0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan2 halaman
Dari beberapa kalil pengujian di laboratorium diketahui bahwa gelatin tulang ikan tuna yang dikombinasikan dengan teknologi nano dapat menyaingi kualitas gelatin yang ada di pasaran saat ini. Padahal umumnya gelatin yang beredar adalah gelatin babi yang nota bene tidak dapat dikonsumsi kaum muslimin. Ini menjadi penting karena gelatin karya mahasiswa FTP merupakan non babi hingga aman dan halal dikonsumsi.
Dari beberapa kalil pengujian di laboratorium diketahui bahwa gelatin tulang ikan tuna yang dikombinasikan dengan teknologi nano dapat menyaingi kualitas gelatin yang ada di pasaran saat ini. Padahal umumnya gelatin yang beredar adalah gelatin babi yang nota bene tidak dapat dikonsumsi kaum muslimin. Ini menjadi penting karena gelatin karya mahasiswa FTP merupakan non babi hingga aman dan halal dikonsumsi.
Dari beberapa kalil pengujian di laboratorium diketahui bahwa gelatin tulang ikan tuna yang dikombinasikan dengan teknologi nano dapat menyaingi kualitas gelatin yang ada di pasaran saat ini. Padahal umumnya gelatin yang beredar adalah gelatin babi yang nota bene tidak dapat dikonsumsi kaum muslimin. Ini menjadi penting karena gelatin karya mahasiswa FTP merupakan non babi hingga aman dan halal dikonsumsi.
hidrolisis kolagen yang secara alami banyak terdapat pada tulang atau kulit binatang seperti ikan, sapi dan babi. Indonesia merupakan negara pengimpor gelatin hingga mencapai 6.233 ton tiap tahunnya dan pemasok gelatin terbesarnya berasal dari Cina. Padahal sebagian besar gelatin yang berasal dari cina berbahan dasar dari tulang dan kulit babi. Hal ini menjadi kendala bagi mayoritas masyarkat indonesia yang sebagian besar beragama muslim yang dilarang mengkonsumsi semua jenis makanan yang mengandung babi. Selain itu, gelatin babi ini memiliki daya elastisitas yang tinggi sekitar 200-240 bloom sehingga banyak dipilih oleh produsen makanan seperti pada pembuatan ice cream, cake dan jelly sebagai bahan tambahan produk tersebut. Untuk itu, dibutuhkan suatu inovasi gelatin yang halal dan memiliki kualitas yang dapat menyaingi gelatin babi dari segi elastisitasnya. Berangkat dari pemikiran itulah yang melatari keempat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) melakukan kegiatan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) DIKTI 2015. Keempatnya adalah Sugiyati Ningrum (THP 2012), M. Arham (THP 2012), Ali Mashuri (THP 2012) dan Natasya Putri (TIP 2013) dibawah bimbingan Endrika Widyastuti, SPt.M.Sc.MP. yang meneliti inovasi baru untuk membuat gelatin berbahan dasar tulang ikan tuna yang dikombinasikan dengan teknologi nano. Ini dilakukan dengan menggunakan alat frequency ultrasound technology yang dapat meningkatkan elastisitas dan kekokohan sehingga produk tidak rapuh. Hasil penelitian ini yakni nano gelatin memiliki tingkat elastisitas sebesar 220 bloom. Dari beberapa kalil pengujian di laboratorium diketahui bahwa gelatin tulang ikan tuna yang dikombinasikan dengan teknologi nano dapat menyaingi kualitas gelatin yang ada di pasaran saat ini. Padahal umumnya gelatin yang beredar adalah gelatin babi yang nota bene tidak dapat dikonsumsi kaum muslimin. Ini menjadi penting karena gelatin karya mahasiswa FTP merupakan non babi hingga aman dan halal dikonsumsi.
Gelatin is a protein derived from the
hydrolysis of collagen that is naturally abundant in bone or skin of animals such as fish, beef and pork. Indonesia is a net importer of gelatin up to 6,233 tons per year and its biggest supplier of gelatin originating from China. Though most of the gelatin is derived from the basic material of bone china and pigskin. This is an obstacle for the majority of Indonesian communities who are largely Muslims are prohibited from consuming all kinds of foods that contain pork. In addition, this pig gelatin has a high elasticity of about 200-240 blooms so much chosen by food manufacturers such as the manufacture of ice cream, cake and jelly as an additional ingredient of the product. For that, we need a kosher gelatin innovation and have a quality that can compete in terms of elasticity pork gelatin. Beginning from the idea's what's behind the four students of the Faculty of Agricultural Technology (FTP) University of Brawijaya (UB) conduct activities through the Student Creativity Program for Research (PKM-P) Higher Education, 2015. All four are Sugiyati Ningrum (THP 2012), M. Arham (THP 2012), Ali Mashuri (THP 2012) and Natasya (TIP 2013) under the guidance of Endrika Widyastuti, SPt.M.Sc.MP. that examines the new innovations to make gelatin made from the bones of tuna combined with the nanotechnologies. This is done by using a frequency ultrasound technology that can improve the elasticity and robustness so that the product is not fragile. Result of this research is nano gelatin has an elasticity of 220 blooms. From some testing in the laboratory known that tuna fish bone gelatin combined with nano technology can rival the quality gelatin on the market today. Though generally outstanding gelatin is pig gelatin postscript cannot be consumed by Muslims. This is important because the gelatin by students FTP is a secure and non-kosher pig to be consumed. (Translated by Ratri) Exported from [http://tp.ub.ac.id/nano-gelatin-tulang-ikan-tuna-nan-halal-berkualitas/] Export date : Tue, 13 Dec 2016 12:06:29