Anda di halaman 1dari 28

TUGAS BIOKIMIA II

MAKALAH VITAMIN C

OLEH :

IDA AYU LARAS SARASWATI


15700123
2015 C

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

DAFTAR ISI

Cover ........ i
Daftar Isi .. ii
Kata Pengantar ........... iii
Abstrak ............ iv
Abstract ..... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ........ 3
1.2 Rumusan Masalah .......... 4
1.3 Tujuan Pembahasan ....... 5
BAB II PEMBAHASAN ... 7
2.1 Definisi .
2.1.1 Definisi Vitamin .
2.1.2 Definisi Vitamin C .
2.1.3 Sejarah Vitamin C ..
2.2 Sumber Vitamin C
2.3 Struktur Kimia Vitamin C
2.4 Metabolisme Vitamin C ....................................................................
2.5 Fungsi Vitamin C .
2.6 Defisiensi Vitamin C
2.7 Dampak Defisiensi Vitamin C

2.8 Dampak Kelebihan Vitamin C


2.9 Efek Samping Vitamin C ....
2.10 Angka Kecukupan Gizi Vitamin C
2.11 Vitamin C dalam Dunia Kecantikan
2.11.1 Kulit ..
2.11.2 Sistem Pigmentasi Warna Kulit ..
BAB III PENUTUP ..
Kesimpulan ....
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul Vitamin C.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia II Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, serta untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan.
Dalam Penyusunan makalah ini, Saya telah banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik bantuan yang berupa materi maupun bantuan dukungan moral. Oleh
sebab itu pada kata pengantar ini saya mengucapkan terima kasih kepada Tim Dosen
Mata Kuliah Biokimia

dalam membimbing serta mengarahkan dalam proses

penyusunan makalah.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, Desember 2016

Penyusun

ABSTRAK

Abstract
The effective use of vitamine C for skin care has been widely recognized, in
particular its use to make the skin more radiant. This is related to the action of
vitamine C as a powerful antioxidant which can be easily absorbed by the body.
Several clinical trials found that vitamine C had a positive effect as a skin
pigmentation lightener. Some treatment for pigment disorders, in this case the
management of melasma and senile lentigos, includes vitamine C as a systemic
treatment.
Key words: vitamin C, pigmentation, melanocyte.

Abstrak
Efek vitamin C untuk kecantikan kulit telah banyak diterapkan, khususnya
penggunaan vitamin C untuk efek pencerahan kulit. Hal ini berkaitan dengan
sifat vitamin C yang merupakan antioksidan kuat dan dapat diserap mudah oleh
tubuh. Dari beberapa pengujian klinis ditemukan bahwa efek vitamin C terhadap
pigmentasi mempunyai hasil positif yaitu dapat mencerahkan kulit. Beberapa
pengobatan untuk masalah kelainan pigmen dalam hal ini penatalaksanaan
melasma dan lentigo senilis menggunakan vitamin C untuk pengobatan sistemik.
Kata kunci: vitamin C, pigmentasi, melanosit.

Abstrak
Asam askorbat merupakan salah satu vitamin larut air penting.
penting untuk kolagen, karnitin

dan neurotransmiter biosintesis.

Hal ini

Kebanyakan

tanaman dan hewan mensintesis asam askorbat untuk mereka sendiri kebutuhan.
Namun, kera dan manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat karena kurangnya
enzim l-gulonolakton oksidase. Oleh karena itu, asam askorbat harus dilengkapi
terutama melalui buah-buahan, sayuran dan tablet. Saat ini direkomendasikan uang
saku harian US (RDA) untuk asam askorbat berkisar antara 100-120 mg / per hari
untuk orang dewasa.

Banyak manfaat kesehatan telah dikaitkan dengan asam

askorbat seperti antioksidan, anti-aterogenik, anti-karsinogenik, imunomodulator


dan mencegah dingin dll Namun, akhir-akhir ini manfaat kesehatan dari asam
askorbat telah menjadi subyek dari perdebatan dan kontroversi yaitu, Bahaya dosis
mega asam askorbat? Apakah tindakan asam askorbat sebagai antioksidan atau prooksidan?

Apakah asam askorbat menyebabkan kanker atau dapat mengganggu

terapi kanker?
Namun, Panel pada diet antioksidan dan senyawa terkait menyatakan bahwa
in vivo data yang dilakukan tidak jelas menunjukkan hubungan antara asupan asam
askorbat kelebihan dan pembentukan batu ginjal, efek pro-oksidan, kelebihan
penyerapan zat besi.

Sejumlah studi klinis dan epidemiologis pada efek anti-

karsinogenik asam askorbat pada manusia tidak menunjukkan efek yang


menguntungkan konklusif pada berbagai jenis kanker kecuali kanker lambung.
Baru-baru ini, beberapa turunan asam askorbat yang diuji pada sel-sel kanker, di
antaranya ester asam askorbat menunjukkan aktivitas antikanker menjanjikan
dibandingkan dengan asam askorbat.

Ascorbyl stearat ditemukan menghambat

proliferasi kanker manusia sel dengan mengganggu progresi siklus sel, apoptosis
diinduksi oleh modulasi sinyal jalur transduksi.

Namun, lebih mekanistik dan

manusia in vivo diperlukan untuk memahami dan menjelaskan mekanisme


molekuler yang mendasari properti anti-karsinogenik dari asam askorbat. Dengan
demikian, meskipun asam askorbat ditemukan di abad ke-17, peran yang tepat dari

ini vitamin / nutraceutical dalam biologi manusia dan kesehatan masih menjadi
misteri dalam pandangan banyak klaim menguntungkan dan kontroversi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman yang serba cepat ini, manusia dituntut untuk mempunyai mobilitas
yang tinggi dalam kehidupannya. Walaupun kemajuan teknologi tampaknya
membuat tugas manusia semakin ringan dan praktis, namun saat ini kesibukan
banyak orang, terutama di kota besar, bertambah tinggi. Perkembangan teknologi
juga menyebabkan banyaknya radikal bebas berupa polusi kendaraan bermotor
dan yang berasal dari gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti rokok, junk
food, dan lainnya. Semua itu membuat tubuh rentan terhadap berbagai gangguan
kesehatan. Daya tahan mudah menurun dan serangan radikal bebas membuat selsel tubuh mudah rusak dan tak mampu berfungsi dengan baik. Hal itu
menjadikan seseorang merasa membutuhkan vitamin dalam dosis tinggi terutama
yang berfungsi sebagai antioksidan, salah satunya adalah vitamin C. Beberapa
tahun kebelakangan ini praktek suntik vitamin C menjamur di Indonesia,
terutama di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan animo masyarakat terhadap
vitamin C cukup tinggi. Bukan hanya secara suntik, pemakaian vitamin C secara
topikal dan peroral pun banyak sekali, dapat kita lihat dari banyaknya produkproduk kesehatan dan kecantikan yang mempunyai kandungan vitamin C.
Produsen-produsen obat dan produk kesehatan pun melihat animo masyarakat
akan antioksidan yang cukup popular ini. Seperti yang kita lihat di layar kaca
televisi pada iklan-iklan komersial kita melihat produk-produk vitamin C
bermacam-macam, ada yang berbentuk seperti permen, minuman, ada pula yang
berbentuk krim.
Mengkonsumsi vitamin ini bukannya tanpa masalah, sebagaimana halnya
mengkonsumsi sesuatu yang berlebihan dari angka kecukupan gizi seseorang
dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius. Masalah kesehatan ini

tentunya dapat menyebabkan berbagai kerugian di berbagai aspek kehidupan,


dari
mulai aspek ekonomi, budaya, psikologi hingga masalah kesehatan.Melihat
dari munculnya salah satu kasus yang ada di masyarakat ketika seseorang
mendapati dirinya menderita penyakit batu ginjal (nefrolithiasis) akibat dari
mengonsumsi vitamin C dalam dosis yang sangat tinggi, diperlukan pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang vitamin C sehingga masalah ini dapat
ditanggulangi dan tidak terjadi lagi kejadian yang serupa di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja fungsi Vitamin C dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada kulit
atau dalam dunia kecantikan?
2. Bagaimana Dampak dari defisiensi dan kelebihan dalam mengkonsumsi
3.

Vitamin C?
Apa Saja Sumber-sumber Vitamin C?

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran
atau fungsi Vitamin C dalam kehidupan sehari-hari serta bagaimana dampak dari
kekurangan atau kelebihan Vitamin C.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Vitamin
2.1.1 Definisi Vitamin
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam
makanan dalam jumlah yang sedikit, dan dibut uhkan dalam jumlah yang
besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di
dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,
D, E, dan K, dan yang larut dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland,
2006).
2.1.2 Definisi Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa beratom karbon
6 yang dapat larut dalam air. Vitamin C merupakan vitamin yang disintesis
dari glukosa dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia.
Manusia tidak memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat
penting untuk sintesis dari prekursor vitamin C, yaitu 2-keto-1gulonolakton, sehingga manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dalam
tubuhnya sendiri. Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah
(khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang.Vitamin C
akan diserap disaluran cerna melalui mekanisme transport aktif
(Sherwood, 2000).
Vitamin C (L-asam askorbat) merupakan antioksidan non enzimatik
yang larut dalam air. Senyawa ini merupakan bagian dari sistem
pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel
yang pertama kali diisolasi oleh Scent-Gyorgyi pada tahun 1928. Asam
askorbat berperan sebagai reduktor untuk berbagai radikal bebas. Selain
itu juga meminimal-kan terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh stres
oksidatif. Tiga fungsi utama vi-tamin C pada kulit yaitu sebagai anti-

oksidan kuat yang melindungi kulit terha-dap pengaruh negatif faktor luar
seperti (polusi, matahari, iklim, AC, asap rokok, dsb); merangsang
pembentukan dan pe-ningkatan produksi kolagen kulit, yang akan
menjaga kekenyalan, kelenturan, serta kehalusan kulit; dan mencerahkan
kulit. Vitamin C sebagai antioksidan bekerja menangkap radikal bebas
yang ada dalam kulit. Molekul antioksidan berfungsi sebagai sumber
hidrogen labil yang akan berikatan dengan radikal bebas. Dalam proses
ini, antioksidan mengikat energi yang akan digunakan untuk pembentukan
radikal bebas baru sehingga reaksi oksidasi berhenti. Secara tidak
langsung, vitamin C dapat meredam aktivitas dengan cara mengubah
tokoferol menjadi bentuk tereduksi, dengan kata lain antioksidan
mengorbankan dirinya untuk teroksidasi oleh radikal bebas sehingga
melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen dan elastin.
2.1.3 Sejarah Vitamin C
Vitamin C pertama ka li ditemukan oleh Albert Szent-Gyrgyi,
seorang ilmuwan berkebangsaan Hungaria yang memenangkan Noble
Prize in Physiology or Medicine pada tahun 1937 atas karyanya dalam
menemukan

rumus

bangun

vitamin

C.

Szent-Gyrgyi

berhasil

menemukanvitamin C saat mengisolasinya dari paprika pada tahun 1930.


(Douglas, 2001).
2.2 Sumber Vitamin C
Asam askorbat secara luas didistribusikan dalam buah-buahan segar dan
sayuran- Etables. Hal ini hadir dalam buah-buahan seperti jeruk, lemon, grapebuah, semangka, pepaya, stroberi, melon, mangga, nanas, raspberry dan ceri. Itu
juga ditemukan dalam sayuran berdaun hijau, tomat, brokoli, hijau dan paprika
merah, kembang kol dan kubis.

Sebagian besar tanaman dan hewan mensintesis asam askorbat dari Dglukosa atau D-galaktosa. Mayoritas hewan menghasilkan tingkat yang relatif
tinggi asam askorbat dari glucose dalam hati.Namun, marmut, kelelawar buah
makan, kera dan manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat karena tidak
adanya enzim L-l-gulonolakton oksidase. Oleh karena itu, pada manusia asam
askorbat harus dilengkapi melalui makanan dan atau sebagai tablet.

Asam askorbat merupakan molekul labil, mungkin akan hilang dari


makanan selama memasak / pengolahan meskipun memiliki kemampuan untuk
mejaga makanan berdasarkan properti mengurangi. Asam askorbat sintetis
tersedia dalam berbagai suplemen yaitu, tablet, kapsul, tablet kunyah, crystalline
bubuk, tablet effervescent dan bentuk cair. Penyangga asam asam askorbat dan
bentuk esterfied asam askorbat sebagai ascorbyl palmitate juga tersedia secara
komersial. Kedua asam askorbat alami dan sintetis kimia identikal dan tidak ada
perbedaan yang dikenal di biologis mereka kegiatan atau bio-ketersediaan.
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu
sayur dan buah terutama yang mengandung asam (Sunita, 2004).

Tabel 2.2. Bahan Makanan Sumber Vitamin C (mg Vit.C/100 g bahan)


(Sumber: Daftar Analisa Bahan Makanan,Dep.Kes.RI, 1964)

Tabel 2.2. Bahan Makanan Sumber Vitamin C

2.3 Struktur Kimia Vitamin C


Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida.Vitamin C dapat
disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian
besar hewan. Asam L-askorbat (C

8 6

O) adalah nama sepele Vitamin C.

Nama kimia adalah 2-okso-L-threo-hexono-1,4-lactone-2,3-enediol. L-askorbat


dan asam dehidroaskorbat adalah bentuk makanan utama vitamin C. Ascorbyl
palmitate digunakan dalam persiapan antioksidan komersial. Semua bentuk
komersil asam askorbat kecuali ascorbyl palmitate larut dalam air. Asam Laskorbat dan ester asam lemak yang digunakan sebagai aditif makanan,
antioksidan, kecoklatan inhibitoritors, agen pereduksi, stabilisator rasa,
pengubah dan stabilisator warna. Ascorbyl palmitate telah digunakan untuk
kelarutan lemak yang lebih besar dalam persiapan antioksidan. Dimakanan, pH
mempengaruhi stabilitas asam askorbat.

Gambar 2.3. Struktur Vitamin C


2.4 Metabolisme Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena
porta.Rata-rata arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam
jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui
urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului
kulit (Yuniastuti, 2008).
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi
mencapai 100 mg/hari.Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tandatanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda klinik
antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit.Tanda-tanda
dini kekurangan vitamin C dapat diketahui apabila kadar vitamin C darah di
bawah 0,20 mg/dl (Sunita,2004).
Asam askorbat hadir dalam makanan sudah tersedia dan mudah diserap oleh
transpor aktif dalam usus. Sebagian besar (80-90%) akan diserap ketika di take
hingga 100 mg / hari, sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi dari asupan (500
mg / hari) efisiensi penyerapan asam askorbat cepat menurun. Asam askorbat
adalah peka terhadap udara, cahaya, panas dan mudah dihancurkan oleh
penyimpanan lama dan lebih pengolahan makanan. Asam askorbat menjadi
senyawa larut air mudah diserap tetapi tidak disimpan dalam tubuh. Rata-rata

orang dewasa memiliki kolam tubuh 1,2-2,0 g asam askorbat yang dapat
dipertahankan dengan 75 mg / d asam askorbat. Sekitar 140 mg / d asam
askorbat akan jenuh total pool tubuh vitamin C. Rata-rata waktu paruh asam
askorbat pada manusia dewasa adalah sekitar 10-20 hari, dengan turn over dari 1
mg / kg dan kolam tubuh 22 mg / kg pada konsentrasi askorbat plasma dari 50
umol / L. Oleh karena itu asam askorbat telah secara teratur ditambah melalui
diet atau tablet untuk menjaga kolam renang asam askorbat dalam tubuh.
Metabolit utama dari asam askorbat pada manusia adalah asam
dehidroaskorbat, asam 2,3-diketogulonic dan asam oksalat (Gambar 2.4). Jalur
utama eliminasi asam askorbat dan metabolitnya melalui urine. Hal ini
diekskresikan tidak berubah ketika dosis tinggi asam askorbat dikonsumsi. Asam
askorbat umumnya tidak beracun tetapi pada dosis tinggi (2-6 g / hari) dapat
menyebabkan gangguan pencernaan atau diare. Efek samping umumnya tidak
serius dan dapat dengan mudah dibalik dengan mengurangi asupan asam
askorbat. Selain itu, tidak ada data yang konsisten dan menarik tentang efek
kesehatan yang serius dari vitamin C pada manusia.

Gambar 2.4. Katabolisme Asam Askorbat.

2.5 Fungsi Vitamin C


Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh.
1. Fungsi vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen.Karena vitamin C
mempunyai kaitan yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena
vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen.
Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur
sel di semua jaringan ikat,seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi,
membrane kapiler,kulit dan tendon.Dengan demikian maka fungsi vitamin C
dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah
tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi.Asam askorbat
penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase,yang menunjang tahap
hidroksilasi

dalam

pembentukan

hidroksipolin,suatu

unsure

integral

kolagen.Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua


jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah.Oleh sebab itu, vitamin ini penting
untuk

pertumbuhan

dan

kekurangan

serabut

di

jaringan

subkutan,kartilago,tulang, dan gigi (Guyton,2007).


2. Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi,vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah

untuk

diabsorbsi.Vitamin

menghambat

pembentukan

hemosiderinyang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan.Absorbsi besi


dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C.
3. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi,Vitamin C berperan dalam
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.Pauling (1970) pernah
mendapat hadiah nobel dengan bukunya Vitamin C and the common cold, di
mana Pauling mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah
dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971).
4. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan

metabolisme kolesterol.Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan


sintesis ko lesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah
melalui cara:
a) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam
b)

empedu
vitamin C meningkatkan kadar HDL,tingginya kadar HDL akan

menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis,


c)
vitamin C dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat
meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan
pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi
kolesterol (Khomsan,2010). Studi yang dilakukan WHO (1976)
meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3%
per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun.Kenyataan ini
membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner
sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan
bahaya yang bersifat laten.Penelitian klinis menunjukkan bahwa vitamin
C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang
mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang
yang mempunyai kadar kolesterol yang normal.Ini membuktikan bahwa
vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai.Konsumsi
vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10%
dan trigliserida 40%.(Khomsan,2010).
5. Vitamin C sebagai Antioksidan
Vitamin C merupakan suatu donor elektron dan agen pereduksi. Disebut anti
oksidan, karena dengan mendonorkan elektronnya, vitamin ini mencegah
senyawa-senyawa lain agar tidak teroksidasi. Walaupun demikian, vitamin C
sendiri

akan

teroksidasi

dalam

proses

antioksidan

tersebut,

sehingga

menghasilkan asam dehidroaskorbat (Padayatty, 2003). Reaksinya adalah sebagai


berikut:

Gambar 2.5. Reaksi reduksi dan oksidasi asam askorbat (Szent-Gyrgyi, 1937)

Menurut Padayatty (2003), setelah terbentuk, radikal askorbil (suatu senyawa


dengan elektron tidak berpasangan, serta asam dehidroaskorbat dapat tereduksi
kembali menjadi asam askorbat dengan bantuan enzim 4-hidroksifenilpiruvat
dioksigenase. Tetapi, di dalam tubuh manusia, reduksinya hanya terjadi secara
parsial, sehingga asam askorbat yang terlah teroksidasi tidak seluruhnya kembali.
Vitamin C dapat dioksidasi oleh senyawa-senyawa lain yang berpotensi pada
penyakit. Jenis-jenis senyawa yang menerima elektron dan direduksi oleh vitamin
C, dapat dibagi dalam beberapa kelas, antara lain:
a) Senyawa dengan elektron (radikal) yang tidak berpasangan, contohnya
radika l-radikal oksigen (superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil,
radika l sulfur , dan radikal nitrogen-oksigen).
b) Senyawa-senyawa yang reaktif tetapi tidak radikal, misalnya asam hipoklorit,
nitrosamin, asam nitrat, dan ozon.
c) Senyawa-senyawa yang dibentuk melalui reaksi senyawa pada kelas pertama
atau kelas kedua dengan vitamin C.
d) Reaksi transisi yang diperantarai logam (misalnya ferrum atau cuprum)
Vitamin C dapat menjadi antioksidan untuk lipid, protein, dan DNA, dengan
cara : (1) Untuk lipid, misalnya Low-Density Lipoprotein (LDL), akan beraksi
dengan oksigen sehingga menjadi lipid peroksida. Reaksi berikutnya akan
menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan menghasilkan proses radikal bebas.
Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak terjadi interaksi
antara lipid dan oksigen, dan akan mencegah terjadinya pembentukan lipid

hidroperoksida. (2) Untuk protein, vitamin C mencegah reaksi oksigen dan asam
amino pembentuk peptide, atau reaksi oksigen dan peptida pembentuk protein. (3)
Untuk DNA, reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan kerusakan pada
DNA yang akhirnya menyebabkan mutasi (Padayatti, 2003).
6. Vitamin C sebagai Obat Anti-penuaan
Vitamin C juga terkenal dengan fungsinya sebagai pencegah penuaan. Menurut
Hahn (1996), vitamin C bila dikonsumsi secara teratur dapat melindungi kulit
dari proses oksidasi ataupun sengatan sinar ultraviolet, yang merupakan penyebab
kerusakan kulit. Proses vitamin C dalam mencegah penuaan adalah dengan terusmenerus mensintesis kolagen pada kulit.
2.6 Defisiensi Vitamin C
Defisiensi vitamin C adalah suatu keadaan dimana kadar vitamin C dalam
darah seseorang berkurang dari kadar normalnya. Nilai normal untuk vitamin C
dalam darah adalah: dewasa : 0,6-2 mg/dL dalam plasma dan 0,2-2 mg/dL dalam
serum, anak : 0,6-1,6 mg/dL dalam plasma. Defisiensi vitamin C mengakibatkan
timbulnya penyakit yang disebut skorbut (scurvy), penuaan, serta penurunan
daya tahan tubuh (Barclay,2008).

2.7 Dampak Defisiensi Vitamin C


Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi, karena sudah
diketahui cara mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lelah,
lemah, napas pendek, kejang otot, tulang, otot dan persendian sakit serta kurang
nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan
dibawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata
kering dan rambut rontok. Di samping itu luka sukar sembuh, terjadi anemia,
kadang-kadang jumlah sel darah putih menurun, serta depresi dan timbul
gangguan saraf. Gangguan saraf dapat terjadi berupa histeria, depresi diikuti oleh
gangguan psikomotor. Gejala skorbut akan terlihat bila taraf asam askorbat
dalam seru, turun di bawah 0,20 mg/dl.

1) Anemia
Panyakit ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah mengantuk, dan
pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan nafas tersengal-sengal
kemudian pingsan. Anemia sendiri adalah penyakit dimana tubuh
kekurangan sel darah merah. Sel darah merah dihitung dalam jumlah
hemogoblin. Biasanya juga terjadi pada wanita saat menstruasi atau masa
kehamilan. Untuk menanganinya biasanya mengkonsumsi makananmakanan yang mengandung zat besi. Dengan mengkonsumsi juga vitamin C
untuk dapat mempermudah penyerapan zat besi tersebut. Konsumsi zat besi
bisa pada ikan, daging dan sayur-sayuran. Hindari juga ketergantungan pada
obat atau menghentikannya dulu sampai sel darah merah Anda kembali ke
jumlah semula.
2) Kulit Kering, Kasar dan Bersisik
Kulit kering juga bisa terjadi akibat dari kekurangan vitamin C pada tubuh.
Pada saat kulit kering, tentu tubuh dalam keadaan tidak fit atau lelah.
Misalnya saja saat mencoba menggarukkan kuku Anda ke kulit maka dengan
jelas ada guratan putih, maka kulit anda menandakan kulit yang kering.
Banyak cara untuk menganggulangi kulit kering ini. Atau pada sela sela
jari kaki terlihat banyak kerutan seperti keriput maka sangat mungkin anda
sendang kekurangan vitamin C. Sebabnya banyak, bisa jadi terpapar sinar
matahari terlalu lama juga bisa mengakibatkan kulit kering. Lalu atasilah
dengan mengkonsumsi vitamin C secara harian.

3) Haemorhages

Pendarahan ini biasanya pada pendarahan kelopak mata, selaput jala mata, dan
memungkinkan untuk mengakibatkan katarak. Saat kekurangan vitamin C maka
pembuluh darah yang berada pada sekitar mata akan sulit melunak sehingga
terjadi pendarahan dalam. Vitamin C inilah yang berfungsi dalam melunakkan
pembuluh darah, serta memelihara sel-sel yang ada. Serta melindungi mata pada
oksidasi yang ada sehingga mata tidak mudah mengalami penyakit pendarahan
internal. Mengkonsumsi vitamin C harian mampu mencegah dari pendarahan
internal ini.
4) Gingivitis
Biasanya radang gusi bermula dari plak yang mengendap dan menjadi karang
gigi. Akibat dari penggunaan benang permbersih gigi. Kemudian karang gigi
tersebut mengakibatkan gusi berdarah. Selain itu, kekurangan vitamin C
menyebabkan gusi mudah berdarah sehingga peradangan pun terjadi. Gusi
meradang yaitu gusi akan tampak lebih merah dari yang gusi lain, gusi akan
tampak bengkak dan jika disentuh mudah digerakkan, lalu merasa nyeri dan gusi
mulai berdarah. Konsumsi vitamin C untuk menanggulangi adanya radang gusi
ini.
5)

Tulang Menjadi Kurang Stabil


Kurangnya konsumsi vitamin C juga dapat mengakibatkan perubahan pada
tulang

rawan

yang

mendukung

tulang

biasa.

Walaupun

sebenarnya

mengkonsumsi kalsium juga mampu dalam pembentukan tulang menjadi stabil


namun kekurangan vitamin C dapat mempengaruhi penyakit-penyakit yang
menyerang tulang. Dengan kurangnya vitamin C maka hubungan antar jaringan
tubuh terutama antar tulang terganggu. Di sini tulang rawan dan tulang biasa
hubungannya akan terganggu. Sehingga pemberian vitamin C tetap harus
dilakukan untuk mencegah tulang menjadi kurang stabil.
6) Kerusakan pada Jantung

Jantung juga menjadi lebih kuat dengan mengkonsumsi rutin vitamin C ini. Saat
konsumsi vitamin C berkurang, maka susunan sel pada pembuluh darah pun
rusak, kerusakan pun akhirnya terjadi pada dinding-dinging jantung. Sel yang
rusak akan diisi oleh kolesterol dan penyakit jantung pun bisa terjadi dengan
banyaknya kolesterol yang terisi pada sel yang rusak ini. Sehingga otot jantung
pun melemah. Mengkonsumsi vitamin C inilah yang akan menyehatkan otot
jantung yang terdiri dari jaringan pembuluh darah dan memacu kolesterol yang
dibuang melalui asam empedu.
7) Penurunan Sistem Imun
Sistem imun manusia juga dapat menurun. Seperti pada artikel tentang vitamin C
yang telah dibuat sebelumnya, dimana kekurangan vitamin C dapat menurunkan
sistem imunitas tubuh. Sehingga infeksi terhadap bakteri dan virus yang masuk
ke dalam tubuh tidak mampu ditangkal. Seperti seseorang terkena flu adalah
bentuk tubuh tidak mampu melawan infeksi dari luar tubuh. Konsumsilah
vitamin C agar kemampuan imunitas tubuh tidak lagi menurun akibat rutinitas
yang sibuk dan padat.
8) Penurunan Penyembuhan Luka
Vitamin C ini berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen inilah yang
merupakan serabut kuat yang dibutuhkan di setiap tubuh. Jaringan kolagen inilah
yang membantu tubuh dalam penyembuhan luka. Karena kolagen juga terdapat
di pembuluh darah. Cegah penurunan tingkat penyembuhan luka tentu dengan
konsumsi vitamin C. Belum kami bahas disini berapa yang dibutuhkan tubuh
untuk vitamin C ini. Untuk kebutuhan vitamin C harian Anda sekitar 60 mcg
perhari. Pada buah jeruk 100 gram terkandung sekitar 40 mcg vitamin C. Jika
Anda ingin mengkonsumsi secara instan, Anda bisa mengkonsumsinya dengan
menggunakan suplemen vitamin C.
2.8 Dampak Kelebihan Vitamin C

Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi


konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat menimbulkan
hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi terhadap batu ginjal. Dengan konsumsi 5-10
gram vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui urin. Risiko batu
oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi dengan demikian rendah, akan
tetapi hal ini dapt menjadi berarti pada seseorang yang mempunyai kecendrunga
untuk pembentukan batu ginjal.

2.9 Efek Samping Vitamin C


Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak terlalu menunjukkan efek
samping yang jelas. Tetapi pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan
menghilangkan gejala penyakit dengan cepat.

Efek samping penggunaan

vitamin C sebelum makan adalah rasa nyeri pada epigastrium (Goodman &
Gilman, 2006).
Vitamin C dengan dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare. Hal
ini terjadi karena efek iritasi langsung pada mukosa usus yang mengakibatkan
peningkatan peristaltik. Dosis besar juga dapat meningkatkan bahaya
terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vitamin C dimetabolisme dan
diekskresikan sebagai oksalat. Penggunaan vitamin C dosis lama dan besar
dapat menyebabkan ketergantungan, sehingga vitamin C dapat menimbulkan
rebound scurvy. Hal ini dapat dihindari dengan mengurangi penggunaan
vitamin C secara bertahap.
2.10 Angka Kecukupan Gizi Vitamin C
Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA)
untuk remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60

mg/hari.

Tabel 2.8. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C (sumber: Widya
Karya Pangan dan Gizi, 1998).

2.11 Vitamin C dalam Dunia Kecantikan


2.11.1 Kulit
Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan
cermin kesehatan dan kehidupan.1 Kulit memiliki fungsi yang sangat
penting untuk perlindungan organ tubuh bagian dalam terhadap berbagai
rangsangan dari luar, baik rangsangan mekanis, kimia, maupun radiasi.
Paparan sinar ultra violet terhadap kulit merupakan contoh rangsangan
radiasi yang dapat mempengaruhi warna kulit, bila berlebih akan muncul
bercak-bercak coklat kehitaman, kering, dan warna kulit tidak merata.2
Sebagian besar orang Indonesia memiliki warna kulit coklat atau
sawo matang. Orang yang mempunyai kulit coklat menganggap bahwa
warna kulit yang terang dan bersih ialah kulit yang cantik. Demikian pula
orang Indonesia, khususnya wanita menganggap bahwa kulit terang tanpa
bercak-bercak hitam ialah kulit yang cantik. Hal ini membuat orang
berupaya untuk membuat warna kulit mereka kembali seperti sedia kala,

atau mereka ingin menaikkan tingkat warna kulit mereka. Sebagian besar
masyarakat Indonesia ingin memiliki kulit yang lebih putih dengan
menggunakan berbagai macam pemutih kulit baik topikal maupun
sistemik.
Ditinjau dari aspek kosmetik, lesi hiperpigmentasi merupakan kondisi
yang tersering dikeluhkan. Reaksi inflamasi penyerta juga sering
ditemukan akibat pemakaian berbagai bahan peeling kimiawi, terapi laser,
dan berbagai obat topikal.
Kameyama et al (1990) melakukan penelitian dan menemukan bahwa
vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang dapat membantu
mencerahkan warna kulit, sehingga vitamin C telah digunakan sebagai
terapi untuk masalah pada warna kulit gelap dan bermasalah. 4 Dalam
waktu terakhir ini maraknya penggunaan vitamin C secara infus (intravena)
yang diyakini dengan cara demikian dengan cepat warna kulit akan terlihat
lebih cerah dan sehat dari sebelumnya, vitamin C sebagai bahan utama
pada kosmetik untuk mencerahkan kulit. Terjadi karena efek iritasi
langsung pada mukosa usus yang mengakibatkan peningkatan peristaltik.
Dosis besar juga dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal,
karena sebagian vitamin C dimetabolisme dan diekskresikan sebagai
oksalat. Penggunaan vitamin C dosis lama dan besar dapat menyebabkan
ketergantungan, sehingga vitamin C dapat menimbulkan rebound scurvy.
Hal ini dapat dihindari dengan mengurangi penggunaan vitamin C secara
bertahap.
2.11.2 Sistem Pigmentasi Warna Kulit
Warna kulit normal manusia ditentukan oleh empat macam pigmen,
yaitu: pigmen karoten yang bersifat eksogen dan memberikan warna
kekuningan; pigmen melanin yang disintesis didalam kulit dan
memberikan warna kecoklatan; hemoglobin teroksidasi yang memberikan
warna kemerahan; dan hemoglobin tereduksi yang memberikan warna

kebiruan. Dari keempat unsur tersebut pigmen melanin merupakan unsur


utama warna kulit. Berdasarkan pigmentasi, melanin kulit manusia dibagi
menjadi dua komponen yaitu warna kulit konstitutif yang merupakan
warna kulit asli yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar dan warna kulit
fakultatif merupakan warna kulit yang telah terpapar berbagai faktor luar.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah mengenai vitamin C ini adalah vitamin C
ditemukan oleh Albert Szent-Gyrgyi pada tahun 1932. Merupakan vitamin yang
larut dalam air dan paling labil yang berfungsi sebagai antioksidan. Konsentrasi
tertinggi vitamin ini berada di dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina. Sumber
dari vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan seperti jeruk, stroberi dll. Akibat
yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin ini adalah penyakit skorbut dan jika
kelebihan mengkonsumsi suplemen vitamin C akan menderita penyakit batu ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai