PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan anugerah terindah yang diidamkan oleh
setiap wanita. Bagi wanita, mengetahui sedini mungkin bahwa dirinya
positif hamil adalah sangat penting karena pada beberapa minggu pertama
kehamilan, akan terjadi pembentukan organ-organ tubuh yang vital.
Perubahan-perubahan fisik dan emosi pada diri ibu hamil biasanya terjadi
setiap trimester selama kehamilan. Setiap trimester mempunyai
karakteristik yang harus diketahui oleh ibu hamil.
Pada trimester pertama, ibu hamil akan merasa mual pada pagi
hari, merasa lelah, dan ingin tidur terus menerus, timbul vena tipis di
permukaan kulit, payudara mulai membesar dan daerah sekitar puting susu
mulai berwarna gelap, menjadi sering buang air kecil karena perubahan
hormon dan bertambah besarnya janin yang menekan kandung kemih.
Kemudian secara emosi akan terjadi penurunan libido, perubahan
emosi/suasana hati, khawatir dan cemas bentuk tubuh akan berubah dan
tidak menarik lagi. Trimester kedua kehamilan, ibu mengalami
peningkatan nafsu makan dan terasa lebih berenergi, pengeluaran cairan
vagina bertambah, payudara bertambah besar dan nyeri berkurang, perut
bagian bawah semakin besar, bayi kadang terasa bergerak, denyut jantung
meningkat, kaki dan tumit membengkak, perut terasa gatal karena kulit
mulai meregang, timbul tanda bergaris pada perut, sakit pinggang dan
kadang hemoroid (ambeien). Perubahan emosi pada trimester kedua sudah
mulai berkurang dan stabil, seluruh perhatian tertuju pada anak yang akan
dilahirkan, rasa cemas akan meningkat sejalan dengan usia kehamilan.
Pada trimester terakhir, ibu mulai merasakan bayi mulai
menendang dengan keras dan gerakannya mulai tampak dari luar, suhu
tubuh meningkat sehingga ibu merasa kepanasan, terjadi kontraksi ringan
(Braxton-Hicks), mulai keluar cairan putih encer dari payudara
(kolostrom), cairan vagina meningkat dan mulai mengental. Secara emosi
ibu akan mengalami perasaan gembira bercampur takut karena kelahiran
sudah dekat, khawatir akan proses persalinan dan apakah akan melahirkan
bayi yang sehat atau tidak.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut
biasanya merangsang ibu melakukan pengobatan untuk menghilangkan
atau mengurangi gejala/ rasa sakit yang timbul. Pemakaian obat selama
hamil ini akan menimbulkan masalah jika ibu tidak berhati-hati dan
melanggar aturan pemakaian obat yang dianjurkan. Hal ini mengingat
bahwa dalam pemakaian obat selama kehamilan, tidak saja dihadapi
berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu, tetapi juga pada janin.
Salah satu contoh kasus obat yang dapat memberikan pengaruh sangat
buruk terhadap janin jika diberikan pada periode kehamilan adalah
talidomid, yang memberi efek kelainan pada bayi berupa tidak tumbuhnya
anggota gerak.
Pengaruh buruk obat terhadap janin, secara umum dapat bersifat
toksik, teratogenik, maupun letal tergantung pada sifat obat dan umur
kehamilan pada saat minum obat. Pengaruh toksik adalah jika obat yang
diminum selama masa kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan
fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kesehatan Reproduksi
plasma ibu, sehingga obat yang bersifat asam akan tinggi kadarnya di sel
embrio.
Tahap kehamilan saat obat mungkin memberikan efek dismorfogenik
Sebelum periode implantasi, blastosis bebas dalam rahim dan
memperoleh nutrisi dari sekret rahim; pada tahap ini tidak terbukti adanya
zat-zat eksogen yang dapat menyebabkan kelainan bawaan. Setelah
implantasi, mulai masa kritis. Pada tahap dini mungkin embrio mati atau
ada induksi malformasi mayor, sedangkan malformasi minor terjadi pada
tahap lebih lanjut. Oleh karena itu pada tahap embrionik (56 hari pertama)
bahaya serius mungkin, timbul, tetapi justru pada akhir masa ini si ibu
baru sadar bahwa ia hamil.
Setelah 8 minggu, mulai periode fetal di mana diferensiasi organ
utama telah terjadi tetapi diferensiasi genital ekstern, perkembangan
susunan saraf pusat dan penutupan palate sedang berlangsung. Selama
masa ini obat dapat menyebabkan kelainan otak, gangguan penutupan
palate atau pseudo hemaphroditisme. Obat mungkin memberikan efek
langsung pada janin (thalidomid) atau mungkin dapat mengubah
metabolism ibu (misalnya obat-obat hipoglikemik).
Banyak obat atau metabolitnya dapat menembus plasenta, tetapi
hati janin masih belum mempunyai banyak enzim seperti pada ibunya. Hal
ini mungkin menyebabkan zat-zat tertentu berdifusi kembali dalam bentuk
tetap ke dalam sirkulasi ibu. Hams diingat bahwa tidak hanya obat yang
dapat mempengaruhi janin, tetapi juga minum alkohol berlebih, infeksi
(khususnya virus), gangguan metabolisme dan status nutrisi. Pemakaian
pada saat yang sama terjadi diferensiasi saluran penceranan dan lainlainnya.
Urut-urutan kejadian embrionik menunjukkan bahwa tiap organ dan
sistem mengalami masa krisis diferensiasi pada saat tertentu dalam
perkembangan prenatal dan selama masa krisis inilah kepekaan embrio
paling besar, sehingga mungkin dapat terjadi kematian fetus. Bila dosis
obat ada di atas ambang minimal teratogen mungkin terbentuk
kelainan bawaan.
Periode fetogenesis mulai pada akhir minggu ke-8 kehamilan; yang
penting dalam mass ini adalah penutupan lengkap plate, reduksi hernia
umbilikus pada akhir minggu ke-9, diferensiasi genital eksterna dan
histogenesis system saraf pusat yang berlangsung selama periode
perkembangan intra uterin dan barn selesai beberapa bulan setelah
lahir. Karena itu selama periode fetal bahan dismorfogenik tidak
menyebabkan kelainan morfologis tetapi dapat mengganggu
diferensiasi genital eksterna dan berbagai perubahan tingkah laku atau
gangguan perkembangan mental dalam kehidupan post natal.
2. Kepekaan genetik embrio.
Ada interaksi tetap antra gen-gen dan bahan-bahan eksogen. Perbedaan
reaksi'terhadap bahan yang berbahaya antara individu, strain-strain
hewan dan spesies disebabkan oleh kekhususan biokimia yang
berhubungan dengan gen-gen. Misalnya kepekaan tinggi embrio
terhadap kortikosteroid yang menyebabkan cleft palate mungkin
disebabkan oleh perbedaan-perbedaan metabolik antara mencit dan
Obat dapat bekerja langsung pada jaringan ibu dan juga secara
tidak langsung mempengaruhi jaringan janin.
Penggunaan uterotonika :
1. Pra persalinan
Diindikasikan untuk mengawali atau memperbaiki kontraksi uterus,
dimana hal ini dianggap lebih menguntungkan atau sesuai untuk janin
maupun ibu guna menghasilkan persalinan normal pervaginam yang
lebih dini
2. Pasca persalinan
Diindikasikan untuk menghasilkan kontraksi uterus pada kala III
persalinan dan untuk mengontrol perdarahan pasca persalinan.
Kontra indikasi Pemberian obat Uterotonika :
1. Pada kasus ibu hamil dengan kelainan anatomi tulang panggul yang
bermakna ( CPD: Chepalo Pelvix Disporpotion), posisi/ presentasi
janin yang tidak menguntungkan, dimana persalinan pevaginan tidak
mungkin terjadi tanpa dilakukan konversi/ tindakan bedah, pada kasus
gawat janin dimana persalinan tidak perlu segera diakhiri.
2. Pola uterus hipertonik/ hipersensitivitas terhadap obat uterotonika
3. Penggunaan jangka panjang pada inersia uteri/ toksemia berat
4. Presentasi/ prolaps tali pusat, plasenta previa total
1.
dan fakta bahwa obat bius lokal tidak menyebabkan reaksi alergi. Karena
tingginya kelarutan lemak dan ketinggian affinitas untuk situs
pengikatan protein, maka bupivacine mempunyai durasi aksi yang lebih
panjang dibanding obat bius lokal lainnya. Walaupun demikian, besarnya
kecenderungan pengikatan bupivacine dengan situs ikatan protein
kardiak tertentu setelah penginjeksian intravena yang tidak disengaja
mungkin akan menyebabkan depresi miokardial yang mendalam yang
menyebabkan penghentian kardiak intractabel. Dengan menggunakan
obat bius lokal lain, seperti lidocaine, sistem saraf pusat akan terkena
efeknya dikarenakan penggunaan dosis yang berlebih atau penginjeksian
intravenus yang tidak disengaja yang terjadi pada level tekanan darah
yang rendah (8 atau 10 g per milimeter) dibanding obat bius lokal yang
berpengaruh terhadap efek racun kardiovaskular (20 g per milimeter).
Aspirasi Pneumonitis
Warner, dkk. Dahulu mereview insiden dan konsekuensi aspirasi paruparu kandungan gastric selama 215.488 prosedur anesthetik yang
dilakukan pada tahun 1985 hingga 1991. Aspirasi kandungan gastric
terjadi pada i dari 3126 prosedur, tetapi kematian total hanya 1
dibanding 71.829. enam puluh empat persen pasien yang mempunyai
aspirasi kandungan gastric tidak mempunyai sequelac. Enam pasien
memerlukan ventilasi mekanis untuk lebih dari 24 jam; tiga dari enam
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
1. Kesimpulan
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi
yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui
dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi
yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting
untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut.
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin
selama masa kehamilan. Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu
dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang
membutuhkan obat. Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen
pada periode organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi
cacat janin lebih besar. Di sisi lain, banyak ibu yang sedang menyusui
2. Saran
Beberapa hal perlu dipertimbangkan selama hamil antara lain :
a. Penggunaan obat hanya yang betul bermanfaat dan pemilihan obat
dengan rasio risk/benefit terkecil.
b. Informasi pada ibu tentang implikasi pemaparan obat selama hamil.
c. Pada pemaparan obat yang diharuskan/terpaksa maka diperlukan
penjelasan pada ibu tentang prioritas tindakan pencegahan kehamilan.
d. Penentuan pemaparan obat yang menyebabkan kelainan dan
pelaporannya.
e. Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu
hamil / menyusui:
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay hoan tan, Drs.,dan Rahardja kirana,Drs., 2002 Obat-Oat Penting
khasiat, penggunaan, dan efek samping , PT Elek Media
Komputindo,Jakarta
2. Purwanto, SL, dkk. 1994. Data Obat di Indonesia Edisi 9.. Grafidian jaya.
Jakarta
3. http://www.pro-ibid.com/content/view/8/1/
4. Cermin Dunia Kedokteran No. 65, 1990
5. http://joe0397.blog.friendster.com/tag/farmasi/