kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.[1]
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Sren Peder Lauritz
Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH".
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp[2] (pangkat),
yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat)[3], dan ada pula
yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma
negatif"[4].
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan
dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada
tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang
yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi,
kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja
bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang
lebih rendah.
pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion hidrogen dapat diukur
dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang
berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0.
Umumnya indikator asam-basa sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang
berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah
Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang
bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.
p[H]
Menurut definisi asli Srensen [2], p[H] didefinisikan sebagai minus logaritma konsentrasi ion
hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah
mungkin untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektrode yang
digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah
dengan mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat
yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang relatif
tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung
ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion.
Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan plot Gran.[10] Kalibrasi ini akan menghasilkan
nilai potensial elektrode standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya
berbentuk
Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion hidrogen dari pengukuran
eksperimental E. Faktor gradien biasanya lebih kecil sedikit dari satu. Untuk faktor gradien
kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa elektrode tidak berfungsi dengan baik.
Keberadaan elektrolit latar menjamin bahwa koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif
konstan selama titrasi. Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai satu
dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung elektrolit latar.
Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ion akan sama dengan nilai konsentrasi.
Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan bahwa[11] pH = p[H] +
0,04. Pada prakteknya terminologi p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan
kerancuan.
BARU
pH adalah tingkatan asam basa suatu larutan yang diukur dengan skala 0 s/d 14 . Tinggi rendahnya pH air
mineral lain yang terdapat dalam air. pH air standar adalah 6,5 s/d 8,5 . Air dibawah 6,5 disebut asam, sed
yang normal untuk berbagai peggunaan seperti :
Pengaruh pH terhadap air adalah sangat besar, untuk usaha air minum jika pH air terlalu rendah akan berasa
pahit /asam, sedangkan jika terlalu tinggi maka air akan berasa tidak enak (kental/licin).Untuk ikan hias pH
yang terlalu rendah atau tinggi akan menyebabkan ikan tersebut mati.
pH Tubuh manusia adalah 7, banyak ahli Kesehatan mengatakan bahwa tubuh yang ber Alkali dapat
mencegah berbagai macam penyakit degeneratif, termasuk sel-sel kanker, yang dapat terbentuk dengan
mudah dalam Tubuh yang bersifat Asam.
Sebab salah satu fungsi air adalah mendorong racun keluar dari dalam tubuh, sehingga Departemen Kesehat
yang dikonsumsi adalah berkisar antara 6,5 8,5, Jika kita minum air dengan pH di bawah 6,5 itu adalah
adalah sangat kurang baik bagi tubuh kita. Beberapa gajala yang biasanya terjadi jika darah kita bersifat A
mudah lelah, rasa sakit pada sendi.
1. Non Kimia, air dari sumber dibiaskan ke udara air terjadi kontak dengan oksigen kemudian dialirk
diberi kapur gamping yang masih berbentuk bongkahan dari gunung batu karang yang disimpam di
untuk menaikkan pH air sumur yang memang sudah jernih namum berkadar pH rendah. Jika air
setelah urutan diatas harus melalui proses filter yang menggunakan pasir silika, carbon aktif.
2. Air dari sumber dibiaskan ke udara agar terjadi kontak dengan udara (oksigen) kemudian dialirk
gamping. Untuk 1000 liter takarannya adalah 2 sendok makan.Metode ini selain menaikkan pH dari
besi. Proses menaikan pH berproses memerlukan waktu yang relatif cepat sedangkan untuk prose
antara 12 sampai dengan 24 jam.
Untuk menaikkan pH air selain kapur gamping dapat pula menggunakan bahan kimia lain dengan taka
dilakukan sedikit demi sedikit hungga mencapai pH yang dinginkan. Untuk mengetahui pH air dapat mengun
Berikut ini cara untuk menurunkan pH air :
Dapat diturunkan dengan tawas yang sekaligus untuk proses pengendapan. Penggunaan mesin Reverse Osm
tanpa mineral , dapat juga menurunkan pH air dari 7 menjadi 6,5 sampai dengan 5,0.
Kadar Larutan Padat yang terkandung dalam air :
TDS (Total Dissolved Solid) atau Jumlah Total Larutan Padat yang terkandung dalam air yang kita konsu
50ppm, dan yang terbaik adalah dibawah 10ppm. Sebab hal itu akan membantu meringankan fungsi kerja
akan minim serta ringan kerjanya dalam menyaring Larutan Padat tersebut.
Nah sudah tahu kan pH itu apa dan efek dari pH untuk kesehatan tubuh kita. Mulai dari sekarang pelajaril
apakah sudah sesuai dengan standarnya atau belum. pH air minum yang Ideal (6,5 8,5) diikuti dengan T
ppm) dan Rasa Air Minum yang segar serta tidak pahit akan menghasilkan tubuh yang Sehat.
Apabila pH dalam air yang kita konsumsi sudah memenuhi syarat kesehatan, selanjutnya adalah kita juga
dalam air yang mungkin berbahaya bila dikonsumsi seperti pathogen atau micro organism berbahaya dal
untuk memastikan mendapatkan air yang steril, kita menyediakan prasarana disinfektan yang berkualitas untu
Yuki Water Treatment merupakan salah satu perusahaan pengolahan dan penyaringan air pertama di Indon
Yuki Water Treatment memiliki pengalaman hampir 30 tahun menangani berbagai masalah air keluarga In
diperumahan, perkantoran, restoran, dan sektor industri. Oleh karena itu, Yuki Water Treatment sangat mem
setiap pelanggan serta memberikan solusi terbaik akan kebutuhan air anda.
Bekerjasama dengan perusahaan VIQUA dari kanada yang berpengalaman lebih dari 35 tahun. Dalam p
pembuatan teknologi UV Ultra Violet. Sebagai bagian dari Danaher Group Corporation yang memiliki
negara, keahlian VIQUA tidak perlu diragukan lagi.
UV Sterilight merupakan sebuah alat filter air yang mampu mengubah air bersih sehingga menghasilkan air y
siap untuk dikonsumsi dengan kondisi yang sehat, steril, dan aman. Dalam prosesnya menggunakan teknolog
penyinaran UV yang memastikan membunuh bakteri, virus, fungi, dan protozoa yang terkandung didalam air
Pemasangan yang mudah dan tidak memakan banyak tempat, cukup diletakkan dibawah keran anda.
Keunggulan menggunakan UV STERILIGHT :
UV Sterilight mampu menghancurkan bakteri dan virus berbahaya dalam air hingga 99,99%, sehingga air y
UV Sterilight dirancang khusus dan sudah teruji mampu memberikan kegunaan yang konsisten dan bermut
jam, oleh sebab itu kita dapat menghemat waktu dan biaya karena penggantian bohlam dilakukan cukup 1 tah
Material alat ini menggunakan stainless-steel (304 SS) berkualitas tinggi sehingga tahan lama dan berg
bermanfaat bagi pemilik bisnis karena anti karat dan higienis.
Tidak mengubah warna air, membuat bau dan mengubah rasa air, sehingga tidak akan memberikan penga
minuman.
Memiliki alarm yang berfungsi untuk memberitahu sisa masa pemakaian bohlam dan kerusakan pada bo
output ultraviolet. Hal ini membantu anda untuk dapat mengganti bohlam pada waktunya sehingga terhindar
Kualitasnya telah mendapat pengakuan CSA (Certified Securities Analyst) International dan CE (Co
merupakan sebuah jaminan yang diakui dengan taraf internasional.
Hanya membutuhkan daya listrik sebesar 40 watt atau setara dengan energi pada satu buah lampu. Sehingga
Mulai sekarang lebih bijaksanalah dalam mengkonsumsi air minum, pergunakan sarana filterisasi yang sud
bahwa hidup sehat kita berawal dari air minum sehat. Air dengan pH sesuai standar kesehatan dan terbebas
Yuk kita minum,
PH Meter
pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang
diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat
asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai
nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki
mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan
pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline)
dengan nilai pH 7 14. Air murni adalah netral atau mempunyai
nilai pH 7.
Di dalam air minum PH meter adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an.
Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen
disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya log [H+].
Dengan kata lain pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH
suatu larutan dapat ditera dengan beberapa cara antara lain
dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dengan indikator atau
yang lebih teliti lagi dengan pH meter. Pengukur PH tingkat asam
dan basa air minum ini bekerja secara digital, PH air disebut asam
bila kurang dari 7,
PH air disebut basa (alkaline) bila lebih dari 7 dan
PH air disebut netral bila ph sama dengan 7. PH air minum ideal
menurut standar Departemen Kesehatan RI adalah berkisar antara
6,5 sampai 8,5
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air
yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis
alat bekerja mengukur.
Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display
masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai
angka digital stabil
Selain untuk mengukur ph air maka ph meter ini dapat digunakan
untuk mengukur ph tanah dengan terlebih dahulu mencampurkan
tanah yang akan diukur dengan sejumlah air. Komposisi campuran
air dan tanah mengikuti aturan yang berlaku yaitu dengan nisbah
1:1 atau 1:2,5 atau 1:5. Tipe keasaman aktif atau keasaman actual
disebabkan oleh adanya Ion H+ dalam larutan tanah. Keasaman ini
ditulis dengan pH (H2O). Sebagai contoh keasaman (pH) tanah
diukur dengan nisbah tanah : air 1 : 2,5 (10 g tanah dilarutkan
dengan 25 ml air) dan ditulis dengan pH2,5(H2O). Di beberapa
laboratorium, pengukuran pH tanah dilakukan dengan
perbandingan tanah dan air 1 : 1 atau 1 : 5. Pengukuran pada
nisbah ini agak berbeda dengan pengukuran pH2,5 karena
pengaruh pengenceran terhadap konsentrasi ion H. Untuk tujuan
tertentu, misalnya pengukuran pH tanah basa, dilakukan terhadap
pasta jenuh air. Hasil pengukuran selalu lebih rendah daripada
pH2,5 karena lebih kental dan konsentrasi ion H+ lebih tinggi. Di
bidang pertanian tanah yang ideal adalah PH mendekati 7 sehingga
unsur hara dan senyawa yang penting dapat diserap oleh tanaman.
Jika PH tanah terlalu asam yaitu dibawah nilai 7 maka perlu
diperbaiki dengan menambahkan kapur (CaCO3) pada tanah
kuning.
4.Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna
kuning.
5.Fenolftalin dalam larutan asam berwarna - dan dalam larutan basa
berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna.
SISTIM KARBONAT
Danar WIcaksono
INFONESIIA
Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau
ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau basa
lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak memiliki
buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami asidosis ( pH
darah asam ) (Anonim, 2008).
Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam lemah dan garamnya. Asam
lemah nya adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan garamnya adalah HCO3-. Buffer
tersebut dapat mempertahankan pH darah sekitar 7,35 7,45 dengan reaksi sebagai berikut :
H2CO3 + OH- => HCO3- + H2OHCO3- + H+ => H2CO3
Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir adalah asam lemah
(asam karbonat). Jika masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr adalah garamnya.
Ketika masuk zat asam
ketika hal ini terjadi asam karbonatlah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi si
asam ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan
menghasilkan hasil reaksi berupa garam yang banyak. Garam ini sebagain disimpan dan
jika lebih akan dibuang melalui urin. Jadi kalo banyak makan atau minum yang asam asam,
kita akan banyak menghasilkan urin. Karena asam karbonat bereaksi dengan asam untuk
menetralkan tadi, maka jumlah asam karbonat akan berkurang sehingga kita perlu
mempeorlhnya dari pernafasan CO2.
Ketika masuk zat basa
ketika hal ini terjadi garam lah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi si basa ini dan
bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan hasil
reaksi berupa asam karbonat yang banyak. Asam karbonat ini sebagain disimpan dan jika
lebih akan dibuang melalui nafas (CO2). Jadi kalo banyak makan atau minum yang basa
basa, kita akan banyak menghasilkan CO2
Proses di alam sudah tertata rapi. Setiap tahap dari suatu proses seluruhnya berjalan dengan
peranan tertentu yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup mahluk di alam. Tetapi manusia
sering kali menciptakan suatu proses baru, dengan alasan untuk kesejahteraannya yang malah
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan proses alam, sampai akhirnya menimbulkan
bencana. Mari kita simak sebuah contoh, suatu proses yang terjadi di alam, yaitu siklus
karbon.
Siklus karbon melibatkan seluruh lingkungan yang ada di alam semesta, meliputi atmosfer,
biosfer, hidrosfer dan geosfer. Karena itu, siklus karbon disebut sebagai siklus
biogeochemical. Pada setiap lingkungan dan antara lingkungan terjadi pertukaran karbon.
Karbon berpindah dari lingkungan atmosfer ke biosfer sebagai gas karbondioksida. Gas
karbondioksida digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis. Karbon memasuki lingkungan
atmosfer dari lingkungan bisofer juga sebagai gas karbondioksida. Gas karbondioksida
dilepaskan ke atmosfer dari hasil pernafasan mahluk hidup, hasil pembusukan/fermentasi
oleh bakteri/jamur dan hasil pembakaran senyawa-senyawa organik.
Selain petukaran karbon dari lingkungan atmosfer ke biosfer atau sebaliknya, karbon
dipertukarkan dalam lingkungan bisofer melalui rantai makanan. Pertukaran karbon pun
terjadi dari lingkungan biosfer ke geosfer. Cangkang hewan-hewan lunak pada umumnya
mengandung karbonat. Karbonat kemudian diubah menjadi batu kapur melalui suatu proses
yang disebut sedimentasi. Sedangkan perpindahan karbon dari lingkungan geosfer ke
lingkungan atmosfer terjadi melalui hasil reaksi batu kapur dan erupsi gunung merapi.
Perpindahan karbon sebagai gas karbondioksida dari lingkungan atmosfer ke hidrosfer, atau
sebaliknya terjadi untuk menyeimbangkan pH air laut, melalui reaksi kesetimbangan:
CO2 + H2O ? H2CO3H2CO3 ? H+ + HCO3
Sekitar 2 x 1016 karbon sebagai karbonat, batu bara dan minyak, sedangkan 2,5 x 1012 ton
karbon sebagai karbondiokasida. Setiap tahunnya kemampuan tumbuhan untuk menyerap gas
karbondioksida dari atomosfer hanya 15%. Dilain pihak, gas karbondioksida di atmosfer
terus meningkat sejalan dengan perkembangan sarana transportasi dan industri.
Perkembangan industri bukannya diiringi dengan penambahan kawasan yang dapat menyerap
karbondioksida (misalnya tumbuhan), tetapi malah diiringi oleh penebangan hutan dimana-
mana. Parahnya lagi, bukan hanya penebangan hutan tetapi pembakaran hutan yang
menghasilkan gas karbondioksida. Hal inilah yang terjadi selama ini, akibatnya terjadi
kenaikkan konsentrasi gas karbondioksida sebanyak 20% semenjak abad ke-19
2.1 Pengertian karbon
(Latin: carbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah
sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di matahari, bintangbintang, komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam bentuk berlian mikroskopik
telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh ke bumi. Berlian alami juga ditemukan
di kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya.
Berlian sekarang ini diambil dari dasar samudera di lepas pantai Cape of Good Hope. Sekitar
30% berlian industri yang dipakai di AS sekarang ini merupakan hasil sintesis.
Energi dari matahari dan bintang-bintang dapat diatribusikan setidaknya pada siklus karbonnitrogen.
2.2 Definisi Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer,
hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon
yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil
carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati),
dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon
antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacamacam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun
demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan
atmosfer.
Siklus karbon dimulai dengan dilepaskannya CO2 oleh berbagai macam sumber seperti:
Q Pengilangan minyak bumi.
Q Asap pabrik dan kendaraan bermotor.
Q Peristiwa alam seperti minyak bumi.
Q Organisme laut
Q Aktivitas manusia, hewan, dan tumbuhan
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan
keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya
atmosfer biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat
memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber
(source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal
dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan
menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk
berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam
tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02
di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon
dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion
bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk
diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi,
COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah
seimbang dengan jumlah C02 di air.
2.3 KARBON DI ATMOSFER
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2).
Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di
atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan),
namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang
mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini
merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang
konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam
pemanasan global.
Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah karbon
dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih
banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan
yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih
mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin
yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut
(lihat bagian solubility pump).
Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme
membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk
cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan
karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi
penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau
lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada
daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling
karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam
karbonat terbentuk:
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya
yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan
bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 H+ + HCO3
2.6 MODEL SIKLUS KARBON
Model siklus karbon dapat digabungkan ke dalam model iklim global, sehingga reaksi
interaktif dari lautan dan biosfer terhadap nilai CO2 di masa depan dapat dimodelkan. Ada
ketidakpastian yang besar dalam model ini, baik dalam sub model fisika maupun biokimia
(khususnya pada sub model terakhir). Model-model seperti itu biasanya menunjukkan bahwa
ada timbal balik yang positif antara temperatur dan CO2. Sebagai contoh, Zeng dkk. (GRL,
2004 [2]) menemukan dalam model mereka bahwa terdapat pemanasan ekstra sebesar 0,6C
(yang sebaliknya dapat menambah jumlah CO2 atmosferik yang lebih besar).