01 GDL Wahyupunto 232 1 Wahyupu 4 PDF
01 GDL Wahyupunto 232 1 Wahyupu 4 PDF
DI SUSUN OLEH :
STUDI KASUS
DI SUSUN OLEH :
NIM
: P. 08044
Program Studi
: D III Keperawatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM
: P. 08044
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : ..
Hari/Tanggal : ..
(.)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
KEAMANAN PADA TN. E DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI
BANGSAL ABIMANYU
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Setiyawan, S. Kep, Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
yang telah menjadi motivator dan pemimpin yang senantiasa memberikan
teladan serta bimbingan kepada semua mahasiswa STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S. Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi
DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu dan
selalu memberikan fasilitas untuk menunjang pengajaran di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Amalia Senja, S. Kep, Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnaannya studi kasus ini.
vi
4. Nurul Devi, S. Kep, Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan
nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaannya
studi kasus ini
5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sebar dan wawasanya
serta ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua orangtuaku yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Tujuan penulisan ............................................................ 5
C. Manfaat penulisan .......................................................... 6
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ...................................................................... 8
B. Perumusan Masalah Keperawatan ..................................12
C. Perencanaan Keperawatan ..............................................12
D. Implementasi Keperawatan..............................................13
E. Evaluasi Keperawatan......................................................18
BAB III
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Log Book.
Lampiran 3.
Format Pendelegasian.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Asuhan Keperawatan.
Lampiran 6.
Lembar Konsultasi.
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan gangguan pikiran, perasaan atau tingkah
laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari.
Gangguan jiwa meskipun tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu serta beban berat
bagi keluarga (Mary C. Townsend, 2002).
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang umum terjadi adalah
skizoprenia. Sedangkan halusinasi merupakan gejala yang paling sering
muncul pada pasien skizoprenia, dimana sekitar
2
2007). Halusinasi
3
sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang
terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya disstress atau disabilitas
(kerusakan pada satu atau lebih fungsi area penting) atau disertai peningkatan
resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan
kebebasan (Sheila, 2008).
Kebutuhan keselamatan dan keamanan tidak akan terpenuhi apabila
pasien mengalami kecemasan, oleh karena itu perawat sebagai tenaga
kesehatan profesional yang dalam tugas pokoknya adalah memenuhi
kebutuhan dasar pasien, harus mampu memahami respon dan bersikap secara
profesional dalam menangani masalah kecemasan yang terjadi pada pasien
karena perawat merupakan tenaga profesional terbesar dalam struktur
ketenagaan rumah sakit. Sebagian berupa tindakan keperawatan untuk
menangani masalah kecemasan pasien dapat berupa tindakan (Potter & Perry
2005).
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat kasus
gangguan sensori persepsi : halusinasi karena jika halusinasi tidak diatasi akan
menimbulkan resiko perilaku kekerasan yang membahayakan individu dan
orang lain, penulis menggunakan proses asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi
dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Keamanan pada Tn. E dengan Halusinasi Pendengaran Di Bangsal
Abimanyu RSJD Surakarta.
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Melaporkan studi kasus tentang asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan keamanan pada Tn. E dengan halusinasi di bangsal Abimanyu
RSJD Surakarta.
2. Tujuan khusus
a. Penulis
mampu
melakukan
pengkajian
pemenuhan
kebutuhan
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis
Sebagai sarana dan alat untuk menambah pengetahuan dan memperoleh
pengalaman khususnya dibidang keperawatan jiwa.
5
b. Bagi Institusi
Sebagai bahan acuan dalam kegiatan proses belajar dan bahan pustaka
tentang asuhan keperawatan jiwa khususnya halusinasi.
c. Bagi Rumah sakit
Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik
pelayanan keperawatan khususnya pada keperawatan jiwa khususnya
halusinasi.
d. Bagi Keluarga pasien
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang perawatan
gangguan jiwa terutama pada anggota keluarga khususnya dengan pasien
yang mengalami gangguan jiwa halusinasi.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
pekerjaan swasta,
pendidikan SMP,
no RM 370XX,
sumber informasi diperoleh dengan cara auto anamnese dan allo anamnese.
Tanggal masuk 7 Maret 2012 dengan diantar keluarganya. Diagnosa medis
F.20.0 (Skizofrenia) dan penanggung jawab pasien masuk yaitu ayahnya.
B. Pengkajian
Pasien tiba di IGD, dengan keluhan kurang lebih 3 hari pasien
mendengar suara-suara yang membisingkan telinga, yaitu suara batuk
sehingga pasien susah tidur, suara itu muncul malam hari saat pasien tidur.
Faktor presipitasinya pasien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah
dirawat di RSJD Surakarta 2 kali, selama 2 tahun pasien tidak kambuh. Tn. E
memiliki silsilah keluarga ,orang tua ayahnya yaitu kakeknya sudah
meninggal, neneknya
7
bersaudara, keluaga dari ibu Tn. E, kakek dan neneknya masih hidup, ibunya
anak tunggal dan sudah meninggal. Tn. E tinggal serumah dengan neneknya.
Keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti dirinya.
Keluarga mengatakan pasien minum obatnya tidak teratur, kontrol juga tidak
rutin. Keluarga tidak memperhatikan pasien dalam minum obat sehingga
pasien kambuh lagi. Faktor predisposisinya pasien tidak pernah mengalami
penganiayaan fisik dan tindakan kekerasan, kriminal di lingkungan, tetapi
pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu tidak
mendapat gaji selama 2 bulan dalam pekerjaan.
Dalam proses pengkajian pola fungsional gordon secara umum pasien
tidak mengalami hambatan tetapi pada salah satu pola fungsional mengalami
gangguan, yaitu pada pola kognitif perseptual. Pendengaran,
pasien
8
9
tampak diam, pasien tampak gelisah dan cemas. Diagnosa prioritas yang
diangkat yaitu Gangguan persepsi sensori: Halusinasi, pohon masalah yang
muncul dari kasus sebagai berikut Isolasi sosial / Menarik diri (penyebab)
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi (Core problem) Resiko perilaku
kekerasan (akibat).
C. Perencanaaan
Dari data yang diperoleh pada tanggal 2-3 April 2012 ditemukan data
permasalahan yang menjadi rumusan diagnosa keperawatan. Adapun yang
menjadi diagnosa yaitu Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, tujuan umum
dilakukan tindakan keperawatan pada permasalahan yang dihadapi pasien
10
yaitu agar dapat mengontrol halusinasi yang dialami. Tujuan khusus 1 : Pasien
dapat membina hubungan saling percaya. Kriteria evaluasi : setelah satu kali
interaksi pasien menunjukkan tanda-tanda percaya pada perawat ; ekpresi
wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk
berdampingan dengan perawat, bersedia mengungkapkan masalah yang
dihadapi. Intervensi : bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik, sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun
non verbal, perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap pasien dan
nama panggilan yang disukai pasien, buat kontak yang jelas, tunjukkan sikap
jujur dan menepati janji, tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya,
tanyakan perasaan pasien tentang yang dialami, dengarkan dengan penuh
ekpresi pasien.
Tujuan khusus 2 : Pasien dapat mengenal halusinasi. Kriteria evaluasi :
setelah satu kali tindakan pasien menyebutkan ; isi, waktu, frekuensi, situasi
dan kondisi yang menyebabkan halusinasi (marah, takut, senang, cemas atau
jengkel). Intervensi : Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap,
Observasi tingkah laku pasien terkait dengan halusinasi: tanyakan apakah
pasien mengalami sesuatu, jika pasien menjawab ya tanyakan apa yang
sedang dialami, katakan bahwa perawat akan membantu pasien, jika pasien
tidak sedang mengalami halusinasi klasifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi diskusikan dengan pasien; (isi, waktu, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi), diskusikan
11
dengan pasien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan
untuk mengungkapkan perasaan, diskusikan dan pasien untuk mengatasi
perasaan tersebut, diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila
halusinasi.
Tujuan khusus 3 : Pasien dapat mengontrol halusinasinya: kriteria
evaluasi : setelah 1 kali interaksi pasien dapat menyebutkan tindakan yang
biasa dilakukan untuk mengendalikan halusinasi, setelah satu kali interaksi
pasien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasinya, setelah 1 kali
interaksi pasien dapat memilih dan memperagakan cara, setelah 1 kali
interaksi pasien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasi, setelah 1 kali interaksi pasien mengikuti terapi aktivitas kelompok.
Intervensi : mengidentifikasi bersama pasien cara yang dilakukan jika ada
halusinasi, diskusikan cara yang digunakan pasien (adaptif, maladaptif),
diskusikan cara mengontrol halusinasi, (menghardik, menemui orang lain,
aktivitas dan minum obat), bantu pasien memilih cara yang sudah diajarkan
dan dilatih untuk mencobanya, beri kesempatan untuk melakukan cara yang
dipilih dan dilatih, pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih jika
berhasil beri pujian, anjurkan pasien untuk mengikuti Terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi.
Tujuan khusus 4 : Pasien dapat dukungan dari keluarga dalam
mengontrol halusinasi :
menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dan perawat. Setelah dua kali
interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda gejala proses terjadinya dan
12
D. Implementasi
Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan Gangguan
persepsi sensori : Halusinasi dilaksanakan 3 hari pada tanggal 2-4 April 2012
Strategi pelaksanaan 1 : Membina hubungan saling percaya dengan pasien,
mengindentifikasi
jenis
halusinasi,
mengindentifikasi
isi
halusinasi,
13
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan penulis lakukan setiap hari pada akhir
pertemuan, adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan hari pertama Senin 2
April 2012 pada pukul 13.00 WIB adalah secara subyektif, pasien mengatakan
mendengar suara bising yang muncul pada malam hari pada saat muncul
pasien merasa jengkel dan ingin mengamuk. Pasien mengatakan setelah diajari
cara menghardik pasien menjadi tahu cara menghilangkan suara yang
mengganggunya. Secara obyektif, pasien kooperatif saat diwawancarai, pasien
mampu mempraktekkan menghardik walaupun sedikit lupa dan memasukkan
ke dalam jadwal kegiatan.
Sehingga
analisisnya
masalah
teratasi
sebagian.
Perencanaan
14
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan
antara konsep dasar teori dan kasus nyata masalah keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan keamanan pada Tn. E dengan halusinasi dibangsal Abimanyu RSJD
Surakarta, pada tanggal 2-4 April 2012 dari tahap pengkajian sampai evaluasi, dan
pada bagian akhir dari penulisan laporan studi kasus ini, penulis akan memberikan
kesimpulan dan saran, yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan
asuhan keperawatan pada pasien, khususnya pemenuhan kebutuhan keamanan pada
pasien dengan halusinasi.
A. Pembahasan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
masalah pasien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, data psikologis,
sosial dan spiritual. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah pasien. Data yang dikumpulkan meliputi data
biologis, psikososial, sosial dan spiritual. Data pada pengkajian jiwa dapat
dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap
stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki pasien (Stuart &
15
16
17
psikologis, dan genetik. Dalam kasus ini pasien pernah mengalami gangguan jiwa
dan pernah dirawat di RSJD Surakarta 2 kali, Faktor predisposisi yaitu adanya
stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau
tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk menghadapinya. Dalam kasus ini
Tn.E tidak pernah mengalami penganiayaan fisik dan tindakan kekerasan,
kriminal di lingkungan, tetapi pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu tidak mendapat gaji selama 2 bulan dalam pekerjaan.
Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi pasien dalam kelompok,
terlalu lama tidak diajak berkomunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga
suasana sepi atau terisolasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi (Nita
Fitria, 2009). Dalam kasus ini sebelumnya Tn.E memiliki perilaku menyendiri,
mengisolasi diri dari lingkungan sehingga hal ini mungkin yang mungkin menjadi
pencetus munculnya halusinasi seperti yang dijelaskan dalam teori tersebut.
Tn. E memiliki silsilah keluarga ,orang tua ayahnya yaitu kakeknya sudah
meninggal, neneknya masih hidup, ayah dari Tn. E anak ke- 3 dari 7 bersaudara,
keluaga dari ibu Tn. E, kakek dan neneknya masih hidup, ibunya anak tunggal
dan sudah meninggal. Tn. E tinggal serumah dengan neneknya. Keluarganya tidak
ada yang mengalami gangguan jiwa seperti dirinya. Keluarga mengatakan pasien
minum obatnya tidak teratur, kontrol juga tidak rutin. Keluarga tidak
memperhatikan pasien dalam minum obat sehingga pasien kambuh lagi.
Menurut Direja (2011) halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu
sebagai berikut, fase pertama atau fase comporting yaitu fase yang
18
19
20
suara yang membisingkan telinga pada saat akan beranjak tidur, dan ketika suara
itu muncul pasien merasa jengkel. Pasien mendengar suara seperti orang batuk
saat akan beranjak tidur pada malam hari yang membuat pasien jengkel. Ketika
pasien diajak berbicara pasien berbicara tentang isi halusinasi, frekuensi
halusinasi, dan waktu ketika halusinasi terjadi, pasien menjawab dengan jelas,
inkoheren dan bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan serta bercerita
tentang masalah yang di hadapinya. Pasien mempunyai ingatan yang baik,
misalnya makanan yang dimakan, pasien bisa menyebutkan nama teman dan
perawat, selain itu pasien juga dapat mengingat memori jangka pendek, misalnya
ia mengingat makan dan kegiatan. Pasien mampu mengambil keputusan
sederhana saat diberi pertanyaan oleh perawat misalnya pasien memutuskan
untuk mandi terlebih dahulu sebelum makan. Pasien menurut dengan perawat.
Dalam hal ini penulis dapat mengkaji pola kognitif perceptual meliputi ingatan,
kemampuan mengambil keputusan, keluhan adanya rasa ketidaknyamanan yaitu
jengkel tetapi penulis belum mengkaji pola aktivitas dan pola tidur yang sangat
erat kaitanya dengan pola kognitif perceptual.
Dari pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut tandatanda vital : Tekanan Darah 130/100 mmHg, Nadi 80 kali per menit, Suhu 360 C,
Pernafasan 20 kali per menit. Tinggi badan Tn. E 168 cm, berat badannya 68 kg
dan tidak mengalami penurunan berat badan selama di rumah sakit. Sedangkan
hasil pemeriksaan fisik didapat data sebagai berikut: bentuk kepala kepala Tn. E
mesocepal, bersih, rambut warna hitam bergelombang, kulit kepala tidak ada
21
ketombe. Bagian mata pasien : tidak mengunakan alat bantu penglihatan, simetris
antara kanan-kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. Mulut pasien
tidak ada stomatitis, gigi tidak rata, tidak ada caries, lidah bersih. Hidung Tn. E
bersih tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman. Telinga
simetris antara kanan-kiri, bersih tetapi ada sedikit penumpukan serumen. Pada
bagian ekstremitas pasien tidak mengalami gangguan semuanya normal berfungsi
dengan baik . Tn. E tidak mengeluhkan adanya gangguan fisik. Pada pemeriksaan
fisik dan data penunjang tidak didapatkan data yang abnormal, hasil pemeriksaan
masih berada dalam batas normal.
Menurut Saidah (2003) halusinasi adalah gangguan penyerapan atau
persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada
sistem pengindraan pada saat kesadaran penuh dan baik. Maksudnya rangsangan
tersebut terjadi pada saat pasien dapat menerima rangsang dari luar dan dari
individu. Dengan kata lain pasien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata,
yang hanya dirasakan oleh pasien dan tidak dapat dibuktikan. Dalam kasus ini
pasien
mengalami
gangguan
dalam
persepsi
sensorinya
ketika
pasien
mendengarkan suara-suara yang muncul, pasien merasa gelisah dan cemas, pasien
mendengar suara itu saat akan beranjak tidur, pasien mendengar suara seperti
orang batuk selama
22
23
garis besar ditemukan data subyektif dan data obyektif yang menunjukan
karakteristik Tn. E dengan diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pada yang ditandai dengan data subyektif yaitu pasien mengatakan
sering mendengar suara yang membisingkan telinga seperti orang batuk, saat
pasien akan tidur dan membuat pasien jengkel. Hal ini yang menjadi dasar bagi
penulis untuk mengangkat diagnosa tersebut.
Pohon masalah merupakan penjelasan bagaimana halusinasi bisa terjadi
dan akibat dari halusinasi tersebut. Halusinasi terjadi karena isolasi sosial :
menarik diri. Menarik diri bisa menyebabkan masalah utama/core problem
gangguan persepsi sensori : halusinasi, dari halusinasi bisa menyebabkan resiko
perilaku kekerasan. Menurut teori Keliat dkk, (2005) bahwa terdapat 4 diagnosa
keperawatan yaitu, resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan sebagai
akibat, gangguan persepsi sensori halusinasi sebagai core problem, dan ketidak
efektifan koping keluarga sebagai etiologi. Pasien yang mengalami perubahan
persepsi sensori yaitu halusinasi dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang
lain dan lingkungannya. Pada pembahasan tentang pohon masalah, pasien
mengalami halusinasi dengan respon merasa jengkel yang potensial akan
dimanifestasikan dengan perbuatan untuk mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan, sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori yang ada dengan
fakta yang terjadi di lapangan.
Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia Maslow adalah sebuah teori
yang dapat digunakan untuk memahami hubungan dasar manusia pada saat
24
untuk
memberikan
petunjuk
terhadap
pemberian
asuhan
25
untuk
menyelesaikan
etiologi
dari
diagnosis
keperawatan,
26
27
akan
dilaksanakan
peran
serta
yang
diharapkan
dari
pasien,
28
halusinasinya,
mendiskusikan
dengan
pasien
situasi
yang
29
yang telah
dengan
30
yang terdiri dari tindak lanjut pasien dan tindak lanjut oleh perawat (Direja,
2011).
Berdasarkan evaluasi data subyektif dan data obyektif yang diperoleh,
dilakukan perencanaan selanjutnya untuk Tn. E antara lain mengevaluasi dan
mengoptimalkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, bercakap
cakap dengan orang lain, aktivitas yang terjadwal, cara minum obat dan
memasukkan semua itu ke dalam jadwal kegiatan harian. Dalam evaluasi
ditemukan hal yang mengalami kesenjangan yaitu tidak dapat melaksanakan
semua strategi pelaksanaan yang dikarenakan terbatasnya waktu, tetapi hambatan
ini telah dikoordinasikan dengan perawat ruangan melalui suatu bentuk
pendelegasian yang bertujuan untuk melanjutkan tindakan keperawatan Sp IV.
31
32
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang
diharapkan bermanfaat.
1. Bagi rumah sakit, hendaknya menyediakan dan memfasilitasi apa yang
dibutuhkan pasien untuk penyembuhan, rumah sakit menyediakan perawat
professional guna membantu penyembuhan pasien.
2. Bagi pasien, perlunya peningkatan pengetahuan bagi pasien dan keluarga
dengan jiwa tentang informasi penyakit yang diderita, khususnya
pencegahan supaya tidak terjadi kekambuhan dan rutinitas dalam minum
obat.
3. Bagi institusi, memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan
prasarana
yang
merupakan
fasilitas
bagi
mahasiswa
untuk
33
DAFTAR PUSTAKA
Barry, Patricia D. (2003). Mental health and mental allness. New York,
Philadhelphia : Lippicot
Daniela Hubl, MD; Thomas Koenig, PhD; Werner Strik, MD; Andrea Federspiel,
PhD; Roland Kreis, PhD;Chris Boesch, MD, PhD; Stephan E. Maier,
PhD; Gerhard Schroth, MD; Karl Lovblad, MD; Thomas Dierks, MD.
Pathways That Make Voices White Matter Changes in Auditory
Hallucinations, www.archgenpsychiatry.com. diakses 19 April 2012
Keliat, Budi A. (2005). Proses keperawatan jiwa. Penerbit Ilmu Buku Kedokteran
; EGC. Jakarta
Stuart (2005). Proses keperawatan jiwa. Penerbit Ilmu Buku Kedokteran ; EGC.
Jakarta
Stuart, Gail Wiscarz (2005), Buku Saku Keperawatan Jiwa/Gail Wiscarz Stuart,
Sandra J. Sundeen : alih bahasa, Achir Yani S. Hamid : editor dalam
bahasa Indonesia, Yasmin Asih, Edisi 6, EGC, Jakarta