Arduino
Arduino
Uno
Arduino a
dalah
pengendali
mikro
singleboard
yang
bersifat
opensource,
diturunkan
dari wiring
platform,
dirancang
untuk
memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardware berupa prosesor Atmel AVR
dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Arduino memiliki berbagai kelebihan
dibandingkan micro controller lain. Perangkat lunak Arduino IDE dipublikasikan sebagai Open Source,
tersedia bagi para pemrogram berpengalaman untuk pengembangan lebih lanjut. Bahasanya bisa
dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka-pustaka C++ yang berbasis pada Bahasa C untuk AVR.
Tidak perlu perangkat chip programmer karena didalamnya sudah ada bootloadder yang akan
menangani upload program dari komputer. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, Sehingga
pengguna laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya. Memiliki modul siap
pakai ( Shield ) yang bisa ditancapkan pada board arduino. Contohnya shield GPS, Ethernet,dll.
Arduino terdiri dari beberapa bagian, antara lain;
a. SOKET USB
Soket USB adalah soket kabel USB yang disambungkan kekomputer atau laptop untuk mengirimkan
program ke arduino dan juga sebagai port komunikasi serial.
b.INPUT/OUTPUT DIGITAL DAN INPUT ANALOG
Input/output digital atau digital pin adalah pin pin untuk menghubungkan arduino dengan komponen
atau rangkaian digital. Pada sistem ini, pin input akan dihubungunkan pada micro laser distance sensor
dan output akan dihubungkan pada piston dan motor conveyor. Apabila micro laser distance sensor
mendeteksi defect maka conveyor akan berhenti dan piston rejektor akan mendorong produk ke
tampungan produk reject. Apabila produk lolos maka konveyer akan berlanjut kepada piston showbox
dimana produk akan bertumpuk sampai 12 buah lalu didorong dengan piston ke dalam showbox yang
ditata secara horizontal sehingga produk berderet secara beraturan dan rapih. Siklus ini akan
berlangsung sampai setiap showbox terisi 24 biji produk.
c. CATU DAYA
pin pin catu daya adalah pin yang memberikan tegangan untuk komponen atau rangkaian yang
dihubungkan dengan arduino. Pada bagian catu daya ini pin Vin dan Reset. Vin digunakan untuk
memberikan tegangan langsung kepada arduino tanpa melalui tegangan pada USB atau adaptor,
sedangkan Reset adalah pin untuk memberikan sinyal reset melalui tombol atau rangkaian eksternal.
d. BATERAI/ADAPTOR
Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai arduino dengan tegangan dari baterai/adaptor
9V pada saat arduino sedang tidak disambungkan kekomputer. Jika arduino sedang disambungkan
kekomputer dengan USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB, Jika tidak perlu memasang
baterai/adaptor pada saat memprogram arduino.
Untuk spesifikasi teknis arduino yanglebih detail,dapat melihat tabel di bawah ini
Microcontroller
Operating Voltage
Input Voltage (recommended)
Input Voltage (limit)
Digital I/O Pins
PWM Digital I/O Pins
Analog Input Pins
DC Current per I/O Pin
DC Current for 3.3V Pin
Flash Memory
SRAM
EEPROM
Clock Speed
ATmega328P
5V
7-12V
6-20V
14 (of which 6
provide PWM
output)
6
6
20 mA
50 mA
32 KB
(ATmega328P)
of which 0.5 KB
used by
bootloader
2 KB
(ATmega328P)
1 KB
(ATmega328P)
16 MHz
LED_BUILTIN
Length
Width
Weight
13
68.6 mm
53.4 mm
25 g
Spesifikasi Arduino
Conveyor
Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling efisien untuk pemindahan gerry
chocolatos sekitar pabrik dengan panjang sesuai kebutuhan bergantung disain belt itu sendiri. Material
yang ditransport dapat berupa powder, granular atau lump dengan kapasitas lebih dari 2000 ton/jam,
hal ini berkembang seiring dengan kemajuan disain belt itu sendiri. Saat ini sudah dikembangkan belt
conveyor jenis long curve, yaitu belt dengan lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan radius
minimum 400 m. Keuntungan lainnya penggunaan belt adalah kemudahan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan temperatur di atas 200 C. Jenis belt dapat berupa textil karet ,
maupun besi. Jenis yang paling sesuai untuk sistem kelompok kami adalah karet yang harganya lebih
murah dan gaya gesek lebih tinggi sehingga pproduk tak mudah bergelincir dari konveyor. Lintasan
belt dapat direncanakan horizontal, inklinasi, kombinasi inklinasi dan horizontal. Sudut kemiringannya
bergantung koefisien gesek antara material yang diangkut. Dalam prakteknya sudut inklinasi berkisar
antara 7 10 lebih kecil dari sudut gesek material belt. Hal ini disebabkan ada penurunan belt (belt
sag) antara idler roller, sehingga inklinasi lebih besar dari inklinasi belt itu sendiri. Panjang conveyor
yang dibutuhkan untuk sistem ini sepanjang 3 meter, dengan jarak antar kedua piston 20 cm dengan
antisipasi delay reaksi piston atau error lainnya sehingga produk defect dan yang tidak terpisah dengan
jelas. Jarak antara piston rejektor dengan sensor dibuat seminimal mungkin, sehingga defect dapat
langsung dibuang.
Piston
Piston berfungsi sebagai pendorong produk ke showbox maupun kumpulan defect. Kedua
piston berupa stainless steel dan memiliki diamter berbeda. Piston rejector memiliki diamter
kecil karena hanya membuang produk secara satuan. Diameter piston kedua 18 cm (coba
cek lagi dengan diamter piston yg dipilih Riva Dian) berhubung diameter
chocolatos masing-masing 1.5 cm,satu deret showbox berisi 12 biji sehingga
butuh minimal diameter piston 18 cm agar satu deret dapat terdorong rapih ke
dalam show box.
1. Prinsip Kerja Triangulation Sensor
Triangulasi merupakan proses menentukan koordinat dan jarak sebuah titik
dengan mengukur sudut antara titik tersebut dan dua titik referensi lainnya yang
sudah diketahui posisi dan jarak antara keduanya. Dengan prinsip triangulasi,
teknologi pemindaian 3 dimensi dapat dilakukan untuk menentukan dimensi dan
geometri objek nyata. Metode ini dapat diterapkan untuk melakukan pengukuran
jarak objek yang akan diukur dengan lebih akurat.
Sinar laser diproyeksikan dari instrumen dan dipantulkan dari permukaan
objek yang diukur menuju lensa pengumpul berkas sinar. Lensa ini biasanya
diletakkan berdekatan dengan laser emitter. Lensa tersebut memfokuskan
bayangan titik pada detektor (CCD atau CMOS). Detektor tersebut memiliki
rentang pengukuran sudut yangt bervariasi dari 45 sampai 65 derajat pada pusat
rentang pengukuran. Kemudian posisi bayangan titik yang berbentuk pixel pada
detektor tersebut diolah untuk menentukan jarak menuju objek yang diukur.
Detektor tersebut mengintegrasikan sinar-sinar yang ditangkap, sehingga
semakin lama waktu paparan memungkinkan sensitivitas yang lebih tinggi untuk
refleksi lemah. Berkas sinar tersebut hanya dilihat dari satu sisi sehingga lokasi
nyata dari bayangan titik akan berubah seiring dengan perubahan jarak menuju
objek yang diukur.
Gambar 1. Prinsip
Kerja Triangulation
Sensor
2. Deskripsi
BagianBagian
Sensor
Triangulation sensor yang digunakan pada solusi yang kami ajukan adalah
Panasonic CMOS type Micro Laser Distance Sensor HG-C Series. Berdasarkan
datasheet sensor yang digunakan tersebut, berikut adalah bagian-bagian
sensornya dan fungsi-fungsi pengaturannya akan dibahas lebih lanjut di bagian
berikutnya.
Laser emission indicator: untuk menunjukkan adanya emisi laser dari sensor
Digital indicator: untuk menunjukkan output digital pengukuran oleh sensor
TEACH key: untuk mengatur titik referensi dan nilai ambang pengukuran oleh
sensor
UP key & DOWN key: untuk mengatur naik turunnya suatu nilai dalam
pengaturan sensor
Gambar 3.
Pengaturan
1-point
teaching
2-point
teaching
antara titik referensi 1 dan 2, dan 2 dan 3. Pengukuran ini juga berguna untuk
mendeteksi objek dengan jarak yang berbeda-beda.
Gambar 5.
Pengaturan 3point teaching
3.2.
Fungsi
Gambar 10. Hubungan antara pengaturan tampilan dan output tegangan analog
3.6.
3.9.
Gambar
11.
Beberapa
pengaturan
pada mode
PRO
Gambar
12. Prosedur
pengaturan
pada mode
PRO
dan warna
Pemasangan pada pengukuran objek yang berotasi
Gambar 16.
Pemasangan
sensor pada
pengukuran objek
yang berotasi
Gambar 17.
Pemasangan
sensor pada
pengukuran objek
yang berundak
Pemasangan
pada
Pemasangan
Gambar 19.
Pemasangan
sensor pada
dinding
Dafpus
https://www.arduino.cc/en/Main/Products diakses 19.00 14 November 2016
http://sinarputrajaya.com/index.php/2016/01/15/pengertian-belt-conveyor/ diakses 20.00 14 November
2016