Gear Box
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Tugas Perencanaan Mesin ini merupaan Tugas yang diberikan guna
melengkapi nilai tugas mahasiswa pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Induatri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, pada Jenjang Sarjana. Selain
itu bahwa dalam tugas ini berguna untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa Teknik Mesin terutama dibidang Teknik.
Dalam Perencanaan Mesin kali ini, mencoba mengangkat permasalahan
tentang Gearbox. Gearbox merupakan suatu komponen dari suatu mesin yang
berupa rumah untuk roda gigi. Komponen ini harus memiliki konstruksi yang
tepat agar dapat menempatkan poros-poros roda gigi pada sumbu yang benar
sehingga roda gigi dapat berputar dengan baik dengan sedikit mungkin
gesekan yang terjadi.
Selain harus memiliki konstruksi yang tepat, terdapat beberapa kriteria
yang harus dipenuhi oleh komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang
timbul akibat perputaran dan gesekan antar roda gigi.
Dari kesulitan konstruksi yang disyaratkan dan pemenuhan kriteria yang
dibutuhkan, maka kami bermaksud membuat produk tersebut sebagai objek
pembuatan Tugas Perencanaan Elemen Mesin. Pembuatan produk tersebut
dengan memperhatikan spesifikasi yang diinginkan.
sehingga
dapat
menerapkan
secara
langsung
dilapangan.
c.
kemampuan
mengembangkan
dan
akademik
yang
menciptakan
dapat
ilmu
menerapkan,
pengetahuan
dan
teknologi
serta
teknologi.
d.
Mengembangkan
ilmu
pengetahuan
dan
1.3.Batasan Masalah.
Karena dalam masalah perencanaan roda gigi adalah sangat luas,
menyangkut berbagai macam disiplin ilmu, maka dilakukan pembatasan
permasalahan. Permasalahan yang akan dibahas pada perencanaan elemen
mesin tentang roda gigi transmisi ini antara lain:
a. Perencanaan Roda Gigi.
b. Perencanaan Poros.
c. Perencanaan Pasak.
d. Perencanaan Bantalan.
e. Perencanaan Pelumasan.
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi tentag latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode
pengambilan data dan sistematika penulisan.
BAB II
: DASAR TEORI
Berisi tentang jenis-jenis roda gigi, rumus dasar roda gigi, poros, bahan dasar
poros, pasak, bantalan dan systempelumasan.
BAB III
BAB IV
Berisi
perhitungan
perencanaan
sistem
transmisi
perhitungan
BAB V
: PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Roda Gigi
Pada dasarnya sistem transmisi roda gigi merupakan pemindahan
gerakan putaran dari satu poros ke poros yang lain hampir terjadi disemua
mesin. Roda gigi merupakan salah satu yang terbaik antara sarana yang ada
untuk memindahkan suatu gerakan. Roda gigi dikelompokkan menurut letak
poros putaran atau berbentuk dari jalur gigi yang ada. Keuntungan dari
penggunaan sistem transmisi diantaranya :
1. Dapat dipakai untuk putaran tinggi maupun rendah
2. Kemungkinan terjadinya slip kecil
3. Tidak menimbulkan kebisingan
Adapun klasifikasi dari roda gigi antara lain :
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.5.
Screw Gear
Gambar 2.6.
2.2.
Hipoid Gear
(1)
Dimana :
P
= Diametral pitch
Nt
(2)
Dimana :
N1,n2
Nt1,Nt2
d1,d2
(in)
( 3)
2
Dimana :
C
(ft/mnt)
(4)
12
Dimana :
Vp
= kecepatan putaran
(5)
n
Dimana :
T
= daya motor
= putaran input
Gambar 2.7.
(6)
10
(7)
D
Gaya dinamis (Fd)
Fd = 600+Vp . Ft
(8)
600
Untuk 0 < Vp 2000 ft/menit
Fd = 1200+Vp .Fp
1200
Untuk 2000 < Vp 4000 ft/menit
Fd = 78+Vp.Ft
78
Untuk Vp > 4000 ft/min dimana Fw Fd dan Fb Fd
Dimana :
T
= Torsi (lbm)
= Putaran (rpm)
Ft
Fn
Fd
Fr
11
(9)
d1.Q K
Q= 2.d2
d1+d2
Dimana :
b
Fd
d1
= diameter pinion
d2
=diameter gear
= Faktor pembebanan
( 10 )
Kt.Kr
12
( 11 )
Kv.b.j
Dimana :
Sat
Kl
= Faktor umur
Kt
= Faktor temperature
Kr
= Faktor keamanan
Ko
Km
Kv
= Faktor dinamis
Y
P
( 12 )
Dimana :
Fb
= Gaya bending
So
= diameter pitch
= lebar gigi
13
d
2
2
2
2
AB r4 a4 r4 cos2 r4 sin r2 a2 r2 cos2 r2 sin ( 13 )
Sad
AB
. cos
( 14 )
Dimana :
AB
CR
= Kontak ratio
14
1
2
20
20 dipotong
25
Addendum (A)
1
P
1
P
0,8
P
1
P
Dedendum (b)
1,157
P
1,25
P
1
P
1,25
P
Tinggi gigi
2,157
P
2,25
P
1,8
P
2
P
2
P
2
P
1,6
P
2
P
Celah
0,157 b a
/
P c d
0,25
P
0, 2
P
0,25
P
14
Gambar 2.8.
2.2. Poros
Poros adalah suatu bagian stationer yang berputar, biasanya
berpenampang bulat, dimana terpasang elemen - elemen seperti roda gigi,
roda gila dan elemen pamindah daya lainnya. Poros dapat menerima beban
beban lentur, tarik, tekan atau putaran yang bekerja sendiri sendiri atau
15
Gambar 2.9.
shaf
b. Axle adalah poros yang tetap dan mekanismenya yang berputar pada
poros tersebut, juga berfungsi sebagai pendukung.
16
17
Poros Lurus
Adalah
sebatang logam
yang
berpenampang lingkaran
Poros Bintang
Adalah sebatang logam yang berpenampang lingakaran dan
terdapat sirip yang menyerupai bintang. Poros dihubungkan dengan
roda gigi tanpa menggunakan pasak.
Persamaan yang digunakan pada poros bintang :
a) Tegangan geser maksimum ( max )
max =
0,5 x Syp
Psi
N
18
= faktor keamanan
Syp
b) Diameter poros
d=
16 x MB 2 T 2
Syp
x 0,5 x
N
Dimana:
d
>> N = 1.5
19
>> N = 2.5
>> N = 4.5
20
21
22
h = Tinggi pasak.
A = Pasak.
b = Lebar pasak
B = Poros.
l = Panjang pasak.
2T
D
dimana T F
D
2
( 15 )
F
dimana A L.W
A
( 16)
23
Ss.W .L.D
2
( 17 )
N
N
( 18 )
4.T
L.W .D
( 19 )
4.T
Ssyp
L.W .D
N
( 20 )
4.T
Sc.W .D
( 21 )
2.T
Ssyp
L.W .D
N
( 22 )
24
2.T
Ss.W .D
( 23 )
25
Bantalan radial
Setiap arah beban yang ditumpu oleh bantalan ini
tegak lurus terhadap sumbu poros.
Bantalan aksial
Setiap arah beban yang ditumpu oleh bantalan itu
sejajar dengan sumbu poros.
Bantalan gelinding halus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang sejajar dan
tegak lurus terhadp poros.
26
6
C 10
L10 h x
P 60.n
( 23 )
27
( 24 )
dimana :
b
= Konstanta
= 3.0 ( untuk ball bearing )
= 10/3 ( untuk roll bearing )
= Faktor putaran
= 1 ( untuk ring dalam berputar )
= 1.2 ( untuk ring luar berputar )
L10h
= Beban dinamis ( lb )
= Beban ekuivalen ( lb )
Fs
Fr
= Beban radial ( lb )
Fa
= Beban aksial ( lb )
= Konstanta radial
= Konstanta aksial
= Putaran ( rpm )
2.5. Pelumasan
Dalam sistem transmisi pada mesin mesin yang bergerak,
diperlukan suatu sistem pelumasan guna mengurangi hubungan kontak dari
28
pelumasan
dalam
dunia
permesinan
dapat
percik
Minyak
dari
bak
penampung
29
Z t 0.22 S
( 25 )
t = - 0.0035 ( T 60 )
Dimana :
Z
= Absolute viscositas ( cp )
Kp
30
S1
r. f .n
c. p
( 26 )
Dimana :
S1
= Radial cleareance ( in )
ho
0.19
c
( 27 )
31
( 28 )
Tf .n
63000
( 29 )
Q
rf .c.n.l
( 30 )
Q.S
0.88
Q
( 31 )
32
33
BAB III
MEKANISME SISTEM TRANSMISI
3.1 Input Data
Data data yang diketahui :
- Daya putaran motor (N input)
= 30
HP
= 2400 rpm
= 600 rpm
= 1500 rpm
= 2400 rpm
= 1000 rpm
Asumsi
- C (JARAK POROS)
5 in
- Sudut tekan ( )
= 25
- Diameterial pitch
= 6 inchi
34
input
output
Keterangan Gambar :
SIMBOL
1,3,5,7
ARTI
Pinion
KETERANGAN
Roda gigi yang lebih kecil pada dua roda gigi yang
bersinggungan, disebut juga roda gigi penggerak.
2,4,6,8
Gear
Revers
a,b,c
Poros
Arah
Dan
putaran
Bantalan
35
36
37
38
BAB IV
PEMBAHASAN SISTEM TRANSMISI
Diketahui data-data sebagai berikut :
- Daya putaran motor (N input)
= 30
HP
= 2400 rpm
= 600 rpm
= 1500 rpm
= 2400 rpm
= 1000 rpm
Asumsi
- C (JARAK POROS)
5 in
- Sudut tekan ( )
= 25
- Diameterial pitch
= 6 inchi
39
: 30 Hp
Putaran Input
: 2400 Rpm
Putran Output
: 600 Rpm
Asumsi
Sudut kontak
: 25o
Jarak Poro
: 5
Diameter Pitch
: 6
a. Perbandingan Kecepatan
d
N 1 2400 d1
=4 1
d2
N2
600
d2
rV
d2
= 4 x d1
d1 d 2
2
5"
d1 4 d1
5 d1
2
2
10" = 5 d1 d1 = 2"
d2
= 10" x 2 = 8"
= P . d1
= 6 . 2 = 12 buah
Nt2
= 6 . 8 = 48 buah
0,25 0,25
= 0,042"
P
6
Working Depth
2 2
= 0,33"
P 6
40
Tinggi gigi
2,25 2,25
= 0,375"
.
P
6
Diameter adendum
d1 = d1 + 2 x
1
= 2 +2 x 0,17 = 2.34"
P
d2 = d2 + 2 x
1
= 8 + 2 x 0,17 = 8.34"
P
Diameter dedendum
d1 = d1 2 x
125
= 2 2 x 0.21 = 1.58"
P
d2 = d2 2 x
125
= 8 2 x 0.21 = 7.58"
P
. d1 N input
12
3,14 . 2 . 2400
= 1256 Ft/min
12
. d 2 N input
12
3,14 .8 . 2400
= 5024 Ft/min
12
Ndaya
n
T1 = 63.000
30
2400
= 787,5 lbin
T2 = 63000
30
600
=3150 lbin
41
Ft1
Ft2
N . 33.000
VP
30 x 33000
=788,21 lbin
1256
N . 33.000
VP
30 x 33000
=197.05 lbin (arahnya berlawanan)
5024
- Gaya normal
Fn1 =
Ft1
788,21
=
= 869,69 lb
Cos
Cos 25
Fn2 =
Ft 2
197,05
=
= 217.42 lb (arahnya berlawanan)
Cos
Cos 25
- Gaya radial
Fr1
Fr2
- Gaya Dinamis
Untuk 0< Vp <2000
Fd =
=
600 Vp
. Ft1
600
600 1256
. 788.21 = 2438.19 lb
600
Fd
2438.19
=
= 1.68 in
dp . Q . K
2 . 1,6 . 453
dimana :
Q =
2 xd 2
2.8
= 1,6
d1 d 2
2 8
9
13
b
p
p
42
SoxbxY
p
Ft x Ko x P x Kj x Km
Sat . Kl
< Tt
Kt . Kr
Kv x bx j
Dimana :
Ko = 1 (tabel 10-4)
Ks = 1 (spur gear)
Km = 1,3 (tabel 10-5)
J = 0.340 (untuk pinion)
Kv = 1
Kl = 1
Kt = 1 (temperatur pelumasan kurang dari 250 *F)
Kr = 1,33
Sat = 40000 (BHN 300) tabel 10-7
40.000 . 1
788,21. 1 . 6 . 1 . 1,3
>
1 . 1,68 . 0,335
1 . 1,33
30075,2 psi < 10924,01 psi (maka perencanaan roda gigi aman)
43
: 30 Hp
Putaran Input
: 2400 Rpm
Putran Output
: 1500 Rpm
Asumsi
Sudut kontak
: 25o
Jarak Poro
: 5
Diameter Pitch
: 6
a. Perbandingan Kecepatan
N4
1500 d 3
N3
2400 d 4
rV
d4
= 1.6 x d3
d3 d4
2
5"
d 3 1 .6 d 3 2 .6 d 3
2
2
= 1.6
d3
d4
44
= P . d1
= 6 . 3.84 = 23 buah
Nt4
= 6 . 6.16 = 37 buah
0,25 0,25
= 0,042"
P
6
Working Depth
2 2
= 0,33"
P 6
Tinggi gigi
2,25 2,25
= 0,375"
.
P
6
Diameter adendum
d3 = d3 + 2 x
1
= 3.84 +2 x 0,17 = 4.18"
P
d4 = d4 + 2 x
1
= 6.16 + 2 x 0,17 =6.5"
P
Diameter dedendum
d3 = d3 2 x
125
= 3.84 2 x 0.21 = 3.44"
P
d4 = d4 2 x
125
= 6.16 2 x 0.21 = 5,76"
P
. d 3 N input
12
3,14 . 3.84 . 2400
= 2411.52 Ft/min
12
. d 4 N input
12
3,14 . 6.16 . 2400
= 3868,48 Ft/min
12
45
Ndaya
n
T3 = 63.000
30
2400
= 787,5 lbin
T4 = 63000
30
1500
=1260 lbin
Ft4
N . 33.000
VP
30 x 33000
=410.52 lbin
2411.52
N . 33.000
VP
30 x 33000
=255.91 lbin (arahnya berlawanan)
3868.48
- Gaya normal
Fn3 =
Ft 3
410.52
=
= 450.95 lb
Cos
Cos 25
Fn4 =
Ft 4
255.91
=
= 282.36 lb (arahnya berlawanan)
Cos
Cos 25
- Gaya radial
Fr3
Fr4
- Gaya Dinamis
Untuk 0< Vp <2000
Fd =
=
600 Vp
. Ft1
600
600 2411,52
. 410,52 = 2060,48 lb
600
46
Fd
2060,48
=
= 1.80 in
dp . Q . K
3,84.1,23.242
dimana :
Q =
2 xd 4
2 . 6,16
= 1,23
d3 d4
3,84 6,16
9
13
b
p
p
SoxbxY
p
25000.1,8.0,39
= 2925 psi
6
Fb2 =
25000 .1,8.0,449
= 3367,5 psi
6
Ft x Ko x P x Kj x Km
Sat . Kl
< Tt
Kt . Kr
Kv x bx j
Dimana :
Ko = 1 (tabel 10-4)
Ks = 1 (spur gear)
Km = 1,3 (tabel 10-5)
J = 0.340 (untuk pinion)
Kv = 1
Kl = 1
47
19.000 . 1
410,52 . 1 . 6 . 1 . 1,3
>
1 . 1,33
1 . 1,8 . 0,335
14285,71 psi < 5314,08 psi (maka perencanaan roda gigi aman)
48
: 30 Hp
Putaran Input
: 2400 Rpm
Putran Output
: 2400 Rpm
Asumsi
Sudut kontak
: 25o
Jarak Poro
: 5
Diameter Pitch
: 6
a. Perbandingan Kecepatan
N6
d
2400
5
N5
2400 d 6
rV
d5
= d6
d5 d6
2
5"
d5 d5
2d 5
2
2
=1
d5
d6
49
= 10" - 5 = 5"
= P . d5
= 6 . 5 = 30 buah
Nt6
= 6 . 5 = 30 buah
0,25 0,25
= 0,042"
P
6
Working Depth
2 2
= 0,33"
P 6
Tinggi gigi
2,25 2,25
= 0,375"
.
P
6
Diameter adendum
d5 = d5 + 2 x
1
= 5 +2 x 0,17 = 5.34"
P
d6 = d6 + 2 x
1
= 5 + 2 x 0,17 = 5.34"
P
Diameter dedendum
d5 = d5 2 x
125
= 5 2 x 0.21 = 4.58"
P
d6 = d6 2 x
125
= 5 2 x 0.21 = 4.58"
P
. d 5 N input
12
3,14 . 5 . 2400
= 3140 Ft/min
12
. d 6 N input
12
3,14 . 5 . 2400
= 3140 Ft/min
12
50
T = 63000
Ndaya
n
T5 = 63.000
30
2400
T6 = 63000
30
2400
= 787,5 lbin
=787,5 lbin
=
Ft6=
N . 33.000
VP
30 x 33000
=315,26 lbin
3140
N . 33.000
VP
30 x 33000
=315,26 lbin (arahnya berlawanan)
3140
- Gaya normal
Fn5 =
Ft1
315,26
=
= 347,85 lb
Cos
Cos 25
Fn6 =
Ft 2
315,26
=
= 347,85 lb (arahnya berlawanan)
Cos
Cos 25
- Gaya radial
Fr5
Fr6
- Gaya Dinamis
Rumus dari buku deutschman, hal :582, (10-39)
Untuk 2000< Vp <4000
Fd =
=
1200 Vp
. Ft1
1200
1200 3140
. 315,26 = 1140,19 lb
1200
51
Fd
1140,19
=
= 1.79 in
dp . Q . K
5 . 1. 127
dimana :
K = 127 (stell BHN 225) tabel 10.11
- cek lebar gigi
9
13
b
p
p
SoxbxY
p
Fb6 =
Ft x Ko x P x Kj x Km
Sat . Kl
< Tt
Kt . Kr
Kv x bx j
Dimana :
Ko = 1 (tabel 10-4)
Ks = 1 (spur gear)
Km = 1,3 (tabel 10-5)
J = 0.340 (untuk pinion)
Kv = 1
Kl = 1
Kt = 1 (temperatur pelumasan kurang dari 250 *F)
Kr = 1,33
52
19.000 . 1
315,26 . 1 . 6 . 1 . 1,3
>
1 . 1,33
1 . 1,79 . 0,335
8270.67 psi < 4100.77 psi (maka perencanaan roda gigi aman)
53
: 30 Hp
Putaran Input
: 2400 Rpm
Putran Output
: 1000 Rpm
Asumsi
Sudut kontak
: 25o
Jarak Poro
: 5
Diameter Pitch
: 6
a. Perbandingan Kecepatan
rV
Nout
Nin
d7
d8
1000 d 7
2400 d 8
54
3" =
d7 d8
2
d 7 2,4 d 7
2
6" = d7 + 2,4d7
d7 = 1,76"
d8 = 6" d7
= 6" 1,76
= 4,24
Jarak poros c=3, untuk roda gigi 8 dan 9
c = 4, maka C =
4" =
d8 d9
2
4,24" d 9
2
8" = 4,24 + d9
d9 = 3,76"
Jadi :
d7 = 1,76
d8 = 4,24
d11 = 3,57
= P . d7
55
= P . d8
= 6 . 4,24
= 25 buah
Nt9
= P . d9
= 6 . 3,76
= 23 buah
0,25
P
= 0,042"
Working Depth
2
P
= 0,33"
Tinggi gigi
2,25
P
= 0,375"
Diameter Adendum
d7 = d7 + 2 .
1
P
= 1,76+2 . 0,17
= 2,1"
56
d8 = d8 + 2 .
1
P
= 4,24 + 2 . 0,17
= 4,58"
d9 = d9 + 2 .
1
P
= 3,76 + 2 . 0,17
= 4,1"
Diameter Dedendum
d7 = d7 2 .
1,25
P
= 1,76 2 . 0.21
= 1,34"
d8 = d8 2 .
1,25
P
= 4,24 2 . 0.21
= 3,82"
d9 = d9 2 .
1,25
P
= 3,76 2 . 0.21
= 3,34"
. d 7 N input
12
57
= 1105,28 Ft/min
Vp8 =
. d 8 . N input
12
3,14 . 4,24 . 2400
12
= 2662,78 Ft/min
Vp9 =
. d 9 . N input
12
3,14 . 3,76 . 2400
12
= 2361,28 Ft/min
e.
T
T7
= 63.000
30
2400
= 787,5 lbin
T8 = 63000
30
1800
= 1050 lbin
T9 = 63000
30
600
= 3150 lbin
58
N . 33.000
VP
30 x 33000
1105,28
= 895,7 lb
Ft8
30x 33000
2662 ,78
N . 33.000
VP
=
30 x 33000
2361,28
= 419,28 lb
- Gaya normal
Fn7 =
Ft 7
Cos
895,7
Cos 25
= 988,29 lb
Fn8 =
Ft 8
Cos
371,79
Cos 25
59
Fn9 =
Ft 9
Cos
419,26
Cos 25
= 462,6 lb
- Gaya radial
Fr7
= Fn7 . sin
= 988,29 . sin 25
= 417,66 lb
Fr8
= Fn8 . sin
= 410,22 . sin 25
= 179,36 lb (arahnya berlawanan)
Fr9
= Fn9 . sin
= 462,6 . sin 25
= 195,5 lb
- Gaya Dinamis
Untuk 0 < Vp < 2000
Fd
600 Vp
. Ft7
600
600 1105,28
. 895,7
600
= 2545,69 lb
60
Fd
dp . Q . K
2545,69
1,76 . 1,51 . 453
= 2,11
dimana :
Q =
2 xd 8
d7 d8
2 .4,24
1,76 4,24
= 1,51
K = 453 ( stell BHN 400 ) tabel 10.11
- cek lebar gigi
9
13
b
p
p
SoxbxY
p
Y8
Y9
61
50.000 x 2,11x0.259
6
= 4554,08 psi
- bahan stell SAE 2320 mempunyai So = 50.000 psi (Tabel 10.3)
Fb8 =
25.000 x 2,11x0.402
6
= 3534,25 psi
Fb9 =
25.000 x 2,11x0.39
6
= 3428,75 psi
i. Tegangan ijin maksimum
Sad =
Ft x Ko x P x Kj x Km
Sat . Kl
< Tt =
Kt . Kr
Kv x bx j
Dimana :
Ko
= 1 (tabel 10-4)
Ks
= 1 (spur gear)
Kv
=1
Kl
=1
Kt
Kr
Sat
62
19.000 . 1
895,7. 1 . 6 . 1 . 1,3
>
1 . 1,33
1 . 2,11 . 0,335
14285,71 psi > 9552.88 psi
(maka perencanaan roda gigi aman)
63
(Nin)
= 30 hp
= 2400 rpm
Sudut kontak ()
= 25o
Fr1 = 367,54 lb
Fn1 = 869,69 lb
Ft3 = 410,52 lb
Fr3 = 191,42 lb
Fn3 = 452,95 lb
Ft5 = 315,26 lb
Fr5 = 147,00 lb
Fn5 = 347,85 lb
Ft7 = 895,70 lb
Fr7 = 417,66 lb
Fn7 = 988,29 lb
a.
RA
Fr1
RAV
RB
B
RBV
Fn1
11.5 in
Ft1
1.5 in
Ft1
= 788,21 lb
Fr1
= 367,54 lb
Fn1
= 869,69 lb
64
C
1.5 in
RA
B
11.5 in
RB
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn1 1.5 RB 13 = 0
RB
100,34 lb
13
13
MB = 0
RA Fn1 + RB = 0
RA
= Fn1 RB
RA
= 869,69 100,34
= 769,34 lb
= RA . 1,5
= 769,34 1,5
= 1154,01 lbin
65
1154 lbin
Gambar 4.1.
b.
RBV
RB
Fr3
Fn3
8,5 in
RAV
RA
Ft3
4,5 in
Ft3
= 410,52 lb
Fr3
= 191,42 lb
Fn3
= 452,95 lb
D
4,5 in
8,5 in
RB
66
156,79 lb
13
13
MB = 0
RA Fn3 + RB = 0
RA
= Fn3 RB
RA
= 452,95 156,79
= 296,15 lb
= 296,15 4,5
= 1332,67 lbin
1332,67 lbin
Gambar 4.2.
67
Fr5
RA
RBV
RB
Fn5
Ft5
RAV
4,5 in
8,5 in
Fn5
= 347,85 lb
RA
8,5 in
B
4,5 in
RB
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn5 8,5 RB 13 = 0
RB
227,44 lb
13
13
MB = 0
RA Fn5 + RB = 0
68
= Fn5 RB
RA
= 347,85 227,44
= 120,40
= 120,40 8,5
= 1023,48 lbin
1023,40 lbin
Gambar 4.3.
d.
B
F
Fr7
RAH
RBV
RB
Fn7
Ft7
1,5 in
RA
RAV
11,5 in
69
Fn7
= 988,29 lb
F
11,5
in
RA
B
1,5 in
RB
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn7 11,5 RB 13 = 0
RB
874,25 lb
13
13
MB = 0
RA Fn7 + RB = 0
RA
= Fn7 RB
RA
= 988,29 874,25
= 114,03 lb
= 114,03 11,5
= 1311,38 lbin
70
1311,38 lbin
Gambar 4.4.
4.2.1.1.
: 1154,01 lbin
Kondisi 3
: 1332,67 lbin
Kondisi 5
: 1023,48 lbin
Kondisi 7
: 1311,38 lbin
Dimana :
M max = 1332,67 lbin
T
= 787,5 lbin
dengan Syp =
0,58Syp
16
Ak
D 3
M max 2 T 2
Diameter poros
D
16 Ak
0,58 Syp
Mb max T
2
71
16 3
0,58 139000
1332,67 2 787,52
D = 0.66
0,58 Syp
Ak
0,58 139000
26873,4 psi
3
max
Dimana:
32 x M max
. D3
32 .1332,67
42752,96 psi
3,14 . (0,66)3
16 .T1
. D3
16 . 787,5
14464,6 psi
3,14 . (0.66)3
Maka:
max (
(
x 2
) 2
2
42752,96 2
) (14464,6) 2 25810,43 psi
2
72
Diameter poros
D = 0,66
T = 630 lbin
Jumlah Spline
n = 6 ( table 7-9 )
Lebar Spline
W = 0,16
Tinggi Spline
h = 0,032
Panjang poros
d = 0,576
L = 13
= 139.000 Psi
rm = ( D+d)/4
= (0,66+0,576) / 4
= 0,304
Torsi moment persamaan kapasitas torsi of strength
T = 1000.n.rm.h.L
= 1000 . 6. 0,304. 0,032 . 13
= 758,8 lb.in
Pengecekan kekuatan poros bintang
Dimana : Fs
= 2t / nD
= 2. 630/ 6.0.64
= 328,125 lb
=F/A
73
=F/A
= F / 0,5 H.L
= 328,125 / 0,5. 0,032. 13
= 1577,5 Psi
(Nin)
= 30 hp
= 2400 rpm
Sudut kontak ()
= 25 o
Fr2 = 91,88 lb
Fn2 = 217,42 lb
Ft4 = 255,91 lb
Fr4 = 119,33lb
Fn4 = 282,36 lb
Ft6 = 315,26 lb
Fr6 = 147,00 lb
Fn6 = 347,85 lb
Ft9 = 419,26 lb
Fr9 = 195,5 lb
Fn9 = 462,6 lb
74
RAH
A
RAV
R
K
Fr2
R
L
Fn2
B
RBV
11,5 in
Ft2
1,5 in
RA
C
1,5 in
B
11,5 in
RB
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn2 1,5 RB 13 + Fn9 x 11,5 = 0
RB
434,31 lb
13
13
MB = 0
Fn2 + Fn9 = RA + RB = 0
217,42 + 462,6 = RA + 434,31
RA = 434,31 680,02 = - 245,71 lb
75
-368,56 lb
Diagram momen poros II kondisi 1
RBH
D
RAH
Fr4
Fn4
8,5 in
RAV
RA
RBV
RB
Ft4
4,5 in
RA
D
4,5 in
8,5 in
RB
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn4 4,5 RB 13 + Fn9 x 8,5 = 0
RB
400,86 lb
13
13
76
-1256,22 lbin
Diagram momen poros II kondisi 2
Fr6
RAV
R
L
B
RBV
Fn6
Ft6 4,5 in
8,5 in
77
RA
8,5 in
4,5 in
RB
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn6 8,5 RB 13 + Fn9 x 4,5 = 0
RB
387,57 lb
13
13
MB = 0
Fn6 + Fn9 = RA + RB = 0
347,85 + 462,6 = RA + 387,57
RA = 387,57 810,45 = - 422,88 lb
3594,48 lbin
Diagram momen poros II kondisi 3
c. Perencanaan poros II kondisi 4
RB
H
RAH
A
K
Fr8
A
R
LFn8
1,5in
RB
V
Ft8
RAV
11,5 in
78
Fn9
F
1,5 in
11,5in
RA
B
RB
Reaksi di A dan B
MA = 0
Fn9 11,5 RB 13 = 0
RB
462,6 x11,5
409,22 lb
13
MB = 0
RA Fn9+ RB = 0
RA = 462,6 409,22 = 53,37 lb
587,11 lbin
Diagram momen poros II kondisi 4
79
: -368,56 lbin
Kondisi 2
: -1256,22 lbin
Kondisi 3
: -3594,48 lbin
Kondisi 4
: 587,14 lbin
Dimana:
= 787,5 lbin
max
0,58Sp
16
Ak
D 3
Mb max 2 T 2
Diameter poros
D
3
16 Ak
0,58 Syp
Mb max T
16 3
0,58 139000
587,142 787,52
D = 0.57
Dengan memperhitungkan ukuran bantalan yang tersedia maka
diameter poros diambil 0,65 in
Pengecekan kekuatan poros
0, 58 Syp
Ak
0,58 139000
26873,33 psi
3
x 2
2
2
max
80
10316,53 psi
3,14 . (0,58)3
Dimana:
16 .T 1
. D3
16 . 787,5
20566,33 psi
3,14 . (0,58)3
Maka:
max (
(
x 2
) 2
2
10316,53 2
) (20566,33) 2 21203,34 psi
2
Fn5
RBH
B
Ft5
E
RAH
Fr5
RB
RBV
Fn5
RAV
Ft5
RA
1,5 in
1,5 in
Fn9
E
1,5 in
B
1,5 in
RB
81
231,3 lb
3
3
MB = 0
RA Fn9 + RB = 0
RA = Fn9 RB
RA = 462,6 231,3 = 231,3 lb
346,95 lbin
Diagram momen poros III
= 787,5 lbin
0,58Sp
16
Ak
D 3
Mb max 2 T 2
16 Ak
0,58 Syp
Mb max T
82
16 3
0,58 139000
346,952 787,52
D = 0.54
Dengan memperhitungkan ukuran bantalan yang tersedia maka
diameter poros diambil 0,54 in
Pengecekan kekuatan poros
0, 58 Syp
Ak
0,58 139000
26873,4 psi
3
x 2
2
2
max
Dimana:
32 x M max
. D3
32 .346,95
12125,5 psi
3,14 . (0,54)3
16 .T 1
. D3
16 . 787,5
25483,53 psi
3,14 . (0.54)3
Maka:
max (
(
x 2
) 2
2
12125,5 2
) (25483,53) 2 26194,79 psi
2
83
Bahan pasak AISI 1010 HR Syp = 42000 psi (tabel A-2 Appendix)
= 0,57 in
Tinggi pasak
= 0,125
Lebar pasak
= 0,1875
Torsi (T)
= 787,5 lbin.
Jumlah Spinel
=6
2 .T 2 . 787,5
452,58 lb
n . D 6. 0,57
F=
F . Ak
W . syp
452,58 . 3
0.17 in
0,1875.42000
F
452,58
2413,76 psi
W . L 0,1875.1
F
A
F
452,58
7241,28 psi
0,5 . H . L 0,5.0,125.1
84
Ssyp
0,58 syp
Ak
0,58 . 42000
8120 psi
3
Bahan pasak AISI 1010 CD Syp = 68000 psi (tabel A-2 Appendix)
= 0,54 in
Tinggi pasak
= 0,125
Lebar pasak
= 0,1875
Torsi (T)
= 1050 lbin.
Jumlah Spinel
=6
2 .T 2 .1050
603,44
n . D 6. 0,54
F=
lb
F . Ak
W . syp
603,44.3
0.14 in
0,1875.68000
85
F
603,44
3218,346 psi
W . L 0,1875.1
F
A
F
603,44
9655,04 psi
0,5 . H . L 0,5.0,125.1
Ssyp
0,58 syp
Ak
0,58 . 68000
13146,66 psi
3
Fr (lb)
369,54
191,42
147
7 (rivers)
417,66
= 2400 rpm
= 0,69 in
Fr
= 417,66 lb
86
6
C 10
L10 x
P 60.n
106
2534,25
=
x
208,83 60. 2400
= 12411,01 jam
87
Fr (lb)
91,88
119,33
147
9 (rivers)
195,5
= 2400 rpm
= 0,57 in
Fr
= 195,5 lb
88
6
C 10
L10 x
P 60.n
106
1993,25
=
x
97,75 60. 2400
= 58880,6 jam
Fr (lb)
179,36
= 2400 rpm
= 0,54 in
Fr
= 179,36 lb
89
6
C 10
L10 x
P 60.n
106
1940
=
x
89,68 60. 2400
= 70300 jam
= 2400 rpm
o Temperatur operasi
= 150
o Dxn
o
o
F)
F
Viskositas Absolut ( Z )
180
Z t 0,22 ..S
S
Dimana :
Z = Viskositas absolute pada temperature f dalam centi point ( cp )
Spesifik Grafity ( t )
Pada temperatur standart 60 oF dengan 60 = 0,89 dan t (temp. test
o
F , t 150 o F
t = 60 0,00035 x ( t 60 )
= 0,89 0,00035 x (150 60)
= 0,86
Maka :
90
= 0,86 x 24,9
= 21,41 Cp
Dimana :
1 cp = 0,145 x 10 6 reyns
viskositas absolute dalam reyns :
Z 0,145x10 6
21,376 0,145x10 6
3,104 x 10 6 reyns
Viskositas kinematik :
Vt
=
21,41
0,86
= 24,894 cs
Dari hasil perhitungan didapat, viskositas absolute ( 3,104 .10 6 reyns)
dengan temperatur ker ja 150 0 F maka dari grafik ( 8-13 ) dapat diketahui jenis
minyak pelumas yang dipakai adalah jenis SAE 20 sampai 30, pada sistem
pelumasan rendam.
91
BAB V
KESIMPULAN
Secara umum diketahui, bahwa untuk merencanakan suatu element mesin
diperlukan ketelitian yang sangat tinggi dan dengan pertimbangan matang agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang direncanakan.
Perhitungan dan pemilihan material untuk mendapatkan dimensi yang
direncanakan tetap berpandangan bahwa suatu desain direncanakan sesuai dengan
kebutuhan dan ukuran. Serta memenuhi syarat keamanan yang diinginkan dan
memilih faktor ekonomi yang murah dengan hasil sebaik-baiknya.
Maka analisa data yang ada dapat diambil kesimpulan ukuran / dimensi dari
semua komponen yang dihitung.
= 2"
= 50,8 mm
- Lebar
= 1,68"
= 41,148 mm
- Diameter addendum
= 2,34"
= 58,436 mm
- Diameter dedendum
= 1,58
= 40,132 mm
- Bahan
b. Roda gigi 2
- Diameter
= 8"
= 203,2 mm
- Lebar
- Diameter addendum
- Diameter dedendum
= 7,58 = 192,532 mm
- Bahan
c. Roda gigi 3
- Diameter
- Lebar
= 1,8
= 42,418 mm
92
- Diameter dedendum
= 3,44 73,66 mm
- Bahan
d. Roda gigi 4
- Diameter
- Lebar
- Diameter addendum
= 6,5 "
- Diameter dedendum
- Bahan
= 177,8 mm
e. Roda gigi 5
- Diameter
= 5"
= 108,996 mm
- Lebar
- Diameter addendum
- Diameter dedendum
- Bahan
f. Roda gigi 6
- Diameter
= 5"
= 108,996 mm
- Lebar
- Diameter addendum
- Diameter dedendum
- Bahan
g. Roda gigi 7
- Diameter
- Lebar
- Diameter addendum
= 2,1 "
- Diameter dedendum
- Bahan
= 66,802 mm
93
- Lebar
- Diameter addendum
- Diameter dedendum
- Bahan
i. Roda gigi 9
- Diameter
- Lebar
- Diameter addendum
= 4,1 "
- Diameter dedendum
- Bahan
= 117,602 mm
5.2. Poros
a.
b.
Poros I
-
Bahan poros
Diameter poros
= 0,66"
= 16,256 mm
Panjang poros
= 13"
= 330,2 mm
Jumlah Spline
=6
Lebar Spline
= 0,16
= 4,064 mm
Tinggi Spline
= 0,032
= 0,8128 mm
Poros II
-
Bahan poros
Diameter poros
= 0,57"
= 13,462 mm
Panjang poros
= 13"
= 330,2 mm
94
5.3.
Poros III
-
Bahan poros
Diameter poros
= 0,54"
= 12,7 mm
Panjang poros
= 13"
= 330,2 mm
Pasak
a.
b.
Pasak Poros II
-
Bahan pasak
Diameter poros
= 0,57"
= 13,462 mm
Lebar pasak
= 0,1875
= 4,7625 mm
Tinggi pasak
= 0,125
= 3,175 mm
panjang pasak
= 0,17
= 2,6162 mm
Bahan pasak
Diameter poros
= 0,54"
= 12,7 mm
Lebar pasak
= 0,1875
= 4,7625 mm
Tinggi pasak
= 0,125
= 3,175 mm
panjang pasak
= 0,14
= 2,54 mm
95
Bantalan
a.
Poros I
b.
c.
Diameter Poros
= 0,69
= 16,256 mm
= 1,85"
= 46,99 mm
Lebar Bantalan
= 0,55
= 13,97 mm
Umur Bantalan
= 12411,01 jam
Poros II
-
Diameter Poros
= 0,57
= 13,462
= 1,65"
= 41,91 mm
Lebar Bantalan
= 0,5118
= 12,99 mm
Umur Bantalan
= 58880,6 jam
Poros III
-
Diameter Poros
= 0,54
= 12,7 mm
= 1,55"
= 39,37 mm
Lebar Bantalan
= 0,4851
= 12,321 mm
Umur Bantalan
= 70300 jam
96
Pelumasan
-
Spesifik Gravity
= 0,86
Viscosias absolute
= 21,41 Cp
= 24,894 cs
Volume pelumasan
= 6 liter
= 5,7 bulan
97
DAFTAR PUSTAKA
98
99