Anda di halaman 1dari 4

SKRINING PEERKEMBANGAN DENVER II

Perkembangan anak menggambarkan peningkatan fungsi individu, dan merupakan indicator


penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau
secara berkala. Bayi atau anak dengan risiko tinggi terjadinya penyimpangan perkembangan,
perlu mendapat prioritas, antara lain bayi premature, berat lahir rendah, riwayat asfiksia,
hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus, gemeli, dll.
Alat-alat:

Formulir Denver II
Benang
Kismis
Kerincingan dengan gagang yang kecil
Balok-balok berwarna luas 10 inci
Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci
Bel kecil
Bola tenis
Pensil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastic dengan gagang/pegangan
Kertas kosong

Deteksi dini penyipangan perkembangan anak umur < 6 th, berisi gugus tugas yang disusun
dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut:

Personal social (social personal)


Penyesuain diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan
Fine motor adaptive (motorik halus adaptif)
Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda kecil
Language (bahasa)
Mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa
Gross motor (motorik kasar)
Duduk, jalan, melompat, dan gerakan umum otot besar

LANGKAH PERSIAPAN

Persiapan tempat
Persiapan alat
Persiapan formulir

LANGKKAH PELAKSANAAN

Sapa orangtua / pengasuh dan anak dengan ramah

Enjelaskan kepada orangtua / pengasuh tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan


bahwa tes ini bukan untuk mengetahui IQ anak
Membuat komunikasi yang bai dengan anak
Menghitung uur anak dengan benar
Ditanyakan apakah anak lahir premature
Tanggal pemeriksaan ditulis diatas garis umur
Garis umur digambarkan dengan benar
Melakukan tugas perkembangan untuk setiap sector minimal 3 tugas di sebelah kiri garis
umur dan bila lulus diteruskan sampai menembus garis umur serta sebelah kanan sampai
anak gagal pada 3 tugas perkembangan. Beri skor penilaian dengan tepat.
Selama penilaian orangtua / pengasuh ditanyakan adanya perilaku yang khas pada anal

LANGKAH MENGAMBIL KESIMPULAN

Mengambil kesimpulan dengan benar


Menjelaskan hasil penilaian, mengucapkan terimakasih, dan salam perpisahan

Skor Penilaian
Skor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empat uji coba dekat tanda garis 50 %
P
: Pass/ lulus. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu / pengasuh anak memberi
laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya)
F
: Fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu / pengasuh anak
memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.
No
: No opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan ujicoba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada ujivoba dengan
tanda R
R
: Refusal/menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba. Penolakan dapat dijurangi
dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan, jika tidak menanyakan kepada anak
apakah dapat melakukannya.
Interpretasi Penilaian Individual

Lebih (advanced)
Bila seseorang anak lulus pada ujicoba yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan
perkembangan anak lebih pada ujicoba tersebut.
Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba di sebelah kanan garis umur
Caution/peringatan

Bila seorang anak gagal atau menolak ujicoba tugas yang berada di antara persentil 75
dan 90 garis umurnya
Delayeed/keterlambatan
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang terletak lengkap
ddisebelah kiri garis umur

Interpretasi Denver II
Normal

Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution
Lakukan ulangan pada control berikutnya

Suspek

Bila didapatkan >= 2 caution dan/atau >= 1 keterlambatan


Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat seperti rasa
takut, keadaan sakit, atau kelelahan

Tidak dapat diuji

Bila ada skor menolak pada >= 1 ujicoba terletak di sebelah kiri garis umur atau menolak
pada > 1 ujicoba yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%

Uji ulang dalam 1-2 minggu

Bila ulangan hasil pemeriksaan didapatkan suspe atau tidak dapat diuji, mka dipikirkan
untuk dirujuk (referral consideration)

Pudjiadi, AH et al. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta:
IDAI

Anda mungkin juga menyukai