Anda di halaman 1dari 6

Desain Pembelajaran PKn menggunakan Field Trip ke Pura Ulun Danu Beratan

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas


Mata Kuliah Pembelajaran PKn
Dosen: Drs. Sri Harmianto, Mpd

Disusun oleh :
Hidayat Gayuh Saputro (1301100140)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015

3. tujuan pembelajaran PKn dengan field trip ke Pura Ulun


Tujuan pembelajaran Pkn dengan field trip di Pura Ulun adalah untuk memberikan
kompetensi sebagai berikut:

Dapat berpikir secara kritis tentang sejarah dan isu yang ada di Pura Ulun.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain atau dengan daerah lain tentang peraturan
dunia maupun daerah secara langsung dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dan

komunikasi.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-

bangsa lain.
Berprestasi secara cerdas dan tanggung jawab serta betindak secara sadar dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selain itu, dari sisi teori dan implementasinya Pkn mempunyai peran yang sangat penting
dalam pendidikan untuk mengembangkan pembangunan karakter melalui peran guru Pkn.
Tujuan pembelajaran PKn dengan menggunakan Field Trip dapat membantu siswa agar
dapat membentuk karakter mereka. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang perlu
didukung dengan baik dan nyata, dengan pebdidikan karakter yang tepat akan dihasilkan output
generasi muda yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas secara lahir maupun batin.
PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki muatan dalam pendidikan moral
yang nasionalisme, merupakan sebuah mata pelajaran yang wajib mengambil bagian dalam
proses pendidikan karakter melalui peran guru PKn. Dengan menerapkan metode Field Trip dan
didukung oleh semua jajaran personel dilembaga pendidikan tersebut, maka guru PKn dapat
mengambil inisiatif untuk menjadi pendorong berlangsungnya pendidikan karakter tersebut.
Sebagai output pembelajaran PKn ini akan diperoleh genarsi yang memiliki sumber daya
manusia yang benar-benar berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Jadi dapat disimpulkan pendidikan kewarganegaraan di berikan dengan tujuan untuk
mempersiapkan siswa agar dalm memasuki kehidupan bermasyarakat dapat mengembangkan
kehidupan pribadi yang yang memuaskan, menjadi warga Negara yang bertanggung jawab
kepada NKRI yang bersendikan pancasila. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, hendaknya

dirancang cara pembelajaran yang trampil dan mendapat pengalaman nyata sehingga diharapkan
diharapkan siswa mendapat bekal pengalaman yang berharga setelah terjun dalam masyarakat
kelak.
4. Manfaat yang diperoleh bagi anak sekolah dasar setelah mengunjungi Pura Ulun.
Kegiatan ini sangat banyak manfaatnya bagi siswa karena siswa memperoleh pengalaman
dan kegiatan secara langsung, tidak sekedar paparan atau uraian dari guru atau yang disebut
verbalistik (pengalaman yang hanya dikatakan). Melalui field trip siswa juga dapat memperoleh
kesempatan bereksplorasi dengan lingkungan secara leluasa dan bebas dengan menggunakan
semua panca indranya. Siswa mengunjungi Pura Ulun, disana mereka dapat mengetahaui tentang
Pura ulun bukan hanya dari buku atau cerita gurunya saja, siswa dapat mengetahui secar langsung
letak Pura Ulun yang ada di dataran tinggi Bedugul kabupaten Tabanan. Disana mereka akan
mengetahui sejarah Pura Ulun yang diambil dari sebuah nama desa dan bukan nama danau,
bukan nama pura, ataupun nama pasar. Siswa dapat mengenali secara langsung Pura Ulun yang
sebelumnya hanya mereka lihat di uang 50.000-an saja. Sekelompok anak yang lain selain
mengamati mungkin ingin tahu Pura mana yang ada pada gambar uang kertas Rp50.000,00.
Bagaimana bentuk Puranya jika dilihat secara langung. Mungkin juga ada siswa yang kurang
puas hanya melihat dan ingin masuk, memegang secara langsung, bahkan mungkin ada siswa
yang ingin berfoto ria disana. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik pembelajaran aktif
diman anak distimulus segenap panca inderanya.
Akan lain halnya jika materi ajar itu hanya disampaikan secara lisan oleh guru yang lebih
banyak menstimulus indera pendengaran siswa saja. Anak lebih banyak terlibat dengan kegiatan
yang bernuansa DDHH (Duduk, Dengar, Hafal, dan Hitung) sebuah model pembelajaran yang
membosankan dan kurang bermakna bagi siswa. Hal ini juga yang sangat penting dengan
pemanfaatan lingkungan ini adalah bahwa materi ajar yang diperoleh siswa sangat lengkap dan
kaya akan informasi yang sifatnya visual, auditif, dan kinestetik diperoleh secara bersamaan
sehingga memberikan kebermaknaan bagi siswa.

5. Isi obyek kunjungan Pura Ulun


Siswa diberi materi tentang sejarh Pura Ulun yaitu Pura Ulun ini sudah ada sebelum tahun
1556. Pura Ulun kemudian dibangun oleh Raja Mengwi I Gusti Agung Putu tahun 1633 yang
berstruktur campuran Hindu-Budha dan ditandai dengan stupa Budha. Semenjak pendirian Pura
tersebut termasyurlah kerajaan mengwi, dan I Gusti Agung Putu digelari oleh rakyatnya I Gusti
Agung Sakti.
Bangunan yang terdapat di areal wisata Bedugul ini merupakan bangunan kuno, tetapi
semua keadaan fisiknya masih bersih dan tertata rapi. Kompleks candi ini terletak di barat laut
Danau Bratan di pegunungan dekat Bedugul. Pura Ulun Danu merupakan sebuah bangunan suci
umat Hindu yang dibangun untuk memuja Dewi Danu. Danu sendiri adalah bahasa local bali
yang berarti danau. Sedangkan Bratan merupakan namai danau yang terletak di dataran
tinggi Bedugul ini. Candi ini sebenarnya di jadikan sebagai tempat pemujaan Dewi Danu yaitu
dewi air, danau, dan sungai.
Pura Ulun Danu Bratan ini terdiri dari empat bangunan suci, yaitu; Pura Lingga petak
dengan tiga tingkat meru sebagai tempat pemujaan dewa siwa, Pura Penataran Puncak Mangu
dengan sebelas tingkat meru sebagai tempat pemujaan dewa Wisnu, Pura Teratai Bang sebagai
pura utama, dan Pura dalem Purawa sebagai tempat pemujaan kepala Sang Hyang Widhi dalam
menifestasinya sebagai Trimurti. Pura Dalem Purwa ini berfungsi sebagai tenpat memohon
kesuburan, kemakmuran, dan kesejahteraan.
Pura Ulun Danu Bratan tidak terlepas dari pemujaan Trimurti (Siwa, Brahma, Wisnu). Hal
ini tidak hanya terlihat dari struktur Pura pemujaan di Pura Ulun Dnu, tetapi juga dari penemuan
tiga buah batu yang masing-masing berwarna merah, hitam, dan putihpada tahun 1968. Ketiga
warna ini merupakan warna suci. Merah lambing Bataran Brahma sang pencipta, hitam
merupakan merupakan lambing Bhataran Wisnu sang penyeimbang, dan putih lambing
Bhataran Siwa sang pelebur.
Danau Bratan merupakan salah satu danau penting untuk irigasi. Danau Bratan dikenal
sebagai danau Gunung Suci, kawasan ini sangat subur, terletak pada ketinggian 1.200 meter, dan
beriklim sangat dingin. Menurut mitos yang ada di masyarakat Bali, sebenarnya danau Bratan ini
merupakan danau yang terbesar di pulau Bali awalnya. Namun pada suatu ketika terjadi gempa

bumi yang sangat dahsyat dan ahirnya danau Bratan ini terbagi menjadi tiga bagian, Bratan,
Tamblingan, dan Buyan. Nama bratan diambil dari kata Brata yang berarti mengendalikan diri
dengan menutup Sembilan lubang kehidupan. Kata-kata Brata ini dapat kita jumpai dalam istilah
Tapa Brata yang memilikin arti bersemedi atau bermeditasi untuk mencapai ketenangn agar
dapat menunggal dengan alam dan berkomunikasi dengan Maha Goib.
Pengunjung Pura Ulun harus membayar tiket sebesar Rp 7.500,00 untuk turis domestik
dan Rp 10.000,00 untuk turis asing.
Sebagai sebuah objek wisata sejarah dan religi, Pura Ulun telah dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas penunjang, seperti lahan parker, taman bermain untuk anak, serta toilet. Taman
bermain tersebut menyediakaan berbagai sarana permainan, seperti ayunan, kursi putar, dan
jungkat jungkit. Di dekat taman bermain terdapat restoran yang menyediakan aneka masakan.
Wisatawan yang ingin mengelilingi danau dengan menyewa perahu dikenakan biaya
sebesar Rp 25.000,00 untuk satu kali keliling, dengan waktu sekitar 20 menit. Sedangkan yang
ingin memancing dapat dapat menyewa alat pancing seharga Rp5.000,00, dengan waktu
pemakaian sepuasnya. Disekitar pura juga terdapaat jasa melukis wajah cepat, hanya dalam
waktu 15 menit, dengan harga Rp10.000,00 untuk tiap lukisan. Sekiranya wisatawan
menginginkan membeli oleh-oleh, di utara areal pura terdapat pasar tradisional. Dipasar ini juga
dijual berbagai hasil perkebunan, pertanian, kerajinan khas Bali, hewan khas Bali, yakni anjing
kintamani.

Lembar Kerja Siswa


Nama :
Kelas :

1)
2)
3)
4)

Berapakan jumblah pura yang ada di Pura Ulun tersebut ?


Apa filosofi dari bangunan pura di Pura Ulun ?
Siapakan pendiri PUra Ulun ?
Terlihat dari struktur Pura pemujaan di Pura Ulun, dan juga dari penemuan tiga buah,

apakah filosofinya ?
5) Apa nama danau di dekat Pura Ulun ?
6) Sejarah apa sajakah yang ada pada danau tersebut ?
7) Dimanakah letak Pura Ulun ?
8) Pada tahun berapakah Pura Ulun dibuat ?
9) Bagaimana pendapat saudara mengenai Pura Ulun ?
10)
Hal apa saja yang anda bisa dapat saat berada di Pura Ulun ?

Anda mungkin juga menyukai