Anda di halaman 1dari 34

NOTA DESAIN

DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

BAB V
PERENCANAAN BANGUNAN
PENGAMBILAN dan OUTLET

5.1 UMUM

Dikarenakan adanya fasilitas PLTM maka besarnya air harus bisa di kendalikan
dari depan, berarti harus ada pengaturan di bangunan pemngambilan, sehingga
pilihan bangunan pengambilan tipe drop inlet tidak masuk dalam pertimbangan
pemilihan. Pertimbangan kondisi topografi di abutment sebelah kiri yang cukup
terjal sehingga akan menyulitkan jika menggunakan tipe sandar oleh karena itu
pada bendungan Bolango Hulu bangunan pengambilan di rencanakan dengan tipe
menara intake (tower intake).
Secara keseluruhan bangunan pengambilan ini terdiri dari bangunan sadap tegak,
ambang pengambilan, shaft tegak di antara bangunan pengambilan terowongan
pengelak. dan as bendungan yang berfungsi sebagai pengatur bangunan drop
inlet serta berfungsi sebagai penutup pada saat dilakukan plugging. Saluran
pembawa memanfaatkan terowongan pengelak yang ada dan akan dilengkapi
dengan steel conduit dengan diameter 1.8 m sepanjang 176.80 m. Semua
bangunan yang disebutkan diatas terletak pada tebing sebelah kiri..
Bangunan pengambilan diletakkan melintang dan tegak lurus terhadap alinyemen
terowongan pengelak. Lubang pengambilan yang ambangnya terletak pada El.
78.00 m. Lubang pengambilan ini memiliki dimensi 15.0 m2.
a. Bangunan Rumah Pengatur
Bangunan rumah pengatur terbuat dari beton dan yang dilengkapi dengan
atap, bangunan ini merupakan tempat untuk mengoperasikan pintu air, elevasi
dasar lantai bangunan pengatur ter;etak pada 106.00 m.
b. Bangunan Sadap
Bangunan sadap berupa ambang lebar yang dilengkapi dengan saringan jeruji
(fixed trash rack) , dimensi pintu lebar 5 m dan tinggi 3 m dengan tinggi
tegaknya sekitar 21.50 m dari bawah terowongan pengelak sampai ke
ambang pengambilan. Sedangkan yang terendam mulai dari ambang
pengambilan sampai rumah pintu tinggi tegaknya adalah 26.00 m. Saringan
jeruji yang akan digunakan berbentuk persegi panjang yang akan menutupi
pintu pengambilan dengan jarak antar jeruji sekitar 8.0 cm.

Bab VIII- 1
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

c. Shaft Tegak
Shaft tegak difungsikan untuk mengatur ambang lebar dengan menggunakan
slide steel gate.Shaft tegak ini berbentuk persegi, dengan dimensi 7.00 x 7.00
m. Ruang inspeksi dengan ukuran 9.00 m x 9.00 m jalan masuk keruang
inspeksi ini terletak pada EL. 106.00 m, didalam ruang ini ditempatkan katup
by pass dan pipa pendeteksi muka air waduk serta untuk menyimpan pintu
cadangan.
Pertemuan antara shaft tegak dengan terowongan pengelak ini diselubungi
dengan penyumbat beton utama.
d. Terowongan Pembawa
Terowongan pengelak yang ada dimanfaatkan sebagai terowongan pembawa
aliran.Dengan berganti fungsi dari terowongan pengelak menjadi terowongan
pembawa aliran maka dilakukan penyumbatan (plugging) di beberapa ruas
terowongan, penyumbatan ini ditempatkan di bagian hulu dan bagian tengah
terowongan.Penyumbatan pada bagian hulu dimaksudkan untuk menyumbat
aliran dari arah hulu terowongan dan sebagai pembentuk transisi dari
pertemuan antara shaft tegak dengan terowongan untuk selanjutnya bagian
ini disebut “Penyumbat Sekunder”. Penyumbat beton ini berjarak 147.95m dari
as bendungan dengan panjang 10.00 m. Pada bagian tengah juga dipasang
penyumbat beton sepanjang 30.00 m digunakan sebagai pembentuk transisi
dari saluran pembawa pada terowongan dengan diameter 7.00 m ke pipa baja
berdiameter 1.8, penyumbat beton ini akan menyelimuti pipa baja sepanjang
30.00m berada pada as bendungan, selanjutnya penyumbat ini disebut
“Penyumbat primer”. Batas luar dari beton penyumbat tersebut akan
digrouting guna mengisi celah yang ada antara dinding terowongan dengan
beton penyumbat.

5.2 DATA TEKNIS


Pengambilan:
Elevasi ambang : EL. 78 m
Dimensi fasilitas pengambilan : 3.0m tinggi
4.0m lebar
Fasilitas Pengeluaran:
Hollow Cone valve
Diameter : 1.80 m
Elevasi as titik tengah : 48.00 m
Tinggi Muka Air di Waduk

Bab VIII- 2
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Muka Air Normal : EL. 95.00 m


Muka Air Rendah : EL. 83.00 m

5.3 PERHITUNGAN HIDROLIKA BANGUNAN PENYADAP


a. Kehilangan-Kehilangan
Kehilangan-kehilangan yang terjadi pada saluran pembawa ini meliputi:
- Kehilangan akibat saringan jeruji
- Kehilangan di pemasukan
- Kehilangan akibat penyempitan
- Kehilangan di belokan
- Kehilangan akibat geser
- Kehilangan di katup.
Kehilangan tinggi dari Inlet sampai dengan penyumbat beton utama dihitung
sebagai berikut:
b. Kehilangan akibat saringan jeruji
4 2
 t  3 V1
h1 =   sin     = 2.34 x 1 x (12/80)4/3 x 12/2x9.8 = 0.021 m
 b  2g
Dimana,
h1 : Kehilangan tekan pada Trash Rack (m)

 : Koefisien bentuk penghalang (2.34, bujur sangkar)

 : Kemiringan Trasch Rack (900)


t : Ketebalan penghalang (12 mm)
b : Jarak kosong tiap penghalang (80 mm)
V1 : Rata-rata kecepatan sebelum melalui Trash Rack (1 m/s)
c. Kehilangan pada pintu pemasukan
2
V2
h2 = f2 = 0.15 x 1.232/2x9.8 = 0.008 m
2g
Dimana,
h2 : Kehilangan tekan pada pengambilan (m)
f2 : Koefisien kehilangan pada pintu pengambilan (0.15, keliling pipa)
V2 : Kecepatan aliran = Q2A2 = 18.51/15.00 = 1.23 (m/s)
Q : Debit aliran keluar (18.51 m3/s)

Bab VIII- 3
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

A2 : Luas aliran di pengambilan = b x h = 5 x 3 = 15.00 (m2)


d. Kehilangan akibat gesekan pada shaft tegak

124.5 n 2 L V2
h3  = 0.001
D4/3 2g
Di mana,
h3 : Kehilangan Tekan akibat Gesekan (m)
f3 : Koefisien Kehilangan akibat Gesekan = 124.5 x n2/D34/3 x D3
= 124.5 x 0.0122/7.04/3 x 7.0 = 0.013
n : Koefisien Kekasaran Pipa (0.014, beton)
L3 : Panjang terowongan ( 21.6 m)
D3 : Diameterterowongan (7.0 m)
V3 : Kecepatan Aliran = Q/A3 = 18.51/38.465 = 0.481 (m/s)

A3 : Luas Aliran di pintu masuk = D32/4 =  x 7.02/4 = 38.465 (m2)


e. Kehilangan akibat belokan
2
V4
H4 = f4 = 0.5 x 0.4812/2x9.8 = 0.006 m
2g

Dimana,
h4 : Kehilangan Tekan pada Belokan (m)
f4 : Koefisien Kehilangan Tekan pada Belokan (0.5)
V4 : Kecepatan Aliran = Q/A4 = 18.51/38.465 = 0.481 (m/s)

A4 : Luas Aliran = D42/4 =  x 6.82/4 = 38.465 (m2)


D4 : Diameter pipa konduit (7.0 m)
f. Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan pada Terowongan Horisontal
2
L5 V5
h5 = f5 = 0.013 x 116.5/7.0 x 0.4812/2x9.8 = 0.003 m
D5 2 g

Di mana,
h5 : Kehilangan Tekan akibat Gesekan (m)
f5 : Koefisien Kehilangan akibat Gesekan = 124.5 x n2/D54/3 x D5
= 124.5 x 0.022/7.04/3 x 7.0 = 0.013
n : Koefisien Kekasaran Pipa (0.014, beton)
L5 : Panjangterowongan ( 116.5 m)
D5 : Diameterterowongan (7.0 m)

Bab VIII- 4
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

V5 : Kecepatan Aliran = Q/A5 = 18.51/38.465 = 0.481 (m/s)

A5 : Luas Aliran di pintu masuk = D52/4 =  x 7.02/4 = 38.465 (m2)


g. Kehilangan Tekanan Akibat Perubahan Bentuk

2 2
V V
h6h7 ==f6f7 ( 2 - 1 ) == 0.1 x (7.2792/2x9.8) – (0.4812/2x9.8)= 2.699 m
2g 2g

Di mana,
h6 : Kehilangan Tekan akibat perubahan bentuk (m)
f5 : Koefisien Kehilangan akibat Perubahan Bentuk = 0.1
A1 : Luas Aliran 1 = D52/4 =  x 7.02/4 = 38.465 (m2)

A2 : Luas Aliran 2 = D52/4 =  x 1.82/4 = 2.543 (m2)

V1 : Kecepatan Aliran = Q/A1 = 18.51/38.465 = 0.481 (m/s)


V2 : Kecepatan Aliran = Q/A2 = 18.51/2.543 = 7.279 (m/s)
h. Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan pada Pipa Pesat
2
L 6 V6
h6 = f6 = 0.012 x 182.50/1.8 x 2.5432/2x9.8 = 4.039 m
D 6 2g

Di mana,
h6 : Kehilangan Tekan akibat Gesekan (m)
f6 : Koefisien Kehilangan akibat Gesekan = 124.5 x n2/D64/3 x D6
= 124.5 x 0.0122/1.84/3 x 1.3 = 0.012
n : Koefisien Kekasaran Pipa (0.012, pipa baja)
L6 : Panjangpipa intake utama(182.50 m)
D6 : Diameter pipa intek utama (1.8 m)
V6 : Kecepatan Aliran = Q/A6 = 18.51/2.543 = 7.279 (m/s)

A6 : Luas Aliran di pintu masuk = D62/4 =  x 1.82/4 = 2.543 (m2)


i. Kehilangan Tinggi Tekan pada Pintu Hollow Jet
2
V
h7 = f7 7 = 0.06 x 6.1922/2x9.8 = 0.162 m
2g

Dimana,
h7 : Kehilangan Tinggi Tekan pada Pintu Hollow Jet (m)
f7 : Koefisien Kehilangan pada pintu hollow jet (0.06)
V7 : Kecepatan aliran = Q/A7 = 18.51/2.543 = 7.279 (m/s)

Bab VIII- 5
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

A7 : Luas aliran = D72/4 =  x 1.82/4 = 2.543 (m2)


D7 : Diameter pipa hollow jet (1.8 m)
Sehinga kehilangan total adalah : 6.94

5.3.1 Perhitungan Hidrolika Aliran yang Melalui Fasilitas Pengeluaran


Aliran pada saluran pembawa (mulai dari intake sampai pipa pesat) akan
dikeluarkan melalui fasiltas pengeluaran yang terdiri dari katup hollow jet yang
mengatur debit pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan air baku
pada daerah di hilir bendungan, serta untuk pengurasan.
a. Kapasitas Debit Katup Hollow Jet
Besarnya debit aliran yang akan keluar melalui katup hollow jet dihitung
dengan pendekatan persamaan berikut ini,

Q = C A  [2g (H-hL)]

dimana,
Q = Debit
C = koefisien debit (0.8 pada saat full opening)
A = luaspenampang
H = tinggi tekan total
hL = kehilangan tinggi tekan total
b. Pemilihan Tipe Gate Valve
Gate valveyang direncanakan sebagai berikut :
1. Gate valve untuk rencana PLTM : Hollow Jet (HJET)
Qdesain = 12.00 m3/dt
2. Gate valve untuk rencana emergency : Hollow Jet (HJET)
Qdesain = 45.0 m3/dt
c. Perhitungan Dimensi Gate Valve
1. Gate Valve Untuk PLTM
Debit desain, Q = 18.51 m3/dt
Diameter gate valve, D = 1.3 , DN 1300
Luas penampang gate valve, Agv = 1.13 m2
Kecepatan aliran, V = (2g Heff)1/2 = 23.84 m/dt
Koefisien debit gate valve, Cd = 0.8
Debit Outflow, Q = Cd. A . V = 25.31 m3/dt > 18.51 m3/dt, OK

Bab VIII- 6
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

2. Gate valve untuk emergency


Debit desain, Q = 48.0 m3/dt
Diameter gate valve, D = 1.80 , DN 1800
Luas penampang gate valve, Agv = 2.54 m2
Kecepatan aliran, V = (2g Heff)1/2 = 23.84 m/dt
Koefisien debit gate valve, Cd = 0.8
Debit Outflow, Q = Cd. A . V = 48.53 m3/dt > 45.0 m3/dt, OK

5.3.2 Pengurasan Waduk


Pada suatu kondisi tertentu dibutuhkan pengurasan waduk, yang dimaksud
dengan pengurasan disini adalah menurunkan muka air waduk dengan segera,
dari muka air normal (MAN) EL. 95.00 sampai pada dasar intake EL. 78.00 m.
Pengurasan waduk ini menggunakan satu pintu saja yaitu melalui hollow cone
valve
Luas genangan pada EL. 95.0 m (A1) = 4,830,496.96 m2
Luas genangan pada EL. 78.0 m (A2) = 1,869,324.81 m2
Apabila pengurasan waduk menggunakan hollow jet, maka waktu yang dibutuhkan
untuk menurunkan muka air normal (MAN) EL. 95.0 sampai pada elevasi ambang
intakeEL. 83.0 m dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
fA dh + I = fQ dt
dimana,
Q = Debit Outflow Hollow Jet
A = Fungsi Tampungan
I = Inflow konstan (11.0 m3/dt)
Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan muka air normal (MAN) EL.
95.00 m sampai pada muka air EL. 78.00 m adalah 20.53 hari, detail perhitungan
pengurasan dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.

Bab VIII- 7
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Tabel 5. 1. Perhitungan Waktu Pengurasan Bendungan Bolango Ulu

Jumlah Pintu n= 1 unit


Diameter pintu D = 1.80 m Hollow jet DN 1800
Kehilangan energi x= 7%
Prosentase bukaan pintu P = 100%
0.864
Koefisien debit Cd = 0.013 P = Cd = 0.69
2
Luas bukaan pintu A* = 2.54 m
1/2
Rumus kecepatan aliran di pintu V = { 2 g Heff }
Rumus debit pengaliran di pintu Q = Cd. A . V
Elevasi dasar intake, Elev.Int = 82.00 m
Elevasi dasar outlet, Elev.Out = 48.00 m
Total kehilangan energi = 6.94 m

EMAW Inflow Volume Volume Interval Tinggi air Tinggi air Kehilangan Heff Kecepatan Debit Waktu Waktu Kecepatan Bukaan
konstan Inflow pada volume rata-2 rata-2 energi aliran Outflow Outflow Outflow surut pintu
konstan EMAW i EMAW (i+1 - i) dari elev.inlet dari CL elev.out di pintu
3 3 3 3 3
(m) ( m /det ) (m ) (m ) (m ) (m) (m) (m) (m) ( m/det ) ( m /det ) ( jam ) ( hari ) ( m/jam ) (%)

95.0 10.00 - 84,101,833.81


92.5 10.00 2,316,179.18 72,931,043.25 11,170,790.6 11.8 44.9 6.9 37.9 27.3 48.2 64.34 2.68 0.04 100.00%
90.0 10.00 2,893,450.47 61,760,252.68 11,170,790.6 9.3 42.4 6.9 35.4 26.4 46.6 80.37 3.35 0.03 100.00%
87.5 10.00 2,671,729.48 52,647,868.19 9,112,384.5 6.8 39.9 6.9 32.9 25.4 44.9 74.21 3.09 0.03 100.00%
85.0 10.00 2,728,048.61 43,535,483.70 9,112,384.5 4.3 37.4 6.9 30.4 24.4 43.2 75.78 3.16 0.03 100.00%
82.5 10.00 2,390,591.74 36,370,652.13 7,164,831.6 1.8 34.9 6.9 27.9 23.4 41.4 66.41 2.77 0.04 100.00%
80.0 10.00 2,419,965.82 29,205,820.56 7,164,831.6 -0.8 32.4 6.9 25.4 22.3 39.5 67.22 2.80 0.04 100.00%
78.0 10.00 1,787,328.64 24,888,064.34 4,317,756.2 -3.0 30.1 6.9 23.2 21.3 37.7 49.65 2.07 0.04 100.00%

3
Outflow maksimum 48.2 m /det
3
Vol.Inflow 17,207,293.94 m Kebutuhan waktu untuk pengosongan waduk 19.92 hari

Keterangan :
Normal Water Level NWL = 95.0 m Kecepatan surut rata-rata = 0.0360 m/jam
Elevasi dasar intake Elev.Int = 78.0 m

Bab VIII- 8
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Gambar 5. 1. Denah dan Potongan Memanjang Intake

Bab VIII- 9
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

5.4 SUMBAT BETON (PLUGING)


5.4.1 Panjang Pluging
Beton plugging dilaksanakan setelah ditetapkannya waktu plugging, yaitu setelah
pekerjaan main dam, spillway dan intake selesai.
Pekerjaan ini maksudnya menyumbat penampang terowongan pengelak
secara penuh ataupun sebagian, dengan beton. Sumbat beton sekunder terletak
di antara pertemuan terowongan miring bangunan pengambilan dengan
terowongan pengelak sepanjang 10 m dan pluging utama terletak sejajar dengan
inti kedap bendungan direncanakan sepanjang 30 m.
Untuk perhitungan panjang pluging bisa dijelaskan pada perhitungan berikut :
Material Plugging direncanakan Beton K225
Beton K300, fc = 300 kg/cm2
= 2,942.00 N/cm2
2
= 2.94 kN/cm
2
= 29,419.95 kN/m
= 29.42 Mpa

fs = t = 1/6 * fc1/2
= 0.90 Mpa
= 904.00 kPa
2
= 904.00 kN/m

2
t ijin = t p = 2.89 % * fc = 850.24 kN/m
850,236.56 N/m2
0.85 Mpa
8.67 kgf/cm2
2
86,700.00 kgf/m

MAB = 98.9 m
El dasar inlet terowongan = 51 m
Tinggi Terowongan = 7 m
Lebar Terowongan = 7 m
Luas Terowongan = 40.636 m2
Tinggi Tekan di atas plungging = 54.9 m
Tinggi Tekan di dasar plungging = 47.9 m
Tinggi Tekan Rata2 = 51.4 m

Bab VIII- 10
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

2
Percepatan gravitasi bumi, g = 9.81 m/det
3
Massa jenis air r w = 1,000.00 kg/m
3
Berat jenis air gw = 9,810.00 N/m
3
Berat jenis air gbeton = 23,544.00 N/m
2
Tekanan hidrostatik (p1) = 538,569.00 N/m
2
Tekanan hidrostatik (p2) = 469,899.00 N/m
2
P rerata = 1/2 (p1+p2) = 504,234.00 N/m
Gaya pendorong (DF = p rerata * A) = 20,490,052.82 N
Koefisien geser friksi, m = 0.7
Compressive strength beton, fc = 29.42 Mpa
2
Shear strength beton ijin, t p = 850,236.56 N/m

3
Volume Beton Plugging Depan = 284.452 m
3
Volume Beton Plugging Tengah = 1056.536 m

Tabel 5. 2. Perhitungan Panjang Plugging

Tinggi Tekan Rerata = 51.40 m


Dimensi Terowongan = 7.0 m
Panjang Gaya Gaya Gaya Gaya Faktor
Plugging Pendorong Kuat Geser Berat Penahan Keamanan
Beton Plugging Beton Plugging
L DF R=m. B. t. L W = A . gbeton . L R+W SF
(m) (Newton) (Newton) (Newton) (Newton)
6 20,490,052.82 25,853,993.16 5,740,403.90 31,594,397.07 1.54
7 20,490,052.82 30,162,992.03 6,697,137.89 36,860,129.91 1.80
8 20,490,052.82 34,471,990.89 7,653,871.87 42,125,862.76 2.06
10 20,490,052.82 43,089,988.61 9,567,339.84 52,657,328.45 2.57
15 20,490,052.82 64,634,982.91 14,351,009.76 78,985,992.67 3.85
20 20,490,052.82 86,179,977.21 19,134,679.68 105,314,656.89 5.14
25 20,490,052.82 107,724,971.52 23,918,349.60 131,643,321.12 6.42
26 20,490,052.82 112,033,970.38 24,875,083.58 136,909,053.96 6.68
30 20,490,052.82 129,269,965.82 28,702,019.52 157,971,985.34 7.71

Direncanakan panjang plugging depan 8 m


Direncanakan panjang plugging utama 30 m

5.4.2 Metode Pelaksanaan Pluging


Pekerjaan pluging memiliki panjang 30 m yang terletak pada jalur kedap
bendungan. Untuk pelaksanaannya dibagi menjadi 3 blok masing-masing
sepanjang 10 m. Sebelum dilakukan pengecoran permukaan beton terowongan
pengelak di bobok agar mengelupas untuk membuat permukaan yang kasar,
setelah disemprot untuk pembersihan agar permukaan beton yang lama bisa
menyatu dengan beton yang baru saat pluging. Langkah selanjutnya adalah
memasang bekisting dilanjutkan dengan memasang pipa grouting dan pipa

Bab VIII- 11
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

pendingin. Pipa pendingin berfungsi untuk mempertahankan temperatur Beton K-


300 agar tidak terlalu panas, yang bisa menimbulkan crack, mekanisme
pengendalian panas dengan mengalirkan air dingin kedalam pipa pendingin
tersebut.
Pengecoran dilakukan dari arah hilir terowongan pengelak dengan 5 tahap
pengecoran untuk setiap bloknya, dengan dimensi terowongan 7.0 m maka untuk
setiap tahap mempunyai ketinggian tidak lebih dari 1.5 m, pengecoran dilakukan
dengan bantuan concrete pump dengan jarak jangkuan 100 m, untuk membatu
pengecoran truck mixer bisa masuk ke dalam terowongan sejauh 146.8 m.
Sehingga jarak jangkauan conrete pump tidak terlalu jauh sehingga bisa
mengurasi resiko pengerasan beton di dalam pipa conrete pump. Sebelum
aktivitas pengecoran di mulai di pasang blower untuk mensuplai udara segar ke
dalam terowongan, juga di siapkan penerangan dan air bersih untuk pembersihan
lokasi. Untuk menjamin pasokan beton maka akan dibuat bacthing plant khusus
pluging di dekat outlet terowongan pengelak.
Bekisting sudah disiapkan terlebih dahulu dengan ukuran sesuai dengan diameter
terowongan pengelak dan tahapan pengecoran sehingga diperlukan 5 set
bekisting yang masing masing mempunyai ukuran yang sesuai dengan lokasinya.
Sebelum dilakukan pengecoran sesuai dengan standar peraturan yang berlaku
dilakukan uji slump dan uji kuat mutu beton terlebih dahulu terhadap formula
desain yang digunakan untuk pengecoran. Tahap pengecoran di lakukan tiap 2
hari sekali dengan tinggi beton tidak lebh dari 1.5 m, dengan panjang tiap blok
pluging 10,0 m
Blok 1 ketinggian 0-1.4 m hari ke 1, dengan volume beton diperkirakan sebesar
71.41 m3.
Off hari ke 2
Blok 1 ketinggian 1.4-2.8 m hari ke 3, dengan volume beton diperkirakan sebesar
93.69 m3.
Off hari ke 4
Blok 1 ketinggian 2.8-4.2 m hari 5, dengan volume beton diperkirakan sebesar
97.50 m3.
Off hari ke 6
Blok 1 ketinggian 4.2-5.6 m hari ke 7, dengan volume beton diperkirakan sebesar
88.95 m3.
Off hari ke 8
Blok 1 ketinggian 5.6-7.0 m hari ke 9, dengan volume beton diperkirakan sebesar
54.79 m3.
Demikian seterusnya sampai blok 3 sehingga dibutuhkan waktu sekitar 29 hari
untuk pluging utama.

Bab VIII- 12
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Gambar 5. 2. Tahapan pengecoran pluging Bolango Ulu


Untuk kontrol suhu di dalam beton ditanam thermometer yang dihubungkan
dengan kabel, contact grouting dilakukan untuk menutup celah celah yang masih
terlihat melalui pipa grouting, dilakukan pada suhu beton berkisar 280 c atau sama
dengan suhu beton terowongan pengelak.
Untuk mengantisipasi celah atau rongga pada beton yang sudah di cor dilakukan
pengisian dengan backfill grouting, pelaksanaan backfill grouting dilakukan
sebelum beton mengeras sehingga joint diantara keduanya akan lebih baik.

5.5 JEMBATAN PELAYANAN RUMAH PENGAMBILAN


Pertimbangan design jembatan pelayanan di bangunan pengambilan
memperthitungakan beban untuk pelaksanaan OP (berat truck dengan membawa
pintu intake) , perhitungan gelagar jembatan pelayanan dapat dijelaskan sebagai
berikut :

1. Data Perencanaan Teknis

· Bentang jembatan = 10.0 m


· Jarak antar gelagar memanjang = 0.9 m
· Jarak antar Diafragma = 2.0 m
· Lebar jembatan = 2.8 m
· Tebal lantai kendaraan = 0.2 cm
· Tinggi air hujan = 5.0 cm
· Kelas Jembatan = Kelas 3
· Repertisi beban = 50%
Direncanakan memakai profil baja = WF 700x300x13x24
· Baja BJ 37 fy = 240 Mpa

Bab VIII- 13
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

2. Pembebanan

a. Beban mati
Pelat lantai = 0.002 x 3 x 7850 = 47.1 kg/m
Air hujan = 0.05 x 3 x 1000 = 150 kg/m
Berat Gelagar = = 185 kg/m
Total = 382.10 kg/m

b. Beban hidup

v Beban ”D”
PPJJR bab 3 pasal 1(2)2.4.a
Untuk L < 30 m, maka :

q = 2.2 t/m
P = 20 t (Jembatan Kelas 3 = 50%)
α = 0.75
s = 0.9 m

Perhitungan momen akibat beban hidup


- Beban hidup yang dapat diterima oleh tiap gelagar tengah
Beban merata
q
q'    s = 540 kg/m
2,75

Beban garis

P
P'    s = 4909.09 kg
2,75

- Perhitungan koefisien kejut (PPJJR bab 3 pasal 3)

L = 10 m
= 1.333

Beban "P" untuk gelagar tengah = P'tengah x K


= 4909.09 x 1.3333
= 6545.45 kg

Bab VIII- 14
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Perhitungan Statika Gelagar Memanjang

Dari analisa pembebanan:


qDL = 382.10 kg/m
qLL = 540 kg/m
PLL = 6545.45 kg
244.13244.13

1 Beban mati (qDL)

2 Beban Hidup (q LL dan P LL)


4909.094909.09
540.00 540.00

Kombinasi pembebanan

Jenis Beban Faktor Beban Ultimit Faktor beban ult


1 Beban Mati 1.2
2 Berat truk "D" 1.6

3. Hasil Analisis SAP 2000

didapatkan profil paling optimum yaitu : WF 700x300x13x24

WF 700x300x13x24

Bab VIII- 15
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Lendutan yang terjadi sebesar 1.5 cm sedangkan lendutan ijin = 1/800 x L


= 1.25 cm.

Bab VIII- 16
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

5.6 PERENCANAAN KOLOM RUMAH PINTU PENGAMBILAN


Struktur kolom di bangunan rumah pintu pengatur didesain dengan
memperhitungkan total beban yang terdiri dari berat alat angkat (crane) ditambah
berat pintu yang akan diangkat saat diperlukan untuk perbaikan. Perhitungan
dimensi kolom dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perhitungan Dimensi Kolom
Perhitungan Pembebanan
a. Beban Mati
- Balok 300 x 500
= 0.3 x 0.5 x 2400 x 8
= 2880 kg
- Pelat Atap
= 11.5 x 12 x 2400 x 0.012
= 3974.4 kg
Total Beban Mati
- = 6854.4 kg
b. Beban Hidup
- Crane/travel Hoist
= 2200 kg
- Pintu Intake
= 20000 kg

Travel Hois + Pintu Air


= 22000 kg

c. Beban yang bekerja pada kolom


1.2 DL + 1.6 LL
= 1.2 x 6854.4 Kg + 1.6 x 22000 Kg
= 43745.28 kg

Perhitungan Dimensi Kolom


Perhitungan dimensi awal kolom dihitung berdasarkan SK SNI 03-2847-2002,
dengan persamaan berikut:
Ø Pn (max) = 0,8 Ø [ (0,85 . fc’ (Ag – Ast) + fy Ast ]
Dimana :
Ø Pn (max) = Beban aksial maksimum
Ag = Luas penampang kolom
Ast = 1,5 % x Ag
Maka perhitungan dimensi awal kolom adalah sebagai berikut:
Ø Pn(max) = 0,8 Ø [ (0,85 . fc’ (Ag – Ast) + fy Ast ]
Pn(max) = 0,8 Ø [ (0,85 . fc’ (Ag – Ast) + fy Ast ]
= 0,8 [ (0,85 . 20 (Ag – 0,015 . Ag) + 400 . 0,015 . Ag ]
= 0,8 [(17,00 . (Ag – 0,015 . Ag) + 6Ag]

Bab VIII- 17
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

= 0,8 [ 17,00 Ag – 0,25 Ag + 6Ag]


Ag = 0,0439 Pn(max)

Dimensi kolom di hitung sebagai berikut :


Ag = 0,0439 Pn(max)
= 0,0439 x 43745.28
= 1923,29 cm2
Dimabil lebar kolom (b) = sebesar 40 cm, maka panjang kolom adalah :
h = Ag / b
= 1923,29 / 40
= 48,08 cm ≈ 50 cm
Maka dimensi kolom 400 x 500 mm

2. Perhitungan Tulangan Kolom


Dari hasil perhitungan momen

P = 43,745.28 kg
M = 1,124.38 kg.m
panjang tekuk = 500 cm

b = 40 cm
ht = 50 cm

M 1,124.38 2.57
eo1 = = = 0.03 = cm
P 43,745.28

1 50
eo2 = ht = = 1.6667 cm
30 30

eo = eo1 + eo2 = 4.24 cm

eo 4.24
= = 0.0847 cm
ht 50
C2 = 6.14
C1 = 1.0 2

Bab VIII- 18
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

e1 = C1 C2 ( lk / 100.ht )2 . ht

2
= 1 6.136 ( 500 / 100 50 ) 50
= 3.068 cm

e2 = 0.15 ht = 7.50 cm

eu = eo + e1 + e2
= 4.24 + 3.068 + 7.5 = 14.80 cm

eau = eu + ( 1/2 ht )
= 14.80 + 25.0
= 39.80 cm

P . eau = 43,745.28 x 39.80 = 1,741,278.92 kg.cm


= 17,412.79 kg.m
Pembesian kolom :
- lebar kolom = 500 mm
- beton decking = 20 mm
- tebal efektif d = 480 mm
- Mutu beton fc' = K-225 = 18.68 Mpa
- Mutu baja fy = U-354 = 350 MPa

m = fy / (0,85 .fc)
= 350 / (0.85 . 18.68)
= 22.04

Rn = M / (f b d2)
= 174,127,892/(0.85.500.480,480)
= 1.778

r = (1/m) * (1 - ( 1 - ((2 Rn m)/fy)) )

= (1/22.04)*(1- ( 1 - ((2 . 1.778.22.04)/350)))

= 0.00540

Aperlu = r .b .d = 0.00540 500 480 = 1,555.90 mm2

Dipasang tulangan 8 d - 19
8 D (Aact
19= ( Aact = 2267 mm2)

Bab VIII- 19
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Pembesian begel :
Dsengkang d12 - 304 mm

S1 = 48x12 = 576 mm
S2 = 16x19 = 304 mm
S3 = 400 mm
Smin 304 mm

5.7 PERENCANAAN KOLOM BANGUNAN PENGELUARAN


Struktur kolom di bangunan gedung pintu/katup pengeluaran (outlet) didesain
dengan memperhitungkan total beban yang terdiri dari berat alat angkat (crane)
ditambah berat peralatan (katup terberat dan turbin ) yang akan diangkat saat
diperlukan untuk perbaikan. Perhitungan dimensi kolom dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Perhitungan Dimensi Kolom
Perhitungan Pembebanan
d. Beban Mati
- Balok 400 x 600
= 0.4 x 0.6 x 2400 x 9
= 4608 kg
- Pelat Atap
= 11.5 x 12 x 2400 x 0.012
= 4032 kg
Total Beban Mati
- = 8640 kg
e. Beban Hidup
- Crane/travel Hoist
= 2800 kg
- Turbin/Katup
= 24000 kg

Travel Hois + Katup/Turbin


= 26800 kg

f. Beban yang bekerja pada kolom


1.2 DL + 1.6 LL
= 1.2 x 8640 Kg + 1.6 x 26800 Kg
= 53248 kg

Perhitungan Dimensi Kolom


Perhitungan dimensi awal kolom dihitung berdasarkan SK SNI 03-2847-2002,
dengan persamaan berikut:
Ø Pn (max) = 0,8 Ø [ (0,85 . fc’ (Ag – Ast) + fy Ast ]

Bab VIII- 20
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Dimana :
Ø Pn (max) = Beban aksial maksimum
Ag = Luas penampang kolom
Ast = 1,5 % x Ag
Maka perhitungan dimensi awal kolom adalah sebagai berikut:
Ø Pn(max) = 0,8 Ø [ (0,85 . fc’ (Ag – Ast) + fy Ast ]
Pn(max) = 0,8 Ø [ (0,85 . fc’ (Ag – Ast) + fy Ast ]
= 0,8 [ (0,85 . 20 (Ag – 0,015 . Ag) + 400 . 0,015 . Ag ]
= 0,8 [(17,00 . (Ag – 0,015 . Ag) + 6Ag]
= 0,8 [ 17,00 Ag – 0,25 Ag + 6Ag]
Ag = 0,0439 Pn(max)

Dimensi kolom di hitung sebagai berikut :


Ag = 0,0439 Pn(max)
= 0,0439 x 53248
= 2341,09 cm2
Dimabil lebar kolom (b) = sebesar 40 cm, maka panjang kolom adalah :
h = Ag / b
= 2341,09 / 40
= 58,52 cm ≈ 60 cm
Maka dimensi kolom 400 x 600 mm

2. Perhitungan Tulangan Kolom


Dari hasil perhitungan momen

P = 53,248.00 kg
M = 1,763.31 kg.m
panjang tekuk = 700 cm

b = 40 cm
ht = 60 cm

M 1,763.31 3.31
eo1 = = = 0.03 = cm
P 53,248.00

1 60
eo2 = ht = = 2 cm
30 30

eo = eo1 + eo2 = 5.31 cm

Bab VIII- 21
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

eo 5.31
= = 0.0885 cm
ht 60
C2 = 6.76
C1 = 1.1 2
e1 = C1 C2 ( lk / 100.ht )2 . ht

= 1 6.756 ( 700 / 100 60 )2 60


= 5.848 cm

e2 = 0.15 ht = 9.00 cm

eu = eo + e1 + e2
= 5.31 + 5.848 + 9 = 20.16 cm

eau = eu + ( 1/2 ht )
= 20.16 + 30.0
= 50.16 cm

P . eau = 53,248.00 x 50.16 = 2,670,916.95 kg.cm


= 26,709.17 kg.m

Pembesian kolom :
- lebar kolom = 600 mm
- beton decking = 20 mm
- tebal efektif d = 580 mm
- Mutu beton fc' = K-225 = 18.68 Mpa
- Mutu baja fy = U-354 = 350 MPa

m = fy / (0,85 .fc)
= 350 / (0.85 . 18.68)
= 22.04

2
Rn = M / (f b d )
= 267,091,695/(0.85.600.580,580)
= 1.557

r = (1/m) * (1 - ( 1 - ((2 Rn m)/fy)) )

= (1/22.04)*(1- ( 1 - ((2 . 1.557.22.04)/350)))

= 0.00469

Bab VIII- 22
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Aperlu = r .b .d = 0.00469 600 580 = 1,958.75 mm2

Dipasang tulangan 8 d -10


19D (Aact
19= ( Aact = 2834 mm2)

Pembesian begel :
Dsengkang d12 - 304 mm

S1 = 48x12 = 576 mm
S2 = 16x19 = 304 mm
S3 = 400 mm
Smin 304 mm

5.8 TOWER INTAKE


5.8.1 Parameter Perencanaan
Angka perencanaan yang digunakan untuk menganalisa struktur bangunan
pengambilan menggunakan nilai sebagai berikut :

gconcrete = 2,40 t/m3

gsteel = 7,85 t/m3

gdry timbunan = 1,761 t/m3


Koefisien geser dengan tanah dasar, f = 0,70

Inner friction angle batuan,  = 150


Kohesi, c = 2,10

Poisson Ratio Beton, C = 0.3

Modulus Elastisitas Beton, Ec = 4700  fc’

= 4700  18.7 MPa


= 20324 Mpa = 203240 kg/cm2

Poisson Ratio Baja, S = 0.25


Modulus Elastisitas Baja, Es = 2.1 .106 kg/cm2
Tegangan tekan leleh beton = 300 kg/cm2

Tegangan geser leleh beton = 1/6  fc’ = 0.720 Mpa


= 7.20 kg/cm2

Tegangan torsi leleh beton = 1/24  fc’ = 0.180 Mpa


= 1.80 kg/cm2
Mutu baja fy (deform/ulir) = 320 Mpa = 3200 kg/cm2
Mutu baja fy (polos) = 240 Mpa = 2400 kg/cm2

Bab VIII- 23
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Tegangan leleh baja polos (plastis) = 2400 kg/cm2

5.8.2 Pemodelan Struktur Bangunan Pengambilan

Gambar 5.2. Pemodelan Struktur Bangunan Pengambilan

KOEFISIEN TEKANAN TANAH

cos 2 (   )
Ka = 2
 sin(    )  sin(    ) 
cos   cos(   )  1 
2

 cos(   )  cos(   ) 

1
Kp =
Ka
dimana :

g = berat isi tanah


H = Tinggi dinding penahan
Pa = tekanan tanah aktif
ø = sudut geser dalam dari material urugan
θ = sudut antara permukaan bangunan dengan bidang vertikal
α = sudut antara kemiringan timbunan dengan bangunan

Bab VIII- 24
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

δ = sudut geser antara tanah dan permukaan dinding penahan untuk kondisi
Normal δ = 1/3 ø
didapatkan :
Ka = 0.323
Kp = 3.092

Tanah Kondisi Gempa

cos 2 (   0   )
Kae = 2
 sin(    )  sin(    0   ) 
cos 0  cos 2   cos(     0 )  1  
 cos(     0 )  cos(   ) 

1
Kpe =
Kae
dimana :
θ0 = tan-1 . Kh
δ = sudut geser antara tanah dan permukaan dinding penahan untuk kondisi
Gempa δ = 0.5 ø
didapatkan :
Kae = 0.441
Kpe = 2.265

5.8.3 Analisa Penulangan Konstruksi Bangunan Pengambilan (Intake)


Analisa penulangan dari struktur bangunan pengambilan (intake) yang berbentuk
tower tenggalam dibantu dengan menggunakan program STAADPro untuk analisa
moment-nya sebagaimana berikut ini.

Bab VIII- 25
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Gambar 5.3. Penguraian Beban yang Bekerja pada Struktur Bangunan Pengambilan

Pembebanan pada bangunan intake ini antara lain :


1. Kondisi Selesai Konstruksi FWL

 Beban sendiri bangunan intake dihitung dalam software (selfweight Y -1)

 Tekanan Air
h = 58.17 m
Pw = γxh 581.17 KN/m2

 Tekanan Tanah
q = Kae x γt x h 349.5 KN/m2

Bab VIII- 26
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Gambar 5.4. Penguraian Beban yang Bekerja pada Struktur Bangunan Pengambilan

Bab VIII- 27
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

5.8.4 Hasil Perhitungan Staadpro Untuk Intake


Tabel 5.3. Tabel Ringkasan Maksimum Gaya Geser, Gaya Normal dan Momen
pada Intake
Shear Membrane Bending Moment
Pl a te L/C SQX kN/m2 SQY kN/m2 SX kN/m2 SY kN/m2 SXY kN/m2 Mx kNm/m My kNm/m Mxy kNm/m

Ma x Qx 9 4 COMBO 0 99.68 -1088.584 -297.305 0 1 5.884 0


Mi n Qx 6 4 COMBO 0 99.68 -1088.584 -297.305 0 1 5.884 0
Ma x Qy 6 4 COMBO 0 99.68 -1088.584 -297.305 0 1 5.884 0
Mi n Qy 1 4 COMBO 0 -63.3 -1261.833 -669.244 0 -20.641 -121.419 0
Ma x Sx 17 4 COMBO 0 0 -0.031 -0.031 0 -243.832 -243.832 0
Mi n Sx 1 4 COMBO 0 -63.302 -1262 -669.244 0 -20.641 -121.419 0
Ma x Sy 17 4 COMBO 0 0 -0.031 -0.03 0 -243.832 -243.832 0
Mi n Sy 1 4 COMBO 0 -63.302 -1261.833 -669 0 -20.641 -121.419 0
Ma x Sxy 3 4 COMBO 0 -63.302 -1261.833 -669.244 0 -20.641 -121.419 0
Mi n Sxy 1 4 COMBO 0 -63.302 -1261.833 -669.244 0 -20.641 -121.419 0
Ma x Mx 7 4 COMBO 0 14.626 -317.848 -122.52 0 2.563 15.076 0
Mi n Mx 17 4 COMBO 0 0 -0.031 -0.031 0 -243.8 -243.832 0
Ma x My 7 4 COMBO 0 14.626 -317.848 -122.52 0 2.563 15.076 0
Mi n My 17 4 COMBO 0 0 -0.031 -0.031 0 -243.832 -243.8 0
Ma x Mxy 3 4 COMBO 0 -63.302 -1261.833 -669.244 0 -20.641 -121.419 0
Mi n Mxy 4 4 COMBO 0 -63.302 -1261.833 -669.244 0 -20.641 -121.419 0

Hasil bidang momen tidak berbentuk bidang satu arah tetapi berbentuk ruang.
Besaran gaya ditunjukkan dengan luasan bidang kontur tegangan. Garis kontur
yang berhubungan menunjukkan nilai tegangan dan atau gaya dalam yang sama.
Warna yang sama menunjukkan nilai tegangan dalam suatu interval (range) yang
sama.

Bab VIII- 28
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Gambar 5.5. Nilai Tegangan Mx

Bab VIII- 29
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Gambar 5.6. Nilai Tegangan My

a. Penulangan Bagian Atas Shaft Intake


f’c = 18.6 MPa
fy = 320 MPa
Mu = 3560 kgm
b = 100 cm = 1000 mm
h = 700 mm
d’ = 100 mm
d = 700 – 100 = 600 mm

f 'c 600
ρb = 0,85.β1. .
fy 600  fy

Bab VIII- 30
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

18.7 600
=0.85 𝑥 0.85. 320 . 600+𝑓𝑦

= 0.027

As max = 0,75 . ρb .b. d = 0,75 . 0,027 . 1000 . 600

= 12324.71 mm2

Cc= 0.85 fc'.ab


a

h =
d-a/2

Ts1= As1.fy
b
Kopel Tekan Beton - Tarik Baja

Gambar 5.7. Skema Keseimbangan Gaya Pelat Beton Bertulang Intake pada
Bagian Atas

Coba As = f . Asmax = 500 mm2


Dari kesetimbangan

As1. fy
a =
085. f ' c.b
500 𝑥 320
=
0.85 𝑥 18.7 𝑥 1000

= 10.12 mm < d ......ok


MR = 0,85. f’c .a . b . (d-a/2)
= 76,152,309 Nmm > 35,600,000 Mu ....ok
Karena MR > Mu, maka As coba-coba boleh digunakan
As = 500 mm2/ m
Digunakan D13 – 250 = 507 mm2
Tulangan bagi = 20% As = 101.4 mm2

Digunakan  8 - 250 = 201.5 mm2

Bab VIII- 31
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

b. Penulangan Bagian Tengah Intake


f’c = 18.6 MPa
fy = 320 MPa
Mu = 9510 kgm
b = 100 cm = 1000 mm
h = 1100 mm
d’ = 100 mm
d = 1100 – 100 = 1000 mm

f 'c 600
ρb = 0,85.β1. .
fy 600  fy
18.7 600
=0.85 𝑥 0.85. .
320 600+𝑓𝑦

= 0.0273
As max = 0,75 . ρb .b. d = 0,75 . 0,027 . 1000 . 1000
= 20541.18546 mm2

Cc= 0.85 fc'.ab


a

h =
d-a/2

Ts1= As1.fy
b
Kopel Tekan Beton - Tarik Baja

Gambar 5.8. Skema Keseimbangan Gaya Pelat Beton Bertulang Intake pada
Bagian Atas

Coba As = f . Asmax = 800 mm2


Dari kesetimbangan

As1. fy
a =
085. f ' c.b
800 𝑥 320
= 0.85 𝑥 18.7 𝑥 1000

= 16.19 mm < d ......ok

Bab VIII- 32
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

MR = 0,85. f’c .a . b . (d-a/2)


= 203,141,910.18 Nmm > 95,100,000 Mu ....ok
Karena MR > Mu, maka As coba-coba boleh digunakan
As = 800 mm2/ m
Digunakan D16 – 250 = 800 mm2
Tulangan bagi = 20% As = 160 mm2

Digunakan  8 - 250 = 201.5 mm2

c. Penulangan Bagian Bawah Intake


f’c = 18.6 MPa
fy = 320 MPa
Mu = 24400 kgm
b = 100 cm = 1000 mm
h = 1500 mm
d’ = 100 mm
d = 1500 – 100 = 1400 mm

f 'c 600
ρb = 0,85.β1. .
fy 600  fy
18.7 600
= 0.85 𝑥 0.85. 320 . 600+𝑓𝑦

= 0.0273
As max = 0,75 . ρb .b. d = 0,75 . 0,027 . 1000 . 1400
= 28757.65965 mm2

Cc= 0.85 fc'.ab


a

h =
d-a/2

Ts1= As1.fy
b
Kopel Tekan Beton - Tarik Baja

Gambar 5.8. Skema Keseimbangan Gaya Pelat Beton Bertulang Intake pada
Bagian Atas

Bab VIII- 33
NOTA DESAIN
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)

Coba As = f . Asmax = 1000 mm2


Dari kesetimbangan

As1. fy
a =
085. f ' c.b
800 𝑥 320
= 0.85 𝑥 18.7 𝑥 1000

= 20.24 mm < d ......ok

MR = 0,85. f’c .a . b . (d-a/2)


= 355,809,235 Nmm > 244,000,000 Mu ....ok

Karena MR > Mu, maka As coba-coba boleh digunakan


As = 1000 mm2/ m
Digunakan D22 – 300 = 1270 mm2
Tulangan bagi = 20% As = 254 mm2

Digunakan  12 - 300 = 375 mm2

Bab VIII- 34

Anda mungkin juga menyukai