Anda di halaman 1dari 49

Facility Management and Safety (FMS)

Manajemen dan Keamanan Fasilitas (MKF)

Gambaran Umum
Organisasi pelayanan kesehatan berperan menyediakan fasilitas yang aman, fungsional dan
suportif bagi pasien, keluarganya, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas
fisik, medis, peralatan lainnya, dan sumber daya manusianya harus dikelola secara efektif.
Secara khusus, manajemen harus berusaha untuk
1. mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko;
2. mencegah kecelakaan dan cedera; dan
3. memelihara kondisi yang aman.
Manajemen yang efektif meliputi perencanaan, pendidikan, dan pengawasan multidisiplin sebagai
berikut :
1. Pemimpin merencanakan ruang, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan sedemikian
rupa sehingga dapat mendukung pelayanan klinis yang disediakan secara aman dan efektif.
2. Semua staf diberi penyuluhan mengenai fasilitas, bagaimana cara mengurangi risiko,
dan bagaimana cara untuk memantau dan melaporkan situasi-situasi yang berisiko.
3. Suatu kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem-sistem penting dan
mengidentifikasi
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Bila sesuai, untuk fasilitas dan kegiatan-kegiatan rumah sakit disusunlah rencana tertulis
yang
meliputi1.enam
Bidang : dan Keamanan
Keselamatan

2.
3.
4.
5.
6.

KeselamatanSejauh mana bangunan, wilayah, dan peralatan rumah sakit tidak


menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf, atau pengunjung. Keamanan
Perlindungan dari kerugian, kerusakan, gangguan, atau akses atau penggunaan
oleh pihak yang tidak berwenang.
Bahan berbahayaPenanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan radioaktif dan
lainnya dikendalikan, dan limbah berbahaya ditangani secara aman.
Manajemen Keadaan DaruratRespons terhadap epidemi, bencana, dan keadaan
darurat direncanakan dan dijalankan secara efektif.
Penanganan KebakaranProperti dan para penghuni rumah sakit dilindungi dari
bahaya kebakaran dan asap.
Peralatan medisPeralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara sedemikian
rupa agar mengurangi risiko.
Sistem utilitasListrik, air dan sistem utilitas lainnya dipelihara sehingga risiko
kegagalan dalam kegiatan kerja dapat diminimalkan.

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

110

Standar
FMS 1

FMS
2

FMS
3

FMS
4

FMS
5

FMS
6

FMS
7

FMS
8

FMS
9

FMS
10

FMS
11

Rumah sakit mematuhi undang-undang, peraturan, dan persyaratan


inspeksi fasilitas yang relevan.
Rumah sakit menyusun dan mengurus rencana tertulis yang
menggambarkan proses untuk mengelola risiko yang bisa
timbul bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung dan staf.
Perencanaan dan pelaksanaan program untuk mengelola
risiko- risiko dalam lingkungan perawatan diawasi oleh satu
atau lebih individu yang memiliki kualifikasi.
Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan suatu program
untuk menciptakan lingkungan fisik yang aman dan terlindung.
Rumah sakit memiliki rencana untuk inventarisasi,
penanganan, penyim anan, dan penggunaan bahanbahan
berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan-bahan
dan limbah berbahaya.
Rumah sakit menyusun dan menjalankan rencana dan program
manajemen keadaan darurat untuk merespons keadaan
darurat, epidemi, bencana alam dan lainnya yang mungkin
terjadi di masyarakat.
Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan program untuk
memastikan bahwa semua penghuni gedung selamat dari
bahaya api, asap, dan keadaan darurat lainnya di seluruh
fasilitasnya. Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan
program untuk menginspeksi, menguji, dan memelihara
peralatan medis dan mendokumentasikan hasil-hasilnya.
Air min
m dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari
seminggu, melalui sumber biasa atau alternatif, untuk memenuhi
kebutuhan penting perawatan pasien.
Listrik, air, pembuangan, ventilasi, gas medis, dan sistem
utama lainnya secara berkala diinspeksi, dipelihara, dan, bila
perlu, ditingkatkan.
Rumah sakit mengedukasi dan melatih semua anggota staf
mengenai peran mereka dalam penyediaan fasilitas
perawatan pasien yang aman dan efektif.

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

111

Facility and Safety Plan ini menguraikan beberapa penatalaksanaan di rumah sakit :
A. Keselamatan dan K
B. amanan
C. Bahan dan Limbah
D. Berbahaya Manajemen
E. Kedaruratan Penanganan
F. Kebak ran Peralatan Medis
Sistem Utilitas
Dalam upaya penatalaksanaan 6 area diatas, rumah sakit melakukan identifikasi terhadap
risiko terjadinya ancaman keselamatan
dan keamanan baik terhadap staf, pasien maupun
pengunjung:
IDENTIFIKASI AREA
RISIKO
No Jenis Risiko Keselamatan
dan Keamanan di
Rumah
Sakit
1
Kedaruratan/ Bencana:

Area Risiko

INTERNAL:
1) Ledakan tabung gas
2) Keracunan gas
3) Keracunan makanan
4) Kebakaran
5) Gempa bumi
6) Ledakan Bom
BENCANA EKSTERNAL
1) Gempa bumi
2) Ledakan
3) Kecelakaan lalulintas
4) Keracunan makanan
5) Kebakaran
6) Wabah Penyakit
7) Tsunami
8) Banjir

Ruangan rawat Inap, IRD, Wing, IRIT, Rawat


Jalan, IBS, HD, Laboratorium,OK,
Incenerator, Ruang Boiler
Unit rawat inap, Ruangan rawat inap,
rawat jalan, IRD, wing, IRIT, IBS,
InstalasiHD,Instalasi Gizi, seluruh
perkantoran, area bisnis semua tempat

Penculikan Bayi

Cempaka, Wing dan IRD

Pencurian

Poliklinik, IRD,dan Rawat Inap

Kekerasan fisik

Poliklinik, IRD,dan Rawat Inap

Cedera fisik

Semua Tempat

Terpapar radiasi

Radiologi

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

112

Pasien hilang/ minggat

Ruang perawatan

Tertusuk jarum/ benda


tajam

Poliklinik,IRD dan Ruangan Rawat Inap

BLOK PEMANTAUAN
GEDUNG
No
Blok
1

Area

IGD, Ratna, Diabetic center, Poliklinik,


Ruang Anggrek, Gedung infertile, Inst.
Rehab Medik, Inst. DPelayanan
Dialisis, PMI, Bakung Timur, Cempaka
Timur,
Laboratorium sampling, BPD, Kimia Farma,
Gedung Perkantoran manajemen

Penanggung jawab
Made Sunarsa
Made Kamuscaya

Ngurah Haryanta
Gedung Pudak,
Bakung barat,
Cempaka
barat, IPSRS, Jempiring, Gudang Gas Medis, Ketut partiman
Binatu, SMF Anak, CSSD, Angsoka,
Tunjung- Gudang Rekam Medis, Gizi,
Gudang
Wayan Suardika
Laboratorium Patologi Klinik, Radiologi,
PJT, Anesthesi, Rdiologi, IBS, IRIT, Gadung,
Cecep Yudi Rahmat
Kamboja, Nusa Indah, mawar, Lely,
Forensik, Lab Mikro, gedung HIV AIDS
Wijaya Kusuma, Flamboyan, Mahotama,
sanjiwani IPAL, Pav Amerta, Kantin,
Koperasi Kamaduk

Ketut Gede Surata


Meta

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

113

KOORDINASI DAN
KEWENANG N
Koordinasi dan kewenangan dilakukan oleh Ka IPSMNP, Ka IPSPGS dan Ka Inst. Keamanan dan
Ketertiban Lingkungan, dengan input dan rekomendasi dari tim K3 RS , bagian umum maupun
direktur umum dan operasional, mengkoordinir inspeksi dan pemeliharaan seluruh kemajuan
dan pengelolaan resiko pada aktivitas dan fungsi fasilitas RS. Kepemimpinan tim ini
memastikan bahwa dilakukan monitoring dan evaluasi dan memastikan sumber-sumber
untuk peningkatan fungsi fasilitas yang mendukung keselamatan bagi masyarakat RS: pasien,
keluarga pasien, karyawan RS dan pengunjung

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

114

A.
PENATALAKSANAAN KESELAMATAN DAN
TUJUAKEAMANAN
N
Program keselamatan dan keamanan RS Sanglah ini dibuat
untuk:
1. Meminimalkan risiko dan bahaya yang dapat terjadi dalam lingkungan fisik RS
2. Mengelola aktifitas staf untuk mengurangi risiko cedera pekerjaan dan lingkungan
RUANG LINGKUP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pencegahan terjadinya pencurian, pengambilan hak milik secara paksa, kekerasan


fisik, penculikan bayi dan pasien hilang/ minggat
Pencegahan terjadinya bahaya yang mengancam kesehatan maupun jiwa akibat
adanya proses pembangunan gedung, renovasi;
Pencegahan bahaya akibat ketidaktersediaan/ keterbatasan fasilitas fisik bangunan
yang ada di RS.
Penataan dan keamanan lingkungan rumah sakit dan hospital ground, termasuk
parkir
Pencegahan cedera karena jarum atau benda tajam
Pencegahan dan pengelolaan paparan radiasi pada staf
Pencegahan terjadinya penculikan bayi
Mencegah terjadinya pasien minggat/ hilang dari RS

PENATALAKSAN
AAN
Penatalaksanaan keselamatan dan keamanan RS ini meliputi semua area RS yaitu semua
lingkungan pelayanan, lingkungan di luar area pelayanan dan area bisnis yang ada dalam RS
yang meliputi keselamatan dan keamanan pasien, keluarganya. pengunjung dan karyawan RS:
1.

2.

3.

Pencegahan pencurian dan pemaksaan mengambil barang milik masyarakat RS


RS mengupayakan sebuah system pengamanan sehingga masyarakat RS
terhindar dari kecurian maupun pengambilan secara paksa miliknya. Seluruh
tamu RS diidentifikasi, pengunjung dibatasi jumlahnya dan keluarga pasien yang
menunggu/ menginap di RS diidentifikasi. gedung difasilitasi dengan
pemasangan trali sesuai kebutuhan keselamatan keamanan, pasien dan
keluarga diinfokan untuk tidak membawa barang b rharga dan uang yang
berlebih, pemasangan kamera untuk mengidentifikasi kejadian yang mengancam
keselamatan dan keamanan. Pencegahan kekerasan oleh petugas maupun pasien
lain dan pengunjung di RS Pasien, keluarganya dan karyawan dilindungi oleh RS
dari bahaya akan kekerasan fisik maupun mental baik oleh pengunjung
maupun karyawan RS sendiri. Disediakan sebuah sistim bila petugas, pasien/
maupun keluarga mengidentifikasi kemungkinan terjadinya kekerasan mental
maupun fisik.
Pencegahan bahaya yang diakibatkan oleh adanya bangunan baru ataupun renovasi
gedung.
Pasien dan masyarakat RS lainnya terhindar dari bahaya karena polusi debu,
jatuhan bahan bangunan maupun bahaya lain yang diakibatkan oleh adanya
penambahan bangunan di dalam RS. Oleh karena itu untuk setiap proses
renovasi,

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

115

4.

5.

pembangunan gedu g baru dan proses pemusnahan, area bangunan


tersebut
dilindungi dengan menggunakan sekat triplek, dan dituliskan informasi Larangan
Masuk, kecuali yang berkepentingan
Pencegahan bahaya cedera, keselamatan nyawa, maupun
pencurian yang
disebabkan oleh keterbatasan fisik bangunan RS (handrail, trali jendela, pintu
kamar mandi, nurse call, lantai beda level/ licin, fasilitas penanganan kebakaran,
pengaman tempat tidur, kamera di unit risiko gangguan
keamanan)
RS menyiapkan fasilitas yang mengupayakan keselamatan dan keamanan pasien/
keluarga dan masyarakat RS lain dari cedera, jatuh, pencurian, ancaman nyawa
dengan melengkapi fasilitas nurse call untuk semua pasien, terali jendela untuk
keamanan dari pencurian sesuai kebutuhan, handrail untuk pemegang saat
pasien berjalan maupun duduk di ruang perawatan termasuk kamr mandi dan di
sekitar bangunan RS, pengaman tempat tidur untuk mencegah pasien jatuh,
pemasangan smoke detector di gedung berisiko, penandaan lantai licin dan lantai
beda level untuk mencegah pasien jatuh, pintu kamar mandi pasien yang
terbuka ke luar untuk dapat segera membantu pasien yang terkunci tanpa
mencederainya saat pintu dibuka paksa, dan fasilitas lain yang dibutuhkan.
Keselamatan dan keamanan lingkungan RS dan hospital ground (penataan
selokan/ got/ kabel/ pipa/ p nempatan tabung gas, fasilitas bermain anak, pagar,
taman, patung, trotoar dan pembatas jalan, pengaturan parkir).
a.
b.
c.
d.
e.

f.

g.

h.
i.

Area outdoor RS selalu menampilkan situasi yang aman dari segi fisik
lingkungannya seperti semua saluran pembuangan tertutup dan tidak bau,
pembatas jalan maupun trotoar tersedia aman tanpa lubang maupun
pecahan beton;
pagar taman dan patung rapi dan indah tidak ada sesuatu yang tajam
selang atau kabel yang melintang/ terpasang dengan pembungkus sehingga
tidak menganc m keselamatan,
Penempatan tabung gas ditempatkan pada area yang aman dari api,
dengan
penempatan yang diatur
rupa dan terfikasasi baik untuk
sedemikian
mencegah jatuhnya tabung, serta akses masuk
dibatasi.
Keamanan dinding, lantai, plafon dan atap bangunan, tidak adanya
lubang, perembesan air maupun kerusakan fisik bangunan lain, yang dapat
berisiko menyebabkan gangguan keselamatan
Tempat bermain anak ditata rapi, dengan cat yang aman, tidak ada
bagian yang berkarat, berlubang maupun tajam yang dapat menyebabkan
keselamatan fisik anak terganggu.
Pengaturan parkir dan lalu lintas diatur untuk menjaga alur lalu lintas
berjalan dengan aman tanpa mengganggu pejalan kaki yang ada di sekitarnya.
Akses keluar masuk Rumah Sakit diatur, untuk mencegah gangguan
keselamatan pada masyarakat dan fasilitas RS. Akses masuk ke dalam RS
ada
3 buah, yaitu dari main entrance di depan K.P.N Kamadhuk, di Jl Tarakan
(depan kamar jenasah) dan di Jl P. Aru (di belakang

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

116

j.

6.

7.

8.

9.

Pengaturan waktu berkunjung Waktu berkunjung ke pasien diataur 2 kali


dalam sehari, yaitu jam 11.00 12.30 dan 18.0020.30.
k.
Identitas pegawai dan peserta didik, seragam pegawai dan Tamu. Untuk
mencegah terjadinya masalah keamanan pada masyarakat rumah sakit maka
semua petugas dan peserta didik di RSUP Sanglah menggunakan laber
Identitas dan pakaian seragam sesuai ketentuan RS pada setiap periode
tugasnya baik pagi, siang maupun malam. Untuk tamu RS seperti Medical
Representative dan tamu rumah sakit diberikan identitas tamu yang dikelola
oleh petugas security.
Pencegahan cedera karena Jarum/ benda tajam
Jarum / benda tajam ditempatkan pada container khusus sehingga tidak
mencederai staf maupun pasien dan pengunjung. Apabila seseorang terkena
jarum, maka ybs akan ditangani sesuai prosedur yang berlaku. (lihat
SPO
penanganan tertusuk jarum / benda tajam)
Pencegah paparan radiasi pada petugas radiologi
a. Petugas radiologi merupakan salah satu staf yang akan terkenda dampak
paparan radiasi, oleh karena itu apron yang digunakan dilakukan perawatan
dan uji secara berkala untuk memastikan apron masih tetap aman digunakan.
Perawatan terhadap apron dilakukan setiap hari setelah digunakan oleh
petugas radiologi, sedangkan uji terhadap efektifitas apron dilakukan oleh
petugas PPR setiap 1 tahun sekali
b. Setiap petugas petugas di ruang radiologi menggunakan Badge Radiasi, yang
diuji setiap 1 tahun sekali oleh petugas PPR untuk memastikan keefektifan
badge tersebut.
Pencegahan terjadinya penculikan bayi
Untuk mencegah terjadinya penculikan bayi maka semua orang yang masuk
ke ruangan bayi dipantau oleh petugas ruangan, keluarga pasien memiliki ID
berupa kartu ijin menunggu saat berada di ruang perawatan. Pintu ruangan
dikunci dan dipegang oleh petugas jaga yang dioperkan setiap shift.
Pencegahan pasien minggat/ hilang dari rumah
sakit
Semua pasien diidentifikasi
dengan menggunakan gelang
pasien pada
tangannya. Petugas security melakukan pengawasan apabila ada seseorang
dengan menggunakan gelang tersebut berada di luar ruangan perawatan tanpa
didampingi oleh petugas rumah sakit. Bila petugas security menemukan individu
seperti itu, maka petugas melakukan identifikasi pada pasien tersebut dan
melakukan kontak dengan ruangan perawatan untuk koordinasi.

KOORDINASI DAN
KEWENANG N
Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSMNP) dan kepala Instalasi Keamanan dan
Ketertiban RS
bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program
keselamatan dan keamanan RS dengan menyesuaikannya dengan peraturan dan UU yang
berlaku, termasuk mengkoordinasi aktivitas yang dilakukan oleh tiap-tiap instalasi, bagian/
unit
Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

117

kerja lainnya dan staf serta pekerja outsources maupun rekanan yang berkaitan dengan
keselamatan lingkungan RS. Ka IPSMNP dan Ka Inst. Keamanan dan Ketertiban RS memilikji
kewenangan untuk mengambil tindakan segera dalam
situasi yang mengancam
hidup, kesehatan dan keamanan property RS.
Semua level pimpinan di RS dari kepala ruangan sampai direktur bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa area tempat mereka bekerja semua aspek telah sesuai dengan
kebijakan
dan prosedur keselamatan dan keamanan.
Semua karyawan RS bertanggungjawab untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur
keselamatan dan keamanan dengan sesuai
Koordinator penanggungjawab, bertemu setiap bulan dengan Tim K3 RS yang merupakan tim
multidisiplin untuk memfasilitasi temuan dan dapat memberikan masukan berkaitan dengan
pelaksanaan program keselamatan dan keamanan. Informasi dan data diidentifikasi dan
dikompilasi yang merupakan bagian dari kegiatan keselamatan dan keamanan RS yang
selanjutnya dipresentasikan dan diberikan masukan untuk dilakukan review dan dibuatkan
rekomendasi. Penaggung jawab program membuat laporan triwulan kepada direktur utama
melalui direktur Umum dan Operasional.
PROGRAM REVIEW DAN
EVALUASI
Koordinator program ini bertanggungjawab:
1.

Menyusun program inspeksi, setiap bulan melakukan inseksi ke seluruh gedung


dan
lingkungan RS berkaitan dengan pelaksanaan program keselamatan dan keamanan
di rumah sakit
2.
Program inspeksi ini menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan
Fasilitas dan keselamatan RS
3.
Menyusun perencanaan dari hasil inspeksi dan melakukan updating
pada
4. perencanaan setiap kali dilakukan inspeksi
Menyusun laporan hasil inspeksi, menyusun perencanaan dan pencapaian
5. dari perencanaan yang dibuat secara rutin setiap 3 bulan sekali kepada Direktur
Utama. Hospital Safety and Security Management Plan ini dievaluasi setiap 2 tahun
sekali oleh coordinator program dan berkoordinasi dengan tim K3RS
PROGRAM
PENDIDIKAN
1. Setiap pegawai baru di berikan informasi tentang penatalaksanaan keselamatan
dan keamanan di rumah sakit
2.

Staf terkait diinformasikan sedikitnya 2 tahun sekalitentang


penatalaksanaan keselamatan dan keamanan di rumah sakit

3.

Staf yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir keselamatan dan keamanan di


rumah sakit memiliki pengetahuan tentang ini.

program

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

118

I.

SPO PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI


PEKERJA RADIASI
Kebijakan
: Dilakukan sesuai dengan prosedur pemeriksaan kesehatan pekerja
radiasi
Prosedur Kerja
:
1.
2.
3.

4.
5.
6.
II.

Petugas proteksi radiasi (PPR) melakukan pengajuan permintaan pemeriksaan


kesehatan rutin kepada pihak direksi dengan persetujuan kepala instalasi.
Dilakukan satu tahu sekali
Apabila permohonan pemeriksaan rutin dikabulkan, maka petugas radiasi segera
melakukan pemeriksaan laboratorium ke instalasi laboratorium dengan
membawa surat permintaan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan darah yang diwajibkan meliputi : pemeriksaan HB, eritrosit, dan
leukosit, trombosit d n laju edaran darah
Hasil pemeriksaan diambil secara kolektif oleh PPR
Hasil pemeriksaan dicatat dan didokumentasikan oleh PPR

PROTAP LIMBAH
RADIOLOGI
Kebijakan
:
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
2. Sakit
3. Undang Undang Nomor : 18 Tahun 2008 tentang
Sampah
Undang Undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang Bahan Beracun dan
4. Berbahaya
5. (B3)
6. Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung
Prosedur Kerja
:
1. Pengumpulan limbah sisa cuci film di unit Radiologi menggunakan Kontainer
2. yang
3. kuat dan tidak mudah dibuka orang lain yang tidak bertanggung jawab
4. Tiap Kontainer( wad h ) yang digunakan pengumpulah dalam limbah B3 Radiologi
5. diberi label yang jelas (Awas Berbahaya bahan B3)
Kriteria Wadah limbah bekas cuci film (B3) di Radiologi ( Fixer & Undeveloped ) :
a.
Tahan korosif dan kedap air
b.
Terdapat tanda atau label yang jelas
Mudah dipindahkan dan limbahnya tidak mudah dikeluarkan oleh orang
c.
yang
tidak berkepentingan dan tidak bertanggung jawab.
d.
Khusus Limbah Fixer dan Undeveloped bila tidak diolah setempat dapat
menghubungi suplayer untuk program pengambilan kembali
untuk pengolahan lanjutan
e.
Cairan sisa pengolahan dapat disalurkan ke saluran IPAL
6. Tempat penampungan limbah tersebut aman dan tidak mudah dijangkau orang
7. lain
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian kerja
Semua limbah cair yang dihasilkan dalam kegiatan Radiologi disalurkan ke IPAL

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

119

B.

PENATALAKSANAAN BAHAN DAN LIMBAH


BERBAHAYA

TUJUA
N
Mengelola material yang diketahui memiliki potensi membahayakan bagi manusia maupun
lingkungan. Penatalaksanaan ini dilakukan untuk meminimalkan risiko bahaya maupun cedera.
Proses yang dilaksanakan meliputi edukasi, informasi prosedur untuk penggunaan yang aman,
penyimpanan dan pembuangan serta pengelolaan bila terpapar dengan jatuhan
bahan berbahaya ini. Dan proses ini dibuat juga untuk mengevaluasi risiko yang dapat
mengancam hidup maupun kesehatan pasien, pengunjung dan staf rumah sakit.
RUANG
LINGKUP
The Hazardous Materials and Waste Management plan ini difokuskan pada risiko yang
disebabkan oleh bermacam-macam bahan berbahaya yang ada yang terpapar bagi
lingkungan rumah sakit, pada pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit, juga agar dapat
dilaksanakan sesuai peraturan dan kebijakan yang ada, ruang lingkup:
1.
2.
3.
4.

5.

Menentukan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)yang dipergunakan dan


limbah
yang dihasilkan di rumah sakit
Data bahan berhaya an beracun yang ada diidentifikasi dalam Material Safety Data
Sheets (MSDS) atau dokumen sejenis yang disediakan oleh supplier atau parbrik
Respon efektif yang cepat dibutuhkan untuk setiap kejadian tumpahan, kebocoran
atau paparan bila terjadi
Proses yang digunakan untuk memilih, transportasi, penyimpanan, penggunaan dan
pembuang B3; juga proses untuk memilah, memisahkan, transportasi,
penyimpanan, membungkus dan membuang limbah berbahaya yang ditulis
lengkap pada SPO
Proses monitoring khusus dilakukan untuk mengelola gas, asap, maupun radiasi
berbahaya yang tidak dapat dideteksi oleh manusia

IDENTIFIKASI
1. Inventarisasi B3
Jumlah B3 di RSUP Sanglah
1. Denpasar
Active Clean

31.

Spray

2.

Mate Air Raksa

32.

Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %)

3.

Alkohol 96 %

33.

NO2 Cair

4.

Anios DDSH Spray

34.

Oxygen-L(Hygrogen Peroxide 30-60%)

5.

Anios DJP

35.

Porstex

6.

Aniosyme DDI

36.

Papanicolaou Solution 1a Harris hematoxylin


Solution

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

120

7.

Aseptyzime

37.

Papanicolaou Solution 2a Orange G Solution


EA

8.

Bayclin

38

Papanicolaou Solution 3b Polichromic


Solution EA

9.

Benzidine

39.

Povidone Iodine

10.

Braunoderm

40.

Power Clean-L (Coastic Soda, Trilo P wder,


Enzym AR)

11.

Buffer Formalin

41.

Sheet Purity-P (Calcium Hydro Chloride


Powder)

12.

Chlorethyl Spray

42.

Sheet Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer)

13.

Cidex (Asetil Steril)

43.

Rinso

14.

Creolin

44.

Reactifat (NP-10 Water Soluble Solvent)

15.

Developer to Make

45.

Sodalime

16.

MEtanol Absolut

46.

Softaman

17.

Entellan

47.

Stabimed

18.

Equel-L (Hydrofluorsilic
Acid 10-30%)

48.

Steranios

19.

EO (Ethyline Oxyde)

49.

Surfanios

20.

Fist Aid

50.

Sunlight Cair

21.

Fixer Liquid to Make

51.

Topas

22.

Finosoft (NP-10,HT-21)

52.

Xylenes

23.

Formalin 40 %

53.

Orenge G-6

24.

Formalin Tab

54.

Sheet EA-50 Modified

25.

Fortun

55.

Ethydium Bromide

26.

Gliter

27.

H2O2 4 %

28.

Hydrex Chlorhexidine 4 %

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

121

29.

Klorin

30.

Lysol

Distribusi B3 berdasarkan Ruangan/unit pelayanan/Instalasi


N
o1

Area Pemakaian (Instalasi)


Instalasi Rawat jalan/
poliklinik

Instalasi Rawat Inap A,B, C, D

Jenis B3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Alcohol 70 %
H2O2 4 %
Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
Povidone Iodine
Steranios
Chlorine
Creolin
Deterjen/ Sunlight cair/ Rinso bubuk/ life buoy
batangan
Softaman
Handsoap-yuri
Clear pembersih kaca
Porstex
Pengharum ruangan-glade
Baygon spray
Veem
Alkohol swab
Kapur barus Bagus
Jely-EKG
Alcohol 70 %
H2O2 4 % -Pehydrol
Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
Povidone Iodin
Chlorine/ bayclin
Deterjen Rinso, s
Sunlight cair,
Sabun mandi cair lifebuoy cair,
Shampoo sachet cair sunsilk,
Porstek
Baygon spray
Glade
Clear pembersih kaca
Borax gliserin
Parafin
Gliseryn huknah

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

122

17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.

Minyak zaitun
Minyak kayu putih
Baby oil
Gliserin minum-pasien mata
Lysol
Savlon
Hibiscrub?
Softaman
Taff
Veem
Aceton
Rivanol?
Alkohol swab
Anios
Kapur barus-bagus
Jely-EKG
Yod benzine

Instalasi
Laboratorium
Patologi Klinik

1. Alkohol 70%
2. Anios DDSH Spray
3. Aseptizyme
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. H2O2 50%
7. Softaman
8. Surfanios
9. Porstex
10.
Detergen Rinso
11.
Bactistat
12.
Povidine Iodine
13.
Baygon spray
14.
Glade
15.
Clear pembersih kaca
16.
Axi
17.
Alkohol swab
18.
Kapur barus-bagus
19.
Bayclin

Instalasi
Laboratorium
Mikrobiologi Klinik

1.
2.
3.
4.

Alkohol 96%
Alkohol 70%
Creolin
H2O2 4%

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

123

5. Softaman
6. Ethydium Bromide
7. Axi-Pel
8. Clear
9. Sabun cair-Yuri
10.
Rinso
11.
Glade
5

Instalasi Laboratorium
Patologi Anatomi

1. Alkohol 96%
2. Anios DDSH Spray
3. Buffer Formalin
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. Papanicolaou Solution 1a hematoxylin salotion
7. Papanicolaou Solution 2a Orange G solution
8. Papanicolaou Solution 3a Polichromic solution EA
9. Entellan
10. Etanol Absolut
11. Xylenes
12. Orange G6
13. EA-50 Modified

Instalasi Bedah Sentral

1. Alcohol 96 %
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP
4. Bayclin
5. H2O2 4%
6. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
7. Povodone Iondine
8. Softaman
9. Surfanios
10. Stabimed
11. Steranios 2 %-Cidex
12. Buffer formalin
13. Savlon
14. Porstex
15. Parafin oil
16. Hidrex
17. Sunlight cair
18. Sodalime
19. Glade spray

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

124

Instalasi Sterilisas Sentral

Forensik

Instalasi Binatu

1. Alcohol 70 %
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP ?
4. Aseptizyme
5. Softaman
6. Stabimed
7. Surfanios
8. Heqxaguard
9. EO (Ethyline Oxyde)
10. Alcazyme
11. Alcazyde
12. Sunlight cair
13. Rinso
14. Handsoap-yuri
15. Clear pembersih kaca
16. Porstek
17. Glade
18. Baygon
19. Parafin oil
20. Kapur barus-bagus
21. Helyzime
1. Formalin 40%
2. Alkohol 70%
3. Clorine-baycline
4. Rinso detergen
5. Handsoap yuri
6. Sabun batangan lif buoy
7. Porstek
8. Clear pembersih kaca
9. Baygon spray
1. Creolin-Axi pel
2. Oxygen-L 9hydrogen Peroxide 30% -60%)
3. Finoseoft (NP-10, HT-21)
4. Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder)
5. Power Clean-L (Caoustic Soda, Trilon powder,
Enzym AR)
6. Reactifat (NP-10 watre soluble Solvent)
7. Equel-L(Hydrofluorosilic Acid 10-30)
8. Handsoap yuri
9. Porstex
10.
Glade
11.
Chlorin 10 %-bayclin

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

125

12.
13.
10

IGD

11

Rehabilitasi Medis

Bagus
Softaman

1. Alcohol 96 %
2. Anios DDSH Spray
3. Buffer formalin
4. Chloraethyl Spray
5. Creolin
6. Developer to make-cairan cuci film
7. Formalin tab
8. H2O2 4%
9. Hydrex (Chlorhexidine 4%)
10. Microshield 2% (Chlorhexidine 2 %)
11. Povidone Iodine
12. Sodalime
13. Softaman
14. Stabimed
15. Steranios
16. Surfanios
17. Rinso detergen
18. Clear
19. Porstex
20. Bayclin
21. Glade
22. Baygon spray
23. kapur barus-bagus
24. Veem bubuk
25. hand soap Yuri
26. Extragen 2 %
27. Microshield 2%
28. Asemptan
29. Octenicept
30. Alcohol swab
31. Sunlight cair
32. Lifebuoy cair
33. Cairan Fixer
34. Stela spray
1. Alkohol 70 %
2. Clorin-Bayclin
3. Porstek
4. Sunlight cair
5. Parafin oil

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

126

12

Instalasi Wing Amerta

13

Instalasi Farmasi

6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Clear_kaca
Rinso detergen
Handsoap-yuri
Creolin-Axi
Alkohol 70 %
Alkohol 90%
Aquabides
Anios
Anios DDSH
Buffer Formalin
Braun Derm
Povidene Iodine
Softaman
Lysol
Parafin
Steranios
Surpanios
Stabimed
Savlon
Gliserin
Asepticzyme
Perhidrol
Clear-kaca
Baygon spray
Sunlight cair
Handsoap
Glade
Rinso detergen
Air Raksa
Alkohol 96 %
Alkohol 70%
Anios DDSH Spray
Anios DJP
Aniosyme DDI
Aseptyzime
Braunoderm
Buffer Formalin
Chlorethyl Spray
Cidex (Asetil Steril)
Creolin
Developer to Make
Fist Aid-Chlorhexidine 1.5%, Ceterimide

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

127

14

Instalasi Gizi

15

Instalasi Radiologi

15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Fixer Liquid to Make


Formalin 40 %
Formalin Tab
H2O2 4 %
H2o2 50 %
Hydrex Chlorhexidine 4 %
Meliseptol Spray
Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
Povidone Iodine
Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer)
Sodalime
Softaman
Stabimed
Steranios 2%
Surfanios
Clear
Axi
Glade
Active Clean
Pro Active
Gliter
Fortun
Topas
Bayclin
Porstex
Lysol
Baygon
Clorin
Rinso
Sunlight Cair
Clear- pembersih kaca
Kapur barus-bagus
Multi clean
Develover
Alcohol 96 %
Fixer Liquid
Porstex
Lisol
Bayclin
Sunlight Cair
Handsoap-yuri
Glade

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

128

IRIT

Instalasi pelayanan Dialisis

10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Baygon
Baterai ?
Softaman-hand rub
Alcohol 70 %
H2O2 4 % -Pehydrol
Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
Povidone Iodine
Chlorine/ bayclin
Deterjen Rinso,
sunlight cair,
sabun mandi cair lifebuoy cair,
shampoo
Axi
Savlon
Porstek
Baygon spray
Glade
Clear pembersih kaca
Borax gliserin
Parafin
Gliseryn huknah
Minyak zaitun
Minyak orang-aring
Softaman
Taff
Aceton
Alkohol swab
Anios
Kapur barus-bagus
Jely-EKG
Yod benzene
Bethadine gurgle
Buffer Formalin
Porstex
Rinso
Baygon spray
Clear pembersih kaca
Anios DDSH Spray
Surfanios
Renalin 4 %
Paraffin oil
Creolin

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

129

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.

Softaman
Handsoap yuri
Sunlight cair
H2O2 4%
Chlorhexidin 2 %
Bethadin
Brounoderm spray
Cuka-Asam Asetat
Bayclin 5.25%
Glade
Bagus-kapur barus
Veem bubuk
Alkohol 70%
Alkohol swab
Iod banzine
Jelly EKG
Sabun batangan lifebuoy
Axi-pel
Bicarbonat
Acid -cairan dialisat

2. Inventarisasi Limbah Berbahaya


1. Limbah citotocic: ampul, vial, spuit obat kemoterapi, dihancurkan ke incinerator
dengan suhu 1200 C
2. Limbah Radioactive: tidak ada
3. Limbah farmasi: cairan/ bahan padat pengolahan obat/ bahan medis dari instalasi
farmasi
4. Limbah Infeksius dan benda tajam: cairan, bagian tubuh pasien; bahan/ alat yang
kontak dengan pasien. Benda tajam: silet/ pisau, jarum, pecahan ampul, dll
5. Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu, cairan kimia buangan di
unit radiologi dan laboratorium
6. Limbah merkuri: jatuhan merkuri

PENATALAKSAN
AAN
1. Pengelolaan B3: Pengadaan-Penyimpanan di gudang-Distribusi (transportasi)Penyimpanan di unit pelayanan-Pemakaian B3 dan alur pengelolaan limbah
berbahaya
a. Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 di unit pelayanan
sesuai dengan etentuan RS
b. Penyimpanan di gudang:
1) Bahan mudah terbakar seperti alcohol , ditempatkan pada area yg jauh dari
panas

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

130

2)
3)

2.

Bahan kimia ditempatkan di gudang medis di lemari


B3
Bahan-bahan berbahaya yang tidak memiliki resiko terbakar ditempatkan
di
c.
lemari
penyimpanan
biasa
Distribusi-transportasi:bahan berbahaya (radiologi dan lab) diambil dari
d.
gudang rumah sakit untuk dibawa ke unit pelayanan menggunakan trolydg kemasan asli d ri produsen.
Penyimpanan di unit pelayanan: ruang perawatan menyimpan bahan
yang
dipakai sesuai dengan kebutuhan dalam 1 minggu, yang disimpan di lemari
penyimpanan bahan berbahaya di gudang ruangan. Jumlah Bahan yang
e.
disimpan hanya untuk memenuhi kebutuhan 1 minggu. Tetapi untuk unit
HD, pengambilan B3 dilakukan setiap hari ke gudang rumah sakit
f.
Penggunaan dan penanganan bila terkena B3 pada tubuh: semua B3
digunakan
sesuai
dengan
MSDS
Penatalaksanaan tumpahan dengan peralatan dan prosedur perlindungan
Tumpahan mercuri dengan menggunakan spill kit mercuri: sarung tangan,
masker,
gaun dan topi; spuit 10 cc, serbuk belerang, spon, kuas, zip lock.
Tumpahan citotocic dengan menggunakan: sarung tangan , masker N95, gaun,
topi,
Pembuangan limbah
berbahaya
Limbah citotocic: ampul, vial, spuit obat kemoterapi dite m patkan pada
kantong plastic merah, dihancurkan ke incinerator dengan suhu 1200 C
Limbah Radioactif: tidak ada
Limbah farmasi: dibuang ke saluran IPAL untuk limbah cair dan
ke
incinerator untuk limbah padat yang dibungkus dengan kantong plsatik
warna coklat
Limbah Infeksius dan benda tajam: dibungkus dengan kantong plastic
kuning
dibuang ke incinerator, sedangkan benda tajam dikumpulkan dalam container
dan langsun dihancukan ke incenerator selanjutnya dibuang ke tempat
pembuangan B3 atau ke landfill setelah residunya aman
Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu dibuang ke
saluran IPAL, limbah kimia cair dari ruangan radiologi ditampung dalam
jirigen tertutup yang selanjutnya dikirim ke rekanan terkait untuk
pemusnahannya. Limbah merkuri: tidak boleh dibakar dan tidak boleh
dibuang ke landfill. Limbah ini dib ngkus dengan kantong plastic warna
ungu dikirim ke institusi
yang bertanggungjawab untuk dikirim ke pengolahan yang ditentukan Negara

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

131

3. Transportasi-Pembua gan Limbah


Berkaitan dengan jalur transportasi rutin pembuangan limbah yang sama dengan
jalur lalu lintas staf, pengunjung dan juga alat/ bahan bersih maka ditentukan
jadwal untuk waktu pembuangan limbah yang meminimalkan kontak dengan hal
diatas yaitu sehari 2 kali, pagi jam 7-8, sore dilakukan jam 17.00 18.00. Limbah
infeksious dari ruangan menular dibungkus double dengan plastic berwarna kuning
bila berasal dari ruangan infectious pada saat transport ke tempat pembuangan
akhir di rumah sakit. Sampah yang telah terkumpul max dg volume 2/3 dari plastic
penampung paling dan paling lama tersimpan selama 2 x 24 jam, diikat dan
dibawa ke penampungan akhir sampah di RS. Untuk limbah cair dari CSSD,
Gizi, Kamar operasi, Laboratorium, dan unit pelayanan pasien masuk ke saluran
IPAL Rumah sakit.
Untuk menjamin ag r limbah cair medis yg dihasilkan Rumah sakit aman bagi
lingkungan maka dilakukan control melaului ikan yang ditempatkan di bak control
disamping juga dilak kan uji kualitas air dilakukan 1(satu) bulan sekali
4.

5.
No

Prosedur emergency terhadap tumapahan dan kebocoran


Tumpahan dan kebocoran dalam jumlah besar
membutuhkan
emergency-(mengacu pada penatalaksanaan kedaruratan/
Pelabelan
Kategori

Warna
Kontainer/
Kantong
Plastik
Merah

Lamban
g

penanganan

Keterangan

Radioaktif

Sangat
infeksius dari
ruang
menular

Kuning

Kantong box timbal dengan


symbol radioaktif
kantong plastik Double

Limbah
infeksius,
patologi dan
anatomi

Kuning

kantong plastic double

4
5

Sitotoksis
Limbah
kimia
dan farmasi

Ungu
Coklat

Kantong plastik double


Kantong plastic

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

132

KOORDINASI DAN
KEWENANG
Nutama mela ui direktur umum dan operasional menerima laporan dari
1. Direktur
Ka
Bag
Umum
dengan pengendalian
berkoordinasi B3
dengan
Ka IPSMNP
dan tim
pelaksanaan
progra
dan limbah
berbahaya,
yangK3RS
selanjutnya
memberikan dukungan untuk memfasilitasi kelanjutan program dari
segi
maupun
2. pembiayaan
kebijakan
Ka Bag Umum dan Ka IPMNP melakukan pengelolaan terhadap B3 dan
3. limbah
berbahaya dengan berkoordinasi dg tim K3RS
Staf yang bertanggungjawab terhadap penggunaan B3 dan limbah berbahaya ini
PROGRAM REVIEW DAN
EVALUASI
1. Ka Bag umum menyusun program monitoring terhadap pengelolaan B3 dan
limbah
rumah
2. berbahaya
sakit
Program monitoring menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan
3.
Fasilitas dan keselamatan RS
4.
Menyusun
perencanaan
dari
hasil
monitoring
Menyusun laporan perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis dan
rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan B3 dan limbah yang aman bagi
5. lingkungan dan staf serta pasien dan pengunjung. Laporan yang dibuat secara rutin
setiap 6 bulan sekali kepada Direktur Utama.
Hospital Hazardous and Waste Management Plan ini dievaluasi setiap 2 tahun
PROGRAM
PENDIDIKAN
1. Setiap pegawai baru di berikan informasi tentang penatalaksanaan B3 dan limbah
berbahaya
2. Staf terkait diinformasikan sedikitnya 2 tahun sekali program penatalaksanaan B3
dan limbah berbahaya dan melakukan review terhadap penggunaan MSDS
3. Staf yang terlibat mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan B3 dan limbah
berbahaya.

I.

SPO PENANGGULANGAN BILA TERJADI KONTAMINASI B3


Kebijakan :
1. Jeni-jenis bahan beracun dan berbahaya meliputi : Alcohol, Fenol, H2O2, Formalin,
dan semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis bahan )
2. Ada pelatihan penanggulangan bila terjadi kontaminasi bahan beracun dan berbaya.
Prosedur :
1. Alkohol :
Jika tertelan, segera berikan minum kopi tubruk atau emetic dengan mustard 1
sendok makan dicampur air dan garam dapur

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

133

2.

3.
4.
5.

6.

II.

Oleh Fenol :
Jika tertelan, sebera minum susu, lakukan bilas lambung dengan menggunakan
oleum olivarum
Oleh H2O2 dan Formalin :
Pada bagian tubuh yang terkena segera cuci dan bilas dengan air mengalir
Oleh N2O :
Segera bersihkan tubuh korban, berikan oksigen dan prednisone dosis tinggi
Oleh asam dan Basa kuat, seperti : HCL, H2So4, dann NaOH
Jika tertelan, berikan minum susu , apabila bahan terminum dalam konsentrasi
pekat tidak boleh dilakukan bilas lambung
Bila pertolongan pertama belum tuntas segera kirim ke IRD untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut

SPO PENGELOLAAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


Kebijakan :
Jenis-jenis bahan beracun dan berbahaya (B3) : Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan
semua jenis asam dan basa berat (28 jenis bahan)
Prosedur :
1. Bahan berbahaya, ( Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua jenis asa dan basa
berat (28 jenis bahan) ditempatkan dan disimpan dengan baik dan aman sesuai
dengan peruntukannya dan dikelompokkan sesuai dengan MSDS
2. Bahan berbahaya diberikan label nama, tanda bahaya atau peringatan berbahaya
3. Pastikan tersimpan dalam keadan aman

III.

SPO PENGELOLAAN SAMPAH BAHAN BERACUN DAN


BERBAHAYA (B3)
Kebijakan :
Jenis-jenis sampah bahan beracun dan berbahaya (B3) meliputi Alkohol, Fenol, H2O2,
Formalin, dan semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis bahan )
Prosedur :
1. Ditampung dalam wadah khusus dan diberi label dan tanda
2. berbahaya
3. Ditempatkan pada tempat di Gudang medis
Dibuang dengan dan ditangani sesuai dengan MSDS bahan tersebut

IV.

SPO PENGADAAN JASA,BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


Kebijakan :
1. Penerapan K3 RS di RSUP Sanglah SK. No. RSUP/SK.D23.HK.0006/10736
2. Jenis-jenis bahan beracun dan berbahaya (B3) : Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin,
dan semua jenis asam dan basa berat (28 jenis bahan)
Prosedur :

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

134

1.

2.
3.

4.
5.

V.

Setiap jenis bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akan diadakan adalahj yang
sudah terdaftar pada Direktorat Jendral Pengawasa Obat dan Makanan Kementrian
Kesehatan RI. Oleh distributor, importer atau Produsen dengan bukti pendaftaran.
Bahan berbahaya dan beracun (B3)myang diadakan harus sudah diberi wadah,
dikemas dengan baik dan aman
Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandan yang meliputi : nama
sediaan atau nama dagang, nama bahan aktif, isi berat netto, kaliomat peringatan,
tanda dan symbol berbahaya.
Penandaan pada wadah atau kemasan harus jelas dan mudah dibaca, tidak
mudah
luntur oleh sinar maupun cuaca
Pihak penyedia bahan berbahaya dan beracun harus membuat Material Safety
Data Sheet (MSDS) yaitu berupa
berupa mlembar data pengaman yang
membuat informasi dari pabrik tentang sifat khusus (fisika maupun kimia) dari
bahan,
cara penyimpanan, resiko dan cara penanggulangan bila terjadi
kontaminasi.

SPO PENYIMPANAN BAHAN BERACUN DAN


BERBAHAYA (B3)
Kebijakan :
1. Jenis-jenis bahan berbahaya
dan beracun meliputi : Alcohol, Fenol, H2O2,
Formalin, dan semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis bahan
2. )
3. Tersedia tempat penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
Tersedia ruangan penyimpanan dengan persyaratan :
a.
tertutup rapat dilengkapai dengan kunci
b.
ventilasi dan pencahayaan cukup
ada pengamanan sumber listrik.
c.
pada bagian luar pintu di beri tanda peringatan
d.
Prosedur :
1. Bahan beracun dan berbahaya diterima harus disertai MSDS
2. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya dikelompokkan sesuai potensi
bahaya
3. sendiri yang tercantum pada MSDS
Pada sisi luar pintu penyimpanan dipasangi label yang berisi :
a.
Nama bahan
b.
Tanda bahaya
c.
Tanda peringatan (symbol bahaya)
Bobot dan volume bahan
d.
4. Adakan supervisi untuk pengawasan bahan beracun dan berbahaya yang tersimpan
dan pastikan dalam keadaan aman

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

135

VI.

SPO PENANGANAN TUMPAHAN


MERCURI
Kebijakan
:
1. Undang
Undang No. 36 tahun 2009

tentang
kesehatan
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah bahan
Berbahaya dan Beracun
3.
(B3)
Undang undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Pelindungan Pengelolaan
4. Lingkungan
Hidup
Keputrusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang
5. Pedoman Pelaksanaan Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
6. Pemantauan Lingkugan (UPL)
Penerapan
K3
RS
di
RSUP
Sanglah
Denpasar,
SK.
No.
Prosedur :
1. Ambil kit untuk penanganan tumpahan merkuri yang berisi perlengkapan seperti :
a.
4-5 pcs plastic
b.
Kantong plastic sampah tebal warna ungu (citotoksik)
Sarung tangan latex
c.
Masker
d.
Spuite besar tanpa jarum
e.
Senter
f. g.
Bubuk beleran
h.
Spidol untuk menulis /labeling
i. j.
Wadah kecil dengan penutup untuk wadah merkuri
k.
Spon karet
l.
Paper towel
Tissue gulung
2.

2.

Pakailah APD seperti : sarung tangan, hand scund, dan masker


Lepaskan segala jenis perhiasan dari tangan maupun pergelangan tangan agar
merkuri tidak berikatan dengan logam mulia dengan langkah-langkah sbb :
a.
b.

3.
4.
5.

Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi
paparan atau kontaminasi
Isolasi area yang terkontaminasi Mercuri dan matikan sistem ventilasi dalam
ruangan untuk menghidari penyebaran merkuri

Ambillah secara hati-hati jika terdapat pecahan kaca atau benda tajam pada
tumpahan
tersebut
Tempatkan semua pecahan tersebut pada lembaran Tissue Gulung, kemudian
lipat
dan masukkan kedalam plastic zip lock, amankan dengan diberi
label
Gunakan alat pembersih spons karet untuk mengumpulkan merkuri, sapukan
dengan gerakan searah perlahan-lahan agar merkuri tidak menyebar, kemudian

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

136

6.

7.
8.

9.

Gunakan sedotan/spuite tanpa jarum untuk mengangkat tumpahan merkuri dari


permukaan yang terkontaminasi, tempatkan pada paper towel (tissue gulung )
basah secara hati-hati, masukkan kedalam plastic zip lock dan masukkan kedalam
tempat khusus yang bertutup serta diberi label.
Setelah menyingkirkan tumpahan merkuri yang lebih besar, gunakan bubuk
belerang
untuk
menyerap
merkuri
Tempatkan semua perlengkapan pembersih tersebut termasuk sarung
tangan
kedalam
kantong
plastic
Masukan semua barang-barang dalam
wadah plastic zip lock kedalam
kantong plastic sampah berwarna ungu dan amankan serta diberi label Awas
Berbahaya Merkuri
Semua sampah tersebut dimasukkan kedalam satu wadah untuk disimpan

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

137

C.
PENATALAKSANAAN KEDARURATAN/
BENCANA
TUJUAN
:
Memastikan kesiapan rumah sakit dan merespon secra efektif kejadian bencana yang ada
baik
bencana internal maupun external
RUANG
LINGKUP
2. Menentukan jenis bencana, kemungkinan terjadinya, konsekuensi bahaya/
ancaman/ kejadian
3. Menentukan peran rumah sakit dalam keadaan bencana tersebut
4. Menentukan strategi komunikasi saat bencana terjadi
5. Mengelola sumber daya baik yang dimiliki rumah sakit maupun
mengaktifkan
bantuan external (suber daya alternative)
6.
Pengelolaan kegiatan klinik dan penyiapan ruangan perawatan korban
7.
Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab staf selama kejadian
8. Mengalihkan penugasan staf yang tidak sesuai dengan kompetensinya saat
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Kedaruratan/ bencana mengacu pada Pedoman Penanggulangan Bencana di
Rumah Sakit tahun 2012 (SK Dirut no: HK. 03.05/SK.IV.D.23/1056/2012)
1.

Jenis dan kemungkinan terjadi bencana dan


konsekuensinya
N
o

Jenis Bencana

Kemungkina
n
terjadi

Konsekuensi

Bisa terjadi tapi belum


pernah ada

Terjadinya kebakaran dan


korban luka bakar sehingga
perlu disiapkan ruangan
perawatan luka bakar dengan
jumlah yang memadai
Sesak nafas sehingga dibutuhkan
penanganan tambahan O2 dan
kemungkinan perawatan intensif
Terjadinya gangguan pada
pencernaan dan kekurangan
cairan sehingga dibutuhkan
terapi cairan
Dibutuhkan ruangan perawatan
luka bakar, persiapan tindakan
operasi untuk kemungkinan
kasus cedera
Disiapkan area yang lebih luas

INTERNAL
Ledakan tabung gas

Keracunan gas

Bisa terjedi, tapi


belum pernah ada

Keracunanan
makanan

Belum pernah ada

Kebakaran

sering

Gempa bumi

Sering

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

138

2.

Sangat jarang

Ledakan Bom
EKSTERNAL
Gempa bumi

Ledakan

jarang

Kecelakaan lalu
lintas/musibah
masal

sering

Keracunan
makanan

sering

Wabah penyakit

sering

Tsunami

Belum ada

Banjir

Sering

sering

untuk penanganan korban dalam


jumlah banyak. Persiapan kamar
operasi untuk antisipasi korban
cedera
Luka bakar.
Disiapkan area yang lebih luas
untuk penanganan korban dalam
jumlah banyak. Persiapan kamar
operasi untuk antisipasi korban
cedera
Terjadinya kebakaran dan
korban luka bakar sehingga
perlu disiapkan ruangan
perawatan luka bakar dengan
jumlah yang memadai
Ruangan perawatan emergency
dan kamar operasi disiapkan
Terjadinya gangguan pada
pencernaan dan kekurangan
cairan sehingga dibutuhkan
terapi cairan
Disiapkan ruangan perawat
khusus sesuai jenis wabah, juga
disiapkan ruangan isolasi untuk
penyakit menular
Area perawatn dan kamar
operasi disiapkan
Area perawatn dan kamar
operasi disiapkan

Ambulance tersedia sejumlah 7 buah, untuk membantu pelaksanaan transportasievakuasi pasien dari area kejadian baik internal maupun external RS ke unit yang dituju.
Ambulan dan fasilitas didalamnya dilakukan inspeksi setiap bulan, dan control terhadap
fungsi ambulan serta ketersediaan fasilitas dikontrol oleh coordinator setiap hari.

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

139

KOORDINASI DAN KEWENANG N


Mengacu pada Pedoman Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit tahun 2012 (SK Dirut no:
HK.
03.05/SK.IV.D.23/1056/2012)
PROGRAM REVIEW DAN
EVALUASI
1.
Koordinator kebakaran pada tim K3RS dan Bidang pelayanan medis melakukan
pengujian/ simulai terhadap disaster plan setiap tahun baik untuk penanganan bencana
internal maupun external.
Ketika rumah sakit menghadapi bencana yang sebenarnya dan dilakukan debriefing,
2.
maka hal ini merupakan salah satu bentuk dari pengujian tahunan yang dilakukan.
PROGRAM
PENDIDIKAN
1.
Pelatihan petugas ambulans untuk penanganan kegawatan seperti BTLS direview
setiap
tahun
2.
Pelatihan BLS bagi supir ambulan direview setiap tahun
I.

SPO
MUSIBAH
MASAL
EKSTERNAL
Kebijakan :
RSUP Sanglah Denpasar sebagai rumah sakit pusat rujukan sangat memungkinkan
untuk menerima korban musibah masal/bencana eksternal maupun memberikan
bantuan terhadap korban bencana keluar rumah sakit (di tempat bencana) di Bali
maupun di luar Bali
Prosedur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Personal/petugas/operator telepon yang mendapat informasi adanya kejadian


musibah masal maka melaporkan informasi tersebut ke dokter MOD
Dilakukan rekonfirmasi oleh Dokter MOD ke sumber informasi tentang
kebenaran
dan kelengkapan informasi yang diterima
Dilakukan komunikasi dengan pusat pengendali informasi emergency
(pesawat
333), bahwa ada kejadian musibah masal
Pusat pengendali informasi emergency (333) mengumumkan lewat pengeras suara
menyebutkan adanya musibah masal sebanyak tiga kali
Ketua medical support mengatur tim penanganan di dalam rumah sakit (IRD
Sanglah) dan atau menyiapkan tim prahospital
Apabila ada permintaan dari PUSDALOP-PB untuk menggerakkan tim
medis/ambulan maka prahospital bergerak ke lokasi kejadian

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

140

II.

SPO ADANYA ASAP DAN KEBAKARAN


(KODE MERAH)
Kebijakan
Penetapan: di setiap lantai
pelayanan di RSUP Sanglah disiapkan personal
pengendali/penanggung jawab kebakaran. Personal pengendali dibagi menjadi empat,
serta diberi kode warna sesuai fungsi pengendalinya. Kode warnanya sebagai berikut:
1.

2.

3.

4.

MERAH. Personal yang bertanggung jawab mengendalikan api dan memutus


rantai
penyebaran api dengan salah satunya memutus aliran gas medis, serta
mengendalikan pemadaman
sampai
datangnya
petugas
pemadam
kebakaran defenitif. Pengendali
api
dengan
memakai
helm
merah,
bertanggung jawab membangun komunikasi kode merah kepada pusat
pengendali informasi emergency (333)
BIRU. Pengendali pasien, khususnya bila diperlukan evakuasi.
Pengendali
pasien dengan memakai he m biru, bertanggung jawab mengendalikan pasien
dan atau keluarga pasien bila diperlukan evakuasi mengatur proses evakuasi ketitik
aman berkumpul dengan mengikuti petunjuk arah evakuasi yang tersedia di
ruangan dan atau ke IRD bila diperlukan penanganan kedaruratan. Saat evakuasi
pasien selalu berpedoman pada status pasien yang dirawat dimana saat
pasien ditetapkan dirawat dirumah sakit maka petugas sudah melakukan
penandaan pada pasien yang bersangkutan masuk dalam kelompok mana pasien
tersebut.
PUTIH. Pengendali dokumen (evakuasi dokumen), pengendali dokumen
dengan memakai helm putih, mengatur penyelamatan dokumen yang ada di
ruangan/lantai bersangkutan.
KUNING. Pengendali
fasilitas
medis,
memakai
helm
kuning,
mengatur
penyelamatan fasilitas medis yang ada di ruangan/lantai bersangkutan
Setiap pasien yang dirawat di ruang perawatan diberi tanda (warna) sesuai
kegawatan dan prognosisnya. Penandaan oleh perawat sebagai dasar acuan
melaksanakan triase ketika diperlukan evakuasi pasien.
Penandaan /sign kreteria evakuasi yang disepakati di rumah sakit sanglah adalah
sebagai berikut:
1.

2.
3.

4.

SEGI EMPAT HIJAU. Pasien yang masih bisa mobilidasi dan sedikit
memerlukan bantuan, saat evakuasi dapat mandiri sesuai arah petunjuk
evakuasi
SEGI EMPAT BIRU. Pasien tidak dapat mobilisasi, saat evakuasi
memerlukan
alat bantu berupa kasur,linen,selimut,korsi roda dll
SEGI EMPAT UNGU. Pasien yang menggunakan support yang tinggi
dan harapan hidupnya besar.saat evakuasi diperlukan instruksi dan
menggunakan fasilitas beds dan strtcher.
SEGI EMPAT PUTIH. Pasien tidak mempunyai harapan hidup, saat
dievakuasi

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

141

Prosedur :
1. Petugas pengendali api yang berada di ruangan/dilantai bersangkutan
menghubungi pusat pengendali informasi emergency pesawat 333 bahwa ada
kode
2. merah dan atau kode
orange
Pusat pengendali komunikasi emergency setelah mendapat informasi adanya kode
merah dan atau kede orange maka melakukan pengumuman ada situasi kode
3. merah dan kode orange sebanyak 3 kali dan menyebutkan lokasi kejadian.
Pusat komunikasi membangun komunikasi emergency dengan pemadam
kebakaran (BPGD Kota) bahwa ada kode merah di rumah sakit sanglah dengan
memberikan informasi cara masuk ke lokasi kode merah dengan mengacu peta
4. alur mobile keluar masuk
Proses pemadaman api dibawah kendali koordinator api (merah), bila tim
pengendali api pusat (pemadam kebakaran) telah tiba maka pengendalian dibawah
tim pusat.
5.
Personal/tenaga bantuan yang memberi bantuan pertolongan mengikuti perintah
dari masing-masing koordinator (merah,kuning, putih dan biru) sesuai dengan
pertolongan dalam h l apa yang akan dilakukan.
6. Bila diperlukan evakuasi, trias evakuasi mengacu ke kebijakan yang ada.

III.

SPO
EVAKUASI
INTERNAL
Kebijakan :
Setiap pasien yang dirawat di ruang perawatan diberi tanda (warna) sesuai
kegawatannya dan prognosisnya. Penandaan ini sebagai dasar acuan melaksanakan
triase ketika diperlukan evakuasi pasien. Tanda diberikan pada pasien oleh petugas
ruangan. Penandaan/sign criteria evakuasi yang disepakati di Rumah Sakit Sanglah
adalah sebagai berikut:
1.

SEGI EMPAT HIJAU, adalah untuk pasien yang masih bias dimobilisasi dan
sedikit
2. memerlukan bantuan, saat evakuasi dapat mandiri sesuai arah petunjuk evakuasi.
SEGI EMPAT BIRU. Pasien tidak dapat mobilisasi, saat evakuasi memerlukan
alat bantu berupa kasur, linen, selimut, korsi roda, dan lain-lain.
3.
SEGI EMPAT UNGU. Pasien yang menggunakan support yang tinggi dan
harapan hidupnya besar. Saat evakuasi diperlukan instruksi dan menggunakan
fasilitas beds dan stretcher.
4. SEGI EMPAT PUTIH. Pasien tidak mempunyai harapan hidup, saat
dievakuasi
dengan beds
stretcher.
Di Rumah
Sakit dan
Sanglah
ditetapkan beberapa titik aman berkumpul yang merupakan
areal bebas dan luas yang ada di sekitar gedung perawatan dan disertai petunjuk arah,
yang dikelompokkan menjadi:

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

142

1.
2.
3.
4.
5.

Area barat, meliputi taman sebelah timur Gedung Hangsoka, area parker barat, dan
IBS.
Area timur, meliputri lapangan parker utara kamadhuk dan lapangan IRD.
Area tengah, meliputi area parker timur lobby rumah sakit.
Area utara, meliputi parker timur pura sampai gedfung IPSRS.
Area selatan, meliputi taman antara gedung Lely dan IRIT dan area arker selatan
gedung Mawar dan Lely

Prosedur :
1. Dilakukan evakuasi oleh petugas dan penolong menggacu triage oleh
2. koordinator.
3. Petugas yang melakukan evakuasi mengikuti intruksi koordinator.
Evakuasi mengikuti petunjuk arah evakuasi.

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

143

D.
PENATALAKSANAAN
TUJUAKEBAKARAN
N
Pencegahan terjadinya kebakaran di rumah sakit dan memastikan penghuni rumah sakit
selamat dan aman dari resiko adanya cedera maupun kemungkinan kehilangan nyawa saat
terjadinya kebakaran
RUANG
LINGKUP
1. Pencegahan risiko kebakaran
2. Pengaturan konstruksi bangunan untuk mencegah kebakaran
3. Akses keluar saat terjadi kebakaran
4. Sistem peringatan dini/ deteksi dini
5. Mekanisme pemadaman api
6. Evakuasi pasien
PENATALAKSAN
AAN 1. Pencegahan risiko kebakaran
b.
Bahan yang mudah terbakar seperti tabung gas ditempatkan pada area
yang
aman dari api/ panas, dengan penempatan yang diatur sedemikian rupa dan
terfikasasi baik untuk mencegah jatuhnya tabung, serta akses masuk dibatasi
(pintu masuk t rkunci).
c.
Pasien/ keluarga pasien dilarang untuk menghidupkan dupa/ merokok di
ruang perawatan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan
adanya api dan adanya gas yang ada di ruang perawatan (gas O2)
2. Larangan merokok di areal RS. Kebijakan larangan merokok di seluruh area
rumah
sakit kepada staf, pasien/ keluarganya dan pengunjung, dan di tiap akses masuk ke
rumag sakit dipasang poster larangan merokok sebagai informasi pada staf, pasien
dan pengunjung rumah sakit.
3.
Pengaturan Konstruksi bangunan
Bahan bangunan yang digunakan pada proyek pembangunan di rumah sakit
menggunakan bahan
yang
dominan tidak
menyebabkan kebakaran
seperti penggunaan bahan dinding dari kayu tidak dianjurkan. Demikian pula
bahan atap tradisional Bali tidak dianjurkan (bahan ijuk). Bangunan tambahan
untuk unit bisnis di dalam lingkungan rumah sakit merupakan bangunan permanen
yang tidak terbuat dari papan/ triplek
4. Akses keluar dan area berkumpul saat kebakaran
a.

b.
c.

Seluruh pintu keluar dari dalam unit pelayanan diberi tanda EXIT, dimana
pintu darurat tersedia di semua unit pelayanan dan perkantoran untuk
keadaan darurat.
Semua area di sekitar pintu keluar merupakan area bebas yang tidak
dihalangi oleh tumpukan barang maupun terhalang meubel dan fasilitas lain.
Tanda-tanda menuju area berkumpul terpasang pada area strategis
yang menuju kearah area berkumpul dan dapat dilihat dari semua area
keluar dari tiap unit pelayanan maupun perkantoran

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

144

d.

5.

6.

Area berkumpul di Area BARAT; .di taman antara gedung angsoka dan
ruang
perawatan bakung, area parkir barat dan depan IBS. TIMUR: di parkir
kamadhuk. TENGAH: area parkir tengah di depan gedung sanjiwani.
UTARA: area parkir di sebelah timur pura sampai di utara gedung IPSMNP.
SELATAN: berada di taman antara ruangan lely dan gedung IRIT dan
area parker di utara lely dan mawar.
Sistem peringatan dini/ deteksi dini
Sistem deteksi dini dilakukan dengan pemasangan smoke detector pada bangunan
baru di tahun ini. Gedung yang belum memiliki smoke detector akan dilakukan
patroli kebakaran oleh petugas keamanan rumah sakit setiap harinya dengan
berkeliling RS untuk mengidentifikasi risiko kebakaran.
Mekanisme
pemadaman api
a.
APAR di pasang di seluruh gedung perawatan di tiap jarak 15 meter,
atau
ditempatkan sesuai kebutuhan dan dipasang berjarak minimal 15 cm dari
atas lantai sehingga memudahkan untuk dijangkau
a.
Fire hydran ditempatkan di gedung-gedung tertentu untuk mengcover area
tertentu seperti: di Ruang Angsoka di setiap lantainya ada fire hydrant untuk
melingkup wilayah gedung Angsoka. Di luar gedung angsoka terdapat 1
buah hydrant untuk mengcover kebakaran di area gedung angsoka,
CSSD, Gudang,`dan gedung sekitarnya.
Di Ruang Flamboyan untuk
melingkup wilayah gedung Flamboyan dan di belakang ruang mahotama
dan di tiap lantai untuk melingkupi gedung Mahotama. Di belakang
gedung wing dan diantara wing dan kamadhuk untuk mengcover gedung
wing dan gedung kamaduk. Di lt 2 IRD terdapat 2 fire hydrant dan 2
buah di lantai 1 untuk mewilayahi area gedung IRD. Perlu diidentifikasi
lagi kebutuhan akan fire hydran di seluruh area RS
Prosedur pemadaman
api
b.
(SOP)
Bila ada asap/kebakaran, petugas yang pertama kali menemukannya
menghubungi pusat pengendali informasi emergenci di pesawat 333,
secara pararel petugas tersebut memberikan informasi ke rekan kerja ada
situasi red code,Petugas yang bertanggung jawab dalam sistem red code
mengambil peran masing2 dengan menggunakan identitas berupa helm
sebagai berukut :

Peran Individu saat terjadi kebakaran


No
Jenis Peran
Tindakan yang dilakukan
Melakukan proses memutus rantai
1
Penanggung jawab
api
api dengan mengatur aliran
oksigen, pemutusan panel listrik
dan mengatur pergerakan APAR
Melakukan tiase pasien sesuai
2
Penanggung jawab
evakuasi pasien
kondisi pasien
Mengamankan dokumen penting
Penanggung jawab
3

Hel
Merah m

Biru
Putih

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

145

dokumen
Penanggung jawab
fasilitas medis

Menyelamatkan fasilitas medis

Kuning

KOORDINASI DAN
KEWENANG
1. KepalaN
instalasi Keamanan dan ketertiban rumah sakit bertanggung jawab untuk
mengkoordinir saat terjadinya kebakaran
2. Melaporkan kegiatan inspeksi pencegahan terhadap risiko kebakaran dan
kesiapan alat/ fasilitas untuk menangani kebakaran kepada direktur umum dan
operasional setiap 6 bulan
Koordinator membuat dokumentasi dan
laporan pengujian/ simulasi
3.
penanganan
kebakaran setiap tahun
PROGRAM REVIEW DAN
EVALUASI
1. Koordinator membuat program inspeksi ketersediaan dan kesiapan alat
deteksi
dini dan fasilitas pemadaman api, yang dilakukan setiap bulan yang dibuktikan
dengan
dokumentasi
hasil
2.
inspeksi
Disusunnya program untuk memastikan penghuni rumah sakit aman saat
terjadinya kebakaran, program disusun dari hasil inspeksi termasuk program
3. pemeliharaan alat penanganan kebakaran
Dilakukan pengujian/ simulasi prosedur penanganan kebakaran setahun sekali
yang diikuti oleh seluruh staf RS, termasuk pengujian pada prosedur evakuasi
pasien
PROGRAM
PENDIDIKAN
1. Semua staf rumah sakit mendapatkan pelatihan pencegahan dan penanganan
kebakaran, dan direview setiap tahun.
2. Semua staf mampu mendemonstrasikan cara penanggulangan kebakaran
3. Semua pegawai baru dan mahasisiwa praktek mendapatkan pelatihan maupun
orientasi pencegahan dan penanganan kebakaran

E.
PENATALAKSANAAN
PERALATAN
MEDIS
TUJUAN
:
Untuk memastikan peralatan yang dipergunakan oleh pasien dalam keadaan aman, selalu
tersedia dan siap pakai, akurat, dan dapat dijangkau.
RUANG
LINGKUP
Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

146

1.

2.
3.
4.

Inventarisir semua peralatan medis yang ada di:


a.
Ruang perawatan pasien rawat inap dan rawat
jalan
b.
Kamar
c.
operasi
d.
Laboratorium
e.
Radiologi
f. g.
Cath Lab
h.
Ruangan Endoscopy
Ruang Hemodialisa
Pelaksanaan inspeksi dan pengujian fasilitas dan keselamat di RS
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas dan system utilitas RS
Produk/ peralatan yang ditarik dari peredaran

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan peralatan medis di rumah sakit berkaitan dengan kebijakan dan prosedur
mulai dari pengadaan, inspeksi, dan pemeliharaan.
1.
2.

3.

4.

5.

Inventarisasi alat Medis (mengacu pada daftar inventaris alat medis IPSMNP)
Rumah sakit melakukan
inspeksi setiap bulan
untuk mengetahui
perkembangan kondisi peralatan tersebut. Hasil inspeksi berupa data yang akan
digunakan untuk perencanaan perbaikan dan juga perencanaan kebutuhan rumah
sakit
Melakukan inspeksi dan
pengujian untuk setiap alat baru
selanjutnya
disesuaikan dengan aturan pabrik atau perencanaan rumah sakit, yang dilengkapi
dengan data hasil inspeksi dan pengujian serta dibuatkan rekomendasinya.
Dilakukan pemeliharaan terhadap peralatan tersebut sebagai tindakan
pencegahan terhadap peralatan tersebut dari kerusakan ataupun masalah kecil yang
berdampak pada ketidakamanan alat saat digunakan pada pasien. Jadwal
pemeliharaan selalu ditepati oleh petugas. Semua
bukti
pemeliharaan alat
tercatat dan di buatkan rekomendasi untuk peralatan tersebut selalu aman dan
siap pakai
Untuk alat yang rusak namun tidak mungkin diperbaiki, rumah sakit menarik alat
tersebut dari penggunaannya untuk selanjutnya dilakukan suatu proses sesuai
ketentuan yang berlaku untuk pemusnahan maupun pengeluaran alat tersebut dari
RS
Produk/ peralatan yang ditarik dari peredaran
Rumah sakit mengel arkan suat edaran untuk informasi bila ada alat yang
ditarik oleh pabrik/ pemasok ke seluruh unit
pelayanan pasien dan
informasi pemberhentian pemakaian pada alat tersebut. Selanjutnya kepala
IPSMNP akan melaporkan kepada direktur umum dan operasional untuk
penarikan alat tsb dari unit pelayanan. Alat- lat yang sudah ditarik akan dilaporkan
oleh direktur utama ke Pabrik/ pemasuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya.

KOORDINASI DAN
KEWENANG N
Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

147

1.

2.
3.

4.

Proses administrasi dan pengawasan dari pengelolaan peralatan medis dibawah


tanggung jawab kepala instalasi IPSMNP yang melakukan koordinasi kepada kepala
bidang
pelayanan
medis
Ka IPSMNP membuat perancanaan kegiatan inspeksi,
pemeliharaan
Kegiatan inspeksi dan pemeliharaan peralatan medis
dibuktikan dengan
dokumentasi, dan dilaporkan hasil dan rekomendasinya kepada direktur umum
dan operasional
Hasil inspeksi dan pemeliharaan menjadi bahan untuk penyusunan pengadaan

PROGRAM REVIEW DAN


EVALUASI
1. Kepala IPSMNP menyusun rencana
yang selanjutnya membuat
inspeksi
dokumentasi hasil inspeksi dan menyusun laporan dengan rekomendasinya
2. Tim IPSMNP melakukan inspeksi regular setiap bulan dan melakukan
pengelolaan
resiko untuk setiap alat yang ada
3.
4. Dari hasil inspeksi, Ka IPSMNP menyusun rencana pemeliharaan alat.
Membuat laporan hasil inspeksi dan pemeliharaan setiap 6 bulan yang
juga digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan peralatan medis rumah sakit.
5. Evaluasi pendidikan dan ujian staf pengguna alat dikoordinasikan oleh Kepala
instalasi kepada Ka Bag Diklit yang dilakukan setiap 2 tahun.
PROGRAM
PENDIDIKAN
1. Staf pengguna peralatan medis mendapatkan pelatihan untuk mengoperasikan alat
tersebut
2.
3.

Evaluasi berupa pendidikan dan ujian untuk mengoperasikan alat dilakukan setiap
2 tahun.
Pendidikan kalibrasi

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

148

F.

PENATALAKSANAAN
SISTEM
UTILITAS
Tujuan berikut ini untuk memastikan keselamatan fisik pasien, pengunjung, dan staf;
dan mencegah kehilangan kepemilikan, gangguan kesehatan mapun keselamatan
mereka :
1. Secara efektif mengelola risiko pada sistim utilitas dengan menggunakan
kemampuan terbaik rumah sakit.
2. Mengoptimalkan sumber-sumber dengan pengelolaan sistem utilitas secara
efisien
dan pengelolaan lifecycle dari alat-alat tersebut
3. Meningkatkan kemampuan staf dengan pendidikan pelatihan
sistem
mengenai
yang efektifkesel matan pasien dengan menyiapkan lingkunga fisik rumah
4. utilitas
Meningkatkan
sakit yang aman

RUANG
LINGKUP
1. Distribusi listrik dan emergency power ( Genzet)
2. Distribusi Air Bersih
3. Ventilasi dan Air Conditioner
4. Plumbing (system air kotor)
5. Gas medis
6. Lift dan Pneumatic Tube
7. Sistem komunikasi (nurse call, computer,
8. telephone)
Medical Air compressor
9.
Medical and surgical vacuum system
INVENTARISASI SISTEM
UTILITAS
No Sistem Utilitas
1

Listrik

Jenis Alat

PLN

Lokasi
Seluruh area RS

Genzet central (630


Induk (di sebelah
KVA) 2 buah no break barat IPSMNP)
system-otomatis, dan
125 KVA-manual

Area Suplay
Seluruh area
rumah sakit
Seluruh RS

Genzet IRD (150 KVA)

IRD

Seluruh IRD

Genzet Wing

Wing

Seluruh unit di
wing

(500 KVA)

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

149

Air

PAM,

Sumur BOR

Seluruh bangunan
rumah sakit
-Selatan angsoka
- ugd

Untuk seluruh
RS

- Wing

Seluruh UGD
Seluruh Wing

Pendingin

AC

Seluruh ruangan di RS (buah)

Negative Presure
Air

Exhause fan

Ruang Flu Burung (6


buah)

Ruang Flu
Burung (6
buah)

Positive Presure
Air

Exhause fan

Seluruh kamar operasi

Seluruh kamar
operasi

Dari seluruh ruangan


RS

Ke IPAl RS di IRD, IRJ


dan Mahotama

Gudang Medis,
Hyperbaric chamber,
Ruang gas wing,
Ruang gas IRD,
Gudang gas IBS, Utara
IRIT, Utara Nusa
Indah, Cempaka bayi,
Belakang ruang
flamboyant, di timur
ruang Ratna

Seluruh unit
pelayanan

Saluran air kotor


(limbah
kamar
mandi)
Saluran air kotor
(limbah
berbahaya cair
yang dari
pembuangan
CSSD, Dapur,
ISS, dan unit
pelayanan)
Gas medis

Tabung Gas cylinder

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

150

O2 Liquid Tank

Lift

Lift

Seluruh unit
pelayanan
Wing, IRJ, Angsoka,
mahotama

Pneumatic Tube Pneumatic tube

Dari IRD, Wing ,


Angsoka,Laboratorium

Nurse Call

Nurse call

IRNA A, MS

IRNA A, MS

Computer

Computer

Seluruh area RS

Seluruh area
Rs

10

Telephone

Telephone direct dan


extention

Area Perkantoran dan


pelayanan

Area
Perkantoran
dan pelayanan

11

Medical air
compressor

Central compress air

- Kamar operasi: IBS,


UGD, IRIT, wing.

Kamar operasi:
IBS, UGD, IRIT,
wing.

- nusa indah

- nusa indah
12

Medical and
surgical
vacuum
sistem

Central vacuum system

Kamar operasi: IBS,


UGD, IRIT, Nagasari,
Gandasturi, Nusa
Indah

Kamar operasi:
IBS, UGD, IRIT,
Nagasari,
Gandasturi,
Nusa Indah

PENATALAKSAN
AAN
1. Air minum tersedia setiap waktu (24 jam), yang dipastikan ketersediaanya baik
melalui sumber air pemerintah (PDAM), maupun sumber air minum alternative
(sumur) yang tersedia di rumah sakit. Kualitas air dipantau setiap bulan disertai
hasil yang didokumentasi untuk memastikan keamanan air yang digunakan oleh
rumah sakit. Dilakukan uji terhadap kesiapan air alternative sebagai pengganti
sumber air regular sekali dalam setahun oleh petugas yang bertanggung jawab pada
instalasi laboratorium Klinik-bagian Kesehatan Lingkungan. Akses Ground water

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

151

thank dilindungi dengan trail terkunci untuk mengcegah terjadinya bahaya yang
ditimbulkan oleh factor kesengajaan, seperti di masukkan bahan beracun.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

Air yang ditreatment di instalasi hemodialisa dilakukan pemantauan


secara
periodic untuk memastikan kualitas air yang digunakan untuk dialysis ginjal
oleh
provider/
pemasok
alat
Listrik tersedia setiap waktu, yang dipastikan ketersediaannya baik melalui sumber
listrik negara maupun sumber listrik alternative yang disediakan rumah sakit
(genzet). Seluruh ge zet yang ada di pastikan kesiapannya dengan melakukan uji
sekali dalam setahun.
Bila terjadi kegagalan pada sisitem utilitas, maka staf bersangkutan di unit
pelayanan segera melaporkan via telephone ke IPSPGS maupun IPSMNP untuk
dilakukan perbaikan maupun tidakan lain dalam rangka meningkatkan proses
pelayanan
Area penyiapan makanan dilakukan pengujian untuk mencegah adanya
kemungkinan kontaminasi pada sisitem utilitas (dari sisitem utilitas saluran
air kotor)
Penempatan tabung gas ditempatkan pada area yang aman dari api, dengan
penempatan yang diatur sedemikian rupa dan terfikasasi baik untuk mencegah
jatuhnya tabung dan kebocoran, serta akses masuk dibatasi.
Jalur listrik dalam keadaan aman dibungkus sehingga meminimalkan kemungkinan
terkoyak

IDENTIFIKASI RISIKOKEDARURATAN
Risiko yang mungkin terjadi bila adanya kegagalanpada sistim utilitas yang ada, sehingga perlu
dilakukan uji terhadap backup dari setiap sistim yang adanya, utamanya di area berisiko
No Jenis Kegagalan
Sistem Utilitas

Area paling beresiko Risiko

Alternatif Tindakan

kamar operasi dan ruang


perawatan intensif

Kalau gagal di OK: suplai

Listrik

dari sentral dan IRD secara


otomatis (10 detik)

Air mati/
terkontaminasi dari
salah satu sumber

Seluruh area pelayanan dan


dapur

Hidupkan sumber dari


sumur BOR

AC

Kamar operasi dan ruang


intensif

Perbaiki/ ganti AC baru

Negatif Pressure Air

Di ruang nusa indah, IBS

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

152

Positive Pressure Air


4

Kamar operasi

Saluran air kotor


Seluruh area rumah sakit
saluran kamar mandi

Beri tekanan air tinggi


untuk melancarkan saluran

Saluran air kotor


limbah berbahaya
5

Gas medis

Kamar operasi, ruang intensive Manual dipindahkan ke


central back up

Lift

Ruang Angsoka, Mahotama,


Wing

Back up altrnatif lift yg lain,


pakai tangga

Pneumatic Tube

IRD

Manual

Nurse call

Sesuai lokasi

Telp ruangan

Computer

Sesuai lokasi

Manual

10

Telephone

Sesuai lokasi

HP dan HT

11

Medical air
compressor

Kamar operasi dan ruang


intensive

Pakai cadangan

12

Medical and surgical


vacuum system

Kamar operasi dan ruangan


intensive

Pakai yg portable

KOORDINASI DAN
KEWENANG N
1. Ka IPSMNP dan Ka IPSPGS sebagai koordinator bertanggung jawab sesuai
dengan
2. uraian tugasnya pada sistem utilitas RS
Koordinator menginformadikan ke unit pelayanan bila terjadinya kegagalan
pada suatu sistim utilitas serta melakukan upaya alternative segera untuk
berlangsungnya proses pelayanan
3.
Koordinator melakukan koordinasi dengan produsen/ pemasok untuk proses
pemeliharaan dan preventif pada system utilitas rumah
4. sakit
Koordinator melakukan koodinasi dengan Ka Bagian Umum untuk proses
inspeksi
rekomendas
kepada
direktur
umum
dan
operasional
i

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

153

PROGRAM REVIEW DAN


EVALUASI
1. Koordinator dan tim melakukan inspeksi setiap bulan terhadap sisitem utilitas
yang
2. ada
Hasil kegiatan inspeksi dibuktikan dengan dokumentasi, yang menjadi bahan untuk
membuat program pemeliharaan maupun pengembangan sisitem utilitas
rumah sakit
3.
Kegiatan proses pemeliharaan didokumentasi yang digunakan untuk menyusun
laporan perkembangan sistem utilitas rumah sakit setiap 6 bulan
4. Pengujian terhadap sistem utilitas, seperti back up listrik (genzet) dan air (sumur
BOR) setiap tahun. Pengujian terhadap sumur BOR untuk memantau kualitas air,
proses pengujian did kumetasikan untuk memastikan perekembangan system tsb.
5. Pemantauan kualitas air di water treatment ruang hemodialisa didokumentasi
sesuai jadwal dan dilakukan setiap sebulan sekali untuk pengecekan bakteriologi.
Untuk pengecekan kimia dilakuakan minimal setahun sekali.
PROGRAM
PENDIDIKAN
1. Staf yang bertugas menangani system utilitas rumah sakit mendapatkan pelatihan
sesuai penugasan

I.

SPO PEDOMAN
IPAL
Kebijakan
: fasilitas pengolahan limbah ( IPAL ) dan peralatan yang memadai
1. Tersedia
2. Seluruh air buangan yang dihasilkan dalam kegiatan pelayanan kesehatan
disalurkan ke IPAL
3. Saluran IPAL memiliki kemiringan yang baik sehingga air mengalir lancar
4. Tenaga pemelihara IPAL mempunyai kemampuan yang memadai ( terampil
5. ) Pemeriksaan secara berkala kwalitas air buangan ( Out put )
6. Kep. Menkes. RI. No. : 1204 / Menkes. / SK / X / 2004 tentang
Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Prosedur :
1. Periksa dan cek panel kontrol dan swicth monitoring masing masing pompa
2. Periksa dan bersihkan bak screening dari sampah dan lemak yang ada
3. Periksa semburan blower kompresor pada bak Equalisasi
4. Periksa bak pengendap lumpur ( lumpur aktif ) dan buka ceck valve untuk
mengeringkan lumpur ke bak pengering lumpur
Periksa dan bersihkan bak Biodetox dari lumut dan kotoran lainnya.
5.

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

154

6.

Flashing ( Backwash ) secara berkala Biodetox dari lumpur agar bakteri


berkembang dengan baik
7. Periksa bak kontak dan tambahkan Chlorine bila diperlukan pada tangki Klor
8. Periksa pompa saringan pasir dan lakukan Backwash secara berkala
9. Periksa air pada Bak dan Kolam indikator
10. 10.Periksa kwalitas air buangan secara Laboratorium setiap 3 bulan

II.

SPO PEDOMAN JARINGAN INSTALASI LISTRIK


Kebijakan :
Penerapan Pedoman Jaringan Instalasi Listrik Rumah Sakit Sanglah Denpasar
dilaksanakan oleh IPS-PGS RS, dengan mengacu kepada Buku Pedoman Jaringan
Instalasi Listrik Rumah Sakit, Direktorat Instalasi Medik, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan R.I. Tahun 1994.
Prosedur :
Syarat energi listrik RS :
1.
2.
3.
4.
5.

kapasitas cukup
kualitas arus, tegangan, dan frekwensi baik
kehandalan penyaluran tinggi
kesinambungan sumber listrik
keamanan dan keselamatan penggunaan
terjamin
Sistem dan Kehandalan Listrik :
1. Suplai kelistrikan berasal dari PLN ( jaringan tegangan menengah/ TM atau jaringan
tegangan rendah/ TR )
2. Sumber cadangan da at berupa Generator Set, No Break Set (NBS),
Uninterrruptible
Power Supply (UPS), Pembangkit Tenaga Surya (Foto
3.
Voltaic)
Penggunaan peralatan penyaluran listrik yang memenuhi standar SNI bidang
kelistrikan, mulai dari peralatan gardu RS (panel TM, panel TR, transformer, dan
4. kabel
Panel Distribusi :
1. Kapasitas panel harus mampu menampung minimal 1,5 kali beban terpasang
2. Jumlah cadangan pemutus arus pada panel distribusi minimal sama jumlahnya
dengan pemutus arus yang dibutuhkan pada awal penggunaan gedung
Sumber Daya Listrik :
1. Sumber daya listrik PLN sebagai sumber daya listrik utama

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

155

2.
3.

III.

Sumber daya listrik Generator Set sebagai sumber saya listrik cadangan ( bila daya
listrik PLN mengalami gangguan atau tidak dipakai )
Sumber daya listrik No Break Set untuk mengatasi adanya selang waktu dari
terputusnya suplai listrik utama sampai berfungsinya Genset secara penuh.

SPO PEDOMAN PENYEH TAN AIR


BERSIH
Kebijakan :
1. Kep.Menkes. RI No.: 907 / Menkes. / SK / VII / 2002 tentang Syarat syarat
dan
2. Pengawasan Kualitas Air Minum.
Tersedia sarana untuk menyimpan air bersih 1 X 24 jam apabila terjadi kerusakan
pada jalur distribusi ke Rumah Sakit dari PDAM.
3.
Tersedia air bersih yang cukup kuantitas dan kualitasnya ( 500 Ltr/TT/hari )
4.
Dilakukan pemeriksaan Laboratorium tentang kualitas air bersih secara
5.
berkala Pencatatan dan pelaporan tentang pemantauan kualitas dan kuantitas
Prosedur :
1. Petugas secara berkala melakukan monitoring tentang pendistribusian air bersih
ke seluruh rumah
2. sakit
Petugas melakukan perbaikan terhadap kerusakan dan kebocoran dalam
pendistribusian air bersih di rumah sakit.
3.
Dalam perbaikan hindari terjadinya persambungan silang yang dapat
menyebabkan kontaminasi terhadap sistem pendistribusian
4. tersebut.
Petugas melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih secara
berkala dan minimal dapat dilakukan setahun sekali sesuai Juknis. Dirjen PPM
5. dan PL Departemen Kesehat n.
Pemeriksaan kimia air minum dan air bersih dilakukan minimal 2 (dua) kali
setahun dan titik pengambilan sampel pada masing masing reservoar dan keran
6. terjauh dari reservoar.
Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikribiologi terutama pada air
kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan,
tempat reservoar dan pada titik rawan pencemaran.
7.
Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan pemeriksaan kualitas air untuk
pengukuran sisa Khlor
8. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang
menyimpang dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter
yang menyimpang.

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

156

IV.

SPO PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR
Kebijakan :
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
2. Sakit
Peraturan Gubernur ali No. 08 Tahun 2007 tentang Standar Baku Mutu
Lingkungan
3.
4. Undang Undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang B3
Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
5.
Tersedia sarana dan fasilitas pengelolaan limbah cair
6.
Ada formulir / buku pemantauan pengelolaan limbah
Prosedur :
Prosedur Kerja Limbah Cair :
1. Limbah cair yang dih silkan tiap unit pelayanan disalurkan melalui saluran IPAL
yang tertutup termasuk resapan dari septik tank, terpisah dengan jalur
pembuangan air hujan
2. Pengumpulan limbah cair B3 harus menggunakan Kontainer yang kuat dan
tidak
mudah dibuka orang yang tidak bertanggung jawab dan diberi label
3.
Limbah yang berasal dari Laboratorium didekontaminasi terlebih dahulu dan
air
4. sisa pembuangannya disalurkan ke saluran IPAL
a.
Tahan korosif dan kedap air
b.
Terdapat tanda atau label yang jelas
Mudah dipindahkan dan limbahnya tidak mudah dikeluarkan.
c.
Khusus Limbah Fixer dan Undeveloped bila tidak diolah setempat
a.
dapat menghubungi suplayer untuk program pengambilan kembali
untuk pengolahan lanjutan
Cairan sisa pengolahan lainnya dapat disalurkan ke saluran IPAL
d.
5. Limbah cair yang berasal dari Dapur ( Instalasi Gizi ) sebelum dibuang ke saluran
IPAL dipasang bak penangkap lemak
6. Dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air buangan sebelum olahan maupun
setelah proses pengolahan di IPAL out putnya secara berkala ( tiap 3 bulan sekali )
Saluran IPAL secara berkala dibersihkan agar aliran lancar dan bak bak control
7.
dibersihkan dari sampah secara periodik agar pompa pompa tidak rusak
Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian
8. kerja

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

157

V.

SPO PENGELOLAAN DAN


PEMANFAATAN SAMPAH
Kebijakan
:
1. Permenkes.
No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
2. Sakit
3. Undang Undang Nomor : 18 Tahun 2008 tentang Sampah
4. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
5. Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung
6. Diri) Tersedia tempat sampah yang cukup sesuai dengan jenis
sampah
Prosedur :
Prosedur Kerja Dalam Pemanfaatan Sampah Padat :
1. Dilakukan pemilahan dalam pengumpulan dan pembuangan sampah
seperti
2. sampah organik, sampah anorganik dan sampah khusus ( spesifik )
3. Masing masing Tong sampah dilapisi dengan kantong plastik
Pewadahan sampah dilakukan sesuai dengan UU No. 18/2008
a. Warna Kuning untuk Sampah Plastik / Botol dan
b. sejenisnya
c. Warna Biru untuk Sampah Kertas dan sejenisnya
Warna Hijau untu Sampah Dedaunan dan sejenisnya.
4. Limbah yang masih memiliki nilai tambah seperti plastik
untuk
pemanfaatan
kembali daur ulang harus di desinfeksi terlebih dahulu dengan larutan
Hipochlorite
5.
50
Ppm
5. Petugas kebersihan ruangan mengangkut sampah ke TPS sesuai dengan jalur, jadwal
dan jenis sampah dari unit ruangan pelayanan
6. Alat angkut yang dipergunakan harus kuat dan kedap air sehingga tidak ada yang
tercecer dalam perjalanan
Melakukan pensortiran terhadap sampah yang masih memiliki nilai ekonomis,
baik
sampah anorganik maupun organik seperti : plastik, kertas, kaleng, dll
7.
dikumpulkan tersendiri sedangkan sampah organik untuk pembuatan Pupuk
8. Kompos
Sampah yang berupa benda tajam seperti : spuite, vial obat, botol obat,
dll
9. dihancurkan terlebih dahulu agar aman dan tidak menyebabkan luka tusuk
10. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian kerja

Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012

158

Anda mungkin juga menyukai