(ACCEPTANCE SAMPLING)
DESKRIPSI
Pengendalian kualitas produk sering dikenal dengan istilah sampling penerimaan
(acceptance sampling) yang dilakukan selama bahan baku datang atau untuk pengujian
terhadap bahan baku, maupun pengujian terhadap produk jadi. Sampling penerimaan dapat
dilakukan oleh produsen maupun konsumen, guna meyakin-kan bahwa produk yang akan
diterimanya telah dilakukan pemeriksaan, dan bermafaat sebagai cross ceck antara produsen
dan konsumen.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Data atribut: mengklasifikasikan produk (produk baik dan produk cacat ) tanpa ada
Acceptance sampling
Suatu perusahaan menerima kiriman produk dari penjual, biasanya produk tersebut
adalah komponen atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi perusahaan
tersebut.
Sample diambil dari kotak atau suatu karakteristik kualitas unit dalam sample diperiksa.
Berdasarkan informasi dalam sample ini, diambil suatu keputusan mengenai kedudukan
kotak.
Biasanya, keputusan ini adalah menerima atau menolak kotak. Kadang-kadang keputusan
ini kita namakan vonis kotak. Kotak yang diterima dimasukkan ke dalam produksi, kotak
yang ditolak mungkin dikembalikan kepada penjual.
penaksiran.
Tetapi tujuan sampling penerimaan hanya menerima atau menolak kotak. Meskipun sekiranya
semua kotak berkualitas sama, sampling akan menerima beberapa kotak dan menolak yang
lain. Pengguna sampling penerimaan yang paling efektif tidak memeriksa kualitas kedalam
produk, tetapi lebih sebagai alat pemeriksaan guna menjamin hasil suatu proses memenuhi
persyaratan. Umumnya, ada tiga pendekatan guna memvonis kotak :
1) Menerima tanpa pemeriksaan, Alternative tanpa pemeriksaan berguna dalam keadaan di
mana proses penjual begitu baiknya sehingga unit yang rusak hamper tidak pernah
dijumpai atau tidak ada pembenaran ekonomi untuk mencari unit yang rusak.
2) Pemeriksaan 100%-yakni, memeriksa setiap benda dalam kotak, menyingkirkan semua
unit cacat yang ditemukan (cacat mungkin dikembalikan ke penjual, dikerjakan kembali,
diganti dengan benda yang diketahui baik, atau disingkirkan); hal ini dialakukan dimana
komponen sangat kritis dan meloloskan setiap unit cacat akan mengakibatkan biaya
kegagalan yang tinggi tidak dapat diterima pada tingkat berikutnya.
3) Sampling penerimaan, yakni Sampling penerimaan mungkin sekali berguna dalam
keadaan berikut:
Apabila pengujian merusak.
Apabila biaya pemeriksaan 100% sangat tinggi.
Apabila pemeriksaan 100% secara teknologi tidak mungkin, atau memerlukan waktu
Apabila terdapat resiko tanggung jawab produk yang cukup serius, dan meskipun
proses penjual memuaskan, perlu program peman-tauan produk terus-menerus.
KEKURANGAN SAMPLING
Selain mempunyai keuntungan seperti diatas, sampling penerimaan juga mempunyai
beberapa kekurangan, yakni meliputi beberapa hal sebagai berikut :
Beresiko menerima kotak yang jelek dan menolak kotak yang baik.
Biasanya lebih sedikit informasi tentang produk atau tentang proses yang menghasilkan
Butir ketiga sering disebut sebagai kekurangan sampling penerimaan, suatu perencanaan
sampling penerimaan biasanya memerlukan studi tentang tingkat kualitas yang sebenarnya
dituntut oleh konsumen. Tetapi pengetahuan tentang hasil sampling sering kali merupakan
masukan yang berguna dalam keseluruhan perencanaan kualitas dan proses keteknikan, jadi
dalam banyak penerapan, mungkin tidak merupakan kekurangan yang berarti.
PERTIMBANGAN DILAKUKANNYA SAMPLING PENERIMAAN
a)
b)
c)
d)
Sebelum pengiriman produk akhir ke pelanggan oleh produsen (the producer test the
Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa apabila dari 100 unit sample yang diambil
ditemukan adanya cacat produk sebanyak dua atau lebih maka sample tersebut ditolak yang
berarti seluruh produk yang dihasilkan juga ditolak. Namun bila ditemukan kurang dari dua
unit yang cacat maka sample diterima yang berarti produk tersebut seluruhnya dianggap baik.
Maka probabilitas penerimaannya (kita gunakan table 10.1) dengan n = 100 dan bila
ditentukan p = 0.01 (1%).
Nilai np =1 dengan c =2, sehingga Pa = 0.736 (table 10.1 yang diberi ())
Untuk selanjutnya karena acceptance sampling menggunakan distribusi poisson, maka
nilai probabilitas penerimaan (Pa) dapat kita buka table distribusi poisson pada table 10.1
dibelakang. Apabila tidak tercantum dalam table tersebut yang disebabkan keterbatasan table
maka dapat digunakan cara interpolasi, misalnya:
Diketahui nilai np (sample x proporsi cacat) sebesar 1.96 dan c sebesar 2 atau kurang (
2 ), sementara dalam table distribusi poisson hanya terdapat nilai np = 1.9 dan np = 2.0, maka
dapat kita hitung yaitu:
N = 5000 unit
n1 = 40 unit
n2 = 60 unit
c1 = 1 unit
c2 = 5 unit
r1 = 4 unit
r2 = 6 unit
Dimana :
Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa bila produk yang cacat pada sample pertama
jumlahnya satu atau kurang maka sample pertama diterima, yang berarti seluruh unit produk
yang dihasilkan juga diterima. Namun bila jumlah cacatnya lima atau lebih maka sample
tersebut ditolak, yang berarti seluruh unit yang dihasilkan ditolak. Tetapi apabila cacat produk
antara satu sampai lima (dua, tiga, atau empat) maka timbul adanya keraguan dari pihak
penguji apakah produk tersebut tergolong baik atau tidak. Oleh karena itu diambil sample
yang kedua. Dari contoh tersebut dapat kita lihat pula bahwa bila jumlah produk yang cacat
pada sample pertama dan kedua empat atau kurang maka sample tersebut diterima, yang
berarti seluruh produk diterima. Tetapi bila jumlah produk yang cacat pada kedua
sampeltersebut enam atau lebih maka sample tersebut harus ditolak, yang berarti seluruh unit
yang dihasilkan juga ditolak. Maka probabilitas penerimaannya bila proporsi kesalahan 1 %:
Pa1 = P (x 1) = P (cacat 1 atau kurang) np = 4 = 0.091 (lihat table 10.1)
N = 3000
n1 = 30
c1 = 1
r1 = 4
n2 = 30
c2 = 2
r2 = 5
n3 = 30
c3 = 3
r3 = 5
n4 = 30
c4 = 4
r4 = 5
Dengan cara yang sama seperti pada sample ganda dapat kita buat probabilitas
penerimaannya. Dimana Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4
OC Kurva ideal
OC Kurva S
AOQ untuk mengukur rata-rata kualitas output dari suatu hasil produksi dengan proporsi
kerusakan sebesar p.
Apabila N = banyaknya unit yang dihasilkan
n = unit sampel yang diinspeksi
p = bagian kesalahan/ketidaksesuaian
Pa = probabilitas penerimaan produk
Maka rumus yang digunakan :
Kurva AOQ mempunyai titik puncak (AOQL= Average Outgoing Quality Limit). AOQL
menunjukkan kualitas rata-rata yang harus dikembalikan dari inspeksi untuk dilakukan
perbaikan. Diketahui N = 2000, n = 50, c = 2
Kurva AOQ
Contoh :
N = 5000 unit
n1 = 40 unit
n2 = 60 unit
c1 = 1 unit
c2 = 5 unit
r1 = 4 unit
r2 = 6 uni
Proporsi
Pa I
Kesalahan (p)
Pa II
Kualitas
output
ratarata (AOQ)
DAFTAR PUSTAKA :
Grant E., Leavenworth R.S., Statistik Quality Control, Mc. Graw Hill, 1996.
Douglas C. Montgomery; Introduction to Statistical Quality Control; John Willey & Sons,
1991.
Besterfield, D.H.; Quality Control; Prentice Hall, 1998.
Feigenbaum; Total Quality Control, Mc. Graw Hill, 1991.
JM Juran, Frank M. Gryna; Quality Planning and Analysis, from Product Development