Anda di halaman 1dari 22

Bagian 1

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Rekayasa Konstruksi Beton II


• Sub Pokok Bahasan :
• Analisis dan Desain Kolom Pendek
Gambar 1. Elemen struktur beton
bertulang.
• Kolom adalah salah satu komponen struktur vertikal
yang secara khusus difungsikan untuk memikul
beban aksial tekan (dengan atau tanpa adanya
momen lentur) dan memiliki rasio tinggi/panjang
terhadap dimensi terkecilnya sebesar 3 atau lebih.
• Pada suatu struktur bangunan beton bertulang,
sangat jarang dijumpai elemen kolom yang murni
memikul beban aksial saja.
• Namun dapat saja diasumsikan bahwa beban aksial
bekerja dengan eksentrisitas, e, yang cukup kecil
sekitar 0,1h atau kurang diukur dari pusat kolom
Klasifikasi Elemen Struktur Kolom Beton Bertulang
• Berdasarkan Beban Yang Bekerja
• Kolom dengan beban aksial, eksentris dan biaksial

• Berdasarkan Panjangnya
• Kolom panjang dan kolom pendek

• Berdasarkan Bentuk Penampang


• Bujursangkar, persegi, lingkaran, L

• Berdasarkan Jenis Tulangan Sengkang


• Dengan sengkang persegi atau sengkang spiral
• Kolom dengan sengkang persegi dan sengkang
spiral menunjukkan perilaku yang sedikit
berbeda pada saat keruntuhan.
• Pada kolom dengan sengkang persegi, pada saat
beban ultimit tercapai selimut beton akan pecah
dan mengelupas.
• Peristiwa ini akan segera diikuti dengan
tertekuknya tulangan memanjang ke arah luar
dari penampang kolom, apabila tidak disediakan
tulangan sengkang dalam jarak yang cukup rapat.
• Gambar menunjukkan keruntuhan pada kolom
dengan sengkang persegi. Bagian beton pada inti
kolom hancur setelah beban ultimit tercapai.
• Keruntuhan ini bersifat getas dan terjadi secara
tiba-tiba, dan lebih sering terjadi pada struktur
yang menerima beban gempa, tanpa detailing
yang memadai.
• Perilaku daktail akan ditunjukkan oleh kolom yang
diberi tulangan sengkang spiral.
• Pada saat beban ultimit tercapai, seperti halnya
pada sengkang persegi, maka selimut beton pun
akan terkelupas dan pecah, namun inti beton akan
tetap berdiri.
• Apabila jarak lilitan sengkang dibuat cukup rapat,
maka kolom ini masih akan mampu memikul
beban tambahan yang cukup besar di atas beban
yang menimbulkan pecah pada selimut beton.
• Tulangan spiral dengan jarak yang cukup rapat,
bersama dengan tulangan memanjang akan
membentuk semacam sangkar yang cukup efektif
membungkus inti beton.
• Pecahnya selimut beton pada kolom dengan
sengkang spiral ini dapat menjadi tanda awal
bahwa keruntuhan akan terjadi bila beban terus
ditingkatkan
Persyaratan Peraturan ACI 318M-11 Untuk Kolom
• Pasal 9.3.2.2, memberikan batasan untuk faktor reduksi kekuatan, f, yaitu
sebesar 0,65 untuk sengkang persegi dan f = 0,75 untuk sengkang spiral.
• Pasal 10.9.1, mensyaratkan bahwa persentase minimum tulangan memanjang
adalah 1%, dengan nilai maksimum 8%, terhadap luas total penampang kolom
• Pasal 10.9.2, menyatakan bahwa minimal harus dipasang empat buah tulangan
memanjang untuk kolom dengan sengkang persegi atau lingkaran, minimal tiga
buah untuk kolom berbentuk segitiga, serta minimal enam buah untuk kolom
dengan sengkang spiral.
• Jarak antar tulangan memanjang tanpa kekangan lateral maksimal adalah 150
mm, apabila lebih maka harus diberikan sengkang ikat (tie), sehingga jarak antar
tulangan memanjang yang tak terkekang lateral tidak lebih dari 150 mm
• Pasal 7.10.4, sengkang spiral harus memiliki diameter minimum 10 mm dan jarak
bersihnya tidak lebih dari 75 mm, namun tidak kurang dari 25 mm. Untuk
penyambungan batang spiral ulir tanpa lapisan dapat digunakan sambungan
lewatan sepanjang 48db atau tidak kurang dari 300 mm. Sedangkan untuk batang
spiral polos diambil sepanjang 72db atau 300 mm.
Persyaratan Peraturan ACI 318M-11 Untuk Kolom
• Pasal 7.10.5.1, tulangan sengkang harus memiliki diameter minimum 10 mm
untuk mengikat tulangan memanjang dengan diameter 32 mm atau kurang.
Sedangkan untuk tulangan memanjang dengan diameter di atas 32 mm harus
diikat dengan sengkang berdiameter minimum 13 mm.
• Pasal 7.10.5.2, jarak vertikal sengkang atau sengkang ikat tidak boleh melebihi 16
kali diameter tulangan memanjang, 48 kali diameter sengkang/sengkang ikat,
atau dimensi terkecil dari penampang kolom
Tulangan Sengkang Spiral
• Dalam ACI 318M-11 rasio tulangan spiral disyaratkan dalam pasal 10.9.3, yaitu :

 Ag  f c/ Ac adalah luas inti yang dihitung


r s  0,45  1 hingga sis sengkang spiral terluar
 Ac  f yt
• Nilai fyt tidak boleh diambil lebih dari 700 MPa. Hubungan rs dengan jarak spiral,
S, dapat dituliskan :
a s Dc  d s  4a s Dc  d s 
volume spiral 1 lilitan rs  
rs   2 Dc 2 S
volume inti sejarak S  Dc  S
4 

dengan :
as adalah luas tulangan spiral
Dc adalah diameter inti beton, diukur hingga sisi luar diameter spiral
D adalah diameter kolom
ds adalah diameter spiral
S adalah jarak antar tulangan spiral
• Persamaan Desain Kolom Dengan Beban Aksial

fPn = f(0,80)[0,85f /cAg + Ast(fy – 0,85 f /c)] sengkang persegi

fPn = f(0,85)[0,85f /cAg + Ast(fy – 0,85 f /c)] sengkang spiral

dengan :
f = 0,65 untuk sengkang persegi
= 0,75 untuk sengkang spiral
Ag adalah luas total penampang kolom
Ast adalah luas total tulangan tekan memanjang

Secara praktis pada praktek di lapangan dapat digunakan rasio tulangan


memanjang, rg, sebesar 1% hingga maksimum 8% terhadap luas penampang
kolom beton
Contoh 1
Tentukan kuat aksial tekan rencana, Pu, dari sebuah
penampang kolom bujur sangkar dengan sisi 300 mm,
yang memiliki tulangan memanjang 4D29 serta
sengkang persegi D10 – 300 mm.
Gunakan f /c = 27,5 MPa dan fy = 400 MPa
Penyelesaian
• Dari persamaan fPn = f(0,80)[0,85f /cAg + Ast(fy – 0,85 f /c)]

Ast = 4(660) = 2.640 mm2, dan Ag = 300 × 300 = 90.000mm2,


maka :
fPn = 0,65(0,80)[0,85(27,5)(90.000) + 2.640(400 - 0,85(27,5)]
= 1.610.981 N = 1.610 kN
• Periksa persentase tulangan memanjang, rg = 2.640/90.000 = 2,93 %.
Nilai ini berada di antara batasan 1% dan 8%.
• Periksa jarak tulangan sengkang. Sengkang yang digunakan memiliki
diameter 10 mm, jarak maksimum sengkang diambil dari nilai terkecil
antara :
• 48 kali diameter sengkang = 48(10) = 480 mm
• 16 kali diameter tulangan memanjang = 16(29) = 464 mm
• Dimensi terkecil penampang kolom = 300 mm
• Jadi jarak maksimum sengkang adalah 300 mm (sudah terpenuhi).
Contoh 2
Desainlah sebuah kolom dengan penampang bujursangkar, untuk memikul beban
mati aksial tekan sebesar 1.200 kN dan beban hidup aksial tekan 800 kN.
Gunakan f /c = 30 MPa dan fy = 400 MPa, serta rasio tulangan memanjang, rg =
2,5%. Desainlah pula tulangan sengkangnya
Penyelesaian
Hitung Pu : Pu = 1,2PD + 1,6PL = 1,2(1.200) + 1,6(800) = 2.720 kN
Dengan menggunakan persamaan
fPn = f(0,80)[0,85f /cAg + Ast(fy – 0,85 f /c)]
Ast = 2,5%Ag = 0,025Ag,
fPn = f(0,80)[0,85f /cAg + Ast(fy – 0,85 f /c)]
2.720∙103 = 0,65(0,8)[0,85(30)(Ag) + 0,025Ag(400 – (0,85)(30))]
Diperoleh Ag = 150.039 mm2.
Sehingga dimensi kolom bujursangkar minimum adalah sebesar
√150.039 = 387,35 mm. dipilih ukuran kolom 400 mm × 400 mm.
• Karena digunakan ukuran kolom yang lebih besar dari yang
diperlukan, maka Ast dapat dihitung ulang dari
• fPn = f(0,80)[0,85f /cAg + Ast(fy – 0,85 f /c)]
• 2.720∙103 = 0,65(0,8)[0,85(30)(400)(400) + Ast(400 – (0,85)(30))]
Diperoleh Ast = 3.072,82 mm2. Dipasang 8D25 (Ast = 3.920 mm2)

Untuk tulangan sengkang dipilih sengkang persegi berdiameter 10


mm, syarat jarak maksimum ditentukan dari nilai terkecil antara :
• 48 kali diameter sengkang = 48(10) = 480 mm
• 16 kali diameter tulangan memanjang = 16(25) = 400 mm
• Dimensi terkecil penampang kolom = 400 mm
• Jadi dipasang tulangan sengkang D10 – 400 mm.
D10 – 400

8D25
112,5
400

112,5

400

Detail K1
Skala 1 : 10
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship
Latihan 1
Ulangi Contoh 2 namun dengan menggunakan penampang
persegi yang memiliki b = 350 mm

Latihan 2
Desainlah sebuah kolom dengan penampang lingkaran dan
sengkang spiral, untuk memikul beban mati aksial tekan sebesar
2.100 kN dan beban hidup aksial tekan 1.100 kN.
Gunakan f /c = 27,5 MPa dan fy = 400 MPa, serta rasio tulangan
memanjang, rg = 3%. Desainlah pula tulangan sengkang
spiralnya.

Anda mungkin juga menyukai