Nunukan
B.1.
Term
of
Reference
(TOR),
bahwa
Tim
Pelaksana
Embung
Limau
Kabupaten Nunukan.
Dalam hal ini Konsultan bertindak dan bertugas sebagai
rekanan dari
Pemerintah
dalam
hal
ini
adalah
Balai
Tim
semua
Konsultan
kegiatan
dengan
diharapkan
rasa
penuh
mencapai
tujuan
tersebut,
maka
perlu
adanya
dan
sebagai
suatu
Pemberi
kerja
sangat
memperhatikan
bahwa
Limau
melakukan
studi
dalam
Kabupaten
secara
Pekerjaan
Nunukan
sistematis
dan
SID
dapat
menyeluruh
Usulan Teknis B 2
Konsultan.
B.2.
Usulan Teknis B 3
berpendapat
bahwa
data
dan
fasilitas
berpendapat
bahwa
fasilitas
yang
harus
di
Kabupaten
Nunukan,
Provinsi
Kalimantan
Utara.
B.3.
B.3.1.
Timur
: Laut Sulawesi
Usulan Teknis B 5
Barat
Tabel B. 1.
Luas
Wilayah
menurut
Kecamatan
Usulan Teknis B 6
Usulan Teknis B 7
Gambar B. 1.
B.3.2.
Lokasi Pekerjaan
Hidroklimatologi
Kabupaten Nunukan berada di wilayah khatulistiwa yang
memiliki iklim tropis, sehingga mengalami 2 musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Suhu udara rerata
adalah 27,8C, suhu udara terendah mencapai 21,6C terjadi
pada bulan Juli, suhu udara tertinggi mencapai 35C pada
bulan Desember. Suhu udara yang cenderung panas itu
dipengaruhi karena topografi Pulau Nunukan yang dikelilingi
laut.
Kabupaten Nunukan memiliki 10 Sungai dan 28 Pulau. Sungai
terpanjang adalah Sungai Sembakung dengan panjang 278
Km, sedangkan Sungai Tabur adalah sungai terpendek hanya
30 Km.
Walaupun mengalami suhu udara yang cukup panas, namun
diimbangi oleh wilayah hutan yang cukup luas. Kelembaban
relative berkisar antara 45,0% sampai dengan 99,0%. Curah
hujan tertinggi 378,9 mm pada bulan September dan 61,6
mm pada bulan November.
Kecepatan angin 5,0 knots, lama penyinaran matahari rerata
65,92% dengan penyinaran terendah 47% pada bulan Juni
dan tertinggi 87% pada bulan April.
Usulan Teknis B 8
Tabel B. 2.
Panjang
dan
Nama
Sungai
Usulan Teknis B 9
Tabel B. 3.
Usulan Teknis B 10
Tabel B. 4.
Rata-rata
Angin,
Lama
Tekanan
Udara,
Penyinaran
Kecepatan
Matahari
di
Usulan Teknis B 11
Tabel B. 5.
Rata-rata
Curah
Hujan,
Jumlah
Hari
B.3.3.
Geomorfologi
Geomorfologi lokasi studi dapat dibagi menjadi 4 satuan
geomorfologi, yaitu Satuan Perbukitan Bergelombang, Satuan
Lembah Antiklin, Satuan Perbukitan Homoklin dan Satuan
Karst. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari 4 satuan
batuan tidak resmi yang terbentuk sejak Miosen Tengah.
Usulan Teknis B 12
Batulempung,
Satuan
Batugamping
dan
Satuan
sumbu
Batugamping,
lipatan
terdapat
840,
fasies
N520E.
Pada
yang
reef
Satuan
mewakili
model
paparan
karbonat
Wilson
(1975).
Proses
yang
membentuk
stalaktit
dan
adanya
Kependudukan
Penduduk Kabupaten Nunukan pada Tahun 2015 berjumlah
177.607 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 12,47
jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk terjadi juga merupakan
dampak
keberhasilan
pembangunan
sehingga
minat
semakin
lengkapnya
fasilitas
public,
dibukanya
keoadatan
tertinggi
yaitu
366,99
jiwa/km 2.
Tabel B. 3.
Usulan Teknis B 14
B.4.
B.4.1.
yaitu
antara
Konsultan
sebagai
masing-masing.
Organisasi
Tim
Konsultan
menggunakan
Pertimbangan
sifat
dan
jenis
itu,
Ketua
Tim
berkewajiban
melakukan
pelaksanaan
pekerjaan
studi
Kan
Kantor
tor Cabang Malang.
Pendekatan Teknis
Selain dengan menggunakan pendekatan umum dilakukan
pula pendekatan secara teknis yang meliputi :
a) Standard dan Peraturan Teknis
Standard dan peraturan teknis yang dipergunakan tim
Usulan Teknis B 16
Air
dimana
didalam
penerapannya
disesuaikan
yang
menunjang
pelaksanaan
pekerjaan
desain.
- Peninjauan lapangan (site visit) meliputi bangunan
utama, jalan masuk, areal proyek dalam rangka
penentuan lokasi bangunan penunjang/fasilitas untuk
kegiatan pelaksanaan konstruksi kelak dan hubungan
dengan
pelaksanaan
Pengumpulan
data
pekerjaan
seperti
survei
studi
lapangan.
yang
pernah
survey
pengukuran
dengan
pemetaan
alat
ini
ukur
melakukan
yang
berupa
data
pengukuran
ini
dianalisa
Usulan Teknis B 17
yang
di
ukur
pada
lokasi
rencana
dan
keseimbangan
menyelidiki
dan
perubahan
keadaan
dari
fisik,
tanah,
baik
tanah.
digunakan
terhadap
Selain
pula
itu
untuk
kedudukan
hasil
dari
survey
menganalisa
dan
kedalaman
ini
keamanan
pondasi
bangunan.
- Survey social ekonomi Metode yang digunakan pada
survey sosek ini adalah menggunakan Questioner.
3. Kegiatan Perencanaan Teknis, meliputi :
- Mengidentifikasi hasil survey terhadap topografi untuk
Usulan Teknis B 18
embung
terpendek
dan
secara
visual
METODE PELAKSANAAN
Umum
Konsultan telah mempelajari dengan seksama Kerangka
Acuan Tugas (TOR), macam pekerjaan jasa konsultansi yang
harus ditangani tim Konsultan secara umum adalah yaitu
melaksanakan Pekerjaan. Dalam usaha mendapatkan hasil
pekerjaan analisis yang maksimal dengan biaya pelaksanaan
yang seringan mungkin, dan hasil yang sebaik-baiknya
diperlukan metoda pelaksanaan pekerjaan yang mantap.
Untuk
itu
Konsultan
perlu
dan
hasil
menggaris
terpenuhi,
bawahi
berupa
sarana komputerisasi
yang
akurat
sarana
data
sehingga
Usulan Teknis B 19
Persiapan,
pekerjaan
analisis ini
Pengukuran
dan
baik
untuk
Perencanaan,
kegiatan
Inventarisasi data atau informasi teknis maupun nonteknis yang menunjang pelaksanaan pekerjaan desain.
Data data sekunder ini meliputi :
a. Data kegiatan terdahulu.
b. Peta daerah kerja dan sekitarnya yang masih terkait.
c. Peta
land
use,
peta
atau
hasil
Survai topografi
high
resolution
lengkap dengan
Mengumpulkan
data
kuantitatif
banjir/genangan
Mengumpulkan
data
dan
informasi
tentang
identifikasi
dan
inventarisasi
apa
topografi
di
sini
merupakan
suatu
kegiatan
dilakukan
pengecekan
bersama-
manusia
harus
diukur
(seperti
jaringan
pula
rencana
jalan
masuk/access
road,
telah
mendapatkan
persetujuan
dari
direksi
pada
titik
detail
terkecil,
karena
akan
perlu
dilakukan
pengukuran
sungai
ketinggian
(elevasi)
dilakukan
pada
tambahan
harus
dilakukan
pada
guna
memperlihatkan
pekerjaan
dalam
pengukuran
harus
penampang
memanjang
dan
melintang
rencana as Embung
Mengukur dan menyipat datar tampang memanjang dan
melintang dari :
1)
2)
3)
penampang
melintang
pada
as
menghadap
ke
depan,
nomenklatur
harus
tampak jelas.
4. Ukuran bentuk dan tipe Bench Mark yang dipasang
harus mengikuti Standar Perencanaan Irigasi.
5. BM yang dipasang harus diukur koordinatnya (x, y,
z) dengan sistem ketelitian yang sama dengan BM
yang sudah ada.
6. Pemasangan BM dalam butir (a s/d e) ini harus
disesuaikan dengan kegiatan B butir (2).
7.
Untuk
bangunan-bangunan
bangunan sadap,
bangunan
penting
bagi
agar
seperti
dipasang
titik
referensi
pengukuran
standard
pengukuran
harus
menggambarkan
keadaan
sedangkan
mengukur
dimensi
meteran
sungai
dan
balok
pada
ukur
titik,
untuk
sekaligus
lapisan
tanah,
kondisi
geologi,
aspek
perencanaan.
Secara
umum
pekerjaan
penyelidikan
bor
inti
dilakukan
untuk
mendapat
dan
lokasi
diversion
channel.
Total
teknik
adalah
pemborandengan
cara
pengeboran
kebutuhan
dengan
disesuaikan
kondisi
dengan
lapangan
dengan
DCDMA
(Diamond
Core
Drilling
penginti
75,7 mm
yang
digunakan
disyaratkan
bor
yang
dipakai
tergantung
keadaan
Pembuatan
lubang
bor dilakukan
untuk
boleh
berlangsung,
terjadi
agar
selama
dinding
lubang
pemboran
bor
tidak
runtuh.
g) Pada
dipakai
waktu
membor
reaming
formasi
shell
batuan
guna
harus
mencegah
Usulan Teknis B 26
j)
Pekerjaan sondir
Pekerjaan
daya
sondir
dukung
dilaksanakan
dan
lekatan
untuk
tanah
mengetahui
yang
terjadi.
arah
tegak
lurus.
Kecepatan
penetrasi
data
perlawanan
konus.
Ujung
dilakukan
pada
stang
luar
untuk
dibuat
tidak
melebihi
20.
Dengan
pada
stang
dalam,
pertama
kemajuan.
diperoleh
Bila
bagian
pada tahap
bawah
awal
ujung terjadi
konus
adalah
untuk mendapatkan
pengurangan
merupakan
nilai
antara
hambatan
keduanya
lekat.
Setiap
adalah
hasil
yang
kepadatan
dan
digunakan
untuk
menentukan
konsistensitanah/batuan
secara
keadaan
kekuatan
geser
jenis
tanah
Tes penetrasi
standar
dilakukan
untuk
Harga
dipakai
untuk
membuat
perkiraan
dari
ketingglan
75
cm,
Topi
lindung
Batang Bor
Lain-lain
lubang
bor
harus
dibersihkan
hingga ke dasarnya dengan mata bor, atau alatalat lainnya untuk menjamin agar
tanah yang
Alat
pengambil
contoh
(bersih
dan
sedikit
pemandu
dipasang
di
bagian
atas
batang bor.
untuk
pancangan
penetrasi
posisi
awal
cm
ini
pertama,
harus
maka
diteruskan
Setelah
pengujian
selesai,
alat
pengambilan
Hasil-hasil
pengujian
dan
contoh
harus
Kotak
contoh
batuan/tanah
dan
photo
Kotak
prinsipnya
contoh
bertujuan
batuan
untuk
pada
penyimpanan
ulang
tersebut
contoh
masih
bisa
batuan/tanah
didiskripsi
dan
dipergunakan semestinya.
2. Pekerjaan Laboratorium
Pada contoh-contoh tanah yang terambil, baik tanah asli
maupun
contoh
tanah
terganggu
akan
dilakukan
b.
Uraian pekerjaan :
-
Pemetaan
aspek
geologi
geomorfologi,
harus
mencakup
litologi,
aspek-
stratigrafi
dan
pondasi,
kemungkinan
terjadinya
Usulan Teknis B 32
Pengumpulan
data
sosial
ekonomi
penduduk
di
c.
d.
e.
Identifikasi
permasalahan
yang
mungkin
timbul
ketersediaan
menggunakan
metode
air
(dependable
yang
sesuai
flow)
dengan
grafik
hubungan
antara
luas
genangan
flood)
dengan
kala
ulang
sesuai
dengan
dan
menganalisa
sediment
transport,
Usulan Teknis B 33
hidrologi
diperlukan
kapasitas
embung
dengan
berubah,
apakah
embung
untuk
kondisi
mereview
hujan
tersebut
kembali
yang
masih
telah
mampu
hujan
rata-rata,
hujan
yang
terjadi
Isohiet,
baik
digunakan
untuk
daerah
pegunungan.
(Sumber
Aplikasi
Hidrologi,
Dr.
Ir.
Nugroho
trend
dan
homogen.
Sedangkan
perpanjangan
data
menggunakan
proses Markov dengan menggunakan model autoregresif tahunan. Model yang paling sederhana
adalah model Markov-Chain, yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Xi =
Xi-1 =
Data
hujan
rata
rata
dari
tahun
pengamatan
S
Koefisien Markov-Chain
Usulan Teknis B 35
Metode
analisis
hujan
rancangan
atau
dipilih
berdasarkan
dihitung
berdasarkan
analisis
M-18-1989
tentang
Metode
Perhitungan
yang
digunakan
dijelaskan
pada
= Xr + K.Sx
1
n
Xi
n 1
Sx
X 2 Xr 1 X i
n
n 1
Usulan Teknis B 36
Yt Yn
Sn
dengan :
X
= Variate
yang
diekstrapolasikan,
yaitu
mean
sebagai
fungsi
dari
banyaknya data n
Sn = Reduced standart deviasi sebagai fungsi
dari banyaknya data n
T
Dengan
mensubstitusikan
ketiga
persamaan
diatas diperoleh :
XT= X+ ((YT-Yn))/Sn.Sx
Jika :
(1/a) = (Sx/Sn)
b
= X - (Sx/Sn)Yn
Log
Pearson
tipe
III
banyak
(debit
minimum)
dengan
nilai
Logx
n
Cs
( LogX LogX )
n 1
n ( LogX LogX ) 3
(n 1)(n 2)( SLogX ) 3
Pearson.
Tidak
terdapat
alasan-alasan
kedua
metode
tersebut
kemudian
metode
verifikasi
lainnya
sehingga
suatu
rancangan
awal
adalah
hal
menjelaskan
yang
hal
dibuat
itu
dan
diperlukan
untuk
adanya
penyelidikan.
Untuk mengadakan pemerikasaan uji tersebut
terlebih dulu harus diadakan plotting data dari
hasil pengamatan di kertas probabilitas dan
garis
durasi
yang
sesuai.
Plotting
data
tersebut
dilakukan
dengan
(100 m)/(n+1)(%)
dengan :
P = Probabilitas (%)
m = nomor urut data dari seri yang telah
disusun
n = banyaknya data
c. Plot data hujan Xi dan probabilitas
d. Plot persamaan analisis frekuensi yang
sesuai.
2. Metode Chi Square
Usulan Teknis B 39
metode
Chi-Square,
ini
dari
dengan
distribusi
penjabaran
dengan :
X
= Harga Chi-Square
Ef
diharapkan,
sesuai
dengan
pembagian kelasnya
Of
= K - (P + 1)
dengan :
DK
= Derajat kebebasan
= Banyaknya kelas
sebaran
Chi-Square
adalah
hal
ini,
disarankan
pula
agar
lima,
maka
dapat
dilakukan
analisa
hujan
rencana
untuk
keperluan
untuk
keperluan
Usulan Teknis B 40
Hidrograf
Satuan
Sintetik
(HSS)
Nakayasu
Verifikasi dilakukan dengan menganalisis volume
air yang diterima oleh keseluruhan DAS dengan
memperhitungan hujan satuan yang diterima
pada tiap satuan luas pada DAS tersebut.
a. Unit Hidrograf Banjir
Proses perhitungan dan analisa hidrograf banjir
dilakukan
melalui
beberapa
tahapan
yang
dengan
cara
pengamatan
pada
stasiun
yang
paling
dengan
pengelompokan
tinggi
distribusi
hujan
yang
ditetapkan.
disajikan
pada
Tabel
B.6.
dan
berangsur-angsur
mengecil
Tabel B. 6.
12
16
20
24
52
60
65
68
75
88
92
96
100
12
16
20
24
13
17
21
25
33
50
67
83
100
32
44
52
60
65
68
75
87
92
96
100
Usulan Teknis B 42
10
11
12
16
25
33
41
50
58
66
75
83
91
100
44
60
68
75
82
88
90
92
94
96
98
100
curah
hujan
ditinjau
berdasarkan
lebih
sesuai
untuk
Indonesia,
puncaknya
ditempatkan
di
akan
sedikit
memperbesar
jumlah
curah
hujan
60%
dari
Usulan Teknis B 43
pengaruh-pengaruh
lain
seperti
durasi
distribusinya
hujan
sangat
dengan
pola
berpengaruh
pada
rendah
puncak
dibanding
banjir
yang
dengan
yang
pola
distribusi
hujan
dapat
Usulan Teknis B 44
Gambar B. 2.
Tabel B. 9.
PSA 007
Kala
Ulan
g
Tahu
n
5
10
25
50
100
1000
CMB
Durasi Hujan
jam
32
30
28
27
26
25
20
jam
41
38
36
35
34
32
27
1 jam
48
45
43
42
41
39
34
Untuk
2 jam
59
57
55
53
52
49
45
3 jam
66
64
63
61
60
57
52
mendapatkan
selanjutnya
distribusi
sesuai
hujan
6 jam
78
76
75
73
72
69
64
curah
dengan
disusun
12
jam
88
88
88
88
88
88
88
24
jam
100
100
100
100
100
100
100
hujan
kritis
PSA
005,
dalam
bentuk
ketiga
di
sebelah
kanan
dan
seterusnya.
Usulan Teknis B 45
Gambar B. 3.
Tabel B. 10.
hujan
(jam)
Curah hujan %
24
48
72
100
150
175
4. Pemakaian Agihan
Dalam perhitungan selanjutnya agihan yang
dipakai
menurut
PSA-007,
dan
dicoba
yang
terjadi
untuk
masing-
untuk
sebagai
hujan
sesuai
diperkirakan
pendekatan
didistribusikan
dengan
digunakan
teliti,
Metode
hujan
yang
meresap
akan
Usulan Teknis B 46
fp
konstanta
yang
tergantung
tekstur tanah
t
Gambar B. 4.
Tabel B. 11.
No.
1
2
3
Nilai fc
Group Tanah
fc ( in/hr )
Fc ( mm/hr )
0.50 1.00
0.10 0.50
0.01 0.10
12.50 25.00
2.50 12.50
0.25 2.50
Tabel B. 12.
No
Cover
faktor
Usulan Teknis B 47
2
Close-growing crops
3
Row crops
3.0-7.5
2.0-3.0
1.2-1.4
2.5-3.0
1.6-2.0
1.1-1.3
1.3-1.5
1.1-1.3
1.0-1.1
Tabel B. 13.
fo
280
900
325
210
fc
6 - 22
20 - 29
2 - 20
2 - 25
k
1,6
0,8
1,8
2,0
670
10 - 30
1,4
Parameter
yang
mempengaruhi
unit
hidrograf adalah :
1. Tenggang waktu dari permulaan hujan
sampai puncak hidrograf (time to peak
magnitude).
2. Tenggang waktu dari titik berat sampai
titik berat hidrograf (time log).
3. Tenggang waktu hidrograf (time base of
hydrograph).
4. Luas daerah pengaliran.
5. Panjang alur sungai utama terpanjang
(length of the longest channel).
6. Koefisien pengaliran (run-off coefficient).
Hidrograf
satuan
sintetik
Nakayasu
Usulan Teknis B 48
1
Ro
xAx
3,6
(0,3 Tp T0,3 )
dengan :
debit puncak banjir (m3/dt/mm)
Qp =
A
Ro
Tp
= tenggang
waktu
dari
permulaan
yang
diperlukan
pada
Di mana:
Tg
Usulan Teknis B 49
Tr
Harga
mempunyai
kriteria
sebagai
berikut:
Harga Untuk daerah pengaliran biasa harga
=2
a. Untuk bagian naik hidrograf yang lambat
dan bagan menurun dengan cepat, =
1,5
b. Untuk bagian naik hidrograf yang cepat
dan bagian menurun yang lambat, = 3
Untuk
menentukan
digunakan
rumus
parameter
tersebut
pendekatan
sebagai
berikut
T0,3 := 0,47 (A.L)0,25
T0,3 = .Tg
sebagai :
dengan:
L
= panjang
alur
sungai
utama
terpanjang (km)
A
t
Qt Qp .
TP
2.
2,4
Qt Qp . 0,30
t - Tp
T0,3
Qt Qp . 0,30
1,5 T0,3
Qt Qp . 0,30
2 T0,3
Metode Rasional
Metode Rasional pertama kali diperkenalkan di
Inggris pada tahun 1906 oleh Lloyd-Davis di mana
sampai sekarang mengalami modifikasi. Metode
ini akan memberikan hasil yang memadai apabila
digunakan dalam DAS dengan beberapa syarat
(Hidrologi, Sri Harto; Hal 150) :
Usulan Teknis B 51
terutama
aliran-permukaan
dan
Koefisien-limpasan
diandaikan
sama
untuk
Koefisien limpasan
= Intensitas
(mm/jam)
diperoleh
dari
IDF
Dimana :
A1,A2,An : Luas Sub-catchment (ha)
C1,C2,Cn: Nilai koefisien run off sesuai Tabel
B.14
Tabel B. 14.
Kondisi
Koefisien
C
Karakteristik
permukaan
Koefisien
C
Usulan Teknis B 52
Pusat
Perdagangan
Lingkungan
Sekitarnya
Rumah Tinggal
Komplek
Perumahan
Daerah
pinggiran
Apertemen
Industri Sedang
Industri Besar
0.70 0.95
0.50 0.70
0.30 0.50
0.40 0.60
0.25 0.40
0.50 0.70
0.50 0.80
0.60 0.90
Taman,
pekuburan
0.10 0.25
10
Taman bermain
11
Argal Jalan
Kereta Api
Daerah belum
berkembang
0.10 0.25
0.20 0.40
0.10 0.30
13
Perkantoran di
Pusat Kota
0.70 0.95
14
Perkantoran di
daerah sekitar
kota
0.50 0.70
12
Permukaan aspal
0.07 0.95
0.70 0.95
0.70 0.85
0.15 0.35
0.70 0.85
Permukaan beton
Permukaan batu
buatan
Permukaan kerikil
Alur setapak
Lahan Berpasir
Datar
0.05 0.10
0.10 0.15
0.15 0.20
(kemiringan> 7%)
Lahan Tanah Keras
Datar
(kemiringan s/d 7%)
Agak berombak
(kemiringan 2% s/d
7%)
Agak Terjal
(kemiringan > 7%)
0.30 0.17
0.13 0.17
Hutan bervegetasi
0.05 0.25
Tanah Tidak
Produktif
Rata, Kedap air
Kasar
0.25 0.35
0.70 0.90
0.50 0.70
konsentrasi
adalah
waktu
yang
(menit )
gelombang
diperhitungkan,
banjir
untuk
harus
itu
pengaruh
debit
menggunakan
dihitung
Rasional
dengan
Method
dengan
tangkapan
menggunakan
Metode
hujan,
sehingga
Rasional
Modifikasi
: Waktu
pengumpulan
total
(waktu
Konsentrasi) (menit)
td
memakai
planimeter.
Dalam
Usulan Teknis B 54
yang
dipakai
adalah
komulatif
Tabel B. 15.
N
o
1
Rumus
Notas
i
I
a,b
t
Keterangan
Talbot
I=a/(t+b)
Intensitas Curah
Hujan (mm/jam)
Konstanta
Waktu
konsentrasi
(menit)
Sherma
n
I = a / tn
I
a,n
t
Intensitas Curah
Hujan (mm/jam)
Konstanta
Waktu
konsentrasi
( menit)
Ishiguro
I = a / ( t 0,5 + b )
I
ta,b
Intensitas Curah
Hujan (mm/jam)
Konstanta
Waktu
Konsentrasi
(menit)
Monono
be
I = (R/24)(24/t)
(2/3)
Intensitas Curah
Hujan (mm/jam)
Hujan harian
rencana (mm)
Intensitas Curah
Hujan (mm/jam)
Kontrol
Perhitungan
Banjir
Rancangan
debit
banjir
rancangan
baik
untuk
Usulan Teknis B 55
itu
mengetahui
metode
kewajaran
rancangan
ini
digunakan
besarnya
metode-metode
debit
lain
untuk
banjir
yang
0 , 048
dimana :
Q =
pada
lokasi
studi
dilakukan
melalui
penguapan
dari
permukaan
tanah
bebas
(evaporasi)
dan
penguapan
yang
Persamaan
yang
dipergunakan
= koefisien tanaman
ETo
= evapotranspirasi (mm/hari)
metode
dengan
Penman
Moteith
menggunakan
yang
software
software
ini
dilakukan
karena
perhitungan,
sedangkan
dalam
hilang
sebagai
evapotranspirasi,
perhitungan
aliran
permukaan
Hujan Netto
(Rnet) = (R - ETa)
dengan :
Usulan Teknis B 58
= ETp - E
= ETp . Nd / 30 . m
Nd
= 27 - 3 / 2 . Nr
(WS)
= Rnet - SS
dengan :
SS
= SMt + SMt-1
SMt
= SMt-1 + Rnet
Vt
= Vt - Vt-1
dengan :
I
= Ci . WS
Vt
= (1 + k) . I + k . Vt-1
RO
Aliran Permukaan
= BF + RO
dengan :
BF
= I - Vt
RO
= WS I
= hujan netto, mm
= hujan, mm
ETp
= evapotranspirasi potensial, mm
ETa
= evapotranspirasi aktual, mm
Nd
Nr
WS
= kelebihan air, mm
SS
SM
= kelembaban tanah, mm
= laju infiltrasi, mm
Ci
RO
= aliran langsung, mm
BF
RO
= aliran permukaan, mm
Metode NRECA
Metode ini dianjurkan dalam menghitung debit
andalan untuk daerah dengan curah hujan
yang relatif kecil, dan juga sesuai untuk
daerah cekungan yang setelah hujan berhenti
masih
ada
aliran
air
di
sungai
selama
metode
tersebut
akan
dilakukan
untuk
luas
terhadap
daerah
jumlah
pengaliran,
hari
koefisien
pengaliran dan evaporasi, sehingga debit 15harian dapat diperoleh dengan pendekatan
rumus
rumus
yang
dijabarkan
dalam
kelengasan
tanah
(soil
W0
No min al
NOMINAL
100 + 0,2 Ra
Ra
AET
Rasio
kelebihan
kelengasan
(excess
Kelebihan kelengasan
Perubahan tampungan
= P1 x kelebihan kelengasan
= P1 x kolom (11)
dimana :
P1
permukaan
kedalaman 0- 2m), nilainya 0,1 0,5 tergantung pada sifat lulus air
lahan.
P1
P1
14).
P2
17).
tanah
=
18).
Aliran total
kolom
(17)
kolom
(16),
dalam
mm/bulan
Dalam m3/bulan = kolom (18) dalam mm x 10
x
luas
tadah
hujan
(ha).
Untuk
bulan
perhitungan
bulan
berikutnya
untuk
dengan
menggunakan
rumus
berikut :
Tampungan
kelengasan
tampungan
kolom
(4)
kolom
(12),
patokan
akhir
perhitungan,
nilai
tampungan
kelengasan
bulan
mulai
bulan
Januari
lagi
dengan
Desember.
tampungan
kelengasan
bulan
Perhitungan
biasanya
dapat
hasil
perhitungan
diperhitungkan
dengan
debit
akan
menggunakan
persediaan
air
sungai
pada
lokasi
Dalam
pekerjaan
ini
besarnya
debit
diperlukan
bercocok
tanam
untuk
pada
mencukupi
petak
keperluan
sawah
ditambah
NFR A
dengan :
IR
= debit
kebutuhan
air
irigasi
pada
pintu
pengambilan (lt/dt)
NFR = kebutuhan air di sawah (lt/dt/ha)
A
pada
dipergunakan
suatu
daerah
oleh
dan
tanaman
pertumbuhannya. Apabila
dapat
untuk
digunakan
oleh
tanaman
untuk
pertumbuhannya,
Usulan Teknis B 65
curah
hujan
efektif
tergantung
Usulan Teknis B 66
tidak
jenuh
ke
daerah
jenuh.
Laju
tanah
besar
daya
perkolasi
tumbuh-tumbuhan
yang
padat
untuk
menggenangi
sawah
hingga
lt / dt selama periode
M x ek
ek 1
dengan :
IR = kebutuhan air irigasi di sawah (mm / hari)
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah
yang sudah dijenuhkan
= Eo + P
Eo = evaporasi
air
terbuka
diambil
(ETo)
selama
evapotranspirasi
1,1
masa
MxT
S
dan
dimaksudkan
untuk
memenuhi
pemupukan
menjadwalkan
dan
usahakan
mengganti
untuk
lapisan
air
menurut kebutuhan,
Usulan Teknis B 68
sebulan
dan
dua
bulan
setelah
transplantasi.
Pergantian lapisan air hanya diperlukan untuk
tanaman padi sedangkan pada tanaman palawija
proses ini tidak diperlukan.
Kebutuhan Air di Sawah
Perhitungan kebutuhan bersih air di sawah untuk
tanaman
padi
pada
daerah
persawahan
dengan :
NFR = kebutuhan air di sawah (mm / hari)
ET
= perkolasi
Reff
Efisiensi Irigasi
Efisiensi irigasi adalah angka perbandingan dari
jumlah air irigasi nyata yang terpakai untuk
kebutuhan
pertumbuhan
tanaman
dengan
lt/hari/orang.
Nantinya
dikalikan
proyeksi
ini
adalah
perkembangan
setiap tahun
metode
penduduk
(absolut
dengan
number)
perhitungan
jumlah
dengan
sama
rumus
sebagai berikut :
Pn = P0 (1 + r n)
dengan :
Pn = jumlah penduduk yang diperkirakan (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada akhir tahun data (jiwa)
r
Methode Geometric
Metode ini dikenal juga dengan rumus bunga
berganda atau lazimnya disebut metode geometrik.
Dalam metode ini pertumbuhan rata-rata penduduk
berkisar pada persentase r yang konstan setiap
tahun, maka Pn (jumlah penduduk pada tahun ke-n)
Usulan Teknis B 70
P0
(jumlah
penduduk
pada
tahun
ke-0)
P0
(jiwa)
r
Methode Eksponensial
Metode
ini
pertumbuhan
adalah
penduduk
metode
secara
perhitungan
terus
menerus
bilangan
pokok
logaritma
natural
(2,7182818)
r
keseimbangan
air
(water
balance)
debit
andalan
dari
sungai,
sedangkan
Usulan Teknis B 71
kurva
massa
besarnya
yang
debit
nilainya
aliran
masuk
umum
yang
digunakan
diuraikan
sebagai berikut :
St = S (t - 1) + It - Ot - Et Lt
0 < St < C
Dengan :
C
Kapasitas
tampungan
efektif
embung
St
S (t-1)
Debit
kebutuhan
(Outflow)
pada
periode waktu ke t
Et
Lt
pemanfaatan
tampungan
wduk.
Usulan Teknis B 72
meliputi
matematik,
pengembangan
mulai
terkandung
di
dari
dalamnya
suatu
model
karakteristik
sampai
yang
kemungkinan
data
masukan
dianggap
mampu
dianggap
penuh
pada
saat
(draft)
waktu
yang
yang
berhubungan
tidak
dengan
tertentu,
sulit
hitungan
neraca
air
bisa
dilakukan
St
Rt
Ot
Lt
merupakan
proses
di
erosi
mengendap
akibat dari
daerah
di
waduk
aliran
yang
adanya
dan
akan
kemudian
mengurangi
ratio
pelepasan
sedimen
(Universal
diteliti
lebih
lanjut
Soil
dengan
metode
Losses Equation)
jenis
tanah
telah
dan kondisi
di
yang
mempengaruhi
laju
sedimentasi
lereng,
konservasi
tanah
&
permukaan
massa
ke
air
tanah.
permukaan
Akibat
tanah
jatuhnya
menyebabkan
Usulan Teknis B 74
besarnya
indeks
erosivitas
hujan
= E x I30 x 10-2
E = 14,374 x r1,075
Dimana :
EI30 = indeks erosivitas hujan (ton.cm/ha. jam)
E
I30
pendugaan
erosi
dihitung
Faktor
Konservasi
Tanah
dan
Pengelolaan Tanaman
Nilai
faktor
induk
konservasi
tanah
didapat
berdasarkan
kondisi
lahan
dan
jenis
Nilai CP
Hidrologi
dan
Nilai CP
0,01
0,05
0,50
0,01
0,10
0,02
0,20
0,01
0,07
0,01
0,02
0,06
0,65
0,51
0,51
0,36
0,43
0,02
0,28
0,19
0,14
0,04
0,14
Pengelolaan
DAS,
Chay
Usulan Teknis B 76
Erosi
Potensial
(Epot)
dan
maksimum
yang
Erosi
Erosi
potensial
adalah
erosi
tempat
dengan permukaan
dalam
kegiatan
sehari-hari,
misalnya
secara
dibudidayakan
alamiah
oleh
manusia
maupun
yang
dalam
usaha
sebagai
berikut
(DPU
Dirjen
= erodibilitas tanah
LS
A
CP
Usulan Teknis B 77
potensial
merupakan
proses
yang
secara
potensial
mempunyai
semua
sedimen
actual
menjadi
yang
sedimentasi
dihasilkan
di
sungai,
erosi
namun
dengan
mencapai
aliran
1 - 0.8683 A
-0.2018
2 S 50.n
0.8683 A
- 0.2018
Dimana :
SDR
SDR < 1
A
(%)
n
pot
=E
empiris
akt
x SDR
transportasi
sediment
perhitungan
dari
MPM
didasarkan
besar
dengan
menggunakan
butir-butir
transport
parameter
()
dan
flow
parameter () :
= 8 (- 0.047)
3/2
didapat
dari
menentukan
kekasaran
butir.
Untuk
Formula)
dimana
h
= water depth
Ks
= D90
Dibandingkan
dengan
formula
yang
lain
ataupun
kerja
yang
bed
material
berat.
sample
Misalnya
untuk
dasar
aliran
sungai
yang
kesalahan
karena
deras
terseret
oleh
sehingga
kesalahan
dapat
dalam
umum,
bed
jenis
material
dan
persentase
bed
load
Rendah
1000 ppm
Jenis
material
dasar
sungai
Jenis
material
suspend
load
Pasir
Kerikil atau rock
(berbatu)
Sedang
1000 7500
ppm
pasir
Tinggi
pasir
7500 ppm
Kerikil atau
berbatu
% Bed
load
terhadap
total
Suspend
load
Sama dengan
dasar sungai
Clay, silt +
sedikit pasir
Sama dengan
dasar sungai
Clay, silt + 25 %
pasir
Sama dengan
dasr sungai
Clay, silt, 25 %
pasir atau
kurang
50%
5%
10 20 %
5 10 %
10 20 %
28%
sedimen
yang
tertahan
oleh
waduk
(trap efficiency)
c. Bulk density
Volume
dari
sedimen
dari
suatu
waduk
akan
empiris
memperkirakan
dari
Lane
and
bulk
density
Koelzer
di
waduk
sebagai berikut :
bt b1 B log T
Dimana :
T
= koefisien konsolidasi
Koefisien
konsolidasi
material
sedimen
di
waduk
Reservoir
Operation
Pasir
b1
Silt
Clay
b1
b1
1500
1050
90
50
250
Normally a moderate
reservoir drowdown
1500
1185
45
750
170
Normally consideable
reservoir drowdown
1500
1275
15
950
100
Reservoir normally
empty
1500
1320
1250
besar
perubahan
banjir
yang
Usulan Teknis B 81
Prinsip
dasar
penelusuran
banjir
ds/dt =
perubahan
storage
(tampungan)
terhadap waktu
Bentuk
persamaan
di
atas
biasanya
dipakai
Jika :
untuk
bendungan
urugan
biasanya
sistem
dan
bangunan
pengelak
serta
maka
melakukan
perencanaan
embung
analisa
hidrologi
selanjutnya
maka
dilakukan
dalam
analisa
melalui
Hidraulika
yang
pintu
akan
pengambilan.
dilakukan
Adapun
dalam
analisa
perencanaan
telah
ditetapkan
dan
umum
digunakan
dalam
banjir
(hasil
penelusuran
banjir)
ditambah
itu
perlu
dipertimbangkan
penambahan
tinggi
embung
rencana
mengantisipasi
adanya
penurunan
tubuh
adanya
untuk
embung
(settlement).
Dari hasil simulasi dapat ditentukan tinggi elevasi muka
air untuk mencukupi berbagai kebutuhan air, hal ini
berarti elevasi pelimpah embung dapat direncanakan.
Usulan Teknis B 84
elevasi
pelimpah
ditentukan
kemudian
penelusuran
banjir
lewat
pelimpah
ds
dt
Dengan :
I = Debit masuk ke waduk
Q = Debit keluar waduk
ds = Perubahan besar tampungan waduk
dt = Periode penelusuran banjir
Kalau periode penelusuran diubah dari dt menjadi
perubahan persatuan waktu adalah sebagai berikut :
I
I1 I 2
2
ds=
Q1 Q2
2
S2 - S1
S 2 S1
2
2
Dengan :
I1 dan I2 = Debit banjir masuk waduk yang dapat
diketahui dari hasil perhitungan hidrologi
yaitu hidrograf banjir masuk waduk
Usulan Teknis B 85
ke 1 dan ke 2
S1 dan S2 = Volume waduk periode waktu ke 1 dan ke 2
b. Debit melewati pelimpah
Q = CxLxH
Dengan :
Q
hv
hL
Usulan Teknis B 86
tersebut
sehingga
telah
diharapkan
dipecah
aliran
oleh
air
gigi
yang
pemencar,
keluar
dari
perencanaan
bangunan
sebelumnya
juga
F1
V1
gxD1 0.5
Dengan :
D1
D2
F1
= Bilangan Froude
nilai
laju
infiltrasi
ini
melebihi
nilai
yang
Nf
Np
.K .H .L
Usulan Teknis B 88
Nf
pembilas,
kantong
lumpur,
saluran
bilas,
di
sebelah
hulu
dan
hilir
embung,
serta
bawah
tanah,
penggerusan,
degradasi
dan
agradasi.
Membuat
tabel-tabel
debit
untuk
spillway,
intake,
Usulan Teknis B 89
perencanaan
timbunan
tubuh
embung,
pendekatan
awal
dalam
menentukan
n-k
F S hilir = ----------------------- . tan o
1+k.n
Dimana :
FS Hulu = faktor keamanan bagian hulu
FS Hilir = faktor keamanan bagian hilir
m, n
hasil
perhitungan
dibandingkan
dengan
tersebut
lebar
masih
harus
minimum
embung
timbunan
embung
harus
dengan
tersedianya
menurut RS Vershney.
Inti (core)
Material
inti
dipertimbangkan
dan
tebal
lapisan
kedap
air
dipertimbangkan pada :
permeabilitas material
ini
digunakan
untuk
mengalirkan
air
luar
maka
permukaan
sebaiknya
ditutup
Usulan Teknis B 91
(V 2 F Cos )/(6.300 D)
Dimana :
S
= sudut
anatar
arah
angin
dengan
panjang
0,20 hw + hw + 0,10
untuk
embung
jenis
urugan
tanah
Usulan Teknis B 92
Perkuatan lereng
Lereng Hulu
Pengamanan lereng hulu biasanya digunakan rip-rap
yang
sebelumnya
diberi
lapisan
pasir
atau
geotextile.
Besarnya ukuran batu dihitung dengan rumus :
RS Varskhney
tw
dm
(1 + s2)
dimana :
dm
tw
hw
= koefisien
yang
tergantung
pada
cara
pemasangan rip-rap
C
hilir
embung
cukup
diperkuat
dengan
h1 2 h2 2
2
tan 45 2 45 0 1
2
Dimana :
h1 = Jarak
vertikal
atau tinggi
embung
dari
C th1 tan f
th1
t h tan f1
titik
kritis
(pada
lokasi
gaya
geser
maksimum) :
tmaks
FS
menahan
gaya
yang
ditimbulkan
oleh
Usulan Teknis B 95
yang mengalir
= Gradien debit
= Panjang
rata-rata
berkas
elemen
aliran
= Porositas......... n = e/1+e
= Void ratio
w.q
Ve = -------F.r
keamanan
yang
disarankan
menurut
Angka Keamanan
JIS
US
CF
Sorens
Corp.
Usulan Teknis B 97
Setelah Embung
Selesai (waduk
kosong)
Keadaan Normal
Keadaan Gempa
Waduk Penuh
(Rembesan
Langgeng)
Keadaan Normal
Keadaan Gempa
Penurunan Air
Waduk Mendadak
(Rapid Drawdown)
Keadaan Normal
Keadaan Gempa
Beberapa
Davi
s
Arm
y
Somme
rs
en
Eng.
1.3
1.2
1.25
1.0
1.3
1.0
1.5
1.0
1.3
1.2
1.5
1.5
1.5
1.0
1.5
1.25
1.3
1.2
1.25
1.0
1.0
1.0
1.1
0.9
metode
perhitungan
untuk
stabilitas
analisa
lebih
lanjut,
konsultan
akan
dengan
program-program
yang
telah
tersedia.
Tinjauan Stabilitas Konstruksi
a. Tekanan Tanah
Usulan Teknis B 98
konstruksi
khususnya
pada
dinding
saluran
mempergunakan Rankine's
penahan
peluncur
tanah
dengan
Formula sebagai
berikut :
Tekanan tanah aktif :
Ea = 1/2 Ka . H12 - 2cH1 VKa
Tekanan tanah pasif :
Ep = 1/2 Kp . H22 - 2cH2 VKp
Dimana :
Ea
Ep
Ka
Kp
H1
H2
b. Tekanan Air
Tekanan hidrostatis dihitung berdasarkan rumus :
p
1/2 w.h2
Dimana :
p
Tekanan Dinamis
Penambahan tekanan air yang diakibatkan oleh
adanya
gempa
akan
diperhitungkan
dengan
Yi
pi
c. Analisa Stabilitas
Pada tinjauan stabilitas konstruksi akan ditinjau
terhadap
semua
kemungkinan
diantaranya
adalah :
- Keamanan terhadap geser
- Keamanan terhadap guling
- Keamanan terhadap daya dukung tanah
Lebih
lanjut
bahwa
untuk
perhitungan
secara
lengkap
menggunakan
rumus-rumus
dasar
dengan
seperti
Dengan :
Usulan Teknis B 100
Vu
Ve
Vi
Vs
dari
perhitungan
kebutuhan
air
irigasi,
sekitar.
Evaporasi
juga
mempengaruhi
pelengkap
serta
sarana
irigasi.
Pemeliharaan
B.6.
RENCANA KERJA
tahapan
pelaksanaan
pekerjaan
dapat
memenuhi
suatu
kerangka
pemikiran
sebagai
dasar
dalam
Ahli
Perusahaan
yang
akan
ditugaskan
dalam
Personil yang
diusulkan
Posisi/ Keahlian
Team Leader
Ahli Geoteknik
Ahli Geodesi
dansekurang-kurangnya
mempunyai
seorang
Sarjana
Teknik
Geologi
(S1),
geologi
dan
mekanika
tanah
seorang
Sarjana
Teknik
Geodesi
(S1),
prasarana
genangan
dan
keairan
trase
yaitu
saluran
pengukuran
dan
daerah
bangunan
dan
seorang
Sarjana
Ekonomi
berpengalaman
dokumen
RAB
dan
kelengkapan
lelang,
Tabel B. 22.
B.6.2. Pelaporan
Ada
beberapa
laporan
yang
harus
dissusun
dalam
Daftar Laporan
JENIS LAPORAN
BANYAK
Satuan
Jumlah
Buku
Laporan Pendahuluan
Buku
Buku
5 x 8 = 40
Buku
Buku
Buku
Laporan
Summary
Buku
Buku
Buku
Buku
Buku
Buku
Buku
Buku
5
5
5
Album
DVD
Set
Set
Set
1
3
3
Ringkas/Executive
- Laporan Penunjang
a.
Laporan
Pengukuran/Topografi
b.
Laporan
Geologi
dan
Mekanika Tanah
c. Laporan Nota Desain
d. Laporan Hidrologi
e. Laporan Pedoman O&P
f. Laporan Sosial Ekonomi
g. Dokumen lelang
- RAB
- Metode Pelaksanaan
- Spesifikasi teknis dan umum
h. Photo Dokumentasi Kegiatan
i. Film dokumentasi kegiatan
survey
j. Album Gambar
- A1 kalkir
- A1 copy
- A3 copy
k. Leaflet
Lbr
l. Eksternal Hardisk
Set
5
0
1
m. Roll Banner
Set
hasil
studi
yang
terdahulu
dan
peninjauan
pengumpulan
seluruh
data
yang
dapat
setiap
bulannya
untuk
mengetahui
jenis
dan
tipe
bangunan
utama
dan
fasilitasnya.
- Hasil layout sementara untuk rencana intake beserta
bangunan fasilitasnya.
Permasalahan dan kendala dalam penyusunan desain dan
faktor kondisi di lapangan setelah dilakukan investigasi
lanjutan.
5. Laporan Topografi
Laporan
yang
menginformasikan,
kondisi
topografi,
parameter
dalam
perhitungan
perencanaan.
embung
berikut
yang
berisikan
pedoman
operasional
dan
final
yang
terlah
dipresentasikan
dan
memperoleh
ini
haruslah
mewakili
segala
kegiatan
DAFTAR ISI
B.1.
B.2.
B.3.
B.3.1.
B.3.2.
Hidroklimatologi..........................................................................7
B.3.3.
Geomorfologi............................................................................. 11
B.3.4.
Kependudukan...........................................................................12
B.4.
B.4.1.
Pendekatan Umum....................................................................13
B.4.2.
Pendekatan Teknis.....................................................................14
B.5.
METODE PELAKSANAAN................................................................17
B.5.1.
Umum........................................................................................ 17
B.5.2.
RENCANA KERJA............................................................................92
B.6.1.
B.6.2.
B.6.2.
Pelaporan.................................................................................. 97
DAFTAR TABEL
Tabel B. 1. Luas
Wilayah
menurut
Kecamatan
di Kabupaten
Nunukan Tahun 2015.................................................................................. 6
Tabel B. 2. . .Panjang dan
Nama Sungai menurut Kecamatan
di Kabupaten Nunukan Tahun 2015........................................................8
Tabel B. 3. ......Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara di Kabupaten
Nunukan Tahun 2015.................................................................................. 9
Tabel B. 4. ............Rata-rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Lama
Penyinaran Matahari di Kabupaten Nunukan Tahun 2015.................10
Tabel B. 5. . Rata-rata Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan di Kabupaten
Nunukan Tahun 2015................................................................................ 11
Tabel B. 6. .......Hubungan antara durasi dan kedalaman curah hujan
maksimum boleh jadi (CMB/PMP)..........................................................38
Tabel B. 7. .....................................Distribusi hujan untuk durasi 24 jam
38
Tabel B. 8. .....................................Distribusi hujan untuk durasi 12 jam
38
Tabel B. 9. ..........Intensitas hujan dalam % yang disarankan PSA 007
40
Tabel B. 10. Total Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi Dalam % Untuk
Durasi 24, 48 dan 72 Jam........................................................................41
Tabel B. 11. Nilai fc................................................................................... 42
Tabel B. 12. Cover Faktor (k)..................................................................42
Tabel B. 13. Nilai Nilai yang Mewakili Harga K, fc dan fo Untuk Jenis
Tanah yang Berbeda................................................................................. 42
Tabel B. 14. Nilai Nilai yang Mewakili Harga K, fc dan fo Untuk Jenis
Tanah yang Berbeda................................................................................. 47
Tabel B. 15. Rumus Intensitas Curah Hujan.........................................49
Tabel B. 16. Nilai Koefisien Tanaman Padi............................................59
Tabel B. 17. Nilai CP................................................................................. 68
Tabel B. 18. Hubungan antara konsentrasi suspend load, jenis
material dan persentase bed load terhadap suspend load. .72
Tabel B. 19. Koefisien konsolidasi material sedimen di waduk........73
Tabel B. 20. Angka Keamanan................................................................88
Tabel B. 21. Daftar Tenaga Ahli Yang Diusulkan..................................94
Tabel B. 22. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli.........................................96
Tabel B. 23. Daftar Laporan....................................................................97
DAFTAR GAMBAR
Gambar B. 1.
Lokasi Pekerjaan............................................................7
Gambar B. 2.
Gambar B. 3.