Anda di halaman 1dari 11

1.

Manfaat, Keuntungan dan Kelemahan Perencanaan Tingkat Puskesmas :


a. Manfaat Perencanaan Tingkat Puskesmas
Adapun manfaat perencanaan tingkat puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tujuan yang ingin dicapai Puskesmas dan cara mencapainya
2. Memudahkan dalam melakukan koordinasi antara berbagai unit kerja
Puskesmas
3. Memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif
& efisien
4. Memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban
5. Dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang ada
6. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada bulan lalu dan untuk
merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.

b. Keuntungan Perencanaan Tingkat Puskesmas


1. Meningkatkan focus dan fleksibilitas
2. Perencanaan puskesmas akan memunculkan berbagai macam kegiatan
puskesmas untuk mencapai tujuan puskesmas dan dapat dilakukan secara
teratur
3. Perencanaan puskesmas akan mengurangi atau menghilangkan jenis
pekerjaan yang tidak produktif
4. Perencanaan puskesmas memberikan landasan bagi fungsi – fungsi
manajemen lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan

c. Kelemahan Perencanaan Tingkat Puskesmas


1. Perencanaan puskesmas mempunyai keterbatasan mengukur informasi,data
dari fakta – fakta di masa yang akan datang
2. Program dan kegiatan puskesmas yang tercakup dalam perencanaan
mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
3. Perencanaan puskesmas cenderung menunda kegiatan
4. Perencanaan puskesmas memerlukan dana
5. Terdapat rencana puskesmas yang diikuti cara – cara yang tidak konsisten

2. Delphi Technique dan Delbecq Technique


a. Delphi Technique
1) Definisi
Teknik Delphi telah digambarkan sebagai sebuah metode untuk penataan
proses komunikasi kelompok agar dalam proses ini efektif yang memungkinkan
sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk menangani masalah yang
kompleks. Teknik Delphi adalah salah satu dari beberapa metode
peramalan/perkiraan.

2) Tujuan
Tujuan dari teknik Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan
konsensus masa depan dengan meminta pendapat para ahli, dan pada saat yang
sama menghilangkan masalah sering terjadi yaitu komunikasi tatap muka.
Sedangkan menurut Delbecq, Van de Ven dan Gustafson, teknik Delphi dapat
digunakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menentukan atau mengembangkan berbagai alternatif program yang


mungkin
2. Untuk menjelajahi atau mengekspos asumsi yang mendasari atau informasi
yang mengarah ke penilaian yang berbeda
3. Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus sebagai bagian
dari kelompok responden
4. Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup
berbagai disiplin, dan
5. Untuk mendidik kelompok responden mengenai aspek beragam dan saling
terkait dari topik.

3) Langkah-Langkah dalam Teknik Delphi


Langkah – langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah (Dermawan,2004):
1. Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan
masalah pokok yang hendak diselesaikan.
2. Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi, para ahli, mulai
dipilih.
3. Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun
luar organisasi, yang di anggap mengetahui dan menguasai dengan baik
permasalahan yang dihadapi.
4. Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan
alternatif solusi penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner
kepada pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir.
5. Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan
mengirimkan kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini.
6. Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil rangkuman,
menetapkan skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap
terbaik dan mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir
dalam periode waktu tertentu.
7. Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan
informasi yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan
satu alternatif solusi atau tindakan terbaik.
Sedangkan menurut Mansoer (1989:72) Ciri khas langkah-langkah proses teknik
Delphi adalah sebagai berikut:
1. Masalah diidentifikasikan dan melalui seperangkat pertanyaan yang disusun
cermat anggota kelompok diminta menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya
yang potensial.
2. Kuesioner pertama diisi oleh anggota secara terpisah dan bebas tanpa
mencantumkan nama.
3. Hasil kuesioner pertama dihimpun, dicatat dan diperbanyak dipusat (sekretariat
kelompok).
4. Setiap anggota dikirimi tembusan hasil rekaman.
5. Setelah meninjau hasil, para anggota ditanyai lagi tentang kesimpulan-
kesimpulan mereka. Hasil yang baru biasanya menggugah para anggota untuk
memberi kesimpulan baru, malah ada kalanya mereka mengubah sama sekali
kesimpulan pertama mereka.
6. Langkah ke-4 dan ke-5 ini diulangi sesering ia diperlukan,sampai tercapai satu
konsensus.

4) Proses Delphi

a. Mengembangkan Pertanyaan Delphi


Ini adalah kunci proses Delphi. Jika responden tidak memahami pertanyaan
awal yang luas yang merupakan fokus dari teknik Delphi, mereka dapat
menjawab dengan tidak tepat atau menjadi frustasi dan kehilangan minat.
Untuk ilustrasi langkah pertama ini, bayangkan pembuat keputusan sudah
meminta studi Delphi untuk mengevaluasi kegunaan dari Teknik Delphi di
dalam perencanaan program. Dalam ilustrasi ini, staff mungkin menemukan
bahwa pembuat keputusan yang pertama membicarakan tentang keinginan studi
Delphi dalam rangka mengidentifikasi area di mana Delphi dapat digunakan
sebagai suatu bantuan perencanaan. Setelah beberapa diskusi, bagaimanapun
juga, mungkin menjadi jelas bahwa pembuat keputusan telah memperoleh
informasi dengan baik tentang subjek ini dan perhatian yang riil, mereka
mendapatkan suatu gambaran yang seimbang menyangkut kelemahan dan
kekuatan Delphi sebagai alat untuk menaksir kebutuhan masyarakat dan
menetapkan prioritas. Jadi, penting untuk berhati-hati didalam merumuskan
pertanyaan Delphi.

b. Memilih dan menghubungi responden


Supaya terjadi partisipasi yang efektif dari responden, maka responden:
(1) Harus merasa secara pribadi terlibat dalam pengambilan keputusan;
(2) Mempunyai kesempatan untuk berbagi informasi;
(3) Memiliki motivasi untuk terlibat dalam menyelesaikan jadwal dan tugas
Delphi; dan
(4) Merasa bahwa dalam pengumpulan pendapat/pertimbangan dari responden
meliputi informasi dimana mereka juga ikut menilai dan mengakses
informasi.

c. Memilih ukuran contoh


Ukuran panel responden bisa berubah-ubah. Dengan suatu kelompok orang
yang homogen, 10-15 peserta mungkin cukup. Bagaimanapun, kasus di mana
berbagai kelompok referensi dilibatkan, beberapa ratus orang mungkin
mengambil bagian. Pengalaman menunjukkan bahwa apabila jumlah sampel
melebihi 30 orang, maka kelompok tidak akan efektif menghasilkan keputusan
yang diharapkan.

d. Mengembangkan Kuesioner 1 dan test


Kuesioner pertama dalam suatu Delphi mengijinkan peserta untuk menulis
jawaban tentang isu masalah besar. Keuntungan langkah ini meliputi:
a. Waktu cukup untuk berpikir dan refleksi
b. Menghindarkan pemusatan yang tak perlu pada gagasan tertentu
c. Menghindarkan kompetisi, tekanan status, dan penyesuaian issu.
d. Keuntungan dari masalah utama yang masih ada/tersisa.
e. Menghindarkan untuk memilih antara gagasan secara prematur (tetapi
unik ke Delphi).
f. Fleksibilitas dalam membiarkan peserta untuk menjawab pada waktu
yang sangat menyenangkan.
g. Tidak memerlukan waktu perjalanan.
h. Keadaan tanpa nama.

e. Analisa Kuesioner 1
Pada langkah ini dalam studi Delphi, kuesioner telah dikirim dan
dikembalikan oleh responden. Analisa dari kuesioner seharusnya
menghasilkan suatu ringkasan daftar identifikasi “item” dan membuat
komentar. Daftar seharusnya mencerminkan pendapat awal responden
mengenai variabel kunci, sekalipun cukup singkat untuk semua responden
dengan mudah meninjau ulang, mengkritik, mendukung, atau menentang.

f. Mengembangkan Kuesioner 2 dan test


Untuk mengembangkan kuesioner 2, maka dibutuhkan penjelasan yang
mudah dimengerti oleh responden. Kuesioner 2 disusun dari pernyataan-
pernyataan yag telah dikumpulkan pada kuesioner 1. Karena jawaban dari
responden pada kuesioner 1 beraneka raman, maka perlu disusun kalimat yang
lebih mudah dipahami yang mewakili pernyataan-pernyataan responden pada
kuesioner 1. Sebelum kuesioner 2 dikirim ke responden, maka perlu dilakukan
uji (pree test) terhadap kuesioner 2 dengan menggunakan responden diluar
responden yang sebenarnya.
g. Analisa Kuesioner 2
Analisa dari kuesioner 2 sebaiknya: (I) menghitung jumlah suara untuk
item; dan (2) meringkas komentar tentang materi di dalam suatu format yang
menimbulkan pemikiran/perhatian dan mudah untuk memahami.

h. Mengembangkan Kuesioner 3 dan test


Tujuan yang sebenarnya dari studi Delphi kita adalah untuk menghasilkan
konsensus atas issu-issu penting (Kuesioner 1). Kuesioner 2 berisikan
klarifikasi dari pernyataan-pernyataan responden yang teridentifikasi pada
kuesioner 1 dan mengetahui urutan (bobot) dari masing-masing pernyataan.
Pada kuesioner 3 yang diharapkan adalah meminta peserta untuk meninjau
ulang, menanggapi dan menyatakan pertimbangan individu mereka
menyangkut pentingnya masing-masing item.

i. Analisa kuesioner 3
Analisis kuesioner 3 mengikuti prosedur yang sama seperti analisis
kuesioner 2. Penelitian fakta sebaiknya diambil untuk memastikan kejelasan
dalam persiapan dalam statemen hasil akhir ini sedemikian sehingga individu
yang tidak mengambil bagian di dalam studi Delphi memahami kategori
ringkasan dan dapat mengutarakan.

j. Menyiapkan laporan akhir


Peserta dan anggota kelompok kerja sudah mempunyai banyak pekerjaan
dalam studi Delphi. Kedua-duanya berhak mendapat umpan balikk. Analisa
kuesioner 3 dapat digunakan sebagai suatu sarana parsial untuk umpan balik
itu. Bagaimanapun, suatu laporan akhir sebaiknya meringkas tujuan dan proses
seperti halnya hasil itu. Laporan akhir bisa juga meminjamkan hak kekuasaan
ke tindakan yang diambil oleh pembuat keputusan. Itu adalah, jika Delphi
digunakan dalam pengembangan dari agenda konferensi, adalah penting untuk
menulis suatu laporan ringkas untuk menunjukkan bagaimana Delphi
mempengaruhi konferensi itu sendiri. Jika Delphi digunakan untuk membuat
keputusan mengenai kebijakan, ini sebaiknya mungkin untuk mengembalikan
posisi kertas itu sewaktu dikembangkan atas dasar kuesioner 3. Dalam
beberapa kasus, penting bahwa peserta diberi suatu ringkasan menyangkut
hasil dari kuesioner 3 dalam rangka mencapai hasil akhir dari proses Delphi.

5) Kelebihan Metode Delphi


a. Hasil berdasarkan dari para ahli.
b. Anonimitas dan isolasi memungkinkan kebebasan yang maksimal dari aspek-
aspek negative dari interaksi sosial.
c. Opini yang diungkapkan para ahli luas, karena dari pendapat masing-masing
ahli.
6) Kekurangan Metode Delphi.
a. Biaya yang besar untuk mengundang para ahli.
b. Hasil berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi).
c. Tidak semua hasil berjalan sesuai prediksi.
d. Memakan waktu yang lama
Metode ini mengumpulkan pendapat dari para ahli yang paling berkualitas dan
pada saat yang sama mengeliminasi masalah (mendesak, rasa malu, pemikiran-
kelompok) pada kelompok.

7) Evaluasi Terhadap Teknik Evaluasi Delphi


Teknik evaluasi Delphi merupakan salah satu alat dari teknik evaluasi yang
digunakan dalam teknik evaluasi dengan pendekatan keputusan teoritis. Sedangkan
teori keputusan teoritis adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode
diskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggung-jawabkan dan
valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai
macam pelaku kebijakan. Perbedaan pokok antara evaluasi teoritis keputusan di satu
sisi, dan evaluasi semu dan evaluasi formal di sisi lainnya, adalah bahwa evaluasi
keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan
target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan. Ini berarti bahwa
tujuan dan target dari para pembuat kebijakan dan administrator merupakan salah satu
sumber nilai, karena semua pihak yang mempunyai andil dalam memformulasikan
dan mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan target
di mana kinerja nantinya akan di ukur.
Teori Delphi ini sangat baik untuk memecahkan masalah yang bersifat general,
dimana rencana kebijakan tersebut berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang tertentu.
Karena dari setiap ahli pada bidang tertentu akan dapat mengeluarkan aspirasinya
yang memiliki kemampuan dari segi yang didalaminya. Selain itu, metode ini tidak
memperhatikan nama dari ahli untuk mencegah pengaruh besar satu anggota terhadap
anggota yang lainnya, dan Masing – masing responden memiliki waktu yang cukup
untuk mempertimbangkan masing – masing bagian dan jika perlu melihat informasi
yang diperlukan untuk mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan social
psikologi.
Namun, teori ini juga mempunyai beberapa kekurangan yang juga harus
diperhatikan yaitu waktu yang akan dihabiskan dalam mengisi kuisioner akan cukup
lama, karena metode ini menggunakan pendapat para ahli yang berbeda-beda aspek
maka dikhawatirkan akan merepresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan
secara ilmiah dan cenderung berpikir hanya dari aspek yang terbaik baginya.

b. Delbecq

adalah metoda kualitatif dimana prioritas masalah penyakit ditentukan secara


kualitatif oleh panel expert.

Caranya sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang


perlu ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing
penyakit tersebut

Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan memberikan bobot


(yang merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0 sampai 10 dengan kriteria:

a. Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada
kemungkinan terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.

b. Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,


kecenderungannya dari waktu ke waktu.
c. Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah
baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah atau
dari masyarakat yang terkena masalah.

Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau


metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti tersediannya kebijakan/peraturan,
petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan sebagainnya.

Langkah-langkah Prioritas Masalah menurut Delbeq :

a. Tetapkan kriteria yang disepakati bersama oleh para pakar


b. Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)
c. Tentukan skor untuk tiap kriteria. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang
telah disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot
dan skor yang dipilih reratanya.
d. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing
masalah.
e. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya berdasarkan
jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.

3. Contoh Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas :


Adapun masalah yang terjadi yaitu :
1. Program imunisasi
2. Stunting
3. Kasus diabetes melitus
4. Kasus obesitas

a. Prioritas Masalah Dengan Teknik Scoring


Dalam penentuan prioritas masalah menggunakan metode PAHO (Pan American
Health Organization) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No. Masalah M S V C Skor
1. Program imunisasi 3 4 5 7 420
2. Stunting 5 8 7 4 1.120
3. Kasus diabetes melitus 10 9 8 10 7.200
4. Kasus obesitas 8 7 9 6 3.024
M xSxVxC
Keterangan :
M = Magnitudo
S = Severity
V = Vulnerability
C = Community Concern
Berdasarkan metode skoring di atas yang menjadi prioritas masalah adalah
Kasus Diabetes Melitus.

b. Program Yang Akan Dilaksanakan Untuk Mengatasi Masalah

Berdasarkan teknik skoring, maka prioritas masalah yang ada yaitu :

1. Kasus Diabetes Melitus


2. Kasus Obesitas
3. Stunting
4. Program Imunisasi

Maka program yang akan di laksanakan berdasarkan prioritas masala tersebut yaitu
masalah Kejadian Penyakit Campak, dimana dalam mengatasi masalah ada beberapa
program diantaranya :

1. Sosialisasi Mengurangi Konsumsi Rendah Gula


2. Melakukan Olahraga
3. Mengonsumsi Beras Merah
4. Mengonsumsi Sayur dan Buah
c. Rencana Pelaksanaan Dalam Bentuk Tabel

Tujuan & Sasaran Penanggung Rencana


No. Kegiatan Biaya Tempat Waktu Ket
Target Populasi Jawab Penilaian

Untuk
Sosialisasi mengurangi
Semua
Mengurangi jumlah
Dana Setiap Petugas masyarakat
1. Konsumsi penyebaran Masyarakat Puskesmas -
BOK hari Puskesmas memperoleh
Rendah Gula penyakit
informasi.
Diabetes
Melitus
Agar kadar Setiap
gula dalam Setiap masyarakat
Melakukan
tubuh dapat Dana mingu Petugas mengikuti
2. Olahraga Masyarakat Puskesmas -
berubah BOK satu Puskesmas senam pagi
menjadi kali setiap
energi minggu
Untuk
Semua
Mengonsumsi mengurangi
Dana Setiap Petugas masyarakat
3. Beras Merah kadar gula Masyarakat Puskesmas -
BOK hari Puskesmas memperoleh
yang
informasi.
dikonsumsi
Untuk
Mengonsumsi Semua
mengurangi
Sayur dan Dana Seti Petugas masyarakat
4. kadar gula Masyarakat Puskesmas -
Buah BOK hari Puskesmas memperoleh
yang
informasi.
dikonsumsi

Anda mungkin juga menyukai