UIB - Uraian Pelat Beton PDF
UIB - Uraian Pelat Beton PDF
UIB - Uraian Pelat Beton PDF
Untuk
merencanakan
pelat
beton
bertulang,
disamping
harus
memperhatikan beban dan ukuran pelat juga perlu diperhatikan jenis tumpuan
tepi.
-
Bila pelat dapat berputar (berotasi) bebas pada tumpuan, maka pelat
dikatakan bertumpu bebas seperti disajikan pada gambar 2.1.
tak dibebani
setelah dibebani
Bila tumpuan mampu mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku
terhadap momen puntir, maka pelat itu dikatakan terjepit penuh seperti pada
gambar 2.2.
setelah dibebani
tak dibebani
12
Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka
pelat itu terjepit sebagian (terjepit elastis) seperti pada gambar 2.3.
setelah dibebani
tak dibebani
Sebagai gambaran untuk membedakan jepit penuh atau jepit elastis dapat juga
diilustrasikan pada balok anak seperti gambar 2.4.
b. Balok tengah
a. Balok tepi
Balok tengah pada gambar 2.4b yang lebih kecil dari balok tepi pada gambar
2.4a akan memberi jepitan yang lebih tinggi terhadap lantai kalau beban dikanan
dan kiri balok adalah permanen. Dengan demikian pada balok tepi lebih
konservatif bila tidak ditinjau sebagai jepit penuh, dan dianjurkan sebagai
tumpuan bebas. Jika diasumsikan sebagai jepit penuh harus dijamin bahwa
balok tepi tersebut mampu mencegah rotasi, untuk itu balok tepi harus didesain
relatif sangat kaku dengan memperhitungkan kekuatan torsi yang cukup.
13
Menurut bentuk geometri dan arah tulangan cara analisis pelat dibagi
menjadi dua yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah, yang masing-masing
dibahas lebih mendalam pada pasal-pasal berikut.
Analisis momen lentur pada pelat satu arah sebenarnya dapat dianggap
sebagai gelegar diatas banyak tumpuan.
-
Untuk pelat satu bentang dapat dipandang sebagai struktur statis tertentu,
penyelesaiannya dapat digunakan 3 buah persamaan kesetimbangan.
Untuk pelat dua bentang atau lebih/pelat menerus (statis tak tertentu),
penyelesaiannya menggunakan persamaan kesetimbangan dengan satu
persamaan perubahan bentuk.
14
1/9
1/16
1/14
1/9
1/24
1/24
1/11
1/16
1/10
1/14
1/ 8
1/10
1/16
1/10
1/11
1/16
1/14
1/10
1/24
1/16
1/10
1/14
1/10
1/24
1/11
1/16
1/16
1/14
1/24
1/24
1/16
1/11
1/11
1/16
1/10
1/16
15
1/16
1/14
1/24
1/10
1/11
1/16
1/11
1/16
1/16
1/10
1/14
1/24
1/11
1/16
1/24
1/11
1/11
1/10
1/16
1/10
1/11
1/10
1/11
1/16
1/16
1/16
1/11
1/16
1/14
1/10
1/16
1/24
1/11
Keterangan
Tumpuan ujung tetap (jepit)
Tumpuan ujung sederhana (sendi)
Menerus diatas tumpuan (sendi)
Untuk dapat lebih memahami analisis perhitungan pelat satu arah, dibawah
ini diberikan langkah-langkah perhitungan pelat satu arah sebagai berikut :
1. Tentukan tebal pelat, dengan syarat batas lendutan (Tabel 1.4).
2. Hitung beban-beban : beban mati, beban hidup dan beban berfaktor.
3. Hitung momen akibat beban berfaktor (Tabel 2.1).
4. Hitung Luas tulangan, dengan memperhatikan batas tulangan :
min <
<
mak
min
= 0,0025
smak
2,0 h
smak
250 mm
16
Jarak minimum
tulangan utama
PBI
: 25 mm
saran : 40 mm
Penutup beton :
Tidak langsung berhubungan
dengan tanah/cuaca = 20 mm
Langsung berhubungan dengan
Tanah/cuaca = 40 mm
Jarak maksimum :
tulangan utama
2.0 h atau 250 mm
tulangan pembagi
250 mm
Diameter tulangan :
Polos
p
8 mm
Deform d
6 mm
Kode tulangan :
Lapisan terluar
Lapisan kedua dari luar
Segitiga menunjuk ke
dalam pelat
Lapisan terluar
Lapisan kedua dari luar
17
2.3.1. Contoh 1
Diketahui pelat lantai seperti pada gambar 2.7 ditumpu bebas pada tembok bata,
menahan beban hidup 150 kg/m2dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir
urug) sebesar 120 kg/m2. Pelat ini terletak dalam lingkungan kering.
Mutu beton fc = 20 MPa, Mutu baja fy = 240 MPa (Polos).
L = 3.60 m
a. Denah
b. Potongan
Ditanyakan :
Tebal pelat dan Penulangan yang diperlukan
Penyelesaian :
1. Tentukan tebal pelat (berkenaan syarat lendutan).
Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan pelat
ditumpu bebas pada dua tepi adalah : ( L/20) x 0,743, shg menjadi :
hmin =
L
3,6
=
= 0,1333 cm
27
27
18
2. Hitung beban-beban
qu = 1,2 qd + 1,6 q1
qd akibat berat sendiri = 0,14 x 2,40
= 0,336 t/m2
= 0,120 t/m2
+
= 0,150 t/m2
Beban hidup q1
1/24
1/ 8
4. Hitung tulangan
Tebal pelat h = 140 mm
Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
Ditentukan diameter tulangan
Tinggi efektif d = h p
p
p
= 140 20 . 10 = 115 mm
19
f ' = 15 MPa
c
f = 240 MPa
y
f'
1 c
0,85
max
600
600 + f
y
f
y
0,85
0,85
240
= 075
15
600
= 0,0323
600 240
0,75
0,0323 = 0,024
Mu
1,2753 tm = 1,2753
M
M
n
Rn
fy
0,85 f 'c
240
0,85 15
1
1
m
1
1 18,8235
1
18,8235
107
115 2
1000
1,2753 10 7
= 1,594 10 7 Nmm
0,8
1,594
n
bd 2
1 -
10 7 Nmm
= 1,2053
= 18,8235
2 m Rn
fy
1 -
18,8235 1,2053
240
2 x18,8235x1,2053
240
= 0,0053
max
>
min
dipakai
= 0,0053
20
As =
Diperlukan tulangan
P 10-125
= 628 mm2
610 mm2
memenuhi syarat
(1 meter ada 8 tulangan, @As=78,5 mm2 shg total As=78,5 x 8 = 628 mm2)
b) Tulangan pada tumpuan
Mu = 0,4251 tm = 0,4251 x 107Nmm
Mn =
Rn
m =
7
Mu = 0,4251x10
0,8
7
Mn = 0,5314 10 = 0,4018
1000 1152
b d2
fy
0,85 fc
'
1
m
1
18,8235
240
0,85x15
= 18,8235
2mRn
fy
18,8235
240
0,5293
= 0,0017
As =
max
min
dipakai
min
= 0,0025
Diperlukan tulangan
P 10-250
= 314 mm2
288 mm2
memenuhi syarat
(1 meter ada 4 tulangan, @As=78,5 mm2 shg total As=78,5 x 4 = 314 mm2)
c) Tulangan pembagi
Dalam arah tegak lurus terhadap tulangan utama harus disediakan
tulangan pembagi (demi tegangan suhu dan susut).
Untuk fy = 240
AS =
0,25 bh
100
21
Untuk fy = 400
0,18 bh
100
AS =
0,25
1000
100
140
Diperlukan tulangan
= 350 mm2
P 10-220
= 357 mm2
350 mm2
memenuhi syarat
(1 meter ada 5 tulangan, @As=78,5 mm2 shg total As=78,5x5 = 392,5mm2)
10 - 250
8 - 250
10 - 250
10 - 250
10 - 220
1/5 L
1/5 L
720
720
p
1/10 L
360
10 - 250
8 - 250
10 - 220
10 - 250
10 - 125
L = 3600
1/10 L
360
LX
LX
B2
B2
B1
B3
B1
LY
B3
LY
B4
B4
X
Y
a. LX
b. LX < 0.4 LY
0.4 LY
Apabila Lx
0,4
menumpu pada balok B1,B2,B3,B4 yang lazimnya disebut sebagai pelat yang
menumpu keempat sisinya disebut sebagai pelat yang menumpu keempat
sisinya. Dengan demikian pelat tersebut dipandang sebagai pelat dua arah (arah
x dan arah y), tulangan pelat dipasang pada kedua arah yang besarnya
sebanding dengan momen-momen setiap arah yang timbul.
23
Apabila Lx < 0,4 Ly Seperti pada gambar 2.8b, pelat tersebut dapat
dianggap sebagai pelat menumpu balok B1 dan B3, sedangkan balok B2 dan B4
hanya kecil didalam memikul beban pelat. Dengan demikian pelat dapat
dipandang sebagai pelat satu arah (arah x), tulangan utama dipasang pada arah
x dan pada arah y hanya sebagai tulangan pembagi.
Tabel 2.2 menunjukkan momen lentur yang bekerja pada jalur 1 meter,
masing-masing pada arah x dan arah y.
Mlx = momen lapangan per meter lebar di arah x.
Mly = momen lapangan per meter lebar di arah y.
Mtx = momen tumpuan per meter lebar di arah x.
Mty = momen tumpuan per meter lebar di arah y.
Mtix = momen tumpuan akibat jepit tak terduga diarah x.
Mtiy = momen tumpuan akibat jepit tak terduga diarah y.
Seperti pada pelat satu arah, pemakaian tabel 2.1 ini dibatasi beberapa syarat :
a. Beban pelat terbagi rata.
b. Perbedaan yang terbatas antara besarnya beban maksimum dan minimum
antara panel pelat.
qu, min > 0,4 qu,mak.
c. Perbedaan terbatas antara panjang bentang yang berbatasan.
Lx, terpendek
Ly, terpendek
Jika syarat-syarat diatas dipenuhi, maka tabel 2.2 dapat memberikan hasil yang
aman terhadap momen-momen lentur maksimum.
Momen jepit tak terduga disini dianggap sama dengan setengah momen
lapangan di panel yang berbatasan, maka :
Pada arah x,
Pada arah y,
24
Tabel 2.2 Momen per meter lebar dalam jalur tengah akibat beban terbagi rata
Skema
II
III
IV
VA
Ly/Lx
Lebar Jalur
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,5
41
54
67
79
87
97
110
41
35
31
28
26
25
24
25
34
42
49
53
58
62
25
22
18
15
15
15
14
51
63
72
78
81
82
83
51
54
55
54
54
53
51
30
41
52
61
67
72
80
30
27
23
22
20
19
19
68
84
97
106
113
117
122
68
74
77
77
77
76
73
24
36
49
63
74
85
103
33
33
32
29
27
24
21
69
85
97
105
110
112
112
33
40
47
52
55
68
62
24
20
18
17
17
17
16
69
76
80
82
83
83
83
31
45
58
71
81
91
106
39
37
34
30
27
25
24
91
102
108
111
113
114
114
= terletak bebas
= menerus pada tumpuan
= tidak tertumpu (ujung bebas / tergantung)
25
Skema
VB
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,5
39
47
57
64
70
75
81
31
25
23
21
20
19
19
91
98
107
113
118
120
124
28
37
45
50
54
58
62
25
21
19
18
17
17
16
60
70
76
80
82
83
83
54
55
55
54
53
53
51
14
21
27
34
40
44
52
30
39
47
56
64
70
85
48
69
94
120
148
176
242
63
79
94
106
116
124
137
30
33
35
37
39
40
41
14
15
15
15
15
15
15
63
69
74
79
79
80
82
48
48
47
47
47
46
45
VI
VIIA
VII
Ly/Lx
M1x = 0,001
qulx2
qulx2
= terletak bebas
= menerus pada tumpuan
= tidak tertumpu (ujung beban bebas/tergantung)
26
2.5.1 Contoh 2
Diketahui :
Pelat lantai menumpu pada balok seperti gambar 2.9, berada di lingkungan
kering, ditumpu pada balok beton yang tidak diperhitungkan menahan torsi.
Mutu beton fc = 15 MPa, Mutu baja fy = 240 MPa, tersedia tulangan diameter
10 mm.
4.00
4.80
Diminta :
Tentukan tebal pelat dan tulangan yang diperlukan, bila pelat memikul beban
hidup 250 kg/m2 dan beban finishing penutup pelat (tegel, spesi, pasir
urug,plafon) = 140 kg/m2.
Penyelesaian :
1. Tentukan tebal pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk fy = 240 MPa dan bentang
pendek
Lx = 4,00 meter
adalah :
27
hmin =
L
4,0
=
= 0,148 m
27
27
2. Hitung beban-beban
qu = 1,2 qd + 1,6 q1
qd akibat berat sendiri = 0,15 x 2,40 = 0,360 t/m2
qd dari finishing penutup lantai
= 0,140 t/m2
= 0,500 t/m2
Beban hidup q1
= 0,250 t/m2
= 0,560 tm
= 1/2 x 0,864
= 0,432 tm
= 1/2 x 0,560
= 0,280 tm
4. Hitung tulangan
Tebal pelat h = 150 mm
Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
Ditentukan diameter tulangan
Tinggi efektif : dx = h - p - 1/2
= 10 mm
Px
- 1/2
Py
28
dx = 125 mm
dy = 115 mm
150
10
10
20
fc = 15 MPa
0,85, untuk fc
fy = 240 MPa
b
0,85 1f'c
fy
0,85x0,85x15
240
600
600 fy
x
600
= 0,0323
600 240
max =
0,75 x
min =
0,864 x107
M
u
Mn =
=
0,8
= 1,080 x 107
7
Mn = 1,080x10
= 0,6912
=
1000x1252
bd 2
fy
240
m =
=
= 18,8235
'
0,85 fc
0,85x15
Rn
1
m
2mRn
fy
29
30 Mpa
1
18,8235
2 x18,8235x0,6912
240
= 0,0030
perlu
perlu
>
max
min
dipakai
= 0,0030
As =
Diperlukan tulangan
P 10-200
= 392 mm2
375 mm2
memenuhi syarat
7
Mu = 0,560x10
0,8
7
Mn = 0,700x10
= 0,5293
1000x1152
bd 2
fy
240
m =
=
= 18,8235
'
0,85 fc
0,85x15
Rn
1
m
1
18,8235
2mRn
fy
2x18,8235x0,5293
240
= 0,0023
As =
max
min
dipakai
min
= 0,0025
Diperlukan tulangan
P 10-250
= 314 mm2
memenuhi syarat
30
288 mm2
min
min
dipakai
min
= 0,0025
Diperlukan tulangan
P 10-250
= 314 mm2
313 mm2
memenuhi syarat
min
min
dipakai
min
= 0,0025
Diperlukan tulangan
P 10-250
= 288 mm2
313 mm2
memenuhi syarat
10-200, tulangan
31
Kode tulangan :
- Lampisan terluar
- Lapisan kedua dari luar
Segitiga menunjuk kedalam pelat
- Lapisan terluar
- Lapisan kedua dari luar
Catatan :
P 10-200,
D 10-200,
32
Lx = 4000
Ly = 4800
1/5
Lx
800
p
10 - 250
1/10
L
400
10 - 250
10 - 200
Lx = 4000
10 - 250
1/10
L
400
1/5
Lx
800
p
1/10
L
400
10 - 250
10 - 200
10 - 250
Ly = 4800
33
1/10
L
400
10 - 250
2.5.2 Contoh 3
Diketahui Pelat Lantai untuk Ruang Kuliah seperti gambar 2.12. Mutu beton f c =
20 MPa, Mutu baja fy = MPa.
Diminta : Tentukan tebal Pelat dan Rencana Penulangan.
4.50
4.50
X
3.00
3.00
3.00
34
Penyelesaian :
1. Tentukan tebal pelat
Tebal minimum pelat hmin menurut Tabel 1.4, untuk
fy = 240 MPa dan bentang pendek Lx = 3,00 meter adalah :
- Pelat tipe a, satu ujung menerus, tebal minimum :
hmin =
L
3,0
=
= 0,09375 m = 93,75 mm
32
32
L
3,0
=
= 0,08108 m = 81,08 mm
37
37
2. Pembebanan
Pelat lantai digunakan untuk Ruang Kuliah, dengan finishing penutup pelat
ditentukan sebagai berikut :
- tegel teraso, tebal
= 2 cm,
-spesi pasangan
= 2 cm,
= 2 cm,
- plafon, eternit
= asbes pelat,
= 240 kg/m2
= 48 kg/m2
= 42 kg/m2
= 32 kg/m2
= 18 kg/m2
= 380 kg/m2
Dari Tabel 3.1 Peraturan PPIUG 1993, untuk ruang kuliah ditentukan
sebesar
35
q1 = 250 kg/m2
- Beban berfaktor :
qu = 1,2 qd + 1,6 q1
= 1,2 x 380 + 1,6 x 250 = 856 kg/m2
Ly = 4,5 m
Lx = 3,0 m
Ly / Lx = 1,5
= 1/2 x 0,400
= 0,200 tm
= 1/2 x 0,169
= 0,085 tm
= 1/2 x 0,147
= 0,074 tm
edysip88@yahoo.com
4. Hitung tulangan
Tebal pelat h = 100 mm
Tebal penutup p = 20 mm (pasal 1.3).
Ditentukan diameter
= 8 mm
36
Tinggi efektif :
dx = h - p - 1/2
= 100 - 20 - 1/2 x 8 = 76 mm
dy = h - p -
P -1/2
= 100 - 20 - 8 - 1/2 x 8 = 68 mm
= 76 mm
100
dy = 68 mm
8
8
20
= 0,85, untuk fc
30 MPa
fy = 240 MPa
b
0,85 1f ' c
fy
600
0,85x0,85x20
x
600 240
240
600
600 f y
max
= 0,75 x
min
= 0,043
= 1000 mm, d = 76 mm
0,400x107
M
u
Mn =
=
0,8
Rn
7
Mn = 0,500x10
1000x762
bd 2
= 0,8656
37
m =
fy
240
=
= 14,1176
'
0,85 fc
0,85x20
1
m
1
14,1176
2mRn
fy
2 x14,1176x0,8656
240
= 0,0037
As =
max
min
dipakai
= 0,0037
Diperlukan tulangan
281 mm2
memenuhi syarat
= 1000 mm, d = 68 mm
min
max
dipakai
min
= 0,0025
Diperlukan tulangan
P 8-200
= 250 mm2
170 mm2
memenuhi syarat
= 1000 mm, d = 76 mm
min
dipakai
38
Diperlukan tulangan
456 mm2
memenuhi syarat
= 1000 mm, d = 68 mm
min
dipakai
Diperlukan tulangan
P 8-120
= 416 mm2
360 mm2
memenuhi syarat
P 8-150
Arah y :
P 8-200
39
M1x = 0,370
P 8-150
Lapangan arah y,
M1y = 0,147
P 8-200
Mtx = 0,600
P 8-100
Mty = 0,424
P 8-120
P 8-200
40
1/5Lx
1/4Lx
1/4Lx
0.75
0.75
0.60
C
0.60
Ly = 4.50
0.75
B
1/4Lx
Ly = 4.50
1/5Lx
A
Lx = 3.00
Lx = 3.00
Lx = 3.00
750
3.00
750
750
3.00
750
600
3.00
41
B1
B3
Ly
B4
B4
(a) Denah
1/2 L
1/2 L
Ly
L
(a) Bentang pendek
42
Untuk balok yang hanya terdiri dari satu bentang, adalah tidak mengalami
kesulitan di dalam menghitung gaya-gaya dalam yang timbul (momen lentur dan
gaya geser), jika diterapkan langsung beban segitiga dan trapesium seperti di
atas, tetapi jika balok-balok ini merupakan balok menerus yang terdiri dari dua
bentang atau lebih, perhitungan mekanika akan menjadi rumit.
Langkah konservatip telah diambil oleh para perancang di dalam mengubah
beban segitiga/trapesium ini ke dalam beban merata equivalen, yaitu dengan
mendasarkan bahwa momen maksimum bentang akibat beban merata
equivalen, dengan asumsi balok bertumpu bebas pada kedua ujungnya (lihat
gambar 2.17).
1/2 Lx
Leq = 1/3 Lx
Lx
Ly Lx
1/2 Lx
Leq
Ly
43
3 4( Lx / 2 Ly ) 2
Leq = 1/6Lx
3 4( Lx / 2 Ly ) 2
44
300 2
)
2 x5,00
= 1,320 m
Beban yang dipikul oleh balok B1 dan B3 adalah
qbalok = Leq qu = 1,32 x 0,800 = 1,056 t/m
L = 3,00
B
2
1,00
B1
B3
(a)
L y = 5.00
B4
1,32
12 ton.
seyogyanya
dihitung
berdasarkan
cara
pembebanan
yang
45