Disusun Oleh :
VEPY ASYANA
0803120576
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
1. TUJUAN
-
Osiloskop
Coil Helmholtz
Ampermeter
Voltmeter
Power supply
3. LANDASAN TEORI
Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal
dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang berputar pada
pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur
dalam satuan tetapan Planck tereduksi (), dengan elektron, proton, dan neutron semuanya
memiliki spin , atau spin-. Dalam atom, elektron yang bergerak di sekitar inti atom
selain memiliki spin juga memiliki momentum sudut orbital, manakala inti atom memiliki
momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.
Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom (disebut momen magnetik) ditentukan
oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap
berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua
elektron yang dapat ditemukan pada keadaan kuantum yang sama, pasangan elektron yang
terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang
satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini akan saling menetralkan,
sehingga momen dipol magnetik totalnya menjadi nol pada beberapa atom berjumlah
elektron genap.
Pada atom berelektron ganjil seperti besi, adanya keberadaan elektron yang tak
berpasangan menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom di
sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan keadaan energi dicapai
ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini disebut sebagai
interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan
yang tersusun oleh atom ini dapat menghasilkan medan makroskopis yang dapat dideteksi.
Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik yang
tersusun acak, sehingga tiada medan magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiaptiap atom individu tersebut akan tersusun berjajar ketika diberikan medan magnet.
Inti atom juga dapat memiliki spin. Biasanya spin inti tersusun secara acak oleh karena
kesetimbangan termal. Namun, untuk unsur-unsur tertentu (seperti xenon-129), adalah
mungkin untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara signifikan sehingga spin-spin
tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini disebut sebagai hiperpolarisasi.
Fenomena ini memiliki aplikasi yang penting dalam pencitraan resonansi magnetik.
Suatu elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan
timbul dalam atom tersebut. jika arus lsitrik yang timbul adalah luas permukaan atom yang
dialiri arus maka moment magnet dari dipole magnet adalah:
=i . A ..(1)
Dimana :
I = Arus listrik (A)
A = Luas permukaan batang magnet (m2)
= Momen Magnet
Gerak orbital elektron dalam atom hidrogen juga bergantung dengan momentum sudut
(L). Jika satu elektron berputar mengelilingi inti dengan melakukan putaran/detik, maka
momen magnet elektron sebagai berikut :
I A e r 2 .(2)
Sedangkan momentum sudut elektronnya adalah sebagai berikut :
L m r
..(3)
L m 2 r r 2mr 2 .....(4)
er 2
e
L 2mr 2m
Sehingga :
e
L
2m
.(5)
e
e h
h
2m
2m 2 =>
2
Maka :
B
.(6)
Dimana :
B = Magneton Bohr (5,79 x 10-5 eV/Tesla)
e = muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
L = Momentum sudut
= Momen magnetik
h = Konstanta Planck (6,62 x 10-34 Js)
h
6,62 10 34 Js
1,054 10 34 Js
2
2 3,14
Menurut mekanika klasik bahwa elektron dianggap berbentuk bulatan kecil yang
berputar mengelilingi inti dan mempunyai momentum sudut L s dan momen magnet s. kedua
besaran ini saling berlawanan selama elektron berputar. Bila s merupakan bilangan kuantum
elektron maka s = , sehingga secara empiris bahwa momentum sudut spin elektron dapat
dinyatakan dengan :
S s ( s 1)
h
2 .(7)
1 1
h
( 1)
2 2
2
3 h
2 2
ms
1 h
2 2 ..(8)
Jika :
ms
1
2 maka elektron mengalami Spin Up
ms
1
2 maka elektron mengalami Spin Down
Setiap partikel/elektron bila bergerak dalam satu orbit tertentu, maka partikel ini akan
memiliki momentum sudut orbital (L) dan momentum sudut Spin (S)
Dimana :
L ( 1)
S s ( s 1)
dimana : = 0,1,2,3,.(n-1)
4. PROSEDUR PERCOBAAN
- Rangkailah rangkaian seperti gambar dibawah ini :
1. Analisa data
a. Dik:
f = 16 MHz = 16 x 10 6 Hz
t = 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 0,5 V
g = 2,0023
B = 5,79 x 10-5 eV/T
= 9,2732 x 10-24 J/T
ms = 1/2
Dit. B = .?
Em = .?
Jawab :
h
g B
106,016 x10 28
18,5677 x10 24
34
24
5,709 x10 4 T
Em g B Bm s
b. Dik: f
t
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V =1V
g
= 2,0023
= .?
Em = .?
Jawab:
h
g B
24
112,642 x10 28
18,5677 x10 24
6,066 x10 4 T
Em g B Bm s
= 18 MHz = 18 x 10 6 Hz
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 1,5 V
g
= 2,0023
h
g B
119,268 x10 28
18,5677 x10 24
34
24
6,423 x10 4 T
Em g B Bm s
= 19 MHz = 19 x 10 6 Hz
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 2,0 V
g
= 2,0023
Em = .?
Jawab:
h
g B
125,894 x10 28
18,5677 x10 24
34
24
6,780 x10 4 T
Em g B Bm s
e. Dik: f
t
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 2,5 V
g
= 2,0023
h
g B
132,52 x10 28
18,5677 x10 24
34
24
7,137 x10 4 T
Em g B Bm s
f. Dik: f
t
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 3,0 V
= 2,0023
h
g B
139,146 x10 28
18,5677 x10 24
34
24
7,494 x10 4 T
Em g B Bm s
= 22 MHz = 22 x 10 6 Hz
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 3,5 V
g
= 2,0023
h
g B
145,772 x10 28
18,5677 x10 24
7,850 x10 4 T
Em g B Bm s
24
28
Joule
= 23 MHz = 23 x 10 6 Hz
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 4,0 V
g
= 2,0023
h
g B
24
152,398 x10 28
18,5677 x10 24
8,207 x10 4 T
Em g B Bm s
= 24 MHz = 24 x 10 6 Hz
= 2 ms = 2 x 10-3 s
V = 4,5 V
g
= 2,0023
B
Jawab:
h
g B
24
159,024 x10 28
18,5677 x10 24
8,564 x10 4 T
Em g B Bm s
2.
B (T)
5,709 x 10-4
6,066 x 10-4
6,423 x 10-4
6,780 x 10-4
7,137 x 10-4
7,494 x 10-4
7,850 x 10-4
8,207 x 10-4
8,564 x 10-4
f (Hz)
16 x 106
17 x 106
18 x 106
19 x 106
20 x 106
21 x 106
22 x 106
23 x 106
24 x 106
Em (J)
53,002 x 10-28
f (Hz)
16 x 106
2
3
4
5
6
7
8
9
56,315 x 10-28
59,630 x 10-28
62,944 x 10-28
66,258 x 10-28
69,573 x 10-28
72,878 x 10-28
76,192 x 10-28
79,607 x 10-28
17 x 106
18 x 106
19 x 106
20 x 106
21 x 106
22 x 106
23 x 106
24 x 106
40
20
0
16
17
18
19
20
21
f (Hz) x 106
22
23
24
6. KESIMPULAN
- Resonansi spin elektron merupakan fenomena yang dijumpai pada proses momen
magnet dan momentum sudut.
- Resonansi spin elektron mengacu pada prinsip fisika yaitu resonansi dari suatu elektron
terhadap medan magnet.
- Jika batang magnet tersebut dialiri arus listrik I, timbul momen magnet yang berfungsi
menggerakkan elektron mengelilingi inti. Besarnya momen magnet adalah sebagai berikut :
IA
- Semakin tinggi frekuensinya maka tegangan (V) dan arus (I) juga akan semakin besar, dan
sebaliknya.
- Semakin tinggi frekuensinya maka medan magnet (B) dan energi resonansi (E m) juga akan
semakin besar.
7. DAFTAR PUSTAKA
Beiser. A. (1990). Konsep Fisika Modern. Edisi 4. Erlangga. Jakarta.
Brehm. j. j. William. J. M. (1998). Introduction to the Structur Of Matter. Mc GrawHill.New York.