Anda di halaman 1dari 30

1

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL


DENGAN PRE EKLAMSI

OLEH:

Ari Sulistianto
PO 0320110005

Lia Koja Agusvina


PO 0320110016

Made Asma
PO 03201100

DOSEN PEMBIMBING:
Yanti Sutriyanti, SKM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
2012

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Maternitas mengenai
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Preeklamsi.
Adapun makalah ini diperuntukkan dalam tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas,
dan penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Yanti Sutriyanti, SKM sebagai Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman sejawat yang telah membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini.
Di dalam makalah ini penulis memohon maaf bila ada kesalahan baik didalam penulisan
makalah maupun dalam penyampaian materi ini. Dan juga penulis berharap agar nantinya
makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswi khusunya di Prodi Keperawatan Curup
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Curup,

April 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul

...........................................................................1

Kata Pengantar

...........................................................................2

Daftar Isi

...........................................................................3

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

...........................................................................5

B. Tujuan

...........................................................................5

C. Rumusan Masalah

...........................................................................6

D. Manfaat

...........................................................................6

BAB II

Laporan Pendahuluan

A. Konsep Preeklamsia
1. Pengertian

...........................................................................7

2. Etiologi

...........................................................................8

3. Tanda dan Gejala

...........................................................................9

4. Patofisiologi

...........................................................................9

5. WOC

...........................................................................11

6. Komplikasi

...........................................................................12

7. Klasifikasi

...........................................................................12

8. Manifestasi Klinik

...........................................................................13

9. Pemeriksaaan Penunjang ...........................................................................13


10. Penatalaksanaan

...........................................................................14

B. Konsep Dasar Askep Teori


1. Pengkajian
...........................................................................16
2. Diagnosa Keperawatan ...........................................................................17
3. Intervensi
...........................................................................17
BAB III

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Dengan Preklamsia

A. Pengkajian

...........................................................................21

B. Analisa Data

...........................................................................25

C. Prioritas Masalah

...........................................................................26

D. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi .......................................................27


BAB IV

Penutup
3

A. Kesimpulan

...........................................................................

B. Saran

...........................................................................

Daftar Pustaka

...........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuria dan
oedema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Mochtar,
1998).
Tingginya kejadian pre-eklamsia- eklamsia di negara-negara berkembang
dihubungkan dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan
yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat
berperan dalam menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai
informasi/masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan
sekitarnya (Zuhrina, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas
dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar
antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre- eklampsia berkisar 6-7%
dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan preeklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi (Amelda, 2008).
Berdasarkan kejadian tersebut, maka kami tertarik untuk membahas hal ini,
serta sebagai tugas dalam makalah Keperawatan Maternitas Asuhan Keperawatan Ibu
Hamil dengan Preeklamsi.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dari Preeklamsia beserta Asuhan Keperawatan
pada ibu hamil dengan Preeklamsia.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pengertian dari Pre Eklamsi
2) Untuk mengetahui etiologi dari Pre Eklamsi
3) Untuk mengetahui Patofisiologi dari Pre Eklamsi
4) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Preeklamsi
5) Untuk mengetahui Web of Cause dari Preeklamsi
5

6) Untuk mengetahui komplikasi dari Preeklamsi


7) Untuk mengetahui klasifikasi dari Preeklamsi
8) Untuk mengengetahui manifestasi Klinik dari Preeklamsi
9) Untuk mengetahui pemeriksaan Penunjang dari Preeklamsi
10) Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Preeklamsi
11) Untuk mengetahui konsep Asuhan Keperawatan dari Preeklamsi
C.

RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian dari Pre Eklamsi
2) Bagaimana etiologi dari Pre Eklamsi
3) Bagaimana Patofisiologi dari Pre Eklamsi
4) Apa tanda dan gejala dari Preeklamsi
5) BagaimanaWeb of Cause dari Preeklamsi
6) Apa komplikasi dari Preeklamsi
7) Apa klasifikasi dari Preeklamsi
8) Bagaimana manifestasi Klinik dari Preeklamsi
9) Apa pemeriksaan Penunjang dari Preeklamsi
10) Bagaimana penatalaksanaan dari Preeklamsi
11) Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan dari Preeklamsi

D.

MANFAAT
1) Untuk mengetahui pengertian dari Pre Eklamsi
2) Untuk mengetahui etiologi dari Pre Eklamsi
3) Untuk mengetahui Patofisiologi dari Pre Eklamsi
4) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Preeklamsi
5) Untuk mengetahui Web of Cause dari Preeklamsi
6) Untuk mengetahui komplikasi dari Preeklamsi
7) Untuk mengetahui klasifikasi dari Preeklamsi
8) Untuk mengengetahui manifestasi Klinik dari Preeklamsi
9) Untuk mengetahui pemeriksaan Penunjang dari Preeklamsi
10) Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Preeklamsi
11) Untuk mengetahui konsep Asuhan Keperawatan dari Preeklamsi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP PREEKLAMSI
1.

PENGERTIAN
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih
( Rustam Muctar, 1998 ).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan
(Mansjoer, 2000).
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh
hipertensi, edema, dan proteinuria (Dorland,2000).
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu Preeklampsia
(toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah
persalinan (Manuaba, 1998).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan
(Mansjoer, 2000).
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh
hipertensi, edema, dan proteinuria (Dorland,2000). atau lebih ( Rustam Muctar,
1998 ).

2. ETIOLOGI

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada
memberikan jawaban yang memuaskan.
Di Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih
merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi.
Oleh karena itu diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan
eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak.
Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori
yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia, yaitu :
a. Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion,
dan mola hidatidosa.
b. Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan.
c. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
d. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan
tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory.
Adapun teori-teori tersebut antara lain :
a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan .
b. Peran faktor imunologis.
c. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada
pre-eklampsi/eklampsia.
d. Peran faktor genetik /familial
e. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi/ eklampsi
pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsi/eklampsi.
f. Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsi/eklampspia dan anak
dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada
ipar mereka.
g. Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)

3. TANDA DAN GEJALA


Gejala klinis preeklamsi meliputi:
c. Hipertensi sistolik / diastolik > 140/90 mmHg
d. Proteinuria : Secara kuantitatif lebih 0,3 gr/l dalam 24 jam atau secara
kualitatif positif 2 (+2).
e. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah, atau tangan.
f. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat.
4. PATOFISIOLOGI
Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini
menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia
uterus. Keadaan iskemia pada uterus , merangsang pelepasan bahan tropoblastik
yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik
menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin.
Tromboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan
aktivasi / agregasi trombosit deposisi fibrin.
Pelepasan

tromboksan

akan

menyebabkan

terjadinya

vasospasme

sedangkan aktivasi/ agregasi trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan


koagulasi intravaskular yang mengakibatkan perfusi darah menurun dan
konsumtif koagulapati. Konsumtif koagulapati mengakibatkan trombosit dan
faktor pembekuan darah menurun dan menyebabkan gangguan faal hemostasis.
Renin uterus yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati
dan bersama- sama angiotensinogen menjadi angiotensi I dan selanjutnya menjadi
angiotensin II. Angiotensin II bersama tromboksan akan menyebabkan terjadinya
vasospasme. Vasospasme menyebabkan lumen arteriol menyempit. Lumen arteriol
yang menyempit menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah
merah. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhab
sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi. Selain menyebabkan vasospasme,
angiotensin II akan merangsang glandula suprarenal untuk mengeluarkan
aldosteron.

Vasospasme

bersama

dengan

koagulasi

intravaskular

akan

menyebabkan gangguan perfusi darah dan gangguan multi organ.


Gangguan multiorgan terjadi pada organ- oragan tubuh diantaranya otak,
darah, paru- paru, hati/ liver, renal dan plasenta. Pada otak akan dapat

10

menyebabkan terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan


tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan
terjadinya gangguan perfusi serebral , nyeri dan terjadinya kejang sehingga
menimbulkan diagnosa keperawatan risiko cedera. Pada darah akan terjadi
enditheliosis menyebabkan sel darah merah dan pembuluh darah pecah. Pecahnya
pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya pendarahan,sedangkan sel darah
merah yang pecah akan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paruparu, LADEP akan meningkat menyebabkan terjadinya kongesti vena pulmonal,
perpindahan cairan sehingga akan mengakibatkan terjadinya oedema paru.
Oedema paru akan menyebabkan terjadinya kerusakan pertukaran gas. Pada hati,
vasokontriksi pembuluh darah menyebabkan akan menyebabkan gangguan
kontraktilitas miokard sehingga menyebabkan payah jantung dan memunculkan
diagnosa keperawatan penurunan curah jantung. Pada ginjal, akibat pengaruh
aldosteron, terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi
cairan dan dapat menyebabkan terjadinya edema sehingga dapat memunculkan
diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan. Selin itu, vasospasme arteriol
pada ginjal akan meyebabkan penurunan GFR dan permeabilitas terrhadap protein
akan meningkat. Penurunan GFR tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi
oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis menurun sehingga menyebabkan
terjadinya oligouri dan anuri. Oligouri atau anuri akan memunculkan diagnosa
keperawatan gangguan eliminasi urin. Permeabilitas terhadap protein yang
meningkat akan menyebabkan banyak protein akan lolos dari filtrasi glomerulus
dan menyenabkan proteinuria. Pada mata, akan terjadi spasmus arteriola
selanjutnya menyebabkan oedem diskus optikus dan retina. Keadaan ini dapat
menyebabkan terjadinya diplopia dan memunculkan diagnosa keperawatan risiko
cedera. Pada plasenta penurunan perfusi akan menyebabkan hipoksia/anoksia
sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat
berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation serta memunculkan
diagnosa keperawatan risiko gawat janin.
Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf
parasimpatis akan meningkat. Peningkatan saraf simpatis mempengaruhi traktus
gastrointestinal dan ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan
terjadinya hipoksia duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl
meningkat sehingga dapat menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi

11

akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga
muncul diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh. Pada ektrimitas dapat terjadi metabolisme anaerob menyebabkan ATP
diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP dan pembentukan asam laktat.
Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP yang diproduksi akan menimbulkan
keadaan cepat lelah, lemah sehingga muncul diagnosa keperawatan intoleransi
aktivitas. Keadaan hipertensi akan mengakibatkan seseorang kurang terpajan
informasi dan memunculkan diagnosa keperawatan kurang pengetahuan.

5. WOC

12

6. KOMPLIKASI
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk
komplikasi antara lain:
a. Pada Ibu

Eklapmsia

Solusio plasenta

Pendarahan subkapsula hepar

Kelainan pembekuan darah ( DIC )

Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet


count )

Ablasio retina

Gagal jantung hingga syok dan kematian.

b. Pada Janin

Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus

Prematur

Asfiksia neonatorum

Kematian dalam uterus

Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

7. KLASIFIKASI
Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
a. Preeklampsia Ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:

Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2
kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.

Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau
lebih per minggu.

Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 +


pada urin kateter atau midstream.

b. Preeklampsia Berat

13

Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.

Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .

Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada


epigastrium.

Terdapat edema paru dan sianosis.

8. MANIFESTASI KLINIK
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan
berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria.
Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala gejala subyektif. Pada pre
eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan
kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala gejala ini sering
ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa
eklampsia akan tim Tes Diagnostik.
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah

Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin


untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )

Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 43 vol% )

Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 450 ribu/mm3 )

2) Urinalisis

Ditemukan protein dalam urine.

3) Pemeriksaan Fungsi hati

Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat

Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45


u/ml )

14

Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31


u/l )

Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )

4) Tes kimia darah

Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )

b. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.
10. PENATALAKSANAAN
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 mingg, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36
minggu, setelah itu setiap minggu.
Penatalaksanaan di rumah sakit

Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari


temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat

Berat badan saat masuk dan kemusian setiap hari

Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2
hari

Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara
tengah malam dan pagi hari

Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim


hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi

Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara
klinis maupun USG

Terminasi kehamilan

15

Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap
biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin.
Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya
induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan
seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah
2. Terapi obat antihipertensi
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau
memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi
dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
Penundaan pelahiran pada hiperetensi berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran.
Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan
pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi
berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan
konservatif atau menunggu terhadap kelompok tertentu wanita dengan
tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

16

B.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TEORI


1.

PENGKAJIAN
Data yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia adalah :
a. Data subyektif :
-

Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun

Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,


pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur

Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler


esensial, hipertensi kronik, DM

Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,


hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia
sebelumnya

Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok


maupun selingan

Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan


kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya

b. Data Obyektif :
-

Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM


( jika refleks + )

Pemeriksaan penunjang ;

Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam

Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya


meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),
kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini
meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml

Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan


pada otak

17

2.

USG ; untuk mengetahui keadaan janin

NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan
fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan
perubahan pada plasenta
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan

3.

INTERVENSI
a. Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan
fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
-

Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )

Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah

: 100-120/70-80 mmHg

Suhu

: 36-37 C

Nadi

: 60-80 x/mnt

RR

:16-20 x/mnt

Intervensi :
1) Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan
indikasi dari PIH
2) Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
3) Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )

18

R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada

otak,

ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang


4) Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi
uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan
terjadinya persalinan
5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk
mencegah terjadinya kejang
b. Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan
perubahan pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
-

DJJ ( + ) : 12-12-12

Hasil NST :

Hasil USG ;

Intervensi :
1) Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan
solusio plasenta
2) Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi
sehingga timbul IUGR
3) Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan,
rahim tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat
hipoxia bagi janin
4) Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung
serta aktifitas janin
5) Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST

19

R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin


c. Diagnosa keperawatan III :
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat
mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
-

Ibu mengerti penyebab nyerinya

Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi :
1) Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien
terhadap nyerinya
2) Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3) Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada
jaringan terpenuhi
4) Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
d. Diagnosa keperawatan IV :
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :\
-

Ibu tampak tenang

Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan

Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang

Intervensi :

20

1) Kaji tingkat kecemasan ibu


R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan
pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan
medikamentosa
2) Jelaskan mekanisme proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptif
3). Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki
ibu efektif
4) Beri support system pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang
sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati

21

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
DENGAN DENGAN PREKLAMSIA

A.

PENGKAJIAN
1.

Data subyektif
a. Biodata
Nama

:Ny.W

Umur

:34 Thn

Agama

;islam

Suku/Bangsa

:Jawa

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Status Perkawinan

: Kawin

Alamat

:Sukowati

Nama Suami

:Tn.N

Umur

:36 Thn

Agama

:Islam

Suku agama

: Jawa

Pendididkan

: SMA

Pekerjaan

: Dagang

Status Perkawinan

:Kawin

Alamat

: Sukowati

b. Keluhan utama
Os hamil 12 minggu masuk zaal kebidanan tanggal 15 April 2011 jam 14.15
Wib dalam keadaan sadar dengan keluhan :
-sakit kapala
-sakit pada ulu hati
-Os sering merasakan mata berkunang-kunang

21

22

c. Riwayat penyakit yang lalu


1.

Os tidak pernah menderita penyakit non ginekologi maupun penyakit


ginekologi dan tidak pernah mengalami operasi.

2.

Os tidak mempunyai riwayat alergi serta tidak mempunyai kebiasaan


merokok dan minuman keras.

3.

Riwayat kesehatan keluarga :


Ibu dari os mempunyai penyakit hypertensi sejak usia 45 tahun dengan
tekanan darah maksimal 150/110 mmHg.

d. Riwayat menstruasi
1.Menarche

: 14 tahun

2.Siklus menstruasi

:28 hari

3.Lamanya haid

: 6 hari

4. Jumlah dan keadaan darah

: Normal

5. Gangguan sewaktu mens

: Tidak ada

6. HPHT

:15-1-2011

7. Tafsiran paartus

: 22-10-2011

e. Riwayat perkawinan
1.

Umur waktu perkawinan


-suami

:26 tahun

-Istri

:24 tahun

2.

Jumlah perkawinan

: 1kali

3.

lamanya kawin

:+ 10 tahun

f. Riwayat kehamilan , persalinan ,nifas dan KB yang lalu :


1.

Riwayat kehamilan yang lalu tidak ada masalah .

2.

Riwayat persalinan yang lalu tidak ada masalah .

3.

Riwat nifas yang lalu tidak ada masalah .

4.

Riwayat KB
Sebalumnya ibu menggunakan alat kontrasepsi lippes loop ( spiral )
sudah 4 tahun , ibu hamil karena gagal KB .

g. Riwayat kehamilan sekarang


1.

G4 P3 A0

23

2.

Umur kehamilan 12 minggu

3.

Keluhan yang di rasakan selama kehamilan ini :

Sakit kepala

Sakit pada ulu hati

Os sering merasakan mata berkunang-kunang.

4. Cara mengatasi masalah tidak ada.


h. Riwayat biopsiko sosial
1. Pola Nutrisi
Makan tiga kali sehari dengan porsi 1 piring.Os tidak pernah melakukan
diet khusus dan gizi makanan cukup.
2. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Os minum 3 gelas dalam sehari
3. Pola eliminasi
-BAB: 1 kali sehari
-BAK: Os jarang kencing dan bila kencing jumlahnya sedikit.
4. Kebutuhan istirahat dan tidur
Tidur os terganggu karena adanya sakit kepala dan nyeri pada ulu hati.
-Malam hari: 5 jam
-Siang hari: Os jarang tidur siang
5. Aktivitas
Terganggu karena sakit kepala dan nyeri pada ulu hati.
6. Personal hyginie
-Warna kulit bersih
-Turgor dan kekenyalan cukup
7. Psikososial
-Penerimaan ibu terhadap kehamilan kurang menerima
-Hubungan sosial dengan keluarga dan masyarakat baik
8. Riwayat sosial cultural
-Kebiasaan berobat

-Keparcayaan terhadap takhayul :

PKM dan RS
tidak ada

24

2.

Data obyektif
1). Pemeriksaan umum
a. Keasadaran

:Compos metis

b. Vital sign
-TD

:160/110 mmhg

-RR

:24x/menit

-Pols

:88x/menit

-Temp

:36,9 c

c. TB

:155 cm

d. BB

:61 kg

2). Pemeriksaan fisik


a. Kepala

Keadaan bersih

Muka kelihatan sembab

Rambut sedikit rontok

b. Mata

Pengliahatan sering berkunang-kunang

Konjungtiva sedikit pucat

Sklera tidak ikteri

Pada kelopak mata terlihat adanya oedema dan sembab


c. Telinga

:simetris, sedikit serumen, tak ada lesi

d. Hidung

:simetris, tidak ada per. Cuping hidung

e. Mulut

:Bersih,tidak ada caries

f. Leher

:Tidak ada lesi dan pembesaran kel. tyroid

g. Dada

Bentuk

:Simetris

Mamae

-Putting susu menonjol keluar


-Areola terdapat hyperpigmentasi
-Colesterus belum keluar
-Konsistensi agak kenyal
-Pelebaran pembuluh darah vena terlihat

h. Abdomen

25

Bekas operasi

:Tidak ada

Striase albicane

:Ada

i. Genetalia

Kebersihan

:Baik

j. Ekstremitas

Varices

:Tidak ada

Oedema

:Ada

3). Pemeriksaan palpasi

:Odema (+) positif

4). Pemeriksaan perkusi

:Reflek patela (+) positif

5). Pemeriksaan panggul luar dan pemeriksaan dalam tidak di lakukan


6). Pemeriksaan Penunjang

Urine

: Protein (-) negative

Darah

:HB 10 gr %

1) Pemeriksaan USG
B.

:Janin masih dalam keadaan baik

ANALISA DATA
1. Diagnosa

: Adanya perubahan dalam penyempitan jaringan

Dasar :

Sakit kepala

sakit pada ulu hati

mata sering berkunang-kunang

TD: 160/110 mmhg

Pada muka dan kelopak mata terlihat adanya oedema dan sembab juga pada
ekstremitas di atas dan bawah

Peningkatan berat badan yang melebihi 3 kg per bulan

2. Diagnosa

: Potensi terjadi foetal distress ( gawat janin )

Dasar :

Tekanan darah 160/110 mmhg

BJJ tidak teratur yaitu 11-10-13

Nyeri pada ulu hati

26

3. Diagnosa

: Gangguan pola eliminasi BAK

Dasar :

Os jarang BAK dan bila buang air kecil jumlahnya sedikit

Os minum 3 gelas sehari

4. Diagnosa

: Gangguan pola tidur dan aktivitas

Dasar :

Sakit kepala dan nyeri pada ulu hati

Malam hari os tidur 5jam dan siang hari os tidak pernah tidur siang

Gangguan aktivitaf dan konjungtiva sedikit pucat

C. PRIORITAS MASALAH
No
1.

Diagnosa
Adanya perubahan dalam

Faktor resiko
Tinggi,dapat menyebabkan

Prognosa
Baik,bila dilakukan

2.

perfusi jaringan
Potensial terjadi foetal

eklampasi
Tinggi,dapat menyebabkan

perawatan secara intensif


Baik,bila kematian dapat

distress ( gawat janin )

kematian pada janin

di pertahankan sampai
aterm sehingga
prematurasi dapat di

3.

Gangguan pola elimanasi

Sedang,mempengaruhi

hindari
Baik,dengan diberikan

4.

BAK
Gangguan tidur dan

keadaan psikis ibu


Sedang,menggangu rasa

penjelasan
Baik,segera atasi sakit

aktivitas

nyaman

kepala dan nyeri pada ulu


hati

27

D. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSI


No
1.

Diagnosa
Adanya

Tujuan
Perencanaan
Penyemp Monitor TTV

perubahan

itan

Diet rendah garam

dalam

jaringan

penyempit

dapat

an

teratasi

Berikan penjelasan Memberikan diet rendah


garam dan lemak serta
Kolaborasi dengan

jaringan

dengan
baik

dari tentang
pengobatan

Pelaksanaan
Memonitor tekanan
darah,nadi,dan RR

tinggi protein
Memberikan penjelasan
tentang diet rendah

evaluasi
Penyempitan
jaringan
teratasi dengan
criteria:
Odema berkurang
TD menurun

garam untuk penyakit

yaitu 130/90

yang sedang di derita

mmhg

dan agar ibu

Sakit kepala

memeriksakan

dan nyeri ulu

kehamilanya setiap

hati berkura-

sebulan sekali untuk

ng

mengetahui
perkembangan dan
lebih mudah
mendektesi adanya
kelainan
Melaksanakan terapi dari
-Inf D5% gtt 20 tts/mnt.
-Inj MgSo4 40% 12,5 cc
2.

Potensial

Tidak

Pasang O2

terjadinya

terjadi

Observasi BJJ

foetal

foetal

secara IM
Memasng O2 agar janin

Foetal distress

yang ada dalam

tidak terjadi

kandungan tidak

dengan

distress(ga distress

kekurangan O2

criteria:

w-at

sehingga tidak terjadi

janin)

foetal disters
Mengobservasi BJJ bila
ada kelainan segera
lapor dokter

BJJ normal,
11-12-11
Gerakan janin
ada

28

3.

Gangguan

Pola

pala BAK

eliminasi

Pasang dower
kateter

Memasang dower kateter Pola eliminasi


Memonitor intake output

terpenuhi Monitor intake

untuk mengetahui

output

keseimbangan antara

Periksa urine

pemasukan dan
pengeluaran cairan

albumin

Anjurkan agar ibu Melakukan pemeriksaan

engan criteria:
Jumlah urine
650 cc/hari
Urine albumin
(-) negatif

urine albumin

banyak minum
dan memakan

terpenuhi

Menganjurkan ibu agar

bauh-buahan

banyak minum 12
gelas/hari dan banyak
memakan buah yang

4.

mengandung air
Menempatkan penderita

Gangguan

Kebutuh Tempatkan

tidur dan

an tidur

penderita di

di kamar yang aman

tidak terpenuhi

aktivitas

dan

kamar yang

dan tenang serta

dengan

aktivitas

aman dan tenang

membatasi jumlah

criteria:

terpenuhi Bantu aktivitas os

orang yang berkunjung Tidur malam

Kolaborasi dengan Membantu aktivitas os


dokter tentang

sehari-hari

pemberian obat- Membariakan obat-obatan


sedative seperti luminal

obatan

Kebutuhan

8 jam
Gangguan
aktivit-as
teratasi

3x sehari

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin
dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan

29

tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya


biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu.
Tingginya kejadian pre-eklamsia di negara-negara berkembang dihubungkan
dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki
kebanyakan masyarakat. Oleh karena itu perlu tindakan segera terhadap kasus
Preeklamsia.
B. Saran
1. Kepada Pelayanan Kesehatan
Agar dapat meningkatkan pelayanan ibu hamil dan bersalin, khususnya pada
penderita Preeklamsi
2. Kepada pihak Akademis
Agar dapat membimbing para tenaga dan calon tenaga kesehatan dan meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap ibu hamil.
3. Kepada tenaga kesehatan
Agar dapat lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan mengingat preeklamsi
merupakan suatau gejala penyakit yang cukup mempengaruhi kesehatan ibu hamil

30

DAFTAR PUSTAKA
-

Anonim. 2010. Askep Preeklamsia. Diunduh di www.nursingbegin.com tanggal 15


April 2012.

Mansjor A, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta: Media
Aeusculapius.

Prawirohardjo S. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai