Askep CA Colon
Askep CA Colon
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C.
Tujuan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Asendens
: 25 %
2.
Transversa
: 10 %
3.
Desendens
: 15 %
4.
Sigmoid
: 20 %
5.
Rectum
: 30 %
Etiologi
Patofisiologi
2.
Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon
3.
Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan
darah ke system portal.
4.
5.
Stadium A
2. Stadium B
luar rectal
3.
Stadium C
4. Stadium D
yang luas &
D.
Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi,
darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses,
tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum
terjadi.Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung
tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan
menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih
encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara
dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang
dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam
feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba,
tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan
tidak enak pada abdomen, dan kadang kadang pada epigastrium.
Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan
defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan
kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering
timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita.
Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi
anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau
rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena,
menimbulkan gejala gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid,
nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih
dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat alat tersebut. Gejala
yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta
feses berdarah.
E.
Pemeriksaan Diagnostik
Komplikasi
2.
Pembentukan abses
3.
Penatalaksanaan Medis
Terapi
b.
c.
d.
luas.
Pembedahan
b.
c.
Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan
anastomosis lanjut dari kolostomi
d.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
( CA COLON )
A.
PENGKAJIAN
1.
Riwayat
b.
c.
Penyakit Crohns
d.
Familial poliposis
e.
Adenoma
Pemeriksaan fisik.
b.
Anemia
c.
Perubahan feces
teraba massa
b.
c.
nyeri
Pemeriksaan psikososial.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiografi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1.
2.
3.
nyeri b.d proses pengeluaran mediator kimia seperti histamin,
bradikinin, prostaglandin
4.
nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake menurun dan output
meningkat
5.
6.
7.
8.
C. RENCANA INTERVENSI
1.
Tujuan :
tidak terjadi konstipasi
Kriteria hasil :
pasien dapat BAB dengan normal
Renpra :
Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsisstensi, dan
jumlah.
Rasional : indikator kembalinya fungsi GI, mengdentifikasi ketepatan
intervensi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat berkurang atau
dapat dikontrol
Kriteria hasil :
(1) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa
takut,
(2) Dapat mengungkapkan rasa takutnya,
(3) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang,
( 4) Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif,
( 5) Dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Renpra :
analgesik , narkotik
antiemetik, contoh hidrokzin (vistaril)
antipiretik, contoh asetaminofen (tylenol)
4.
Dx 4 : nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake menurun dan output
meningkat
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
mendemonstrasikan berat badan stabil.
Kriteria hasil :
Rasional : Jumlah besar dari aspirasi gaster dan muntah di duga terjadi
obstruksi usus, memerlukan evaluasi lanjut
Kolaborasi :
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan pola napas pasien dapat normal
kembali
Kriteria hasil :
tidak ada gangguan/komplikasi pernapasan
Renpra :
1.
Kolaborasi
Berikan o2 tambahan.
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan, suhu pasien kembali normal
Kriteria hasil :
tidak ada tanda- tanda hipertermi
Renpra :
1.
Kolaborasi :
Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (tylenol).
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan, pola tidur pasien dapat kembali
normal
Kriteria hasil :
tidak gelisah saat tidur
Renpra :
Lengkapi jadwal tidur dan ritual secara teratur. Katakan pada pasien
bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur.
Rasional : penguatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan
kestabilan lingkungan.
Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi, dan masase
punggung.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk.
Rasional : menurunkan stimulasi sensori dengan menghambat suarasuara laindari lingkunagn sekitar yang akan menghambat tidur nyenyak.
Kolaborasi :
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan, volume cairan kembali normal
Kriteria hasil :
pasien tidak mual muntah
Renpra :
1.
Kolaborasi :
Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asendens
: 25 %
2.
Transversa
: 10 %
3.
Desendens
: 15 %
4.
Sigmoid
: 20 %
5.
Rectum
: 30 %
B.
Saran
1.
Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari
uraian yang dipaparkan diatas, dan dapat mengaplikasikannya dalam
lingkungan masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya Ca Colon
2.
Bagi mahasiswa, diharapkan agar terus menambah wawasan
khususnya dalam bidang keperawatan.
3.
Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan,
baik dalam proses penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi
untuk membantu kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gale, Danielle & Charette, Jane, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi,
EGC, Jakarta, 2000.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta, 2002.
Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit Vol. 1, Edisi 6, EGC, Jakarta, 2005.
Doenges, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3 .
Jakarta : EGC
Mansjoer Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FKUI : Jakarta.
www.lintasberita.com/Dunia/Berita-Dunia/askep-ca-colon. di akses 8
januari 2011
www.daceband.com/read.../asuhan-keperawatan-askep-ca-colon. di akses
8 januari 2011
www.ilmukeperawatan.com/askep.htm. di akses 8 januari 2011
hidayat2.wordpress.com/2009/07/14/askep-ca-colon. Di akses 8 januari
2011