Anda di halaman 1dari 25

Sambungan Baut

PENDAHULUAN
Setiap struktur baja merupakan gabungan dari beberapa komponen batang yang disatukan
dengan alat pengencang. Salah satu alat pengencang di samping las (akan dibahas dalam

bab

WI) yang cukup populer

adalah baut terutama baut mutu tinggi. Baut mutu tinggi

menggeser penggunaan paku keling sebagai alat pengencang karena beberapa kelebihan
yang dimilikinya dibandingkan paku keling, seperti jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit,
kemampuan menerima gaya yang lebih besar, dan secara keseluruhan dapat menghemat

biaya konstruksi. Selain mutu tinggi ada pula baut mutu normal A307 terbuat dari baja
kadar karbon rendah.
Dua tipe dasar baut mutu tinggi yang distandarkan oleh ASTM adalah tipe M25 dan
A490. Baut ini mempunyai kepala berbentuk segi enam. Bart A325 terbuat dari baja karbon yang memiliki kuat leleh 560 - 630 MPa, baut A490 terbuat dari baja alloy dengan

kuat leleh 790

- 900 MPa, tergantung pada diameternya. Diameter baut mutu tinggi


berkisar antara Yz - lVz in, yang sering digunakan dalam struktur bangunan berdiameter
3/t dar 7/, irr, ddr- desain jembaran anrara 7/, hingga I in.
Dalam pemasangan baut mutu tinggi memerlukan gaya tarik awal yang cukup yang
diperoleh dari pengencangan awal. Gaya ini akan memberikan frilsi sehingga cukup kuat
untuk memikul beban yang bekerja. Gaya ini dinamakan proof load. Proof had diperoleh
dengan mengalikan luas daerah tegangan tarik (A) dengan kuat leleh yang diperoleh
dengan metoda 0,2o/o tangen atar 0,5o/o regangan (lihat bab II) yang besarnya 70Vo f,
untuk A325, dan 80o/o f wtuk A490.

a =Ll a, -o'e74f'
' 4lo
n
.l

Dengan:.

dn

adalah diameter nominal baut

adalah jumlah

ulir per mm

6.t

110

BAB

SAMBUNGAN BAUT

Baut mutu normal dipasang kencang tangan. Baut mutu tinggi mula-mula dipasang
kencang rangan, dan kemudian diikuti Yz puraran lagi (turn-ofthe-nut method). Dalam
Thbel 6.1 ditampilkan tipe-tipe baut dengan diameter proof load dan kuat tarik minimumnya.

TABEL 6.1 TIPE


Tipe Baut

TIPE BAUT
Diameter (mm)

1.3,07

6.35

- r04

1.325

r2.7

28.6
A490

38.1

Proof

Stress

(MPa) Kuat Tarik Min.(MPa)


60

25.4

510
12.7
38.1

585
725

825

825

1035

Sambungan baut mutu tinggi dapat didesain sebagai sambungan tipe friksi (jika dikeho.
daki tak ada slip) atau juga sebagai sambungan dpe tumpu.

6.2

TAHANAN NOMINAL BAUT


Suatu baut yang memikul beban terfaktor,

R,

sesuai persyaratan

LRFD

harus

menuhi:

Ra- <6.R
t
n
Dengan R, adalah tahanan nominal baut sedangkan Q adalah faktor redulsi yang
0,75. Besarnya R, berbeda-beda untuk masing-masing tipe sarnbungan.

sebesar

Tahanan Geser Baut


fhhanan nominal satu buah baut yang memikul gaya geser memenuhi persamaan:

Ro
Dengan:

=rn. rrfub.Ao

r,
/1,
f,'
Ab
rn

= 0,50 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser


= 0,40 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
adalah kuat tarik baut (Mpa)
adalah luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
adalah jumlah bidang geser

Tahanan Tarik Baut


Baut yang memikul gaya tarik tahanan nominalnya dihitung menurur:

R,
Dengan:

0,75.f,b.Ab

fb
Ab

adalah kuat tarik baut (MPa)


adalah luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir

Tahanan Tumpu Baut


Thhanan mmPu nominal tergantung kondisi yang terlemah dari baut atau komponen
yang disambung. Besarnya ditentukan sebagai berikut:

R,
Detgan:

= 2,4.4t?.f,
du

t,

f"

adalah diameter baut pada daerah tak berulir


adalah tebal pelat
kuat tarik putus terendah dari baut atau pelat

6,2

TAHANAN NOMINAL

BAUT

111

Persamaan 6.4 berlaku untuk semua baut,


sedangkan untuk lubang baut serot panjang
tegak lurus arah gaya berlaku:

R,

2,o.db.t?.f,

6.6

Thta letak baut diatur daram SNI pasd r3.4.


Jarak antar pusat lubang baut harus diambil tidak kurang dari 3 kali diamerer nominar L"ut,
d"rr;*rr.
uaur tepi dengan
ujung pelat harus sekurang-kurangnya 1,5 diameter
""*"
nominal baut.
Dan jarak maksimum
anrar pusar lubang baur tak boreh melebihi r5tn (dengan
t, adarah,JJ p.t", Iapis tertipis
dalam sambungan) atau
mm, sedangkan f*rr. ,!pi Jrd;;;.ls
tidrk melebihi
JoO
(4tn + 100 mm) atau 200
mm.

+-

.l
I
:

I
I

3db < S < 15fo atau 200 mm


1,5db < S, . ( 4fo + 100mm atau 200
mm
)
Gambar 6.1 Tata Letak Baut

coxros

Hitung beban

o.r,

tarik maksimum untuk sambungan tipe tumpu


berikut, yang menyatu_
kan dua b^yfr o^:li, @l 37) berukuran 16
x
200 mm. Baut yang digunakan berdiameter
22 mm' f b = 825 Mpa dan ranpa ulir dalam bidang
besarnya

ker.ia

3 kali beban mati.

r<-

o
o

g.r.r.

n.t#;;;rrp ,",r,

*r

200

--+r

bekerja

112

BAB

SAMBUNGAN BAUT

JAVAB:
Periksa kekuatan pelat terlebih dahulu, lakukan analisa seperti batang tarik!

A" = 16(200) = 3200 mmz


t, = 32oo - 2.( 22 + 3,2 ).16 = 2393,6 mm2
A, = A"" = 2393,6 mmz
Leleh: O.T, = O.frA, = 0,90(240)(3200) = 69,12 ton
Fraktur: Q.T, = 0f,4, = 0,75(370)(2393,6) =

66,42 rcn

Tinjau tahanan baut:

Geser:
Tirmpu:

O.R, = 0.0,5.f-b.m.A, = 0,75(0,5)(825)(l)(y4.n222)= 11,76 ton/baut


O.R, = 0.2,4.db.t?.f,! = 0,75(2,4)(22)(16)(370) = 23,44 ton/baut

Thhanan geser menentukan, sehingga tahanan untuk 4 bauu


O.T, = 4 x 11,76 = {'/,Q4 ton

Dari 3 kemungkinan tersebut, Q.T, = 47,04 ton yang menentukan.

6.7 >T
I

n-

47,04>1,2D+1,6L
47,04 >1,2D + 1,6(3D) = 6D
D <7,84 on dan L < 23,52 ton
Jadi, beban hidup yang boleh terjadi sebesar

corvrou

D + L =7,84 + 23,53

= 31,36 ton.

e.z,

Rencanakan sambungan baut sekuat pelat yang disambung bagi komponen struktur taril
berikut ini. Pelat dari baja Bl 55 (f, =.410 MPa, f"= SSO MPa). Gunakan baut diar
19 mm (tanpa ulir di bidang gesei, f.u = 825 MPa). Rencanakan baut diatur dalam
baris.

!!+>f

JAVAB:
Jumlah luas dua pelat luar lebih besar dari luas pelat tengah, sehingga perhitungan
dasarkan pada pelat yang tengah.

A,
An

= 10(150) = 1500 mm2


= [ 150 - 2.( 19 + 3,2 ) ](10) = 1056 mm2
MaxA, = 0,85 As = 0,85 (1500) = 1275 m1112
A,
= A, = 1056 mm2
[.eleh: 0.7, = Q.frar= 0,90(410)(1500) = 55,35 ,o,,
Fraktur: 0.7, = Q.nA" = 0,75(550)(1056) = 43,56 ,on
Jadi, jumlah baut dihitung berdasarkan gayr 43,56 ton.

Tinjau tahanan baut:

Geser: O.R, = O.0,5.f,b.m.Au = 0,75(0,5)(825)(2)(y4.n.D\= 17,54 ton/baut


Tirmpu: 0.R, = 0.2,4.db.te.f,! = 0,75(2,4)(l9Xl0)(550) = 18,81 ton/baut

6.2

TAHANAN NOMINAL

BAUT II3

Thhanan geser menentukan!

baut diPerlukan

= 2+=2'48=4baut
17,54

I,-

coNtou e.l:

Hitung jumlah baut yang diperlukan oleh komponen struktur berikut yang memikrrl beban
*rti ff = 3 ton) i* b b.b* hidup (L = 15 ton). Gunakan baut tanpa ulir di bidang
geser, du = 19 mm,
= 825 MPa. Pelat yang disambung dari baja BJ 37. Aturlah baut

dalam 2 baris.

T/2<-

+r

r/2<JAVAB:
Hitung beban tarik wfaktor,

f"

\:

= 1,2D + l'6L = 1,2(3) + 1,6(15) = 27,6 ron

Pelat tengah menentukan dalam perhitungan kekuatan:

Ac
A,

=6x250=1500mm2
= 1250 - 2'(19+3,2)l'6 = 1233,5 mrrlz
Max A, = O,85.As= 0,85 x 1500 = 1275 mmz
A"
- Ao = 1233,6 mm2
Leleh: Q.T, = QiA, = 0,90(240)(1500) -- 32,4 ton
Fraktur: O.T, = O'f,A, = 0,75(370)(1233;6) = 34,23 ron
Q.T, ( = 32,4 ron ) , T" (= 27,6 ton)

Perencanaan baut:

Geser:

O.R, = O'0,5'f,b'm'Au = 0,75(0,5)(825)Q)(y4'

't92)

= 17,54 ton/baut
Tirmpu: O.R, = O'2,4'du'tp'f: = 0,75(2,4)(t9)(6)(370) = 7,59 ton/baut
E baut diperlukan
l,5db= 28,J

!*=3,6=
7,59

30 mm

4baut

3dn=57=60mm

OK

114

BAB

SAMBUNGAN BAUT

r'or uo

Cek keruntuhan geser blok!

A,,
4,,

- r,5.( 19 + 3,2 ) l(6) = 680,4 mm2


= 2.[ lo - o,l.( t9 + 3,2 ) ](6) = 226,8 mmz
-- 2.lgO

0,6.f,.A,,= 0,6(370)(680,4) =

f,.A,,
Karena

= 370(226,9) = g,39 ton

0,6.f,.A,,,

Q.Rt,

r5,r ton

f,.A,r,

maka kondisi geser fraktur tarik leleh menenrukan:

= Q.(0,6.f,.A,,* f1, Ao)


= 0,75 ( 0,6(370)(680,4) + 240(60X6)

) = 17,80 ton

Ternyata keruntuhan geser blok lebih menentukan daripada keruntuhan leleh


fraktur, bahkan O.Ra,
untuk mengatasinya, maka jarak baut perlu diubah!

. {.

150

50

ruol
4,,
Ao,

uo
I

= 2.1130
= 2.1So

1,5.( t9 + 3,2 ) l(6) = 1t60,4 mm2


0,5.( 19 + 3,2 ) l(6) = 456,8 mmz

o,6.f,.A,,= 0,6(37o)(tt60,4) = 25,75 ron

f,.

A*,

= 370(466,8) = 17,27 ton

0,6rt.A,,, fu. An , maka kondisi geser fraktur tarik leleh menenrukan:


Q.Ro, = Q. @,6.f,A,,+ $.Ao)
= 0,75 ( 0,6(370)(1160,4) + 240(100)(6) ) = Zo,tz ton > I.

Karena

6.3

GESER EKSENTRIS 715

trnbungan Tipe Friksi


di atas didisain sebagai sambungan tipe tumpu, apabila dikehendaki sambungan tanpa slip (tipe frilai), maka satu baut yang hanya memikul gaya geser terfaktor,
V*, dalam bidang permukaan frilai harus memenuhi
Semua contoh

V,

Va

0.V")

G.7

Kuat rencana, V, = Q.V,, adalah kuat geser satu baut dalam sambungan tipe frilai yang
besarnya dihitung menurur:

Vd =

Dengan

0.V,= 1,1j.0. 1t. m. proof load

lt ffiT:x',fb;;'j;r.,.,
Q
0
0
Q

f3

6.8

= 1,0 untuk lubang standar


= 0,85 untuk lubang selot pendek dan lubang besar
= 0,70 untuk Iubang selot panjang tegak Iurus arah
= 0,50 untuk lubang selot panjang sejajar arah gaya

gaya

GESER EKSENTRIS
Apabila

gaya P bekerja pada garis kerja yang tidak melewati titik berat kelompok baut,
maka akan timbul efek akibat gaya eksentris tersebut. Beban P yang mempunyai elaentrisitas sebesar e, adalah, ekuivalen statis dengan momen P dikali a ditambah dengan sebuah
gaya konsentris P yang bekerja pada sambungan. Karena baik momen maupun beban
konsentris tersebut memberi efek geser pada kelompok baut, kondisi ini sering disebut
sebagai geser eftisentris.
Dalam mendisain sambungan seperti ini, dapat dilakukan dua macam pendekatan yairu:
l. analisa elastik, yang mengasumsikan tak ada gesekan antara pelat yang kaku
dan alat pengencang yang elastik
2. analisa plastis, yang mengasumsikan bahwa kelompok alat pengencang dengan
beban eksentris P berputar terhadap pusat rotasi sesaat dan deformasi di setiap
alat penyambung sebanding dengan jxaknya dari pusat rotasi.

Gambar 6.2 Contoh Sambungan Geser Elsentris

L'

ra-;-r
M

Gambar 6.3 Kombinasi Momen dan

Geser

Pe

116

BAB

SAMBUNGAN BAUT

Analisa Elastik
Prosedur analisa ini didasarkan pada konsep mekanika bahan sederhana, dan digunakan
sebagai prosedur konservatif. Untuk menurunkan persamaan yang digunakan dalam analisa
ini, perhatikan sambungan yang menerima beban momen M dalam Gambar 6.4.a. Abaikan
gesekan antara pelat, momen sama dengan jumlah gaya dalam Gambar 6.4.b dikalikan
jaraknya ke titik berat kelompok baut.

Rrdt + Rrdr+... + Rudu=>

R.d

6.9
R,

ri'

*"/'

a+o

Gambar 6.4 Sambungan dengan Beban Momen

Jika tiap baut dianggap elastik dan mempunyai luas yang sama, maka gaya R dari tiap
baut juga proporsional terhadap jarak ke titik berat kelompok baut tersebut.

4 =4 =...=&
4d2d6
Atau

R, R, ... Ru dapat

-'1
&=

1.a,,
dr'r'

6.10
dituliskan dalam bentuk:

R,= +.d,; ......... '


" d,

no=
o

).du
dl

6.r

Substitusikan 6.10 ke persamaan 6.8:

M = L.d.' +L.a^' +......+L.d-'


dr'dr'dno

L.\ a'
lrt = \f l.' + d22 +.....+ d.'l=
b'
dr't

Sehingga gayapada baut

dr-

6.r2

1:

M.d
&=ri

6.13

Dengan cara yar,g sama, maka gaya pada baut-baut yang lain adalah:

M.d_
M.d
R.='ifr,4=ff;
Atau

secara

.....;

M.d
&=ff

6.14

umum dituliskan:

o=n
M.d

6.r5

6.3

GESER EKSENTRIS
117

Apabila gaya R, diuraikan dalam


arah x dan seperti dalam
7
Gambar 6.5, maka dapat
dituliskan komponen gaya
dalam arah

*.=*.*

dan y:

*,=).*
6.16

Substit usikan 6. l5 ke 6.14


diperoleh:

R,

- M'y

->7

^ M.x
K,=TT
6.17

Gambar 6.5 Gaya R Diuraikan


dalam Arah x dan y

* =I
p--M't

Karena

f'

makapersamaan

.._->;j;>7

6.17 secaraumum dapat dituliskan


lagi:
M.x

D_
R,=\ffi

6.18

Dengan hukum penjumlahan


vektor, maka gaya R didaparkan
dari:

R=w*,

6.19

Untuk menghirung gaya total


akibar beban

R,i,J.iu*L*

pengaruh giy,

D_

", -

eft

il;;rJ;;;T**

Tf;"ffi:r:.ambar

lrrr

6.2.a, maka

6.20

Dengan l/ adalah jumlah baur.


^-*' v.uL' uatr
Dan roral
tota.l resulr
resultan gaya pada tiap baut
yang mengalami
gayalksentris

"d1;,

6.21

coNtog

e.4,

Hitunglah gaya maksimal yals


bekerja dalam satu baut,
untuk suatu komponen sffuktur
berikut yang memikut g"; .fr.r,ri"';;;,';"
gambar.

JAWTIB:

?ffiIil'#r-#a

gava terbesar adalah baut


nomor

t,

3, 4,dan 6. pada baut nomor

118

BAB

SAMBUNGAN BAUT

, -- y't- .-l5oox75 =3
- ton -)
",
37500 ),x2 *Li
H

rr
-f-'-

T75
+75

- ----

tl

2i

ei

e=75+50 =l25mm
M -- 12(125) = 1500 ton mm
2,'*2f -- 6(5q2 * 4(75)2

= 37500 mmz

-+----+

l_

^t

= 20 ton

M.x

\xz *Lf

nuN6
=!-Y-

1500150
37504

= 2ton

2 ton J

Gaya total pada baut nomor 4:

^=J&'*(q*

coNtou

Hitung

*,)'=J7+Q+rY = 5 ton

e.5:

gaya R yang bekerja pada

baut nomor 4 berikut ini, bila kelompok baut tersebut


o terhadap sumbu horizontal, di

memikul beban { = 5 ton yang membentuk sudut


mana besarnya tun a, = 3/t.

JASIAB:

r
M

igrF

=160mm
= 5 (160) = 800 ton mm

2*'*Zf

460)2

+ 405)2 = 32500

mmz

Gaya-gaya yang bekerja pada baut nomor 2:

M.y
800x75
R.=U787=
= l'85 ton -+
3z5oo
M.x
R,=y;iy7=

800150
32500

P.ua 5x0.8 I
R..--=:------:=
'44
R,.

P'dlo

=
'44

= r,23 ton J

tOn

-)

-5x9'6 = 0,75 ton J

6-3

GESER EKSENTRIS

61",.--+
2

_.L

++
I

g4

Pr=5ton

Total gaya R pada baut 2:

ft=

R,+

R,)' *(n,

*4)'

coNrou e.e,
Dua buah pro6l CNP 24 dihubungkan dengan pelat setebal l0 mm, sebagai alat sambung
digunakan baut 1.3'25 db = 22 mm (tanpa ulis dalam bidang geser). Tersedia dua pola
baut seperti dalam gambar, yaitu pola I dan pola II. Pada kondis tersebut bekerja beban
terfaktor P" y".g sama besar dan berlawanan arah. Jika diketahui perbandingan beban
hidup dengan beban mati adalah 3 (L = 3D):
a- tentukan pola mana'yang lebih baik
b. dengan pola yang lebih baik tersebut, hitung beban kerja yang dapat dipikul,
.//

?u

++
++
++

ffi

.-+..

lso

l.o
l.o
I

+.

,r[

fq

++
.t+-'

120

BAB

SAMBUNGAN BAUT

JAVAB:
Pola baut

I: baut yang menerima gaya terbesar


= P*.(184+72+ 184) = 44OP*

\='he

*6G =70

n M.r, _
R-=+:

adalah baut-baut atas dan bawah

mm

44O.P".70

1,3979.p,

II : semua baut menerima gayayan1


M = P*.( 220 + 220 ) = 440 p*
r =70mm
- M.r 440-P.70 =.1'0476'P,
o=>l=-#G

Pola baut

sama besar

Ternyata pola baut II lebih baik, gaya yang dipikul tiap baut sama besar dan lebih
kecil
daripada gaya malaimum baut I pada pola I.
Selanjutnya menghitung tahanan satu buah baut:

Geser:

0.R, = 0.0,5.f,b.m.A, = 0,75(0,5)(825)(2)(V4.1t222)= 23,52 ton

Tirmpu:

0.R, = 0.2,4.d0.%f! = 0,75(2,4)(22)(10)(370)

14,652 roo

Thhanan tumpu menentukan!

1,0476.P,

<

14,652 rcn

< 13,986 ton


13,986 > l,2D +'1,6L
13,986 > l,2D + 1,5(3D) = 6D
D s 2,331 ton Z < 6,993 ton
Beban kerja yang boleh bekerja D + L < 9,324 ton (= 2,331 + 6,993)
Pu

Analisa Plastis
cara analisa ini dianggap lebih rasional dibandingkan dengan cara elastik.
Beban p yang
bekerja dapat menimbulkan translasi dan rotasi p"d" k.loripok baut.
Tianslasi d2p ;6trd
ini dapat diredulai menjadi rotasi murni terhadap pusat rotasi sesaat. Lihat gambar 6.6-

Titik berat kelompok


alat penyambung (C.G.)

Pusat rotasi
sesaat (1.C.)
Gambar 6.6 Pusat Rotasi Sesaat

6.3
Dari

GESER EKSENTRIS

121

persamaan kesetimbangan diperoleh hubungan:

ZPn=t

io'sinQ

LP, =.

lO.cosQ

2u =,

lO

6.22

6.23

Pcosd = o

.d,- P(e+x".cos6+y,'sin6)=6

Dengan substitusi: ro = xo.cos

Lu=r

-Psin6=o

6.24

+ yo'sin 6, persamaan 6.24 meniadi

6.25

iO.d,-P(e+r,)=o

Di mana ro adalah jarak terdekat antara

pusat rotasi sesaat (IC) dengan

titik

berat baut

(CG).

Sambungan Tipe Tumpu


Untuk sambungan tipe tumpu, slip diabaikan dan deformasi tiap alat pengencang proporsional terhadap jaraknya ke pusat rotasi sesaat. Analisa dilakukan sebagai berikut:

R,=
Dengan:

R,,[t-op(-0,4 ,)]o'"
R, adalah tahanan nominal satu baut
Li adalah deformasi baut i dalam mm,
L**dari hasil eksperimental adalah sama dengan

6.26

8,6 mm

CoNToH 6.7:
Hitung Pnyang boleh bekerja pada sambungan berikut ini, lakukan analisa plastis. Alat
MPa) tanpa ulir
."*brrng'yang digunakan adalah batt A325 (db = 22
^^, fut = 825
dalam bidang geser.

i*
i:.:]]'.'

JA$IAB:

e=75+50=l25mm

t*

R,i = 0,5.f*b.Ar.m = 0,5(825)(1/4.n.222)(t) = 15,68 ton

ffi

Rt

= R,t [1

exP(-0,4.4,)]o'55

rI'l

.*:r

,!:

t..::'
,i:

iii

,.:

rtil

i'

l.-

1oo

---f-

t*F
ti

I
I

I+..,
)

+r-=-*[

7s

122

BAB

SAMBUNGAN BAUT

Beban bekerja pada sumbu y, 6 = 0, dengan menggarti


dar 0n maka persamaan 6.22,6.23,5.25 menja&:

unruk

1/d, untuk sin 0,

).4,.4=o
-'d.

x/d,

serta

6.26

HX.

\ R.,J= P
-'d.
}n,.d,= \(e+r"\
Ingat juga asumsi: , =

!'

ffid

dm

d.
= '

.8.6

Persamaan 6.25 hingga 6.27 diselesaikan dengan

l.

Misalkan
berikut:

r, diambil

No. baut

sama dengan

yi

75 mm,

d-I

12575
2250
3 25 -75
4 125 75
51250
6 125 -75

trial dnd enor.


proses hitungan ditabelkan sebagi

&

A.t

79,057 4,664
25,000 1,475
79,057 4,664
145,774
125,000
145,774

8,600
7,374
8,600

d)

(\.x, /

60,730

Dari

persamaan 6.27 didapat

Dari

persama

an 6.28 didapar

P,=

Coba

9r?!

$-9^ =

-a
(125+75)

44, 5232rcn

li.

r, = 51,46 mm

No. baut

x.I

r,46
r,46
r,46

tot,46

101,46

101,46

2
3

(\.xr /

Yi

d.t

A.I

R.I

75

75,014

2,634

0,283
2,634

rc89,942

r,460

5,113
0,100

14,fiA

0
-75

75,014

5,113

14,530

0,283

rc89,94

75

l26,t7t

8,600

15,401

12,385

1943,217

101,460

6,916

r5,130

15,130

1535,055

-75

t26,t7t

8,600

t5,401

12,385

1943,2r7

43,099

7605,219

E
Dari persamaan 6.27 didapat P, = 43,099 ton

Dari

8904,G0

60,730 ton

Karena hasil tidak cocok, proses diulangi


2.

&.q

14,295 4,520 r 130,090


10,053 10,053 25t,323
14,295 4,52A 1130,090
15,401._ 13,207 2245,127
15,223 15,223 1902,883
15,401 t3,207 2245,t27

persamaan 6.28 didapat

n=ffffi=43,0988

ton

d,)

R..d.
tt

3,845

6.4

KOMBINASI GESER DAN

TARIK 123

Sambungan Tipe Friksi


Analisa hampir sama dengan tipe tumpu hanya saja R, konstan yaitu:

Ri

= 1,13x 7tx Proof Loadx

cottton

6.29

6.a'

Kerjakan kembali contoh 6.7 sebagai sambungan tipe friksi. Karena R, konstan, maka
persamaan 6.25, 6.26, dan 6.27 menjadi:

R.I4
=o
'Lt d.

6.30

R.)
-r.r=P

6.3r

R,>;,= P(e+r")

6.32

'H

d.

JAWAB:

Dengan cara trial And error, diperoleh hasil, r,

59,559 mm.

No. Baut

xi/di

9,569
9,569
9,569
109,569
t09,569
109,569

2
3

4
5

75,60797
9,56900
75,60797

75
0

-75

132,77939
109,56900
132,77939

75
0

-75

535,9t272

0,12656
0,00000

0,12656
0,82520
1,00000

0,82520

2.9035r

Dai6.3,l: P=R.2,90351
Dari 6.32:

o,=#2*=
R.2,90359
(t25 + 59,569)
',

Karena

M25'

..4

R -- l,l3 x 0,35 x

db =

22 mm),

I = 6,5953 ton (digunakan baut


Va.n.222 x 0,75
585
sehingga P, = 2,90359 x 6,5963 = 19,153 ton.

KOMBINASI GESER DAN TARIK


Pada umumnya sambungan yang ada merupakan kombinasi geser dan tarik. Contoh
sambungan yang merupakan kombinasi geser dan tarik terlihat pada Gambar 6.7. Pada
sambungan (a) akibat momen maka baut tepi atas akan mengalami tarik yang sebanding
dengan momen yang bekerja. Sambungan ini digunakan bila momen ddak terlalu besar,
dan untuk momen yang besar biasanya digunakan sambungan, (b) momen disalurkan
melalui sayap dan diterima oleh baut-baut pada sayap tersebut.

trnbungan Tipe

Tumpu

Persamaan interaksi geser dan tarik dari berbagai studi elsperimental, dapat direpresentasikan sebagai persamaan lingkaran berikut ini:

In
f' In l'
l-.+- I +l ---l<l
lb.R
I ld.R
ntJ
na)
L'a
Lta

6.33

124

BAB

SAMBUNGAN BAU:T

R,
Ro,

Dengan:

adalah beban tarik terfaktor pada baut


adalah beban geser terfaktor pada baut
fr.R,, adalah tahanan rencana pada baut dalam tarik saja
Q,.Rou adalah tahanan rencana pada baur dalam geser saja
Q

R*

dan R

R,,
R,,
atau

,,Q, = o'75
masing-masing adalah tahanan nominal tarik dan geser yang besarnya:

= 0,75'f-b'Ab

6.34

= m'O,5'fb'Au

6.35.a.

Ro, = m.O,4.fb.An

6.35.b

(c)

(d)

Gambar 6.7 Sambungan Kombinasi Geser dan Tarik


Persamaan 6.35.a untuk baut tanpa ulir dalam bidang geser, sedangkan 6.35.b
u
baut dengan ulir pada bidang geser.
Peraturan menyederhanakan persamaan interaksi geser-tarik pada 6.32, menjadi sebuah
persamaan garis lurus:

lh)'.1#)'=,
Dengan C adalah suaru konsranra.
Persamaan
R--

6.36

dapat dituliskan sebagai:

<c.o..R
,, ilt -Q,'R*
d.R
t,

nv

.R

6,4

(n\'(n\'
|
| +l
'

[d,.R,

KOMBINASI GESER DAN TARIK

125

* I =1

\0".R"" )

d-lR R

*.#-

'

geser

Gambar 6.8 Kurva Interalai Tahanan Geser-Thrik (Sambungan Tipe Tirmpu)

Bagi persamaan 6.37 dengan Au (luas penampang baut), dan substitusikan


dari persamaan 6.34 dan 6.35. diperoleh:

R*

. -O@,75.f,b).4 OQ,75.f,b).4

4--

f,, s I

R_

6.38

0,75.(0,5.f,b).Ab4

O'f, = Q'@,75'f,b'c

Rnt danR n!

- 2.f.)]

6.39

Untuk baut dengan ulir pada bidang geser diperoleh:

f,,< [Q.l=

q.(0,75.f-u.c-

2,5.n)]

6.40

Nilai konstanta C dalam peraturan ditetapkan besarnya adalah t,3. Nilai 2 dan 2,5
(koefisien
f) dalm peraruran diredulsi menjadi 1,5 dan l,9.Besarnya nilai Q.f, untuk
masing-masing muru baut dirabelkan berikut ini dalam Tabel 6.2.
Dalam perencanaan sambungan yang memikul kombinasi geser dan tarik, ada dua
persyaratan yang harus dipenuhi:

r. rw
r _v,
.!o,s.E.y,u.*
,.Au-

lo,+.q.y,n.*

2.

Q.R,,

di bidang geser
Dengan ulir di bidang geser

Tanpa ulir

= O.f,.Ab, L-

6.42

TABEL 6.2 NtLAt o.ff UNTUK BERBAGAT TtpE BAUT

q.fi

Tipe Baut

Aj25

dengan

ulir di bidang

geser

4325 tanpa ulir di bidang geser


A490 dengan ulir di bidang geser
,{490 tanpa ulir di bidang geser

6.41

0.(807

r,ef

< q.62r

0.(807- r,5f,) <q.621

q.(r0r0-r,ef,)<q.77e
0.(1010-r,5f")<0.779

126

BAB

SAMBUNGAN BAUT

Sambungan Tipe Friksi


Unruk sambungan tipe frilai berlaku hubungan:

v
--!-<d.vll'
n

'\

Dengan:

rt"
, -

V,

Ab
\
n
couroH

l,l3x prmfud )

1,13.1t.?roof load.m

Proof load= 0,75

x A, x proof sness

adalah luas bruto baut


adalah beban tarik terfaktor
adalah jumlah baut

o.g,

Hitung kecukupan jumlah baut bagi sambungan berikut ini (tipe nrmpu dan tipe friksi),
diketahui beban terdiri dari 10% beban mati dan 90o/o beban hidup. Baut A315 tanpa

ulir di bidang geser.


JAWAB:

P=
1,2(0,1) (35) + 1,6(0,9)(35)
il
P=
54,6 ton
il
T=
P* = 0,8 x 54,6 = 43,68 ton
u
V=
Pu, = 0,5 x 54,6 = 3I,76 ton
a

35 ton

a.

Sambungan tipe tumpu:

Geser:

32,76
f, =-:'!-=--:;!-=
n'Ao 5./nx.22'

0,5.Q.f,b.rn = 0,5

f,,

<

Tafl*c

0,75

825

143,634 MPa

x I = 309,375 Mpa

o,5.Q.f,b.m

ft =

807

1,5rt, = 807 - (1,5

0.R, = Qf;Ao = 0,75

591,549

143,634)

T/n = 43,6816 = 7,28 ton


T,/n < Q.R,

b.

Sambungan dpe friftsi

Vn

= 1,13 x
1,13

proof load =

trt x proof load

xI

0,35

Yq,

.n.222

rn

x proof had = 0,3955


0,75

sgt,54g tup^

yt.n.222 = 16,865 ton

585 = 16,68 ton

0'V, = I x 0,3955 x 16,68 = 6,597 ton


V,/" = 32,7616 = 5,46 rcn

6-5

3.5

SAMBUNGAN YANG MENGALAMI BEBAN... 127

SAMBUNGAN YANG MENGALAMI BEBAN TARIK AKSIAL


Thrik aksial yang terjadi tak bersamaan dengan geser, dijumpai pada batang-batang tarik
seperti penggantung (hanger) atau elemen struktur lain yang garis kerja bebannya tegak
lurus dengan batang yang disambungnya. Untuk memahami efek akibat beban elsternal
pada baut mutu tinggi yang diberi gaya tarik awal, perhatikan sebuah baut dan daerah
pengaruhnya pada pelat yang disambung. Pelat yang disambung mempunyai ketebalan I
dan luas kontak antara pelat adalah Ao.
P (beban luar)

,*.#
'+

c,' '---,-li,-----r
I-d

i.

Io = pratarik awal

Tf

Gambar 6.9 Pengaruh Pratarik Awal Akibat Beban Trik Aksial


Pada saat pemasangan awal, baut mutu tinggi sudah diberi gaya pra tarik awal Tb,hd,

ini mengakibatkan pelat tertekan sebesar C,, dari keseimbangan gaya:

c,=

Tt

6.44

Beban luar akhirnya bekerja, sehingga keseimbangan gaya sekarang seperti tampak
dalam Gambar 6.9.c.:

P+Cr=7,

b.4)

Gaya P mengakibatkan baut memanjang sebesar:

T"_7,

6,=4.t
o A,E,

6.46

Pada saat yang sama tekanan

di antara pelat mengakibatkan pelat memendek

sebesar:

C _C"

6-=-*i
' An'E
Dengan:

6.47
o

E, Eo
Tf
Cf

adalah modulus elastisitas baut dan pelat


adalah gaya akhir yang bekerja pada baut setelah beban bekerja
adalah gaya tekan akhir antara pelat setelah beban bekerja

128

BAB

SAMBUNGAN..BAUT

Menyamakan 6, dan 6, diperoleh hubungan:

T._7, C._C.
- AP EP
4.Eb

Substitusikan Ci dari 6.44 dan Crdari 5.45 ke persamaan 6.48 didapatkan:

Tr-7, _Tb-Tf+P
-

AA

6.4e

41

Karena Eudan Ensama untuk material baja, meka 6.49 dapat dimlis dalam bentuk:

P
1f=tt+----Z--7
l+ P'/ '

6.50

/Ao

coNrou

e.ro:

Ba:ltr y',J.25 berdiameter 22 mm menerima gaya tarik aksial seperti dilam gambar.
Jika A^

= 6000 -m2. Hitung.gly"

.ff

akhir pada baut

(Q

bila beban ke4a tJrdiri dari

2}o/o

beban mati dan 80o/o beban hidup.


JAWAB:
o.

R,

0,

75.nb.

0,

75.Ab = 0,7 5 (825) (0,7 5) (Vq.n.ZZ2)

Ro = 1,2(0,2n + 1,6(0,8R) = 1,52P.=17,64ton


R
Tb

17,54 ton

= 11,61 ton
= proof srress

0,75 Ab

= 585(0,75)(y4.r8.22\=

16,678 ton

*=ffi=',u,*
Tt

11'61
=r-+-!-=16.678+
' t* A_ /
1+15,78

/o^

T,

6.6

= 17,37 ton

GESER DAN TARIK AKIBAT BEBAN EKSENTRIS


Perhatikan momen M yai$ bekerja pada sambungan konsol dalam Gambar 6.10 yang
mengakibatkan tarik pada baut atas. Jika digunakan baut mutu tinggi yang *.*p.rrry"I
gaya pra tarik awal, maka gaya ini akan menekan pelat atau penampang yang disambung.
sumbu netral akibat beban momen M akan terjadi di titik berar daer"h kont"k
Tekanan rumpu awal fru akibat gaya pratarik, dianggap seragam sepanjang daerah kor
ak b.d yang sama dengan:

" Lru
Ir=-D

6.rl

6.6

GESER DAN TARIK AKIBAT BEBAN

...

12,'

r''1

l-- 0,,. r*nl

Gambar 6.10 Geser dan Tarik Akibat Beban Elsentris

Dengan ITuadalah proof loadkalijumlah baut. Tegangan tarikf,npada bagian atas bidang

kontak akibat momen

M,

adalah:

^ M.d t2 6.M
Jut -b*Beban lpada baut teratas sama dengan perkalian antara daerah pengaruhnya (lebar
jarak antara baut,1) dengan fg, ataw

6.52

f,n.b,p

kali

6.53

Substitusikan persamaan 6.52 ke 6.53 diperoleh hubungan:

, =6'4'P
d'

6.54

Jika baut terluar berjarak p/2 terhadap bagian atas bidang kontak, maka 7 menjadi:

=6.M..p.(4_r)
d'\d
)

6.55

coNrou e.rr,

Hitung beban kerja 2 dalam sambungan berikut ini, jika digunakan baw M25, db = 19
mm (tanpa ulir di bidang geser). Beban yang bekerja terdiri dari 20o/o beban mad dan
80o/o beban

hidup.

130

BAB

SAMBUNGAN BAUT

l.o t+llll+l

|: EilE]
JAVTIB:

Pa

1,2(0,2P) + 1,6(0,8?)

_ _6.M,.p1 a -

',--jr-'l
P
V.=r
oNg

max

d )=---

r.52.P

Q.Ro,
Lf";At

T*

p1

= 1,52.P
6xt,52.px75x}o [;zo_sol

rr.o,-L ,,

1=

o,4o.p

=0,19.P

= 0,75(0,5

f,t) *. A,

= 0,75(0,5)(825)(t)(yt.n.t9r)= 8,77 ,on

= Q.At(807_ 1,5.f,,) <q.621.Ab


= 0,75(807)Ab _ 0,750,Srt,.A)< 0,75(621)Ab
5(807) (tA) (7rX 1 9r)_ 0,7 5 Q,5
rt;A)

0,7

17,16

< 0,75(621)(Y4.n.192)

l,l25.V* < 13,2 ton

Samakan T, detgan max


\:
= 17,16 _ r,125( o,r9 P)

0,4.P
P

Periksa

^o

V"
T"

= 27,96 ton
V, dan batas atas T, (13,2 ton):
-- 0,19.P = 0,19(27,96) = 5,3124 ton < 8,77 ton
= 0,4.P = 0,4(27,96) = 11,184 ton < 13,2 ton

Sehingga beban kerja

eK

adalah 27,96 ton.

Cara lain untuk menganalisa sambungan kombinasi geser dan tarik yang
menerima

beban eksentris dilakukan dengan menghitung tegangan

teori lentur ,f = M./1, atau:

M.t
,- M.y
I 24.f
f =-------L-

.riik d"l"-

baut

d.rrgL memakai

6.56

Jika semua baut memiliki ukuran sama, maka gaya tarik T dalam sebuah baur adalah:

M'Y
T=A,.f
ort=
\f

6.57

6.6

di

GESER DAN TARIK AKIBAT BEBAN

...

131

Persamaan 6.57 sebenarnya identik dengan 6.55, iika d dalam 6.55 sama dengan n.p,
mana n adalah jumlah baut dalam satu baris, maka 6.55 menjadi:

pf _n-u .l pt"-t)l
, _6.M.p.1n.p=77'l-;)=,'],1

'

Perhatikan bahwa p(n

6.58

1)/2 adalah jarak baut terluar terhadap setengah tinggi kontak

identik dengan y dalam 6.57. Satu baris baut dengan jarek p dapat diasumsikan
sebagai tampang persegi dengan lebar ,Up dan tinggi n.?. }y'romen inersia penampang ini
arca, yang

adalah:

I=

t A.

6.59

-.-.(n.oY
12P '

Prosedur pendekatan yang terakhir


dahulu.

ini lebih mudah

daripada cara analisa yang ter-

I coutou 6.12,
Hitung jumlah baut (A325, 4 = 2Z mm) untuk sambungan berikut ini, yang menerima
beban mati D = 3,5 ton dan beban hidup L = 25 ton.

rffi
JAVAB:

OK

Po

= 1,2(3,5) + r,6(25) = 44,2 ton

Q.Rn, = 0,75(0,5.f.b)m.At = 0,75(0,5)(825)(r)(%-Tc-221= tL,75 ton

Eimr
rmtri

Coba pakai 10 baut (5 buah per baris):

\?

=4U602 + 8o2l = 128ooo mm2

.y

6-15

d.h
6.)

44.2xt 50 x 160
, =-M
v''vt / ron
'ett
l28ooo =o.Zo7i
Lt'
P, 44,2 t
4,42 rcn . Q.R* (= 11,76 ton)
v. =: =
' n 10 =
-

OK

132

BAB

SAMBUNGAN BAUT

Periksa interaksi geser dan tarik:

=@07-1,5rt,)<621

=(807-1,5.R*)<5Zt
A.b

=
Gunakan

807

f,=

-1,5.4'!2t04
/nn.22')

= 632,58 MPa

621MPa

0.R,, = Qf,Ao= 0,75(621)(y4.n221= 17,705 ton


T" (= 8,2875 ton) < Q.R,, (= 17,705 ton)

OK

SOAL-SOAL LATIHAN
P.6_,|

Hitunglah beban kerja layan yang dapat dipikul oleh komponen strukrur tarik berikut
jika baut yang digunakan adalah baut mutu tinggi A32i berdiameter 3/q" dengan ulir
di luar bidang geser, sedangkan mutu pelat baja
ny 37. Dikerahui pulalbahwa
perbandingan beban hidup dan beban mati adalah "Ja*r
3 (LlD = 3).
ini,_

t=10mm

PI

50J
60

A
I

_L

5ol

PT
Gambar P6.1

P'6'2

Dua buah pelat setebal 20 mm disambung dengan suatu pelat sambung setebal l0 mm
seperti tampak dalam gambar. Baut yang dipakai sebagai
p..rg.n.ang adalah baut
"l"t p.l"t b"1"-"al"nq
A325 berdiameter 518" dengan ulir di luar bidang g.r.i. M,rr,,
ZZ.
Hitunglah tahanan tarik rencana yang diperbolehkan bekerj" p*d, komponen ,,r.rk*.
tersebut!

r40r50r50r40r

FJ'l.HfH'l.r->|
4o-I_
Y

.;r
__L
A

40_-L

+
+

+
+
po

Gambar P6.2

r,

->

t=10mm

SOAL-SOAL LATIHAN 133

P.6.3

Tentukan jumlah baut yang diperlukan untuk menah arl garya tarik sekuat profl J L
100.100.10 seperti tampak dalam gambar, untuk beberapa tipe sambungan sebagai
berikut:

Mutu

Kasus

baja

BJ 37
BI 37
BI 37
BI 37

b
c

A batt
3/4 " - 1.325
3/4 " - 1'325
,1, ,, - 1'325
7l,g ,r - 1^325

Tipe sambungan

Ulir di luar bidang

geser

Sambungan tanpa slip


Ulir di dalam bidang geser
Sambungan tanpa slip

t=12mm

I
I
I

Gambar P6.3

P.6.4

Sebuah batang tarik dari siku tunggal 120.120.12 (BJ 37) digunakan untuk menahan gaya

tarik yang terdiri dari 40 kN beban mati dan 120 kN beban hidup. Asumsikan tebal pelat
sambung adalah 12 mm. Jika digunakan batt 1625 berdiameter /2" dengan ulir di luar
bidang geser, hitunglah jumlah baut yang dibutuhkan !
P.6.5

Hitunglah besarnya beban layan yang dapat dipikul oleh profil 2CNP20 dari baia BJ 37
7lr " drng n
berikut. Baut yang digunakan dalah A325 berdiameter

..p..tiprd,

gambar

ulir di luar bidang

geser. Beban terdiri dari 25o/o beban mati dan 75olo beban hidup.

-T-

ir
Gmbar

P6.5

+++ +i
+++ +i

luo

-*-leo

loo

Anda mungkin juga menyukai