Anda di halaman 1dari 2

Kasus penggelapan pajak ini diduga dilakukan oleh Direktur

perusahaan

perkebunan

dan

kontrsuksi

PT. GMP di

Kabupaten Aceh Barat. Kasus ini dilakukan sejak tahun 2011


sampai Desember 2013.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Wilayah Aceh menyerahkan tersangka sekaligus
barang bukti kasus penggelapan pajak kepada Kejaksaan Tinggi Aceh, Selasa, 8 Desember
2015.
Kepala DJP Kanwil Aceh, Plt. Mukhtar mengatakan, kasus penggelapan pajak ini diduga
dilakukan oleh Direktur perusahaan perkebunan dan kontrsuksi PT. GMP di Kabupaten Aceh
Barat.

Kasus

ini

dilakukan

sejak

tahun

2011

sampai

Desember

2013.

Kerugian negara akibat penggelapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini mencapai Rp1.080
miliar, kata Mukhtar dalam konperensi pers di Kantor DJP Aceh, Kamis (10/12/2015).
Kasus ini adalah yang pertama di Aceh, saya berharap kepada wajib pajak kalau sudah
memotong

pajak

maka

wajib

segera

disetor

ke

Kas

Negara,

katanya

lagi.

Pelaku melanggar Pasal 39 ayat (1) huruf c juncto Pasal 39 ayat (1) huruf d juncto Pasal 39
ayat (1) huruf i Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) dengan minimal 6 bulan dan maksimal 6 tahun penjara dengan membayar denda dua
kali lipat pajak yang tidak disetorkan
Pada kesempatan itu, Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Aceh, Hentoro
Cahyono mengaku sudah menerima pelaku yang diduga telah melakukan penggelapan pajak
dari PPNS Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Wilayah Aceh.
Kita menerima berkas dari PPNS DJP Kanwil Aceh pada 18 November 2015, kemudian
kami teliti dan telah memenuhi syarat. Kami nyatakan berkas tersebut lengkap pada 27
November 2015, katanya.

Kemudian pada Selasa (8/12/2015), tersangka yang berinisial MA, jabatan Direktur PT. GMP
bersama barang bukti diserahkan ke Kejaksaan Negeri Meulaboh. Status MA sudah menjadi
terdakwa

dan

dilakukan

penahanan

di

Rutan

Meulaboh.

Dalam waktu dekat segera akan kita limpahkan ke Pengadilan Negeri Meulaboh, Kata
Hentoro Cahyono.
Modus Operandi kasus ini kata Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan
Penyidikan (P2IP) DJP Kanwil Aceh, Krisnawiryawan Wisnu Hananto merupakan kasus
penggelapan pajak yang diduga telah dilakukan oleh MA Direktur PT. GMP.
Perusahaan itu mendapat proyek dari PT. ASN dan PT. PBS untuk pekerjaan proyek
perkebunan di pantai barat Aceh. Semua pajak sudah dibayar ke PT. GMP dan diketahui
perusahaan tersebut menerbitkan faktur pajak yang sudah diterima oleh PT. ASN dan PT.
PBS.
Ternyata pajak tersebut tidak disetor ke Kas Negara oleh PT. GMP, pelaku juga tidak
menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT yang tidak benar atau tidak lengkap, ini kasus
pertama dan tidak tertutup kemungkinan ada kasus-kasus lain yang serupa di Aceh,
demikian Krisna.
Hadir dalam konperensi pers itu, Kepala DJP Kantor Wilayah Aceh, Plt. Mukhtar, Kepala
KPP Pratama Meulaboh, Indra Priyadi, Dir Reskrimsus Polda Aceh diwakili Kompol Bustari,
Aspidsus Kajati Aceh, Hentoro Cahyono dan Kabid P2IP, Krisnawiryawan Wisnu Hananto.
[Firman]

Anda mungkin juga menyukai