Kamil, presiden dari Agung Electronics sangat prihatin dengan laporan marketing akhir tahun
yang baru saja diterimanya. Menurut Norvan, manajer marketing, penurunan harga di tahun
depan harus dilakukan karena perusahaan harus mempertahankan market share (volume
penjualan) atas integrated circuit boards (CBs). Hal ini akan membuat situasi menjadi
bertambah buruk. Harga saat ini adalah Rp 18.000,- per unit, dengan keuntungan Rp 2.000
per unit, separo dari keuntungan unit yang dibuat khusus sesuai pesanan (customary).
Pesaing dari luar negri terus menurunkan harganya. Untuk dapat menandingi harga pesaing,
perusahaan harus menurunkan harga dari Rp 18.000 menjadi Rp 14.000,- Harga Rp 14.000
ini berada di bawah biaya untuk memproduksi dan menjualnya. Bagaimana mungkin pesaing
mampu melakukannya? Penasaran untuk mengetahui lebih jauh apa yang salah dengan
operasi perusahaan selama ini, Kamil minta bantuan konsultan untuk mengevaluasi cara
produksi dan penjualan CBs. Setelah 2 minggu, konsultan mengidentifikasikan aktivitas dan
biaya berikut:
(* Total costs menghasilkan per unit costs Rp 16.000 untuk penjualan tahun lalu.)
Dalam penelitian awalnya, konsultan mengindikasikan bahwa per unit cost dapat ditekan
paling tidak Rp 7.000,- Mengingat manajer marketing menyatakan bahwa volume penjualan
dapat ditingkatkan 50% bila harga dapat diturunkan menjadi Rp 12.000,- maka Kamil
menjadi sangat tertarik.
Diminta:
3. Hitung target cost yang diperlukan untuk mempertahankan market share saat ini, dan
pada saat yang sama dapat menikmati keuntungan Rp 4.000 per unit, Lalu hitung
target cost yang diperlukan untuk meningkatkan market share 50%. Berapa banyak
cost reduction yang diperlukan untuk mencapai target?
5. Hitung pendapatan berdasarkan penjualan saat ini, harga, dan biaya. Kemudian hitung
dengan menggunakan harga Rp 14.000,- dan Rp 12.000,-, asumsikan bahwa cost
reduction maksimum dapat dilakukan. Harga mana yang akan dipilih?
Alhamdulillah