100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
540 tayangan2 halaman
"Dexter Harto K" berbagi ilmu, bukan hanya untuk yang memiliki jurusan pada bidangnya,sehingga dapat menjadi ilmu tambahan bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan, berikut ini adalah pembahasan Soal Harga Pokok Proses Metode Fifo
"Dexter Harto K" berbagi ilmu, bukan hanya untuk yang memiliki jurusan pada bidangnya,sehingga dapat menjadi ilmu tambahan bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan, berikut ini adalah pembahasan Soal Harga Pokok Proses Metode Fifo
"Dexter Harto K" berbagi ilmu, bukan hanya untuk yang memiliki jurusan pada bidangnya,sehingga dapat menjadi ilmu tambahan bagi teman-teman yang ingin menambah wawasan, berikut ini adalah pembahasan Soal Harga Pokok Proses Metode Fifo
Metode FIFO menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalen, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan. Komputasi unit-unit ekuivalen dalam metode FIFO berbeda dari komputasi dalam metode ratarata tertimbang. 1. Jumlah uint yang ditransfer dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama terdiri atas unit-unit dari persediaan awal yang dirampungkan dan ditransfer keluar, dan baian lainnya terdiri dari unit-unit yang dimulai dan dirampungakn selama periode berjalan. 2. Diberikan pertimbangan penuh atas jumlah kerja yang dicurahkan selama periode terhadap unitunit dalam persediaan awal rekening barang dalam proses dan juga pada unit-unit persediaan akhir. Demikian, dalam metode FIFO, perlu dilakukan pengkonversian kedua jenis persediaan itu ke dalam dasar ekuivalen unit. Untuk persediaan awal, ekuivalen unit-unit menunjukkan kerja yang dicurahkan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut; unutk persediaan akhir, ekuivalen unit menunjukkan pekerjaan yang dilakukan untuk membawa unit-unit tersebut ke suatu tahap penyelesaian sebagaian pada akhir periode.Ringkasnya, ekuivalen unit dalam metode FIFO terdiri atas 3 jumlah, yaitu: 1. Pekerjaan yang dibutuhkan untuk merampungkan unit pada persediaan awal. 2. Pekerjaan yang dicurahkan atas unit-unit yang dimulai dan diakhiri selama periode tersebut. 3. Pekerjaan yang dicurahkan atas unit-unit yang dirampungkan sebagian dalam persediaan akhir. Unit ekuivalensi biaya bahan baku Departemen 1 dihitung dengan memperhatikan tingkat penyelesaian bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal.
2. Metode FIFO Departemen setelah Departemen Produksi Pertama
Dalam deapartemen produksi setelah departemen produksi pertama, produk telah membawa harga pokok dari departemen sebelumnya. Produk dalam proses yang membawa harga pokok dari periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
3. Tambahan Bahan Baku Dalam Departemen Produksi Setelah Departemen
Produksi Pertama Umumnya bahan baku diolah pertama kali dalam departemen pertama. Departemen produksi berikutnya hanya mengolah lebih lanjut produk hasil departemen pertama dengan mengeluarkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Namun, seringkali dalam proses produksi, bahan baku ditambahkan dalam departemen produksi setelah departemen produksi pertama. Tambahan bahan baku ini mempunyai dua kemungkinan, yaitu : 1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan, maka tambahan ini tidak berpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan, dan sebagai akibatnya tidak mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya. 2. Menambahkan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. Jika terjadi tambahan produk yang dihasikan dengan adanya tambahan bahan baku dalam departemen setelah departemen produksi pertama, maka hal ini akan berakibat diakannya penyesuaian harga pokok produksi per satuan pokok yang diterima dari departemen produksi sebelumnya. Penyesuaian ini dilakukan karena total harga pokok produk yang berasal dari departemen sebelumnya, yang mulanya dipikul oleh jumlah tertentu, sekarang harus dipikul oleh jumlah produk yang lebih banyak sebagai akibat tambahan bahan baku tersebut. Akibatnya harga pokok produk per unit yang berasal dari deaprtemen sebelumnya menjadi lebih kecil.