Anda di halaman 1dari 4

BAB II

ISI
2.1. Sejarah Radio Republik Indonesia (RRI)
Tepat pada 11 September 1945 RRI resmi berdiri sebagai satu-satunya stasiun
radio milik pemerintah dengan fungsi dasar menyuarakan kepentingan pemerintah dan
negara. Dari latar sejarah yang heroik itulah RRI menciptakan sumpah pengabdian pada
negara bangsa Indonesia dengan Tri Prasetya RRI. Bait-bait sumpah ini begitu
menggetarkan, sejalan dengan semangat revolusi.
Perlahan-lahan, upaya untuk membawa RRI menjadi media publik mulai
dilakukan. Reporter RRI dilapangan mulai berani bersaing dengan wartawan lain dalam
memburu berita. Seedar contoh, RRI Pro 2 FM Jakarta yang masih dikelola pemerintah
mulai berani bersaing dalam hal sajian berita yang lugas dan kritis dengan radio lain.
Namun tak berselang lama, muncul keinginan dari Kementrian Badan Usaha
Milik Negara(BUMN) untuk mengubah status kelembagaan RRI dari Perjan menjadi
Perum(Perusahaan Umum). Dasar hukumnya adalah Undang-Undang No.19 tahun 2003
tentang BUMN. Berbagai upaya untuk mendorong RRI menjadi perusahaan umum
dilakukan secara serius oleh Kementerian BUMN. Langkah kuda Kementerian BUMN
ini membuat RRI justru kesulitan dalam mereposisi diri. Ketika proyeksi sebagian besar
angkasawan RRI adalah membawa RRI sebagai media publik, kini RRI justru
dihadapkan pada tarikan-tarikan menuju bentuk Perusahaan Umum.
Undang-Undang Penyiaran UU No.23 tahun 2002 kemudian mengamanatkan
agar RRI ( dan TVRI) ke depan sebagai lembaga penyiaran publik, RRI harus bersifat
nonprofit, independen dan lebih mengedepankan fungsi-fungsi penyiaran publik. Pada
titik ini, status kelembagaan Perjan lebih sesuai bai RRI daripada Perum ataupun
Perseroan. Juni 2003, dalam suatu sesi diskusi soal status hukum RRI di gedung
pascasarjana komunikasi Universitas Indonesia, sempat dibahas bagaimana mekanisme
penolakan atas usaha kementerian BUMN untu menjadian RRI sebagai Perum.

2.3. Aspek aspek pengelolaan media massa Radio Republik Indonesia (RRI)
Bandung:
1. Diklat
Diklat dilaksanakan di Radio Republik Indonesia(RRI) pusat di Jakarta. Diklat
yang dilaksanakan diantaranya Diklat Operasional Teknik, Diklat Penyiaran dan Diklat
Pemberitaan yang dilaksanakan secara bergiliran oleh calon karyawan maupun yang
sudah menjadi karyawan di RRI Bandung.
Bagian Operasional Teknik lebih diutamakan dari lulusan jurusan Teknik yang
lebih memahami masalah teknik dalam sistem radio. Sementara reporter RRI diutamakan
dari lulusan jurusan jurnalistik, akan tetapi jika terdapat dari jurusan atau fakultas lain
asalkan memiliki bakat, kemampuan, pengalaman dan tentunya kemauan keras bisa
dilatih. Yang lebih mengetahui masalah perekrutan dalam RRI ialah dimana daerah RRI
itu sendiri berada.
2. Gaji
Di RRI Bandung antara Pegawai Negeri Sipil(PNS) dan karyawan yang bukan
PNS memiliki gaji yang berbeda, meskipun demikian gaji karyawan bukan PNS yang
biasanya karyawan muda tidak terlalu jauh dari gaji PNS-nya. Yang menjadikan beda
ialah PNS memiliki berbagai tunjangan, diantaranya tunjangan pensiun, tunjangan anak,
dll. Untuk perihal mutasi jabatan, RRI Bandung melakukannya berdasarkan posisi
jabatan dan kinerja pegawai. Kemudian yang dilakukan pegawai yang tidak bekerja
dengan benar ialah salah satunya dengan penundaan kenaikan pangkat.
2. Dana Operasional
Dana operasional di kantor RRI yang di tahun 2002 yaitu 60% berasal dari APBN
dan 40% sisanya RRI diizinkan untuk menggali dari pendapatan iklan atau bentuk kerja
sama lain, kini dana operasional RRI 100% berasal dari APBN Pemerintah. Dana tersebut

cukup untuk segala Operasional di RRI, seperti contohnya untuk kebutuhan listrik dan
air, telepon dll. Dalam Undang-Undang yang sekarang ini target pencapaian pendapatan
nasional RRI Bandung lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

3. Media partner
RRI Bandung termasuk media yang banyak bekerja sama dengan media partner.
Salah satunya kerja sama dengan Perguruan Tinggi, yang dalam sehari bisa mencapai
lima kali memberikan informasi dan menyebarluaskan program atau kegiatan perguruan
tinggi tersebut. RRI Bandung mengusung asas netral dan mandiri, yang dulunya pada
jaman orde baru RRI terintervensi oleh partai politik, saat ini RRI berusaha tidak
terintervensi pihak manapun.
4. Persaingan
Cara RRI Bandung bertahan dalam persaingan dengan radio-radio swasta di
Bandung. RRI tidak terlalu mencari keuntungan seperti yang dilakukan radio swasta,
akan tetapi RRI mengutamakan menyampaikan informasi.

Terdapat bagian yang

mengurusi masalah pelayanan RRI terhadap masyarakat, yaitu Bagian Pelayanan dan
Pengembangan usaha di RRI yang tugasnya mencari client dan stakeholder. Meskipun
demikian RRI tetap meningkatkan pelayanan dengan memetakan program siaran berita
dan hiburan. Cara RRI Bandung untuk melihat data pendengar saat ini dengan
menggunakan sebuah aplikasi, akan tetapi data respon pendengar masih belum di
masukan ke dalam aplikasi, masih di catat dalam buku, respon tersebut berasal dari sms,
telepon, email dll.

2.4. Hambatan dan Solusi Permasalahan Radio Republik Indonesia(RRI) Bandung

2.4.2. Solusi
1. Permasalahan Persaingan
Solusi terhadap permasalahan persaingan dengan radio yang lain yaitu, RRI melakukan
inovasi-inovasi program diantaranya dengan adanya RRI Pro 1, RRI Pro 2, RRI Pro 3.
Yang memiliki bagian masing-masing dalam penyiaran :
1. Programa Daerah (PRO 1) sebagai siaran Pusat Pemberdayaan Masyarakat
yang melayani segmen masyarakat yang berada di pedesaan;
2. Programa Kota (PRO 2) sebagai siaran Pusat Kreativitas Anak Muda yang
melayani masyarakat muda di perkotaan, bahkan di kabupaten;
3. Programa III (PRO 3) merupakan siaran dari Jakarta sebagai siaran Jaringan
Berita Nasional yang menyajikan berita dan informasi (News Channel) selama 24
jam yang dipancarluaskan oleh setiap Stasiun RRI daerah kepada masyarakat luas
di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Pegawai
Hambatan yang bisa terjadi di RRI Bandung ialah permasalahan pegawai yang
bekerja tidak semestinya. Jika terdapat pegawai yang melakukan hal tersebut, maka
petinggi di RRI akan melakukan tindakan dengan memberi sanksi secara berjenjang
dimulai dari teguran secara lisan dan tulisan, kemudian jika pegawai tidak pernah masuk
bisa diberi sanksi dengan penundaan kenaikan pangkat ataupun penurunan pangkat. Dan
yang

paling

parah

bisa

dilakukan

pemecatan.

Anda mungkin juga menyukai