4
(1)
(2)
fungsi hunian;
b.
fungsi keagamaan;
c.
fungsi usaha;
d.
e.
fungsi khusus.
(3)
RTRW
kabupaten/kota,
Nasional,
RTRW
provinsi,
RDTR/Penetapan
RTRW
Zonasi
mengenai
bangunan
gedung
fungsi
khusus
lanjut
tersendiri.
secara
terpisah
dengan
Peraturan
Menteri
- 10 -
Pasal 6
(1)
(2)
tingkat kompleksitas;
b.
tingkat permanensi;
c.
d.
zonasi gempa;
e.
lokasi;
f.
ketinggian; dan
g.
kepemilikan.
Klasifikasi
bangunan
gedung
berdasarkan
tingkat
(3)
a.
b.
c.
Klasifikasi
bangunan
gedung
berdasarkan
tingkat
(4)
a.
b.
c.
b.
c.
(5)
b.
c.
d.
- 11 -
(6)
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Klasifikasi
bangunan
gedung
berdasarkan
lokasi
(7)
a.
b.
c.
(8)
a.
b.
c.
b.
c.
- 12 -
(2)
b.
c.
(3)
a.
b.
Bangunan
gedung
tidak
sederhana
sebagaimana
b.
bangunan
gedung
tidak
sederhana
untuk
kepentingan umum.
BAB III
PERSYARATAN PERMOHONAN PENERBITAN IMB
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
Persyaratan permohonan penerbitan IMB meliputi:
a.
b.
persyaratan teknis.
Pasal 9
(1)
seluruh
persyaratan
administratif
dan
Dalam
pengajuan
permohonan
IMB
sebagaimana
b.
menyampaikan
dengan jelas.
persyaratan
permohonan
IMB
- 13 -
Bagian Kedua
Persyaratan Administratif
Paragraf 1
Umum
Pasal 10
(1)
(2)
data pemohon;
b.
c.
(1)
(2)
a.
b.
(3)
a.
nama pemohon;
b.
c.
b.
- 14 -
Paragraf 3
Data Tanah
Pasal 12
(1)
b.
c.
(2)
(1)
(2)
a.
b.
formulir terkait.
b.
c.
- 15 -
Pasal 14
(1)
(2)
a.
b.
formulir terkait.
b.
data
perencana
konstruksi
jika
menggunakan
perencana konstruksi.
(3)
b.
(1)
(2)
a.
b.
formulir terkait.
(3)
a.
b.
b.
surat
pernyataan
menggunakan
perencana
menggunakan
pelaksana
konstruksi bersertifikat;
c.
surat
pernyataan
- 16 -
d.
surat
pernyataan
menggunakan
mengenai
format
persyaratan
administratif
(2)
b.
(3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
luas basement;
i.
j.
rencana arsitektur;
- 17 -
(4)
b.
c.
rencana utilitas.
b.
(2)
(3)
Dalam
hal
tidak
menggunakan
desain
prototipe
(5)
a.
b.
pemohon.
secara
sederhana
dengan
informasi
yang
lengkap.
(6)
- 18 -
Paragraf 3
Dokumen Rencana Teknis Bangunan Gedung Sederhana 2
(dua) Lantai
Pasal 19
(1)
lantai
disediakan
oleh
pemohon
dengan
Dalam hal
perencana
konstruksi,
dokumen
rencana
teknis
Desain
prototipe
bangunan
gedung
(dua)
lantai
Pasal 20
(1)
(2)
a.
rencana arsitektur;
b.
c.
rencana utilitas.
b.
gambar denah;
c.
d.
gambar potongan.
- 19 -
(3)
(4)
b.
c.
bangunan
gedung
khusus
harus
disediakan
oleh
Dokumen
rencana
teknis
bangunan
gedung
tidak
(2)
a.
rencana arsitektur;
b.
c.
rencana utilitas.
b.
gambar denah;
c.
gambar tampak;
d.
gambar potongan;
e.
f.
- 20 -
(3)
perhitungan
struktur
untuk
bangunan
gedung
c.
d.
e.
gambar
rencana
rangka
atap,
penutup,
dan
detailnya;
(4)
f.
g.
spesifikasi khusus.
disertai
dengan
gambar
rencana
basement
termasuk detailnya.
(5)
(6)
Rencana utilitas
air
bersih,
kebutuhan
listrik,
c.
d.
e.
f.
- 21 -
g.
(7)
h.
i.
j.
k.
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 23
Rencana arsitektur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (2) harus memuat rencana penyediaan fasilitas dan
aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB IV
TATA CARA PENYELENGGARAAN IMB
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 24
Pengaturan penyelenggaraan IMB meliputi:
a.
b.
c.
d.
IMB bertahap;
e.
f.
g.
h.
i.
j.
- 22 -
Bagian Kedua
Pengendalian Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Pasal 25
(1)
Pengendalian
penyelenggaraan
bangunan
gedung
b.
c.
d.
(2)
b.
(1)
Penetapan
fungsi
dan
klasifikasi
bangunan
gedung
b.
pemerintah
daerah
menetapkan
fungsi
dan
- 23 -
(2)
pemilik
bangunan
permohonan
baru
gedung
IMB
mengusulkan
dengan
mengajukan
dan
persyaratan
teknis
bangunan
(4)
(5)
Apabila
RTRW
RDTR/Penetapan
kabupaten/kota,
Zonasi
kabupaten/kota,
dan/atau
dan/atau
pada
ayat
(3)
telah
ditetapkan,
fungsi
RDTR/Penetapan
Zonasi
pemerintah
daerah
kepada
pemilik
bangunan
gedung.
(6)
Dalam
penyesuaian
fungsi
bangunan
gedung
- 24 -
Bagian Ketiga
Pembagian Kewenangan Penerbitan IMB
Pasal 27
(1)
pemerintah
kabupaten/kota
atau
pemerintah
pemerintah
kabupaten/kota
atau
pemerintah
penerbitan
IMB
untuk
bangunan
b.
mengalokasikan
anggaran
biaya
operasional
penerbitan IMB;
c.
d.
(1)
b.
c.
d.
- 25 -
Paragraf 2
Proses Prapermohonan IMB
Pasal 29
Proses prapermohonan IMB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 huruf a meliputi:
a.
b.
penyampaian
penerbitan
informasi
IMB
oleh
persyaratan
pemerintah
permohonan
daerah
kepada
pemohon.
Pasal 30
(1)
(2)
(3)
(4)
KRK
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
berisi
ketentuan meliputi:
a.
b.
ketinggian
maksimum
bangunan
gedung
yang
diizinkan;
c.
d.
garis
sempadan
dan
jarak
f.
g.
h.
i.
j.
bebas
minimum
- 26 -
(5)
Dalam
KRK
dicantumkan
ketentuan
khusus
yang
(6)
b.
c.
d.
(1)
Pemerintah
daerah
harus
menyampaikan
informasi
Dalam
hal
rencana
pengajuan
permohonan
IMB
Pemohon
harus
mengurus
perizinan
dan/atau
b.
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
dan
Upaya
Ketentuan
Keselamatan
Operasi
Penerbangan
(KKOP); dan
d.
- 27 -
Paragraf 3
Proses Permohonan IMB
Pasal 33
(1)
(2)
(3)
Dalam
hal
persyaratan
administratif
dan/atau
b.
c.
(1)
Penilaian
dokumen
rencana
teknis
sebagaimana
dokumen
rencana
teknis
dengan
dimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan
- 28 -
surat
permohonan
IMB,
dokumen
Pengembalian
surat
permohonan
IMB,
dokumen
Dalam
hal
penilaian
dokumen
rencana
teknis
Pertimbangan
teknis
sebagaimana
dimaksud
yang
pada
disusun
ayat
oleh
(1)
TABG
merupakan
(4)
b.
c.
persyaratan
teknis
bangunan
gedung
tidak
- 29 -
d.
(5)
e.
f.
TABG
memiliki
batas
waktu
dalam
melakukan
bangunan
gedung
tidak
sederhana
untuk
ketinggian
(satu)
sampai
dengan
bangunan
gedung
tidak
sederhana
untuk
(2)
a.
b.
(3)
(4)
(5)
pada
ayat
(1)
huruf
pemohon
dapat
- 30 -
Pasal 38
(1)
Pemerintah
daerah
membuat
persetujuan
tertulis
rencana
teknis
yang
telah
memenuhi
Persetujuan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
meliputi:
a.
b.
(3)
petugas
yang
melakukan
penilaian
dokumen
rencana teknis.
Pasal 39
(1)
b.
pemohon
melakukan
pembayaran
retribusi
dan
d.
(2)
(3)
Pembayaran
retribusi
oleh
pemohon
sebagaimana
mendapatkan
Surat
Ketetapan
Retribusi
Daerah (SKRD).
(4)
Pengesahan
dokumen
rencana
teknis
sebagaimana
- 31 -
Paragraf 5
Pelayanan Administrasi IMB
Pasal 40
Pelayanan administrasi IMB meliputi:
a.
melampirkan
surat
keterangan
hilang
dari
c.
mengenai
format
surat
pemberitahuan
teknis,
surat
pertimbangan
teknis
oleh
TABG
Bagian Kelima
IMB Bertahap
Pasal 43
- 32 -
umum
daerah
dan
bangunan
gedung
mempertimbangkan
khusus,
penerbitan
IMB
b.
(2)
(3)
Pengajuan
permohonan
IMB
bertahap
sebagaimana
b.
c.
- 33 -
d.
IMB
bangunan
gedung
tidak
sederhana
untuk
ketinggian
(satu)
sampai
dengan
IMB
bangunan
gedung
tidak
sederhana
untuk
IMB
pondasi
untuk
bangunan
gedung
tidak
Perubahan
rencana
teknis
dalam
tahap
pelaksanaan
b.
gedung
seperti
penampilan
arsitektur,
- 34 -
Pasal 47
Proses administrasi perubahan perizinan meliputi:
a.
perubahan
rencana
penyesuaian
teknis
dengan
mempengaruhi
sistem
kondisi
yang
dilakukan
lapangan
struktur
untuk
dan
dituangkan
tidak
dalam
perubahan
rencana
teknis
yang
mengakibatkan
(1)
(2)
(1)
(2)
Pendataan
bangunan
gedung
baru
dilakukan
- 35 -
(4)
IMB
berfungsi
sebagai
prasyarat
untuk
mendapatkan
Pasal
pengaturan
24
huruf
penyelenggaraan
merupakan
bangunan
bagian
gedung
dari
di
daerah.
(2)
Penyelenggaraan
bangunan
gedung
di
daerah
- 36 -
BAB V
RETRIBUSI IMB
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 53
Retribusi IMB meliputi:
a.
b.
c.
d.
(1)
Jenis
kegiatan
yang
dikenakan
retribusi
IMB
pembangunan baru;
b.
perubahan,
perluasan
atau
pengurangan; dan
c.
(2)
Objek
yang
dikenakan
retribusi
IMB
sebagaimana
b.
(1)
(2)
(3)
IMB
pondasi,
pemohon
wajib
menyerahkan
- 37 -
b.
c.
(1)
untuk
kegiatan
rehabilitasi/renovasi
dan
pembangunan
baru,
pelestarian/pemugaran;
atau
b.
retribusi
administrasi
IMB
meliputi
pemecahan
(1)
- 38 -
(2)
a.
b.
57
ditetapkan
sesuai
permohonan
yang
diajukan;
b.
lingkup
kegiatan
yang
meliputi
pembangunan
gedung
perawatan,
meliputi
perubahan,
perbaikan
perluasan
atau
atau
untuk
bangunan
gedung,
dan
untuk
Penghitungan
besarnya
retribusi
mengikuti
rumus
meliputi:
a.
b.
rehabilitasi
atau
renovasi,
pelestarian
atau
pemugaran; dan
c.
fungsi,
klasifikasi,
dan
waktu
penggunaan
b.
- 39 -
c.
daftar kode
Pasal 61
(1)
indeks
untuk
penghitungan
besarnya
retribusi
besarnya
retribusi
indeks
untuk
penghitungan
tingkat kompleksitas;
b.
tingkat permanensi;
c.
d.
e.
f.
g.
h.
IMB
transparansi.
guna
ketertiban
administrasi
dan
- 40 -
(2)
dalam
pemerintah
daftar
daerah
kode
sesuai
dapat diterapkan
dengan
jenis
oleh
konstruksi
daerah
sesuai
dengan
peringkat
skala
untuk
DKI
Jakarta
berdasarkan
tingkat
harus
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(2)
bangunan
bangunan
gedung
(m)
yang
- 41 -
b.
c.
(2)
bangunan
gedung
(m)
yang
nilainya
b.
(3)
ditetapkan
bahwa
harga
satuan
retribusi
b.
c.
d.
dibatasi
oleh
garis
tepi
atap
konstruksi
tersebut; dan
e.
- 42 -
Paragraf 3
Harga Satuan atau Tarif Retribusi IMB Prasarana Bangunan
Gedung
Pasal 66
(1)
ayat
(2)
huruf
ditetapkan
sesuai
dengan
kabupaten
besar,
kabupaten
sedang,
kota
peringkat
skala
wilayah
sebagaimana
b.
c.
d.
e.
f.
konstruksi
menara,
per-unit
standar
dan
pertambahannya;
g.
konstruksi
monumen,
per-unit
standar
dan
pertambahannya;
h.
i.
konstruksi
reklame,
per-unit
standar
dan
pertambahannya; dan
j.
konstruksi
bangunan
lainnya
yang
termasuk
- 43 -
Dokumen
IMB
diterbitkan
dengan
Keputusan
nama
Bupati/Walikota
atau
Gubernur
untuk
(1)
tugas
dekonsentrasi,
dalam
rangka
- 44 -
peran pemerintah;
b.
(1)
(2)
a.
pengaturan;
b.
pemberdayaan; dan
c.
kriteria
(NSPK)
terkait
bangunan
gedung
pemberian
daerah
bantuan
dalam
teknis
kepada
penyusunan
pemerintah
norma,
standar,
pemberian
bimbingan,
supervisi
dan
konsultasi;
c.
pengoordinasian
kegiatan
penyusunan
norma,
penyebarluasan
norma,
standar,
pedoman,
dan
pemberdayaan
kepada
penyelenggara
bangunan
- 45 -
c.
(4)
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
penerapan
pengawasan
dilakukan
dengan
melakukan
dan
kriteria
(NSPK)
terkait
IMB
peraturan
daerah
tentang
bangunan
(2)
a.
pengaturan;
b.
pemberdayaan; dan
c.
pengawasan.
yang
memuat
pengaturan
terkait
penyelenggaraan IMB;
b.
- 46 -
c.
penyebarluasan
norma,
standar,
pedoman,
dan
pemberdayaan
kepada
penyelenggara
bangunan
gedung; dan
b.
(4)
(5)
a.
b.
c.
Pemberdayaan
kepada
masyarakat
sebagaimana
bangunan
gedung
sederhana
dan
bangunan
pendampingan
pembangunan
bangunan
gedung
secara bertahap;
b.
penyediaan
percontohan
rumah
tinggal
yang
(6)
Pemberdayaan
kepada
masyarakat
sebagaimana
- 47 -
BAB VIII
PERAN MASYARAKAT
Pasal 72
(1)
Peran
masyarakat
dilakukan
untuk
membantu
gangguan
dan/atau
bahaya
bagi
perkiraan
kemungkinan
secara
teknis
gejala
- 48 -
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 74
(1)
mengenai
harus
penyelenggaraan
membuat
IMB,
peraturan
pemerintah
daerah
yang
paling
lama
(satu)
tahun
sejak
tanggal
Peraturan
sampai dengan
Daerah
mengenai
penyelenggaraan IMB.
(3)
(4)
(1)
Pekerjaan
Umum
Nomor
24/PRT/M/2007
- 49 -
(2)
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan