NIM : 170413618188
Kelas : Kamis 1-3
Proses Kasus Pajak PT Hosion Terus Bergulir dan Diminta Ada Audit
Mohammad Fajardin
Senin, 19 Agustus 2019 - 14:00 WIB
views: 3.621
Kemenkeu melalui Ditjen Pajak diminta menyelidiki penyebab anak buahnya tak
menanggapi atau menyidik kasus pajak yang lumayan besar dari PT Hosion Sejati.
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Kementerian Keuangan melalui Ditjen Pajak diminta menyelidiki
penyebab anak buahnya tak menanggapi atau menyidik kasus pajak yang lumayan
besar untuk pendapatan negara dari PT Hosion Sejati.
Hosion Sejati hingga kini masih aman dari pemeriksaan petugas pajak meskipun
komisaris utamanya, Kang Hoke Wijaya, sudah berulangkali meminta agar diaudit.
Bahkan pemilik dan pemodal perusahaan itu menyebutkan ada indikasi manipulasi
pajak di perusahaannya.
Kang Hoke mengungkapkan, selama ini Hosion menjalin bisnis dengan sejumlah
negara. "Ratusan miliar perputaran uang di sejumlah rekening perusahaan, namun
laporan pajak perusahaan tersebut ternyata tidak dilakukan dengan benar," katanya.
Dia mengaku, sudah melihat sendiri persoalan itu. Indikasi manipulasi juga bisa
dilihat bagaimana Hosion tak ikut dalam tax amnesty pada 2015. "Semua perusahaan
yang membayar pajaknya dengan benar, berebut ikut tax holiday. Lha ini kok tidak
ikut, ada apa sebenarnya," katanya.
"Silakan saja dicek dan bandingkan dengan pendapatan perusahaan, apakah masuk
akal atau tidak? Saya yakin ada manipulasi pajak, sehingga mereka tak mau
mengaudit perusahaan secara terbuka dan jujur," katanya.
Selain itu, Kang Hoke juga meminta Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) agar turun tangan untuk membuka semua rekening perusahaan pemasok
alutsita miliknya itu. "Termasuk semua rekening koran pemegang sahamnya," ucap
Kang Hoke Wijaya.
Permintaan Kang Hoke ini juga pernah disampaikan ke penyidik Unit Jaksi (Pajak
dan Asuransi) Direktorat Pidana Ekonomi Khusus (Ditpideksus) Badan Reserse dan
Kriminal Polri (Bareskrim) Polri dan jaksa.
Permintaan Kang Hoke ini terkait juga dengan persoalan yang ditimpakan kepadanya.
Ariel Topan Subagus yang mengatasnamakan dirinya sebagai Direktur Utama Hosion
Sejati melaporkan Kang Hoke dengan tuduhan penggelapan dan pencucian uang
perusahaan.
Menanggapi tuduhan itu, Kang Hoke, justru minta penanganan kasus secara adil,
yaitu mengaudit perusahaan secara terbuka.
Namun, penyidik dan jaksa hingga kini belum melaksanakan permintaan Kang Hoke.
Bahkan mengirimnya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai terdakwa sesuai
dengan tuduhan Ariel.
Kuasa hukum Kang Hoke dari Kantor Hukum Lex Dafaniro, Nico mengatakan,
perkara perusahaan ini belum melalui tahapan-tahapan prosedur yang tertuang dalam
peraturan perundang-undangan khususnya Pasal 138 UU Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UUPT).
"Permohonan tersebut dapat diajukan oleh 1/10 pemegang saham, pihak lainnya dan
kejaksaan untuk kepentingan umum. Namun jaksa belum menjalankan mekanisme
ini. Itulah sebabnya, dakwaan yang disampaikan jaksa terkesan dipaksakan, bahkan
berani melanggar peraturan perundang-undangan yang melekat dalam dunia usaha,"
sambung Nico tentang dakwaan yang disusun tim penuntut umum dari Kejaksaan
Negeri Jakarta Pusat yaitu Lumumba Tambunan, Endang Rahmawati, dan Santoso,
itu.
Perkara Kang Hoke saat ini sudah bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dipimpin Agustinus Setyawahyu
mulai mengadili perkara ini sejak Selasa (28/5/2019). Hingga kini, proses di
persidangan sudah masuk ke pemeriksaan saksi-saksi.
(maf)
ANALISIS KASUS
A. PERSPEKTIF TEORI
Pajak yaitu iuran masyarakat kepada Negara (yang dipaksakan) yang terutang
oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (UU) dalam kasus
pajak perusahaan Hosion Sejati hingga kini masih aman dari pemeriksaan petugas
pajak meskipun komisaris utamanya, Kang Hoke Wijaya, sudah berulangkali meminta
agar diaudit dan mengatakan ada indikasi manipulasi pajak di perusahaannya sehingga
Ditjen pajak tak mau mengaudit perusahaan Hosion tersebut. Menurut Kang Hoke
selama ini Hosion menjalin bisnis dengan sejumlah negara.
Indikasi manipulasi juga bisa dilihat bagaimana Hosion tidak ikut dalam tax
amnesty pada 2015. Semua perusahaan yang membayar pajaknya, turut mengikuti tax
holiday, namun tidak pada perusahaan Hosion tersebut.
B. PERSPEKTIF HUKUM
Perspektif hukum terjadi akibat adanya suatu ikatan yang timbul karena
undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga Negara untuk
menyetorkan sejumlah dana tertentu kepada Negara. Dimana Negara mempunyai
kekuatan untuk memaksa dan pajak tersebut dipergunakan untuk
penyelenggaraan pemerintah. Hal ini memperlihatkan bahwa pajak yang
di pungut harus berdasarkan undang-undang, sehingga menjamin adanya kepastian
hukum, baik bagi petugas pajaksebagai pengumpul pajak maupun bagi wajib pajak
sebagai pembayar pajak.
Kejahatan di bidang perpajakan harus ditangani secara serius mengingat kejahatan ini
sangat merugikan dalam konteks pendapatan negara, yang apabila dibiarkan begitu saja
akan mengganggu stabilitas ekonomi yang berkesinambungan bagi penyelenggara
negara. Di bidang perpajakan mengandung makna adanya hak dan kewajiban yang
telah diatur dalam UU.
Kementerian Keuangan melalui Ditjen Pajak diminta menyelidiki penyebab anak
buahnya tak menanggapi atau menyidik kasus pajak yang lumayan besar untuk
pemdapatan negara dari PT Hosion Sejati. Komisaris Utamanya, Kang Hoke Wijaya,
sudah berulangkali meminta agar diaudit dan dia menyebutkan agar indikasi
manipulasi pajak di dalam perusahaanya.
Kuasa hukum Kang Hoke dari Kantor Hukum Lex Dafaniro, Nico mengatakan, perkara
perusahaan ini belum melalui tahapan-tahapan prosedur yangtertuang dalam peraturan
perundang-undangan khususnya Pasal 138 UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT) , pemeriksaan terhadap Perseroan dapat dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan data atau keterangan mengenai terdapatnya dugaan bahwa
suatu Perseroan telah melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan
pemegang saham atau pihak ketiga; atau jika anggota Direksi maupun Dewan
Komisaris melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Perseroan atau
pemegang saham atau pihak ketiga. Mekanisme yang wajib dilakukan terlebih dahulu
adalah pemeriksaan terhadap perseroan dengan mengajukan permohonan secaara
tertulis beserta alasannya ke Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan perseroan, permohonan tersebut dapat diajukan oleh 1/10 pemegang saham,
pihak lainnya dan kejaksaan untuk kepentingan umum. Namun jaksa belum
menjalankan mekanisme ini. Hingga kini proses persidangan sudah memasuki tahap
pemeriksaan saksi-saksi.
C. SOLUSI
https://nasional.sindonews.com/read/1431339/13/proses-kasus-pajak-pt-hosion-terus-
bergulir-dan-diminta-ada-audit-1566202657 diakses pada 30 November 2019, pukul 16:50.