Anda di halaman 1dari 25

FETAL IMAGING (ULTRASONOGRAFI)

1.0 PENDAHULUAN
Penggunaan modalitas ultrasonografi untuk pemeriksaan obstetrik pertama kali
dilakukan oleh Donald dkk (1958), hingga saat ini semakin berkembang dan sering dipakai
untuk tujuan pemeriksaan obstetrik ginekologik. Berdasarkan riset oleh NCHS (2002), pada
tahun 2001 sebanyak 67% ibu hamil di Amerika Serikat telah memanfaatkan ultrasonografi
untuk memeriksakan kandungannya.

(1)

Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah

teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk pencitraan
utama untuk evaluasi menyeluruh perut, termasuk organ-organ perut, rongga peritoneum, dan
retroperitoneum. Perannya termasuk skrining untuk penyakit, evaluasi dan tindak lanjut dari
kelainan yang dikenal, dan bimbingan biopsi, aspirasi, dan prosedur drainase kateter.
Pemeriksaan komprehensif umumnya meliputi penggunaan Doppler dan pencitraan aliran
warna, serta teknik khusus transvaginal atau transrectal AS untuk menunjukkan ekstensi
panggul penyakit. (2)
Penentuan usia kehamilan yang benar adalah salah satu aspek yang paling penting
dari perawatan prenatal. Membuat keputusan manajemen yang tepat untuk kondisi seperti
persalinan prematur, kehamilan lebih bulan, dan preeklampsia sangat bergantung pada
pengetahuan tentang usia kehamilan janin. Tanpa konfirmasi awal perkiraan tanggal
melahirkan (EDD), sangat sulit untuk mendiagnosa gangguan pertumbuhan janin. Skrining
biokimia untuk defek terbuka pada janin dan anomali kromosom juga membutuhkan waktu
yang akurat. Untuk alasan ini dan lainnya, telah menjadi rutinitas di negara-negara maju
untuk menawarkan setidaknya satu pemeriksaan USG pada semester pertama kehamilan
untuk menentukan usia kehamilan.(3)
Pemeriksaan skrining prenatal termasuk evaluasi berikut: (4)
Aktivitas jantung
Jumlah janin (dan korionisitas jika kehamilan ganda)
Usia janin / ukuran
Anatomi janin Dasar
Penampilan plasenta dan lokasi

2.0 CARA KERJA


Cara kerja USG adalah dengan memancarkan gelombang suara ke jaringan yang
hendak dicitrakan, lalu dipantulkan kembali oleh jaringan tersebut dan ditangkap oleh
transduser. Melalui transduser gelombang suara yang dipantulkan tadi akan dikonversi
menjadi energi listrik lalu ditayangkan di layar monitor.

(1)

Suara adalah gelombang

energi yang menyebabkan partikel kecil dalam media untuk berosilasi. Frekuensi suara
mengacu pada jumlah puncak atau gelombang yang melintasi titik tertentu per satuan
waktu dan dinyatakan dalam Hertz. Suara dengan frekuensi satu siklus atau satu puncak
per detik akan memiliki frekuensi 1 Hz. Ultrasound berlaku untuk gelombang suara
frekuensi tinggi melebihi 20.000 Hz. Instrumen USG diagnostik beroperasi dalam kisaran
yang lebih tinggi dari frekuensi, bervariasi dari 2-10000000 Hz, atau 2 sampai 10 MHz.
(1,3)

Setiap jenis jaringan memiliki kemampuan memantulkan gelombang berbedabeda. Jaringan padat seperti tulang, memantulkan gelombang dengan kecepatan tinggi
sehingga memberikan gambaran putih di layar. Sedangkan cairan atau jaringan lunak
hanya memantulkan lebih sedikit gelombang sehingga memberikan gambaran hitam di
layar. Gambar yang dihasilkan sangat cepat, dapat mencapai 40 frame/detik, sehingga
dapat menampilkan gambaran bergerak yang real-time. Ada dua

jenis USG:

transabdominal dan transvaginal. Kekuatan gelombang yang digunakan berkisar pada 35mHz (transabdominal), dan pada kehamilan awal dapat digunakan USG transvaginal 710 mHz (sumber lain menyebut 5-8 mHz). (1)

3.0 JENIS PEMERIKSAAN USG


a.

USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar
yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. USG 2D hanya menggunakan
dimensi panjang dan lebar. Janin akan tampak samar-samar seperti bayangan tapi
gerakannya terpantau pada layar monitor. Untuk pemeriksaan awal biasanya dokter
menggunakan USG 2D. Jika ditemukan kelainan janin barulah digunakan USG 3D atau
4D.

b.

USG 3 Dimensi
Teknologi ini menawarkan pencitraan unggul permukaan anatomi janin yang akan

diperoleh, berpotensi memungkinkan peningkatan visualisasi struktur yang dipilih seperti


wajah, telinga, dan ekstremitas. Untuk mendapatkan gambar struktur janin dalam tiga
dimensi, bagian tersebut harus dikelilingi oleh cairan amnionik karena pengumpulan dengan
struktur yang berdekatan akan mengaburkan gambar yang diambil. Bahkan dalam keadaan
yang ideal, pengolahan gambar dihasilkan jauh lebih lama daripada biasanya dikhususkan
untuk dua dimensi (2-D) scanning. Selanjutnya, ada keterbatasan pada resolusi gambar,
penyimpanan data, dan manipulasi. Untuk alasan ini, American Institute of Ultrasound in
Medicine (1999) merekomendasikan bahwa 3-D scanning dapat digunakan sebagai tambahan
untuk 2-D sonografi. Ada daya tarik yang jelas dari potret 3-D dari wajah janin, namun
penggunaan ini atau teknologi USG lain ketika tidak ada indikasi medis dianggap oleh
Institute dan oleh American College of Obstetricians dan Gynecologists (2004) menjadi tidak
pantas dan bertentangan dengan praktek medis. (3)

4.0 APLIKASI KLINIK


Mengenai keamanan dalam penggunaannya, USG hanya boleh digunakan bila
memenuhi indikasi. Prinsipnya adalah as low as reasonable achievable.Selama masih
dalam batas rentang gelombang yang diperbolehkan belum pernah dilaporkan adanya efek
samping pada jaringan mamalia yang terpapar USG (American Institute of Ultrasound in
Medicine, 1991). (1)
Penggunaan USG umumnya untuk dua tujuan utama: mengetahui usia kehamilan dan
mendeteksi abnormalitas. USG sudah dapat mendeteksi kehamilan dengan melihat yolk sac
pada minggu ke 4-5 gestasi. Penggunaan USG untuk menentukan usia kehamilan ternyata
lebih efektif daripada hanya berpatokan kepada tanggal menstruasi terakhir. Dengan bantuan
USG angka kelahiran postterm dapat dikurangkan.(1)
Dengan bantuan USG juga abnormalitas kehamilan dapat dideteksi lebih dini. Sekitar
35-50% abnormalitas dapat dideteksi lebih dini dengan spesifisitas mencapai 90-100%. (1)

4.1 INDIKASI (5,6)


Berikut ini diberikan contoh indikasi yang dikeluarkan oleh NIH (National Institute of
Health, USA) menentukan indikasi untuk dilakukan pemeriksaan USG obstetri ginekologi
sebagai berikut :
Tabel 1 : Indikasi untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi secara umum menurut
1

National Institute of Health, USA.


Menentukan usia gestasi secara lebih tepat pada kasus yang akan menjalani seksio

sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara elektif.


Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui menderita insufisiensi
uteroplasenta, misalnya pre-eklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik,
diabetes mellitus berat; atau menderita gangguan nutrisi sehingga dicurigai terjadi

3
4

pertumbuhan janin terhambat, atau makrosomia.


Perdarahan per vaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui.
Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya sulit

ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada trimester ketiga akhir.
Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang berbeda
frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi, dan atau ada

6
7

riwayat pemakaian obat-obat pemicu ovulasi.


Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal hari

8
9
10
11
12
13

pertama haid terakhir.


Teraba masa pada daerah pelvik.
Kecurigaan adanya mola hidatidosa.
Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage).
Suspek kehamilan ektopik.
Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia.
Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi intra uterin, tindakan

14
15
16
17
4.2

shunting, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan chorionic villi sampling (CVS).
Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin.
Kecurigaan adanya abnormalitas uterus.
Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Pemantauan perkembangan folikel.
PEMERIKSAAN PADA TRIMESTER PERTAMA
Beberapa indikasi untuk melakukan sonografi pada trimester pertama dapat dilihat

pada Tabel 2. Kehamilan dini dapat dievaluasi melalui transabdominal atau transvaginal
sonografi, atau keduanya. Semua komponen yang tercantum dalam Tabel 3 harus dinilai.
Seiring dengan perkembangan teknik baru, penelitian yang lebih besar memberi penekanan
4

pada deteksi di trimester pertama gangguan janin dan bahkan pengobatan. Dengan
pemindaian transabdominal, kantung kehamilan terlihat dalam rahim di usia kehamilan 6
minggu, dan gema janin dan aktivitas jantung pada usia kehamilan 7 minggu. Dengan
menggunakan pemindaian transvaginal, ini akan terlihat sekitar 1 minggu lebih awal. (1)
Tabel 2. Beberapa Indikasi untuk Pertama-Trimester USG Pemeriksaan
1
2
3
4
5
6
7
8

Konfirmasi kehamilan intrauterine


Evaluasi dicurigai kehamilan ektopik
Tentukan penyebab perdarahan vagina
Evaluasi nyeri panggul
Memperkirakan usia kehamilan
Mendiagnosa atau mengevaluasi kehamilan multiple
Konfirmasi aktivitas jantung
Membantu untuk chorionic villus sampling, transfer embrio, dan

lokalisasi dan penghapusan alat kontrasepsi


9
Evaluasi massa panggul ibu atau kelainan rahim
10
Evaluasi diduga penyakit trofoblas gestasional
Dari American Institute of Ultrasound Medicine di 2003, dengan izin.

Tabel 3. Komponen Standar USG Pemeriksaan Berdasarkan Trimester


Trimester Pertama
Trimester Kedua dan Ketiga
Gestational lokasi kantung
Identifikasi kantung embrio atau kuning

Jumlah janin
Presentasi

Ukur lilit kepala


Pergerakan jantung janin
Aktivitas jantung
Lokasi plasenta
Jumlah janin, termasuk jumlah amnions dan Volume cairan amniotic
chorions multipel bila memungkinkan

Penilaian usia gestasional

Evaluasi uterus, adneksa, dan cul-de-sac

Taksiran berat janin


Evaluasi untuk massa panggul ibu

Survei anatomi janin


Dimodifikasi dari American Institute of Ultrasound Medicine di 2003, dengan izin.
Sonografi awal diperlukan dalam mendiagnosis kelainan seperti kehamilan
anembrionik serta kematian embrio. Dengan pemeriksaan transvaginal, gerak jantung
biasanya diamati ketika embrio berukuran 5 mm. Kehamilan multifetal dapat diidentifikasi
pada trimester pertama, dan ini adalah waktu yang optimal untuk menentukan korionisitas.

Trimester pertama juga merupakan waktu terbaik untuk mengevaluasi uterus, struktur
adneksa, dan cul-de-sac.(1,3)
Antara 11 dan 14 minggu, translusensi nuchal janin dapat diukur secara akurat. Ini
adalah merupakan ketebalan maksimum daerah translusen subkutan antara kulit dan jaringan
lunak yang menutupi tulang belakang janin pada potongan sagital. Pengukuran translusen
nuchal digambarkan oleh Nicolaides dan rekan (1992), dan telah digunakan secara luas,
sering bersama dengan penanda serum ibu, dalam mendeteksi aneuploidi. Apabila kriteria
tertentu terpenuhi, American College of Obstetricians dan Gynecologists (2004b) telah
menyimpulkan bahwa skrining trimester pertama merupakan pilihan yang dapat diterima
untuk mendeteksi trisomi 18 dan 21. (1,3)

Gambar 1: Translusensi Nuchal


4.3 PEMERIKSAAN PADA TRIMESTER KEDUA DAN KETIGA
Beberapa indikasi untuk sonografi yang dilakukan pada trimester kedua dan ketiga tercantum
dalam Tabel 4. Pemeriksaan ini dapat dikategorikan sebagai standar, terbatas, atau khusus.
Syarat menunjukkan struktur yang

dievaluasi dan sejauh mana, dan juga menjelaskan

struktur yang tidak dievaluasi.

Tabel 4. Beberapa Indikasi untuk Pemeriksaan USG Trimester kedua atau ketiga
1
Estimasi usia kehamilan
2
Evaluasi pertumbuhan janin
3
Perdarahan vagina
4
Nyeri perut atau panggul
6

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Serviks tidak kompeten


Penentuan presentasi janin
Diduga kehamilan ganda
Tambahan pemeriksaan untuk amniocentesis
Ukuran uterus yang signifikan atau perbedaan tanggal taksiran secara klinis
Massa panggul
Diduga kehamilan mola
Tambahan untuk cerclage serviks
Diduga kehamilan ektopik
Diduga kematian janin
Diduga kelainan rahim
Evaluasi kesejahteraan janin
Dicurigai hidramnion atau oligohidramnion
Diduga solusio plasenta
Tambahan untuk versi cephalic eksternal
Penanda biokimia yang abnormal
Prematur - membran prematur pecah atau persalinan premature
Tindak lanjut pengamatan untuk identifikasi anomali janin
Tindak lanjut evaluasi lokasi plasenta untuk tersangka plasenta previa
Sejarah anomali kongenital sebelumnya
Evaluasi serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda
Evaluasi kondisi janin perawatan prenatal terlambat

Diadaptasi dari National Institutes of Health, 1984, oleh American Institute of Ultrasound Medicine
di 2003, dengan izin.

Tabel 3 berisi daftar komponen standar yang juga disebut pemeriksaan USG kandungan
dasar. Pemeriksaan standar harus dilakukan atau ditinjau oleh ahli sonologi yang terlatih. Ini
termasuk survei anatomi janin, komponennya tercantum pada Tabel 5. Ketika kehamilan
ganda yang dicitrakan, dokumentasi tambahan termasuk jumlah dari chorions dan amnions,
perbandingan ukuran janin, perkiraan volume cairan amnionik di setiap kantung, dan
deskripsi alat kelamin janin jika tervisualisasi. Jika survei lengkap anatomi janin tidak dapat
diperoleh-misalnya, karena oligohidramnion, posisi janin, atau ibu obesitas perlu dicatat. (1)
Tabel 5. Elemen penting dari Standar Pemeriksaan Anatomi Janin
1
Kepala dan Leher
a.
Serebellum
b.
Pleksus koroid
c.
Cisterna magna
d.
Ventrikel serebral lateral
e.
Garis tengah falx
f.
Cavum septi pellucidi
2.
Dada
a.
Pandangan empat bilik jantung
b.
Evaluasi kedua saluran keluar jika secara teknis normal
7

3.

Abdomen
Perut-Keberadaan, ukuran, dan lokasi
Ginjal
Kandung kemih
Penyisipan tali pusat ke dalam abdomen janin
Saluran darah tali pusat
4.
Tulang belakang
a.
Servikal, thoraksik, lumbar, sakral
5.
Ekstremitas
c.
Kaki dan tangan-keberadaan
6.
Jenis kelamin
a.
Indikasi untuk kehamilan berisiko rendah hanya untuk evaluasi kehamilan ganda
Dari American Institute of Ultrasound Medicine di 2003, dengan izin. .
a.
b.
c.
d.
e.

4.4 PENGUKURAN JANIN


Berbagai formula dan nomogram memungkinkan penilaian yang akurat dari usia
kehamilan dan menggambarkan pertumbuhan normal struktur janin. Peralatan modern berisi
perangkat lunak yang menyediakan usia kehamilan diperkirakan dari pengukuran panjang
crown-rump pada trimester pertama. Hal ini juga memperkirakan kedua usia kehamilan dan
berat janin pada trimester kedua dan ketiga menggunakan pengukuran diameter biparietal,
lingkar kepala, lingkar perut, dan panjang femur. Perkiraan biasanya paling akurat ketika
beberapa parameter yang digunakan dan ketika nomogram dari janin dari latar belakang etnis
atau ras yang sama yang tinggal di daerah yang sama. Nomogram tersedia untuk struktur
janin lain yang dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik tentang kelainan
sistem organ atau sindrom. Contohnya termasuk panjang telinga janin, ginjal, otak, tulang
panjang dan kaki, dan interocular dan jarak teropong. (1,3,4,7)

Gambar 2: Panjang crown-rump

Gambar 3: Biparietal diameter (BPD) and lingkar kepala (HC).

Untuk menentukan usia kehamilan pada trimester pertama, panjang crown-rump yang
paling akurat. Gambar harus diperoleh dalam bidang sagital dan tidak termasuk yolk sac atau
anggota tubuh yang memiliki variasi hanya 3 sampai 5 hari. Antara 14 dan 26 minggu,
diameter biparietal (BPD) biasanya parameter yang paling akurat, dengan variasi 7 sampai 10
hari. Dengan konvensi, BPD diukur dari tepi luar tengkorak proksimal ke tepi bagian dalam
tengkorak distal, pada tingkat thalami dan cavum septi pellucidi. Lingkar kepala (HC) juga
9

diukur. Jika bentuk kepala diratakan (dolichocephaly) atau bulat (brachycephaly),


pengukuran ini lebih dapat diandalkan dibandingkan BPD. Panjang femur (FL) berkorelasi
baik dengan kedua BPD dan usia kehamilan. Femur diukur dengan balok tegak lurus terhadap
sumbu panjang poros, tidak termasuk epiphysis, dan memiliki variasi 7 sampai 11 hari pada
trimester kedua. Lingkar perut (AC) adalah parameter dengan variasi terluas dari 2 sampai 3
minggu. Hal ini karena pengukuran AC melibatkan jaringan lunak daripada tulang dan juga
parameter yang paling terpengaruh oleh pertumbuhan janin. AC diukur pada garis kulit pada
pandangan melintang janin pada tingkat perut janin dan vena umbilikalis. (1,3,4,7)

Gambar 4: Lingkar perut; abdominal circumference. (AC)

Gambar 5: Panjang femur. (FL)

10

Variabilitas estimasi usia kehamilan meningkat seiring kemajuan kehamilan. Pada


trimester ketiga, semua pengukuran individu menjadi kurang akurat. Perkiraan ditingkatkan
dengan mengambil rata-rata dari-parameter BPD berbagai, HC, AC, dan FL. Juga, setiap
pengukuran harus dinilai secara individual; jika salah satu pengukuran secara signifikan
berbeda dari yang lain, dapat dikecualikan dari perhitungan. Pengukuran luar dapat
mengakibatkan kurang visibilitas, atau bisa menunjukkan kelainan pertumbuhan janin. Jika
trimester ketiga pengukuran ultrasound harus digunakan untuk menentukan usia kehamilan,
akurasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pemeriksaan serial dan mendokumentasikan
pertumbuhan janin dengan interval normal.
4.5 CAIRAN AMNIONIK (1,3,4,7,8,10)
Penentuan jumlah cairan amnionik merupakan metode penting penilaian janin. Ketika
volume dinilai secara subyektif, oligohidramnion dipandang sebagai crowding janin yang
jelas dan tidak adanya kantong yang secara signifikan berisi cairan. Sebaliknya, hidramnion
jelas merupakan kelebihan cairan.
Beberapa skema pengukuran yang objektif telah digunakan untuk mengevaluasi
volume cairan amnionik. Yang paling banyak digunakan adalah indeks cairan amnionik
(AFI), yang dihitung dengan menambahkan kedalaman dalam sentimeter(cm) dari saku
vertikal terbesar di masing-masing empat kuadran pada rahim yang sama. Rentang referensi
telah ditetapkan dari 16 minggu dan seterusnya dan di sebagian besar kehamilan normal AFI
berkisar antara 8 dan 24 cm. Cara lain adalah dengan mengukur saku vertikal terbesar cairan
amnionik. Rentang normal adalah 2 sampai 8 cm; nilai di bawah 2 cm menandakan
oligohidramnion, sedangkan yang lebih dari 8 cm mendefinisikan polihidramnion. Metode
yang terakhir ini umumnya digunakan untuk kehamilan kembar.

4.6 TAMPILAN GAMBAR


Tampilan gambar pada layar monitor dapat berupa amplitudo (A), brightness (B),
time-motion (TM), dan Doppler. Tampilan Amplitudo saat ini sudah tidak dipergunakan lagi
dalam bidang obstetri ginekologi. Tampilan brightness saat ini sudah merupakan gambaran
yang nyata (realtime), artinya yang kita lihat adalah yang juga sedang diperiksa, misalnya
pada waktu janin bergerak, maka pada saat yang sama kita juga dapat melihat pada layer
monitor bayi yang sedang bergerak. (5)

11

Gambar 6. Tampilan B-mode pada layar

Gambar 7. Tampilan M-mode pada denyut

monitor.

jantung janin

Pada pemeriksaan time-motion atau lebih sering disebut M-mode dapat dilihat suatu
grafik pergerakan yang berhubungan dengan keteraturan dan satuan waktu, misalnya dari
pergerakan katup jantung dapat diukur berapa frekuensi denyut jantung janin dalam satu
menit dan dapat dilihat apakah teratur atau tidak (Gambar 7). Selain itu, dapat juga diukur
ketebalan dinding jantung janin, serta patologi yang ada pada jantung dan daerah sekitarnya.
Tampilan Doppler memungkinkan kita melihat denyut pembuluh darah, arah aliran darah
(memakai Doppler berwarna) dan melakukan penghitungan kecepatan aliran darah (velositas)
dalam pembuluh darah. (5,9)
Semakin tinggi frekuensi gelombang suara, maka semakin pendek gelombang suara
yang dipergunakan, sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas dan rinci (memiliki resolusi
tinggi). Kebalikannya bila semakin tinggi frekuensi yang dipergunakan, maka kedalaman
penetrasi gelombang suara semakin rendah (dangkal), artinya untuk pemeriksaan organ
superfisial atau yang dekat dengan transduser lebih baik memakai frekuensi tinggi (> 5
MHz), misalnya USG transvaginal atau payudara. (5)
Ketajaman gambar juga dipengaruhi oleh fokus. Fokus dapat diatur melalui mesin
USG oleh operator, fokus ditempatkan pada daerah yang akan diamati. Khusus untuk
pemeriksaan jantung janin hanya dipergunakan satu fokus saja, sedangkan untuk organ
lainnya cukup dua. Ketajaman gambar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu frekuensi,
fokus, resolusi aksial, resolusi lateral, artefak, dan resolusi near-field / far-field dan jumlah
fokus. Semakin banyak fokus yang dipergunakan, semakin banyak energi yang dipakai,
sehingga gambar USG semakin tidak tegas gambarannya. Pada Gambar 6 dapat dilihat
penempatan fokus yang salah (Gambar A) dan benar (Gambar B). Ketajaman gambar akan
sangat berbeda dan hal ini akan mempengaruhi ketepatan hasil diagnostik sonografisnya.(3,5)
12

Gambar 6. Pada gambar (A) letak fokus dibawah dari obyek yang akan dinilai dan pada
gambar (B) letak kedua fokus tepat pada obyek yang akan dinilai
Resolusi aksial dan lateral mempengaruhi ketajaman gambar. Resolusi aksial adalah
kemampuan untuk membedakan dua titik pada daerah yang tegak lurus dengan transduser.
Resolusi lateral adalah kemampuan untuk membedakan dua titik pada daerah horizontal
(lateral) terhadap transduser. Selain itu, ketajaman gambar juga dapat dipengaruhi oleh
adanya artefak.(5)
5.0 TEKNIK PEMERIKSAAN(5)
Pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi dapat dilakukan melalui cara :
1. Transabdominal
2. Transvaginal,
3. Transperineal / translabial,
4. Transrektal, atau
5. Pemeriksaan USG invasif
1. Pemeriksaan USG transabdominal
Sebelum memulai pemeriksaan perhatikan pengaturan pemindaian, pada layar monitor akan
tampak gambaran tampilan USG transabdominal. Tentukan posisi kanan transduser kemudian
samakan dengan posisi kanan pasien dan kanan layar monitor.

13

Gambar 7 . Petunjuk arah pada transduser transabdominal pada posisi transversal dan
longitudinal

Gambar 8. Jeli USG diletakkan pada sisi kanan transduser dan pada layar monitor gambaran
jeli tersebut tampak sebagai daerah ekogenik yaitu di sisi kanan layar monitor

14

Gambar 9. Penempatan jeli pada transduser dan tampilannya pada layar monitor

Gambar 10. Tampilan gambar pada posisi transduser antero-posterior. Sisi kanan transduser
diletakkan di bagian atas abdomen dan tampilan pada layar monitor pada sisi kanan.
Setelah pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan batas bawah
setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan batas lateral sampai tepi
abdomen (Gambar 11). Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas
untuk melindungi pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Letakkan jelly
secukupnya pada kulit perut, kemudian lakukan pemeriksaan secara sistematis (Gambar 12).

15

Gambar 11. Abdomen pasien bagian atas, kiri, kanan, dan bawah diberi pelindung kertas
tissue
Pertama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke bawah, selanjutnya horizontal
ke kiri dan ke kanan. Penjejak digerakkan dari bawah ke atas, dimulai dari garis tengah perut
(panah nomor 1), kemudian setelah sampai daerah perut atas transduser digeser ke sisi kanan
kemudian digerakkan ke bawah (panah nomor 2), selanjutnya transduser digeser kesisi kiri
abdomen dan digerakkan kembali ke arah atas (panah nomor 3). Selanjutnya gerakan
transduser dilakukan kearah lateral kanan secara horizontal dan sistematis (panah nomor 4),
kemudian dari kanan ke arah kiri (panah nomor 5) dan terakhir dari kiri bawah ke arah kanan
(panah nomor 6).

Gambar 12. Arah gerakan transduser pada pemeriksaan USG transabdominal. Secara garis
besar, ada empat gerakan dasar transduser pada pemeriksaan USG transabdominal, yaitu
bergeser (sliding), berputar (rotating), membentuk sudut (angling), dan ditekan (dipping).

16

Gambar 13. Gerakan dasar USG transabdominalis : menggeser transduser dari sisi kanan ke
kiri

Gambar 14. Gerakan dasar USG transabdominalis : memutar transduser dari sisi kanan ke kiri

Gambar 15. Gerakan dasar USG transabdominalis : membentuk sudut transduser dari sisi
kanan ke kiri

17

Gambar 16. Gerakan dasar USG transabdominalis : menekan transduser dari sisi kanan ke kiri
Pada gambar 17 ditampilkan contoh pengukuran uterus pada pemeriksaan USG
transabdominal, perhatikan kandung kemih yang cukup terisi sehingga batas anterior dan
superior uterus tampak jelas. Pengukuran dilakukan dari batas luar uterus pada penampang
longitudinal dan anteroposterior. Pemeriksa jangan terlalu menekan transduser karena hal
tersebut membuat pasien tidak nyaman (timbul rasa ingin berkemih), dan juga akan
menimbulkan distorsi uterus sehingga pengukurannya menjadi salah.

Gambar 17. Cara mengukur jarak longitudinal dan antero-posterior uterus. ( KK : kandung
kencing, S : serviks, K : korpus, F : fundus)

18

Gambar 18. Posisi transduser pada dinding abdomen pasien (body-mark) yang digambarkan
pada hasil cetakan (print-out).
Pada pemeriksaan USG sebaiknya dicantumkan posisi transduser terhadap tubuh ibu atau
organ kandungan (body-mark), lihat gambar 18. Pada gambar 18 sisi kiri menunjukkan
gambaran massa yang terletak di abdomen bagian bawah tengah pada potongan longitudinal.
Pada gambar sisi kanan, gambaran massa yang sama, tetapi pada potongan transversal. Sisi
kanan transduser tampak pada sisi kanan layar monitor (Gambar 19), sisi atas transduser
tampak pada sisi kanan layar monitor (Gambar 20).

Gambar 19. Janin presentasi kepala dengan posisi transduser transversal atau horizontal dan
tampilan kepala janin pada layar monitor

19

Gambar 20. Posisi transduser pada janin presentasi kepala. Transduser dalam posisi
anteroposterior dan tampilan pada layar monitor pada janin dengan presentasi kepala.
2. Pemeriksaan USG Transvaginal
Pemeriksaan USG transvaginal berbeda dengan transabdominal, perlu penyesuaian
mesin dan operator, terutama pengenalan organ genitalia interna dan kehamilan trimester
pertama, serta terbatasnya ruang untuk melakukan gerak transduser. USG transvaginal
memberikan informasi yang lebih akurat dan rinci dari organ atau jeringan di rongga pelvis
dibandingan periksa dalam dan USG transabdominal (5)

Gambar 21. Transduser transvaginal

20

Gambar 22 . Petunjuk arah antero-posterior pada transduser transvaginal. Sebaiknya pasien


ditempatkan pada meja ginekologi agar pemeriksaan lebih baik (pergerakan transduser lebih
leluasa) dan pasien lebih nyaman. (5)
Letakkan sedikit jelly pada permukaan transduser. Pasangkan kondom baru pada
transduser (perlihatkan pada pasien), kemudian letakkan jelly secukupnya pada permukaan
kondom dan selanjutnya masukkan transduser ke dalam vagina secara perlahan-lahan dan
gentle sesuai dengan sumbu vagina. Jangan melakukan penekanan tiba-tiba dan keras
karena dapat membuat pasien kesakitan atau merasa tidak nyaman. Pemeriksaan USG
transvaginal lebih sulit dibandingkan transabdominal, sehingga pendekatan yang dipakai
adalah orientasi terhadap letak dan posisi normal organ genitalia (organ oriented). Gerakan
dasar transduser vaginal adalah maju-mundur (sliding), berputar (rotating), dan bergeser ke
kiri atau kanan (panning).

Gambar 23. Gerakan dasar transduser pada pemeriksaan USG transvaginal


21

3. Pemeriksaan USG Transperineal atau Translabial


Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya seorang nona atau
seorang wanita yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal atau transrektal.
Dianjurkan kandung kencing pasien cukup terisi, hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan
sebagai petujuk anatomis. Penjejak dilapisi kondom dan diberi jeli, kemudian diletakkan di
daerah perineum, penjejak digerakkan ke atas dan ke bawah untuk mencari gambaran organ
genitalia. Cara ini memang tidak dapat memberikan gambaran organ genitalia sebaik
pemeriksaan USG transvaginal atau transrektal. (5)
4. Pemeriksaan USG Transrektal
Pemeriksaan USG transrektal hampir sama dengan pemeriksaan transvaginal.
Perbedaannya terletak pada bantuk dan ukuran diameter penjejak dan posisi pemeriksaan
yang kurang lazim bagi wanita Indonesia. Setelah pasien dalam posisi lithotomi atau posisi
tidur dengan kaki ditekuk dan bagian pantat diganjal dengan bantal khusus, transduser yang
telah dibungkus dua lapis kondom dan dibubuhi jelly dimasukkan secara perlahan-lahan ke
dalam rektum. (5)
Lakukan identifikasi uterus sebagai petunjuk organ genitalia interna, setelah itu
identifikasi vesika urinaria kemudian evaluasi seluruh organ genitalia interna dan rongga
pelvik. Manipulasi atau pergerakan transduser per rektal sangat terbatas dan sering
menimbulkan rasa tidak nyaman. Jelaskan secara seksama sebelum melakukan pemeriksaan
USG transrektal. Setelah selesai pemeriksaan, lepaskan kondom secara hati-hati, kemudian
lakukan dekontaminasi kondom dengan larutan klorin 0,5%.(5)
5. Pemeriksaan USG Invasif
USG dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa dan atau untuk tindakan terapeutik,
misalnya biopsi villi khoriales, amniosintesis, kordosintesis, ovum pick-up (OPU), atau
transfusi intra uterin (Gambar 24 dan 25). Setelah dilakukan penjelasan dan pasien
memberikan persetujuan tertulis, dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk menilai
kondisi kehamilan atau genitalia interna.
Pada umumnya hanya diperlukan anestesi lokal untuk memasukkan jarum punksi,
tetapi dapat juga dengan anestesi umum pada tindakan OPU. Teknik yang dipakai bisa secara
free-hand atau dipandu USG melalui marker pungsi yang ada pada transduser.

22

Gambar 24. Amniosentesis

Gambar 25. Kordosentesis : jarum spinal ditusukkan dengan teknik free-hand dan operator
memantau pada layar monitor

23

6.0 KESIMPULAN
Ultrasonografi telah menjadi alat penting untuk dokter kandungan-dokter kandungan
di manajemen modern kehamilan. Salah satu kegunaan terbaik USG dalam penaksiran usia
kehamilan.Pemeriksaan kandungan menyeluruh harus mencakup evaluasi serviks, struktur
adneksa, plasenta, dan cairan amnion di samping janin. USG berguna untuk mendeteksi bukti
janin struktural dan kromosom anomali, kelainan pertumbuhan, dan kesejahteraan serta bukti
persalinan prematur, dan banyak kegunaan lain. Sementara banyak informasi dapat diperoleh
tentang kehamilan dari pemeriksaan sonografi, USG hanyalah alat tambahan pada perawatan
pasien dan janinnya. Penyedia layanan harus selalu mencari korelasi klinis dan melakukan
penilaian klinis yang tepat.

24

7.0 DAFTAR PUSTAKA


1. Cunningham et al.William Obstetrics, 24th Ed.In : Section 5: The Fetal Patient : Chapter
10, Fetal Imaging ,24th Ed.: The McGraw-Hill Companies; 2014.pg197-237
2. Brant, William E.; Helms, Clyde A.. Fundamentals of Diagnostic Radiology. 3rd ed.
e.g. England. Lippincott Williams & Wilkins; 2007
3. Frank A. Chervenak Steven G. Gabbe . Obstetric Ultrasound: Assessment of Fetal Growth
and Anatomy . In section 2 : Chapter 10: Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 4th
ed.England : Churchill Livingstone, Inc.; 2002.
(4) L. J. SALOMON, Z. ALFIREVIC, V. BERGHELLA, C. BILARDO, E. HERNANDEZANDRADE, S. L. JOHNSEN, K. KALACHE, K.-Y. LEUNG, G. MALINGER, H. MUNOZ,
F. PREFUMO, A. TOI and W. LEE . Practice guidelines for performance of the routine midtrimester fetal ultrasound scan.Ultrasound Obstet Gynecol.2010;1002(8831):
(5) Judi Januadi Endjun. Persiapan dan Teknik Pemeriksaan USG Obstetri dan Ginekologi
Dasar. Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSPAD Gatot Soebroto / FK UPN Veteran Jakarta .2008;():
(6) Gibbs, Ronald S.; Karlan, Beth Y.; Haney, Arthur F.; Nygaard, Ingrid E. Ultrasound in
Obstetrics (7). In: (eds.)Danforth\'s Obstetrics and Gynecology. 10th ed. : Lippincott
Williams & Wilkins; 2008. pChapter 9
7. Galan H., Goetzl L., Landon M.,,Jauniax ERM., . Ultrasound for Pregnancy Dating,
Growth, and the Diagnosis of Fetal Malformations . In: Section 2 : Chapter 9 : Gabbe:
Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 5th ed.. England: Churchill Livingstone, Inc.;
2007. pChapter 9
(8) Evans, Arthur T.. Fetal Assessment : Obstetric Ultrasound. In: Section IV : Chapter 31,
Alfred Z. Abuhamad (eds.)Manual of Obstetrics. 7th ed. : Lippincott Williams & Wilkins;
2007. p 563 9. L. J. SALOMON, Z. ALFIREVIC, V. BERGHELLA, C. BILARDO, E. HERNANDEZANDRADE, S. L. JOHNSEN, K. KALACHE, K.-Y. LEUNG, G. MALINGER, H. MUNOZ,
F. PREFUMO, A. TOI and W. LEE . Sonographic screening examination of the fetal
heart.Ultrasound Obstet Gynecol.2010;1002(8834):
10. Cunningham et al.William Obstetrics, 24th Ed.In : Section 5: The Fetal Patient : Chapter
10, Fetal Imaging ,24th Ed.: The McGraw-Hill Companies; 2014.pg197-237

25

Anda mungkin juga menyukai