rongga pleura yang mengelilingi paru. Namun, jika udara memasuki ruang pleura, tekanan pada
pleura akan menjadi lebih besar dari pada tekananparu-paru, menyebabkan paru kolap sebagian
atau seluruhnya.7
Dalam keadaan normal, paru tidak terisi oleh udara, supaya paru leluasa mengembang terhadap
rongga pleura. Udara masuk ke dalam rongga pleura melalui 3 jalan yaitu:
11
12 cm H2O
9 cm H2O
-1,5
7 cm H2O
-1,5
4 cm H2O
+ 30 cm H2O
+ 90 cm H2O
Pada waktu inspirasi tekanan intrapleura lebih negatif daripada tekanan intrabronkial, maka paru
mengembang mengikuti gerakan dinding toraks sehinga udara dari luar dengan tekanan
permulaan nol, akan terisap masuk melalui bronkus hingga mencapai alveol. Pada saat ekspirasi,
dinding dada menekan rongga dada sehingga tekanan intrapleura akan lebih tinggi daripada
tekanan udara alveol ataupun di bronkus, akibatnya udara akan ditekan keluar melalui bronkus.2
III. DEFINISI
Pneumothorak ialah rongga pleura yang berisi udara atau gas yang menyebabkan sebagian atau
seluruh paru menjadi kolap. 2,3,4,5,6,7
IV. ETIOLOGI
Di RSU Dr. Sutomo, lebih kurang 55% kasus Pneumothoraks disebabkan oleh penyakit dasar
seperti tuberkulosis paru aktif, tuberkulosis paru disertai fibrosis atau emfisema lokal, bronchitis
kronis dan emfisema. Selain penyakit tersebut diatas, pneumotorak dapat terjadi pada wanita
dapat terjadi saat menstruasi dan sering berulang, keadaan ini disebut pneumothoraks katamenial
yang disebabkan oleh endometriosis di pleura.2
Pneumotorak dapat terjadi secara artificial, dengan operasi atau tanpa operasi, atau timbul
spontan. 1
Pneumotoraks artifisial disebabkan tindakan tertentu atau memang disengaja untuk tujuan
tertentu, yaitu tindakan terapi dan diagnosis.2
Pneumotorak traumatik terjadi karena penetrasi, luka tajam pada dada, dan karena tindakan
operasi.1
Pneumotoraks spontan terjadi tanpa adanya trauma. Pneumotoraks jenis ini dapat dibagi dalam:
Pneumothorak spontan sekunder. Terdapat penyakit paru atau penyakit dada sebagai
faktor predisposisinya.1
Ehler-danlos syndrom
V. KLASIFIKASI2
1. Berdasarkan Penyebab terjadinya Pneumothorak
artificial
traumatic
spontan
2. Berdasarkan lokalisasi
Pneumotoraks parietalis
Pneumotoraks medialis
Pneumototaks totalis
Pneumotoraks parsialis
pneumotoraks terbuka
pneumotoraks tertutup
pneumothorak ventil
Pneumotoraks basalis
VI. PATOFISIOLOGI
Alveoli disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek, apabila alveol
tersebut melebar dan tekanan di dalam alveol meningkat maka udara dengan mudah menuju ke
jaringan peribronkovaskular. Gerakan nafas yang kuat, infeksi dan obstruksi endobronkial
merupakan beberapa faktor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan. Selanjutnya udara
yang terbebas dari alveol dapat mengoyak jaringan fibrotik peribronkovaskular. Robekan pleura
ke arah yang berlawanan dengan hilus akan menimbulkan pneumotorak sedangkan robekan yang
2. Adakalanya rongga ini sangat sempit sehingga hampir tidak tampak seperti massa yang
berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps yang luas sekali. Besar kolaps
paru tidak berkaitan dengan berat ringan sesak nafas yang dikeluhkan.
3. Perlu diamati ada tidaknya pendorongan. Apabila ada pandorongan jantung atau trakea ke
arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks ventil dengan
tekanan intrapleura yang tinggi.
4. Pada pneumotoraks perlu diperhatikan kemungkinan terjadi keadaan ini:
Pneumomediastinum, Terdapat ruang atau celah hitam pada tepi jantung, mulai dari basis
sampai ke apeks.
Emfisema subkutan dapat diketahui bila ada rongga hitam dibawah kulit.
Bila ada cairan di rongga pleura, akan tampak permukaan cairan sebagai garis datar di
atas diafragma.
Foto lateral dekubitus pada sisi yang sehat dapat membantu dalam membedakan pneumotorakss
dengan kista atau bulla. Pada pneumotoraks udara bebas dalam rongga pleura lebih cenderung
berkumpul pada bagian atas sisi lateral.1
IX. DIAGNOSA
1. Tampak sesak ringan sampai berat tergantung kecepatan udara yang masuk serta ada
tidaknya klep. Penderita bernafas tersengal, pendek-pendek dengan mulut terbuka.
2. sesak nafas dengan atau tanpa sianosis
3. penderita tampak sakit mulai ringan sampai berat. Badan tampak lemah dan dapat disertai
syok. Bila pneumotoraks baru terjadi penderita berkeringat dingin.
Pneumotoraks spontan primer didiagnosa dengan karakteristik serangan akut nyeri dada dan
dipsnea dan gambaran radiografi pneumotoraks. Radiografi dada menampilkan udara pleura dan
1 mm garis putih halus yang menggambarkan pleura viseral berpindah dari dinding dada.
Walaupun tidak direkomendasikan, pada praktis rutin, radiografi dada yang dibuat selama
ekspirasi dapat membantu mendeteksi pneumotoraks atipical.3
Pneumotoraks spontan sekunder lebih sukar didiagnosa karena gejala pernafasan kadang salah
diartikan sebagai penyakit paru. Gambaran radiografi pasien dengan penyakit paru interstisial
biasanya tampak bersih dari tanda pneumotoraks karenalingkaran udara dalam ruang pleura
kontras dengan peningkatan densitas pada penyakit paru. Pneumotoraks spontan sekunder dapat
lebih sukar didiagnosa dengan gambaran radiografi penyakit paru obstruksi kronik karena
densitas hiperlusen, paru empisematus seperti udara pleura. Lebih lagi, bullae subpleura yang
besar menyerupai pneumotoraks pada pasien ini. CT dada dapat membantu membedakan antara
bullae yang besar dan pneumotoraks.3
1. Palpasi
pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
1. Perkusi
suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar
batas jantung ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan intrapleura tinggi
1. Auskultasi
Suara nafas terdengar amforik bila ada fistel bronkopleura yang cukup besar pada
pneumotoraks terbuka.
Coin Test2
Pada auskultasi dada dengan menggunakan ketokan dua uang logam yang satu ditempelkan di
dada dan yang lain diketokkan pada uang logam yang pertama daat terdengar bunyi metalik yang
dapat didengar dengan telinga yang ditempelkan di punggung. Jika pneumotoraks tadi
sebenarnya suatu bula, maka suara metalik tidak akan terdengar.2
X. DIAGNOSA BANDING
emfisema paru
asma bronkhial
XI. PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan pneumotoraks tergantung pada: berat dan lamanya keluhan atau gejala, adanya
riwayat pneumotoraks sebelumnya, jenis pekerjaan penderita. Sasaran pengobatan adalah
secepatnya mengembangkan paru yang sakit sehingga keluhan- keluhan juga berkurang dan
mencegah kambuh kembali.1,3
Pneumotorak mula-mula diatasi dengan pengamatankonservatif bila kolaps paru-paru 20% atau
kurang. Udara sedikit demi sedikit diabsorpsi melaului permukaan pleura yang bertindak sebagai
membran basah, yang memungkinkan difusi oksigen dan karbondioksida.2,3,4
Tindakan Dekompresi,1,2
Pencabutan drain
Tindakan bedah1,2
Dekortikasi
Reseksi
pleurodesis
Pengobatan tambahan2:
Bila terdapat proses lain di paru, pengobatan ditujukan terhadap proses penyebabnya:
Istirahat total
XII. KOMPLIKASI2,5
1. Tension pneumotoraks
2. Pio-pneumotoraks
3. Hidropneumotoraks/ hemo-pneumotoraks
4. Pneumomediastinum dan emfisema subkutan
5. Pneumotoraks simultan bilateral
6. Pneumotoraks kronik
7. Pneumotoraks ulangan
XIII. PROGNOSIS 5,7
Pasien dengan pneumotoraks spontan mengalami pneumotorak ulangan, tetapi tidak ada
komplikasi jangka panjang dengan terapi yang berhasil.5 Kesembuhan dari kolap paru secara
umum membutuhkan waktu 1 sampai 2 minggu. Pneumotoraks tension dapat menyebabkan
kematian secara cepat berhubungan dengan curah jantung yang tidak adekuat atau insufisiensi
oksigen darah (hipoksemia), dan harus ditangani sebagai kedaruratan medis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soeparman, Sarwono Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai penerbit FKUI, 1998
2. Hood Alsagaff, M. Jusuf Wibisono, Winariani, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2004,
LAB/SMF Ilmu Penyakit Paru dan Saluran Nafas FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo,
Surabaya, 2004
3. James D. Crapo, MD, Jeffrey Glassroth, MD, Joel B. Karlinsky, MD, MBA, Talmadge E.
King, Jr, MD, Baums Textbook of Pulmonary Disease, seventh edition, Lippincott
Williams Wilkins, 2004.
4. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi, EGC, Jakarta, 1995