PROSES PEMESINAN I
DI SUSUN OLEH:
Nama
: Dito Prakoso
NIM : 161211010
Kelas
: 1MA
BAB I
PROSES BUBUT
Pembubutan adalah proses yang paling sering dilakukan di dalamproses pemberian bentuk
pada suatu elemen mesin. Hal-hal penting mengapa proses pemberian bentuk dengan mesin
bubut adalah:
1. Banyak bagian konstruksi mesin yang mesin yang harus dikerjakan dengan proses
pembubutan, seperti; poros, baut dan mur, dan lain-lain.
2. Proses pembubutan relative mudah dilakukan.
3. Ketepatan ukuran relative mudah dicapai.
Pada proses pembubutan gerakan utama (berputar) dilakukan oleh benda kerja, sedangkan
gerakan pemakanan benda kerja maka benda kerja harus dijepit pada chuck atau diantara dua
senter, gerakan ini dinamakan gerakan penjepitan. Gabungan dari gerakan penjepitan,
gerakan putar, gerakan pemakanan dan gerakan pemotongan dinamakan gerakan
pembubutan. Gerakan pembubutan dibedakan menjadi:
a.
d.
e.
mencekam
benda-benda
Handle
Handle berfungsi untuk mengatur kecepatan
mesin bubut yang disesuaikan dengan putaran
atas benda kerja yang akan digunakan. Setiap
handle memiliki fungsi masing-masing tetapi
yang satu dengan yang lainnya saling
berhubungan. Handle dapat diatur sesuai
dengan putaran benda kerja yang telah
dihitung sebelumnya dan disesuikan dengan
c.
e.
Eretan melintang atas berfungsi melakukan pergerakan memahat skala kecil untuk
arah secara horizontal. Pada eretan melintng atas ini terdapat skala ukuran, sehingga
kita bisa menentukan seberapa panjang benda kerja yang akan dilakukan pembubutan.
Eretan Melintang
Atas
f.
Eretan melintang bawah berfungsi melakukan pergerakan memahat untuk arah secara
vertikal. Pada eretan melintng bawah ini terdapat skala ukuran, sehingga kita bisa
menentukan seberapa dalam benda kerja (biasanya dalam penentuan diameter) yang
akan dilakukan pembubutan.
Eretan Melintang
Bawah
g.
Bagian ini berfungsi sebagai tempat pahat dalam kegiatan membubut. Pada saat
penyetingan paha, rumah pahat dapat diukur ketinggiannya dengan cara memutar baut
untuk mengatur tinggi rendahnya pahat.
Baut dudukan
Rumah Pahat
C. Sistem
pada
bubut
Secara
sumbu
Pengatur tinggi
rendah pahat
mesin
prinsip
sistemsumbu
Pengunci
Pahat
Dudukan
Rumah
Pahat
Rumah
Pahat
pada mesin bubut manuak adalah sumbu X dan sumbu Z, dimana sumbu X pada arah
memanjang dan sumbu Z pada arah melintang, namun pada mesin bubut CNC sistem
sumbu dapat terdiri dari enam sumbu,uaitu sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z untuk
sumbu linier dan sumbu A, sumbu B serta sumbu C, untuk sumbu putar. Mesin bubut
dengan enam sumbu ini dikatakan mesin bubut universal atau universal turning center.
D. Klasifikasi mesin bubut
mm
]
menit
F. pahat bubut
proses pembentukan geram dengan cara pemesinan berlangsung dengan cara
mempertemukan dua jenis material. Untuk menjamin kelangsungan proses ini maka
jelas diperlukan material pahat yang lebih unggul dari pada material benda kerja.
Keunggulan tersebut dapat dicapai karena pahat dibuat dengan memperhatikan
berbagai segi yaitu:
kekerasan; yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja, tidak saga
pada temperature ruang melainkan juga pada temperature tinggi pada saat
a. Material pahat
1.
baja karbon
baja dengan kandungan karbon yang relative tinggi (0,7% - 1,4% C) dengan
presentase unsur yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu mempunyai kekerasan
permukaan yang cukup tinggi. Material pahat ini hanya digunakan untuk
memotong logam yang lunak dengan kecepatan potong yang rendah (10
2.
m/menit) ataupun kayu.kadang digunakan juga untuk membuat snei dan tap.
HSS
Pada tahun 1898 ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur selain Fe
dan Carbon, unsur paduan tersebut adalah tungsten/wolfram (W), Chromium
(Cr), Vanadium (V), Molybdenum (Mo) dan Cobalt (Co). Pengaruh unsur
paduan ini meningkatkan kecepatan potong sampai dengan 30 m/menit jika
dibandingkan dengan baja karbon tinggi. Karena kecepatan potongnya yang
3.
melebihi baja karbon tinggi maka dinamakan HSS (High Speed Steel).
Paduan cor nonferro
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan karbida dan
digunakan dalam hal khusus diantara pilihan pilihan dimana karbida terlalu
rapuh dan hss yang kurang tahan panas dan cepat tumpul. Paduan non ferro
terdiri atas 4 elemen yang terdiri dari Cobalt (Co), Cr (10% - 35% berat), W
(10% - 25%), C (1% - 3%). Unsur Cobalt sangat bagus pada proses pemesinan
kasar dengan beban kejut sedangkan wolfram yang tinggi menjadi sangat
keras dan sesuai untuk pemesinan tanpa beban kejut dengan kecepatan
4.
1.
5.
1.
Keramik
Beberapa contoh jenis keramik adalah sebagai berikut:
Keramik tradisional (Clay Based Ceramics); dapat dibuat sebagai barang
keperluan sehari-hari.
2.
Gelas; dapat digunakan sebagai bahan pengikat sebuk abrasive bagi batu
gerinda (vitrified bonded abrasive wheels).
3.
Bahan tahan api (refractories); keramik tahan api dapat digunakan sebagai bata
pelindung tanur/tungku.
4.
Keramik oksida (oxide ceramics); dapat digunakan sebagai pahat potong dan
juga sebagai isolator, besi, lempengan untuk mikro elektronik dan kapasitor.
5.
Keramik oksida paduan.
6.
Karbida, nitride, boride dan silica; Ba4C digunakan sebagai serbuk batu
gerinda, CBN (Cubic Boron Nitride) digunakan sebagai sebuk batu gerinda tau pahat
potong.
7.
Karbon; apabila ditambahkan dengan zat pengikat resin maka serbuk karbon
ini dapat dipakai sebagai elektroda dalam proses EDM.
6.
CBN (Cubic Boron Nitride)
Pahat sisipan CBN digunakan untuk proses pemesinan berbagai jenis baja
dalam keadaan dikerskan, besi tuang, HSS maupun karbida semen. Tahan
terhadap perubahan reaksi kimia dan tahan terhadap termperataur pemotongan
7.
8.
Co (5% - 10%). Intan tidak tahan pada temperature tinggi dan gampang terdefinisi
dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat digunakan untuk memotong bahan
yang mengandung besi (ferros). Pahat intan cocok bagi ultra High Precision dan
mirror finish cutting bagi benda kerja non-ferro (Al Alloys, Cu Alloys, Plastes,
Rubber).
b. bentuk pahat bubut
1.
pahat dari bahan HSS
i. Mata Pahat. Pahat jenis HSS ini dibedakan lagi menurut cara
pemasangan mata pahatnya, pemasangan mata pahata ini dibedakan
lagi menurut modelnya, yaitu :
Model V : pahat bubut ini terbuat seluruhnya dari bahan HSS.
Model S: pahat bubut ini mata potongnya terbuat dari bahan
Hss sedangkan tankainya terbuat dari baja perkakas dengan
kualitas yang lebih rendah. Pahat ini dibedakan antara kepala
dan tangkai dan keduanya disatukan dengan proses pengelasan.
Model P: mata pahat dari bahan HSS dilas pada ujung tangkai
ii.
iii.
Nama nama pahat bubut. Dilihat dari fungsinya, maka pahat bubut
dapat dibedakan menurut fungsinya
2.
pahat dari baha karbon tinggi
pahat bubut dengan material dari logam keras atau baja karbon tinggi telah
di standardkan menurut anjuran ISO.
BAB II
MESIN FRAIS
Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan/menyelesaikan suatu benda kerja
dengan mempergunakan pisau frais sebagai alatnya. Ditinjau dari kerjanya, mesin frais
termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar. Pisau dipasang pada
sumbu/arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Jika arbor mesin diputar
oleh motor, maka pisau frais ikut berputar. Arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke
kiri, sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.
A.
Horizontal
`
2.
Berdasar penggunaan :
-
Penggunaan khusus, salah satu fungsinya dapat digunakan untuk pemotongan roda
gigi, cam, bentuk, gravier, copy.
Penggunaan umum disebut juga mesin universal, mesin ini cocok digunakan untuk
pendidikan karena sifatnya yang sangat luwes dimana posisi spindel dapat vertikal,
horizontal dan menyudut serta meja mesin dapat dimiringkan pada suatu sudut tertentu.
Mesin centers, selain digunakan unuk milling, mesin ini dapat digunakan untuk proses
boring, reaming, tapping dan contour dalam sekali set-up.
Mesin frais tipe bed, dimana meja mesin diletakan pada suatu alas yang kuat sehingga
meja mampu menahan beban yang lebih berat.
Mesin frais tipe knee, dimana meja mesin digantungkan pada sebuah colum atau tiang.
Mesin tipe ini tidak mampu menahan beban berat.
4.
Manual
Semi otomatis
Otomatis
B.
1.
3.
4.
Gerakan berputar, gerakan ini adalah gerakan utama yang dilakukan oleh alat
potong, sambil memotong pisau frais berputar pada sumbunya.
2.
3.
vc .1000
.d
vc
vf
a . ae . vf
1000
fz
L.i
Vf
.. menit
L = la + lu + l1 . m
Vf = f . n mm/menit
L = panjang langkah
la = panjang langkah awal
lu = panjang lankah akhir
l1 = panjang benda kerja
i
a . b .Vf
1000
cm3/menit atau V= V . P
Plain cutter
a. Pisau frais silindris; Tipe H (keras), Tipe N (normal), dan Tipe W (lunak).
b. Shell End Mill.
c. Face mill.
d. Carbide tipped
e. Side and Face mill
2.
3.
4.
BAB III
MESIN SEKRAP (SHAPING MACHINE)
Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis
mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal. Fungsi
utama mesin ini adalah unttuk merubah bentuk serta ukuran benda kerja seperti apa yang
diinginkan. Mesin Sekrap ini bisa melakukan berbagai fungsi seperti meratakan sebuah
bidang datar, tegak maupun bidang miring. Mesin ini juga bisa membuat bidang yang
bersudut atau bertingkat. Selain itu, Shaping Machine ini juga bisa membuat alur pasak, alur
ekor burung bahkan alur V.
Dirancang untuk memotong alur pasak pada roda gigi, puli mok dan suku
cadang yang serupa.
d. Kegunaan khusus, misalnya untuk memotong roda gigi. Daya yang
digunakan kepada mesin dengan motor tersendiri, baik melalui roda gigi maupun
sabuk atau dengan menggunakan sistem hidrolis. Pergerakan ulak-alik pahat dapat
diatur dengan beberapa cara. Mesin skrap yang lebih tua digerakkan dengan roda
gigi atau ulir hantaran, tetapi pada umumnya sekarang mesin skrap digerakkan
dengan lengan osilasi dan mekanisme engkol.
Dalam menjalankan mesin untuk praktikum mesin skrap ini, yang perlu diatur adalah
putaran engkol dan panjang langkah pengirisannya. Pengirisan benda kerja
dilakukan ketika alat iris bergerak maju. Panjang langkah alat iris disesuaikan
dengan panjang bidang yang akan diiris. Biasanya panjang langkah alat iris sama
dengan panjang benda kerja ditambah panjang awalan kurang lebih 20 mm dan
panjang sisa kurang lebih 10 mm. Jumlah langkah maju mundur per menit
tergantung pada kecepatan potong dari bahan yang diserut dan panjang
langkahnya.
Gerakan ini ditunjukkan oleh pahat. Ada perbedaan langkah kerja dan langkah bukan
kerja. Selama langkah kerja (gerak maju) chip akan terpotong dan selama langkah
tidak kerja (gerak mundur) pahat bergerak mundur tanpa memotong banda kerja.
Kedua langkah ini dibentuk oleh gerak lingkaran.
Gerakan ini akan menghasilkan chip. Untuk menskrap datar benda kerja yang
terpasang pada ragum akan bergerak berlawanan dengan pahat.
berada
menghasilkan
di
gerakan
guideway
utama.
dan
Dibagian
miring.
Untuk
Meja
Dipakai untuk memegang benda kerja,
dapat distel mendatar dan tegak dengan
spidle penggerak.
b.
1. Gerak utama
Gerak utama adalah langkah maju dan langkah mundur. Biasanya diubah dari gerak
berputar ke gerak lurus oleh batang ayun. Motor listrik menggerakkan roda penggerak
ke roda gigi yang dipasang pada poros yang dapat distel dengan baut spindle.
Balok geser akan meluncur bolak-balik pada batang ayun. Dengan moment putar dari
roda gigi, batang ayun mempunyai titik galang didasar mesin yang berayun maju dan
mundur dengan bebas. Sebuah penghubung memindahkan gerakan berayun ini ke
lengan. Adapula mesin skrap yang menggunakan penggerak hidrolik.
2. Panjang langkah
Panjang langkah dapat diatur dengan menggerakkan poros roda gigi. Gerak langkah
mundur memerlukan waktu yang pendek daripada langkah maju. Untuk langkah
maksimum poros harus dutempatkan pada jarak maksimum dari titik pusat roda gigi.
Pada waktu langkah maju poros melintasi jarak dari A ke B (sudut a) dan melintasi
jarak dari B ke A (sudut b) pada waktu langkah mundur. Oleh sebab itu langkah maju
memakan waktu yang lebih lama daripada langkah mundur.
Diwaktu langkah terpendek, poros terpasang dekat sekali dengan centre. Perbedaan
diantara sudut a dan sudut b sangat kecil sekali. Oleh sebab itu perbedaan langkah
maju dengan langkah mundur tidak terlalu banyak.
Daya yang digunakan mesin dengan motor tersendiri, baik melalui roda gigi maupun
sabuk atau dengan menggunakan sistem hidrolis. Pergerakkan ulak-alik pahat dapat
diatur dengan beberapa cara. Beberapa mesin skrap yang lebih tua digerakkan dengan
roda gigi atau ulir hantaran, tetapi pada umumnya sekarang mesin skrap digerakkan
dengan lengan osilasi dan mekanisme engkol.
1.
Support/eretan tegak
2.
3.
4.
Ragum
5.
Meja
6.
Penjepit
7.
8.
9.
Lengan
10.
Rangka
11.
Tombol On-Off
12.
Tuas penjalan
13.
14.
15.
Motor
16.
Eksentrik penggerak
17.
18.
BAB III
MESIN GERINDA
A. Pengertian
Gerinda adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja sehingga benda kerja
tersebut menjadi habis atau membuat benda kerja tersebut menjadi tajam. Gerinda juga dapat
berfungsi untuk mengasah pahat-pahat yang digunakan pada mesin skrap dan mesin bubut. Untuk
lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini :
b. Roda gerinda
c. Meja Penyangga
d. Sakelar utama
Sakelar utama berfungsi untuk mengoperasikan atau
menyalakan mesin pedestal tersebut.
f. Knstruksi pedestal
Konstruksi pedestal tersebut berguna untuk penahan
atau penyangga dari keseluruhan mesin pedestal.
g. Batu grinda
Batu grinda merupakan bagian dari mesin pedestal
yang fungsinya untuk memakan benda kerja sehingga
rata dan halus dan menajamkan benda kerja
b. Penggores
Penggores berfungsi untuk memberi tanda pada benda
kerja agar saat melakukan pekerjaan dapat lebih teliti.
Alat ini berupa sebatang baja bulat panjang yang
mempunyai garis tengah kurang lebih 5mm dan
panjangnya antara 4 sampai 12. Ujung dari
penggores berbentuk runcing yang gunanya untuk menggores benda kerja.
c. Mistar baja
Mistar baja adalah alat Bantu yang di gunakan untuk
memudahkan dalam membuat garis
pada
Langkah Kerja
pertama siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan, dan kenakanlah
alat alat pelindung diri yang di perlukan.
Cek kerataan dan kekencangan batu grinda, jika batu grinda yang
digunakan belum rata maka ratakanlah menggunakan dresserdan jika belum cukup kencang
maka pastikanlah sudah kencang sebelum digunakan.
Setelah itu dimulai dengan pengukuran benda kerja serta memberi sudut
dengan menggunkan bevel protector dengan sudut 30o dan 60o , lalu menggoresnya
menggunakan penggores.
Lalu kita roughing benda kerja hingga mendekati garis yang telah di
tentukan, jika pada saat proses roughing benda kerja terasa panas maka celupkanlah kedalam
cairan pendingin.
Setelah itu meja penyangga kita setting menjadi 6 o dan 12o untuk
melakukan finishing.
Saat menggerinda harus hati hati agar tidak melebihi ketentuan yang
diberikan.
Langkah Kerja
pertama siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan, dan kenakanlah
alat alat pelindung diri yang di perlukan.
Cek kerataan dan kekencangan batu grinda, jika batu grinda yang
digunakan belum rata maka ratakanlah menggunakan dresserdan jika belum cukup kencang
maka pastikanlah sudah kencang sebelum digunakan.
Setelah itu dimulai dengan pengukuran benda kerja serta memberi sudut
dengan menggunkan bevel protector dengan sudut 10o dan 45o , lalu menggoresnya
menggunakan penggores.
Lalu kita roughing benda kerja hingga mendekati garis yang telah di
tentukan, jika pada saat proses roughing benda kerja terasa panas maka celupkanlah kedalam
cairan pendingin.
Setelah itu meja penyangga kita setting menjadi 6 o dan 12o untuk
melakukan finishing.
Saat menggerinda harus hati hati agar tidak melebihi ketentuan yang
diberikan.
pertama siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan, dan kenakanlah
alat alat pelindung diri yang di perlukan.
Cek kerataan dan kekencangan batu grinda, jika batu grinda yang
digunakan belum rata maka ratakanlah menggunakan dresserdan jika belum cukup kencang
maka pastikanlah sudah kencang sebelum digunakan.
Setelah itu dimulai dengan pengukuran benda kerja serta memberi sudut
dengan menggunkan bevel protector dengan sudut 30o dan 30o , lalu menggoresnya
menggunakan penggores.
Lalu kita roughing benda kerja hingga mendekati garis yang telah di
tentukan, jika pada saat proses roughing benda kerja terasa panas maka celupkanlah kedalam
cairan pendingin.
Saat menggerinda harus hati hati agar tidak melebihi ketentuan yang
diberikan.
Langkah Kerja
pertama siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan, dan kenakanlah
alat alat pelindung diri yang di perlukan.
Cek kerataan dan kekencangan batu grinda, jika batu grinda yang
digunakan belum rata maka ratakanlah menggunakan dresserdan jika belum cukup kencang
maka pastikanlah sudah kencang sebelum digunakan.
Setelah itu dimulai dengan pengukuran benda kerja serta memberi sudut
dengan menggunkan bevel protector dengan sudut 30o dan 30o , lalu menggoresnya
menggunakan penggores.
Lalu kita roughing benda kerja hingga mendekati garis yang telah di
tentukan, jika pada saat proses roughing benda kerja terasa panas maka celupkanlah kedalam
cairan pendingin.
Setelah itu meja penyangga kita setting menjadi 12 o dan 12o untuk
melakukan finishing.
Saat menggerinda harus hati hati agar tidak melebihi ketentuan yang
diberikan.
D. Cara-Cara Pengasahan
1. Pahat bubut kasar kanan
Jika pahat mengalami penumpulan, maka yang
harus dilakukan adalah menggerinda bagian sisi B.
b
agar
4.
Jika pahat skrap / bubut celah tumpul maka bagian yang harus diasah adalah bagian pada
bidang B