Anda di halaman 1dari 2

ULAMA VS ATHEIS

Ada seorang ulama yang ditantang oleh seorang atheis untuk menjawab eksistensi
Tuhan. Si atheis berkata kepada ulama,
Saya tidak percaya adanya Tuhan!! Alam raya ini tercipta dengan hukumnya sendiri.
Hanya orang-orang gila saja yang percaya kalau alam raya sebesar ini ada yang
menciptakan. Kita adakan debat terbuka untuk menjelaskan kepada semua orang mana
diantara pendapat kita yang paling benar.
Ulama menyetujui tantangan dari atheis ini. Kemudian mereka menetukan tempat dan
waktunya.
Hari yang ditentukan untuk mengadakan debat terbuka tentang Eksistensi Tuhan telah
datang. Dengan persiapan yang sangat yakin si atheis telah dulu datang di tempat yang
telah ditentukan. Namun si atheis ini dibuat kesal oleh ulama karena hampir satu jam
lebih dari waktu yang ditentukan sang ulama belum juga datang.
Si atheis berkata kepada para penonton yang hadir, Lihat!! Seorang yang
mempercayai adanya Tuhan tidak konsisten kepada janjinya. Mungkin dia menyerah
dan yakin kalau Tuhan memang tidak ada. Makanya dia tidak berani datang.
Hampir beberapa saat lagi debat dibatalkan karena sang ulama belum juga datang,
akhirnya dia terlihat datang menghadiri debat terbuka itu. Si atheis menegur dengan
suara dikeraskan agar terdengar juga kepada para penonton.
Wah,, wah.. Bagaimana Anda ini? Bukannya Anda orang yang percaya adanya Tuhan,
kenapa Anda tidak konsisten dengan janji Anda? Bukannya Anda percaya Tuhan akan
menghukum orang-orang yang tidak tepat janji? Atau Anda berniat membatalkan debat
ini karena Anda sendiri mulai ragu terhadap keyakinan Anda? Olok si atheis.
Sang ulama dengan santainya menjawab, Mohon maaf saya datang terlambat. Saya
tidak berniat membatalkan debat ini. Saya tadi terlambat karena saya mendapat
halangan di jalan. Sang ulama menjelaskan sebab keterlambatannya.
Tadi, sewaktu ingin melewati sebuah jembatan, tiba-tiba air sungai meluap lalu
menyeret jembatan yang akan saya lewati. Saya pun bingung harus melewati jalan
yang mana lagi karena jalan itulah satu-satunya yang saya ketahui. Tapi untung saja
disaat saya sedang bingung harus melakukan apa, tiba-tiba dikejauhan saya melihat
pohon besar yang roboh ke sungai karena tanahnya terkikis arus. Lalu setibanya di
hadapan saya, pohon itu tiba-tiba bergerak-gerak merubah dirinya sendiri menjadi
sebuah perahu yang lengkap keadaannya. Bahkan ada nakhoda di dalamnya. Akhirnya
saya menaiki perahu itu untuk menyeberang sungai.
Belum selesai ulama menjelaskan, atheis menimpali sambil tertawa terbahak-bahak,
Ahahahaa, cukup, cukup. Tidak usah diteruskan kekonyolan Anda. Sepertinya Anda

sudah mulai gila. Saya dan para penonton disini masih waras. Anda piker kami akan
percaya cerita Anda tadi? Sepertinya saya salah orang untuk mengajak Anda berdebat
dalam masalah ini, karena saya piker Anda sudah gila! Mana mungkin ada sebuah
pohon roboh terseret arus sungai, lalu tiba-tiba di depan Anda pohon itu berubah
menjadi sebuah perahu bahkan ada nakhodanya pula, lalu menyeberangkan Anda dari
sungai??
Aheis lalu berkata kepada para penonton, Bagaimana? Apa masih pantas debat ini
dilanjutkan? Atau ada yang bisa berdebat melawan saya untuk menjelaskan tentang
Eksistensi Tuhan?
Tidak seorang pun penonton yang menjawab.
Lalu ulama tadi berkata kepada atheis, Sebenarnya aneh sekali jika sampai sekarang
Anda masih tidak percaya adanya Tuhan. Bukankah Anda tidak percaya dengan cerita
saya bahwa sebongkah pohon dapat merubah bentuk menjadi perahu dan terdapat
nakhoda di dalamnya? Dan menganggap saya orang yang tidak waras? Lalu
bagaimana Anda bisa percaya bahwa alam semesta ini dengan segala isisnya tercipta
karena alam ini bisa membuat dirinya sendiri tanpa ada yang menciptakan? Apa bukan
berarti Anda yang lebih tidak waras dari saya?
Si atheis diam tidak bisa berkata apa-apa lagi. Akhirnya debat yang awalnya
diperkirakan akan menjadi debat panjang bersejarah membahas Eksistensi Tuhan,
berakhir dalam beberapa dialog saja.

Anda mungkin juga menyukai