Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN
Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN
Berbasis IFRS
PT. Perkebunan Nusantara I-XIV (persero) PT. Rajawali Nusantara Indonesia
Bab I SAMBUTAN
menteri negara badan usaha milik negara
Sambutan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
v
KATA SAMBUTAN
Assalamualaikum Wr. Wb Proses konvergensi ke International Financial Reporting S
tandards menyebabkan revisi seluruh Standar Akuntansi Keuangan yang ada. Penggun
aan nilai wajar dan pertimbangan profesional sangat dibutuhkan dalam penerapan k
etentuan akuntansi yang baru. Hal tersebut tentu berdampak terhadap perlakuan ak
untansi di BUMN Perkebunan, termasuk hal-hal lain yang terkait dengan pelaporan
keuangan, yang menjadi semakin kompleks. Untuk itu dibutuhkan sarana dan infrast
ruktur pendukung supaya BUMN Perkebunan mampu menyusun laporan keuangan sesuai d
engan ketentuan akuntansi yang baru, salah satunya dalam bentuk Pedoman Akuntans
i BUMN Perkebunan ini. Dengan penyusunan revisi pedoman akuntansi ini diharapkan
bisa memberikan keseragaman panduan akuntansi sehingga informasi yang dihasilka
n oleh laporan keuangan memenuhi tujuannya. Suatu pedoman akuntansi merupakan pe
njelasan dari ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan, regulasi, dan praktik
yang ada, sehingga harus ditelaah secara regular untuk memastikan bahwa pengatur
annya masih sesuai dengan perkembangan dari faktor tersebut. Pedoman akuntansi b
ukan merupakan bagian dari produk yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). Produk dari DSAK IAI berupa Pernya
taan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuang
an (ISAK). Sedangkan pedoman akuntansi umumnya dikeluarkan oleh regulator dan as
osiasi industri. Untuk itu, Ikatan Akuntan Indonesia menyampaikan penghargaan at
as sikap proaktif dan kepedulian Kementerian Negara BUMN yang telah mendorong BU
MN Perkebunan untuk melakukan pemutakhiran atas pedoman akuntansi ini. Keberadaa
n dari pedoman akuntansi ini diharapkan dapat memperkaya kazanah pelaporan keuan
gan di Indonesia, dan sekaligus sebagai kontribusi
Sambutan Ikatan Akuntan Indonesia
vii
Bab I SAMBUTAN
ketua tim koordinasi implementasi iFrs pt perkebunan nusantara i sampai dengan p
t pekebunan nusantara XiV dan pt rajawali nusantara indonesia (persero)
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Adopsi IFRS bukanlah pilihan bagi Indonesia, tapi keharusan, mengapa? Karena Kon
vergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota
G20 forum. Menyikapi hal tersebut, BUMN perkebunan yang terdiri dari PT Perkebu
nan Nusantara (PTPN) I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV ditambah
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sepakat bersinergi mengimplementasikan IF
RS dalam pelaporan keuangan yang sudah mulai diberlakukan secara bertahap dalam
laporan keuangan tahun 2011, dan akan diberlakukan secara penuh dalam laporan ke
uangan tahun 2012. Bagi Indonesia, standar akuntansi yang berlaku umum adalah PS
AK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang belum mengadopsi penuh standar a
kuntansi international (IFRS). Standar akuntansi yang digunakan di Indonesia mas
ih mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard).
Dengan kondisi PSAK sedemikian yang juga berlaku bagi BUMN Perkebunan, akan menj
adi penghalang dan hambatan bagi BUMN Perkebunan dalam memasuki pasar global khu
susnya bagi BUMN yang akan melakukan listing di Bursa Efek Indonesia karena lapo
ran keuangan yang tidak standar dan dapat diinteprestasikan berbeda oleh calon i
nvestor.
ix
Sambutan Tim Koordinasi Implementasi IFRS
pelaksana penYusunan pedoman akuntansi bumn perkebunan ptpn rni berbasis iFrs
Ketua Tim Ketua Pelaksana Ketua Perumus Irwan Makdoerah ( PT RNI) Dicky Nugraha
(PT RNI) M Najib ( PT RNI )
Wakil Ketua Perumus Tanaman Semusim Zainul Muntoha (PTPN XI) Wakil Ketua Perumus
Tanaman Tahunan Arih Muli Bangun (PTPN III) Sekretaris Bendahara Pendamping Max
million (PT RNI) Silvana Irawati ButarButar (PT RNI) Yakub (IAI) Deny Poerhadiyan
to (IAI)
Tim Perumus Direksi
H.Dharmansyah Simamora Naif Ali Dahbul Johanes Sitepu Setia Dharma Sebayang Erwa
n Pelawi A.Karimuddin Boyke Budiono Ishak Z Soediredja A. Amien Mastur Dolly P P
ulungan Soenari Yono Sahala Hutasoit Budi Purnomo Direktur Keuangan PTPN I Direk
tur Keuangan PTPN II Direktur Keuangan PTPN III Direktur Keuangan PTPN IV Direkt
ur Keuangan PTPN V Direktur Keuangan PTPN VI Direktur Keuangan PTPN VII Direktur
Keuangan PTPN VIII Direktur Keuangan PTPN IX Direktur Keuangan PTPN X Direktur
Keuangan PTPN XI Direktur Keuangan PTPN XII Direktur Keuangan PTPN XIV
Pelaksana Penyusun Pedoman Akuntansi BUMN
xiii
Ruslan Nasution Lidya Suhendri Donny Amril Jarmidi Purba Ali Akbar Budi Susant
Mili Mahardika Ali Musri T. Zaluchu Jesaya Ginting Hotmatua Syawaludin Hasibua
Arfinaldi Eko Galih Pribadi Andy Fauzi Siregar Rizki Prima Lubis Sapta Yoga Ed
Santoso Iyushar Ganda Saputra Dadang Mulyadi Hariyanto Arasuhara Adji Kaniawan
Umar Affandi Purdjoko Eriek Kristiono Adiatmo Ega Akhmad Juhri TP Harianja
PTPN I PTPN I PTPN II PTPN III PTPN IV PTPN IV PTPN IV PTPN IV PTPN IV PTPN V PT
PN V PTPN V PTPN V PTPN VI PTPN VI PTPN VI PTPN VI PTPN VII PTPN VII PTPN VII PT
PN VIII PTPN VIII PTPN VIII PTPN VIII PTPN IX PTPN IX PTPN IX PTPN IX PTPN IX PT
PN X
Pelaksana Penyusun Pedoman Akuntansi BUMN
Bab I PENDAHULUAN
latar belakang
1.1. Usaha di bidang perkebunan mengalami perkembangan yang pesat dan semakin di
namis akhir-akhir ini. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut, se
perti perkembangan teknologi perkebunan yang semakin maju, meningkatnya perminta
an hasil perkebunan, dan munculnya otonomi daerah yang berdampak terhadap pengel
olaan usaha perkebunan. 1.2. Selain itu, semakin meningkatnya tuntutan transpara
nsi dan akuntabilitas pengelolaan usaha seiring keterbukaan informasi yang difas
ilitasi oleh keberadaan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin maju dan
semakin murah. Tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance) meru
pakan suatu hal yang tidak terelakkan, apalagi bagi BUMN Perkebunan (untuk selan
jutnya disebut entitas) yang sahamnya dimiliki oleh negara. 1.3. Saat ini revisi a
tas Standar Akuntansi Keuangan terus dilakukan sesuai dengan program konvergensi
dengan International Financial Reporting Standards (IFRS), sehingga penyusunan
laporan keuangan menjadi lebih kompleks dengan banyak menggunakan konsep nilai w
ajar dan pertimbangan profesional. 1.4. Perkembangan dan kondisi di atas mempeng
aruhi entitas dalam pelaporan keuangannya supaya lebih sesuai dengan Standar Aku
ntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan I
ndonesia. Selama ini di antara entitas sering terjadi perbedaan perlakuan akunta
nsi untuk transaksi yang sama. Hal ini tentunya menjadi masalah tersendiri bagi
para pengguna laporan keuangan pada umumnya, khususnya pemegang saham, dalam men
gevaluasi kinerja setiap entitas. Untuk itu dipandang perlu menyempurnakan pedom
an akuntansi yang sudah ada.
Bab I: Pendahuluan
1
jangka
kas b.
jangka
jangka
pendek
Diperoleh
pendek d
pendek
2.
Pendapatan bunga a. Diperoleh dengan premium Db. Kas dan setara kas Db. Amortisa
si premium (pengurang pendapatan bunga) Kr. Investasi jangka pendek premium Kr.
Pendapatan bunga b. Dip erol eh dengan diskon Db. Kas dan setara kas Db. Investa
si jangka pendek diskonto Kr. Amortisasi diskonto (penambah pendapatan bunga) Kr
. Pendapatan bunga c. Diperoleh pada par Db. Kas dan setara kas Kr. Pendapatan b
unga
Bab III: Akuntansi Aset
45
PT PERKEBUNAN NUSANTARA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk periode yang berakh
ir pada tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X2 (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Penda
patan usaha Penjualan Ekspor Lokal Beban pokok penjualan Laba bruto Beban usaha
Beban penjualan Beban umum dan administrasi Laba usaha Pendapatan (beban) nonusa
ha Bagian laba (rugi) entitas asosiasi/ventura bersama Laba (rugi) sebelum pajak
penghasilan Beban pajak penghasilan Beban pajak kini Beban pajak tangguhan Laba
dari operasi yang dilanjutkan Kerugian dari operasi yang dihentikan Laba (rugi)
neto Pendapatan komprehensif lain Selisih nilai wajar aset keuangan AFS Selisih
penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan (kerugian) aktuari
al Bagian pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi/ventura bersama Pendapat
an komprehensif lain Total laba komprehensif Laba neto yang dapat diatribusikan
kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Laba komprehensif yang d
apat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Catat
an 20X1 20X2
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
(xxxx) (xxxx) xxxx xxxx xxxx xxxx (xxxx) (xxxx) (xxxx) xxxx (xxxx) xxxx
(xxxx) (xxxx) xxxx xxxx xxxx xxxx (xxxx) (xxxx) (xxxx) xxxx (xxxx) xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx
xxxx xxxx
xxxx xxxx
xxxx xxxx
Lampiran
231
Lampiran Selisih penilaian AFS Keuntungan dan kerugian aktuarial Bagian komprehe
nsif lain dari entitas asosiasi /ventura bersama xxxx xxxx xxxx (xxxx) (xxxx) (x
xxx) xxxx xxxx (xxxx) (xxxx) xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx (xxxx) (xxxx) (xxxx) xxxx
XXXX (xxxx) (xxxx) xxxx XXXX Saldo laba Jumlah Ekuitas Selisih kurs penjabaran l
aporan keuangan dalam mata uang asing xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xx
xx
PT PERKEBUNAN NUSANTARA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk periode yang berakhir pa
da tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 (dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Selisih kombinasi bisnis entitas sepengendali
Saldo per 31 Des 20X0
Catatan Modal disetor dan tambahan modal disetor xxxx
xxxx
Setoran Modal
xxxx
Dividen
Cadangan umum
Cadangan tujuan
Laba (rugi ) neto periode berjalan Saldo per 31 Des 20X1
xxxx
xxxx
Dividen
-
Cadangan umum
Laba (rugi ) neto periode berjalan Saldo per 31 Des 20X2
xxxx
xxxx
232
PT PERKEBUNAN NUSANTARA LAPORAN ARUS KAS Untuk periode yang berakhir pada tangga
l 31 Desember 20X2 dan 20X1 (dalam jutaan Rupiah)
Keterangan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Pelanggan/pembeli Bunga La
in-lain Total penerimaan Pengeluaran Pemasok Mitra usaha Karyawan Pajak Lain-lai
n Total Pengeluaran Jumlah arus kas dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVIT
AS INVESTASI Penerimaan Penerimaan dividen Penjualan investasi Lain-lain Total p
enerimaan Pengeluaran Perolehan entitas anak Pembelian aset tetap Lain-lain Tota
l pengeluaran Jumlah arus dari aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDA
NAAN Penerimaan Emisi saham Emisi obligasi / MTN Pinjaman bank Penjualan investa
si pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian Lain-lain Tot
al Penerimaan Pengeluaran Pembelian kembali saham Pembayaran utang bank Pembayar
an dividen Lain-lain Total Pengeluaran Jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan
Kenaikan (penurunan) arus kas neto Saldo kas dan setara kas awal periode Saldo k
as dan setara kas akhir periode Catatan 20X2 20X1
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
Lampiran
233
235
SAAT INI Laporan keuangan lengkap atau ringkas SEBELUMNYA Tidak diatur Laporan p
osisi keuangan 30 Jun 2xx1 Tidak diatur Laporan posisi keuangan 31 Des 2xx0 Lapo
ran laba rugi Laporan laba rugi komprehensif: komprehensif: 1 Jan sd 30 Jun 2xx1
1 Jan sd 30 Jun 1 Apr sd 30 Jun 2xx1 2xx0 1 Apr sd 30 Jun 2xx0 Laporan perubaha
n ekuitas Laporan perubahan 30 Jun 2xx1 ekuitas 30 Jun 2xx0 Laporan arus kas Lap
oran arus kas 30 Jun 2xx1 30 Jun 2xx1 Seluruh entitas anak harus dikonsolidasi D
apat bersaldo negatif Selisih diakui di ekuitas Seluruh entitas anak harus dikon
solidasi, kecuali entitas anak yg diperoleh untuk dijual kembali dan terdapat re
striksi jangka panjang Minimal bersaldo nol Selisih diakui di laba rugi Transaks
i tersebut digabungkan jika disepakati Tidak diatur pada waktu sama atau terkait
, suatu transaksi tunggal secara komersial, adanya ketergantungan antar perjanji
an, atau secara ekonomi tidak dapat dijustifikasi secara individual tetapi dapat
dijustifikasi secara gabungan
SAK PSAK 3 tentang laporan keuangan interim
PERIHAL Isi laporan keuangan interim
Periode komparatif (kuartalan pada kuartal kedua)
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
PSAK 4 Laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri
Entitas anak yang dikonsolidasi
Kepentingan non-pengendali (hak minoritas) Pelepasan kepemilikan pada entitas an
ak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian Beberapa transaksi pelepasan at
as suatu kepemilikan pada entitas
Lampiran
Lampiran
SAK
PSAK 5 Segmen operasi
PERIHAL Kepemilikan pada entitas anak dalam laporan keuangan tersendiri Segmen o
perasi Aktivitas untuk menghasilkan pendapatan dan terjadinya beban, diikaji sec
ara reguler untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan tersedia infomasi
terpisah Syarat kuantitatif dan kualitatif Level segmen dan entitas Harus diung
kapkan Departemen dan instansi pemerintah Tidak diatur Tanggal laporan audit Dib
edakan dalam menghasilkan produk/jasa dan risiko dan imbalan berbeda dari segmen
lain Syarat kuantitatif Level segmen Tidak diatur
SAAT INI Nilai wajar atau biaya perolehan
SEBELUMNYA Metode ekuitas
Segmen dilaporkan Level pengungkapan PSAK 7 Pengungkapan Imbalan kerja personil
manajemen kunci pihak-pihak berelasi Pihak tidak berelasi
Pihak berelasi dengan pemerintah
Tanggal penyelesaian laporan keuangan
Departemen dan instansi pemerintah yg tidak mengendalikan, mengendalikan bersama
, dan memiliki pengaruh signifikan Pengungkapan normal atau pengungkapan lebih s
ederhana Tanggal otorisasi untuk terbit
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
PSAK 8 Peristiwa setelah periode pelaporan PSAK 10 Pengaruh perubahan kurs valut
a asing
Mata uang fungsional
Indikator primer: harga jual dan kekuatan persaingan dan peraturan negara yang
mempengaruhi harga jual
Indikator sekunder: perolehan pendanaan dan penyimpan o
perasi
Mata uang pengukuran
Mata uang fungsional
237
SAAT INI Bebas, umumnya rupiah Tidak diatur SEBELUMNYA Sama dengan mata uang fun
gsional Dikapitalisasi ke aset Metode ekuitas atau konsolidasi proporsional, dan
dianjurkan metode ekuitas Tanah dan bangunan Tidak diatur Biaya dan nilai wajar
LIFO, FIFO dan rata-rata tertimbang FIFO dan rata-rata tertimbang Tidak diatur
Indikator kuantitatif yaitu jumlah kepemilikan Metode ekuitas dan metode biaya j
ika ada pembatasan Tidak berlaku untuk investasi pada entitas asosiasi yang diuk
ur pada nilai untuk beberapa jenis entitas tertentu Indikator kuantitatif yaitu
jumlah kepemilikan dan indikator kualitatif, termasuk hak suara potensial Metode
ekuitas, kecuali investasi pada entitas asosiasi yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual Harga beli, biaya yang dapat dikaitkan secara langsung, da
n estimasi biaya perbongkaran, pemindahan dan restorasi Berdasarkan pendekatan a
danya substansi komersial Berdasarkan komponen aset tetap Harga beli dan biaya y
ang dapat dikaitkan secara langsung Berdasarkan pendekatan adanya kesamaan jenis
aset tetap Berdasarkan jenis aset tetap
SAK
PERIHAL
Mata uang penyajian
Selisih kurs yang disebabkan devaluasi atau depresiasi luar biasa dimana tidak m
ungkin dilakukan lindung nilai Pengendalian bersama entitas
PSAK 12 Bagian partisipasi dalam ventura bersama PSAK 13 Properti investasi1
Cakupan
PSAK 14 Persediaan
Pengukuran Rumus biaya
PSAK 15 Investasi pada entitas asosiasi
Cakupan
Pengaruh signifikan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Metode pencatatan
PSAK 16 Aset tetap2
Biaya perolehan
Pertukaran aset tetap
Lampiran
Penyusutan
1
2
Saat ini sudah dikeluarkan ED PSAK 13 (revisi 2011) dan tidak ada perubahan kete
ntuan yang signifikan Saat ini sudah dikeluarkan ED PSAK 16 (revisi 2011) dan ti
dak ada perubahan ketentuan yang signifikan
SAK
PERIHAL
Lampiran
Review tahunan
Model pengukuran Tidak relevan Terbatas dan tidak terbatas Aset tidak berwujud y
ang belum digunakan Model biaya dan model revaluasi Metode akuisisi Terbatas
SAAT INI SEBELUMNYA Review atas metode penyusutan, umur manfaat, dan Tidak ada n
ilai residu Model biaya dan model revaluasi Model biaya
PSAK 18 Akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya PSAK 19 Aset takberwu
jud
Umur manfaat
PSAK 22 Kombinasi bisnis
Review tahunan Model pengukuran Metode pencatatan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
PSAK 23 Pendapatan
Biaya terkait akuisisi Akuisisi bertahap Pengukuran kepentingan non-pengendali G
oodwill Goodwill negatif Pendapatan secara bruto atau neto
Tidak diatur Model biaya Metode pembelian dan penyatuan kepemilikan Bagian dari
biaya akuisisi Nilai tercatat aset neto Diamortisasi Pendapatan ditangguhkan Tid
ak diatur
PSAK 24 Imbalan kerja
Keuntungan dan kerugian aktuarial
Saling hapus aset dan liabilitas PSAK 25 Kebijakan Tidak praktis akuntansi, peru
bahan estimasi akuntansi, dan kesalahan
Beban Pengukuran ulang atas kepemilikan sebelumnya Nilai wajar dan proporsi aset
neto Uji penurunan nilai Pendapatan Tanggung jawab penyediaan barang/jasa, risi
ko persediaan, penentuan harga, dan risiko kredit pelanggan Pendekatan koridor d
an pendekatan pendapatan komprehensif lain Tidak diatur Setelah dilakukan seluru
h usaha yang rasional
Pendekatan koridor Diatur tersendiri Tidak diatur
238
239
SAAT INI Tidak ada perubahan yang signifikan Tidak relevan Perjanjian sewa dan p
erjanjian non-sewa yang mengandung sewa Perjanjian sewa barang modal SEBELUMNYA
Jika ada pengalihan manfaat dan risiko signifikan dari Jika memenuhi seluruh kep
emilikan aset, sebagai sewa pembiayaan syarat di bawah, sebagai sewa pembiayaan
Ada hak opsi beli Indikasi yang mengarah kepada sewa pembiayaan:
Pembaya
ran berkala
Pengalihan kepemilikan pada akhir masa sewa Opsi beli yang
dapat dipastikan akan dilakukan ditambah nilai sisa
Masa sewa adalah untuk
sebagian besar umur mencakup harga ekonomis aset perolehan dan bunga (full payou
t lease)
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum
Masa sewa minim
um mendekati nilai wajar aset Aset bersifat khusus dan hanya lessee yang dua
tahun dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material
Jika se
wa dibatalkan, kerugian lessor ditanggung lessee
Laba atau rugi dari flu
ktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee
Lessee berkemampuan unt
uk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang lebih rendah da
ripada nilai pasar
SAK PSAK 26 Biaya pinjaman PSAK 28 Akuntansi kontrak asuransi kerugian PSAK 30 S
ewa3
PERIHAL
Cakupan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Klasifikasi sewa
Lampiran
3
Saat ini sudah dikeluarkan ED PSAK 30 (revisi 2011) dan tidak ada perubahan kete
ntuan yang signifikan
Lampiran
PERIHAL
SAAT INI
SEBELUMNYA
Tidak relevan
Tidak relevan Tidak relevan Kombinasi bisnis entitas sepengendali Transaksi rest
rukturisasi entitas sepengendali Tidak diatur Bagian dari ekuitas dan direklasif
ikasi ke laba rugi ketika hilang sepengendalian dan pengalihan ke pihak tidak se
pengendali
SAK PSAK 33 Aktivitas pengupasan lapisan tanah dan pengelolaan lingkungan hidup
pada pertambangan umum PSAK 34 Kontrak konstruksi PSAK 36 Akuntansi kontrak asur
ansi jiwa PSAK 38 Kombinasi bisnis entitas sepengendali4 Tidak bersifat sementar
a Bagian dari modal
Cakupan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Pengendalian Selisih antara jumlah imbalan dan nilai buku
Tidak relevan Tidak perubahan yang signifikan
PSAK 45 Pelaporan keuangan entitas nirlaba PSAK 46 Pajak penghasilan
4
Perbandingan antara ED PSAK 38 (revisi 2011) dan PSAK 38 (revisi 2004)
240
241
SAAT INI Tidak ada perubahan Seluruh aset dilakukan uji penurunan nilai setelah
ada indikasi penurunan nilai SEBELUMNYA Tidak diatur indikasi tersebut Seluruh a
set dilakukan uji penurunan nilai setelah ada indikasi penurunan nilai, kecuali
goodwill, aset tidak berwujud yang umurnya tidak terbatas, dan aset tidak berwuj
ud yang belum digunakan, harus dilakukan uji penurunan nilai secara periodik
Nilai tercatat melebihi nilai kapitalisasi pasar
Nilai investasi melebih
i nilai aset neto
Dividen melebihi laba Goodwill dialokasikan ke unit pen
ghasil kas terkecil
Goodwill
Aset lain secara pro rata Tidak diatur
Goodwill
Aset tidak berwujud tanpa harga pasar
Aset yang harga jual le
bih kecil daripada nilai tercatat
Aset lain secara pro rata Termasuk good
will Tidak diatur Tidak berlaku untuk goodwill Tidak ada kewajiban kontraktual u
ntuk menyerahkan aset keuangan, atau mempertukarkan aset keuangan atau liabilita
s keuangan dalam kondisi tidak menguntungkan Hak yang dapat dipaksakan secara hu
kum dan Tidak diatur berniat menyelesaikan atau merealisasikan aset dan liabilit
as dengan dasar neto secara simultan Tidak relevan saat ini
PERIHAL
SAK PSAK 47 Akuntansi tanah5 PSAK 48 Penurunan nilai aset
Identifikasi penurunan nilai
Indikasi penurunan nilai
Goodwill Rugi penurunan nilai unit penghasil kas
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
PSAK 50 Instrumen keuangan: penyajian
Pemulihan rugi penurunan nilai Klasifikasi instrumen keuangan sebagai instrumen
ekuitas
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan
Lampiran
PSAK 53 Pembayaran berbasis saham
5
Saat ini sudah dikeluarkan ED ISAK 25 dan tidak ada perubahan ketentuan yang sig
nifikan
Lampiran
SAK PSAK 55 Instrumen Klasifikasi keuangan: pengakuan dan pengukuran
Diperdagangkan
Perhitungan bunga
Penurunan nilai
Metode suku bunga sederhana Berbasisi kerugian yang akan terjadi (expected loss)
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
PSAK 56 Laba per saham PSAK 57 Provisi, liabilitas kontijensi, dan aset kontinje
nsi PSAK 58 Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan
Syarat aset dimiliki untuk dijual
Pengukuran dan penyajian
Tersedia untuk segera dijual dalam kondisinya sekarang dan sesuai dengan persya
ratan dalam penjualan, dan
Penjualan harus kemungkinan besar terjadi (komi
tmen manajemen, program aktif cari pembeli, harga wajar, diperkirakan dijual dal
am satu tahun, dan pembatalan kecil terjadi) Diukur pada nilai yang lebih re
ndah antara jumlah tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
Tidak disusutkan
Disajikan di aset lancar Tidak relevan
Tidak diatur
PSAK 59 Akuntansi perbankan syariah
242
243
SAAT INI
Signifikansi terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan
Sifat dan luas risiko yang timbul Diakui sebagai pendapatan SEBELUMNYA
Signifi
kansi terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan
Sifat risiko yang timbu
l Diakui sebagai modal donasi Disajikan sebagai pengurang biaya peroleha aset at
au Tidak diatur pendapatan ditangguhkan Disajikan dalam pos tersendiri atau pos
umum Tidak diatur Tidak relevan Tidak relevan saat ini Tidak relevan Tidak ada p
erubahan yang signifikan Ketergantungan aset tertentu dan hak menggunakan aset T
idak diatur
PERIHAL
SAK PSAK 60 Instrumen keuangan: pengungkapan
Hal yang diungkapkan
PSAK 61 Akuntansi hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah
Hibah pemerintah
Hibah terkait dengan aset
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Hibah terkait dengan pendapatan
PSAK 62 Kontrak asuransi PSAK 63 Pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi P
SAK 64 Aktivitas eksplorasi dan evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral I
SAK 7 Konsolidasi entitas bertujuan khusus ISAK 8 Penentuan apakah suatu perjanj
ian mengandung sewa
Kriteria perjanjian mengandung sewa
Lampiran
Lampiran
PERIHAL Perubahan liabilitas purnaoperasi, restorasi, dan liabilitas serupa
SAK ISAK 9 Perubahan liabilitas purnaoperasi, restorasi, dan liabilitas serupa I
SAK 10 Program loyalitas pelanggan
Program sendiri atau jumlah signifikan
SAAT INI SEBELUMNYA Model biaya, menyesuaikan jumlah tercatat aset Tidak diatur
tetap Model revaluasi, penurunan liabilitas diakui sebagai kenaikan surplus r
evaluasi, dan kenaikan liabilitas diakui sebagai kerugian Diakui sebagai pendapa
tan ditangguhkan dan Tidak diatur kemudian diakui sebagai pendapatan ketika penu
karan poin Diakui sebagai beban Tidak diatur Tidak relevan Selisih nilai wajar d
an nilai buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian sebesar porsi pemegang sah
am lain Tidak diatur
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Tidak relevan saat ini Diakui sebagai aset tidak berwujud Tidak diatur
Diakui sebagai beban
Tidak diatur
Program pihak lain atau jumlah tidak signifikan ISAK 11 Distribusi aset nonkas k
epada pemilik ISAK 12 Pengendalian Penyertaan saham dalam bentuk aset non-monete
r bersama entitas kontribusi aset nonmoneter oleh venturer ISAK 13 Lindung nilai
investasi neto atas kegiatan usaha luar negeri ISAK 14 Aset tidak Situs web yan
g menghasilkan pendapatan secara langsung berwujud biaya situs web Situs web yan
g tidak menghasilkan pendapatan secara langsung ISAK 15 PSAK 24 batas aset manfa
at pasti, persyaratan pendanaan minimum dan interaksinya Tidak relevan saat ini
244
245
SAAT INI Tidak
utnya Termasuk
k relevan saat
ak terpisahkan
PERIHAL
Goodwill dan instrumen ekuitas yang dicatat pada biaya perolehan
Bantuan pemerintah yang tidak terkait spesifik dengan aktivitas
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
SAK ISAK 16 Perjanjian konsesi jasa ISAK 17 Laporan keuangan interim dan penurun
an nilai ISAK 18 Bantuan pemerintah tidak ada relasi spesifik dengan aktitivas o
perasi ISAK 19 Penerapan pendekatan penyajian kembali PSAK 63 pelaporan keuangan
dalam ekonomi hiperinflasi ISAK 20 Pajak penghasilan perubahan status pajak ent
itas dan para pemegang sahamnya ISAK 21 Perjanjian konstruksi real estat ISAK 22
Perjanjian konsesi jasa pengungkapan ISAK 23 Sewa operasi insentif
Insentif untuk sewa operasi baru atau yang diperbarui
Lampiran
Lampiran
SAK ISAK 24 Evaluasi substansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk l
egal sewa
PERIHAL Indikasi perjanjian yang melibatkan suatu bentuk legal sewa tetapi bukan
perjanjian sewa
SAAT INI Tidak ada pengalihan manfaat dan risiko terkait kepemilikan aset dan ha
k atas penggunaan aset sebagaimana sebelum perjanjian, alasan untuk memperoleh m
anfaat pajak, dan adanya opsi yang hampir dilaksanakan.
SEBELUMNYA Tidak diatur
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
246