Gambaran Umum
Organisasi pelayanan kesehatan berperan menyediakan fasilitas yang aman, fungsional dan
suportif bagi pasien, keluarganya, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas
fisik, medis, peralatan lainnya, dan sumber daya manusianya harus dikelola secara efektif.
Secara khusus, manajemen harus berusaha untuk
1. mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko;
2. mencegah kecelakaan dan cedera; dan
3. memelihara kondisi yang aman.
Manajemen yang efektif meliputi perencanaan, pendidikan, dan pengawasan multidisiplin sebagai
berikut :
1. Pemimpin merencanakan ruang, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan sedemikian
rupa sehingga dapat mendukung pelayanan klinis yang disediakan secara aman dan efektif.
2. Semua staf diberi penyuluhan mengenai fasilitas, bagaimana cara mengurangi risiko,
dan bagaimana cara untuk memantau dan melaporkan situasi-situasi yang berisiko.
3. Suatu kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem-sistem penting dan
mengidentifikasi
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Bila sesuai, untuk fasilitas dan kegiatan-kegiatan rumah sakit disusunlah rencana tertulis
yang
meliputi1.enam
Bidang : dan Keamanan
Keselamatan
2.
3.
4.
5.
6.
110
Standar
FMS 1
FMS
2
FMS
3
FMS
4
FMS
5
FMS
6
FMS
7
FMS
8
FMS
9
FMS
10
FMS
11
111
Facility and Safety Plan ini menguraikan beberapa penatalaksanaan di rumah sakit :
A. Keselamatan dan K
B. amanan
C. Bahan dan Limbah
D. Berbahaya Manajemen
E. Kedaruratan Penanganan
F. Kebak ran Peralatan Medis
Sistem Utilitas
Dalam upaya penatalaksanaan 6 area diatas, rumah sakit melakukan identifikasi terhadap
risiko terjadinya ancaman keselamatan
dan keamanan baik terhadap staf, pasien maupun
pengunjung:
IDENTIFIKASI AREA
RISIKO
No Jenis Risiko Keselamatan
dan Keamanan di
Rumah
Sakit
1
Kedaruratan/ Bencana:
Area Risiko
INTERNAL:
1) Ledakan tabung gas
2) Keracunan gas
3) Keracunan makanan
4) Kebakaran
5) Gempa bumi
6) Ledakan Bom
BENCANA EKSTERNAL
1) Gempa bumi
2) Ledakan
3) Kecelakaan lalulintas
4) Keracunan makanan
5) Kebakaran
6) Wabah Penyakit
7) Tsunami
8) Banjir
Penculikan Bayi
Pencurian
Kekerasan fisik
Cedera fisik
Semua Tempat
Terpapar radiasi
Radiologi
112
Ruang perawatan
BLOK PEMANTAUAN
GEDUNG
No
Blok
1
Area
Penanggung jawab
Made Sunarsa
Made Kamuscaya
Ngurah Haryanta
Gedung Pudak,
Bakung barat,
Cempaka
barat, IPSRS, Jempiring, Gudang Gas Medis, Ketut partiman
Binatu, SMF Anak, CSSD, Angsoka,
Tunjung- Gudang Rekam Medis, Gizi,
Gudang
Wayan Suardika
Laboratorium Patologi Klinik, Radiologi,
PJT, Anesthesi, Rdiologi, IBS, IRIT, Gadung,
Cecep Yudi Rahmat
Kamboja, Nusa Indah, mawar, Lely,
Forensik, Lab Mikro, gedung HIV AIDS
Wijaya Kusuma, Flamboyan, Mahotama,
sanjiwani IPAL, Pav Amerta, Kantin,
Koperasi Kamaduk
113
KOORDINASI DAN
KEWENANG N
Koordinasi dan kewenangan dilakukan oleh Ka IPSMNP, Ka IPSPGS dan Ka Inst. Keamanan dan
Ketertiban Lingkungan, dengan input dan rekomendasi dari tim K3 RS , bagian umum maupun
direktur umum dan operasional, mengkoordinir inspeksi dan pemeliharaan seluruh kemajuan
dan pengelolaan resiko pada aktivitas dan fungsi fasilitas RS. Kepemimpinan tim ini
memastikan bahwa dilakukan monitoring dan evaluasi dan memastikan sumber-sumber
untuk peningkatan fungsi fasilitas yang mendukung keselamatan bagi masyarakat RS: pasien,
keluarga pasien, karyawan RS dan pengunjung
114
A.
PENATALAKSANAAN KESELAMATAN DAN
TUJUAKEAMANAN
N
Program keselamatan dan keamanan RS Sanglah ini dibuat
untuk:
1. Meminimalkan risiko dan bahaya yang dapat terjadi dalam lingkungan fisik RS
2. Mengelola aktifitas staf untuk mengurangi risiko cedera pekerjaan dan lingkungan
RUANG LINGKUP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PENATALAKSAN
AAN
Penatalaksanaan keselamatan dan keamanan RS ini meliputi semua area RS yaitu semua
lingkungan pelayanan, lingkungan di luar area pelayanan dan area bisnis yang ada dalam RS
yang meliputi keselamatan dan keamanan pasien, keluarganya. pengunjung dan karyawan RS:
1.
2.
3.
115
4.
5.
f.
g.
h.
i.
Area outdoor RS selalu menampilkan situasi yang aman dari segi fisik
lingkungannya seperti semua saluran pembuangan tertutup dan tidak bau,
pembatas jalan maupun trotoar tersedia aman tanpa lubang maupun
pecahan beton;
pagar taman dan patung rapi dan indah tidak ada sesuatu yang tajam
selang atau kabel yang melintang/ terpasang dengan pembungkus sehingga
tidak menganc m keselamatan,
Penempatan tabung gas ditempatkan pada area yang aman dari api,
dengan
penempatan yang diatur
rupa dan terfikasasi baik untuk
sedemikian
mencegah jatuhnya tabung, serta akses masuk
dibatasi.
Keamanan dinding, lantai, plafon dan atap bangunan, tidak adanya
lubang, perembesan air maupun kerusakan fisik bangunan lain, yang dapat
berisiko menyebabkan gangguan keselamatan
Tempat bermain anak ditata rapi, dengan cat yang aman, tidak ada
bagian yang berkarat, berlubang maupun tajam yang dapat menyebabkan
keselamatan fisik anak terganggu.
Pengaturan parkir dan lalu lintas diatur untuk menjaga alur lalu lintas
berjalan dengan aman tanpa mengganggu pejalan kaki yang ada di sekitarnya.
Akses keluar masuk Rumah Sakit diatur, untuk mencegah gangguan
keselamatan pada masyarakat dan fasilitas RS. Akses masuk ke dalam RS
ada
3 buah, yaitu dari main entrance di depan K.P.N Kamadhuk, di Jl Tarakan
(depan kamar jenasah) dan di Jl P. Aru (di belakang
116
j.
6.
7.
8.
9.
KOORDINASI DAN
KEWENANG N
Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSMNP) dan kepala Instalasi Keamanan dan
Ketertiban RS
bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program
keselamatan dan keamanan RS dengan menyesuaikannya dengan peraturan dan UU yang
berlaku, termasuk mengkoordinasi aktivitas yang dilakukan oleh tiap-tiap instalasi, bagian/
unit
Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012
117
kerja lainnya dan staf serta pekerja outsources maupun rekanan yang berkaitan dengan
keselamatan lingkungan RS. Ka IPSMNP dan Ka Inst. Keamanan dan Ketertiban RS memilikji
kewenangan untuk mengambil tindakan segera dalam
situasi yang mengancam
hidup, kesehatan dan keamanan property RS.
Semua level pimpinan di RS dari kepala ruangan sampai direktur bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa area tempat mereka bekerja semua aspek telah sesuai dengan
kebijakan
dan prosedur keselamatan dan keamanan.
Semua karyawan RS bertanggungjawab untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur
keselamatan dan keamanan dengan sesuai
Koordinator penanggungjawab, bertemu setiap bulan dengan Tim K3 RS yang merupakan tim
multidisiplin untuk memfasilitasi temuan dan dapat memberikan masukan berkaitan dengan
pelaksanaan program keselamatan dan keamanan. Informasi dan data diidentifikasi dan
dikompilasi yang merupakan bagian dari kegiatan keselamatan dan keamanan RS yang
selanjutnya dipresentasikan dan diberikan masukan untuk dilakukan review dan dibuatkan
rekomendasi. Penaggung jawab program membuat laporan triwulan kepada direktur utama
melalui direktur Umum dan Operasional.
PROGRAM REVIEW DAN
EVALUASI
Koordinator program ini bertanggungjawab:
1.
3.
program
118
I.
4.
5.
6.
II.
PROTAP LIMBAH
RADIOLOGI
Kebijakan
:
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
2. Sakit
3. Undang Undang Nomor : 18 Tahun 2008 tentang
Sampah
Undang Undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang Bahan Beracun dan
4. Berbahaya
5. (B3)
6. Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung
Prosedur Kerja
:
1. Pengumpulan limbah sisa cuci film di unit Radiologi menggunakan Kontainer
2. yang
3. kuat dan tidak mudah dibuka orang lain yang tidak bertanggung jawab
4. Tiap Kontainer( wad h ) yang digunakan pengumpulah dalam limbah B3 Radiologi
5. diberi label yang jelas (Awas Berbahaya bahan B3)
Kriteria Wadah limbah bekas cuci film (B3) di Radiologi ( Fixer & Undeveloped ) :
a.
Tahan korosif dan kedap air
b.
Terdapat tanda atau label yang jelas
Mudah dipindahkan dan limbahnya tidak mudah dikeluarkan oleh orang
c.
yang
tidak berkepentingan dan tidak bertanggung jawab.
d.
Khusus Limbah Fixer dan Undeveloped bila tidak diolah setempat dapat
menghubungi suplayer untuk program pengambilan kembali
untuk pengolahan lanjutan
e.
Cairan sisa pengolahan dapat disalurkan ke saluran IPAL
6. Tempat penampungan limbah tersebut aman dan tidak mudah dijangkau orang
7. lain
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian kerja
Semua limbah cair yang dihasilkan dalam kegiatan Radiologi disalurkan ke IPAL
119
B.
TUJUA
N
Mengelola material yang diketahui memiliki potensi membahayakan bagi manusia maupun
lingkungan. Penatalaksanaan ini dilakukan untuk meminimalkan risiko bahaya maupun cedera.
Proses yang dilaksanakan meliputi edukasi, informasi prosedur untuk penggunaan yang aman,
penyimpanan dan pembuangan serta pengelolaan bila terpapar dengan jatuhan
bahan berbahaya ini. Dan proses ini dibuat juga untuk mengevaluasi risiko yang dapat
mengancam hidup maupun kesehatan pasien, pengunjung dan staf rumah sakit.
RUANG
LINGKUP
The Hazardous Materials and Waste Management plan ini difokuskan pada risiko yang
disebabkan oleh bermacam-macam bahan berbahaya yang ada yang terpapar bagi
lingkungan rumah sakit, pada pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit, juga agar dapat
dilaksanakan sesuai peraturan dan kebijakan yang ada, ruang lingkup:
1.
2.
3.
4.
5.
IDENTIFIKASI
1. Inventarisasi B3
Jumlah B3 di RSUP Sanglah
1. Denpasar
Active Clean
31.
Spray
2.
32.
Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
3.
Alkohol 96 %
33.
NO2 Cair
4.
34.
5.
Anios DJP
35.
Porstex
6.
Aniosyme DDI
36.
120
7.
Aseptyzime
37.
8.
Bayclin
38
9.
Benzidine
39.
Povidone Iodine
10.
Braunoderm
40.
11.
Buffer Formalin
41.
12.
Chlorethyl Spray
42.
13.
43.
Rinso
14.
Creolin
44.
15.
Developer to Make
45.
Sodalime
16.
MEtanol Absolut
46.
Softaman
17.
Entellan
47.
Stabimed
18.
Equel-L (Hydrofluorsilic
Acid 10-30%)
48.
Steranios
19.
EO (Ethyline Oxyde)
49.
Surfanios
20.
Fist Aid
50.
Sunlight Cair
21.
51.
Topas
22.
Finosoft (NP-10,HT-21)
52.
Xylenes
23.
Formalin 40 %
53.
Orenge G-6
24.
Formalin Tab
54.
25.
Fortun
55.
Ethydium Bromide
26.
Gliter
27.
H2O2 4 %
28.
Hydrex Chlorhexidine 4 %
121
29.
Klorin
30.
Lysol
Jenis B3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Alcohol 70 %
H2O2 4 %
Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
Povidone Iodine
Steranios
Chlorine
Creolin
Deterjen/ Sunlight cair/ Rinso bubuk/ life buoy
batangan
Softaman
Handsoap-yuri
Clear pembersih kaca
Porstex
Pengharum ruangan-glade
Baygon spray
Veem
Alkohol swab
Kapur barus Bagus
Jely-EKG
Alcohol 70 %
H2O2 4 % -Pehydrol
Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
Povidone Iodin
Chlorine/ bayclin
Deterjen Rinso, s
Sunlight cair,
Sabun mandi cair lifebuoy cair,
Shampoo sachet cair sunsilk,
Porstek
Baygon spray
Glade
Clear pembersih kaca
Borax gliserin
Parafin
Gliseryn huknah
122
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Minyak zaitun
Minyak kayu putih
Baby oil
Gliserin minum-pasien mata
Lysol
Savlon
Hibiscrub?
Softaman
Taff
Veem
Aceton
Rivanol?
Alkohol swab
Anios
Kapur barus-bagus
Jely-EKG
Yod benzine
Instalasi
Laboratorium
Patologi Klinik
1. Alkohol 70%
2. Anios DDSH Spray
3. Aseptizyme
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. H2O2 50%
7. Softaman
8. Surfanios
9. Porstex
10.
Detergen Rinso
11.
Bactistat
12.
Povidine Iodine
13.
Baygon spray
14.
Glade
15.
Clear pembersih kaca
16.
Axi
17.
Alkohol swab
18.
Kapur barus-bagus
19.
Bayclin
Instalasi
Laboratorium
Mikrobiologi Klinik
1.
2.
3.
4.
Alkohol 96%
Alkohol 70%
Creolin
H2O2 4%
123
5. Softaman
6. Ethydium Bromide
7. Axi-Pel
8. Clear
9. Sabun cair-Yuri
10.
Rinso
11.
Glade
5
Instalasi Laboratorium
Patologi Anatomi
1. Alkohol 96%
2. Anios DDSH Spray
3. Buffer Formalin
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. Papanicolaou Solution 1a hematoxylin salotion
7. Papanicolaou Solution 2a Orange G solution
8. Papanicolaou Solution 3a Polichromic solution EA
9. Entellan
10. Etanol Absolut
11. Xylenes
12. Orange G6
13. EA-50 Modified
1. Alcohol 96 %
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP
4. Bayclin
5. H2O2 4%
6. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
7. Povodone Iondine
8. Softaman
9. Surfanios
10. Stabimed
11. Steranios 2 %-Cidex
12. Buffer formalin
13. Savlon
14. Porstex
15. Parafin oil
16. Hidrex
17. Sunlight cair
18. Sodalime
19. Glade spray
124
Forensik
Instalasi Binatu
1. Alcohol 70 %
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP ?
4. Aseptizyme
5. Softaman
6. Stabimed
7. Surfanios
8. Heqxaguard
9. EO (Ethyline Oxyde)
10. Alcazyme
11. Alcazyde
12. Sunlight cair
13. Rinso
14. Handsoap-yuri
15. Clear pembersih kaca
16. Porstek
17. Glade
18. Baygon
19. Parafin oil
20. Kapur barus-bagus
21. Helyzime
1. Formalin 40%
2. Alkohol 70%
3. Clorine-baycline
4. Rinso detergen
5. Handsoap yuri
6. Sabun batangan lif buoy
7. Porstek
8. Clear pembersih kaca
9. Baygon spray
1. Creolin-Axi pel
2. Oxygen-L 9hydrogen Peroxide 30% -60%)
3. Finoseoft (NP-10, HT-21)
4. Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder)
5. Power Clean-L (Caoustic Soda, Trilon powder,
Enzym AR)
6. Reactifat (NP-10 watre soluble Solvent)
7. Equel-L(Hydrofluorosilic Acid 10-30)
8. Handsoap yuri
9. Porstex
10.
Glade
11.
Chlorin 10 %-bayclin
125
12.
13.
10
IGD
11
Rehabilitasi Medis
Bagus
Softaman
1. Alcohol 96 %
2. Anios DDSH Spray
3. Buffer formalin
4. Chloraethyl Spray
5. Creolin
6. Developer to make-cairan cuci film
7. Formalin tab
8. H2O2 4%
9. Hydrex (Chlorhexidine 4%)
10. Microshield 2% (Chlorhexidine 2 %)
11. Povidone Iodine
12. Sodalime
13. Softaman
14. Stabimed
15. Steranios
16. Surfanios
17. Rinso detergen
18. Clear
19. Porstex
20. Bayclin
21. Glade
22. Baygon spray
23. kapur barus-bagus
24. Veem bubuk
25. hand soap Yuri
26. Extragen 2 %
27. Microshield 2%
28. Asemptan
29. Octenicept
30. Alcohol swab
31. Sunlight cair
32. Lifebuoy cair
33. Cairan Fixer
34. Stela spray
1. Alkohol 70 %
2. Clorin-Bayclin
3. Porstek
4. Sunlight cair
5. Parafin oil
126
12
13
Instalasi Farmasi
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Clear_kaca
Rinso detergen
Handsoap-yuri
Creolin-Axi
Alkohol 70 %
Alkohol 90%
Aquabides
Anios
Anios DDSH
Buffer Formalin
Braun Derm
Povidene Iodine
Softaman
Lysol
Parafin
Steranios
Surpanios
Stabimed
Savlon
Gliserin
Asepticzyme
Perhidrol
Clear-kaca
Baygon spray
Sunlight cair
Handsoap
Glade
Rinso detergen
Air Raksa
Alkohol 96 %
Alkohol 70%
Anios DDSH Spray
Anios DJP
Aniosyme DDI
Aseptyzime
Braunoderm
Buffer Formalin
Chlorethyl Spray
Cidex (Asetil Steril)
Creolin
Developer to Make
Fist Aid-Chlorhexidine 1.5%, Ceterimide
127
14
Instalasi Gizi
15
Instalasi Radiologi
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
128
IRIT
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Baygon
Baterai ?
Softaman-hand rub
Alcohol 70 %
H2O2 4 % -Pehydrol
Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
Povidone Iodine
Chlorine/ bayclin
Deterjen Rinso,
sunlight cair,
sabun mandi cair lifebuoy cair,
shampoo
Axi
Savlon
Porstek
Baygon spray
Glade
Clear pembersih kaca
Borax gliserin
Parafin
Gliseryn huknah
Minyak zaitun
Minyak orang-aring
Softaman
Taff
Aceton
Alkohol swab
Anios
Kapur barus-bagus
Jely-EKG
Yod benzene
Bethadine gurgle
Buffer Formalin
Porstex
Rinso
Baygon spray
Clear pembersih kaca
Anios DDSH Spray
Surfanios
Renalin 4 %
Paraffin oil
Creolin
129
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Softaman
Handsoap yuri
Sunlight cair
H2O2 4%
Chlorhexidin 2 %
Bethadin
Brounoderm spray
Cuka-Asam Asetat
Bayclin 5.25%
Glade
Bagus-kapur barus
Veem bubuk
Alkohol 70%
Alkohol swab
Iod banzine
Jelly EKG
Sabun batangan lifebuoy
Axi-pel
Bicarbonat
Acid -cairan dialisat
PENATALAKSAN
AAN
1. Pengelolaan B3: Pengadaan-Penyimpanan di gudang-Distribusi (transportasi)Penyimpanan di unit pelayanan-Pemakaian B3 dan alur pengelolaan limbah
berbahaya
a. Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 di unit pelayanan
sesuai dengan etentuan RS
b. Penyimpanan di gudang:
1) Bahan mudah terbakar seperti alcohol , ditempatkan pada area yg jauh dari
panas
130
2)
3)
2.
131
5.
No
Warna
Kontainer/
Kantong
Plastik
Merah
Lamban
g
penanganan
Keterangan
Radioaktif
Sangat
infeksius dari
ruang
menular
Kuning
Limbah
infeksius,
patologi dan
anatomi
Kuning
4
5
Sitotoksis
Limbah
kimia
dan farmasi
Ungu
Coklat
132
KOORDINASI DAN
KEWENANG
Nutama mela ui direktur umum dan operasional menerima laporan dari
1. Direktur
Ka
Bag
Umum
dengan pengendalian
berkoordinasi B3
dengan
Ka IPSMNP
dan tim
pelaksanaan
progra
dan limbah
berbahaya,
yangK3RS
selanjutnya
memberikan dukungan untuk memfasilitasi kelanjutan program dari
segi
maupun
2. pembiayaan
kebijakan
Ka Bag Umum dan Ka IPMNP melakukan pengelolaan terhadap B3 dan
3. limbah
berbahaya dengan berkoordinasi dg tim K3RS
Staf yang bertanggungjawab terhadap penggunaan B3 dan limbah berbahaya ini
PROGRAM REVIEW DAN
EVALUASI
1. Ka Bag umum menyusun program monitoring terhadap pengelolaan B3 dan
limbah
rumah
2. berbahaya
sakit
Program monitoring menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan
3.
Fasilitas dan keselamatan RS
4.
Menyusun
perencanaan
dari
hasil
monitoring
Menyusun laporan perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis dan
rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan B3 dan limbah yang aman bagi
5. lingkungan dan staf serta pasien dan pengunjung. Laporan yang dibuat secara rutin
setiap 6 bulan sekali kepada Direktur Utama.
Hospital Hazardous and Waste Management Plan ini dievaluasi setiap 2 tahun
PROGRAM
PENDIDIKAN
1. Setiap pegawai baru di berikan informasi tentang penatalaksanaan B3 dan limbah
berbahaya
2. Staf terkait diinformasikan sedikitnya 2 tahun sekali program penatalaksanaan B3
dan limbah berbahaya dan melakukan review terhadap penggunaan MSDS
3. Staf yang terlibat mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan B3 dan limbah
berbahaya.
I.
133
2.
3.
4.
5.
6.
II.
Oleh Fenol :
Jika tertelan, sebera minum susu, lakukan bilas lambung dengan menggunakan
oleum olivarum
Oleh H2O2 dan Formalin :
Pada bagian tubuh yang terkena segera cuci dan bilas dengan air mengalir
Oleh N2O :
Segera bersihkan tubuh korban, berikan oksigen dan prednisone dosis tinggi
Oleh asam dan Basa kuat, seperti : HCL, H2So4, dann NaOH
Jika tertelan, berikan minum susu , apabila bahan terminum dalam konsentrasi
pekat tidak boleh dilakukan bilas lambung
Bila pertolongan pertama belum tuntas segera kirim ke IRD untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut
III.
IV.
134
1.
2.
3.
4.
5.
V.
Setiap jenis bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akan diadakan adalahj yang
sudah terdaftar pada Direktorat Jendral Pengawasa Obat dan Makanan Kementrian
Kesehatan RI. Oleh distributor, importer atau Produsen dengan bukti pendaftaran.
Bahan berbahaya dan beracun (B3)myang diadakan harus sudah diberi wadah,
dikemas dengan baik dan aman
Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandan yang meliputi : nama
sediaan atau nama dagang, nama bahan aktif, isi berat netto, kaliomat peringatan,
tanda dan symbol berbahaya.
Penandaan pada wadah atau kemasan harus jelas dan mudah dibaca, tidak
mudah
luntur oleh sinar maupun cuaca
Pihak penyedia bahan berbahaya dan beracun harus membuat Material Safety
Data Sheet (MSDS) yaitu berupa
berupa mlembar data pengaman yang
membuat informasi dari pabrik tentang sifat khusus (fisika maupun kimia) dari
bahan,
cara penyimpanan, resiko dan cara penanggulangan bila terjadi
kontaminasi.
135
VI.
tentang
kesehatan
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah bahan
Berbahaya dan Beracun
3.
(B3)
Undang undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Pelindungan Pengelolaan
4. Lingkungan
Hidup
Keputrusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang
5. Pedoman Pelaksanaan Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
6. Pemantauan Lingkugan (UPL)
Penerapan
K3
RS
di
RSUP
Sanglah
Denpasar,
SK.
No.
Prosedur :
1. Ambil kit untuk penanganan tumpahan merkuri yang berisi perlengkapan seperti :
a.
4-5 pcs plastic
b.
Kantong plastic sampah tebal warna ungu (citotoksik)
Sarung tangan latex
c.
Masker
d.
Spuite besar tanpa jarum
e.
Senter
f. g.
Bubuk beleran
h.
Spidol untuk menulis /labeling
i. j.
Wadah kecil dengan penutup untuk wadah merkuri
k.
Spon karet
l.
Paper towel
Tissue gulung
2.
2.
3.
4.
5.
Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi
paparan atau kontaminasi
Isolasi area yang terkontaminasi Mercuri dan matikan sistem ventilasi dalam
ruangan untuk menghidari penyebaran merkuri
Ambillah secara hati-hati jika terdapat pecahan kaca atau benda tajam pada
tumpahan
tersebut
Tempatkan semua pecahan tersebut pada lembaran Tissue Gulung, kemudian
lipat
dan masukkan kedalam plastic zip lock, amankan dengan diberi
label
Gunakan alat pembersih spons karet untuk mengumpulkan merkuri, sapukan
dengan gerakan searah perlahan-lahan agar merkuri tidak menyebar, kemudian
136
6.
7.
8.
9.
137
C.
PENATALAKSANAAN KEDARURATAN/
BENCANA
TUJUAN
:
Memastikan kesiapan rumah sakit dan merespon secra efektif kejadian bencana yang ada
baik
bencana internal maupun external
RUANG
LINGKUP
2. Menentukan jenis bencana, kemungkinan terjadinya, konsekuensi bahaya/
ancaman/ kejadian
3. Menentukan peran rumah sakit dalam keadaan bencana tersebut
4. Menentukan strategi komunikasi saat bencana terjadi
5. Mengelola sumber daya baik yang dimiliki rumah sakit maupun
mengaktifkan
bantuan external (suber daya alternative)
6.
Pengelolaan kegiatan klinik dan penyiapan ruangan perawatan korban
7.
Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab staf selama kejadian
8. Mengalihkan penugasan staf yang tidak sesuai dengan kompetensinya saat
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Kedaruratan/ bencana mengacu pada Pedoman Penanggulangan Bencana di
Rumah Sakit tahun 2012 (SK Dirut no: HK. 03.05/SK.IV.D.23/1056/2012)
1.
Jenis Bencana
Kemungkina
n
terjadi
Konsekuensi
INTERNAL
Ledakan tabung gas
Keracunan gas
Keracunanan
makanan
Kebakaran
sering
Gempa bumi
Sering
138
2.
Sangat jarang
Ledakan Bom
EKSTERNAL
Gempa bumi
Ledakan
jarang
Kecelakaan lalu
lintas/musibah
masal
sering
Keracunan
makanan
sering
Wabah penyakit
sering
Tsunami
Belum ada
Banjir
Sering
sering
Ambulance tersedia sejumlah 7 buah, untuk membantu pelaksanaan transportasievakuasi pasien dari area kejadian baik internal maupun external RS ke unit yang dituju.
Ambulan dan fasilitas didalamnya dilakukan inspeksi setiap bulan, dan control terhadap
fungsi ambulan serta ketersediaan fasilitas dikontrol oleh coordinator setiap hari.
139
SPO
MUSIBAH
MASAL
EKSTERNAL
Kebijakan :
RSUP Sanglah Denpasar sebagai rumah sakit pusat rujukan sangat memungkinkan
untuk menerima korban musibah masal/bencana eksternal maupun memberikan
bantuan terhadap korban bencana keluar rumah sakit (di tempat bencana) di Bali
maupun di luar Bali
Prosedur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
140
II.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
SEGI EMPAT HIJAU. Pasien yang masih bisa mobilidasi dan sedikit
memerlukan bantuan, saat evakuasi dapat mandiri sesuai arah petunjuk
evakuasi
SEGI EMPAT BIRU. Pasien tidak dapat mobilisasi, saat evakuasi
memerlukan
alat bantu berupa kasur,linen,selimut,korsi roda dll
SEGI EMPAT UNGU. Pasien yang menggunakan support yang tinggi
dan harapan hidupnya besar.saat evakuasi diperlukan instruksi dan
menggunakan fasilitas beds dan strtcher.
SEGI EMPAT PUTIH. Pasien tidak mempunyai harapan hidup, saat
dievakuasi
141
Prosedur :
1. Petugas pengendali api yang berada di ruangan/dilantai bersangkutan
menghubungi pusat pengendali informasi emergency pesawat 333 bahwa ada
kode
2. merah dan atau kode
orange
Pusat pengendali komunikasi emergency setelah mendapat informasi adanya kode
merah dan atau kede orange maka melakukan pengumuman ada situasi kode
3. merah dan kode orange sebanyak 3 kali dan menyebutkan lokasi kejadian.
Pusat komunikasi membangun komunikasi emergency dengan pemadam
kebakaran (BPGD Kota) bahwa ada kode merah di rumah sakit sanglah dengan
memberikan informasi cara masuk ke lokasi kode merah dengan mengacu peta
4. alur mobile keluar masuk
Proses pemadaman api dibawah kendali koordinator api (merah), bila tim
pengendali api pusat (pemadam kebakaran) telah tiba maka pengendalian dibawah
tim pusat.
5.
Personal/tenaga bantuan yang memberi bantuan pertolongan mengikuti perintah
dari masing-masing koordinator (merah,kuning, putih dan biru) sesuai dengan
pertolongan dalam h l apa yang akan dilakukan.
6. Bila diperlukan evakuasi, trias evakuasi mengacu ke kebijakan yang ada.
III.
SPO
EVAKUASI
INTERNAL
Kebijakan :
Setiap pasien yang dirawat di ruang perawatan diberi tanda (warna) sesuai
kegawatannya dan prognosisnya. Penandaan ini sebagai dasar acuan melaksanakan
triase ketika diperlukan evakuasi pasien. Tanda diberikan pada pasien oleh petugas
ruangan. Penandaan/sign criteria evakuasi yang disepakati di Rumah Sakit Sanglah
adalah sebagai berikut:
1.
SEGI EMPAT HIJAU, adalah untuk pasien yang masih bias dimobilisasi dan
sedikit
2. memerlukan bantuan, saat evakuasi dapat mandiri sesuai arah petunjuk evakuasi.
SEGI EMPAT BIRU. Pasien tidak dapat mobilisasi, saat evakuasi memerlukan
alat bantu berupa kasur, linen, selimut, korsi roda, dan lain-lain.
3.
SEGI EMPAT UNGU. Pasien yang menggunakan support yang tinggi dan
harapan hidupnya besar. Saat evakuasi diperlukan instruksi dan menggunakan
fasilitas beds dan stretcher.
4. SEGI EMPAT PUTIH. Pasien tidak mempunyai harapan hidup, saat
dievakuasi
dengan beds
stretcher.
Di Rumah
Sakit dan
Sanglah
ditetapkan beberapa titik aman berkumpul yang merupakan
areal bebas dan luas yang ada di sekitar gedung perawatan dan disertai petunjuk arah,
yang dikelompokkan menjadi:
142
1.
2.
3.
4.
5.
Area barat, meliputi taman sebelah timur Gedung Hangsoka, area parker barat, dan
IBS.
Area timur, meliputri lapangan parker utara kamadhuk dan lapangan IRD.
Area tengah, meliputi area parker timur lobby rumah sakit.
Area utara, meliputi parker timur pura sampai gedfung IPSRS.
Area selatan, meliputi taman antara gedung Lely dan IRIT dan area arker selatan
gedung Mawar dan Lely
Prosedur :
1. Dilakukan evakuasi oleh petugas dan penolong menggacu triage oleh
2. koordinator.
3. Petugas yang melakukan evakuasi mengikuti intruksi koordinator.
Evakuasi mengikuti petunjuk arah evakuasi.
143
D.
PENATALAKSANAAN
TUJUAKEBAKARAN
N
Pencegahan terjadinya kebakaran di rumah sakit dan memastikan penghuni rumah sakit
selamat dan aman dari resiko adanya cedera maupun kemungkinan kehilangan nyawa saat
terjadinya kebakaran
RUANG
LINGKUP
1. Pencegahan risiko kebakaran
2. Pengaturan konstruksi bangunan untuk mencegah kebakaran
3. Akses keluar saat terjadi kebakaran
4. Sistem peringatan dini/ deteksi dini
5. Mekanisme pemadaman api
6. Evakuasi pasien
PENATALAKSAN
AAN 1. Pencegahan risiko kebakaran
b.
Bahan yang mudah terbakar seperti tabung gas ditempatkan pada area
yang
aman dari api/ panas, dengan penempatan yang diatur sedemikian rupa dan
terfikasasi baik untuk mencegah jatuhnya tabung, serta akses masuk dibatasi
(pintu masuk t rkunci).
c.
Pasien/ keluarga pasien dilarang untuk menghidupkan dupa/ merokok di
ruang perawatan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan
adanya api dan adanya gas yang ada di ruang perawatan (gas O2)
2. Larangan merokok di areal RS. Kebijakan larangan merokok di seluruh area
rumah
sakit kepada staf, pasien/ keluarganya dan pengunjung, dan di tiap akses masuk ke
rumag sakit dipasang poster larangan merokok sebagai informasi pada staf, pasien
dan pengunjung rumah sakit.
3.
Pengaturan Konstruksi bangunan
Bahan bangunan yang digunakan pada proyek pembangunan di rumah sakit
menggunakan bahan
yang
dominan tidak
menyebabkan kebakaran
seperti penggunaan bahan dinding dari kayu tidak dianjurkan. Demikian pula
bahan atap tradisional Bali tidak dianjurkan (bahan ijuk). Bangunan tambahan
untuk unit bisnis di dalam lingkungan rumah sakit merupakan bangunan permanen
yang tidak terbuat dari papan/ triplek
4. Akses keluar dan area berkumpul saat kebakaran
a.
b.
c.
Seluruh pintu keluar dari dalam unit pelayanan diberi tanda EXIT, dimana
pintu darurat tersedia di semua unit pelayanan dan perkantoran untuk
keadaan darurat.
Semua area di sekitar pintu keluar merupakan area bebas yang tidak
dihalangi oleh tumpukan barang maupun terhalang meubel dan fasilitas lain.
Tanda-tanda menuju area berkumpul terpasang pada area strategis
yang menuju kearah area berkumpul dan dapat dilihat dari semua area
keluar dari tiap unit pelayanan maupun perkantoran
144
d.
5.
6.
Area berkumpul di Area BARAT; .di taman antara gedung angsoka dan
ruang
perawatan bakung, area parkir barat dan depan IBS. TIMUR: di parkir
kamadhuk. TENGAH: area parkir tengah di depan gedung sanjiwani.
UTARA: area parkir di sebelah timur pura sampai di utara gedung IPSMNP.
SELATAN: berada di taman antara ruangan lely dan gedung IRIT dan
area parker di utara lely dan mawar.
Sistem peringatan dini/ deteksi dini
Sistem deteksi dini dilakukan dengan pemasangan smoke detector pada bangunan
baru di tahun ini. Gedung yang belum memiliki smoke detector akan dilakukan
patroli kebakaran oleh petugas keamanan rumah sakit setiap harinya dengan
berkeliling RS untuk mengidentifikasi risiko kebakaran.
Mekanisme
pemadaman api
a.
APAR di pasang di seluruh gedung perawatan di tiap jarak 15 meter,
atau
ditempatkan sesuai kebutuhan dan dipasang berjarak minimal 15 cm dari
atas lantai sehingga memudahkan untuk dijangkau
a.
Fire hydran ditempatkan di gedung-gedung tertentu untuk mengcover area
tertentu seperti: di Ruang Angsoka di setiap lantainya ada fire hydrant untuk
melingkup wilayah gedung Angsoka. Di luar gedung angsoka terdapat 1
buah hydrant untuk mengcover kebakaran di area gedung angsoka,
CSSD, Gudang,`dan gedung sekitarnya.
Di Ruang Flamboyan untuk
melingkup wilayah gedung Flamboyan dan di belakang ruang mahotama
dan di tiap lantai untuk melingkupi gedung Mahotama. Di belakang
gedung wing dan diantara wing dan kamadhuk untuk mengcover gedung
wing dan gedung kamaduk. Di lt 2 IRD terdapat 2 fire hydrant dan 2
buah di lantai 1 untuk mewilayahi area gedung IRD. Perlu diidentifikasi
lagi kebutuhan akan fire hydran di seluruh area RS
Prosedur pemadaman
api
b.
(SOP)
Bila ada asap/kebakaran, petugas yang pertama kali menemukannya
menghubungi pusat pengendali informasi emergenci di pesawat 333,
secara pararel petugas tersebut memberikan informasi ke rekan kerja ada
situasi red code,Petugas yang bertanggung jawab dalam sistem red code
mengambil peran masing2 dengan menggunakan identitas berupa helm
sebagai berukut :
Hel
Merah m
Biru
Putih
145
dokumen
Penanggung jawab
fasilitas medis
Kuning
KOORDINASI DAN
KEWENANG
1. KepalaN
instalasi Keamanan dan ketertiban rumah sakit bertanggung jawab untuk
mengkoordinir saat terjadinya kebakaran
2. Melaporkan kegiatan inspeksi pencegahan terhadap risiko kebakaran dan
kesiapan alat/ fasilitas untuk menangani kebakaran kepada direktur umum dan
operasional setiap 6 bulan
Koordinator membuat dokumentasi dan
laporan pengujian/ simulasi
3.
penanganan
kebakaran setiap tahun
PROGRAM REVIEW DAN
EVALUASI
1. Koordinator membuat program inspeksi ketersediaan dan kesiapan alat
deteksi
dini dan fasilitas pemadaman api, yang dilakukan setiap bulan yang dibuktikan
dengan
dokumentasi
hasil
2.
inspeksi
Disusunnya program untuk memastikan penghuni rumah sakit aman saat
terjadinya kebakaran, program disusun dari hasil inspeksi termasuk program
3. pemeliharaan alat penanganan kebakaran
Dilakukan pengujian/ simulasi prosedur penanganan kebakaran setahun sekali
yang diikuti oleh seluruh staf RS, termasuk pengujian pada prosedur evakuasi
pasien
PROGRAM
PENDIDIKAN
1. Semua staf rumah sakit mendapatkan pelatihan pencegahan dan penanganan
kebakaran, dan direview setiap tahun.
2. Semua staf mampu mendemonstrasikan cara penanggulangan kebakaran
3. Semua pegawai baru dan mahasisiwa praktek mendapatkan pelatihan maupun
orientasi pencegahan dan penanganan kebakaran
E.
PENATALAKSANAAN
PERALATAN
MEDIS
TUJUAN
:
Untuk memastikan peralatan yang dipergunakan oleh pasien dalam keadaan aman, selalu
tersedia dan siap pakai, akurat, dan dapat dijangkau.
RUANG
LINGKUP
Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012
146
1.
2.
3.
4.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan peralatan medis di rumah sakit berkaitan dengan kebijakan dan prosedur
mulai dari pengadaan, inspeksi, dan pemeliharaan.
1.
2.
3.
4.
5.
Inventarisasi alat Medis (mengacu pada daftar inventaris alat medis IPSMNP)
Rumah sakit melakukan
inspeksi setiap bulan
untuk mengetahui
perkembangan kondisi peralatan tersebut. Hasil inspeksi berupa data yang akan
digunakan untuk perencanaan perbaikan dan juga perencanaan kebutuhan rumah
sakit
Melakukan inspeksi dan
pengujian untuk setiap alat baru
selanjutnya
disesuaikan dengan aturan pabrik atau perencanaan rumah sakit, yang dilengkapi
dengan data hasil inspeksi dan pengujian serta dibuatkan rekomendasinya.
Dilakukan pemeliharaan terhadap peralatan tersebut sebagai tindakan
pencegahan terhadap peralatan tersebut dari kerusakan ataupun masalah kecil yang
berdampak pada ketidakamanan alat saat digunakan pada pasien. Jadwal
pemeliharaan selalu ditepati oleh petugas. Semua
bukti
pemeliharaan alat
tercatat dan di buatkan rekomendasi untuk peralatan tersebut selalu aman dan
siap pakai
Untuk alat yang rusak namun tidak mungkin diperbaiki, rumah sakit menarik alat
tersebut dari penggunaannya untuk selanjutnya dilakukan suatu proses sesuai
ketentuan yang berlaku untuk pemusnahan maupun pengeluaran alat tersebut dari
RS
Produk/ peralatan yang ditarik dari peredaran
Rumah sakit mengel arkan suat edaran untuk informasi bila ada alat yang
ditarik oleh pabrik/ pemasok ke seluruh unit
pelayanan pasien dan
informasi pemberhentian pemakaian pada alat tersebut. Selanjutnya kepala
IPSMNP akan melaporkan kepada direktur umum dan operasional untuk
penarikan alat tsb dari unit pelayanan. Alat- lat yang sudah ditarik akan dilaporkan
oleh direktur utama ke Pabrik/ pemasuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
KOORDINASI DAN
KEWENANG N
Intelectual Right of Sanglah Hospital 2012
147
1.
2.
3.
4.
Evaluasi berupa pendidikan dan ujian untuk mengoperasikan alat dilakukan setiap
2 tahun.
Pendidikan kalibrasi
148
F.
PENATALAKSANAAN
SISTEM
UTILITAS
Tujuan berikut ini untuk memastikan keselamatan fisik pasien, pengunjung, dan staf;
dan mencegah kehilangan kepemilikan, gangguan kesehatan mapun keselamatan
mereka :
1. Secara efektif mengelola risiko pada sistim utilitas dengan menggunakan
kemampuan terbaik rumah sakit.
2. Mengoptimalkan sumber-sumber dengan pengelolaan sistem utilitas secara
efisien
dan pengelolaan lifecycle dari alat-alat tersebut
3. Meningkatkan kemampuan staf dengan pendidikan pelatihan
sistem
mengenai
yang efektifkesel matan pasien dengan menyiapkan lingkunga fisik rumah
4. utilitas
Meningkatkan
sakit yang aman
RUANG
LINGKUP
1. Distribusi listrik dan emergency power ( Genzet)
2. Distribusi Air Bersih
3. Ventilasi dan Air Conditioner
4. Plumbing (system air kotor)
5. Gas medis
6. Lift dan Pneumatic Tube
7. Sistem komunikasi (nurse call, computer,
8. telephone)
Medical Air compressor
9.
Medical and surgical vacuum system
INVENTARISASI SISTEM
UTILITAS
No Sistem Utilitas
1
Listrik
Jenis Alat
PLN
Lokasi
Seluruh area RS
Area Suplay
Seluruh area
rumah sakit
Seluruh RS
IRD
Seluruh IRD
Genzet Wing
Wing
Seluruh unit di
wing
(500 KVA)
149
Air
PAM,
Sumur BOR
Seluruh bangunan
rumah sakit
-Selatan angsoka
- ugd
Untuk seluruh
RS
- Wing
Seluruh UGD
Seluruh Wing
Pendingin
AC
Negative Presure
Air
Exhause fan
Ruang Flu
Burung (6
buah)
Positive Presure
Air
Exhause fan
Seluruh kamar
operasi
Gudang Medis,
Hyperbaric chamber,
Ruang gas wing,
Ruang gas IRD,
Gudang gas IBS, Utara
IRIT, Utara Nusa
Indah, Cempaka bayi,
Belakang ruang
flamboyant, di timur
ruang Ratna
Seluruh unit
pelayanan
150
O2 Liquid Tank
Lift
Lift
Seluruh unit
pelayanan
Wing, IRJ, Angsoka,
mahotama
Nurse Call
Nurse call
IRNA A, MS
IRNA A, MS
Computer
Computer
Seluruh area RS
Seluruh area
Rs
10
Telephone
Area
Perkantoran
dan pelayanan
11
Medical air
compressor
Kamar operasi:
IBS, UGD, IRIT,
wing.
- nusa indah
- nusa indah
12
Medical and
surgical
vacuum
sistem
Kamar operasi:
IBS, UGD, IRIT,
Nagasari,
Gandasturi,
Nusa Indah
PENATALAKSAN
AAN
1. Air minum tersedia setiap waktu (24 jam), yang dipastikan ketersediaanya baik
melalui sumber air pemerintah (PDAM), maupun sumber air minum alternative
(sumur) yang tersedia di rumah sakit. Kualitas air dipantau setiap bulan disertai
hasil yang didokumentasi untuk memastikan keamanan air yang digunakan oleh
rumah sakit. Dilakukan uji terhadap kesiapan air alternative sebagai pengganti
sumber air regular sekali dalam setahun oleh petugas yang bertanggung jawab pada
instalasi laboratorium Klinik-bagian Kesehatan Lingkungan. Akses Ground water
151
thank dilindungi dengan trail terkunci untuk mengcegah terjadinya bahaya yang
ditimbulkan oleh factor kesengajaan, seperti di masukkan bahan beracun.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
IDENTIFIKASI RISIKOKEDARURATAN
Risiko yang mungkin terjadi bila adanya kegagalanpada sistim utilitas yang ada, sehingga perlu
dilakukan uji terhadap backup dari setiap sistim yang adanya, utamanya di area berisiko
No Jenis Kegagalan
Sistem Utilitas
Alternatif Tindakan
Listrik
Air mati/
terkontaminasi dari
salah satu sumber
AC
152
Kamar operasi
Gas medis
Lift
Pneumatic Tube
IRD
Manual
Nurse call
Sesuai lokasi
Telp ruangan
Computer
Sesuai lokasi
Manual
10
Telephone
Sesuai lokasi
HP dan HT
11
Medical air
compressor
Pakai cadangan
12
Pakai yg portable
KOORDINASI DAN
KEWENANG N
1. Ka IPSMNP dan Ka IPSPGS sebagai koordinator bertanggung jawab sesuai
dengan
2. uraian tugasnya pada sistem utilitas RS
Koordinator menginformadikan ke unit pelayanan bila terjadinya kegagalan
pada suatu sistim utilitas serta melakukan upaya alternative segera untuk
berlangsungnya proses pelayanan
3.
Koordinator melakukan koordinasi dengan produsen/ pemasok untuk proses
pemeliharaan dan preventif pada system utilitas rumah
4. sakit
Koordinator melakukan koodinasi dengan Ka Bagian Umum untuk proses
inspeksi
rekomendas
kepada
direktur
umum
dan
operasional
i
153
I.
SPO PEDOMAN
IPAL
Kebijakan
: fasilitas pengolahan limbah ( IPAL ) dan peralatan yang memadai
1. Tersedia
2. Seluruh air buangan yang dihasilkan dalam kegiatan pelayanan kesehatan
disalurkan ke IPAL
3. Saluran IPAL memiliki kemiringan yang baik sehingga air mengalir lancar
4. Tenaga pemelihara IPAL mempunyai kemampuan yang memadai ( terampil
5. ) Pemeriksaan secara berkala kwalitas air buangan ( Out put )
6. Kep. Menkes. RI. No. : 1204 / Menkes. / SK / X / 2004 tentang
Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Prosedur :
1. Periksa dan cek panel kontrol dan swicth monitoring masing masing pompa
2. Periksa dan bersihkan bak screening dari sampah dan lemak yang ada
3. Periksa semburan blower kompresor pada bak Equalisasi
4. Periksa bak pengendap lumpur ( lumpur aktif ) dan buka ceck valve untuk
mengeringkan lumpur ke bak pengering lumpur
Periksa dan bersihkan bak Biodetox dari lumut dan kotoran lainnya.
5.
154
6.
II.
kapasitas cukup
kualitas arus, tegangan, dan frekwensi baik
kehandalan penyaluran tinggi
kesinambungan sumber listrik
keamanan dan keselamatan penggunaan
terjamin
Sistem dan Kehandalan Listrik :
1. Suplai kelistrikan berasal dari PLN ( jaringan tegangan menengah/ TM atau jaringan
tegangan rendah/ TR )
2. Sumber cadangan da at berupa Generator Set, No Break Set (NBS),
Uninterrruptible
Power Supply (UPS), Pembangkit Tenaga Surya (Foto
3.
Voltaic)
Penggunaan peralatan penyaluran listrik yang memenuhi standar SNI bidang
kelistrikan, mulai dari peralatan gardu RS (panel TM, panel TR, transformer, dan
4. kabel
Panel Distribusi :
1. Kapasitas panel harus mampu menampung minimal 1,5 kali beban terpasang
2. Jumlah cadangan pemutus arus pada panel distribusi minimal sama jumlahnya
dengan pemutus arus yang dibutuhkan pada awal penggunaan gedung
Sumber Daya Listrik :
1. Sumber daya listrik PLN sebagai sumber daya listrik utama
155
2.
3.
III.
Sumber daya listrik Generator Set sebagai sumber saya listrik cadangan ( bila daya
listrik PLN mengalami gangguan atau tidak dipakai )
Sumber daya listrik No Break Set untuk mengatasi adanya selang waktu dari
terputusnya suplai listrik utama sampai berfungsinya Genset secara penuh.
156
IV.
SPO PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR
Kebijakan :
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
2. Sakit
Peraturan Gubernur ali No. 08 Tahun 2007 tentang Standar Baku Mutu
Lingkungan
3.
4. Undang Undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang B3
Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
5.
Tersedia sarana dan fasilitas pengelolaan limbah cair
6.
Ada formulir / buku pemantauan pengelolaan limbah
Prosedur :
Prosedur Kerja Limbah Cair :
1. Limbah cair yang dih silkan tiap unit pelayanan disalurkan melalui saluran IPAL
yang tertutup termasuk resapan dari septik tank, terpisah dengan jalur
pembuangan air hujan
2. Pengumpulan limbah cair B3 harus menggunakan Kontainer yang kuat dan
tidak
mudah dibuka orang yang tidak bertanggung jawab dan diberi label
3.
Limbah yang berasal dari Laboratorium didekontaminasi terlebih dahulu dan
air
4. sisa pembuangannya disalurkan ke saluran IPAL
a.
Tahan korosif dan kedap air
b.
Terdapat tanda atau label yang jelas
Mudah dipindahkan dan limbahnya tidak mudah dikeluarkan.
c.
Khusus Limbah Fixer dan Undeveloped bila tidak diolah setempat
a.
dapat menghubungi suplayer untuk program pengambilan kembali
untuk pengolahan lanjutan
Cairan sisa pengolahan lainnya dapat disalurkan ke saluran IPAL
d.
5. Limbah cair yang berasal dari Dapur ( Instalasi Gizi ) sebelum dibuang ke saluran
IPAL dipasang bak penangkap lemak
6. Dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air buangan sebelum olahan maupun
setelah proses pengolahan di IPAL out putnya secara berkala ( tiap 3 bulan sekali )
Saluran IPAL secara berkala dibersihkan agar aliran lancar dan bak bak control
7.
dibersihkan dari sampah secara periodik agar pompa pompa tidak rusak
Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian
8. kerja
157
V.
158