PROCEEDING BOOK
BUKU SIMPOSIUM
Buku Prosiding
9 - 10 Februari 2023
EDITOR
Hartanto Bayuaji
Kemala Isnainiasih Mantilidewi
Windi Nurdiawan
Adhi Pribadi
Amillia Siddiq
DITERBITKAN OLEH
Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RSUP dr. Hasan Sadikin
Jl. Pasteur no. 39 Bandung
Telp: 62 22 203 2530
© 2023
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas perkenan-
Nya buku prosiding ini dapat diselesaikan. Bandung Consensus and Controversies in
Obstetrics and Gynecology (BCCOG) merupakan pertemuan ilmiah berskala nasional
yang diharapkan mampu menyajikan berbagai telaah ilmu terkini dalam hal-hal yang
masih bersifat kontroversial. Demikian pula pertemuan ilmiah ini juga menjadi sarana
penyampaian berbagai konsensus nasional serta panduan-panduan terbaru dari berbagai
organisasi internasional. Pada tahun 2023 ini diselenggarakan simposium BCCOG kelima
yang juga diharapkan menjadi momen kembalinya suasana ilmiah pasca-pandemi saat
ini. Mudah-mudahan penyajian prosiding BCCOG 2023 ini dapat menjadi sumbangan
ilmu yang bermanfaat bagi para Sejawat sekalian, serta berbagai pihak lain yang terkait.
Kami sadar bahwa penyusunan prosiding ini masih jauh dari sempurna, dan karenanya segala
masukan dari para Sejawat sekalian tentu akan sangat bermanfaat bagi kemajuan kita bersama.
Salam Sejawat,
Tim Editor
iv
v
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Ketua Panitia BCCOG 2023
Dr. Gatot N. A. Winarno, dr.,
Sp.OG, Subsp.Onk., M.Kes
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera
Pada kesempatan yang berbahagia ini kami menyambut baik terbitnya Acara “Bandung Controversies
& Consensus in Obstetrics Gynecology (BCCOG) 2023” sebagai suatu acara yang selalu dinanti-
nanti oleh rekan Sejawat dokter obstetri dan ginekologi.
Acara ini kami harapkan dapat menjadi sumbangsih khusus dari Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung/ FK Universitas Padjadjaran bagi rekan sejawat seluruh Indonesia
dalam berpraktik sehari-hari yang sesuai dengan panduan terkini sekaligus menjawab pertanyaan-
pertanyaan kontroversial dalam bekerja sehari-hari.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
vi
vi
vii
KONTRIBUTOR
Prof. Dr. dr. Djamhoer Martaadisoebrata, Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG,
Sp.OG, Subsp.Obginsos, MSPH Subsp.F.E.R, M.Kes.
Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi
Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
Prof. Dr. dr. Johanes Cornelius Mose, Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat,
Sp.OG, Subsp.K.Fm. Sp.OG, Subsp.Onk.
Divisi Kedokteran Fetomaternal Departemen/ Divisi Onkologi Departemen/KSM Obstetri
KSM Obstetri dan Ginekologi dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
Dr. dr. Udin Sabarudin, SpOG, Dr. dr. Setyorini Irianti, Sp.OG,
Subsp.K.Fm., MM, MH.Kes. Subsp.K.Fm.
Divisi Kedokteran Fetomaternal Departemen/ Divisi Kedokteran Fetomaternal Departemen/
KSM Obstetri dan Ginekologi KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
KONTRIBUTOR
Dr. dr. Supriadi Gandamihardja, Sp.OG, dr. Ali Budi Harsono, Sp.OG,
Subsp.Onk. Subsp.Onk.
Divisi Onkologi Departemen/KSM Obstetri Divisi Onkologi Departemen/KSM Obstetri
dan Ginekologi dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
dr. Eppy Darmadi Achmad, Sp.OG, Dr. dr. Hartanto Bayuaji, Sp.O.G,
Subsp.Urogin Re., M.Kes Subsp.F.E.R.
Divisi Uroginekologi & Rekonstruksi Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi
Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
Dr. dr. R. M. Sonny Sasotya, Sp.OG, Dr. dr. Muhammad Alamsyah Aziz,
Subsp.Urogin Re. Sp.OG, Subsp.K.Fm., KIC, M.Kes
Divisi Uroginekologi & Rekonstruksi Divisi Kedokteran Fetomaternal Departemen/
Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
viii
ix
KONTRIBUTOR
Dr. dr. Gatot N. A. Winarno, Sp.OG, Dr. dr. Akhmad Yogi Pramatirta, Sp.OG,
Subsp.Onk., M.Kes Subsp.K.Fm., M.Kes
Divisi Onkologi Departemen/KSM Obstetri Divisi Kedokteran Fetomaternal Departemen/
dan Ginekologi KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
Dr. dr. M. Rizkar Arev Sukarsa, Sp.OG, Dr. dr. Hanom Husni Syam, Sp.OG,
Subsp.Urogin Re. Subsp.F.E.R., M.Kes
Divisi Uroginekologi & Rekonstruksi Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi
Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
Dr. dr. Anita Rachmawati, Sp.OG, dr. Dini Pusianawati, Sp.OG, Subsp.
Subsp.F.E.R. Obginsos.
Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial
Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
Dr. dr. Adhi Pribadi, Sp.OG, Dr. dr. Zulvayanti, Sp.OG, Subsp.
Subsp.K.Fm. Obginsos., M.Kes
Divisi Kedokteran Fetomaternal Departemen/ Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial
KSM Obstetri dan Ginekologi Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia Barat, Indonesia
KONTRIBUTOR
x
xi
DAFTAR ISI
Manajemen Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan
Mochamad Rizkar Arev Sukarsa 1
Adhi Pribadi 24
xii
1
Manajemen Infeksi
Saluran Kemih pada
Mochamad Rizkar
Arev Sukarsa Kehamilan
Divisi Uroginekologi- ABSTRAK
Rekonstruksi Departemen/
KSM Obstetri dan yang terjadi pada saluran kemih bagian atas yaitu ginjal
Ginekologi hingga ureter, maupun bagian bawah yaitu kandung kemih
-
hingga uretra. ISK sering ditemui pada ibu hamil. Terdapat
Fakultas Kedokteran
tiga jenis ISK pada kehamilan yang sering ditemui seperti
Universitas Padjajaran/
asimtomatik bakteriuria, sistitis akut, dan pielonefritis. Terapi
Rumah Sakit Hasan
Sadikin, Bandung, Jawa pada masa kehamilan perlu mendapat perhatian khusus, agar
Barat, Indonesia pemilihan antibiotiknya tidak mengganggu masa kehamilan.
Asimtomatik bakteriuria dan sistitis akut pada masa
kehamilan dapat diberikan fosfomisin trometamol 3 gr dosis
tunggal. Namun pada keadaan sistitis akut perlu diberikan
terapi hidrasi oral terlebih dahulu, diharapkan keadaan
infeksi dapat membaik dengan meningkatnya produksi urin.
Pada keadaan pielonefritis dapat diberikan terapi seftriakson
1 gram dalam 24 jam. Ibu hamil dengan ISK lebih cenderung
mengalami persalinan prematur. Namun, manajemen yang
memadai dapat meminimalkan komplikasi pasien tidak menunjukkan gejala infeksi
lain seperti pielonefritis dan hasil perinatal saluran kemih (ISK). ASB umum terjadi
yang kurang baik. selama kehamilan. Berkurangnya imunitas
pada wanita hamil mendorong pertumbuhan
IINFEKSI SALURAN KEMIH PADA mikroorganisme komensal dan non-
KEHAMILAN
komensal.5,6
2
3
bakteriuria asimtomatik tidak diobati pada memadai, meskipun hanya ada kemungkinan
kehamilan, kemungkinan untuk terjadinya 80% wanita tersebut memiliki ASB. Karena
ISK adalah sekitar 25%. Karena tingginya kinerja tes skrining urin rapid pada kehamilan
tingkat dan potensi ASB yang berkomplikasi, burang baik, kultur kuantitatif tetap menjadi
disarankan agar semua wanita hamil gold standard untuk diagnosis.9
diskrining untuk ASB pada antenatalcare
TATALAKSANA
pertama yang biasanya dilakukan dengan
ASB dapat diobati dengan terapi antibiotik.
kultur urin. Pengobatan ASB menurunkan
Pilihan antibiotik dapat disesuaikan
tingkat infeksi klinis menjadi 3% sampai
berdasarkan sensitivitas organisme bila
4%.3,8
tersedia dari hasil kultur urin. Antibiotik yang
Tingkat ASB pada wanita yang tidak hamil
umum digunakan termasuk amoksisilin,
adalah 5% sampai 6% yang sebanding
ampisilin, sefalosporin, nitrofurantoin,
dengan tingkat yang diperkirakan pada
dan trimetoprim-sulfametoksazol.
kehamilan 2% sampai 7%. ASB terlihat lebih
Fluoroquinolones tidak direkomendasikan
sering pada wanita dengan status sosial
sebagai pengobatan lini pertama pada
ekonomi rendah. Wanita yang carrier anemia
kehamilan karena studi yang bertentangan
sickle cell juga memiliki insiden ASB yang
mengenai teratogenisitas.10
lebih tinggi. 3,8
3. Alergi terhadap penisilin, Alternatif: Escherichia coli (E. coli) adalah etiologi
lincomycin 600mg IV/8 h atau utama yang menyebabkan ISK, yang terjadi
4
5
6
7
Pencitraan secara rutin digunakan untuk adalah pH, nitrit, leukosit esterase, dan darah.
mendiagnosis pielonefritis pada pasien Pasien dengan gejala ISK, dipstick negatif
yang nyeri, memiliki gejala kolik ginjal atau tidak mengesampingkan ISK, tetapi temuan
riwayat batu ginjal, diabetes, riwayat operasi positif dapat menyarankan dan membantu
urologi sebelumnya, imunosupresi, episode menegakkan diagnosis. Adanya bakteri dan/
berulang pielonefritis, atau urosepsis. Pada atau sel darah putih (WBC) dalam urin pada
wanita hamil, USG ginjal adalah modalitas urinalisis mikroskopis dapat menjadi indikasi
pencitraan pilihan untuk menghindari ISK. 8
paparan kontras atau radiasi. Jika gejala dan PH urin normal sedikit asam, dengan
demam bertahan setelah 24 hingga 48 jam nilai normal 5,5 hingga 7,5, tetapi kisaran
pertama pengobatan, kultur urin berulang normalnya adalah 4,5 hingga 8,0. PH urin
8,5 atau 9,0 sering menunjukkan organisme
untuk menyingkirkan infeksi persisten dan pemecah urea, seperti Proteus, Klebsiella,
patologi saluran kemih. 12 atau Ureaplasma urealyticum. PH urin basa
Evaluasi mencakup urinalisis dan kultur dapat menandakan batu ginjal struvite, juga
urin. Dalam pengambilan spesimen urin dikenal sebagai “batu infeksi.” 8
pada kehamilan, beberapa pertimbangan Tes nitrat adalah tes dipstik yang paling
perlu diperhatikan. Pasien yang terhidrasi akurat karena bakteri harus ada dalam
dengan baik dapat mengeluarkan urin encer urin untuk mengubah nitrat menjadi nitrit
sehingga beberapa parameter yang dinilai yang umumnya memakan waktu 6 jam .
menjadi kurang akurat. Hematuria dapat
dilihat sebagai akibat dari kontaminasi,
terutama ketika spesimen dikumpulkan dari
pasien persalinan atau postpartum. Karena ISK pada pasien dengan gejala. Beberapa
berkurangnya reabsorpsi protein, sejumlah bakteri tidak mengubah nitrat menjadi nitrit,
kecil protein biasanya dapat diekskresikan. tetapi biasanya terlibat dalam ISK yang
Kontaminasi, seperti yang mungkin terjadi rumit, seperti yang melibatkan Enterococcus,
dengan keluarnya lendir, juga dapat Pseudomonas, dan Acinetobacter. 8
menyebabkan adanya bahan protein dalam
urin wanita hamil. 8 keberadaan leukosit dalam urin. Leukosit
Urine keruh bisa bersifat aseptik; kekeruhan melepaskan LE, mungkin sebagai respons
dapat berasal dari protein atau kalsium fosfat terhadap bakteri dalam urin. Inilah mengapa
dalam sampel. Urin yang jernih bisa sangat dipstick LE merupakan tes sekunder dengan
terinfeksi. Nilai dipstik yang membantu
mendeteksi leukosit dalam urin. 8
Cefepim 1g setiap 12 jam
Analisis laboratorium harus mencakup
hitung darah lengkap (CBC), elektrolit,
Aztreonam* 1g setiap 8 jam
dan kreatin serum. Studi yang disesuaikan
harus dimasukkan sebagaimana mestinya
Ampicilin 1g setiap 6 jam
untuk mengecualikan penyebab lain dari
Ditambah 1,5mg/kgBB
gejala pasien, misalnya amilase dan lipase
Gentamisin** setiap 8 jam
jika pankreatitis dipertimbangkan sebagai
diagnosis. Jika ada kekhawatiran akan Pielonefritis berat disertai gangguan
asam laktat laktat dan kultur darah harus sistem imun dan/atau gangguan
TATALAKSANA
Meropenem 1g setiap 8 jam
Pielonefritis pada kehamilan adalah
kondisi yang biasanya memerlukan rawat
Ertapenem 1g setiap 24 jam
inap. Pengobatan terutama terdiri dari
terapi antibiotik IV dan cairan IV untuk
Doripenem 500mg setiap 8
mempertahankan output urin yang memadai.
jam
Demam harus ditangani dengan asetaminofen
sesuai kebutuhan. Umumnya, sefalosporin *Terapi alternative bila alergi beta
generasi kedua atau ketiga digunakan untuk Laktam
pengobatan awal. Ampisilin dan gentamisin ** Aminoglikosid berhubungan dengan
atau antibiotik spektrum luas lainnya adalah ototoksisitas janin, digunakan hanya
alternatif. Pasien harus dipantau secara ketat digunakan bila terjadi intoleransi pada
untuk komplikasi berupa sepsis. 10 saat penggunaan agen yang kurang
toksik
Antibiotik Dosis, Interval
Tabel 3. Tatalaksana Pyelonefritis Akut11
Pielonefritis ringan sampai sedang Manajemen infeksi saluran kemih berulang
8
9
KOMPLIKASI
Fosfomycin trometamol 3g setiap 10 hari Pasien dengan pielonefritis berisiko
selama 3 bulan mengalami beberapa komplikasi yang
10
11
12
13
SpOG umum, agar tidak terjadi kesalahan belum berimbang dengan jumlah konsultan
pengelolaan dari kanker endometrium. Onkologi Ginekologi (121 dokter). Hal ini
Kompetensi histerektomi total dan dapat menjadi penyebab terlambatnya
penanganan kanker endometrium stadium
pada program studi Sp1 Obstetri dan dini, dan mengakibatkan banyaknya kasus
Ginekologi, sehingga sebagai seorang kanker endometrium stadium lanjut yang
SpOG seharusnya dapat mengelola kanker hanya dapat ditangani oleh Konsultan
endometreium stadium 1 risiko rendah. Onkologi Ginekologi. Penanganan kanker
endometrium stadium IA risiko rendah dapat
PENDAHULUAN
Kanker endometrium merupakan salah dilakukan oleh dokter Spesialis Obstetri dan
satu kanker traktus genital wanita yang Ginekologi.
tersering di negara berkembang. Insidensi TANDA KLINIS KANKER ENDOMETRIUM
kanker endometrium mencapai 417.365 Gejala
kasus baru di dunia pada tahun 2020. Rata- Sebanyak 90% pasien kanker endometrium
rata usia penderita kanker endometrium jenis mengalami perdarahan di luar siklus haid,
endometrioid (tipe I) adalah 63 tahun dengan kebanyakan terjadi saat post menopause, dan
angka kesintasan 5 tahun mencapai 83%. hal ini biasanya terjadi pada awal perjalanan
Kanker endometrium jenis non-endometrioid penyakit. Perdarahan di antara menstruasi
(tipe II) mempunyai rata-rata usia penderita yang persisten ataupun perdarahan yang
adalah 67 tahun, dan ditemukan sudah memanjang juga harus dicurigai. Banyak
metastasis ke luar dari corpus uteri saat kasus terlambat ditangani karena pasien
ditegakan diagnosis. Angka kesintasan 5 dan dokter menganggap perdarahan ini
tahun pada jenis non-endometroid lebih sebagai ketidakseimbangan hormon biasa.
rendah dari pada jenis endometrioid, yaitu Terkadang, perdarahan vagina tidak terjadi
62% untuk clear cell carcinoma dan 53% karena stenosis serviks, terutama pada
untuk serous cancer. Rekurensi juga sering pasien kurus, tua, dan kekurangan estrogen.
terjadi pada kanker endometrium risiko tinggi. Pada beberapa pasien dengan stenosis
Di Indonesia terdapat 7773 kasus baru serviks, hematometra berkembang, dan
atau mencapai 2% dari insidensi kanker sebagian kecil pasien mengalami keputihan
di Indonesia pada tahun 2020. Mortalitas purulen akibat pyometra. Gejala yang paling
kanker endometrium mencapai
97.370 sering pada kanker endometrium stadium
kasus pada tahun 2020. Di Indonesia dini antara lain perdarahan di luar siklus haid,
jumlah kasus kanker endometrium saat ini perdarahan post menopause, dan keputihan
berbau. metastasis atau penyebab lain dari
Tanda Klinis perdarahan vagina. Uterus dapat membesar,
Faktor predisposisi terjadinya kanker
endometrium dapat merupakan salah satu rektovaginal harus dilakukan untuk menilai
tanda klinis yang didapat. Faktor predisposisi keadaan kavum douglas, parametrium, serta
tersebut adalah obesitas (risiko relatif: metastasis pada kolon.
2.54), hipertensi, usia post menopause,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
nullipara, genetik (Lynch syndrome), paparan
Pemriksaan penunjang yang diperlukan
estrogen antara lain estradiol (odd ratio
pada kanker endometrium, meliputi
6,2), conjugated estrogen (odd ratio 6,6),
pengambilan sampel endometrium (biopsi,
kemoterapi pada kanker organ pelvis (angka
kuretase bertahap, histeroskop), pemeriksaan
kesintasan 5 tahun 57.1%), serta radioterapi
darah, pemeriksaan imunohistokimia
pada kanker kandungan (angka kesintasan 5
(vimentin, estrogen/progesteron reseptor,
tahun 27.1%).
P16), ultrasound, foto toraks rontgen, CT
Pemeriksaan klinis secara keseluruhan
scan, MRI dan PETscan. Semua pemeiksaan
harus dilakukan pada kanker endometrium
ini diperlukan untuk diagnostik, stadium,
untuk mengetahui ada tidaknya metastasis
penyebaran, serta tindakan operasinya.
secara klinis dengan melakukan pemeriksaan
Biopsi dan Kuretase
pada kepala, dada, abdomen, panggul,
Kuretase endoserviks dan biopsi
ekstremitas, dan pembesaran kelenjar getah
endometrium harus dilakukan pada semua
bening.
pasien suspek kanker endometrium. Negatif
Pemeriksaan ginekologi kanker
palsu dapat terjadi pada sekitar 10%
endometrium stadium dini didapatkan
biopsi endometrium pada pasien dengan
kelainan seperti perdarahan di luar siklus
perdarahan berat, oleh karena itu jika biopsi
haid atau perdarahan pasca menopause,
endometrium negatif pada pasien dengan
sedangkan kanker endometrium stadium
perdarahan berat atau dengan ketebalan
lanjut terdapat pembesaran massa di
endometrium lebih besar dari 4 mm,
abdomen, asites, atau perbesaran hepar
maka kuretase fraksional harus dilakukan.
jika sudah terjadi metastasis. Hematometra
Kuretase fraksional dilakukan dengan cara
dapat mengakibatkan massa uterus yang
pasien di bawah pengaruh obat anestesi,
membesar, rata, berada di tengah, dan
pemeriksaan rekto-vaginal dapat dilakukan,
muncul dari rongga pelvis. Pemeriksaan
setelah itu spkculum dipasang, lalu serviks
pelvis dengan melakukan palpasi vulva,
dijepit oleh tenakulum. Kuretase kanalis
14
15
garis yang ditarik dari ednometrium ke Lesi dengan atenuasi rendah relatif normal
serosa. Apabila nilanya < 0,5 maka kanker terhadap myometrium. Penggunaan CT
16
17
keterlibatan serviks pada kanker endometrium stadium II mempunyai sensitivitas 25% dan
-Neuroendocrine tumors
-Mixed carcinoma
Grade kanker endometrium berdasarkan
18
19
20
21
rendah memiliki prognosis yang baik, dan tahun sebesar 65%-85% dan 40% rekurensi
tidak diperlukan terapi adjuvant pada pasien lokal.
ini. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian SIAPAKAH YANG MELAKUKAN
kohort terhadap 641 pasien grade 1 dan 2 TINDAKAN OPERATIF PADA KANKER
ENDOMETRIUM?
yang tidak mendapat terapi adjuvant, dengan
Surgical staging secara lengkap tidak
rata-rata follow up 68-92 bulan, didapatkan
dibutuhkan pada kanker endometrium
disease-free-survival rate sebesar 93%.
stadium IA low risk. Tindakan operasi
Penelitian lain dilakukan pada kelompok
tersebut adalah Histerektomi Total dan
intermediate-risk, didapatkan hasil kesintasan
5 tahun pada kelompok tersebut mencapai
ditangani oleh spesialis obstetri ginekologi.
87%. Pada pasien yang di observasi dan
Sedangkan kanker endometrium stadium IA
tidak mendapat terapi adjuvant, pemantauan
dengan risiko tinggi atau stadium yang lebih
harus dilakukan secara teliti dan disarankan
tinggi harus dilakukan operasi oleh Konsultan
dilakukan pemeriksaan secara rutin 3 bulan
Onkologi Ginekologi. Hal ini didapat dari
sekali selama 2 tahun dan dilanjutkan selama
penelitian penanganan pasien kanker
22
23
24
25
berkembang pemeriksaan tes prenatal non- harus dilatih secara hati-hati. Bahkan di
invasif (NIPT) untuk penapisan aneuploidi, tangan para klinisi yang ahli tingkat positif
palsu relatif tinggi dibandingkan dengan
ini pemeriksaan NT tidak dilakukan atau pemeriksaan pada trimester kedua. Selain
dapat dikurangi pemanfatannya. Meskipun tenaga terlatih faktor alat USG yang baik
demikian pemanfaatan USG sebenarnya sangat menentukan terutama faktor resolusi
mempunyai fungsi lain yaitu survey anatomi dan kejelasan gambar yang ditampilkan di
termasuk pemeriksaan jantung janin. Contoh monitor. Pemeriksaan jantung janin dapat
kasus adalah anensefal dapat terdiagnosis menyebabkan peningkatan penghentian
dengan USG tetapi tidak oleh pemeriksaan kehamilan normal karena faktor positif
NIPT. palsu. Kelainan jantung pada trimester
pertama jika terdapat sinus koroner yang
EKHOKARDIOGRAFI JANIN
membesar mungkin memiliki implikasi buruk
pertumbuhan struktur jantung pada sisi
pada pemahaman tentang prevalensi
kiri. Tetapi tanda ini sulit didapatkan pada
penyakit karena dapat dilakukan sebelum
pemeriksaan USG pada trimester pertama,
terjadinya kematian janin atau penghentian
didapatkan bila janin dilakukan otopsi post
kehamilan terjadi. Salah satu indikasi untuk
mortem.
dilakukan pemeriksaan jantung janin adalah
Bagi banyak keluarga, kehadiran
bila terdapat penebalan NT. Peningkatan NT
aneuploidi adalah alasan yang cukup untuk
merupakan alat prediktif potensi penyakit
penghentian kehamilan dan oleh karena
jantung bawaan (PJK). Penebalan NT
itu keakuratan diagnosis jantung janin dini
digabungkan dengan regurgitasi trikuspid
dan bentuk gelombang ductus venosus
terminasi. Trisomi 21 adalah aneuploidi yang
paling sering diamati dan tingkat penghentian
kehamilan lebih tinggi dari 90%, sehingga
pertama atau awal trimester kedua di masa
tersedia. Selain itu, penelitian menemukan depan akan dilakukan sebagian besar
bahwa 10% pemindaian di bawah 14 minggu pada janin yang mungkin telah terjadi PJK.
tidak bersifat diagnostik. Tergantung pada tingkat keparahan cacat
Teknik postmortem baru seperti mikroskop dan sikap secara hukum setempat, ini dapat
episkopik resolusi tinggi (HREM), yang telah mengakibatkan penghentian kehamilan
yang massif berdasarkan penebalan NT dan
trimester pertama yang sebelumnya tidak kelainan jantung trimester pertama (meskipun
dikenali karena keterbatasan teknis. Dalam potensi positif palsu tinggi), tetapi seberapa
HREM, spesimen yang tertanam lilin diiris yakin keluarga bahwa anomali jantung
lebih dari 1000 kali dan setiap irisan difoto benar terjadi sejak awal kehamilan? Karena
untuk memungkinkan pembuatan set volume tingkat penghentian yang tinggi, banyak studi
jantung trimester pertama memiliki tindak
Dalam sampel jantung normal yang diambil lanjut yang sangat terbatas, di bawah 20%,
setelah penghentian kehamilan, teknologi ini sehingga jaminan kualitas yang sebenarnya
telah mengungkapkan bahwa pertumbuhan tidak diketahui.
septum atrioventrikular terjadi relatif terlambat PRINSIP PEMERIKSAAN
26
27
maksimal usia pada 14 minggu. Sementara itu mayoritas kelainan pada trimester pertama
yang terdeteksi adalah kelainan septum (atrioventricular) termasuk yang terbanyak terdeteksi
adalah AVSD dan VSD.
Tabel 1: Jenis kelainan jantung yang sering ditemukan pada trimester pertama23
DAFTAR PUSTAKA 4.
1.
nuchal translucency. The Mannheimer Serum Biochemistry and Fetal Nuchal
Translucency Screening (BUN) Study
2.
translucency increases the risk of
translucency and distended jugular and normal karyotype: time for prenatal
14.
8.
of the great arteries in fetuses
of second-trimester fetuses with reduces neonatal morbidity and
15.
9.
10.
11.
17.
with enlarged nuchal translucency and impact of fetal diagnosis on prevalence
and spectrum of serious congenital
12.
18.
venosus studies in fetuses at high nerves: common signals, pathways and
risk for chromosomal or heart
abnormalities: relationship with nuchal 19.
translucency measurement and fetal ductus venosus and congenital heart
28
29
20.
21.
22.
30
31
induksi pada pasien dengan riwayat seksio Metode ini memfasilitasi pasien yang
sesarea harus memperhatikan pendekatan menginginkan melahirkan pervaginam, hal ini
metode yang aman dan efektif untuk disebut dengan vaginal birth after caesarean
digunakan, pemberian konseling pada pasien atau VBAC. Selain memenuhi preferensi
mengenai risiko terjadinya komplikasi seperti pasien untuk persalinan pervaginam, pada
ruptur uteri, dan pemantauan ketat selama tingkat individu, VBAC dikaitkan dengan
proses persalinan. penurunan maternal morbiditas dan
Kata kunci: VBAC, TOLAC, induksi, seksio penurunan risiko komplikasi pada kehamilan
32
33
34
35
Jangan Lakukan
Induksi pada Bekas
Udin Sabarudin Seksio Sesarea
ABSTRAK
Persalinan pervaginam pasca seksio sesarea saat ini
menjadi salah satu pilihan untuk metode persalinan pada
ibu dengan riwayat seksio sesarea di samping seksio
sesarea elektif. Masing-masing metode persalinan memiliki
keuntungan serta risiko, baik di sisi maternal mau pun
perinatal. Pertimbangan utama terkait metode persalinan
setelah riwayat seksio sesarea adalah kemungkinan
keberhasilan persalinan pervaginam pasca seksio sesarea
(vaginal birth after caesarean/ VBAC) dan risiko rupture
uteri. Pada penelitian ditemukan bahwa induksi persalinan,
36
37
38
39
Classical 2–9
T-shaped 4–9
Prior preterm CD *increased*
Prior uterine rupture
Lower segment 2–6
CD = cesarean delivery
Data from the American College of Obstetricians and Gynecologists, 2013a; Cahill, 2010b; Chauhan, 2002;
40
41
Tipe dan frekuensi luaran maternal dan potensial dan sekuele trauma dasar panggul
neonatal termasuk histerektomi (14–33 yang berhubungan dengan persalinan per
persen), kematian maternal (nol persen) dan vaginam, akan tetapi keuntungan absolut
kematian perinatal (0–2,8 persen). Risiko bila dibandingkan TOLAC masih belum jelas.
Kenyamanan pengaturan jadwal dan
dengan bekas operasi sesar 2 kali, dengan kontrasepsi permanen pasca salin
induksi persalinan, atau dengan jarak antar Kedua aspek di atas tentunya menjadi
persalinan yang lebih pendek. keuntungan pemilihan ERCD dibanding
Infeksi dengan TOLAC.
Walaupun secara keseluruhan risiko infeksi LUARAN NEONATAL
maternal kurang lebih sama antara ERCD Data yang berkaitan dengan luaran
neonatal jangka panjang dan jangka pendek
cukup bervariasi. Pasien yang sudah dalam setelah TOLAC dan ERCD cukup terbatas.
proses persalinan mempunyai risiko tinggi Review sistematis tahun 2010 pada 41 studi
untuk terjadinya korioamnionitis intrapartum. telah menyimpulkan sebagai berikut:
Untuk angka kejadian infeksi pascasalin • Mortalitas perinatal dan neonatal
paling tinggi ditemukan pada kejadian Mortalitas perinatal dan neonatal lebih
seksio sesarea intrapartum atau kegagalan tinggi pada TOLAC dibanding dengan ERCD
TOLAC.13 (kematian perinatal 0,13 vs 0,05, mortalitas
Histerektomi peripartum neonatal 0,11 vs 0,06), walaupun risiko
Kejadian histerektomi peripartum pada absolutnya sangat rendah.
bekas seksio sesarea ditemukan paling • Transient Tachypnea of Newborn (TTN)
sering pada kejadian ruptur uteri dan plasenta TTN ditemukan lebih sering pada ERCD
akreta. Dengan peningkatan jumlah seksio dibandingkan dengan TOLAC (4,2 vs 3,6).
sesarea akan meningkatkan risiko terjadinya Akan tetapi, ventilasi neonatus digunakan
spektrum plasenta akreta. lebih sering pada bayi yang lahir melalui
Kelainan dasar panggul TOLAC dibandingkan yang lahir dari ERCD
Kehamilan sendiri menjadi suatu faktor (5,4 vs 2,5 persen)
risiko untuk relaksasi dasar panggul. • Morbiditas neonatal lainnya
Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa Data yang ada belum cukup untuk
persalinan per vaginam lebih penting menyimpulkan perbedaan luaran oleh TOLAC
dibanding paparan terhadap persalinan dan ERCD untuk morbiditas neonatal lainnya,
untuk terjadinya kelainan dasar panggul. yaitu hypoxic ischemic encephalopathy (HIE),
ERCD tentunya akan menghindari risiko
sepsis, trauma dan perawatan NICU. Studi Pada salah satu studi yang dikerjakan,
lain menunjukkan bahwa angka kejadian angka kejadian ruptur uteri ditemukan secara
sepsis neonatal ditemukan lebih tinggi pada
TOLAC dibanding ERCD.14,15 diinduksi menggunakan prostaglandin.
1.ERCD – 1,6 ruptur per 1.000 ERCD
INDUKSI PADA PERSALINAN BEKAS
2.Persalinan spontan – 5,2 ruptur per 1.000
SEKSIO SESAREA
Induksi persalinan berhubungan dengan persalinan spontan
persalinan dengan bekas seksio sesarea.4 dengan ERCD, risiko relatif ruptur dengan
penggunaan prostaglandin adalah 15,6 (95%
PENGGUNAAN PROSTAGLANDIN
CI 8,1–30,0).16 Terdapat data yang berbeda
Risiko Ruptur dengan penggunaan pada studi oleh Maternal-Fetal Medicine
Prostaglandin Network, dimana didapatkan angka ruptur
Tidak terdapat data percobaan uteri pada pasien yang diinduksi dengan
terandomisasi (large randomized trials) prostaglandin dengan atau tanpa oksitosin,
dan studi lain yang secara statistik cukup yaitu 14 per 1.000 persalinan yang diinduksi.
bermakna terkait efek prostaglandin sendiri Temuan yang saling bertolak belakang ini
atau dengan kombinasi dengan obat
dapat disebabkan oleh pendekatan yang
lain sebagai pematangan serviks terkait berbeda dalam penggunaan prostaglandin
TOLAC. Sebagian besar data penggunaan untuk pematangan serviks (termasuk
prostaglandin pada bekas seksio sesarea tipe prostaglandin yang digunakan) dan
berasal dari pengamatan penggunaan penggunaan oksitosin. Sebagai tambahan,
misoprostol (prostaglandin E1), sementara peningkatan risiko ruptur juga kemungkinan
penggunaan obat lain prostaglandin E2, berhubungan dengan karakteristik pasien.
terbatas oleh jumlah studi yang lebih kecil. Pada studi lain, didapatkan penggunaan
Prostaglandin prostaglandin saja tidak berhubungan dengan
42
43
ruptur uteri, tetapi apabila penggunaan konseling yang memadai.24 The National
prostaglandin dilanjutkan dengan Institute for Health and Care Excellence in
penggunaan oksitosin akan meningkatkan the United Kingdom menyimpulkan bahwa
angka kejadian ruptur uteri. (OR 3,07, 95% bila persalinan terindikasi, pasien dengan
CI 0,98–0,99).17 Pada meta-analisis yang bekas seksio sesarea sebelumnya dapat
dilakukan pada ruptur uteri diantara pasien ditawarkan induksi persalinan dengan
dengan bekas seksio sesarea satu kali prostaglandin E2 pervaginam.25
yang menjalani induksi persalinan dengan ISU YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PGE 2, didapatkan peningkatan angka PENGGUNAAN OKSITOSIN
kejadian ruptur uteri 5 di antara 1000 induksi Penggunaan oksitosin untuk induksi
persalinan (95% CI 2–9 per 1.000).18 persalinan atau augmentasi telah dikatakan
Sebuah percobaan acak mengenai menyebabkan peningkatan angka ruptur uteri
penggunaan misoprostol untuk pematangan
serviks pada induksi persalinan pada 1999) tetapi angka pasti risiko relatifnya
pasien dengan bekas seksio sesarea satu masih belum jelas. Penelitian lain yang
kali tidak dilanjutkan sehubungan dengan dilakukan tidak menunjukkan perbedaan
pertimbangan keamanan. Percobaan ini angka kejadian ruptur uteri pada pasien
telah menunjukkan bahwa misoprostol dengan induksi oksitosin dan persalinan
kemungkinan berhubungan dengan spontan, sementara penelitian yang
peningkatan risiko kejadian ruptur uteri dikerjakan oleh Goetzl (2001) menunjukkan
dibanding prostaglandin lain, sehingga bahwa kejadian ruptur uteri pada persalinan
sebaiknya tidak digunakan pada pasien bekas seksio sesarea berhubungan dengan
dengan rencana TOLAC.19-23 dosis oksitosin yang digunakan.4
REKOMENDASI PENGGUNAAN RISIKO RUPTUR YANG BERHUBUNGAN
PROSTAGLANDIN DENGAN PENGGUNAAN OKSITOSIN
ACOG menyarankan penggunaan Data yang tersedia belum dapat
beberapa kondisi yang jarang dan setelah menggunakan oksitosin untuk induksi
persalinan pada pasien bekas seksio RISIKO RUPTUR BERKAITAN
sesarea yang ingin menjalani TOLAC. ACOG DENGAN METODE MEKANIK UNTUK
PEMATANGAN SERVIKS
telah memberikan pilihan bahwa induksi
Risiko Ruptur Sehubungan dengan
persalinan merupakan salah satu pilihan
Penggunaan Balon Kateter
yang dapat diterima pada pasien yang
Data sehubungan dengan induksi mekanik
akan menjalanin TOLAC. Pada studi yang
untuk pematangan serviks pada populasi
dilakukan oleh Maternal-Fetal Medicine Units
terbatas oleh jumlah sampel yang kecil. Pada
Network terdapat peningkatan risiko ruptur
tahun 2016, meta analisis yang dilakukan
uteri tiga kali lipat pada persalinan yang
pada 16 studi (sebagian besar retrospektif)
diinduksi menggunakan oksitosin dibanding
termasuk total 1.447 pasien, risiko ruptur
dengan persalinan spontan, tetapi perbedaan
uteri sekitar dua kali lipat pada pasien dengan
absolutnya relatif kecil.
bekas seksio sesarea yang menjalani induksi
• ERCD – 0
mekanik, dibanding dengan yang menjalani
• Persalinan spontan – 4 ruptur per 1.000
persalinan spontan pasca seksio sesarea.5
persalinan spontan
Studi retrospektif pada 2.479 wanita dengan
• Persalinan yang diaugmentasi – 9 ruptur
bekas seksio sesarea sebelumnya ruptur
per 1.000 persalinan augmentasi
uteri yang terjadi pada pasien yang menjalani
• Persalinan yang diinduksi (oksitosin saja)
induksi persalinan dengan kateter Foley (1,6
– 11 ruptur per 1.000 persalinan yang
diinduksi dengan oksitosin saja
pada pasien dengan persalinan spontan (1,1
• Persalinan yang diinduksi (dilatasi
persen), atau pada pasien yang menjalani
mekanik dengan atau tanpa oksitosin) –
amniotomi dengan atau tanpa oksitosin
9 ruptur per 1.000 pasien yang diinduksi
(1,2 persen) (Bujold, 2004). Data lain oleh
dengan dilatasi mekanik dengan atau
Sarreau 2020, terdapat angka keberhasilan
tanpa oksitosin
50 persen pada wanita yang menjalani induksi
• Persalinan yang diinduksi (prostaglandin
dengan kateter Foley tanpa adanya kejadian
apapun dengan atau tanpa oksitosin) –
ruptur uteri yang dilaporkan (Sarreau 2020).
14 ruptur per 1.000 pasien yang diinduksi
Penelitian lain menunjukkan angka kejadian
dengan prostaglandin dengan atau tanpa
ruptur uteri intrapartum pada pasien yang
oksitosin
menjalani pematangan serviks dengan
menggunakan kateter Folley sebanyak 6,5
persen.4
44
45
46
47
48
49
waktu singkat, menjadi menggunakan obat kejadian endometriosis dianggap amat kecil3
yang optimal namun dapat digunakan dalam , namun dalam dua dekade ini tampak bahwa
jangka waktu yang lama. angka kejadian rekurensi endometriosis
berkisar antara 10-20% dalam 2 tahun, dan
Kata kunci: endometriosis, rekurensi,
40-50% dalam 5 tahun.4
operasi, progestin, jangka panjang
50
51
operasi pada endometrioma selain eksisi adanya manfaat terapi hormonal jangka
antara lain ablasi dinding kista, aspirasi
cairan kista, ataupun penyuntikan cairan progestin. Terdapat berbagai bukti yang
sklerosan. Namun ternyata angka rekurensi menunjukkan bahwa dengan penggunaan
endometrioma lebih rendah pada pasien yang progestin jangka panjang, angka rekurensi
menjalani eksisi kista dibandingkan dengan dapat ditekan. Terkait hal tersebut, panduan
teknik operasi lain. Oleh karena itu ESHRE penanganan endometriosis terbaru dari
dalam panduan terbarunya menyebutkan European Society of Human Reproduction
bahwa “bila terdapat indikasi untuk melakukan and Embryology (ESHRE) memberikan
pembedahan terhadap endometrioma, rekomendasi penggunaan preparat hormonal
klinisi disarankan melakukan kistektomi jangka panjang untuk pencegahan rekurensi.1
daripada drainase dan elektrokoagulasi. Dalam satu penelitian, Petraglia dkk
Walaupun demikian perlu dipertimbangkan menemukan bahwa angka reoperasi dan
kemungkinan penurunan cadangan ovarium dismenore lebih rendah secara bermakna
(tingkat rekomendasi kuat)”.1 pada kelompok yang mendapat terapi
3.Pertimbangkan terapi hormonal pasca hormonal sebelum dan sesudah operasi
operasi endometriosis pertama, dibandingkan
Berbagai penelitian yang dilakukan dengan mereka yang tidak mendapatkan
pada awal tahun 2000-an menemukan terapi hormonal pasca operasi, atau
bahwa penggunaan terapi hormonal dalam yang mendapatkan terapi hormonal
jangka waktu kurang dari 6 bulan tidak hanya pascaoperasi saja. Dari penelitian
memberikan hasil yang optimal
dalam ini disimpulkan bahwa terapi hormonal
pencegahan rekurensi. Studi prospektif merupakan hal yang bermanfaat baik, baik
dengan menggunakan agonis GnRH selama sebelum operasi untuk memungkinkan
3 bulan12, danazol selama 6 bulan, dan pil perencanaan tindakan yang lebih baik,
kombinasi selama 6 bulan tidak menghasilkan dan setelah operasi untuk menekan angka
penurunan angka rekurensi yang bermakna. rekurensi.13
Berdasarkan hal-hal tersebut, panduan
penanganan endometriosis terdahulu
menyebutkan bahwa penggunaan terapi
hormonal dalam jangka waktu 12-24 bulan
untuk mencegah rekurensi tidak memberikan
hasil yang bermakna.4 Kondisi tersebut kini
berubah, beberapa penelitian menyebutkan
REKOMENDASI TINGKAT
Gambar 1. Gambar survival plot (regresi Cox) yang menunjukkan waktu terhadap
reoperasi akibat rekurensi pada wanita yang tidak mendapat terapi hormonal (biru),
mendapat terapi hormonal hanya pascaoperasi pertama (hijau), dan mendapat terapi
13
52
53
54
55
56
57
Evidence-Based
Therapy untuk
Keguguran
Wiryawan Permadi Berulang
Divisi Fertilitas dan ABSTRAK
Endokrinologi Reproduksi Keguguran berulang merupakan kondisi yang
Departemen/KSM Obstetri mengkhawatirkan bagi pasangan yang mengalaminya.
dan Ginekologi
Kondisi ini merupakan kondisi yang multifaktorial, walaupun
-
sebagian di antaranya tidak ditemukan faktor yang
Fakultas Kedokteran
mempengaruhi. Faktor yang cukup sering menyebabkan
Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan kondisi ini adalah adanya kelainan genetik, sindrom
Sadikin, Bandung, Jawa antifosfolipid, gangguan hormonal, dan gangguan anatomis.
Barat, Indonesia Penelusuran kemungkinan penyebab yang berperan dalam
keguguran berulang harus disesuaikan dengan riwayat medis
dan riwayat keluarga tiap individu yang datang berkonsultasi.
Terdapat kondisi- kondisi yang dapat diberikan tatalaksana
seperti sindrom antifosfolipid dan gangguan hormon tiroid,
namun pada pasangan dengan keguguran berulang yang
tidak ditemukan penyebabnya, dukungan psikologis dan
penekanan peluang kelahiran hidup di kehamilan berikutnya
sangat penting untuk diberikan. Prognosis Reproduction and Embryology (ESHRE)
kelahiran hidup pada kehamilan sebelumnya
sangat dipengaruhi oleh usia ibu dan jumlah sebagai keguguran yang terjadi dua kali
keguguran sebelumnya. atau lebih, baik berturut- turut maupun
ini. Makalah ini disusun untuk menyajikan Keguguran berulang dapat dibagi menjadi
kumpulan terapi yang berdasarkan bukti tiga berdasarkan urutan kejadiannya, yaitu
untuk menangani kehamilan berulang. kejadian keguguran primer jika keguguran
terjadi sebanyak dua kali atau lebih secara
KEGUGURAN BERULANG
beruturut- turut, kejadian keguguran
sekunder jika keguguran berulang terjadi
secara berbeda pada tiap negara. Indonesia
setelah sebelumnya terdapat kehamilan
yang bertahan lebih dari 20 minggu, dan
sebagai keguguran yang terjadi dua kali
kejadian keguguran tersier jika terdapat
atau lebih secara berturut turut,1 serupa
kejadian keguguran sebelumnya yang
American Society for
kemudian diikuti dengan kehamilan lebih dari
Reproductive Medicine (ASRM).2 Sedangkan
20 minggu kemudian diikuti oleh kejadian
Royal College of Obstetricians &
keguguran berulang.1,5
Gynaecoogists (RCOG) adalah keguguran
yang terjadi tiga kali atau lebih secara
berturut- turut.4 European Society of Human
58
59
memiliki risiko keguguran yang paling tinggi Kelainan pada anantomis juga
di antara pasangan usia lainnya.4 Riwayat meningkatkan risiko terjadinya keguguran
keguguran sebelumnya dapat meningkatkan berulang. Berdasarkan penelitian- penelitian
risiko keguguran di kehamilan berikutnya dan sebelumnya, prevalensi ditemukannya
risikonya akan meningkat di setiap keguguran kelainan anatomis pada pasien dengan
berikutnya.4 Sebuah ulasan sistematis dan keguguran berulang berada pada rentang
meta- analisis juga menemukan bahwa 1.8% hingga 37.6%. Malformasi uterus
pada umumnya perempuan yang mengalami arcuate dan kelemahan serviks lebih sering
keguguran memiliki riwayat keluarga yang ditemukan pada keguguran yang terjadi pada
mengalami keguguran.7 trimester kedua, sedangkan septate uterus
Faktor genetik juga berperan dalam lebih sering ditemukan pada keguguran yang
terjadinya keguguran berulang, baik terjadi pada trimester pertama.4
gangguan kromosom pada orang tua Faktor endokrin seperti diabetes melitus
atau pada janin. Sekitar 2-5% pasangan yang tidak terkontrol, gangguan tiroid dan
yang mengalami keguguran berulang sindrom polikistik ovarium berkaitan dengan
memiliki gangguan kromosom, yang paling risiko keguguran, namun kaitannya dengan
sering adalah dalam bentuk translokasi risiko keguguran berulang belum memiliki
bukti kuat yang mendukung.2,10 Gaya hidup a. Analisis Genetik Janin dan Orang tua
seperti merokok, konsumsi alkohol berlebih, Analisis genetik dari jaringan kehamilan
tidak direkomendasikan untuk dilakukan
disebutkan berkaitan dengan luaran yang secara rutin, namun dapat diakukan untuk
buruk pada kehamilan secara umum dan memberikan jawaban kepada orang tua
meningkatkan risiko keguguran.4 Obesitas mengenai penyebab terjadinya keguguran
berulang, namun hal ini tetap tidak menjelaskan
peningkatan risiko terjadinya keguguran pada dasar penyebab terjadinya keguguran
kehamilan, di mana risiko ini tidak meningkat berulang. Jika ditemukan gangguan genetik
pada wanita dengan status gizi berlebih (BMI pada janin, dapat dilanjutkan dengan
25-29.9kg/ m2).6 analisis genetik paternal. Analisis genetik
TATALAKSANA BERBASIS BUKTI PADA paternal juga bukan merupakan analisis
KEGUGURAN BERULANG yang dilakukan secara rutin, hanya dilakukan
Rekomendasi dari ESHRE menyarankan pada mereka yang memiliki riwayat
pertemuan pertama pada kunjungan genetik seperti riwayat kelainan kongenital
keguguran berulang harus menilai riwayat pada anak sebelumnya, riwayat anggota
pasien secara menyeluruh, yang mencakup keluarga dengan abnormalitas kromosom,
riwayat medis, obstetri, riwayat keluarga, serta atau ditemukan translokasi pada jaringan
gaya hidup wanita dan pasangannya. Riwayat kehamilan.2,5
Pada orang tua yang menjalani analisis
(APS), diabetes, PCOS, atau riwayat keluarga genetik dan ditemukan kelainan, riwayat
keguguran di kehamilan berikutnya akan
boleh terlewat adalah usia wanita dan riwayat meningkat. Dengan adanya risiko ini,
keguguran sebelumnya untuk menentukan pasangan disarankan diberikan konseling
prognosis kehamilan berikutnya (Grade of genetik untuk mendiskusikan kemungkinan
Recommendation: Strong, Evidence Level: prognosis dan langkah- langkah yang bisa
Moderate).5 Pasangan harus diinformasikan dilakukan ke depannya. Preimplantation
bahwa risiko keguguran meningkat di atas Genetic Testing merupakan salah satu pilihan
usia ibu 35 tahun dan usia ayah 40 tahun. yang dapat dilakukan pada pasangan dengan
Penelusuran kemungkinan penyebab kelainan kromosom, namun pasangan harus
keguguran berulang didasarkan pada data diinformasikan bahwa prosedur ini dapat
riwayat medis dan riwayat keluarga yang menurunkan risiko keguguran, namun tidak
dimiliki masing- masing individual. meningkatkan kemungkinan bayi lahir hidup.
(Grade of Recommendation: C, Evidence
60
61
62
63
RANGKUMAN
Keguguran berulang merupakan kondisi
yang multifaktorial, walaupun sebagian besar
tidak disertai dengan penyebab yang pasti.
Penilaian riwayat pasien secara menyeluruh
sangat penting untuk dilakukan, sehingga
penelusuran selanjutnya dapat disesuaikan
dengan riwayat medis dan riwayat keluarga
tiap individu. Terdapat rekomendasi
tatalaksana untuk penyebab yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
1. Baziad A, Sumapraja K, Santoso B.
Panduan Tata Laksana Keguguran
Gambar 1. Kaplan-Meier plot yang menunjukkan Berulang. HIFERI-POGI. Yogyakarta;
presentase wanita dengan kelahiran hidup dihitung
dari pertemuan pertama konsultasi keguguran 2010.
berulang berdasarkan usia ibu dan riwayat
keguguran sebelumnya
2. American Society for Reproductive
Medicine. Evaluation and treatment of
recurrent pregnancy loss: A committee
opinion. Fertil Steril. 2012;98(5):1103–
11.
3. Dobson SJA, Jayaprakasan KM.
Aetiology of recurrent miscarriage and
the role of adjuvant treatment in its
management: a retrospective cohort
review. J Obstet Gynaecol (Lahore).
Tabel 1. Prediksi kelahiran hidup berdasarkan jumlah 2018;38(7):967–74.
keguguran berulang dan usia ibu
4. Royal College of Obstetrcians and
Gynaecologists. The Investigation and
Treatment of Couples with Recurrent
First-trimester and Second-trimester
Miscarriage. RCOG; 2011.
5. ESHRE Early Pregnancy Guideline
Development Group. Recurrent
Pregnancy Loss. 2017.
6. Cavalcante MB, Sarno M, Peixoto AB,
Araujo Júnior E, Barini R. Obesity and
recurrent miscarriage: A systematic
review and meta-analysis. J Obstet
Gynaecol Res. 2019;45(1):30–8.
7. Woolner AM, Nagdeve P, Raja E-A,
Bhattacharya S, Bhattacharya S.
Family history and risk of miscarriage:
64
65
Inovasi Aplikatif
Deteksi Dini
Ali Budi Harsono Kanker Serviks
Divisi Onkologi ABSTRAK
Departemen/KSM Obstetri Pada tahun 2020, lebih dari setengah juta wanita terjangkit
dan Ginekologi kanker serviks, dan akibatnya sekitar 342.000 wanita
- meninggal dunia. Program skrining yang cepat dan akurat
Fakultas Kedokteran
sangat penting agar setiap wanita dengan penyakit serviks
Universitas Padjajaran/
mendapatkan pengobatan yang dibutuhkannya sehingga
Rumah Sakit Hasan
dapat menghindari maupun mencegah kematian. Strategi
Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia global WHO untuk eliminasi kanker serviks menyerukan 70%
wanita di seluruh dunia untuk melakukan skrining penyakit
serviks secara teratur dengan tes kinerja tinggi, dan untuk 90%
dari mereka yang membutuhkannya menerima pengobatan
yang tepat. 1
Untuk menghilangkan kanker serviks, semua
negara harus mencapai dan mempertahankan tingkat
kejadian di bawah empat per 100.000 wanita. Pencapaian
tujuan tersebut bertumpu pada tiga pilar utama dan target
yang sesuai:
• Vaksinasi: 90% anak perempuan 36.633 kasus per tahunnya.3 Berdasarkan
divaksinasi penuh dengan vaksin HPV hasil statistik terbaru dari Information Centre
pada usia 15 tahun; on HPV and Cancer (ICO), insidensi kanker
• Skrining: 70% wanita melakukan skrining serviks di Indonesia adalah 36.633 kasus
menggunakan tes kinerja tinggi pada usia per tahun dengan mortalitas mencapai
35 tahun, dan dilakukan lagi pada usia 45 21.003 kematian per tahunnya. Selain itu, di
tahun; Indonesia, diperkirakan bahwa setiap satu
• Pengobatan: 90% wanita dengan pra- jam, satu orang wanita meninggal akibat
kanker diobati dan 90% wanita dengan kanker serviks.3
kanker invasif ditangani. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi
Setiap negara harus memenuhi target 90- Sadikin menyebutkan bahwa kanker
70-90 pada tahun 2030. Bersamaan dengan serviks merupakan jenis kanker penyebab
vaksinasi anak perempuan terhadap human kematian tertinggi nomor dua dan salah
papillomavirus (HPV), menerapkan strategi satu beban pembiayaan kesehatan terbesar
global ini dapat mencegah lebih dari 62 juta di Indonesia.4 Alasan utama tingginya
kematian akibat kanker serviks dalam 100 dan meningkatnya angka kejadian kanker
tahun ke depan. 2 serviks di negara berkembang termasuk
di Indonesia adalah karena kurangnya
PENDAHULUAN
program penapisan yang efektif dengan
Kanker serviks merupakan kanker yang
tujuan mendeteksi keadaan sebelum kanker
disebabkan oleh infeksi Human Papilloma
maupun kanker pada stadium dini termasuk
Virus (HPV). Penyakit ini dianggap sebagai
pengobatannya sebelum proses invasif yang
salah satu masalah kesehatan utama pada
lebih lanjut. Kematian kasus kedua kanker di
wanita di seluruh dunia. Kanker serviks
negara berkembang juga diperparah dengan
merupakan kanker keempat yang paling
rendahnya kemampuan dan aksesibilitas
sering terjadi pada wanita dengan perkiraan
untuk pengobatan.
604.000 kasus baru dan 342.000 kematian
Beberapa hal yang menjadi kunci
pada tahun 2020 di seluruh dunia. Sekitar
keberhasilan pengendalian kanker ini
90% kasus baru dan kematian akibat kanker
adalah penanggulangan terpadu harus
serviks terjadi di negara berpenghasilan
dilaksanakan sejak dari Puskesmas.
rendah dan menengah. Menurut Global
Pengendalian meliputi penapisan (screening)
Cancer Observatory 2020, di Indonesia,
yang diikuti dengan pengobatan yang
kanker serviks menduduki peringkat kedua
adekuat. Untuk mendapatkan hasil yang
kanker paling sering pada wanita, dengan
memuaskan, penapisan harus berfokus pada
66
67
perempuan dengan golongan umur yang dalam waktu 2 tahun, beberapa orang akan
sudah ditargetkan.5 Maka dari itu makalah mengalami infeksi HPV terus-menerus
ini disusun untuk membahas mengenai yang dapat menyebabkan berbagai jenis
salah satu inovasi/terobosan terbaru dalam kanker dan kutil kelamin.9 Jenis HPV “Low
mendeteksi dini kanker serviks. Risk” dapat menyebabkan kutil pada atau
kebanyakan orang tidak menyadari adanya serviks dapat dilakukan dengan dua cara.
infeksi HPV dalam tubuh mereka.8 Salah satu caranya adalah dengan mencegah
Ada lebih dari 40 jenis HPV yang ditularkan munculnya lesi prakanker dengan melakukan
secara seksual dan akan menginfeksi epitel imunisasi HPV, dan yang kedua adalah
kulit atau selaput lendir. Terlepas dari mendeteksi lesi prakanker sebelum mereka
kenyataan bahwa sistem kekebalan tubuh berkembang menjadi kanker serviks dengan
biasanya membersihkan virus dari tubuh cara melakukan skrining pemeriksaan
kanker serviks melalui pemeriksaan IVA atau divaksinasi penuh dengan vaksin HPV
pemeriksaan Pap Smear.8 pada usia 15 tahun;
Karena lesi prakanker dapat ditemukan • Skrining: 70% wanita melakukan skrining
melalui tes Papanicolaou (Pap Smear) dan menggunakan tes kinerja tinggi pada usia
diikuti dengan pengobatan yang adekuat 35 tahun, dan dilakukan lagi pada usia 45
hingga sembuh, kanker serviks sering tahun;
terdeteksi di stadium awal sebelum menjadi • Pengobatan: 90% wanita dengan pra-
ganas. Deteksi dini telah menyebabkan angka kanker diobati dan 90% wanita dengan
kejadian dan kematian yang lebih rendah. kanker invasif ditangani.
Wanita yang dirawat dengan lesi prakanker Setiap negara harus memenuhi target
memiliki angka kelangsungan hidup dalam 5 90-70-90 pada tahun 2030. Sebuah model
tahun ( ) hampir 100%.13 matematis yang mengilustrasikan manfaat
Meskipun skrining sekunder dapat mencegah sementara apabila setiap negara mencapai
kanker serviks dengan mendeteksi lesi target 90-70-90 pada tahun 2030 di negara
prakanker, tidak semua wanita menerima berpenghasilan rendah dan menengah ke
skrining yang direkomendasikan atau bawah:
menerima skrining tepat waktu. Selain itu, • Rata-rata tingkat kejadian kanker serviks
strategi pencegahan utama untuk memerangi akan turun sebesar 42% pada tahun
kanker serviks sudah tersedia yaitu melalui 2045, dan sebesar 97% pada tahun
program imunisasi vaksin HPV. Baik pria 2120, mencegah lebih dari 74 juta kasus
maupun wanita harus menerima vaksinasi baru kanker serviks;
HPV untuk mencegah perkembangan kanker • Jumlah rata-rata kumulatif kematian
serviks; namun, tingkat vaksinasi tetap akibat kanker serviks yang dapat dicegah
rendah.8 menjadi 300.000 pada tahun 2030, lebih
Maka dari itu pada tahun 2020 WHO dari 14 juta pada tahun 2070, dan lebih
mengusung strategi global untuk percepatan dari 62 juta pada tahun 2120. 2
pengeliminasian kanker serviks sebagai Strategi global untuk menghilangkan
masalah kesehatan masyarakat. Untuk kanker serviks sebagai masalah kesehatan
menghilangkan kanker serviks, semua negara masyarakat akan membutuhkan (a) dukungan
harus mencapai dan mempertahankan politik dari para pemimpin internasional dan
tingkat kejadian di bawah empat per 100.000 lokal; (b) kerja sama yang terkoordinasi di
wanita. Pencapaian tujuan tersebut bertumpu antara mitra multisektoral; (c) dukungan
pada tiga pilar utama dan target yang sesuai: luas untuk akses yang adil dalam konteks
• Vaksinasi: 90% anak perempuan cakupan kesehatan universal; (d) mobilisasi
68
69
sumber daya yang efektif; (e) penguatan promosi anti rokok, perilaku seksual yang
sistem kesehatan; dan (f) promosi kesehatan aman, pemberian vaksin HPV
yang gencar di semua tingkatan. 2 • Pencegahan Sekunder (deteksi dini
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dan pengobatan segera) : pemeriksaan
Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa skrining berupa pemeriksaan IVA dan
kanker serviks merupakan jenis kanker Papsmear
penyebab kematian tertinggi nomor dua dan • Pencegahan Tersier (upaya kuratif dan
salah satu beban pembiayaan kesehatan rehabilitatif)
terbesar di Indonesia. Kendati memiliki risiko Program atau kegiatan deteksi dini yang
kematian yang tinggi, Menkes menegaskan dilakukan pada masyarakat hanya akan
bahwa kanker serviks dapat dicegah, salah berhasil apabila kegiatannya dihubungkan
satunya dengan pemberian imunisasi human dengan pengobatan yang adekuat,
papillomavirus (HPV) utamanya diberikan terjangkau, aman, dan mampu laksana,
kepada anak-anak. Program pemberian serta mencakup 80 % populasi perempuan
imunisasi HPV sendiri telah menjadi 1 dari 14 yang berisiko. Untuk itu dibutuhkan
imunisasi dasar lengkap pada anak. Hal ini perencanaan akan kebutuhan sumber daya
didukung dengan dikeluarkannya Keputusan dan strategi-strategi yang paling efektif untuk
Menteri Kesehatan Republik Indonesia melaksanakan program ini. Agar dapat
Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 mengurangi jumlah perempuan yang tidak
tentang Program Introduksi Imunisasi Human mendapat tindak lanjut penatalaksanaan
Papillomavirus Vaccine Tahun 2022-2024.4 setelah deteksi dini, diupayakan pengobatan
14
Program imunisasi ini merupakan bentuk segera dengan menggunakan pendekatan
dukungan Kementerian Kesehatan Republik “kunjungan sekali”, yaitu mengaitkan IVA
Indonesia terhadap strategi global yang dengan pengobatan krioterapi. Semua
diusung oleh WHO. perempuan yang mendapat hasil IVA positif
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan perlu segera diobati untuk mencegah agar
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 tidak berkembang menjadi Kanker Leher
Tentang Penanggulangan Kanker Payudara Rahim. 15
dan Kanker Leher Rahim menjabarkan
bahwa terdapat 3 upaya pencegahan yaitu :
• Pencegahan Primer : untuk mengeliminasi
dan meminimalisasi pajanan penyebab
dan faktor resiko, memberikan edukasi
tentang perilaku gaya hidup sehat,
Gambar 1. Persentase Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
16
70
71
Terlebih lagi, Cerviray AITM juga dilengkapi telemedicine ini, Cerviray AITM mampu
oleh sistem telemedicine yang memungkinkan untuk mempertahankan kelebihan IVA dan
konsultasi jarak jauh dengan ahli (Gambar membantu mengatasi kekurangannya.27
3). Dengan sistem dan
72
73
Gambar 4 memperlihatkan cara kerja dalam waktu 1-5 menit. Lalu, ahli onkologi
Cerviray AITM. Pengguna menggambil dimanapun dapat memberikan konsultasi
gambar serviks menggunakan kolposkop jarak jauh terkait gambar hasil IVA yang
portabel Cerviray AITM, kemudian gambar dimasukkan ke server. Setelah itu, laporan
diunggah ke server, dan sistem konsultasi jarak jauh dapat segera dikirim ke
intelligence akan memberikan diagnosis pengguna. 27
awal (normal, CIN1, CIN2-3, atau CIN3+)
TM
74
75
menampilkan Hasil (Negatif, P1, P2, P3). 13. Setelah selesai pembacaan di tempat
Lalu klik “Send Evaluated Cases” untuk atau saran jarak jauh, hasilnya dapat
mengirimkan hasil evaluasi agar bisa dilihat dan dicetak di Web Admin.
melakukan Cetak hasil report.
76
77
78
79
80
81
PEMERIKSAAN DEFINISI
• Pemeriksaan yang
Kotesting (Pap smear mengkombinasikan sitologi untuk
dan tes HPV DNA mencari abnormalitas sel di bawah
bersamaan) mikroskop dan tes DNA HPV dari
sampel yang sama yang diambil dari
serviks
82
83
How: Kotesting pap smear dan HPV diambil dari serviks. Tes Pap memeriksa
DNA merupakan prosedur di mana tes sel kanker serviks dan perubahan sel yang
HPV dan tes Pap dilakukan pada saat yang dapat menyebabkan kanker serviks. Kedua
sama untuk skrining kanker serviks. Tes pemeriksaan ini dilakukan menggunakan
HPV akan mencari DNA atau RNA HPV sampel sel yang sama yang diambil dari
subtipe risiko tinggi dalam sampel sel yang serviks.6
84
85
DETEKSI CIN2+
DETEKSI CIN3+
berdasarkan meta-analisis12
Tabel 4 menampilkan perbandingan jangka panjang. Selain itu, model analisis ini
juga menunjukkan bahwa walaupun tes HPV
sitologi primer, HPV DNA primer, dan DNA primer pada wanita usia 25-29 tahun
kotesting. Kotesting memiliki sensitivitas
paling tinggi dibandingkan sitologi primer CIN2/3, lesi CIN 2/3 ini jarang yang berprogresi
menjadi kanker serviks invasif sebelum usia
yang sebanding dengan sitologi primer dan 30 tahun. Maka dari itu, tes HPV DNA primer
HPV DNA primer.13 pada rentang usia ini hanya memberikan
Felix et al. melakukan sebuah analisis model keuntungan yang sangat minimal, tidak
yang mengevaluasi keuntungan ekonomis menurunkan mortalitas kanker serviks, tidak
dari kotesting HPV/Pap dibandingkan hemat biaya, dan menyebabkan peningkatan
dengan tes HPV DNA primer. Penelitian ini jumlah kolposkopi yang sebetulnya tidak
menunjukkan bahwa dibandingkan dengan diperlukan (overtreatment) pada rentang usia
skrining menggunakan tes HPV DNA tersebut.7
primer, ko-testing Pap smear dan HPV DNA
dapat mengurangi keseluruhan biaya dan
memberikan efektivitas lebih tinggi pada
PEDOMAN SKRINING KANKER SERVIKS Rekomendasi skrining kanker serviks
berdasarkan American Cancer Society
(ACS):6
86
87
Rekomendasi skrining kanker serviks dari al. Human Papillomavirus and Related
(WHO) tahun Diseases Report INDONESIA. Inf Cent
2021 adalah sebagai berikut:14 HPV Cancer.
• Untuk wanita populasi umum, WHO 3. Saraogi G. Comparative study of
merekomendasikan tes HPV DNA visual inspection of the cervix by 3%
primer (dari sampel yang diambil acetic acid (VIA) versus Pap smear by
tenaga kesehatan atau self collected Bethesda method in sexually active
sample) yang dimulai sejak usia 30 women aged 25-50 years as an equally
tahun kemudian diulang setiap 5-10
tahun dalam pendekatan screen and screening method in a low resource
treat atau screen, triage, and treat setup. Int J Reprod Contracept Obs
• Untuk wanita dengan HIV, WHO Gynecol. 2014;3(3):2320–1789.
merekomendasikan tes HPV DNA 4. Nath J, Bhattacharyya A, Deka H.
primer (dari sampel yang diambil Comparative study between pap smear
tenaga kesehatan atau self collected and visual inspection with acetic acid
sample) yang dimulai sejak usia 25 (via) in screening of CIN and early
tahun kemudian diulang setiap 3-5 cervical cancer. J Midlife Health.
tahun dalam pendekatan screen, triage, 2015;6(2):53.
and treat 5. Aggarwal P. Cervical cancer: Can it be
88
89
PENDAHULUAN
antaranya menginfeksi daerah anogenital. 6
Kanker serviks merupakan kanker paling
Tipe HPV 16 dan 18 dianggap berkontribusi
umum keempat di seluruh dunia. Saat ini,
terhadap 70% kasus kanker serviks.
lebih dari 85% kematian akibat kanker
Sedangkan tipe onkogenik HPV (risiko tinggi)
serviks terjadi pada masyarakat negara
lainnya termasuk tipe 31, 33, 35, 39, 45, 51,
berpenghasilan rendah-menengah. Hingga
52, 56, 58, 59, dan 68 menyebabkan 25%
saat ini kanker serviks merupakan penyebab
karsinoma serviks.7 Infeksi dengan tipe HPV
utama kematian akibat kanker pada wanita
lainnya dianggap berperan dalam sebagian
di negara berkembang.1 Selama lebih dari 50
besar kejadian kanker anus, vulva, vagina,
tahun terakhir mortalitas dan malignasis pada
penis, dan orofaring.8
kasus ini mengalami penurunan di negara
Human papilloma virus dapat ditularkan
maju, hal ini disebabkan karena tes skrining
melalui kontak kulit-kulit baik hubungan
papsmear yang berjalan dengan efektif.2
seksual manual-genital maupun oral-genital.
Namun skrining kanker serviks menggunakan
Infeksi HPV berisiko tinggi dapat berkembang
papsmear membutuhkan tenaga medis yang
menjadi kutil kelamin (genital warts) atau
terlatih serta laboratorium yang memadai
penyakit serviks yang dapat berkembang
dan dibutuhkan biaya yang tinggi.3-4 Saat
menjadi lesi pra kanker (CIN1-3). Infeksi
ini telah dikembangkan berbagai macam
virus HPV dapat menyebabkan gangguan
metode skrining yang cepat, hemat biaya,
pada sel serviks. Adanya oncoprotein E6-E7
dan sensitive serta cakupan luas.
merupana penyebab terjadinya degenerasi
Hampir sebagian besar kasus kanker
keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat
serviks dikaitkan dengan adanya infeksi
protein yang akan membentuk kompleks
human papilloma virus (HPV). HPV dapat
E6-AP sehingga menyebabkan kerusakan
dikategorikan sebagai tipe HPV risiko
p53. Kerusakan p53 dapat menyebabkan
rendah dan risiko tinggi tergantung pada
apoptosis menjadi terhenti, sehingga
potensi onkogeniknya. Tipe HPV risiko
siklus sel akan terus berlangsung tanpa
rendah memungkinkan adanya gejala yang
control.9 Sedangkan oncoprotein E7 akan
mengikat TSG pRB yang menyebabkan
kutil pada anogenital, sedangkan tipe
terlepasnya faktor transkripsi yang juga akan
90
91
ketat dan beberapa penelitian melaporkan sitologi serviks pada tahun 1950-an,
pendekatan pencegahan kanker serviks di
lesi pra kanker dan kanker serviks. sebagian negara maju dapat mendeteksi
lesi CIN2, CIN3, dan kanker serviks
dengan menggunakan pemeriksaan
sitologi. Pemeriksaan dilakukan dengan
mengevaluasi menggunakan kolposkopi dan Papsmear merupakan salah satu
biopsi serviks pada wanita yang memiliki pemeriksaan sitologi yang dapat mendeteksi
kelainan sitologi. Sayangnya pemeriksaan ini perubahan sel serviks yang abnormal, dengan
sangat sulit diimplementasikan pada negara cara mengambil spesimen dari serviks
berkembang.13 kemudian dilakukan pemeriksaan di bawah
Beberapa tantangan yang harus dihadapi mikroskop. Namun penggunaan papsmear
dalam mengimplementasikan pemeriksaan atau sitologi ini memiliki tentangan dan
ini bukan hanya berkaitan dengan biaya cenderung mengalami kegagalan di negara
yang dibutuhkan, namun juga infrastruktur berkembang. Oleh karenanya terdapat
dan sistem kesehatan yang belum metode alternatif yang dapat mendeteksi dini
memadai. Deteksi dini kanker umumnya kanker serviks. Beberapa kriteria metode
dapat meningkatkan angka keberhasilan deteksi dini pada negara berkembang ialah
pengobatan dengan memberikan tatalaksana dapat mendeteksi dini, diagnosis, serta
sedini mungkin pada pasien. Keterlambatan perawatan dilakukan di satu tempat dan
dalam mengakses perawatan kanker dapat waktu yang sama, biaya yang digunakan
menjadikan menurunkan angka peluang rendah, serta mudah digunakan secara
bertahan hidup, meningkatkan morbiditas meluas terutama untuk wanita berisiko.
akibat terapi, serta biaya pengobatan yang Program skrining kanker serviks ialah
lebih tinggi. Oleh karena itu mendeteksi dengan melakukan pengujian lesi prakanker
kanker serviks secara dini merupakan dan kanker pada perempuan yang tidak
strategi kesehatan yang penting dan efektif memiliki gejala. Melalui program ini
dalam mengurangi angka kematian akibat diharapkan kondisi pra-kanker dan kanker
kanker. dapat terdeteksi sejak dini sehingga kanker
Alat deteksi dini yang baik seharusnya serviks dengan stadium akhir dapat dicegah
1. Akurat dan diobati sejak dini. Dua pendekatan
2. Reproducible: apabila dilakukan tes alternatif yang paling banyak dipelajari untuk
pengulangan, hasil akan sama pencegahan kanker serviks adalah inspeksi
3. Murah visual (dengan asam asetat) dan tes HPV-
4. Mudah DNA.
Acceptable 1. Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
6. Aman Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam
7. Tersedia dan dapat diakses populasi asetat merupakan pemeriksaan serviks
masyarakat banyak. dengan mata telanjang yang menggunakan
sumber cahaya terang dilakukan setelah 1
92
93
menit pengolesan menggunakan asam asetat dekat dengan sambungan squama kolumnar
encer 3-5%. Tes IVA dianggap sebagai salah (SSK), namun gambaran acetowhitening
satu pemeriksaan skrining alternatif yang juga dapat terjadi pada metaplasia
memiliki keunggulan diantaranya ialah lebih
mudah, murah, peralatan yang dibutuhkan regenerasi sel epitel di seviks. Pada epitel
lebih sederhana, hasil diperoleh segera, tidak skuamosa yang normal akan tampak tebal,
membutuhkan kunjungan ulang, cakupan berlapis-lapis, dan berwarna kemerahan
luas, dan tidak membutuhkan tenaga medis akibat adanya pembuluh darah di stroma.
untuk pemeriksaan sitologi.14 Keunggulan ini Sedangkan pada sambungan skuamosa
memungkinkan untuk tes IVA dapat dilakukan kolumnar (SSK) memiliki epitel skuamosa
di negara berkembang seperti Indonesia. yang lebih tipis sehingga akan tampak lebih
Pemberian asam asetat ini dapat merah dibanding daerah sekitarnya. Pada
mempengaruhi sel epitel abnormal epitel prakanker akan berbeda dengan
dalam meningkatkan osmolaritas cairan epitel yang normal, karena jumlah sel akan
ekstraseluler. Cairan ekstraseluler yang bertambah, inti bertambah besar, dan
memiliki sifat hipertonik akan menarik cairan digambarkan memiliki warna merah keabu-
intraseluler, hal ini dapat menyebabkan abuan. Sedangkan pada epitel perempuan
membrane kolaps dan jarak antara sel akan yang mengalami menopause akan memiliki
semakin dekat. Oleh karenanya apabila epitel yang lebih tipis dan suplai darah
diberikan paparan sinar yang terang, paparan stroma yang berkurang, sehingga gambaran
sinar tersebut tidak akan di hantarkan kepada yang dihasilkan ialah merah pucat. Namun
permukaan stoma namun dipantulkan tampilan acetowhite tidak hanya khas untuk
kembali keluar sehingga mengakibatkan sel deteksi kanker namun juga pada metaplasia,
permukaan epitel akan berwarna keputihan, peradangan, leukoplakia dan kondiloma.
hal inilah yang disebut dengan acetowhite. 15 Pada metaplasia dan peradangan, perubahan
Semakin putih keadaan permukaan sel akan cepat menghilang dalam waktu 30-
maka, semakin tinggi derajat kelainannya. 60 detik, leukoplakia dapat terlihat sebelum
Begitupula dengan batasnya, apabila pengaplikasian asam asetat, sedangkan
semakin tajam dan jelas batasnya maka pada CIN dan kanker invasif lesi tersebut
semkin tinggi pula derajat kelainannya. dapat bertahan dalam waktu 2-4 menit.
Berbeda dengan acetowhite, leukoplakia Sama halnya dengan pemeriksaan
dapat terdeteksi sebelum pengaplikasian lainnya, pemeriksaan tes IVA juga memiliki
asam asetat. Deteksi area putih akibat kekurangan antara lain ialah :10,16,17
paparan asetat (accetowhite) akan terlihat • Nilai duga positif yang lebih rendah
sehingga menyebabkan terapi yang kanker serviks telah banyak diteliti pada
berlebihan. decade terakhir. Adanya multiple genes
• Pemeriksaan tidak bisa dilakukan dan protein yang diekspresikan selama
pada wanita menopause karena zona siklus hidup virus yaitu E (early) dan L(late).
transformasi masuk ke dalam kanalis Protein E6 dan E7 memiliki peran dalam
servikalis, sehingga sulit dilihat dan proses karsinogen dengan mensupresi tumor
dievaluasi. suppressor proteins p53. Kejadian ini dapat
• Sangat tergantung dari kemampuan memicu sel epitel serviks yang terus tumbuh
tenaga medis terlatih yg melakukan tes dan mengalami perubahan keganasan. 20
tersebut. Test HPV DNA dianggap sebagian besar
Pemeriksaan tes IVA telah dievaluasi dalam studi dapat meningkatkan sensitivitas
berbagai macam studi cross-sectional pada pemeriksaan skrining kanker serviks pada
negara berkembang. Studi ini melibatkan wanita usia lebih dari 30 tahun yang menjalani
lebih dari 150.000 wanita dan dilaporkan skrining. Namun pemeriksaan ini dianggap
hasil yang mendukung untuk penggunaannya tidak direkomendasikan pada wanita usia
sebagai alternatif metode skrining kanker dibawah 30 tahun, karena banyak wanita
serviks. Sensitivitas tes IVA bervariasi dari muda yang mengalami infeksi virus ini namun
dapat sembuh dengan sendirinya. Teknik
2. Tes HPV DNA pemeriksaan HPV DNA menggunakan
Sebanyak lebih dari 70% penyebab kanker sampel pada bagian atas vagina dan ostium
serviks invasive ialah berhubungan erat serviks. Sampel tersebut akan dimasukan
dengan infeksi human papillomavirus berisiko kedalam wadah berisi cairan pengawet yang
tinggi seperti tipe 16 dan 18.18 Pada tahun selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan non
2005, Khan MJ dkk melaporkan dari 20500
wanita yang menjalani pemeriksaan rutin atau polymerase chain reaction (PCR), ligase
deteksi kanker serviks, perempuan dengan chain reaction (LCR) dan hybrid capture
infeksi HPV tipe 16 dan 18 memiliki risiko (HC). Pemeriksaan HPV-DNA sangat sensitif
terjadinya perubahan pemeriksaan dalam 10 yang bersifat objektif karena tidak bergantung
tahun untuk terjadinya perubahan lesi pre- pada interpretasi pemeriksa.
kanker CIN-3 dibanding infeksi HPV non-16 HPV DNA test ini sangat sensitif dalam
dan 18.19 Pemeriksaan HPV DNA merupakan mendeteksi adanya infeksi virus HPV pada
metode skrining untuk mendeteksi infeksi wanita, namun tidak semua infeksi HPV
human papilloma virus. merupakan penyebab dari kanker serviks.
Hubungan antara infeksi HPV dan juga Oleh karenanya tes HPV DNA yang positif
94
95
(CareHPV)
HPV-DNA clinician
88% 90% 23
Sampling
worse
HPV HCII CIN 3 86,2% 96,9% 27
Gambar 1. Algoritma Diagnosis Deteksi Dini dan Tata Laksana Kanker serviks
96
97
dianggap sebagai TeleDoVIA positif palsu. Sedangkan jika pelaksananya adalah SpOG
Pada kondisi servisitis berat, perlu dirujuk dan fasilitas tersedia, maka dilakukan
ke dokter SpOG, untuk dilakukan biopsi terapi eksisi dengan elektrokauter (LEEP*/
untuk mengantisipasi keganasan. Pada LLETZ**) dengan atau tanpa kolposkopi.
hasil TeleDoVIA positif, terdapat beberapa Rentang waktu dilakukannya skrining ulang
pilihan tatalaksana, tergantung kompetensi pada program nasional tergantung kebijakan
pelaksana dan fasilitas yang tersedia. Jika yang disesuaikan dengan kemampuan suatu
pelaksananya adalah dokter umum atau negara. Berdasarkan studi-studi ilmiah, jika
bidan terlatih, dilakukan krioterapi atau dilakukan skrining setiap 1, 3, 5, 10 tahun,
TCA 85% yang merupakan terapi ablasi. dapat menurunkan kejadian kanker serviks
Hal ini sesuai dengan konsep “Screen and sebesar 93, 91, 84, 64 persen.
Treat” atau Single Visit Approach (SVA).
Gambar 2. TeleDoVia
98
99
serviks dimana SSK mungkin tidak terlihat screening strategies. Arch Gynecol
seluruhnya. Pada kondisi ini, dilakukan Obstet 2011 Nov;284(5):1247e52.
pemeriksaan sitologi/pap smear untuk PubMed PMID: 21188404. Epub
memastikan tidak adanya kelainan di kanalis 2010/12/29. Eng
servikalis yang tidak dapat terdeteksi dengan 5. Walboomers JM, Jacobs MV, Manos
tes TeleDoVIA. MM, et al. Human papillomavirus
Jika didapatkan hasil positif salah satu is a necessary cause of invasive
atau keduanya, maka dilakukan manajemen cervical cancer worldwide. J Pathol
sesuai dengan abnormalitas yang ditemukan 1999;189:12-19.
(lihat algoritme sebelumnya). Jika didapatkan 6. National Cancer Institute. HPV and
tes DNA-HPV RT dan TeleDoVIA keduanya cancer 2019. Available at: https://
positif, maka dilakukan biopsi target/LEEP/ www.cancer.gov/about-cancer/causes-
prevention/risk/ infectious-agents/hpv-
atau tanpa kolposkopi, tergantung fasilitas fact-sheet#q1.
yang tersedia. 7. Centers for Disease Control and
Prevention. 2015 Sexually transmitted
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Cancer, diseases treatment guidelines: Human
2. Murillo R, Herrero R, Sierra MS, Forman 8. Martin-Hirsch PL, Wood NJ. Cervical
3. Gupta p, kaur T, Bedi S, Geetanjali Kanker Serviks. Maj Kedokt Indon. IDI.
and digital cervicography as cervical 11. Ferlay J, Shin HR, Bray F et al. Estimates
of worldwide burden of cancer in 2008:
GLOBOCAN 2008. Int J Cancer 2010; 113:14-24
127:2893–2917 18.
12. WHO. Burden of cervical cancer L, Geraets DT, Klaustermeier JE,
globally. WHO/ICO Information Center Lloveras B, et al. Human papillomavirus
on HPV and Cervical Cancer, 2011 genotype attribution in invasive cervical
13. Wright Jr, Thomas C., and Louise Kuhn. cancer: a retrospective cross-sectional
“Alternative approaches to cervical worldwide study. Lancet Oncol 2010
cancer screening for developing Nov;11(11):1048–56.
countries.” Best practice & research 19. Khan MJ, Castle PE, Lorincz AT,
Clinical obstetrics & gynaecology 26.2 Wacholder S, Sherman M, Scott DR, et
(2012): 197-208. al. The elevated 10-year risk of cervical
14. Broutet, N., Eckert, L., Ullrich, A., Bloem, precancer and cancer in women with
P. 2014. Screening and treatment of human papillomavirus (HPV) type 16
cervical pre-cancer. Dalam: Broutet, N., or 18 and the possible utility of type-
penyunting. Comprehensive cervical
cancer control: a guide to essential J Natl Cancer Inst 2005;97(14):1072–9
practice. Edisi Kedua. Australia: WHO 20. Doorbar J. Molecular biology of
Library Cataloguing, hal. 119-47. human papillomavirus infection and
15. Nuranna, L., Farid, M., Cornanin, S., cervical cancer. Clin Sci (Lond) 2006
Purwoto, G., Purbadi, S., Budiningsih, S., May;110(5):525–41.
et al. 2012. Cervical cancer prevention 21.
program in Jakarta, Indonesia: See and Jacob M, Sellors J, Robles S. A critical
Treat model in developing country. J assessment of screening methods
Gynecol Oncol, 23(3): 147-52. for cervical neoplasia. Int J Gynaecol
16. Saleh, H. 2014. Can visual inspection Obstet 2005;89(Suppl. 2):S4–S12.
with acetic acid be used as an 22.
alternative to Pap smear in screening testfor detection of cervical neoplasia.
cervical cancer?. Middle East Fertility In: 27th International Papillomavirus
Society Journal. Egypt, 19:187-91. Conference and Clinical Workshop.
17. Sauvaget, C., Fayette, J., Muwonge, R., September 17–22. 2011
Wesley, R., Sankaranarayan, R. 2011. 23. G.S. Ogilvie, D.M. Patrick, M. Schulzer,
Accuracy of visual inspection with acetic et al. Diagnostic accuracy of self
acid for cervical cancer. International collected vaginal specimens for human
Journal of Gynecology and Obstetrics, papillomavirus compared to clinician
100
101
e13711.
27. Basu, Partha, et al. “Diagnostic accuracy
of VIA and HPV detection as primary and
sequential screening tests in a cervical
cancer screening demonstration project
28.
of the diagnostic value of the visual
inspection with acetic acid (VIA)
and Pap smear in cervical cancer
345-348.
29. Sauvaget C, Fayette JM, Muwonge
Asupan Nutrisi
Optimal untuk
Luaran Reproduksi
yang Sehat Sesuai
M. Alamsyah Aziz Permenkes 21/2021
Divisi Kedokteran ABSTRAK
Fetomaternal Departemen/ Salah satu komponen dalam kesehatan reproduksi
KSM Obstetri dan perempuan adalah kesehatan ibu dimulai sejak saat
Ginekologi mempersiapkan kehamilan, selama kehamilan, persalinan,
-
dan nifas. Untuk mencapai hal tersebut, penting untuk
Fakultas Kedokteran
memperhatikan status gizi dan asupan nutrisi, karena
Universitas Padjajaran/
kekurangan gizi pada ibu menyebabkan peningkatan risiko
Rumah Sakit Hasan
Sadikin, Bandung, Jawa yang dapat membahayakan ibu dan janin, termasuk anemia
Barat, Indonesia pada ibu dan janin, risiko perdarahan saat persalinan, berat
bayi lahir rendah, bayi rentan mengalami infeksi, kelainan
bawaan pada janin, bahkan kematian janin. Pemeriksaan
status gizi pada semua ibu hamil berperan penting dalam
memastikan kesiapan kehamilan. Pemberian suplemen
gizi, dalam hal ini zat besi dan asam folat, efektif dalam
penanggulangan anemia pada perempuan usia subur.
102
103
Selain itu, suplementasi mikronutrien lain status gizi bertujuan untuk mendeteksi
seperti kalsium, penting untuk memenuhi secara dini masalah gizi kurang atau gizi
kebutuhan kalsium harian yang meningkat lebih. Pemeriksaan status gizi dilakukan
pada ibu hamil dan menyusui. melalui pengukuran antropometri
Kata kunci: nutrisi, suplemen, zat besi, asam dengan menggunakan Indeks Masa
folat, kalsium Tubuh berdasarkan Umur (IMT/U), dan
pengukuran LiLA. Pengukuran status gizi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang
penting dikarenakan erat kaitannya dengan
kesiapan kehamilan. Jika perempuan atau
dan sosial seseorang dihubungkan dengan
catin mempunyai status gizi kurang ingin
sistem, fungsi, dan proses reproduksinya,
hamil, sebaiknya menunda kehamilan,
termasuk tidak adanya penyakit dan kelainan
untuk dilakukan intervensi perbaikan gizi
yang mempengaruhi kesehatan reproduksi
sampai status gizinya baik. Ibu hamil dengan
tersebut. Dalam lingkup kesehatan
kekurangan gizi memiliki risiko yang dapat
reproduksi, kesehatan ibu selama kehamilan,
membahayakan ibu dan janin, antara lain
persalinan, dan nifas menjadi masalah
anemia pada ibu dan janin, risiko perdarahan
utama kesehatan reproduksi perempuan.1
saat melahirkan, BBLR, mudah terkena
Pada kelompok remaja, pelayanan
penyakit infeksi, risiko keguguran, bayi lahir
kesehatan masa sebelum hamil ditujukan
mati, serta cacat bawaan pada janin.
untuk mempersiapkan remaja menjadi orang
Selain status gizi, kadar Hb juga penting
dewasa yang sehat dan produktif, agar
dalam menentukan kesiapan dan kesehatan
terbebas dari berbagai gangguan kesehatan
reproduksi yang perlu diperhatikan sejak
yang dapat menghambat kemampuan
masa pra nikah. Pemeriksaan kadar
menjalani kehidupan reproduksi secara sehat.
hemoglobin sangat penting dilakukan dalam
Sedangkan untuk calon pengantin dan PUS,
menegakkan diagnosa dari suatu penyakit,
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
sebab jumlah kadar hemoglobin dalam sel
bertujuan untuk mempersiapkan pasangan
darah akan menentukan kemampuan darah
agar sehat sehingga perempuan dapat
untuk mengangkut oksigen dari paru-paru
menjalankan proses kehamilan, persalinan
keseluruh tubuh.
yang sehat dan selamat, serta melahirkan
bayi yang sehat.
Salah satu aspek yang memiliki peran
penting terhadap kesehatan merupakan
asupan nutrisi dan status gizi. Pemeriksaan
Anemia
Tidak
Populasi
Anemia
Ringan Sedang Berat
Anak 5-11
11.5 11.0-11.4 8.0-10.9 <8.0
tahun
Anak 12-14
12 11.0-11.9 8.0-10.9 <8.0
tahun
WUS tidak
12 11.0-11.9 8.0-10.9 <8
hamil
Berdasarkan Umur1
104
105
Ibu hamil rentan menderita anemia hamil, ibu menyusui dan perempuan usia
karena adanya peningkatan volume darah menopause tetap menjadi populasi berisiko
selama kehamilan untuk pembentukan tinggi. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium
plasenta, janin dan cadangan zat besi dalam dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan
ASI. Kadar Hb pada ibu hamil menurun janin dan tetap menjaga kekuatan tulang
pada trimester I dan terendah pada trimester dan gigi ibu. Setiap harinya 200-300mg
II, selanjutnya meningkat kembali pada kalsium diberikan oleh ibu melalui plasenta
trimester III. Penurunan kadar Hb pada ibu atau ASI kepada janin atau bayi. WHO
hamil yang menderita anemia sedang dan merekomendasikan suplemen kalsium pada
berat akan mengakibatkan peningkatan risiko ibu hamil dengan dosis 1x5-2.0gram kalsium
persalinan, peningkatan kematian anak dan elemental/hari terbagi 3 dosis dimulai
infeksi penyakit. Upaya pencegahan anemia pada usia 20 minggu gestasi sampai akhir
gizi besi pada ibu hamil dilakukan dengan kehamilan. Pemberian suplementasi kalsium
memberikan 1 tablet setiap hari selama terutama diberikan pada ibu dengan risiko
kehamilan minimal 90 tablet, dimulai sedini tinggi mengalami hipertensi gestasional. 6–9
mungkin dan dilanjutkan sampai masa nifas.
Penanggulangan ibu hamil Kurang Energi DAFTAR PUSTAKA
Konsumsi karbohidrat, protein dan lemak masa sebelum hamil, masa hamil,
organisasi profesi, tokoh masyarakat, LSM 2. Kassebaum NJ, Fleming TD, Flaxman
Salah satu mikronutrien yang dibutuhkan et al. The Global Burden of Anemia.
dalam kesehatan reproduksi dan dapat Hematol Oncol Clin North Am. 2016;
adalah kalsium. Kalsium diperlukan untuk 3. Kaur K, Arya BD. Anaemia ‘a silent
metabolisme tubuh, sistem saraf, pompa killer’ among women in India: Present
Prevention. 2017.
6. Straub DA. Calcium supplementation
in clinical practice: A review of forms,
doses, and indications. Nutr Clin Pract.
2007; 22: 286–296.
7. Chen LR, Wen YT, Kuo CL, Chen KH.
Calcium and vitamin D supplementation
on bone health: Current evidence and
recommendations. Int J Gerontol. 2014;
8: 183–188.
8.
C, Lips P, Ljunggren O, Meunier PJ,
et al. Addressing the musculoskeletal
components of fracture risk with calcium
and vitamin D: A review of the evidence.
Calcif Tissue Int. 2006; 78: 285–292.
9.
Calcium supplementation in pregnant
women. World Heal Organ. 2013; 24.
106
107
Terapi Estrogen
untuk Mengatasi
Sindroma
Genitourinaria
Anita Rachmawati Menopause
Divisi Fertilitas dan ABSTRAK
Endokrinologi Reproduksi Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi secara
Departemen/KSM Obstetri permanen akibat hilangnya aktivitas folikuler ovarium.
dan Ginekologi Sindroma genitourinaria menopause adalah suatu kondisi
- kronis, progresif dari vulvovaginal, seksual, dan saluran
Fakultas Kedokteran kemih bagian bawah yang ditandai dengan sejumlah gejala
Universitas Padjajaran/
sekunder akibat keadaan klinis hipoestrogenisme setelah
Rumah Sakit Hasan
onset menopause. Tanda dan gejala tersering berdasar
Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia
75% wanita postmenopause), dyspareunia (38%), dan gatal,
keluar duh, dan nyeri vagina (15%). Managemen sindroma
genitourinaria menopause bergantung pada derajat
keparahan gejala. Pada kasus moderat sampai berat terapi
estrogen merupakan pilihan. Terapi sistemik disarankan
untuk pasien dengan sindroma genitourinaria genitourinaria menopause juga dapat
menopause yang disertai keluhan hot mencerminkan kondisi hipoestrogenik
dan untuk proteksi osteoporosis. pada wanita pramenopause. Sekitar 15%
Terapi estrogen topical dapat memberikan wanita pramenopause dan 40 – 45% wanita
cukup estrogen untuk mengurangi gejala- postmenopause mengalami sindrom ini.
gejala dan memulihkan kondisi epitel vagina Karena wanita mempunyai harapan hidup
lebih tinggi dibanding dengan pria, dan
topical vaginal, antara lain krim vagina
yang mengandung estradiol atau estrogen tahun di tahun 2030, maka konsekuensi
konjugasi, tablet estradiol dosis rendah, dan dari penurunan kadar estrogen endogen
a sustained-release intravaginal estradiol seharusnya menjadi perhatian para klinisi.1,2
ring.
MANIFESTASI KLINIS
PENDAHULUAN
dan osteoporosis.
hasrat seksual dan gairah berkurang,
Sindroma genitourinaria menopause
adalah suatu kondisi kronis, progresif
menurun sehingga menimbulkan masalah
dari vulvovaginal, seksual, dan saluran
hubungan antara suami dan istri. Meskipun
kemih bagian bawah yang ditandai dengan
sejumlah gejala sekunder akibat keadaan
klinis hipoestrogenisme setelah onset
dari separuh populasi postmenopause
menopause. Kondisi ini dulu dikenal sebagai
melaporkan keluhan yang mengganggu. Usia,
aktivitas seksual, etnis dan sikap terhadap
1
Gejala-gejala sindrom
menopause mempengaruhi kejadian dan
108
109
vulvovaginal dan organ urologik karena dasar dan aliran darah dinding vagina membantu
embriologis kedua sistem organ. Reseptor meningkatkan kemampuan mekanis
jaringan urogenital bergantung pada kadar vagina. Akibat kondisi hipoestrogen fungsi
estrogen endogen untuk mempertahankan prolubrikatif dan proelastik menghilang
karena penurunan kolagen, elastin, dan asam
reseptor estrogen terus berkurang tetapi hyaluronic; epitel menipis; proliferasi otot
polos berkurang; susunan jaringan ikat yang
110
111
saluran kemih.
MANFAAT TERAPI ESTROGEN merugikan, seperti perdarahan endometrial,
payudara tegang, peningkatan risiko stroke,
tromboemboli, dan kanker payudara
mendasari gejala menopause sehingga Terapi estrogen topical dapat memberikan
terapi estrogen menjadi terapi gejala- cukup estrogen untuk mengurangi gejala-
gejala menopause terpilih. Penambahan gejala dan memulihkan kondisi epitel vagina
progestin yang bertujuan untuk mencegah
konsekuensi dari terapi sistemik estrogen, kelebihan dibanding sistemik karena
yaitu hiperplasia dan kanker endometrium, mengurangi absorpsi sistemik dan mencegah
hanya diberikan pada wanita dengan uterus metabolisme hepar, serta pemberian
utuh. Rasio risiko-manfaat dari semua progestin untuk mencegah hyperplasia
pilihan pengobatan harus dipertimbangkan, atau kanker endometrium tidak diperlukan.
dengan mempertimbangkan sifat dan Pemberian terapi topical disarankan untuk
tingkat keparahan gejala, dan risiko terkait pasien-pasien yang ingin mengatasi keluhan
pengobatan individu.3,5 sindroma genitourinaria menopause saja
Managemen sindroma genitourinaria karena dosis rendah estrogen topical tidak
menopause bergantung pada derajat cukup mnegatasi keluhan menopause
keparahan gejala. Pada kasus moderat lain (vasomotor, osteoporosis). Penelitian
sampai berat terapi estrogen merupakan pemberian estrogen topical menunjukkan
pilihan. Terapi estrogen dilaporkan dapat terjadi penurunan pH vagina, peningkatan
dengan cepat mengembalikan epitel dan jumlah lactobacilli vagina, perbaikan sitologi
vaskularisasi vagina, memperbaiki sekresi vagina dan uretra, mencegah infeksi saluran
vagina, menurunkan pH vagina sehingga kemih, mengurangi gejala urgensi, frekuensi,
nokturi, dan stress/urgensi inkontinensia
sistemik (oral atau patch) maupun vaginal, uri. Sekitar 80 – 90% wanita dengan terapi
efektif memperbaiki sindroma genitourinaria estrogen topical melaporkan ada perbaikan
menopause.7,8,9 dari sindroma genitourinaria menopause.3,4
Terapi sistemik disarankan untuk pasien Ada beberapa sediaan estrogen topical
dengan sindroma genitourinaria menopause vaginal, antara lain krim vagina yang
yang disertai keluhan dan mengandung estradiol atau estrogen
untuk proteksi osteoporosis. Penggunaan konjugasi, tablet estradiol dosis rendah, dan
terapi estrogen sistemik bersamaan a sustained-release intravaginal estradiol
dengan progestin pada wanita yang masih ring. Untuk wanita dengan riwayat kanker
memiliki uterus dikaitkan dengan efek
112
113
estrogen vagina dengan tingkat absorpsi sistemik sangat rendah bisa menjadi pilihan.
Vaginal ring
Insersi manual ke dalam 1/3 proksimal dan
Estring (estradiol) 2 mg/90 hari (7,5 mcg/
diganti setiap 90 hari.
hari).
2 mg/90 hari setiap 90 hari.
Femring (estradiol asetat)
Dosis awal 0,05 mg/hari setiap 90 hari,
0,05 mg/hari,
dinaikkan menjadi 0,1 mg jika diperlukan.
0,1 mg/hari.
1. Portman DJ, Gass ML; Vulvovaginal 7. Rahn DD, Carberry C, Sanses TV, et
2015; 15004.
4. Sarmento ACA, Costa APF, Vieira-
114
115
Manfaat Estrogen
untuk Simtom
Vasomotor dan
Genitourinari saat
Menopause: Masih
Eppy Darmadi
Achmad Belum Jelas
Divisi Uroginekologi- ABSTRAK
Rekonstruksi Departemen/ Menopause adalah suatu kondisi yang ditandai dengan
KSM Obstetri dan berhentinya menstruasi secara permanen yang terjadi
Ginekologi segera setelah hilangnya aktivitas ovarium. Menurunnya
- aktivitas ovarium yang diikuti dengan penurunan produksi
Fakultas Kedokteran
estrogen pada akhir masa pascamenopause menyebabkan
Universitas Padjajaran/
Rumah Sakit Hasan
pruritus, dispareunia, dan stenosis. Sindroma genitourinari
Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia menopause dideskripsikan sebagai perubahan anatomi
116
117
tahun, misalnya setelah ooforektomi bilateral. yang meliputi simtom vasomotor, sindrom
Primary genitourinari, disfungsi seksual, osteoporosis,
(POI) merupakan penyakit kardiovaskular, kanker, dan
hilangnya fungsi ovarium sebelum usia 40 penurunan kognitif.2
tahun, yang belum tentu bersifat permanen. Terdapat banyak pilihan jenis, dosis, dan
POI terjadi pada sekitar 1% wanita. Faktor metode administrasi dari terapi hormonal.
yang terkait dengan menopause dini atau Terdapat juga opsi farmakologi lainnya
POI adalah paparan racun, kelainan genetik, yang meliputi estrogen agonis/antagonis
gangguan autoimun, dan operasi panggul. dan bifosfonat. Dengan semakin banyaknya
Wanita yang merokok, terpapar kemoterapi, modalitas terapi yang tersedia, semakin
atau radiasi di area panggul dapat mengalami banyak juga wanita yang ingin tahu mengenai
menopause lebih awal. Sindrom Fragile terapi tersebut. Meski demikian, semua
X, sindrom Turner, dan operasi ovarium terapi hormonal ini masih perlu dievaluasi
atau histerektomi (meskipun ovarium tidak secara hati-hati, sehingga membutuhkan
diangkat), dapat mengakibatkan menopause interpretasi yang lebih baik.2
dini atau POI.2,3 Perubahan fungsi menstruasi bukanlah
Studi ilmiah tentang seluruh aspek suatu pertanda akan terjadinya perubahan
menstruasi kerap terhambat oleh tradisi, yang buruk pada tubuh seorang wanita.
isu sosial, dan kepercayaan. Masalah yang
timbul dari berbagai peristiwa kehidupan perubahan fungsi menstruasi, dan
sering dianggap menyebabkan menopause, pemahaman yang mendalam tentang hal
namun berdasarkan data yang didapatkan tersebut akan banyak membantu dalam
dari lapangan saat ini menunjukkan bahwa membangun sikap yang positif terhadap
sebagian besar gejala dan masalah yang menopause. Para wanita yang rutin berobat
timbul pada wanita paruh baya biasanya dan menganggap dirinya akan mengalami
mencerminkan keadaan sosial dan pribadi, masalah saat menopause tiba, diketahui
bukan diakibatkan oleh gangguan endokrin mengalami gejala yang lebih parah dan tingkat
akibat menopause.1 depresi yang lebih tinggi. Gejala yang timbul
Wanita menopause mulai mendapat biasanya terkait dengan berbagai variabel di
perhatian yang meningkat pesat sejak hidupnya, dan perubahan hormon saja tidak
pemberian terapi hormonal mulai dapat dianggap sebagai penyebab tunggal
diperkenalkan pada tahun 1960, dengan atas masalah psikososial yang dihadapi.
fokus terhadap kesehatan seorang wanita Oleh sebab itu, penting untuk menekankan
dan kualitas hidup wanita menopause
hal yang normal. Wanita menopause bukan estriol (E3). Setiap
sedang menderita suatu penyakit (khususnya bentuk dari estrogen ini merepresentasikan
penyakit kekurangan hormon), dan terapi produk yang berbeda-beda, yang berasal
hormon pascamenopause harus dipandang dari kolestrol dan telah melalui beberapa seri
reaksi biosintesis estrogen. E2 merupakan
gejala yang timbul dalam jangka pendek produk utama dari seluruh proses biosintesis
dan sebagai suatu tindakan preventif dalam dan merupakan produk estrogen yang
jangka panjang.1 paling poten selama masa pramenopause,
Para dokter ditengarai memiliki sudut sedangkan E1 memiliki peranan yang lebih
pandang yang bias, karena mayoritas wanita besar pada masa pascamenopause. E3
yang sehat tidak mencari pertolongan ke merupakan produk estrogen yang paling
dokter. Oleh karena itu, sangat penting kurang poten dan dihasilkan dari E1 melalui
bagi para dokter untuk memiliki sikap dan
pandangan yang tepat dan menyeluruh masa kehamilan karena dihasilkan dalam
mengenai menopause. Pada titik ini, intervensi jumlah besar oleh plasenta. Deaktivasi
medis harus dianggap sebagai suatu estrogen seperti E2 dapat diregulasi oleh
kesempatan untuk memperkuat program metabolisme estrogen itu sendiri, termasuk
pencegahan penyakit yang dapat timbul di dalamnya terjadi proses konversi E2
pada periode pascamenopause. Masalah menjadi bentuk yang kurang aktif seperti E1
yang dihadapi dalam upaya pencegahan atau E3, dan pembentukan sulfasi E2 oleh
penyakit pada wanita biasanya merupakan sulfotransferase estrogen untuk membentuk
masalah yang umum terjadi, seperti keluarga ,
berencana, berhenti merokok dan konsumsi yang menghilangkan interaksinya dengan
alkohol, pencegahan penyakit kardiovaskuler reseptor estrogen.4
dan osteoporosis, pemeliharaan kesehatan Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa
mental (termasuk isu seksual), skrining
kanker, dan pengobatan masalah urologi.1 diturunkan dari jaringan lemak, dapat
Pada wanita pramenopause, estrogen menghambat sintesis E2 dengan cara down
diproduksi terutama di ovarium, korpus regulation dari aromatase pada jaringan
luteum, dan plasenta, namun sebagian lemak dari tikus betina. Dengan demikian
kecil juga dapat diproduksi di organ lainnya rasio estrogen yang bersirkulasi dapat bersifat
seperti hati, jantung, kulit, dan otak. dinamis, dan menyebabkan terjadinya
keseimbangan antara sintesis estrogen dan
wanita: estrone (E1), estradiol (E2 atau deaktivasi. Salah satu mekanisme yang
118
119
paling banyak digunakan untuk mengontrol pada tahun 1960, dan memiliki waktu
sintesis estrogen di tubuh adalah dengan paruh sekitar 4-7 jam, sehingga reseptor
regulasi dari enzim aromatase.4 ini adalah protein dengan perputaran yang
Hingga saat ini dua reseptor estrogen telah cepat. yang lebih baru
estrogen receptor-alpha ditemukan merupakan suatu protein yang
estrogen receptor-beta secara genetik memiliki hubungan dengan
pertama kali ditemukan sifat genetik penyakit Alzheimer.1
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
kalimat:
secara maksimal. Dokter Lansia itu ingin menjadi orang
Apa yang dimaksud dengan akhir kehidupan bermanfaat untuk keluarga, agama,
itu? Sebetulnya, tiap orang tidak mungkin masyarakat dan untuk dirinya sendiri.
mengetahui apa yang terjadi kepada dirinya, Agar bisa berguna untuk keluarga, Dokter
menjelang kematiannya. Mereka hanya bisa Lansia tersebut, tetap harus menyediakan
mengharapkan dan berdoa kepada Al Khalik, semua kebutuhannya, seperti sandang,
agar sesuatunya bisa berakhir dengan pangan dan papan, walaupun, dengan makin
Husnul Khotimah Salah satu doa yang tuanya umur kebutuhannya makin berkurang.
terkenal adalah: Seorang kepala keluarga, harus
merupakan Role Model untuk keluarganya,
aakhirati hasanah fainaa adzaaabannar. agar tidak menjadi cemoohan dari
artinya: masyarakat sekitarnya. Keluarga seseorang
Yaa Allah, berikanlah kepada kami itu, termasuk keluarga Dokter Lansia,
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat harus menjadi bagian dari masyarakat yang
dan jauhkanlah kami dari azab neraka. gemah, ripah loh jinawi, aman dan sejahtera.
Dengan kebaikan di dunia, berarti orang itu Berarti merupakan keluarga yang Sakinah,
berguna bagi orang lain, kebaikan di akhirat, Mawadah dan Warrahmah, sehingga bisa
walaupun itu merupakan suatu harapan, bersilaturahmi dengan keluarga-keluarga
tetapi kita sebagai manusia tidak mungkin yang lain.
membayangkan secara konkrit. Bagaimana seharusnya kehidupan Dokter
Kalau melihat judul makalah ini, kitab Lansia dalam beragama, khususnya agama
Islam?
menjadi tujuan hidup dari Dokter Lansia.
Berarti bahwa Dokter Lansia itu dalam Mohammad AL-Habbal(6), ayat-ayat yang
akhir kehidupannya ingin tetap berarti dan berindikasikan medis lebih banyak dari pada
berkualitas, baik untuk dirinya sendiri, ilmu-ilmu eksakta. Ada dua pakar Islam, yaitu
maupun untuk keluarganya. AVENA(7) (Ibnu Sena) dan AVIRRUS(8) (Ibnu
Jadi, apa yang harus mereka lakukan, agar Rusyid) yang berhasil mengembangkan ilmu
tujuannya tercapai? kedokteran dengan berpedoman kepada Al
Tadi di atas, sudah diterangkan bahwa
Salah satu ayat yang harus kita hayati dan
sosial, moral dan spiritual. Tetapi ada baiknya (9)
, 26: 8043
kalau pernyataan di atas diubah dengan yang berbunyi:
Bagaimana Dokter Lansia itu bisa berguna
“Kalau aku sakit, Dia-lah yang diri sendiri? Mereka akan berguna untuk
menyembuhkanku” diri sendiri, bila Kompetensi mereka bisa
Hadits shahih al-Bukhari dan Muslim(10), bermanfaat bagi pihak-pihak yang lain,
berbunyi: seperti keluarga, agama dan masyarakat.
“Maa anzallahu min daa’l, anzallahu syifaai” Walaupun dalam keadaan Lansia, para
“Setiap Allah memukan penyakit, pasti Dokter tetap wajib menjalankan tugasnya
Allah menurunkan obatnya.” sesuai dengan Sumpah Dokter yang
Hadits ini mempunyai dua pengertian, diucapkannya pada waktu diwisuda. Ini
pertama, mengharuskan manusia untuk berarti bahwa tugas Dokter ini sangat penting
terus menerus mengadakan penelitian, dan mulia, karena mereka ditugaskan untuk
agar ditemukan obat atau upaya lain yang mempertahankan kesehatan umat manusia,
bisa menyembuhkan atau paling sedikit berarti pula harus menghasilkan generasi
mengurangi penderitaannya. Kedua,
ungkapan ini memberikan semangat dan nya. Bila suatu negara, sebagian besar diisi
harapan kepada orang sakit untuk mendapat oleh warga yang sedemikian berkualitas,
kesembuhan. Jadi, dengan demikian: maka negara tersebut akan mempunyai
Profesi Dokter, seharusnya diartikan Indeks Pembangunan Manusia yang tinggi
sebagai upaya para Dokter, termasuk atau negara yang aman dan sejahtera, baik
Dokter Lansia, untuk mewujudkan dilihat dari Pendidikan, Ekonomi, Agama dan
kehidupan orang bertakwa(muttaqiin) di Sosial-nya.
dalam dunianya. Apa yang diterangkan di atas itu, secara
Mereka wajib memeliharanya secara teoritis benar dan bisa diterima. Justru yang
terus menerus, tetapi keberhasilannya menjadi pertanyaan adalah, apa tidak terjadi
untuk menjaga profesinya, sepenuhnya KONTROVERSI di dalamnya?
berada di tangan Al Khalik. Memang ada !!! Keterangan begini:
Apakah Dokter Lansia masih bisa Apakah Dokter Lansia masih boleh
bermanfaat untuk masyarakat? Tentu berpraktek, baik sebagai Akademisi atau
saja bisa, asal saja mereka bisa dan mau
mempertahankan profesinya dengan menurun?
belajar secara terus menerus selama ada waktu mereka memberikan pelayanan
hidupnya(Continuing Medical Education). kesehatan, ada kemungkinan hasilnya tidak
Ada Slogan yang berbunyi sebagai berikut: memuaskan, bahkan mungkin bisa fatal.
“Once a Professional, always a Student” Apalagi kalau mereka tidak mau belajar lagi.
130
131
Memang hal ini mungkin bisa diperbaiki Kompetensi-nya, agar tetap berkualitas,
dengan mengatur gizi dan vitamin yang walaupun dalam pengertian subjektif,
seimbang, olah raga aerobik dan tidur yang dengan belajar seumur hidup.
cukup. Di lain pihak, sesuai dengan Sumpah 5. Dalam kegiatan tersebut di atas, akan
Dokter, bahwa mereka mempunyai tugas terjadi KONTROVERSI, tetapi mungkin
yang penting dan mulia, yaitu menghasilkan bisa diadakan KONSENSUS.
generasi penerus yang berkualitas, termasuk
DAFTAR PUSTAKA
1. Webster’s Dictionary, 9th edition.
termasuk Lansia. 2. Martaadisoebrata D. Perkembangan
Dengan adanya KONTROVERSI, apakah Obstetri Ginekologi Sosial. Buku
kita bisa mengatakan KONSENSES? Obstetri Ginekologi Sosial. Wawasan,
Bisa !!!, yaitu: Kebijakan dan Kompetensi. Edisi I 20.
Bila Dokter Lansia tersebut berpraktek 3.
di daerah terpencil, maka mereka bisa Allocation: Encyclopedia in Bioethics.
melakukan pelayanan kesehatan yang Rev.Ed 1995. Simon and Schuster and
diperlukan oleh masyarakat umum. Tetapi Prentice International.
bila mereka berpraktek di kota besar di mana 4. Elmastin Aspek Sosial dan Spiritual
segala fasilitas Kesehatan, tersedia, mereka pada Lansia. https://www.sosial
harus bertindak sesuai dengan peraturan spiritual.co.id.
pemerintah yang ada. 5.
6. Muhammad Habbal MJ, al-umary WR.
KESIMPULAN
1. Tugas Dokter adalah untuk menjaga
Nafais. Libanon, 1997.
kesehatan individu dan masyarakat, serta
7. AVENA (Ibnu Sina 980-1037 M).
mencoba melestarikan generasi penerus
8. AVIRRUS (Ibnu Rusyid 1126- 1198 M).
9.
2. Lansia, adalah suatu kejadian yang
10. Hadits shahih Al Bukhari dan Muslim.
alamiah, termasuk para Dokter.
3. Para Lansia, akan mengalami penurunan
maupun Sosial-nya.
4. Berkaitan dengan tugas dengan tugasnya
sebagai pemberi pelayanan kesehatan,
para Dokter harus selalu berusaha untuk
Pemilihan Agen
Terapi Induksi
Ovulasi pada Pasien
Disfungsi Ovulasi
Who Group 2 (PCOS)
untuk Meningkatkan
Tono Djuwantono Peluang Kehamilan
Divisi Fertilitas dan ABSTRAK
Endokrinologi Reproduksi Gangguan ovulasi dapat memiliki berbagai etiologi. Salah
Departemen/KSM Obstetri satu penyebab tersering adalah polycystic ovarian syndrome
dan Ginekologi (PCOS) yang termasuk dalam gangguan ovulasi grup II
-
(normogonadotrophic normogonadism). Stimulasi ovulasi
Fakultas Kedokteran
menjadi solusi yang dipilih dan dapat mengambil bentuk
Universitas Padjajaran/
antara induksi ovulasi atau stimulasi ovarium terkontrol.
Rumah Sakit Hasan
Sadikin, Bandung, Jawa Saat ini terdapat beberapa pilihan obat yang dapat dipakai
Barat, Indonesia untuk stimulasi ovulasi, antara lain clomiphene citrate (CC),
metformin, aromatase inhibitor (AI), dan gonadotropin
eksogen (FSH). Masing-masing obat di atas memiliki regimen
dan rekomendasi masing-masing terkait penggunaannya
untuk stimulasi ovulasinya.
132
133
134
135
estradiol untuk menghindari risiko OHSS dan angka keguguran, serta rekomendasi
dan kehamilan gemeli. Harga gonadotropin penggunaan agen terapi induksi ovulasi
yang relatif lebih mahal daripada agen untuk memudahkan pengambilan keputusan
terapi induksi ovulasi lainnya juga sebaiknya dalam pemilihan agen terapi induksi ovulasi
dipertimbangkan dan dinformasikan kepada pada pasien dengan gangguan ovulasi WHO
pasien.6,7 Grup 2 (PCOS) dalam praktis klinis sehari-
Berikut ini akan dikemukakan berbagai hari.
pilihan agen terapi induksi ovulasi yang
ada pada saat ini (CC, AI, Metformin, dan
gonadotropin), luaran setiap agen terapi
ketika digunakan secara mandiri ataupun
ketika dikombinasikan dengan agen lainnya
sebagai adjuvan yang dinilai efektivitasnya
berdasarkan angka ovulasi, angka kehamilan
klinis/ clinical pregnancy rate (CPR), angka
kelahiran hidup/ live birth rate (LBR), angka
kehamilan gemeli, (multiple pregnancy rate)
Gambar 1. Perbedaan induksi ovulasi dengan stimulasi ovarium terkontrol (controlled ovarian
hyperstimulation
CLOMIPHENE CITRATE (CC)
Clomiphene citrate (CC), merupakan kemudian menginduksi sekresi FSH yang
suatu selective estrogen reseptor modulator cukup untuk memperbaiki ovulasi (Gambar
(SERM), yang pertama kali diperkenalkan 1). CC diresepkan selama 5 hari dengan
untuk induksi ovulasi oleh Greenblatt dkk kisaran dosis 50-150 mg/ hari, yang
pada 1961 dan telah digunakan sebagai dimulai dari dari ke-2 sampai hari ke-6
terapi lini pertama untuk induksi ovulasi siklus haid spontan atau dengan induksi
sejak 1967. Karena merupakan agen terapi progestin. Jika ovulasi tidak bisa dicapai
dengan pemberian dosis 150 mg/ hari maka
rejimen penggunaanya yang cenderung pasien dikategorikan “resisten CC”14. Jika
sederhana, serta harganya yang relatif murah kehamilan tidak bisa dicapai setelah 6 siklus
menjadi alasan CC ditetapkan sebagai terapi ovulasi, pasien dikategorikan “gagal terapi
gangguan ovulasi lini pertama pada wanita CC”. Data hasil penelitian memperlihatkan
dengan kadar estradiol basal normal, yang bahwa CC mampu memperbaiki ovulasi
adalah pasien dengan disfungsi hipotalamus- hingga 60-85%, angka kehamilan sebesar
), terutama pasien 30-50% setelah 6 siklus ovulasi, dan risiko
polycystic ovarian syndrome (PCOS).7,8,13 kehamilan gemeli sebesar 5-7%.8,15
Clomiphene citrate bekerja dengan cara
menghambat aksi reseptor estrogen pada
136
137
138
139
langsung terhadap reseptor estrogen sehingga pada wanita infertil dengan anovulasi PCOS
AI tidak mempengaruhi endometrium dan secara lebih baik daripada induksi ovulasi
tidak menyebabkan pertumbuhan multipel hanya dengan CC.7,16,18,19
folikel. Suatu systematic review yang 4. CC versus FSH
mencakup 26 RCT memperlihatkan bahwa Angka kehamilan dan kelahiran hidup
kelompok pasien yang menerima letrozole dapat dicapai secara lebih efektif dan lebih
memiliki angka kelahiran hidup (LBR) yang cepat setelah penggunaan FSH dosis
lebih tinggi daripada kelompok pasien yang rendah dibandingkan penggunaan CC saja.
diterapi dengan CC (dengan atau tanpa Namun perlu dipertimbangkan ketersediaan
adjuvan). Berdasarkan review tersebut dan biaya terapi ketika mempertimbangkan
maka letrozole terbukti dapat meningkatkan penggunaan gonadotropin (FSH).5,7,20
angka kehamilan dan kelahiran hidup (LBR)
140
141
theca secara in vitro.14,22 Metformin memiliki kembali normal (kadar LH dalam darah dan
efek positif terhadap gangguan metabolik dan rasio LH/FSH meningkat pada PCOS) karena
gangguan pendarahan pada wanita PCOS, adanya perbaikan pada fungsi pensinyalan
juga memiliki efek stimulator ovulasi yang hipotalamus yang berperan dalam sekresi
pulsatil GnRH. Penurunan kadar LH dalam
efek yang sebanding atau sedikit lebih baik darah mengakibatkan produksi androgen di
daripada CC.7,11,12 ovarium menurun (Gambar 2).21
Mekanisme aksi Metformin (MF) pada
PCOS
Metformin (MF) menginduksi peningkatan
sensitivitas insulin yang mengakibatkan
penurunan ekspresi HOMA-IR dan
hiperinsulinemia. Mekanisme lain dari MF
dalam penurunan insulin pada PCOS adalah
melalui peningkatan kadar IGFBP-1, yang
selama beberapa minggu. Keuntungan lain - Pada wanita PCOS non-obesitas (BMI ≤
dari terapi metformin pada wanita PCOS 30 kg/m2)
adalah dapat menurunkan risiko OHSS pada
stimulasi ovarium.7,11,22 pada angka kehamilan klinis, sedangkan
Perbandingan efektivitas metformin dalam hal kelahiran hidup, ovulasi, angka
dengan agen terapi lain untuk induksi keguguran, dan angka kehamilan gemeli
ovulasi
1.Metformin versus placebo/ no intervensi. Angka kehamilian klinis lebih
treatment tinggi pada penggunaan metformin
Analisis sistematik Cochrane dan studi daripada clomiphene pada kelompok pasien
meta-analisis terkini yang membandingkan PCOS anovulasi non.8,11
Metformin dengan placebo pada wanita KESIMPULAN
PCOS menunjukkan bahwa metformin Metformin dapat digunakan secara mandiri
meningkatkan angka kelahiran hidup (live sebagai terapi farmakologis lini pertama pada
birth), kehamilan klinis, dan ovulasi per wanita PCOS dengan gangguan ovulasi dan
wanita. Metformin diketahui meningkatkan tanpa faktor infertilitas lain karena metformin
risiko efek samping pada gastrointestinal. terbukti memiliki luaran terapi yang secara
142
143
REKOMENDASI KEKUATAN
REKOMENDASI
infertilitas lain
144
145
146
147
gemeli, pada kedua intervensi.4,9,27,30 letrozole +CC pada satu wanita anovulasi
2. Letrozole versus Metformin PCOS dengan BMI 33-34 kg/m2 dalam satu
Hasil meta-analisis dan systematic siklus terapi. Hasil penelitian memperlihatkan
review mengenai ovulasi induksi pada terdapat angka ovulasi yang lebih tinggi
wanita anovulasi WHO Grup 2 (PCOS) pada penggunaan letrozole +CC daripada
memperlihatkan bukti bahwa letrozole lebih penggunaan letrozole saja (77.1% versus
unggul daripada metformin dalam hal 42.9%) namun tidak ada perbedaan
angka kelahiran hidup.4,8,9,18,27
3. Letrozole versus Clomiphene citrate versus 9.1%) ataupun kelahiran hidup (7%
Berdasarkan hasil meta-analisis terkini dan versus 12%) di antara kedua intervensi.
Cochrane diketahui bahwa letrozole lebih Tidak terjadi kehamilan gemeli pada kedua
superior daripada clomiphene citrate rejimen terapi.8,31
terkait angka kelahiran hidup kehamilan, dan
KESIMPULAN
ovulasi, untuk induksi ovulasi pada wanita
Letrozole sebaiknya dipertimbangkan
anovulasi WHO Grup 2 (termasuk PCOS).
sebagai pilihan terapi farmakologis lini
Risiko kehamilan gemeli pada penggunaan
pertama untuk induksi ovulasi pada wanita
dengan anovulasi WHO Grup 2 (PCOS)
daripada clomiphene citrate.8 27
tanpa faktor infertilitas lainnya karena
Hasil meta-analisis yang membandingkan
Letrozole terbukti memiliki luaran yang lebih
7 agen terapi induksi ovulasi dan placebo
baik daripada placebo atau tanpa terapi,
pada wanita anovulasi Grup 2 WHO (PCOS)
metformin, clomiphene citrate, dan metformin
memperlihatkan bukti bahwa:
+ CC.
(i)Letrozole lebih superior daripada
clomiphene citrate pada semua aspek luaran, GONADOTROPIN
yang meliputi angka ovulasi, kehamilan, Induksi ovulasi dengan gonadotropin
kelahiran hidup, dan kehamilan gemeli; dimulai pada 1960-an. Gonadotropin dapat
(ii)Letrozole merupakan satu-satunya agen digunakan sebagai terapi farmakologis lini
terapi induksi ovulasi yang superior daripada ke-2 pada wanita PCOS dengan gangguan
clomiphene citrate dalam hal angka kelahiran ovulasi tanpa faktor infertilitas lain yang
hidup.18 resisten terhadap CC dan/atau gagal terapi
4. Letrozole versus Letrozole + CC dengan CC.1,2 Untuk mencegah stimulasi
Terdapat suatu penelitian RCT yang berlebih dan kehamilan gemeli maka
membandingkan luaran dari agen terapi digunakan rejimen low-dose step up regimen
induksi ovulasi antara letrozole dengan ataupun step down regimen, sebagai berikut:
• Low-dose step up protocol kehamilan gemeli.1
Menggunakan dosis awal 50-75 IU, yang Hal-hal berikut ini sebaiknya
ditingkatkan hanya setelah 14 hari ketika dipertimbangkan ketika meresepkan
tidak ada respon dan peningkatan dosis gonadotropin untuk induksi ovulasi:
hanya 25-37.5 IU per 7 hari. Kekurangan - Harga dan ketersediaan preparat
dari protokol low-dose step up adalah durasi gonadotropin;
stimulasi yang panjang, sampai 28-35 hari, - Keahlian klinisi terkait induksi ovulasi;
sedangkan keunggulannya adalah risiko
perkembangan multifolikel lebih rendah tersedia;
daripada conventional step-up regimen.1,32 - Pemantauan yang intensif dengan USG;
• Step-down protocol - Protokol gonadotropin dosis rendah untuk
Pada protokol step- down, rekruitmen mengoptimalkan perkembangan monofolikel;
folikel dicapai dengan memberikan FSH - Risiko dan implikasi potensi kehamilan
dosis 150 IU/ hari selama 3-4 hari sebelum gemeli.1
kemudian diturunkan dosisnya sampai 5-75 Lalu bagaimanakan efektivitas gonadotropin
IU dengan tujuan menjaga perkembangan dibandigkan dengan agen terapi lainnya
folikel. Gonadotropin digunakan secara dalam induksi ovulasi pada pasien anovulasi
Grup 2 WHO (PCOS)? Berikut ini adalah
tidak memberikan keuntungan. Preparat perbandingan efektivitas antara gonadotropin
gonadotropin yang berbeda memiliki dengan agen terapi lainnya berdasarkan
efektivitas yang sama sehingga pemilihan evidence-based dan merupakan bukti yang
preparate didasarkan pada harga preparat mendukung penggunaan gonadotropin untuk
yang lebih ekonomis.1,2 induksi ovulasi bagi pasien PCOS yang
Diperlukan pemantauan perkembangan resisten ataupun gagal pada terapi induksi
folikel secara seksama dengan USG untuk ovulasi dengan clomiphene citrate (CC).
menghindari terjadinya perkembangan 1. Gonadotropin versus Placebo/ No
multifolikel yang berisiko terhadap OHSS Treatment
dan kehamilan gemeli. Ovulasi biasanya Hasil systematic review dan network
dipicu dengan injeksi hCG 5000, yang meta-anaylsis memperlihatkan bahwa
dilakukan ketika ditemukan sedikitnya 1 induksi ovulasi dengan gonadotropin
menghasilkan angka kehamilan yang lebih
folikel berukuran 14 mm maka sebaiknya tinggi daripada pemberian placebo pada
jangan dilakukan trigger hCG dan hindari wanita anovulasi Grup 2 (PCOS) yang belum
berhubungan seks untuk menghindari pernah mendapatkan terapi apapun (therapy
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
Seksio Sesarea
Elektif dapat
Mencegah
Disfungsi Dasar
Akhmad Yogi
Pramatirta Panggul
Divisi Kedokteran ABSTRAK
Fetomaternal Departemen/ Salah satu faktor risiko terjadinya disfungsi dasar panggul
KSM Obstetri dan pada wanita adalah kehamilan dan persalinan, karena
Ginekologi keduanya berpengaruh pada cedera levator ani, saraf
- perineum, fasia dan struktur pendukung panggul lainnya.
Fakultas Kedokteran
Disfungsi dasar panggul meliputi prolaps organ panggul,
Universitas Padjajaran/
stres inkontinensia urin, disfungsi seksual, inkontinensia
Rumah Sakit Hasan
ani, serta nyeri panggul kronis. Pada penelitian disebutkan
Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia bahwa risiko prolapse organ panggul dan inkontinensia
urin lebih tinggi pada individu yang melahirkan secara
pervaginam dibandingkan dengan individu yang melahirkan
dengan seksio sesarea. Seksio sesarea juga menyebabkan
trauma iatrogenic pada rahim, kerusakan oto dan fasia dasar
panggul, merusak struktur anatomi normal, dan meningkatkan
kejadian komplikasi-komplikasi pasca operasi. Terdapat
metode kebidanan lain yang diusulkan seperti episiotomy,
penundaan mengejan, pijat perineum, dan pada perubahan struktur anatomi dasar
kompres hangat, meskipun efeknya terbatas. panggul wanita setelah melahirkan. Jika
Bukti ilmiah tidak cukup untuk menyimpulkan tidak ada istirahat dan pengobatan yang
bahwa seksio sesarea elektif dapat mencegah efektif , disfungsi dasar panggul dapat terjadi.
disfungsi dasar panggul pada wanita tanpa Disfungsi dasar panggul yang serius pada
riwayat gangguan sebelumnya, sehingga wanita mempengaruhi kualitas hidup, dan
tidak disarankan untuk melakukan seksio mekanisme penyakit, terkait dengan cedera
sesarea elektif untuk pencegahan disfungsi otot levator ani akibat persalinan.
dasar panggul. 3. Dalam proses persalinan, persalinan alami
Kata kunci: disfungsi dasar panggul, menyebabkan lebih banyak kerusakan pada
seksio sesarea, prolapse organ panggul, dasar panggul daripada operasi sesarea.
inkontinensia urin Ketika tingkat kerusakan melebihi batas
perbaikannya sendiri, remodelling fungsi
PENDAHULUAN
dasar panggul akan di dekompensasi, yang
Dasar panggul wanita sebagian besar
menyebabkan perubahan abnormal pada
terdiri dari otot-otot pintu bawah panggul
struktur anatomi dasar panggul wanita dan
(pelvik outlet), fasia, ligamen, dan saraf.
disfungsi dasar panggul. Disfungsi dasar
Kelompok otot levator ani adalah penyokong
panggul wanita adalah kelompok sindrom
terpenting struktur dasar panggul, yang
klinis terutama disebabkan oleh defek/
memegang peranan penting dalam proses
cacat abnormal, degenerasi, kerusakan, dan
persalinan, defekasi, dan penyokong organ
disfungsi sistem penyokong dasar panggul.
dasar panggul.
Disfungsi dasar panggul wanita terutama
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
meliputi prolaps organ panggul, stres
mengenai hal ini:
inkontinensia urin (SUI), disfungsi seksual,
1. Beberapa penelitian telah menjelaskan
inkontinensia ani, nyeri panggul kronis.
bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
4. Studi epidemiologi klinis dalam jumlah
faktor penting yang mempengaruhi cedera
yang besar telah menunjukkan bahwa usia,
levator ani
obesitas, genetika, kehamilan, persalinan,
2. Untuk memastikan kesempurnaan
operasi panggul, dan batuk kronis merupakan
dan integritas dari struktur anatomi dasar
faktor risiko disfungsi dasar panggul pada
panggul selama melahirkan, jaringan dasar
wanita. Kehamilan dan persalinan adalah
panggul akan mempertahankan kebutuhan
faktor risiko independent disfungsi dasar
panggul wanita dan memainkan peran
yang mengarah
penting terjadinya SUI
158
159
5. Relaksasi atau rupturnya jaringan otot dasar panggul, tindakan ini difokuskan
penyokong dasar panggul merupakan pada kejadian inkontinensia urin dan prolaps
patogenesis utama disfungsi dasar panggul, organ panggul pada operasi sesarea
dan otot levator ani yang merupakan bagian dan persalinan pervaginam berdasarkan
terpenting dari jaringan penyokong ini. pemeriksaan USG perineum. Selain itu,
Beberapa penelitian telah menemukan perubahan morfologi dan struktur terkait
bahwa 30-40% wanita dengan prolaps organ indikator yang akan dianalisis.1
dasar panggul memiliki avulsi sebagian atau Tujuan makalah ini adalah untuk melihat
seluruh dari otot levator ani . efek disfungsi dasar panggul pada persalinan
6. Penilaian kekuatan otot sangat dipengaruhi sesarea terencana dengan persalinan
oleh faktor subyektif dan memiliki kelemahan pervaginam, apakah persalinan sesarea
pengulangan yang buruk, menjadi tingkat dapat mencegah disfungsi organ dasar
diagnosis klinis yang rendah panggul?. Hal ini masih menjadi kontroversial
7. EMG (Electromyography) vagina secara sampai saat ini
objektif mencerminkan keadaan otot-otot
TINJAUAN PUSTAKA
dasar panggul, tetapi hasilnya dipengaruhi Disfungsi dasar panggul wanita adalah
oleh koordinasi motorik klien penyakit yang disebabkan oleh kelemahan
8. Pencitraan USG dapat mengobservasi atau degenerasi jaringan dasar panggul
morfologi dan struktur otot levator ani, dan bawaan, atau otot dasar panggul, fasia,
memiliki keunggulan dalam keamanan, ligamen, dan struktur pendukung lainnya
dapat dipercaya, non-invasif, dan ekonomis, untuk mempertahankan kehilangan
sehingga banyak digunakan dalam keseimbangan organ atau disfungsi. Dalam
mengevaluasi fungsi dasar panggul (Rørtveit beberapa tahun terakhir, SUI dan disfungsi
dkk. [2014]) dasar panggul secara bertahap menjadi jenis
9. Melakukan analisis statistik pada kejadian umum disfungsi dasar panggul pada wanita.
inkontinensia urin dan prolaps organ panggul Studi telah menunjukkan bahwa ada banyak
dalam periode waktu yang berbeda yaitu faktor penyebab disfungsi dasar panggul,
operasi sesarea dan persalinan pervaginam. terutama usia, berat badan, menopause,
Ditemukan bahwa wanita yang melahirkan kehamilan dan persalinan, serta diabetes.
melalui operasi sesarea lebih rendah Kehamilan dan persalinan adalah faktor
tingkat inkontinensia urin dan prolaps organ risiko independen terpenting untuk disfungsi
panggul daripada wanita yang melahirkan dasar panggul wanita. Selama kehamilan
secara pervaginam Berdasarkan kelebihan dan persalinan, struktur dasar panggul
pencitraan ultrasound dalam evaluasi fungsi
persalinan pervaginam yang merusak saraf.
anatomis yang dapat merusak struktur Kerusakan langsung dan cedera iskemia-
dan fungsi dasar panggul dalam berbagai reperfusi jaringan pendukung dasar panggul
tingkatan.1 selama persalinan pervaginam dapat
Gangguan dasar panggul (PFD) termasuk melemahkan, atau bahkan memutuskan
prolaps organ panggul (POP), inkontinensia hubungan serat kolagen dan serat elastis di
urin, dan inkontinensia ani.2 Inkontinensia dasar panggul, mengakibatkan melemahnya
urin, inkontinensia ani serta organ panggul penyokong organ panggul dan peningkatan
prolaps lebih sering terjadi pada wanita kejadian gangguan disfungsi dasar panggul.
usia reproduksi yang telah melahirkan bayi. Operasi sesarea elektif dapat menghindari
Paritas dan cara persalinan merupakan kompresi ekstrim dan penarikan jaringan
faktor yang lebih ditekankan terkait dengan penyokong dasar panggul oleh kepala janin
trauma obstetrik; namun demikian, data yang selama percobaan lahir pervaginam dan
tersedia mengenai hubungan antara faktor tahap kedua persalinan, yang memiliki efek
risiko dan gangguan dasar panggul (PFDs) perlindungan sementara pada fungsi dasar
tidak konsisten.3 panggul. Namun, sementara operasi sesarea
Studi telah menemukan bahwa peningkatan menyebabkan trauma iatrogenik pada rahim,
tekanan perut selama persalinan, persalinan hal itu juga akan menyebabkan kerusakan
pervaginam, reseksi lateral perineum, dan otot dan fasia dasar panggul sampai tingkat
berat bayi baru lahir yang berlebihan akan tertentu, merusak struktur anatomi normal
menyebabkan tingkat kerusakan yang tubuh manusia. Ini juga meningkatkan
berbeda pada saraf perineum, otot levator kejadian komplikasi pasca operasi seperti
ani, fasia, dan struktur pendukung panggul infeksi sayatan, bekas luka kehamilan, adhesi
lainnya, yang kemudian secara langsung panggul, endometriosis, dan nyeri panggul
atau tidak langsung berkontribusi terhadap
terjadinya penyakit disfungsi dasar panggul. trans-perineal memiliki keuntungan yang
Selama persalinan pervaginam, kepala janin jelas dalam diagnosis klinis dan evaluasi
turun, yang menghasilkan kompresi mekanis kemanjuran disfungsi dasar panggul wanita,
yang besar dan peregangan pada otot dasar sehingga telah menjadi metode yang disukai
panggul dan saraf pudenda. Beberapa untuk mengevaluasi struktur dan fungsi dasar
peneliti menemukan bahwa waktu konduksi panggul pasien.1
saraf pudenda pada persalinan pervaginam Penelitian Yu Chen dkk, 2021
mengeksplorasi efek persalinan sesarea
operasi sesarea elektif, mencerminkan efek elektif dan persalinan pervaginam pada
160
161
tingkat SUI, dan tingkat prolaps organ dasar Manfaat potensial dari operasi sesarea
panggul wanita pada kelompok persalinan yang direncanakan adalah dapat mengurangi
sesarea elektif secara dramatis lebih rendah risiko cedera dasar panggul. Ketakutan
daripada kelompok persalinan pervaginam. akan cedera perineum, inkontinensia urin
Studi telah menunjukkan bahwa peningkatan dan inkontinensia ani akibat persalinan
sudut uretra posterior dan kandung kemih pervaginam merupakan alasan umum
meningkatkan ketidakstabilan aktivitas uretra permintaan ibu untuk melahirkan secara
posterior,sehingga meningkatkan kejadian sesarea, namun kekhawatiran ini tidak
SUI. Studi ini juga menunjukkan bahwa didasarkan pada bukti. 4 Beberapa penelitian
persalinan sesarea elektif dapat mengurangi mencoba membandingkan kedua cara
kejadian disfungsi dasar panggul wanita persalinan dan gagal mencapai kesimpulan
dengan mengurangi derajat disfungsi dasar yang jelas karena masa tindak lanjut yang
panggul ibu.1 singkat (<1 tahun) dan pencampuran data
Penelitian lain menunjukkan persalinan operasi sesarea elektif dan emergensi atau
pervaginam telah disarankan sebagai persalinan pervaginan tanpa komplikasi dan
faktor utama yang berkontribusi terhadap persalinan pervaginam dengan bantuan alat/
PFD; Namun, kehamilan itu sendiri dapat instrumen.5 Hal ini masih terjadi kontroversial
menyebabkan PFD akibat secara mekanis sampai saat ini.
dan perubahan hormon. Faktor lain seperti ISU KONTROVERSIAL
usia, tingkat estrogen, faktor genetik, dan Studi individu membandingkan hasil
kelebihan berat badan mungkin berperan antara mereka yang melahirkan secara
3
sesarea tanpa persalinan (n = 200), mereka
Menurut teori integral yang dikemukakan yang melahirkan sesar dalam persalinan (n =
oleh Petros dan Ulmsten, kekuatan otot 400), dan sisanya yang melahirkan spontan
depan yang dihasilkan oleh pubococcygeus
atau operasi. Risiko prolaps organ panggul pada yang mengalami persalinan pervaginam
meningkat pada individu yang melahirkan daripada wanita yang melahirkan melalui
secara spontan pervaginam daripada individu operasi sesarea, terlepas dari apakah operasi
yang melahirkan secara sesarea sebelum sesarea itu dilakukan sebelum, selama, atau
persalinan, (rasio odds yang disesuaikan setelah persalinan.
[aOR] 5,64, 95% CI 2,16-14,70 dan aOR Beberapa penelitian lain juga telah
7,50 , masing-masing 95% CI 2,70-20,87).4 mengaitkan persalinan pervaginam dengan
Meskipun ada beberapa bukti dari cedera saraf pudenda yang telah dikaitkan
penelitian observasional bahwa kelahiran dengan stress inkontinensia urin.6
sesar atas permintaan ibu dapat mengurangi Menurut literatur lain, sebagian
risiko jangka panjang prolaps organ panggul, besar penelitian mengevaluasi kekuatan
namun hubungan antara prolaps organ otot panggul menggunakan perineometri
panggul, inkontinensia urin, inkontinensia melaporkan penurunan pembacaan
ani, kehamilan, persalinan, persalinan perineometrik pada otot dasar panggul
pervaginam dan kelahiran sesar tidak wanita multipara dibandingkan dengan
dijelaskan secara terperinci.4 wanita nulliparous. Kekuatan otot dasar
162
163
tidak terkait pada wanita yang lebih dari 65 Inkontinensia ani sebagian besar terjadi
tahun. Oleh karena itu, hipotesis bahwa
faktor risiko etiologi dari SUI menjadi lebih tinggi atau kerusakan saraf pudendus.
dominan terkait usia pasien.3 Cedera avulsi otot levator ani berperan
Menurut review sistematis dan evaluasi dalam inkontinensia ani. Cacat neurogenik
metaanalisis menunjukkan persalinan atau mekanis pada struktur dasar panggul
sesarea elektif dapat mengurangi perluasan berkontribusi pada perkembangan disfungsi
cedera otot dasar panggul selama persalinan anorectal.
dan mengurangi kejadian SUI dan prolaps Sebagian besar pedoman klinis tidak
organ dasar panggul pada awal masa nifas merekomendasikan melakukan episiotomi
meskipun dampak seperti itu tidak dapat rutin untuk mencegah inkontinensia ani.
sepenuhnya dihindari.1 Namun, episiotomi mediolateral dilaporkan
PERANAN PERSALINAN SESAREA
TERHADAP INKONTINENSIAL ANI ekstraksi vakum dan persalinan forsep.
Prevalensi inkontinensia ani postpartum Tinjauan terbaru menyimpulkan bahwa
dilaporkan antara 6,8% dan 18%, berdasarkan persalinan sesarea primer elektif sebaiknya
tidak boleh ditawarkan kepada pasien untuk
digunakan dan populasi termasuk pada studi tujuan mempertahankan kontinensia ani. Ini
sebelumnya. Konstipasi dan inkontinensia menunjukkan bahwa kita tidak dapat menilai
ani harus dipertimbangkan bersama saat bahwa operasi sesarea dapat mencegah
menyimpulkan pengaruh persalinan dan inkontinensia ani. 3
melaporkan bahwa usia tidak mempengaruhi Metabolisme jaringan ikat dan kolagen
cara persalinan pada inkontinensia ani. diduga berperan sebagai penyebab prolaps
Persalinan pervaginam operatif dikaitkan organ panggul. Perdebatan yang paling
dengan inkontinensia ani selanjutnya. Studi kontroversial berlanjut pada cara melahirkan
yang menggunakan parameter inkontinensia yang aman untuk mencegah PFD. Efek negatif
ani untuk mengevaluasi PFD menunjukkan dari persalinan pervaginam pada otot dasar
panggul didukung oleh studi epidemiologi
prevalensi inkontinensia ani antara wanita dan kohort . Penelitian tersebut juga
yang melahirkan secara pervaginam dan menjelaskan persalinan pervaginam operatif
wanita yang melakukan operasi caesar. sebagai faktor risiko untuk cedera otot levator
ani dan cedera ini berperan penting sebagai sesarea elektif, operasi sesarea emergensi,
penyebab prolaps organ panggul. Trauma dan persalinan pervaginam setelah 5-18
saraf pudendal menyebabkan gangguan otot tahun.
levator ani, dilaporkan menjadi penyebab Penelitian tentang prolaps dalam 6 minggu
prolaps organ panggul. Terjadi peningkatan , dilaporkan tidak ada perbedaan yang
risiko prolap organ panggul 4.5 kali pada
persalinan forsep dibandingkan dengan pervaginam aktif dan spontan. Pada studi
persalinan pervaginam spontan. prospektif jangka Panjang, efek paritas dan
Usia, paritas, kelebihan berat badan, cara persalinan dibedakan untuk memberikan
data yang diperlukan dalam mengukur risiko
riwayat keluarga prolapse, angkat berat PFD yang dapat dikaitkan dengan persalinan
di tempat kerja, adanya konstipasi, fekalit, pervaginam.
atau evakuasi yang sulit dilaporkan terkait Jika kita mengevaluasi semua faktor risiko
yang mungkin, persalinan pervaginam
adanya gejala prolaps. Di antara faktor risiko hanya merupakan salah satu faktor risiko,
tersebut, peningkatan jumlah paritas sangat namun persalinan sesarea tidak dapat
terkait dengan risiko kebutuhan lebih tinggi mengembalikan semua faktor risiko lainnya
untuk pembedahan untuk prolapsus organ untuk prolaps organ panggul, dan tingkat
panggul. Studi yang berfokus pada persalinan prolapsus organ panggul pada operasi
sungsang melaporkan tidak ada perbedaan sesarea tidak nol ataupun sangat rendah. 3
tingkat prolaps organ panggul antara operasi
RENCANA VBAC DIBANDINGKAN PERSALINAN SESAREA ELEKTIF (ERCS/
ELECTIVE REPEAT CAESAREAN SECTION)
164
165
166
167
168
169
Pencegahan
Disfungsi Dasar
Panggul, perlukah
Seksio Sesarea
R.M. Sonny Sasotya Elektif?
Divisi Uroginekologi- ABSTRAK
Rekonstruksi Departemen/
KSM Obstetri dan saluran genitourinaria bagian bawah, atau dapat
Ginekologi mengakibatkan cedera traumatis pada jaringan akibat
- peregangan dan robekan. Selain itu, dapat terjadi kompresi
Fakultas Kedokteran neurologis dan gangguan vaskular, yang ditambah dengan
Universitas Padjajaran/
peregangan otot yang tidak dapat dihindari selama
Rumah Sakit Hasan
persalinan. Persalinan pervaginam dilaporkan sebagai faktor
Sadikin, Bandung, Jawa
risiko utama disfungsi dasar panggul. Namun demikian,
Barat, Indonesia
data yang tersedia masih kurang untuk mendukung efek
protektif operasi seksio sesarea untuk mencegah disfungsi
dasar panggul. Meskipun persalinan pervaginam dapat
meningkatkan kemungkinan disfungsi dasar panggul,
morbiditas ibu dan bayi terkait dengan operasi seksio
sesarea juga merupakan pertimbangan penting sebelum
merekomendasikan modalitas pencegahan disfungsi dasar
panggul.
PENDAHULUAN kepala bayi dapat menyebabkan kerusakan
Disfungsi dasar panggul yang terjadi pada permanen pada dasar panggul, dan dapat
perempuan terdiri dari berbagai keadaan mengakibatkan komplikasi jangka panjang
seperti gangguan saluran kemih bagian berupa inkontinensia alvi atau inkontinensia
bawah dan gangguan defekasi, termasuk urin.55
inkontinensia urin dan alvi, Over Active Persalinan pervaginam dilaporkan
Bladder, prolaps organ panggul (POP), sebagai faktor risiko utama disfungsi dasar
dan disfungsi seksual. Prevalensi POP, panggul. Namun demikian, data yang
inkontinensia urin, dan inkontinensia alvi di tersedia masih kurang untuk mendukung
negara berkembang masing-masing adalah efek protektif operasi seksio sesarea
19,7%, 28,7%, dan 6,9%.53 POP adalah untuk mencegah disfungsi dasar panggul.
masalah kesehatan utama bagi negara Strategi pencegahan untuk suatu penyakit
berkembang dan negara maju. Studi yang dalam hal ini disfungsi dasar panggul, perlu
dilakukan oleh
insidensi POP adalah diamati adalah 41%, panggul , sehingga penempatan strategi
pada perempuan dalam rentang usia 50-79 pencegahan sudah memiliki tempat yang
tahun.53,54 sesuai sebelum dimulainya proses patologis.
Kehamilan dapat memengaruhi perubahan Dengan kata lain, kausalitas antara faktor
pajanan dan penyakitnya harus secara pasti
bawah, atau dapat mengakibatkan cedera diketahui.56 Meskipun persalinan pervaginam
traumatis pada jaringan akibat peregangan dapat meningkatkan kemungkinan disfungsi
dan robekan. Selain itu, dapat terjadi dasar panggul, morbiditas ibu dan bayi
kompresi neurologis dan gangguan vaskular, terkait dengan operasi seksio sesarea juga
yang ditambah dengan peregangan otot merupakan pertimbangan penting sebelum
yang tidak dapat dihindari selama persalinan. merekomendasikan modalitas pencegahan
Kompleks levator ani, otot pubococcygeus, disfungsi dasar panggul.
puborectalis, dan iliococcygeus berperan
FAKTOR RISIKO DISFUNGSI DASAR
penting terhadap berhasil tidaknya janin PANGGUL
dapat melalui jalan lahir. Perineum dan Usia, etnis, multiparitas, cara persalinan,
riwayat operasi panggul, kehamilan, batuk
cedera akibat persalinan pervaginam, dengan kronis, obesitas, gangguan sumsum tulang
atau tanpa episiotomi. Trauma yang terjadi belakang, riwayat keluarga, dan genetik
selama persalinan akibat terjadinya manuver adalah faktor risiko paling umum yang dapat
untuk memungkinkan persalinan bahu dan
170
171
60,61
Prolaps organ panggul bersifat progresif
dasar panggul. Faktor risiko terkait kehamilan seiring dengan bertambahnya usia, sehingga
yang perlu dilaporkan termasuk indeks massa pencegahan terjadinya prolaps organ
tubuh (IMT) pregestasional, berat badan, panggul merupakan prioritas utama untuk
merokok selama kehamilan, lama persalinan meningkatkan kualitas hidup wanita.
kala satu dan dua, persalinan spontan Ashton Miller dan Delancey menemukan
atau operatif, laserasi perineum, berat bayi sekitar 10% wanita akan mengalami beberapa
baru lahir, manuver dan episiotomi, serta jenis kelainan dasar panggul yang mungkin
analgesia epidural. Faktor risiko lain yang memerlukan pembedahan, terutama yang
telah dilaporkan termasuk riwayat operasi berkaitan dengan persalinan pervaginam.
perut bagian bawah sebelumnya seperti Selain itu, beberapa penelitian menyimpulkan
laparoskopi dan prosedur histeroskopi, pentingnya dan kejadian disfungsi dasar
kuretase rahim, dan operasi inkontinensia panggul pada populasi perempuan, dengan
urin.57 insidensi 33-40% yang dapat terjadi cedera
perineum setelah melahirkan.62 Namun,
DISFUNGSI DASAR PANGGUL DAN
PERSALINAN PERVAGINAM literatur saat ini mengungkapkan bahwa
Disfungsi dasar panggul merupakan kemungkinan terjadinya disfungsi dasar
keadaan patologi yang dapat terjadi panggul dapat diakibatkan oleh persalinan
akibat persalinan spontan yang meliputi pervaginam atau akibat dari kehamilan itu
kerusakan otot levator ani, fasia endopelvis, tersendiri.
55
172
173
tetapi justru menemukan peningkatan risiko kelompok sesar (95% CI 1.2-1.9). Dalam
perkembangan inkontinensia alvi setelah kasus yang dilakukan persalinan pervaginam,
kehamilan itu sendiri (OR 2.3).65 dibandingkan dengan seksio sesarea, rasio
peluang untuk setiap inkontinensia ditemukan
DISFUNGSI DASAR PANGGUL DAN
menjadi 1,7 (95% CI 1.3-2.1) dan untuk
SEKSIO SESAREA
inkontinensia berat ditemukan 2.2 (95% CI
Salah satu komponen penting dari disfungsi
1.7-3.2). Singkatnya, risiko inkontinensia
dasar panggul adalah inkontinensia urin
urin tipe stres meningkat 2,5 kali lipat dalam
yang berat, sehingga dapat mengganggu
kasus persalinan pervaginam dibandingkan
kualitas hidup pasien.66 Menyikapi masalah
dengan seksio sesarea. Namun, tidak
ini, dalam studi EPINCONT Norwegia yang
terdapat perbedaan yang dapat diamati
bersifat retrospektif, wanita berusia 65
pada risiko timbulnya inkontinensia urin.
tahun diperiksa untuk menyelidiki metode
Studi tersebut menunjukkan bahwa seksio
persalinannya, yaitu antara persalinan
sesarea mungkin tidak protektif terhadap
pervaginam dengan persalinan seksio
inkontinensia urin.67
sesarea, dan efeknya terhadap inkontinensia.
Demikian pula, Goldberg dkk. menyimpulkan
Pasien yang memiliki riwayat kedua metode
operasi seksio sesarea tidak bersifat protektif
persalinan dikeluarkan dari studi. Para
terhadap perjalanan penyakit inkontinensia
wanita yang nulipara dan dilahirkan melalui
alvi. Tinjauan sistematis terhadap faktor
metode persalinan pervaginam saja atau
obstetrik yang terkait dengan terjadinya
dengan metode persalinan seksio sesarea
gejala inkontinensia ani pada tahun pertama
saja yang dimasukkan dalam penelitian ini.
pascasalin dilakukan pada tahun 2008.
Insidensi dari semua jenis inkontinensia
Tinjauan tersebut menyimpulkan bahwa
urin pada wanita nulipara, kelompok sesar,
cara persalinan tampaknya mempengaruhi
dan kelompok persalinan per vaginam
terjadinya inkontinensia alvi hanya jika
ditemukan masing-masing 10,1%, 15,9%,
dan 21%. Insiden inkontinensia urin tipe
Ditemukan tidak adanya perbedaan secara
stres masing-masing adalah 4,7%, 6,9%,
statistik antara perkembangan inkontinensia
dan 12,2%, sedangkan inkontinensia urin
alvi padat atau cair pada wanita yang
tipe urgensi masing-masing adalah 1,6%,
menjalani persalinan pervaginam atau
2,2%, dan 1,8%; dan tipe campuran masing-
operasi seksio sesarea dalam tahun pertama
masing adalah 3,1%, 5,3%, dan 6,1%.
pascapersalinan.64
Rasio peluang yang telah disesuaikan untuk
jenis inkontinensia ditemukan 1,5 kali pada
hubungan penggunaan forsep dan
inkontinensia ani, menemukan bahwa mulai dari 3 bulan sampai 4 tahun), risiko
persalinan dengan forsep memiliki risiko mengembangkan inkontinensia stres
berlipat ganda terjadinya disfungsi dasar berkurang dari 16% dengan persalinan
panggul dibandingkan dengan persalinan pervaginam dan menjadi 10% dengan
pervaginam non operatif. Seperti inkontinensia operasi seksio sesarea, meskipun demikian,
urin, terdapat data yang menyebutkan bahwa penurunan risiko ini hanya tergolong sedikit
proses persalinan itu sendiri, dan bukan ketika hanya mempertimbangkan gejala
hanya berdasarkan metode persalinan, yang parah.69
dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya Studi oleh Baud dkk. menunjukkan
keadaan inkontinensia alvi.53 bahwa wanita yang mengalami persalinan
Groutz dkk. menyimpulkan bahwa proses pervaginam lebih besar untuk melaporkan
persalinan itu sendiri, tidak terbatas hanya keadaan inkontinensia urinnya daripada
pada pemilihan metode persalinan, memiliki persalinan melalui seksio sesarea elektif.
peran penting dalam perkembangan keadaan Sebaliknya, wanita dengan seksio sesarea
inkontinensia urin pasca bersalin. Dilakukan lebih banyak mengalami gejala disfungsi
penilaian gejala inkontinensia urin tipe seksual, dibandingkan pada pasien yang
stres pada satu tahun setelah melahirkan menjalani persalinan pervaginam. Studi ini
pada wanita yang melahirkan pervaginam menyoroti pro dan kontra untuk setiap jenis
dan wanita yang menjalani operasi seksio persalinan, sehingga diharapkan dapat
sesarea elektif. Prevalensi inkontinensia menjadi pertimbangan yang baik terkait
urin tipe stres serupa pada wanita yang keputusan seksio sesarea dan kaitannya
melahirkan pervaginam dan wanita yang dengan konsekuensi jangka panjang
menjalani operasi seksio sesarea (masing- persalinan.66
masing 10,3% dan 12%), selain itu mereka Fynes dkk. menemukan bahwa 29%
menemukan bahwa hanya 3,4% wanita wanita yang melahirkan pervaginam
yang menjalani seksio sesarea terencana mengalami gangguan latensi motorik
mengeluh inkontinensia urin stres selama terminal dibandingkan dengan 9% wanita
tahun pascasalin.68 yang melahirkan dengan operasi seksio
Analisis sistematis dilakukan oleh Press sesarea. Wanita yang melahirkan dengan
dkk. untuk meneliti mengenai efek dari operasi seksio sesarea di akhir persalinan,
pemilihan metode persalinan mengenai setelah dilatasi 8 cm, memiliki latensi
hubungannya dengan inkontinensia urin motorik yang berkepanjangan dan kekuatan
pascasalin. Dalam review dari semua otot levator yang berkurang dibandingkan
studi cross-sectional (periode tindak lanjut dengan wanita dengan operasi seksio
174
175
sesarea dilakukan pada awal persalinan. persalinan pervaginam pertama atau kedua.53
Mereka menyimpulkan bahwa persalinan Pollack dkk. secara prospektif meneliti
sesar dilakukan setelah dilatasi serviks 8 309 wanita nulipara dalam jangka waktu
5 tahun setelah persalinan pervaginam
anal. Berdasarkan data-data literatur yang dan menemukan bahwa, dibandingkan
telah disebutkan sebelumnya, para penulis dengan wanita yang hanya memiliki satu
menyimpulkan bahwa operasi seksio sesarea kali persalinan pervaginam, pasien yang
tidak dapat mencegah kejadian inkontinensia
urin, inkontinensia ani, dan tidak adanya peningkatan risiko inkontinensia anal yang
hubungan dengan disfungsi dasar panggul.55
2,4; 95% CI 1.1-5.6). Dalam penelitian ini,
SEKSIO SESAREA VS. PERSALINAN
PERVAGINAM TERHADAP DISFUNGSI sebagian besar persalinan berikutnya (95%)
DASAR PANGGUL adalah persalinan pervaginam.70
Terlepas dari tingginya prevalensi Menyoroti tingginya angka disfungsi
dan kerugian dari disfungsi
dasar dasar panggul dan komplikasinya berupa
panggul, mekanisme dimana persalinan inkontinensia alvi sebagai akibat dari
mempengaruhi kondisi ini belum dapat persalinan pervaginam, beberapa penelitian,
sepenuhnya dipahami. Laserasi pada termasuk review article terbaru, menemukan
hasil yang terkait antara seksio sesarea
pervaginam adalah faktor risiko utama dan persalinan pervaginam dalam upaya
pencegahan primer inkontinensia alvi.71
Dengan pengecualian pada beberapa studi,
interna dapat menjadi penyebab mengapa sebagian besar studi tidak dapat memberikan
hingga setengah dari parturien selanjutnya bukti yang kuat untuk merekomendasikan
dapat mengalami inkontinensia alvi, bahkan seksio sesarea sebagai upaya pencegahan
setelah terjadinya perbaikan pada laserasi disfungsi dasar panggul. Selain itu, dampak
dari pemilihan metode persalinan tertentu
Persalinan pervaginam dengan
inkontinensia alvi telah diketahui memiliki menurun seiring bertambahnya usia. Tiga
hubungan yang kuat. Ryhammer dkk. puluh tahun setelah melahirkan, ditemukan
melaporkan bahwa kemungkinan prevalensi yang sebanding antara tingkat
tinggi (95% CI : 2.4-18.3) setelah persalinan baik yang menjalani persalinan melalui
pervaginam ketiga, dibandingkan dengan pervaginam atau seksio sesarea. Begitu
pula dengan Bollard dkk., dalam sebuah berdampak negatif pada fungsi uretra
penelitian, tidak menemukan perbedaan dengan mengurangi panjang uretra secara
fungsional, tekanan uretra maksimum,
alvi yang dilaporkan antara wanita dengan dan tekanan penutupan uretra, sedangkan
riwayat persalinan operatif (14%), persalinan perubahan tersebut tidak diamati setelah
pervaginam spontan (10%), atau seksio seksio sesarea. Namun, seperti yang telah
sesarea elektif (0%). Maka dari itu, dapat dibahas sebelumnya, keadaan kehamilan
disimpulkan bahwa tidak tepat untuk itu sendiri adalah kondisi mekanis yang
menyarankan persalinan seksio sesarea berdampak negatif pada panggul sebagai
elektif untuk mencegah disfungsi dasar akibat dukungan dan kekuatan tarik fasia,
panggul. Hal ini dikarenakan seksio sesarea yang ditemukan berkurang pada wanita
elektif atau darurat tidak menunjukkan hamil dibandingkan pada wanita tidak hamil.
manfaat apapun dalam hal pencegahan Bahkan di tahap awal kehamilan, perubahan
inkontinensia urin atau inkontinensia alvi.72 axis dasar panggul menjadi semi horizontal
dapat diamati menggunakan USG perineum.
SEKSIO SESAREA TIDAK DAPAT
MENCEGAH KEMUNGKINAN Peningkatan kelemahan sendi pada wanita
TERJADINYA DISFUNGSI DASAR hamil menunjukkan bahwa terdapat efek
PANGGUL
kehamilan terhadap jaringan ikat selama
Denervasi, gangguan, dan kerusakan
kehamilan, dan efek ini disebabkan oleh
pada otot penyangga dasar panggul,
perubahan hormonal. Berdasarkan hal
khususnya di kompleks levator, ditemukan
tersebut perubahan, telah diklaim bahwa
sebagai faktor risiko yang paling penting
seksio sesarea mungkin tidak melindungi
untuk perkembangan kejadian prolaps
terhadap disfungsi dasar panggul, karena
organ panggul di masa yang akan datang.
disfungsi dasar panggul lebih utamanya
Gangguan yang terjadi selama hemostasis
disebabkan oleh faktor-faktor lain yang
bergantung pada kerusakan yang bersifat
mendasari, seperti kehamilan, usia, dan
mikro pada jaringan ikat dan tekanan ekstrim
riwayat pasien.53
dari dinding vagina merupakan faktor-
Meta-analisis Cochrane terkait dengan
faktor lain yang berkontribusi juga terhadap
kejadian inkontinensia ani dan fecal, tidak
timbulnya kejadian POP.73 Dibandingkan
dengan wanita tidak hamil, sudut uretrovesika
terkait metode persalinan dengan kejadian
inkontinensia ani dan alvi. Hanya ada satu
pada wanita postpartum.74 Telah dilaporkan
studi saja yang melaporkan peningkatan
juga bahwa persalinan pervaginam juga
risiko inkontinensia ani dan alvi dalam
176
177
kasus persalinan pervaginam (n = 185.219 berulang yang dilakukan. Maka dari itu,
wanita) dibandingkan persalinan sesar (n = merekomendasikan seksio sesarea untuk
1.400.935); (RR = 1,65 [1,49–1,82]). Namun mencegah disfungsi dasar panggul bukanlah
demikian, hasil dari studi tersebut bersifat suatu hal yang tepat untuk dilakukan, karena
cukup membingungkan karena prevalensi risiko morbiditas akibat seksio sesarea
inkontinensia ani dalam penelitian ini sangat berulang lebih tinggi, dan penurunan risiko
rendah (kurang dari 0,5%) dibandingkan disfungsi dasar panggul yang diamati seiring
dengan studi lainnya (2-20%).75 bertambahnya usia juga menunjukkan
Hasil kajian oleh Cacciatore dkk. hasil yang serupa diantara kedua metode
menunjukkan bahwa prevalensi inkontinensia persalinan.
urin dan inkontinensia alvi lebih banyak
DAFTAR PUSTAKA
terjadi pada saat menopause dan lanjut
1.
usia. Kebanyakan wanita tidak mengalami
inkontinensia urin atau alvi langsung setelah
pregnancy and mode of delivery on
melahirkan. Durasi efek perlindungan yang
diberikan oleh seksio sesarea terhadap dasar
2014;53(4):452-8.
panggul dapat bervariasi tergantung pada usia
2. Walker GJ, Gunasekera P. Pelvic organ
wanita saat melahirkan. Tingkat inkontinensia
prolapse and incontinence in developing
urin dan alvi meningkat mengikuti setiap
countries: review of prevalence
kehamilan, dan akhirnya tingkat tersebut
and risk factors. Int Urogynecol J.
serupa dengan bertambahnya usia terlepas
2011;22(2):127-35.
dari metode persalinan yang dipilih.55
3. Cacciatore A, Giordano R, Romano M,
RANGKUMAN La Rosa B, Fonti I. Putative protective
Meskipun operasi seksio sesarea memiliki
kecenderungan tingkat inkontinensia alvi disorders. J Prenat Med. 2010;4(1):1-4.
dan inkontinensia urin yang lebih rendah 4. Gachon B, De Tayrac R, Schmitz T,
dibandingkan persalinan pervaginam, namun Mahmood T, Nizard J, Fritel X. Should
metode persalinan tersebut tidak selalu we advise women that pre-labor
memberikan perbedaan yang bermakna, dan
memiliki berbagai macam risiko. Kejadian dysfunction? Eur J Obstet Gynecol
plasentasi abnormal, cedera pada kandung Reprod Biol. 2020;244:31-4.
kemih, dan kehilangan darah berkorelasi 5. Bertozzi S, Londero AP, Fruscalzo
positif dengan jumlah operasi seksio sesarea A, Driul L, Delneri C, Calcagno A,
et al. Impact of episiotomy on pelvic
thickness in continent and incontinent
women’s wellness after the sixth month nulliparous pregnant women. Int
postpartum: a retrospective study. BMC Urogynecol J Pelvic Floor Dysfunct.
women’s health. 2011;11:12-. 2004;15(6):384-9; discussion 90.
6. 12. Goldberg RP, Abramov Y, Botros S,
Pelvic Floor Dysfunction: Clinics and Miller JJ, Gandhi S, Nickolov A, et al.
Imaging. In: Grazioli L, Olivetti L, editors. Delivery mode is a major environmental
Imaging of Urogenital Diseases. Milano determinant of stress urinary
Springer; 2009. p. 309-29. incontinence: results of the Evanston-
7. Daneshgari F, Moore CK. Epidemiology Northwestern Twin Sisters Study. Am J
of Pelvic Organ Prolapse. In: Raz S, Obstet Gynecol. 2005;193(6):2149-53.
Rodriguez LV, editors. Female Uology. 13. McKinnie V, Swift SE, Wang W,
3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; Woodman P, O’Boyle A, Kahn M,
2008. p. 527.
8. Badalian SS, Rosenbaum PF. Vitamin mode of delivery on the prevalence of
urinary and fecal incontinence. Am J
results from the National Health and Obstet Gynecol. 2005;193(2):512-7;
Nutrition Examination Survey. Obstet discussion 7-8.
Gynecol. 2010;115(4):795-803. 14. Baud D, Sichitiu J, Lombardi V, De
9. Domingues-Faria C, Chanet A, Salles Rham M, Meyer S, Vial Y, et al.
J, Berry A, Giraudet C, Patrac V, et al.
178
179
180
181
melebihi batas normal. Dasar pemberian Banyak pasien hanya dengan terapi nutrisi
dosis mempertimbangkan berat badan, usia saja, sudah dapat mencapai kadar target
kehamilan, dan kadar glukosa darah maternal. glukosa, tetapi rata-rata 30 persen tetap akan
Manajemen diabetes mellitus gestasional membutuhkan farmakoterapi.3,4 Manajemen
yang tepat termasuk konseling pada ibu pengobatan DMG yang tepat yaitu; terapi
terkait kemungkinan berulangnya kondisi nutrisi, pemantauan glukosa darah sendiri,
yang sama pada kehamilan selanjutnya. pemberian insulin ketika konsentrasi glukosa
Kata kunci: diabetes mellitus gestasional, darah target tidak terpenuhi, mengurangi
insulin kejadian preeklamsi, berat badan lahir
PENDAHULUAN
Pentingnya para dokter yang merawat
Diabetes mellitus gestasional (DMG) telah
ibu hamil dengan DMG harus memiliki
pengetahuan tentang kontrol glikemik,
glukosa yang terjadi pertama kali atau
memberikan terapi insulin sebagai terapi yang
diketahui pertama kali saat kehamilan
diandalkan untuk mengkontrol kadar glukosa
sedang berlangsung. Pada kehamilan, ada
darah, merupakan bagian dari manajemen
beberapa perubahan hormon, termasuk
pengobatan sehingga mencegah komplikasi
hiperinsulinemia dan keadaan resisten
kehamilan jangka pendek maupun jangka
insulin; dengan demikian fungsi sel beta
panjang.4,5
pankreas menjadi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh yang wajar, dan DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
Terminologi diabetes mellitus gestasional
insulin harus disuntikkan.1
merujuk pada setiap ibu hamil yang
Prevalensi di seluruh dunia meningkat
diketahui pertama kali saat kehamilan
sebesar 10-100% pada beberapa kelompok
sedang berlangsung dan didiagnosis pada
ras tertentu selama 20 tahun terakhir, serta
trimester kedua atau ketiga, pada kehamilan
meningkatkan biaya perawatan kesehatan
sebelumnya tidak ada.1,2
secara langsung dan tidak langsung.
Prevalensi DMG diperkirakan sekitar 135.000
umumnya merupakan keadaan resistensi
kasus per tahun di Amerika Serikat, mewakili
insulin, dimediasi terutama oleh sekresi
rata-rata 3-8% dari semua kehamilan, dan di
plasenta hormon diabetogenik termasuk
Asia Tenggara sebesar 25 %.2
hormon pertumbuhan, hormone kortikotropin
Pengobatan diabetes melitus gestasional
(CRH), laktogen plasenta (chorionic
(DMG) bertujuan menurunkan morbiditas
somatomammotropin), prolaktin, dan
meternal dan neonatal selama kehamilan.
progesteron. Perubahan metabolisme ini and Gynecologists (ACOG,2019)
dan lainnya paling menonjol pada trimester merekomendasikan pendekatan dua
ketiga, memastikan bahwa janin memiliki langkah untuk menyaring dan kemudian
pasokan nutrisi yang cukup. Diabetes mendiagnosis diabetes gestasional.
melitus gestasional berkembang pada ibu Demikian pula, Konferensi Pengembangan
hamil yang fungsi pankreasnya tidak cukup Konsensus Institut Kesehatan Nasional (NIH)
untuk mengatasi resistensi insulin yang pada tahun 2013 menyimpulkan bahwa bukti
terkait dengan keadaan hamil. Di antara tidak cukup untuk mengadopsi pendekatan
konsekuensi utama DMG adalah peningkatan satu langkah.6
risiko preeklampsia, bayi lahir yang besar Skrining dan diagnosis DMG dapat
untuk usia kehamilan (LGA), dan persalinan menyebabkan over- atau undertreatment dan
dengan operasi sesar, dan morbiditas terkait. meningkatkan kecemasan ibu, tetapi tidak
Pasien dengan GDM berisiko tinggi terkena ada bukti bahaya psikologis jangka panjang.
diabetes tipe 2 di kemudian hari.4,5 Tidak ada skrining atau tes diagnostik yang
dikaitkan dengan efek ibu atau janin yang
SKRINING/PENAPISAN DIABETES
MELLITUS GESTASIONAL serius dan berbahaya. Sebaiknya ibu hamil
Tidak ada standar yang diterima secara yang dilakukan skrining yang memiliki
universal mengenai skrining atau diagnosis potensi tinggi dengan salah satu karakteristik
DMG. Skrining dilakukan pada usia sebagai berikut 1,2,6,7 :
kehamilan 24 hingga 28 minggu, karena sejak • Riwayat pribadi adanya gangguan
usia 24 minggu adalah saat paling sering
terjadi resistensi insulin meningkat secara gangguan glukosa puasa, atau DMG
pada kehamilan sebelumnya (memiliki
pada ibu hamil yang memiliki kapasitas risiko kekambuhan 40 persen).
sekresi insulin yang tidak mencukupi untuk • Riwayat keluarga diabetes, terutama
mempertahankan euglikemia. kontroversi pada kerabat tingkat pertama.
pendekatan skrining DMG dengan •
satu langkah strategi ini didukung oleh
International Association of Diabetes and kenaikan berat badan gestasional yang
Pregnancy Study Groups Consensus Panel berlebihan selama 18 hingga 24 minggu
(2010) dan studi dari Hypoglycemia and pertama kehamilan.
Pregnancy Outcomes (HAPO).6 Sedangkan •
American Diabetes Association (ADA, 2019) • Salah satu Ras kelompok berikut yang
mendukung American College of Obstetricians memiliki prevalensi diabetes tipe 2
182
183
yang tinggi; yaitu: Hispanic Amerika; setelah pemberiaan tersebut di atas sebesar
Native Amerika, Asian American, African
dan
South Asian. pemeriksaan dilanjutkan dengan prosedur
• Kondisi medis yang terkait dengan diagnostik.1,2
resistensi insulin yang berkembang Pilihan tes skrining lain yang di
menjadi diabetes, seperti sindrom ovarium rekomendasikan oleh American College of
polikistik, obesitas berat, acanthosis Obstetricians and Gynecologist (ACOG)
nigricans. cenderung menggunakan pendekatan dua
• langkah untuk skrining dan diagnosis diabetes
• Tingkat kolesterol lipoprotein densitas pada kehamilan, terlepas dari berapapun usia
tinggi <35 mg/dL (0,90 mmol/L) dan/ kehamilan. Berikut prosedur pendekatan dua
langkah : 1. Ibu hamil yang telah berpuasa
mmol/L). minimal 8- 10 jam diperiksakan kadar glukosa
Penapisan risiko DMG menurut formula darah puasa (GDP); 2. diberikan 100 gram
O’Sulivan dan Mahan dilakukan pemeriksaan larutan glukosa oral. 3. diukur konsentrasi
kadar glukosa darah sewaktu (GDS) 1 glukosa serum pada satu, dua, dan tiga
jam setelah pembebanan glukisa 50 gram jam setelah pemberian. 4. Tes positif pada
dengan pelaksanaan sebagai berikut : (1) dasarnya terjadi peningkatan konsentrasi
ibu hamil tidak puasa diberikan minuman 50 glukosa pada dua titik waktu atau lebih
gram glukosa dilarutkan dalam 250 mL air (Kriteria ambang batas konsentrasi glukosa
matang; (2) ibu hamil diperiksa kadar GDS dari Carpenter dan Coustan dapat digunakan
1 jam setelah pemberian minum 50 gram pada table 1). 2
cairan glukosa tersebut; (3) bila pemeriksaan
hasil serum konsentrasi glukosa/GDS 1 jam
Tabel 2.1. Kriteria diagnostik pada tes toleransi glukosa pemeriksaan 100
gram oral untuk diabetes mellitus gestasional.2
DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS 75 gram glukosa. Demikian pula dengan
GESTASIONAL panduan tahapan diagnostik. Organisasi
Diagnosis DMG didasarkan pada hasil ACOG menganjurkan tahapan diagnostik
test toleransi glukosa oral (TTGO) dengan dengan 2 langkah (two step), yakni diawali
nilai diagnostik tertentu, masih merupakan dengan penapisan menggunakan metode
standar baku menegakkan diagnosis DMG. O’Sullivan dan Mahan, selanjutnya TTGO
Sampai saat ini, belum ada keseragaman dengan pembebanan glukosa 100 gram.
prosedur diagnostik DMG pada organisasi Sedangkan organisasi American Diabetes
terkait. Organisasi ACOG melakukan TTGO Association (ADA) 2019, menganjurkan
dengan pembebanan 100 gram glukosa, proses diagnostik satu langkah (one step),
sedangkan beberapa organisasi
lain yakni, langsung pemeriksaan TTGO dengan
melakukan TTGO dengan pembebanan pembebanan 75 gram glukosa (Tabel 2).1,2
184
185
186
187
188
189
darah rata-rata sekitar 20 persen lebih rendah Komplikasi ibu yang terkait dengan terapi
pada perempuan hamil terutama trimester insulin dapat terjadi hipoglikemia dan
pertama, serta terjadi hemodilusi. Faktor- hipertensi. Sepertiga hingga dua pertiga
faktor lain telah dilaporkan mempengaruhi perempuan menderita DMG, kehamilan
nilai A1C termasuk ras (meskipun tidak jelas selanjutnya di akan lebih besar kemungkinan
pada ras kulit hitam dibandingkan dengan berulang. Peningkatan risiko terkena
ras kulit putih) dan status zat besi (anemia diabetes tipe 2 di kemudian hari, terutama
jika perempuan tersebut memiliki faktor risiko
lain (misalnya, obesitas, riwayat keluarga
zat besi menurunkan A1C).4 diabetes tipe 2). Penyakit kardiovaskular
Kunjungan prenatal, kebanyakan peempuan yang terjadi saat kehamilan dengan DMG di
dengan DMG memiliki jadwal kunjungan masa lalu, terjadi peningkatan risiko berulang,
prenatal lebih sering (misalnya, setiap satu termasuk serangan jantung dan stroke.10
190
191
192
193
karena penggunaannya yang relatif lebih 179,72 juta, prevalensi diabetes di Indonesia
mudah, murah, dan terkait dengan kepatuhan sebesar 10,6%.
pasien yang rendah pada pemakaian ADAPTASI METABOLISME PADA
insulin. Perhatian khusus harus diberikan KONDISI HAMIL
terkait keamanan, dan dampak pada luaran a. Karbohidrat
maternal dan neonatal pada ibu hamil yang Perubahan metabolisme karbohidrat
diberikan OAD karena studi mengenai hal dan lipid terjadi selama kehamilan untuk
tersebut masih terbatas. memastikan pasokan nutrisi cukup untuk
Kata kunci: Diabetes mellitus gestasional, pertumbuhan janin. Kehamilan memiliki
obat antidiabetik oral, insulin sifat diabetogenik pada metabolisme tubuh.
Sejak awal kehamilan, hormon yang berasal
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus gestasional (GDM)
ibu untuk mengurangi sensitivitas insulin.
merupakan suatu kondisi gangguan toleransi
Resistensi insulin perifer penting untuk
glukosa dengan onset atau pertama
menjaga suplai makanan untuk mendukung
diketahui saat kehamilan. Dalam beberapa
pertumbuhan janin, khususnya pada trimester
tahun terakhir, prevalensi GDM terus
ketiga.
meningkat dan menjadi masalah kesehatan
Pada awal kehamilan, metabolisme
masyarakat penting karena efek yang
bersifat anabolik yang ditandai dengan
merugikan bagi kesehatan ibu dan anak.
peningkatan cadangan energi terutama
Dalam jangka pendek, GDM menyebabkan
dalam bentuk lipid yang akan disimpan untuk
luaran kehamilan yang buruk sedangkan
memenuhi kebutuhan ibu-janin pada akhir
dalam jangka panjang, GDM meningkatkan
kehamilan dan menyusui. Selain itu, terjadi
risiko diabetes tipe 2 untuk ibu dan risiko
penurunan progresif glukosa darah yang
berbagai gangguan kardiometabolik pada
diimbangi peningkatan 3-3,5 kali lipat insulin
keturunannya. Menurut Riskesdas 2018,
puasa. Seiring bertambah usia kehamilan,
prevalensi diabetes di Indonesia pada
metabolisme berubah menjadi “fase katabolik
penduduk usia di atas 15 tahun menggunakan
ibu” atau “fase anabolik janin”. Hal ini ditandai
kriteria Perkeni 2011 mencapai 8,5%,
meningkat 1,6 % dari tahun 2013, yaitu 6,9%.
insulin dan peningkatan konsentrasi
International Diabetes Federation (IDF)
glukosa dan asam lemak bebas (FFA)
mencatat Indonesia menempati posisi kelima
maternal. Peningkatan glukoneogenesis dan
dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak
glikogenolisis ini menandakan adaptasi yang
19,47 juta. Dengan jumlah penduduk sebesar
diperlukan untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan karbohidrat janin dan plasenta. terjadi peningkatan lipolysis pada akhir
Pada akhir kehamilan, peningkatan kehamilan.
konsentrasi hormon human placental Hormon estrogen, progesteron, dan insulin
lactogen, prolaktin, kortisol, dan glukagon pada trimester awal mendukung deposisi lipid
memberikan efek antiinsulinogenik dan dan menghambat lipolysis sedangkan pada
lipolitikyang mempromosikan penggunaan akhir kehamilan HPL meningkatkan lipolisis
bahan bakar alternatif yang lebih besar, dan mobilisasi lemak, akibatnya konsentrasi
terutama lemak asam, oleh jaringan perifer. asam lemak dan gliserol meningkat.
Jika seorang wanita terdiagnosis GDM, hal Pergeseran keadaan anabolik ke katabolik
ini bukan disebabkan karena penurunan ini bermaksud agar lipid digunakan sebagai
sekresi insulin tetapi cenderung karena sumber energi ibu serta menjaga glukosa
adanya resistensi perifer terhadap insulin. dan asam amino yang digunakan untuk janin.
b. Lipid Peningkatan lipolisis dan ketogenesis juga
Perubahan metabolisme liver dan jaringan berfungsi untuk meminimalisir katabolisme
adiposa mengubah kadar triasilgliserol (TAG), protein.
asam lemak (FA), kolesterol, dan fosfolipid Diabetes mellitus gestasional menginduksi
dalam serum. Setelah terjadi penurunan keadaan dislipidemia sejalan dengan
jumlah pada 8 minggu pertama kehamilan, resistensi insulin. Selama kehamilan, wanita
terjadi peningkatan stabil kadar substrat dengan GDM memang memiliki kadar
tersebut. Kenaikan konsentrasi estrogen TAG lebih tinggi dan LDL lebih rendah
dan resistensi insulin dianggap sebagai dibandingkan wanita hamil tanpa GDM. Selain
penyebab kondisi hipertrigliseridemia itu, berbagai macam gangguan metabolisme
kehamilan. Kolesterol digunakan oleh lipid yang telah dijelaskan berperan sebagai
plasenta sebagai bahan baku steroid dan faktor determinan pertumbuhan pada bayi
asam lemak yang nantinya akan digunakan yang lahir. Pada GDM, baik TAG dan asam
untuk oksidasi plasenta dan pembentukan lemak berkorelasi positif dengan berat
membran. Konsentrasi kolesterol total dan badan dan massa lemak neonatus, yang
LDL awalnya menurun, kemudian meningkat menunjukkan bahwa dislipidemia GDM dapat
pada trimester kedua dan ketiga. VLDL meningkatkan ketersediaan lipid ke janin.
dan TAG menurun pada 8 minggu pertama PERAN PLASENTA PADA
kehamilan kemudian meningkat progresif METABOLISME IBU HAMIL
hingga aterm. Perubahan metabolisme lipid Plasenta memainkan peran penting
ini mendukung akumulasi lemak maternal terjadinya resistensi insulin pada kehamilan.
pada trimester awal dan kedua yang akhirnya Di antara hormon plasenta yang terlibat,
194
195
Kontrol glikemik optimum dapat dicapai belum menyetujui obat antidiabetic oral
dengan menggunakan agen farmakologi. untuk pengobatan diabetes pada kehamilan.
Tatalaksana standar mencapai The Endocrine Society telah mengeluarkan
untuk
kadar glukosa normal pada GDM adalah pedoman tentang penggunaan OAD
terapi insulin. Namun, penggunaan insulin (glyburide dan metformin) pada kehamilan.
membutuhkan beberapa suntikan tiap Mereka menyarankan glyburide sebagai
hari yang dapat mengurangi kepatuhan alternatif terapi insulin untuk kontrol glikemik
pasien. Selain itu, biaya yang mahal dapat pada GDM yang gagal tercapai kontrol
menghalangi pengobatan untuk beberapa glikemik setelah uji coba MNT selama
pasien. Obat antidiabetik oral (OAD) telah 1 minggu disertai olahraga. Metformin
diteliti dapat menjadi alternatif untuk terapi dapat digunakan pada mereka yang tidak
insulin karena penggunaan yang mudah dan memiliki kontrol glikemik yang baik meskipun
biaya yang lebih murah. Saat ini, penggunaan MNT serta menolak atau tidak dapat
OAD terutama metformin dan glybenclamide menggunakan insulin atau glyburide serta
meningkat pada kasus GDM. bukan pada trimester pertama. Akan tetapi,
Terapi nutrisi medis (MNT) tetap menjadi gliburide menjadi alternatif pertama daripada
196
197
Gambar 2 Sel Target dan Mekanisme Aksi Obat Anti-diabetik. Lingkaran merah menandakan
OAD yang dapat digunakan pada hiperglikemia pada kehamilan.
Derajat hiperglikemia + ++ +
Efek samping
Ada - Ada
Gastrointestinal
Efek pada resistensi -
+ -
insulin
-
Efek pada BB - Kenaikan BB
• Risiko makrosomia
terendah
• Risiko neonatal
ACARBOSE hipoglikemi terendah
198
199
• Neonatal hipoglikemia
lebih sering
INSULIN BB Lahir lebih besar
• Admisi NICU paling
tinggi
Tabel 2 Perbandingan kelebihan dan kekurangan OAD oral sebagai alternatif insulin
Selain efektivitas, keamanan serta efek adalah insulin, tetapi penggunaan OAD oral
jangka pendek dan panjang penggunaan saat ini menarik karena dapat menurunkan
OAD oral harus diperhatikan. Studi mengenai biaya pengobatan dan meningkatkan
luaran maternal dan neonatal serta dampak kepatuhan minum obat. Metformin dan
jangka panjang OAD oral masih sedikit. glyburide dapat menjadi alternatif dari insulin
Terdapat dua telaah sistematis yang yang mana metformin memberi kontrol gula
memberi kesimpulan bahwa penggunaan darah post-prandial lebih cepat sedangkan
OAD oral aman digunakan. Studi ini memberi gliburid mengontrol kadar HbA1C terbaik.
kesimpulan: Kongenital anomali disebabkan oleh
a)Pada kelompok metformin, berat lahir hiperglikemi saat organogenesis pada
bayi lebih kecil tetapi penambahan berat trimester pertama, sehingga metformin dan
badan masa neonatal dan anak lebih cepat glibenklamid kemungkinan kecil bersifat
sehingga lebih berat (Catch up growth) teratogen. Akan tetapi, penggunaan
b)Penggunaan metformin meningkatkan OAD oral tidak disarankan pada trimester
regulasi gen Insig-1 yang berperan pada pertama. Metformin menunjukkan luaran
lipogenesis sehingga deposit adiposa lebih neonatal jangka pendek paling baik yaitu
banyak yang menyebabkan berat badan insiden neonatal hipoglikemi rendah, risiko
meningkat makrosomia rendah, serta admisi NICU lebih
c)Tidak ada perbedaan neurodevelopmental jarang. Sedangkan luaran neonatal jangka
dan risiko kardiometabolik panjang tergantung kontrol glikemi selama
Gula darah puasa lebih tinggi pada
kelompok metformin antara OAD oral dibandingkan dengan
insulin.
KESIMPULAN
Pemilihan obat anti-diabetik pada kehamilan
disesuaikan dengan kondisi tiap pasien.
Standar baku terapi OAD pada kehamilan
DAFTAR PUSTAKA North American journal of medical
1. Bidhendi Yarandi R, Amiri M, Ramezani sciences. 2015;7(1):6-12.
7. Khamphaya T, Pouyfung P, Kuraeiad
S, Vattanasit U, Yimthiang S. Current
for treatment of gestational diabetes: aspect of Bisphenol A toxicology and
A methodological quality assessment
2021;18(21):408-17
8. Kothari V, Galdo JA, Mathews ST.
investigation. 2021;12(12):2247-58. Hypoglycemic agents and potential
2. Davitt CC, Hersh AR, Packer CH, Munn
A, Vinson A, dkk. Oral hypoglycemic
agents in the treatment of gestational 9. Parrettini S, Caroli A, Torlone E.
Nutrition and metabolic adaptations
analysis. American Journal of Obstetrics in physiological and complicated
& Gynecology. 2020;222(1):450-1. pregnancy: Focus on obesity and
3. International Federation Diabetes. IDF gestational diabetes. Frontiers in
diabetes atlas. Edisi ke-10. Int. Diabetes Endocrinology. 2020;11(11):1-19
Fed. 2021. 10. Badan Penelitian dan Pengembangan
4. Ghomian N, Vahed SH, Firouz S, Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
Yaghoubi MA, Mohebbi M, dkk. The (Riskesdas) 2018. Kementerian
Kesehatan RI; 2018.
insulin in regulating blood glucose levels 11.
during gestational diabetes mellitus: fetal carbohydrate, lipid and protein
a randomized clinical trial. Journal of metabolisms. European Journal
cellular physiology. 2019;234(4):4695- of General Medicine. 2014 Dec
701 1;11(4):299-304.
5. Herrera E, Desoye G. Maternal and 12. Tarry-Adkins JL, Aiken CE, Ozanne SE.
fetal lipid metabolism under normal Neonatal, infant, and childhood growth
and gestational diabetic conditions. following metformin versus insulin
Hormone molecular biology and clinical treatment for gestational diabetes: A
investigation. 2016;26(2):109-27. systematic review and meta-analysis.
6. Kalra B, Gupta Y, Singla R, Kalra S. PLoS medicine. 2019;16(8):1-20
Use of oral anti-diabetic agents in 13. Tozour J, Hughes F, Carrier A, Vieau
pregnancy: a pragmatic approach. D, Delahaye F. Prenatal hyperglycemia
200
201
202
203
204
205
kasus. Mutasi gen penekan tumor BRCA1 dalam 12 bulan terakhir untuk mendiagnosis
/ BRCA2 adalah penyebab sindrom kanker kanker ovarium. 9
payudara dan ovarium herediter, mutasi Anamnesis perlu dilakukan untuk menilai
BRCA bertanggung jawab sekitar 90% gejala dan fakor risiko yang telah disebutkan,
kasus kanker ovarium. Diperkirakan risiko termasuk riwayat ginekologi dan kanker
kanker ovarium seumur hidup adalah 40% lainnya individu dan keluarga. Pasien
pada pembawa mutasi BRCA1 dan 18% dengan gejala yang mungkin berhubungan
pada pembawa mutasi BRCA2. Faktor risiko dengan kanker ovarium harus menjalani
lainnya terdiri dari meningkatnya usia, terapi
hormon pascamenopause (khususnya untuk pemeriksaan rektovaginal dengan kandung
lebih dari lima tahun), dan obesitas atau kemih kosong untuk mengevaluasi massa
penambahan berat badan. Pola diet, obat panggul dan perut. Pasien dengan suspek
kanker ovarium berdasarkan presentasi
perineum, dan merokok merupakan faktor klinis atau massa pelvis harus menjalani
risiko yang masih kontroversial.9
Sekitar 60% wanita dengan kanker menilai arsitektur dan vaskularisasi ovarium,
ovarium memiliki penyakit metastatik pada membedakan massa kistik dengan massa
saat diagnosis karena stadium awal penyakit padat, dan mendeteksi asites. Hitung darah
biasanya asimptomatik. Stadium akhir lengkap, kimia darah termasuk tes fungsi
kanker ovarium sering memiliki gejala, tapi hepar dan kalsium (untuk menilai sindrom
paraneoplastik), dan serum biomarker
dikenali sebagai gejala kanker. Dalam survei harus diperoleh jika dicurigai adanya kanker
terhadap 1.709 wanita didiagnosis dengan ovarium. Antigen kanker (CA) 125 adalah
kanker ovarium, 72% dilaporkan mengalami biomarker yang umum diuji, tetapi utilitas
nyeri punggung, kelelahan, nyeri perut/ diagnostiknya bergantung pada risiko penyakit
kembung, konstipasi, atau gejala berkemih dan stadium pada saat presentasi. CA 125
tiga bulan atau lebih sebelum diagnosis; meningkat pada sekitar 80% kanker ovarium
35% melaporkan gejala selama enam bulan epitel secara keseluruhan, tetapi hanya pada
atau lebih. Sebuah studi mengembangkan 50% kanker ovarium epitel stadium awal.
enam item indeks gejala dan menemukan Selanjutnya, CA 125 bisa meningkat pada
bahwa adanya salah satu gejala (yaitu, nyeri
panggul, nyeri perut, peningkatan ukuran Human epididymis protein 4 (HE4), suatu
perut, kembung, sulit makan, atau cepat glikoprotein yang diekspresikan pada sekitar
kenyang) selama 12 hari per bulan atau lebh sepertiga kanker ovarium yang kekurangan
CA 125. HE4 digunakan terutama untuk pada kasus dengan stadium awal dapat
menilai penyakit perkembangan dan monitor dilakukan oleh Ob-Gyn, dengan memahami
untuk kekambuhan.9 prinsip-prinsip pembedahan pada kanker
Sangat penting untuk memprediksi apakah ovarium, termasuk memahami peran dari
tumor adnexa bersifat ganas, borderline, operasi potong beku. Namun pada stadium
atau jinak sebelum operasi. Beberapa lanjut, idealnya dikelola dengan pendekatan
skoring diterapkan untuk memprediksi tim, terdiri dari dokter kandungan, ahli bedah
risiko keganasan tumor adneksa. Kita bisa pencernaan, terkadang dengan ahli bedah
menggunakan RMI (Risk Malignancy Index), urologi. Kemoterapi neoadjuvant semakin
Gatot Score, ROMA (Risk of Malignancy banyak digunakan. 9,11
Algorithm), IOTA (International Ovarian Pengobatan standar pasien dengan
Tumor Analysis). dan juga skor lainnya.11 diagnosis baru EOC terdiri dari operasi
Pembedahan adalah tatalaksana debulking dan kemoterapi platinum/
utama untuk kanker ovarium yang taxane, mungkin diikuti dengan terapi
digunakan untuk penentuan stadium dan maintenance dengan agen seperti inhibitor
sitoreduksi (debulking), tetapi berpotensi poli(ADP ribosa) polimerase (PARP) atau
menyembuhkan massa yang terbatas pada bevacizumab. Operasi debulking dapat
ovarium. Fertility-sparing surgery yang dilakukan pada faskes primer, sebelum
melibatkan salpingo-ooforektomi unilateral, pemberian kemoterapi sistemik, atau pada
menjaga rahim dan ovarium kontralateral, pengaturan interval, setelah pemberian
merupakan pilihan bagi pasien dengan NACT.17
kanker ovarium epitel invasif tahap awal, lesi Tujuan dari prosedur bedah primer adalah
dengan potensi rendah untuk keganasan untuk menegakkan diagnosis, menilai
(misalnya, lesi dengan sel abnormal secara luasnya penyakit, dan mengangkat tumor
histologis yang dinilai memiliki kemungkinan sebanyak mungkin. Meskipun 75% wanita
rendah berkembang menjadi kanker), tumor dengan kanker ovarium epitel akan datang
sel germinal, atau tumor sex cord-stromal. dengan penyakit stadium lanjut, sangat
Perawatan standar untuk kanker ovarium penting bahwa 25% wanita yang didiagnosis
melibatkan operasi debulking dan kemoterapi dengan penyakit stadium awal menjalani
yang agresif. Pembedahan sitoreduktif
bertujuan untuk memastikan diagnosis, komprehensif. 13
menentukan luasnya penyakit, mengangkat
semua tumor yang terlihat dengan tujuan karsinoma ovarium biasanya dilakukan melalui
agar tidak ada sisa tumor. Pembedahan sayatan abdomen yang memungkinkan
206
207
210
211
menjalankan operasi sitoreduktif. Operasi ini dan reseksi lesi metastatik dari permukaan
biasanya mencakup histerektomi abdominal peritoneum atau dari usus (Gambar 2)1
total dan salpingo-ooforektomi bilateral,
bersamaan dengan omentektomi lengkap
212
213
214
215
216
217
Bagaimana Konseling
Kontrasepsi yang
Dini Pusianawati Baik untuk Remaja?
Divisi Obstetri dan ABSTRAK
Ginekologi Sosial Kehamilan remaja merupakan permasalahan yang
Departemen/KSM Obstetri banyak ditemui di seluruh dunia, terutama di negara-negara
dan Ginekologi berpenghasilan rendah dan menengah termasuk Indonesia.
- Sekitar 50 % dari kehamilan remaja merupakan kehamilan
Fakultas Kedokteran
yang tidak direncanakan dengan angka abosri mencapai 55
Universitas Padjajaran/
%. Remaja yang hamil serta bayi yang dilahirkan oleh ibu
Rumah Sakit Hasan
remaja juga menghadapi risiko lebih tinggi untuk mengalami
Sadikin, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia penyulit dalam kehamilan, persalinan, serta pascasalin.
Isu kehamilan remaja ini merupakan permasalahan yang
kompleks karena tidak saja terkait dengan masalah kesehatan,
tetapi juga permasalahan social yang menyertainya. Usaha
untuk mencegah kehamilan remaja serta mortalitas dan
morbiditas yang menyertainya merupakan usaha dasar yang
harus dilakukan untuk meningkatkan salah satu isu kesehatan yang kompleks dan
kesehatan ibu dan anak. Kontrasepsi patut menjadi perhatian. Berbicara mengenai
merupakan salahsatu pilar utama untuk kehamilan remaja bukanlah semata berbicara
mencegah kehamilan remaja selain anjuran mengenai masalah kesehatan yang dapat
untuk tidak melakukan hubungan seksual menyertainya, tetapi juga terkait dengan
(abstinensia). Konseling kontrasepsi remaja masalah sosial yang menjadi latar belakang
memiliki peran penting dalam membantu terjadinya kehamilan pada remaja. Penelitian
remaja membuat pilihan yang tepat dan aman mengenai risiko dan faktor yang dapat
tentang kontrasepsi dan dalam membantu mencegah terjadinya kehamilan remaja
mereka mengelola kesehatan seksual dan mengindikasikan bahwa angka kejadian
reproduksi mereka dengan efektif. kehamilan remaja lebih sering terjadi pada
Kata kunci: kehamilan remaja, kontrasepsi, kelompok remaja dengan tingkat edukasi
konseling dan status ekonomi rendah. Usaha untuk
mengurangi angka kehamilan remaja pada
PENDAHULUAN
kelompok ini sangat sulit dilakukan karena
Kehamilan remaja merupakan masalah
terkait dengan tingginya ketidaksetaraan.2
kesehatan yang mulai mengemuka di
Usaha untuk mencegah kehamilan
Indonesia dewasa ini. Berdasarkan data
remaja serta mortalitas dan morbiditas yang
WHO pada tahun 2019, setiap tahun
menyertainya merupakan usaha dasar yang
terdapat sekitar 21 juta kehamilan remaja
harus dilakukan untuk mencapai luaran
usia 15-19 tahun di negara-negara dengan
positif dalam usaha kesehatan ibu dan anak
penghasilan rendah dan menengah. Dari
yang terangkum dalam SDG (Sustained
angka ini, 50 % merupakan kehamilan yang
Develpoment Goals) yang dicanangkan
tidak direncanakan dan berakhir pada 12 juta
oleh World Health Organization (WHO).
persalinan dan angka aborsi mencapai 55 %
Kontrasepsi merupakan salahsatu pilar
.1 Remaja hamil berisiko lebih tinggi akan
utama untuk mencegah kehamilan remaja
mengalami eklamsia, endometritis puerperalis
selain anjuran untuk tidak melakukan
dan infeksi sistemik dibandingkan ibu hamil
hubungan seksual (abstinensia).3 Sangat
berusia 20-24 tahun. Komplikasi pada bayi
disayangkan, akses remaja terhadap
baru lahir dari ibu remaja juga berisiko lebih
kontrasepsi masih sangat terbatas karena
tinggi mengalami berat badan lahir rendah,
kurangnya pengetahuan mengenai cara
persalinan prematur, dan kondisi komplikasi
mendapatkan akses pelayanan kontrasepsi,
neonatus berat.
adanya peraturan ketat terkait distribusi alat
Masalah kehamilan remaja merupakan
kontrasepsi berdasarkan usia dan status
218
219
Remaja merupakan salah satu fase penting yang efektif dapat mengurangi tingkat
dalam perkembangan individu. Pada masa kehamilan tidak diinginkan pada remaja dan
ini, mereka memasuki fase pubertas dan juga membantu mereka dalam membuat
keputusan yang tepat mengenai pilihan
sosial. Remaja juga sering memulai aktivitas kontrasepsi. Penelitian ini juga menunjukkan
seksual pada masa ini. Karena itu, remaja bahwa konseling kontrasepsi yang baik dapat
memerlukan informasi dan pendampingan membantu remaja memahami informasi
untuk mengatur kehidupan seksual mereka tentang kontrasepsi dan membantu mereka
dengan baik. Salah satu cara untuk membuat keputusan yang tepat mengenai
melakukan hal ini adalah melalui konseling pilihan kontrasepsi.3
220
221
222
223
Kontrasepsi Remaja
Sebagai Bentuk
Tanggungjawab
Pencegahan
Kehamilan dan
Infeksi Menular
Dini Hidayat Seksual?
Divisi Obstetri dan ABSTRAK
Ginekologi Sosial (WHO) melaporkan 16 juta
Departemen/KSM Obstetri remaja berusia 15-19 tahun yang sebagian besar berada
dan Ginekologi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah,
-
melahirkan setiap tahunnya. Banyak diantaranya merupakan
Fakultas Kedokteran
kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan di usia remaja
Universitas Padjajaran/
juga dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas dan
Rumah Sakit Hasan
Sadikin, Bandung, Jawa konsekuensi sosial berupa keterbatasan pengembangan
Barat, Indonesia potensi diri di usia yang masih muda. Hingga saat ini
masih banyak hambatan yang dihadapi remaja untuk
mendapatkan kontrasepsi. Akses informasi dan layanan
mengenai kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja
perempuan juga masih memiliki banyak keterbatasan.
Beberapa bukti penelitian dan pengalaman di berbagai
Negara lain menunjukkan keberhasilan sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% adalah
dalam meningkatkan akses remaja terhadap remaja kelompok usia 10-19 tahun.1
layanan kontrasepsi baik swasta, organisasi World Health Organization (WHO)
dan pemerintah yaitu dengan menyediakan melaporkan 16 juta remaja berusia 15-19
layanan khusus remaja di fasilitas kesehatan tahun melahirkan setiap tahunnya, sebagian
atau fasilitas lainnya yang terpisah secara besar berada di negara berpenghasilan
khusus. Informasi atau konseling tentang rendah dan menengah. Kehamilan tersebut
kontrasepsi harus dilakukan sebelum remaja ada yang memang diinginkan tetapi banyak
aktif secara seksual dan kontrasepsi yang pula kehamilannya tidak diinginkan.
diperlukan harus dapat diakses. Peningkatan Sebanyak 23 juta orang remaja ingin
akses pelayanan kontrasepsi bagi remaja menggunakan kontrasepsi tetapi mereka
yang aktif secara seksual akan mencegah tidak bisa mendapatkannya. Kehamilan di
kehamilan dan komplikasi terkait kehamilan usia yang terlalu muda dapat meningkatkan
remaja dan penularan PMS. mortalitas dan morbiditas dan konsekuensi
kehamilan remaja, penyakit menular seksual potensi diri di usia yang masih muda.2
The International Conference on Population
KONTRASEPSI REMAJA
and Development, menyoroti remaja
Organization (WHO) 2015 adalah penduduk dan kontrasepsi hanya sedikit kemajuan
dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun. yang dicapai selama 23 tahun terakhir.
RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah yang membatasi akses remaja terhadap
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. kontrasepsi, kebijakan yang diterapkan tidak
universal mengenai batasan kelompok usia menunda kehamilan pertama atau membatasi
remaja. Namun begitu, masa remaja itu kehamilan berikutnya serta mencegah
diasosiasikan dengan masa transisi dari penyakit menular seksual (PMS).
224
225
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, remaja perempuan dan perempuan muda
yaitu remaja usia 15-19 tahun berpacaran tidak memiliki akses untuk informasi dan
pertama kali usia 15-17 tahun dan 33,3% layanan yang mereka butuhkan mengenai
remaja perempuan dan 34,5% remaja laki- kesehatan seksual dan reproduksi dan untuk
laki berpacaran kurang dari usia 15 tahun. memenuhi hak-hak reproduksi mereka.
Masa remaja merupakan fase kritis dalam Mereka juga menghadapi tantangan dalam
kehidupan. Masalah sosial dan transisi mengakses layanan karena hambatan
biologis antara masa kanak-kanak dan keuangan, bias penyedia atau kekhawatiran
masa dewasa yang memerlukan banyak akan kerahasiaan.3
batasan dan pendampingan.3 Pada usia Seruan untuk meningkatkan status
tersebut mereka berisiko memiliki perilaku kesehatan seksual dan reproduksi remaja
berpacaran yang tidak sehat, salah satunya dan perempuan muda dengan cara
adalah hubungan seks pra nikah. Seks aktif membuat kebijakan dan program keluarga
pra nikah pada remaja berisiko terjadinya berencana dalam rangka memenuhi indikator
kehamilan remaja dan penularan penyakit Sustainable Development Goals (SDGs)
menular seksual. Kehamilan yang tidak tahun 2030 mengenai kontrasepsi yaitu
diinginkan berisiko terhadap tindakan memastikan akses universal ke layanan
aborsi provokatus dan pernikahan remaja, kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keduanya berdampak kepada masa depan untuk keluarga berencana, informasi
remaja tersebut, janin yang dikandungnya dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
dan keluarganya. Data SDKI tahun 2012 reproduksi ke dalam strategi dan program
menyebutkan pula bahwa pengetahuan nasional, termasuk penurunan kehamilan
remaja tentang kesehatan reproduksi belum remaja seharusnya sudah menjadi prioritas
memadai, dapat dilihat hanya 35,3% remaja pemerintah.
perempuan dan 31,2% remaja laki-laki Salah satu penyebab kurangnya kemauan
berusia 15-19 tahun mengetahui perempuan beberapa remaja untuk mendapatkan dan
dapat hamil dengan satu kali hubungan menggunakan kontrasepsi pada yang sudah
seksual. Begitu pula dengan PMS kurang menikah adalah karena mereka tidak memiliki
diketahui oleh remaja. keinginan untuk menghindari, menunda atau
Secara global pada tahun 2019 terdapat membatasi melahirkan anak karena dorongan
sekitar 300 juta anak perempuan dan sosial yaitu harus segera mempunyai
perempuan muda antara usia 15 dan 19 anak setelah menikah. Peningkatan akses
tahun. Kebanyakan remaja ini sekarang pelayanan kontrasepsi bagi remaja yang aktif
akan segera aktif secara seksual. Banyak secara seksual akan mencegah kehamilan
dan komplikasi terkait kehamilan remaja dan dalam meningkatkan akses remaja terhadap
penularan PMS. Misalnya, penggunaan alat layanan kontrasepsi baik swasta, organisasi
kontrasepsi modern diperkirakan mencegah dan pemerintah yaitu dengan menyediakan
308 juta kehamilan yang tidak diinginkan layanan khusus remaja di fasilitas kesehatan
pada tahun 2017. Jika metode kontrasepsi atau fasilitas yang terpisah secara khusus.5
modern dapat diakses oleh remaja yang Penelitian telah menunjukkan bahwa layanan
tidak terpenuhi kebutuhannya, kehamilan khusus remaja dapat bermanfaat dengan
yang tidak diinginkan akan turun 59%. menyediakan sarana untuk berkumpul,
Juga, memperluas metode kontrasepsi yang melakukan pembelajaran kelompok kecil dan
berfungsi efektif untuk mencegah aborsi yang kegiatan berbagi pengalaman dan konsultasi.
tidak aman. Oleh karena itu, semua remaja Selanjutnya, ternyata layanan terpisah ini
yang ingin mencegah kehamilan harus dapat sulit untuk ditingkatkan dan dipertahankan
memperoleh akses untuk informasi, edukasi karena terbatasnya sumber daya dan sarana
dan layanan kontrasepsi metode modern.2 prasarana. Sebagai gantinya sebaiknya
Penggunaan kontrasepsi metode modern dikembangkan layanan kesehatan yang ada,
saat ini menunjukkan peningkatan. Metode yang sudah melayani remaja ke tingkat yang
kontrasepsi reversibel jangka panjang seperti lebih besar dan lebih khusus, lebih ramah
Norplant/implan pada remaja perempuan remaja, mis. klinik antenatal, klinik nifas, dan
yang aktif secara seksual meningkat secara klinik IMS/HIV juga menyediakan sarana untuk
bermakna lebih dari 6% antara tahun 2000 edukasi, konsultasi mengenai kesehatan
hingga 2016. Penggunaan alat kontrasepsi reproduksi. Menghapus batasan kebijakan
dalam rahim (IUD) tidak meningkat untuk akses, memastikan kerahasiaan dan
dibandingkan dengan implan. Pemanfaatan privasi, dan menyediakan layanan gratis atau
Implan meningkat sebesar 6,3%, sedangkan bersubsidi, layanan yang ada dapat dibuat
peningkatan 1,% tercatat untuk IUD pada lebih responsif terhadap kebutuhan dan
tahun 2016. Di antara metode jangka pendek, preferensi remaja. Selanjutnya, pemfokusan
proporsi metode KB suntik jauh meningkat pada penguatan layanan yang ada adalah
lebih dari 25% dari tahun 2000 hingga pendekatan pragmatis untuk menjangkau
2016. Penggunaan kondom menurun secara remaja dalam jumlah besar harapannya dapat
menyebabkan peningkatan penyerapan
1,7 menjadi 0,1%. Tapi peningkatan tersebut kontrasepsi remaja dan pengurangan
masih jauh dari harapan dan berjalan lambat.4 kehamilan remaja serta penularan penyakit
Beberapa bukti penelitian dan pengalaman menular seksual.6
Negara lain yang menunjukkan keberhasilan Terlepas dari usia pasien atau aktivitas
226
227
228
229
230
231
TIPE LOKASI
0 Intrakavitas, bertangkai
Submukosa
1 <50% intramural
Kontak dengan
3 endometrium, 100%
Intramural intramural
4 100% Intramural
5
intramural
7 Subserosal, bertangkai
Subserosal
Lainnya (servikal,
8
intraligamenter)
Submukosa dan
subserosal, masing-
Hybrid (memiliki kontak
masing dengan diameter
dengan lapisan endometrium 2-5
kurang dari setengah di
dan serosa)
rongga endometrium dan
peritoneum
232
233
234
235
miomektomi dengan prosedur laparoskopi tingkat komplikasi yang berat (dua RCT, n =
dibandingkan dengan kelompok miomektomi 279 pasien). Selain itu, tidak ada perbedaan
laparotomi. Selain itu, meta-analisis dari dua
RCT (n=80 pasien) menunjukkan kehilangan RCT, n=252 pasien) atau tingkat kehamilan
(dua RCT, n=251 pasien) pasca operasi
pada kelompok miomektomi laparoskopi miomektomi laparoskopi dibandingkan
dibandingkan dengan kelompok miomektomi dengan miomektomi laparotomi.7, 8
laparotomi.8
UPAYA UNTUK MEMINIMALISIR
Meta-analisis dari dua RCT (n=186 pasien) PERDARAHAN PADA OPERASI
menunjukkan bahwa intensitas nyeri (skor MIOMEKTOMI
Sebelum operasi, penting untuk
kelompok miomektomi laparoskopi (weighted mengoptimalkan kondisi medis pasien
-2,26, 95% CI -2,69 hingga khususnya yang berkaitan dengan anemia.
-1,83) dibandingkan dengan kelompok Direkomendasikan untuk melakukan
miomektomi laparotomi.8 pengecekan laboratorium darah lengkap,
Meta-analisis dari empat RCT (n=357
pasien) menunjukkan bahwa waktu operasi pengecualian terhadap kondisi anemia
sel sabit atau hemoglobinopati lainnya.
miomektomi laparoskopi (weighted mean Anemia yang dideteksi pada saat sebelum
13,28 menit, 95% CI 9,38 hingga operasi, ditambah dengan kehilangan
17,18) dibandingkan dengan kelompok darah intraoperatif telah dikaitkan dengan
miomektomi laparotomi. Jin dkk. menyatakan peningkatan morbiditas dan mortalitas
bahwa tingkat keseluruhan pasien pasca operasi. Penyakit hemoglobinopati
sembuh pada hari ke 15 jauh lebih tinggi dan kelainan koagulasi juga harus dideteksi
pada kelompok miomektomi laparoskopi sebelum dilakukan operasi. Sebagai
dibandingkan dengan kelompok miomektomi pendekatan yang optimal, koreksi anemia
terbuka.8 lebih diutamakan dibandingkan transfusi.
Meta-analisis dari lima RCT (n=535 pasien) Suplementasi zat besi oral (disertai dengan
vitamin C untuk meningkatkan penyerapan) Terdapat beberapa upaya untuk
dapat meningkatkan hemoglobin sebesar 2 meminimalisir perdarahan pada operasi
g/dL dalam waktu 2 sampai 3 minggu jika miomektomi, berdasarkan landasan berbasis
perdarahan terkontrol. Pemberian zat besi bukti. Tabel 2 menunjukkan upaya peri-
secara intravena mungkin diperlukan untuk operatif untuk meminimalisir kehilangan
meningkatkan kadar hemoglobin sebelum darah dalam masa intraoperatif.9
operasi.7
PERBEDAAN RATA-RATA
KEHILANGAN DARAH KEBUTUHAN TRANSFUSI
AGEN
DIBANDINGKAN DENGAN DARAH
PLASEBO
Mengurangi kebutuhan
Dinoprostone intravaginala 131 mL
transfusi
Mengurangi kebutuhan
Gelatin thrombin matrixa 545 mL
transfusi
Asam traneksamat
243 mL Tidak memiliki efek
intravenaa
a
: bukti berkualitas rendah
b
: bukti berkualitas moderat
Tabel 2. Upaya peri-operatif untuk meminimalisir Kehilangan
Darah dalam Masa Intraoperatif9
236
237
238
239
Kebanyakan mioma bisa diangkat melalui pembuluh darah arteri di permukaan mioma
sayatan Pfannenstiel. Namun, untuk ukuran uteri. Arah insisi miomektomi yang optimal
rahim yang sangat besar, sayatan Cherney, menurut arah pembuluh darah masih belum
Maylard, atau insisi midline harus dilakukan. jelas. Hasil penelitian mungkin bertentangan
Setelah masuk ke peritoneum, uterus yang karena didasarkan pada anatomi pembuluh
membesar tersebut dapat dieksteriorisasi darah di uterus yang normal. Sebagian
pada insisi tersebut. Dengan eksteriorisasi besar ahli bedah ginekologi lebih menyukai
uterus, retraktor bedah tidak biasanya insisi vertikal dalam operasi miomektomi,
dibutuhkan.7 sementara beberapa ahli bedah mungkin
Dalam miomektomi, sayatan transversal lebih memilih insisi transversal untuk
Pfannenstiel biasanya digunakan untuk melindungi lengkung pembuluh darah pada
dinding perut. Langkah selanjutnya dari pembuluh darah arcuate yang melengkung.
prosedur ini adalah membuat sayatan Dalam analisis retrospektif mengenai jalur
rahim. Dalam rahim normal, pembuluh pembuluh darah yang divisualisasikan pada
darah arkuata berjalan secara horizontal
dan pembuluh radial menembus jauh ke simtomatik yang menjalani embolisasi arteri
dalam miometrium. Namun, mioma uteri uterina, dilaporkan bahwa pembuluh darah
dapat mendistorsi anatomi pembuluh darah arteri sebagian besar bersilangan pada
normal dan juga struktur pembuluh darah.
Penelitian telah menunjukkan bahwa insisi sedangkan tidak ada pola dominan yang
uterus secara vertikal selama miomektomi diamati pada jalur arteri mioma uteri di
dapat mencegah transeksi arsitektur vaskular fundus. Maka dari itu, dapat disimpulkan
uterus. Namun, belum ada konsensus yang bahwa sayatan vertikal tidak akan melindungi
membahas insisi miomektomi yang optimal cedera vaskular karena sekitar 40%
untuk meminimalisir perdarahan.7 pembuluh melewati garis tengah. Dalam
Berdasarkan penelitian oleh Uzunlar dkk., konteks ini, dapat disimpulkan bahwa jenis
kehilangan darah intraoperatif lebih tinggi insisi uterus tidak mempengaruhi jumlah
pada kelompok dengan insisi transversal darah yang keluar.11
dibandingkan dengan kelompok insisi vertikal Studi sebelumnya merekomendasikan
(809.33±483.34 mL versus 405.32±180.95 penggunaan prosedur hemostatik selama
mL, p<0.001). Namun, hasil tersebut miomektomi untuk mengurangi kehilangan
masih menimbulkan pertentangan dengan darah. Beberapa agen farmakologis
beberapa literatur lainnya.11 (misalnya injeksi vasokonstriktor ke dalam
Sayatan miomektomi dapat melukai tempat insisi, uterotonika, dan asam
traneksamat), serta penghambatan secara Wolters Kluwer; 2019.
mekanis menggunakan torniket dan klem 3. Worldwide AAoGLAMIG. AAGL
yang menyumbat suplai vaskular uterus dapat practice report: practice guidelines
digunakan untuk mengurangi kehilangan for the diagnosis and management
darah. Teknik insisi vertikal maupun of submucous leiomyomas. Journal
transversal aman dan efektif dan tidak of minimally invasive gynecology.
2012;19(2):152-71.
kehilangan darah intraoperatif. Dokter 4.
spesialis ginekologi harus memilih sayatan Alkatout I. Uterine Fibroids and Infertility.
yang paling memungkinkan tergantung pada Diagnostics (Basel, Switzerland).
ukuran dan lokalisasi mioma uteri.11 2021;11(8):1455.
5. Gofur N, Gofur A, Soesilaningtyas GA,
RANGKUMAN
Kahdina M, Putri H. Uterine Myoma,
Beberapa agen farmakologis (injeksi
Risk Factor and Pathophysiol-ogy: A
vasokonstriktor ke dalam tempat insisi,
Review Article. Clinics of Oncology.
uterotonika, dan asam traneksamat),
2021;4(3):1-4.
serta penghambatan secara mekanis
6. Munro MG, Critchley HOD, Fraser IS.
menggunakan torniket dan klem yang
The two FIGO systems for normal and
menyumbat suplai vaskular uterus dapat
abnormal uterine bleeding symptoms
digunakan untuk mengurangi kehilangan
darah. Teknik insisi vertikal maupun
uterine bleeding in the reproductive
transversal aman dan efektif dan tidak
years: 2018 revisions. Int J Gynaecol
Obstet. 2018;143(3):393-408.
kehilangan darah intraoperatif. Dokter
7. Handa VL, Le LV. Te Linde’s Operative
spesialis ginekologi harus memilih sayatan
Gynecology 12th Edition 2020.
yang paling memungkinkan tergantung pada
Lippincott Williams & Wilkins
ukuran dan lokalisasi mioma uteri.
8.
DAFTAR PUSTAKA
1. Thompson MJ, Carr BR. Intramural versus open myomectomy--a meta-
myomas: to treat or not to treat. analysis of randomized controlled trials.
International journal of women’s health. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol.
2016;8:145. 2009;145(1):14-21.
2. Berek J, Berek D. Berek & Novak’s 9. Kongnyuy EJ, Wiysonge CS.
gynecology. 16th ed. Philadelphia: Interventions to reduce haemorrhage
240
241
242
243
244
245
246
247
setidaknya dua pengamat independen. tuba yang dipandu secara radiologis dan
Setelah itu dilakukan kateterisasi tuba selama rekanalisasi guidewire. Kontrol injeksi kontras
prosedur yang sama dengan kateterisasi 11
Gambar 2. Proses HSG dan rekanalisasi tuba menggunakan guidewire yang dipantau dengan
tuba proksimal bilateral pada pasien wanita berusia 31 tahun dengan infertilitas primer. B –
ke dan berbatasan dengan ostia tuba falopi bagian dalam. C – kateterisasi tuba falopi kanan
patensi selang kanan (tumpahan kontras peritoneum). E - kateterisasi selektif dari tuba falopi kiri.
F – kontrol injeksi kontras yang memastikan patensi tabung kiri 11
248
249
DAFTAR PUSTAKA
angka kehamilan mencapai 40%. Dari 80
1. The Practice Committee of the American
wanita tersebut, 68 hamil karena konsepsi
Society for Reproductive Medicine.
spontan dan 12 selanjutnya setelah terapi
Role of tubal surgery in the era of
hiperstimulasi ovarium terkontrol. Interval
assisted reproductive technology: a
waktu rata-rata dari prosedur hingga
committee opinion. Fertility and Sterility.
kehamilan adalah 12,2 ±14,1 bulan.11
2021;115(5).
KOMPLIKASI 2. Ambildhuke K, Pajai S, Chimegave
Menurut literatur, rekanalisasi tuba dengan A, al. e. A Review of Tubal Factors
guidewire dapat menyebabkan perforasi tuba
pada 1-10% wanita, dan kehamilan ektopik Cureus 2022;14(11).
tuba hingga 4-7%. Selain itu, infeksi biasanya 3. Banerjee K, Singla B. Novel Use of
jarang terjadi. Komplikasi lain yang dapat Hysteroscopy in the Assessment of
terjadi adalah perdarahan intra abdomen dan
infeksi.7 Gynecol Minim Invasive Ther. 2021;10.
Berdasarkan penelitian retrospektif, 4. National Institute for Clinical Exellence.
didapatkan 2 dari 70 tindakan ini Interventional procedures overview
mengakibatkan perforasi uterus ringan. of fallopian tube recanalisation by
Penelitian lainnya menyebutkan perforasi guidewire. London, UK: NICE,; 2003.
terjadi sebanyak 3-11%, namun akan 5. Thurmond AS. Fallopian Tube
sembuh secara sendirinya tanpa tatalaksana Recanalization. Semin Intervent Radiol.
lebih lanjut.17 2013.
6. anaka A, Tanaka I, Yamaguchi T,
Miki T, Ikuma S, Nagayoshi M, et Gynecol Reprod Biol. 2020;254.
al. Development of a new tubal 12. De Silva PM, Chu JJ, Gallos
recanalization method using the ID, Vidyasagar AT, Robinson L,
combination of hysteroscope and Coomarasamy A. Fallopian tube
laparoscope in the treatment of catheterization in the treatment
obstructed fallopian tubes. Gynecol ofproximal tubal obstruction: a
Minim Invasive Ther. 2017;6(4):226-7. systematic review and meta-analysis.
7. National Health Service. Fallopian tube Hum Reprod. 2017;32(4).
cannulation - Information for Patients. 13. Wang R, Watson A, Johnson N,
In: Saint Mary’s Hospital Gynaecology Cheung K, Fitzgerald C, Mol BWJ, et al.
Service, editor. Manchester: NHS;
2018. Cochrane Database Syst Rev. 2020(10).
8. Török P, Molnár S, Herman T. Fallopian 14.
tubal obstruction is associated with
increased pain experienced during success of fallopian tube recanalization
in treatment of tubal obstructive
study. Updates Surg. 2020. infertility. J Int Med Res. 2020;48(12).
9. Cohen SB, Bouaziz J, Jakobson-Setton 15. Farhi J, Ben-Haroush A, Lande Y,
Fisch B. Role of treatment with ovarian
Hysteroscopically guided transvaginal stimulation and intrauterine insemination
ultrasound tubal catheterization—a in women with unilateral tubal occlusion
diagnosed by hysterosalpingography.
Gynecol Reprod Biol. 2016. Fertil Steril. 2007;88:396-400.
10. Keltz M, Brown EC, Frishman GN, 16. Soliman AT, Salem HA. Evaluation
Sauerbrun-Cutle MT. Fluoroscopically- of hysteroscopic tubal cannulation
Guided Hysteroscopic Tubal under laparoscopic control versus
Cannulation: A Procedure for Proximal intracytoplasmic sperm injection in
Tubal Obstruction. JSLS. 2022 26(4). cases with proximal tubal obstruction.
11. Pyra K, Szmygin M, Dymara-Konopka Evid Based Women Health J. 2013;3.
17. Wang JW, Rustia GM, Wood-Molo M,
pregnancy rate of infertile patients with Tasse J, Tabriz D, Turba UC, et al.
proximal tubal obstruction 12 months
following selective salpingography guided fallopian tubal cannulation: an
and tubal catheterization. Eur J Obstet alternative to in vitro fertilization for
250
251
252