BUMN
Akuntansi
Perkebunan
Berbasis IFRS
iv
Bab I
Assalamualaikum Wr. Wb
vii
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Bab I
Atas selesainya buku Buku Pedoman ini, saya selaku Ketua Tim
Implementasi IFRS PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT
Pekebunan Nusantara XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia
(Persero) mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya bagi :
Irwan Makdoerah
xi
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
xii
Erwan Pelawi Direktur Keuangan PTPN V
2. Lidya PTPN I
3. Suhendri PTPN II
xiii
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
xiv
32. Aries Sutaringadi Sayogya PTPN X
xv
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG 1
REFERENSI PENYUSUNAN 2
KETENTUAN LAIN-LAIN 3
Kegiatan Operasional 5
Bentuk Usaha 6
Kepemilikan 6
KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN 6
Tujuan Laporan Keuangan 6
Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 7
xvi
Komponen Laporan Keuangan 7
Bahasa Laporan Keuangan 8
Mata Uang Pelaporan 8
Kebijakan Akuntansi 8
Penyajian Laporan Keuangan 9
Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan 11
Perubahan Akuntansi 11
Materialitas dan Agregasi 13
Saling Hapus 13
Periode pelaporan 13
Informasi Komparatif 14
Laporan Keuangan Interim 14
Laporan Keuangan Konsolidasian 15
Ketentuan Mengenai Pihak-pihak Berelasi 18
Ketentuan Umum Aset Keuangan 18
Ketentuan Umum Liabilitas Keuangan 23
Ketentuan Umum Pengungkapan Instrumen Keuangan 24
Daftar Isi
bab iii akuntansi aset 25
ASET LANCAR 28
Piutang Usaha 30
Piutang Lain-lain 33
xvii
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Persediaan 47
Properti Investasi 83
xviii
AKUNTANSI LIABILITAS 121
Daftar Isi
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Provisi 159
xix
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
PENGERTIAN 181
PENGHASILAN 181
BEBAN 192
xx
bab Vi perubahan ekuitas 207
PENGERTIAN 207
PENJELASAN 207
PENGERTIAN 211
PENJELASAN 212
Daftar Isi
PENGERTIAN 217
PENJELASAN 219
UNSUR-UNSUR 222
lampiran 229
Daftar Isi
xxi
Bab I PENDAHULUAN
latar belakang
1.1. Usaha di bidang perkebunan mengalami perkembangan
yang pesat dan semakin dinamis akhir-akhir ini. Banyak faktor
yang mempengaruhi perkembangan tersebut, seperti perkembangan
teknologi perkebunan yang semakin maju, meningkatnya
permintaan hasil perkebunan, dan munculnya otonomi daerah yang
berdampak terhadap pengelolaan usaha perkebunan.
1
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Bab I: Pendahuluan
1.5. Dalam menghadapi permasalahan tersebut PT. Perkebunan
Nusantara I s/d XIV dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia
(Persero) bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia
berinisiatif untuk merevisi Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan
(untuk selanjutnya disebut “Pedoman”).
reFerensi penYusunan
1.8. Penyusunan Pedoman ini didasarkan pada referensi yang
relevan, antara lain:
Bab I: Pendahuluan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
3
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
ketentuan lain-lain
1.10. Ilustrasi jurnal yang digunakan dalam Pedoman ini
hanya merupakan ilustrasi dan tidak bersifat mengikat. Entitas
dapat mengembangkan metode pencatatan dan pengakuan sesuai
sistem masing-masing sepanjang memberikan hasil yang tidak
berbeda. Ilustrasi jurnal yang dicantumkan dalam Pedoman ini
menggambarkan pencatatan akuntansi secara manual.
4
1.11. Transaksi yang dicantumkan pada Pedoman ini
diprioritaskan pada transaksi yang umum terjadi.
Bab I: Pendahuluan
1.15. Pedoman ini merupakan pedoman penyajian laporan
keuangan secara umum. Bentuk, isi, dan persyaratan dalam
penyajian laporan keuangan mengikuti Standar Akuntansi
Keuangan.
5
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Bab I: Pendahuluan
6
Bab II LAPORAN KEUANGAN BUMN PERKEBUNAN
Kegiatan Operasional
Bentuk Usaha
Kepemilikan
Kebijakan Akuntansi
Perubahan Akuntansi
Kesalahan
Saling Hapus
Periode pelaporan
Informasi Komparatif
komprehensif
1 Jan s/d 30 1 Jan s/d 30
Untuk periode 9
Sept 20X1 1 Sept 20X0 1
bulan
Juli s/d 30 Sept Juli s/d 30 Sept
Untuk periode 3
20X1 20X0
bulan
Untuk periode 9
bulan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Prosedur Konsolidasi
1. kas;
2. instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas lain,
misalnya saham
entitas lain;
3. hak kontraktual, yaitu hak yang timbul dari kesepakatan,
baik tertulis maupun tidak tertulis untuk:
a. menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain,
misalnya obligasi yang diterbitkan entitas lain dan piutang
usaha;
b. mempertukarkan aset atau liabilitas keuangan dengan aset
atau liabilitas keuangan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi menguntungkan.
FVTPL
LR
AFS
laba
rugi
• P
emulih
an
nilai
diakui
sebaga
i
keuntu
ngan
dalam
laba
rugi
• N
ilai
tercata
t
setelah
pemuli
han
tidak
boleh
melebi
hi nilai
tercata
t
seanda
inya
tidak
terjadi
penuru
nan
nilai
pada
tanggal
pemuli
han
tersebu
t
LR Efek Efek Diamortis Biaya - • P
utang diukur asi dengan peroleha enurun
pada suku n yang an
biaya bunga telah nilai
peroleh efektif diamorti diakui
an dan diakui sasi sebaga
sebagai dengan i
pendapata suku kerugi
n bunga bunga an
efektif dalam
laba
rugi
• P
emulih
an
nilai
diakui
sebaga
i
keuntu
ngan
dalam
laba
rugi
• N
ilai
tercata
t
setelah
pemuli
han
tidak
boleh
melebi
hi nilai
tercata
t
seanda
inya
tidak
terjadi
penuru
nan
nilai
pada
tanggal
pemuli
han
tersebu
t
34 terjadi
Bab II: Laporan Keuangan BUMN Perkebunan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Penurunan Nilai
40
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
aset lanCar
Definisi
3.14. Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah
maupun mata uang asing yang masih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah dan rekening giro.
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penyajian
Pengungkapan
3. pengungkapan lainnya.
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengukuran selanjutnya
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
50 Bab III: Akuntansi Aset
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Pengukuran selanjutnya
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Pengukuran selanjutnya
Pendapatan Investasi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
Kategori FVTPL
b.Terjadi kerugian
Db. Kerugian
Kr. Investasi jangka pendek – FVTPL
3. Pada saat pengakuan pendapatan investasi
a. Pada saat pengakuan
Kategori AFS
2. Pendapatan bunga
b.Dengan premium
c. Pada Par
Definisi
Dasar Pengaturan
6. tetes;
7. alkohol/spirtus;
8. kopi;
9. kakao;
10. bibit (untuk entitas yang bisnis utamanya menjual bibit);
11. lain-lain.
1. rata-rata tertimbang;
2. rata-rata tertimbang dihitung untuk setiap kelompok
persediaan, misalnya rata-rata tertimbang persediaan inti
sawit, rata-rata tertimbang persediaan minyak sawit, rata-rata
tertimbang gula, rata-rata tertimbang tetes, dan seterusnya.
3.116. Biaya perolehan persediaan terdiri dari:
1. biaya pembelian persediaan;
2. biaya konversi; dan
3. biaya lain-lain (jika ada).
Produk sampingan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengukuran selanjutnya
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
2. peraturan perpajakan.
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
Definisi
3.162. Aset lancar lain adalah aset lancar yang tidak dapat
digolongkan ke dalam salah satu pos-pos aset lancar yang ada
dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri.
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
2. Saat penggunaan
Db. Pos yang terkait
Kr. Aset lancar lain
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Pengukuran selanjutnya
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penurunan Nilai
Pemulihan Nilai
Pendapatan Investasi
Penghentian Pengakuan
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
2. Pendapatan bunga
b.Diskonto
c. Pada par
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Pengukuran selanjutnya
Penurunan nilai
Pemulihan nilai
Penyajian
Pengungkapan
b.Terjadi kerugian
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengukuran selanjutnya
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
b.Terjadi kerugian
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
7. pengungkapan lainnya.
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Biaya Perolehan
Penghentian Pengakuan
Perlakuan Akuntansi
Pengukuran selanjutnya
Penyusutan
Penghentian pengakuan
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
2. Penyusutan
Db. Beban penyusutan – aset tanaman semusim
Kr. Akumulasi penyusutan – aset tanaman semusim
(Beban penyusutan akan menjadi biaya perolehan persediaan)
3. Penurunan nilai
Db. Kerugian penurunan nilai (beban nonusaha)
Kr. Akumulasi penurunan nilai – aset tanaman semusim
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penghentian pengakuan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
d. penyusutan;
e. perbedaan pertukaran neto yang timbul;
f. setiap pengklasifikasian kembali; 7. pengungkapan
lainnya.
Ilustrasi Jurnal
2. P enyusutan
Db. Beban penyusutan – aset tanaman TM
Kr A. kumulasi penyusutan – aset tanaman TM
(Beban penyusutan akan menjadi biaya perolehan persediaan)
3. Penurunan nilai
Db. Kerugian penurunan nilai (beban nonusaha)
Kr. Akumulasi penurunan nilai
4. Pemulihan nilai
Db. Akumulasi rugi penurunan nilai
Kr. Keuntungan pemulihan nilai (pendapatan nonusaha)
5. P enghentian pengakuan
Db. Akumulasi penyusutan – aset tanaman TM
Kr. Aset aset tanaman TM
Aset Tetap
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
4. alat pertanian;
5. alat inventaris/peralatan; 6. jalan, jembatan, dan saluran
air; 7. kendaraan.
Biaya perolehan
Penurunan nilai
Penyusutan
permanen 20 tahun
semi permanen 10 tahun
kerangka kayu 5 tahun
Jalan, jembatan, dan saluran
air
permanen 16 tahun
semi permanen 5 tahun
Alat Pengangkutan 5 tahun
Alat Pertanian 5 tahun
Inventaris 5 tahun
3.369. Untuk pabrik sawit dan gula umur ekonomis atas
komponenkomponen masing-masing jenis asetnya dapat dilihat
pada daftar komponenisasi aset tetap (terlampir).
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
4. Penurunan nilai
Db. Kerugian penurunan nilai (beban nonusaha)
Kr. Akumulasi penurunan nilai
5. Pemulihan nilai
Db. Akumulasi penurunan nilai
Kr. Keuntungan pemulihan nilai (pendapatan nonusaha)
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengukuran selanjutnya
Penghentian pengakuan
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
akuntansi liabilitas
Biaya Pinjaman
4.16. Aset kualifikasian adalah aset yang membutuhkan
waktu yang cukup lama agar siap digunakan atau dijual sesuai
dengan maksudnya.
Waktu Kapitalisasi
Utang Usaha
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
4.35. Utang usaha disajikan dalam kelompok liabilitas
jangka pendek.
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
1. utang PPh
Pasal 21; 2. utang
PPh Pasal 23;
3. utang PPh Pasal 29;
4. utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN);
5. utang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan utang pajak
lainnya.
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
4.42. Utang pajak berkurang pada saat disetorkan ke kas
negara.
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
b. PPh pasal 25
c. PPh Pasal 29
d. PPN keluaran
Definisi
Penyajian
diakru sampai tanggal laporan posisi keuangan namun biaya secara
keseluruhan belum jatuh tempo.
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Penyajian
bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan
jasa.
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
1. Pada saat pengakuan awal
Db. Kas dan setara kas
Kr. Utang antar badan hukum
5.
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
1. pelunasan;
2. penjadwalan kembali yang mengakibatkan perubahan
besaran pembayaran pokok utang, bunga/biaya administrasi,
biaya komitmen, denda, dan biaya lainnya;
3. perubahan persyaratan baik sebagian atau seluruh
persyaratan pinjaman kecuali jangka waktu pinjaman;
4. dikonversi menjadi penyertaan modal negara (kekayaan
negara yang dipisahkan) dengan mengubah utang kepada
pemerintah menjadi modal apabila tidak dapat dilakukan
penjadwalan kembali atau perubahan persyaratan, dimana
diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah untuk
mencatat penyertaan modal negara tersebut;
dihapuskan sebagian atau seluruhnya apabila tidak bisa
dijadwalkan kembali, diubah persyaratan atau dikonversi
menjadi penyertaan modal negara, yang diatur sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.
4.109. Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi dapat
dilihat di Bab IV paragraf
4.18 – 4.24.
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
5.
Kr. Utang bunga
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
5.
lain adalah kredit investasi, kredit pembiayaan bersama, kredit
restrukturisasi utang, penjualan wesel bayar jangka panjang
kepada bank dan segala pinjaman jangka panjang pada bank
lainnya.
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
6. pengungkapan lainnya.
Ilustrasi Jurnal
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penyajian
Pengungkapan
2) biaya bunga;
Ilustrasi Jurnal
Provisi
Definisi
Dasar Pengaturan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
akuntansi ekuitas
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penyajian
Pengungkapan
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Saldo Laba
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
pengertian
5.1. Laporan laba rugi komprehensif disajikan secara
berjenjang. Laporan laba rugi komprehensif yang disajikan secara
berjenjang menyajikan beban berdasarkan fungsinya sebagai harga
pokok penjualan, beban kegiatan usaha, dan beban kegiatan bukan
usaha. Penyajian dengan metode ini memberikan informasi yang
lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan. Namun
demikian, di sisi lain alokasi biaya ke masing-masing fungsi
merupakan proses arbitrase dan membutuhkan banyak
pertimbangan.
penghasilan
5.3. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset
atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.
Pendapatan Usaha
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penjualan Jasa
Penjualan Ekspor
Perlakuan Akuntansi
Penjualan barang
Penyajian
Pengungkapan
b. Penjualan ekspor
b. Penjualan ekspor
3. Saat penyelesaian/pelunasan
a. Penjualan lokal
b. Penjualan ekspor
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
1. Pendapatan nonusaha
a. Pada saat pengakuan
2. Keuntungan
Db. Kas dan setara kas
Db. Akumulasi penyusutan aset tetap
Kr. Aset tetap
Kr. Keuntungan penjualan aset tetap
beban
5.60. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
pemilik.
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Pengungkapan
1. Sistem perpetual
a. Pada saat penjualan
2. Sistem periodik
a. Pada saat penjualan
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Penyajian
Ilustrasi Jurnal
1. Beban lain
a. Pada saat perolehan
2. Kerugian
Db. Kas dan setara kas
Db. Akumulasi penyusutan aset tetap
Db. Kerugian penjualan aset tetap
Kr. Aset tetap
Pajak Penghasilan
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Penyajian
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
Definisi
Dasar Pengaturan
Penjelasan
Perlakuan Akuntansi
Pengungkapan
Ilustrasi Jurnal
pengertian
6.1. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang
menunjukkan perubahan ekuitas entitas yang menggambarkan
peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan selama
periode pelaporan.
dasar pengaturan
6.2. Dasar pengaturan laporan perubahan ekuitas antara lain
adalah PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
penjelasan
6.3. Entitas menyusun laporan perubahan ekuitas, dimana divisi
atau unit tidak perlu menyusun laporan perubahan ekuitas.
275
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
277
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
pengertian
7.1. Informasi tentang arus kas berguna bagi para pengguna
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas
dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan
penggunaan arus kas tersebut.
279
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
dasar pengaturan
7.5. Dasar pengaturan mengenai laporan arus kas antara lain
adalah PSAK 2: Laporan Arus Kas.
penjelasan
7.6. Entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan
persyaratan dalam Pedoman ini dan harus menyajikan laporan
tersebut sebagai bagian dari yang tidak terpisahkan atau integral
dengan laporan keuangan untuk setiap periode sajian laporan
keuangan.
283
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
285
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
pengertian
8.1. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran umum entitas,
ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan
dan informasi penting lainnya.
dasar pengaturan
8.9. Dasar pengaturan antara lain adalah PSAK 1: Penyajian
Laporan Keuangan dan SAK lain.
penjelasan
8.10. Pada beberapa kasus, informasi naratif yang
disajikan dalam laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap
relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya,
rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil
akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya
dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali
pada periode berjalan. Pengguna laporan keuangan akan
memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada
akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah
dilakukan selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian
tersebut.
unsur-unsur
2) prinsip-prinsip konsolidasi;
6) persediaan;
18) sewa;
a) sifat hubungan.
b) imbalan pascakerja
direalisasi; dan
(4) sanksi-sanksi.
a) Perkara/sengketa hukum:
PT PERKEBUNAN NUSANTARA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 20X2 dan 20X1
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 20X2 20X1
ASET
Aset Lancar xxxx xxxx
Kas dan setara kas xxxx xxxx
Piutang usaha xxxx xxxx
Piutang antar badan hukum jangka pendek xxxx xxxx
Piutang lain-lain xxxx xxxx
Investasi jangka pendek xxxx xxxx
Persediaan xxxx xxxx
Aset dimiliki untuk dijual xxxx xxxx
Biaya dibayar dimuka xxxx xxxx
Pajak dibayar dimuka xxxx xxxx
Aset lancar lainnya xxxx xxxx
Jumlah aset lancar xxxx xxxx
Aset Tidak Lancar xxxx xxxx
Piutang pengembangan perkebunan rakyat xxxx xxxx
Piutang antar badan hukum jangka panjang xxxx xxxx
Investasi jangka panjang xxxx xxxx
Investasi pada entitas lainnya xxxx xxxx
Investasi pada entitas asosiasi/ventura bersama xxxx xxxx
Properti investasi xxxx xxxx
Aset tanaman semusim xxxx xxxx
Aset tanaman tahunan xxxx xxxx
Aset tetap xxxx xxxx
Aset tidak berwujud xxxx xxxx
Goodwill xxxx xxxx
Lampiran 303
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Aset pajak tangguhan xxxx xxxx
Aset tidak lancar lain xxxx xxxx
Jumlah aset tidak lancar xxxx xxxx
JUMLAH ASET xxxx xxxx
Berlanjut
Lanjuta
n
LIABILITAS
Liabilitas jangka pendek
Utang usaha xxxx xxxx
Utang pajak xxxx xxxx
Biaya yang masih harus dibayar xxxx xxxx
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek xxxx xxxx
Pendapatan diterima dimuka xxxx xxxx
Utang bank jangka pendek xxxx xxxx
Utang antar badan hukum jangka pendek xxxx xxxx
Bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh xxxx xxxx
tempo
Provisi jangka pendek xxxx xxxx
Liabilitas jangka pendek lain xxxx xxxx
Jumlah liabilitas jangka pendek xxxx xxxx
Liabilitas jangka panjang
Utang kepada pemerintah xxxx xxxx
Utang antar badan hukum jangka panjang xxxx xxxx
Utang bank jangka panjang xxxx xxxx
Utang sewa pembiayaan xxxx xxxx
Utang medium term note xxxx xxxx
Utang obligasi xxxx xxxx
Utang imbalan kerja jangka panjang xxxx xxxx
Provisi jangka panjang xxxx xxxx
Liabilitas pajak tangguhan xxxx xxxx
Liabilitas jangka panjang lain xxxx xxxx
304
Jumlah liabilitas jangka panjang xxxx xxxx
JUMLAH LIABILITAS xxxx xxxx
EKUITAS
Ekuitas pemilik entitas induk
Modal disetor xxxx xxxx
Tambahan modal disetor xxxx xxxx
Selisih kombinasi bisnis entitas sepengendali xxxx xxxx
Selisih nilai wajar aset keuangan AFS xxxx xxxx
Keuntungan / kerugian aktuarial xxxx xxxx
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan xxxx xxxx
Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas xxxx xxxx
asosiasi dan ventura bersama
Saldo laba xxxx xxxx
Kepentingan nonpengendali xxxx xxxx
JUMLAH EKUITAS xxxx xxxx
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS xxxx xxxx
Lampiran
PT PERKEBUNAN NUSANTARA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 20X1 dan 20X2
(dalam jutaan Rupiah)
Lampiran 305
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Pendapatan usaha
Penjualan
xxxx xxxx
Ekspor
xxxx xxxx
Lokal
xxxx xxxx
Beban pokok penjualan
xxxx xxxx
Laba bruto
Laba komprehensif
yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
Lampiran 307
)
PT PERKEBUNAN
LAPORAN PERUBAHAN
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 dan
NUSANTARA
dalam jutaan Rupiah
EKUITAS
Lampiran
20X1
(
308
Lampiran
Keteranga Catatan Modal Selisih Selisih kurs Selisih Keuntungan Bagian Saldo Jumlah
n disetor dan kombinasi penjabaran penilaian dan kerugian komprehensif lain laba Ekuitas
tambahan bisnis enttas laporan keuangan AFS aktuarial dari enttasasosiasi
modal sepengendali dalam mata uang /ventura bersama
disetor asing
Saldo per 31 Des xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
20X0
Setoran xxxx x- x- x- x- x- x- x
xxx
) )
Modal
Divide x- - - - - - x
xxxx xxxx
n ( ) ( )
Cadangan - - - - - - xxxx xxxx
umum ( ) ( )
Cadangan - - - - - - xxxx xxxx
tujuan ( (
Laba (rugi ) neto - - - - - - xxx xxx
berjala
periode x x
n
Saldo per 31 Des xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx XXX
) )
20X1
Divide x- x- x- x- x- x- xxxxx Xxxxx
( ) ( )
n
Cadangan - - - - - - xxxx xxxx
umum ( (
Laba (rugi ) neto - - - - - - xxx xxx
berjala
periode x x
nSaldo per 31 Des xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxxx XXXX
20X2 x x x x x x
309
PT PERKEBUNAN NUSANTARA
LAPORAN ARUS KAS
Lampiran 310
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 20X2 dan 20X1
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan Catatan 20X2 20X1
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan
Pelanggan/pembeli
Bunga xxxx xxxx
Lain-lain xxxx xxxx
Total penerimaan xxxx xxxx
xxxx xxxx
Pengeluaran
Pemasok
xxxx xxxx
Mitra usaha
Karyawan xxxx xxxx
Pajak xxxx xxxx
Lain-lain xxxx xxxx
Total Pengeluaran xxxx xxxx
Jumlah arus kas dari aktivitas xxxx xxxx
operasi xxxx xxxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS xxxx xxxx
INVESTASI xxxx xxxx
Penerimaan xxxx xxxx
Penerimaan dividen xxxx xxxx
Penjualan investasi
Lain-lain xxxx xxxx
Lampiran 311
Total penerimaan
Pengeluaran
Perolehan entitas anak
Pembelian aset tetap xxxx xxxx
Lain-lain xxxx xxxx
Total pengeluaran xxxx xxxx
Jumlah arus dari aktivitas investasi xxxx xxxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Penerimaan
Emisi saham
Emisi obligasi / MTN
Pinjaman bank
Penjualan investasi pada entitas anak xxxx xxxx
yang tidak xxxx xxxx
menyebabkan hilangnya pengendalian xxxx xxxx
Lain-lain
xxxx xxxx
Total Penerimaan
xxxx xxxx
Pengeluaran xxxx xxxx
Pembelian kembali saham
Pembayaran utang bank xxxx xxxx
Pembayaran dividen xxxx xxxx
Lain-lain xxxx xxxx
Total Pengeluaran xxxx xxxx
Jumlah arus kas dari aktivitas xxxx xxxx
pendanaan xxxx xxxx
Lampiran 312
Kenaikan (penurunan) arus kas neto xxxx xxxx
Lampiran 313
kompar standakunta keuan
Berikut
asi ini komparasi
ar secara
nsiumum ketentuan
gan dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2011 yang relevan untuk BUMN Perkebunan
Lampiran
dibandingkan dengan ketentuan sebelumnya:
314
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
315 Lampiran
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
K PSAK 3 tentang Isi laporan keuangan
L interim Laporan keuangan
INI lengkap atau A Tidak
Lampiran
laporan keuangan ringkas diatur
interim
Periode komparatf (kuartalan pada kuartal 1
Laporan posisi keuangan Laporan0posisi Tidak diatur
kedua) Jun 2xx keuangan
1 Des 2xx
30
Laporan laba
1 rugi Laporan laba rugi
31
komprehensif: komprehensif:
Jan sd 30 Jun 2xx Jan sd 30 Jun
0
Apr sd 30 Jun 2xx xx
2 Apr sd 30 Jun
1
1 xx0
1 1 2
Laporan perubahan ekuitas
1 Laporan 0 perubahan
Jun 2xx ekuitas
Jun 2xx
30 1 1
Laporan arus kas 30Laporan arus kas
Jun 2xx Jun 2xx
30 30
PSAK 4 Laporan Enttas anak yang dikonsolidasi Seluruh enttas anak harus dikonsolidasi Seluruh enttas anak harus
keuangan dikonsolidasi, kecuali enttas
konsolidasian dan anak yg diperoleh untuk
laporan keuangan dijual kembali dan terdapat
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
316
dijustfkasi secara individual tetapi dapat dijustfkasi
secara gabungan
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
317
K Kepemilikan padaL enttas anak dalam laporan keuangan INI
Nilai wajar atau biaya perolehan A
Metode
tersendiri ekuitas
PSAK 5 Segmen Segmen operasi Aktvitas untuk menghasilkan pendapatan dan Dibedakan dalam
operasi terjadinya beban, diikaji secara reguler untuk alokasi
menghasilkan produk/jasa
sumber daya dan menilai kinerja, dan tersedia dan risiko dan imbalan
infomasi terpisah berbeda dari segmen lain
Segmen dilaporkan Syarat kuanttatf dan kualitatf Syarat kuanttatf
Level pengungkapan Level segmen dan enttas Level segmen
PSAK 7 PengungkapanImbalan kerja personil manajemen kunci Harus diungkapkan Tidak diatur
pihak-pihak berelasi
Pihak tdak berelasi Departemen dan instansi pemerintah yg tdak Departemen dan instansi
mengendalikan, mengendalikan bersama, dan pemerintah
memiliki pengaruh signifkan
Pihak berelasi dengan pemerintah Pengungkapan normal atau pengungkapan lebih Tidak diatur
sederhana
PSAK 8 Peristwa Tanggal penyelesaian laporan keuangan Tanggal otorisasi untuk Tanggal laporan
setelah periode terbit audit
pelaporan
PSAK 10 Pengaruh Mata uang fungsional − Indikator primer: harga jual dan kekuatan − Indikator arus kas:
perubahan kurs persaingan dan peraturan negara yang kegiatan utama
valuta asing mempengaruhi harga jual − Indikator harga jual:
− Indikator sekunder: perolehan pendanaan dan pengaruh pergerakan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Lampiran
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
Lampiran
K Mata uang L Bebas, umumnya INI Sama dengan A mata
penyajian rupiah fungsiona
uang
Selisih kurs yang Tidak lDikapitalisasi ke
devaluasi atau depresiasi
disebabkan diatur aset
biasa dimana tdak
luar
dilakukan lindung
mungkin
PSAK 12 nilai
Bagian Pengendalian bersama enttas Metode ekuitas atau konsolidasi proporsional, dan Tidak diatur
partsipasi dalam dianjurkan metode ekuitas
ventura bersama
PSAK 13 Propert Cakupan Tanah dan -
investasi1 bangunan
Pengukuran Biaya dan nilai -
PSAK 14 Persediaan Rumus biaya LIFO, FIFO danwajar
rata-rata FIFO dan rata-rata
tertmbang tertmban
PSAK 15 Investasi Cakupan Tidak berlaku untuk investasi pada enttas asosiasiTidak diatur g
pada enttas asosiasi yang diukur pada nilai untuk beberapa jenis enttas
tertentu
Pengaruh signifkan Indikator kuanttatf yaitu jumlah kepemilikan dan Indikator kuanttatf yaitu
indikator kualitatf, termasuk hak suara potensialjumlah kepemilikan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Metode pencatatan Metode ekuitas, kecuali investasi pada enttas Metode ekuitas dan metode
asosiasi yang diklasifkasikan sebagai dimiliki untuk
biaya jika ada pembatasan
dijual
2
PSAK 16 Aset tetap Biaya perolehan Harga beli, biaya yang dapat dikaitkan secara Harga beli dan biaya yang
langsung, dan estmasi biaya perbongkaran, dapat dikaitkan secara
pemindahan dan restorasi langsung
Pertukaran aset tetap Berdasarkan pendekatan adanya substansi komersial
Berdasarkan pendekatan
adanya kesamaan jenis aset
318
tetap
Penyusutan Berdasarkan komponen aset tetap Berdasarkan jenis aset tetap
319
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Lampiran
1
Saat ini sudah dikeluarkan ED PSAK 13 (revisi 2011) dan tdak ada perubahan ketentuan yang signifkan
2
Saat ini sudah dikeluarkan ED PSAK 16 (revisi 2011) dan tdak ada perubahan ketentuan yang signifkan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Lampiran 320
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
321
K Review L Review atasINImetode penyusutan, umur manfaat, dan
Tidak
A ada
tahunan nilai residu
Model Model biaya dan model revaluasi Model biaya
pengukuran PSAK 18 Akuntansi
dan pelaporan
program manfaat Tidak
purnakary relevan
PSAK 24 Imbalan Keuntungan dan kerugian aktuarial Pendekatan koridor dan pendekatan pendapatan Pendekatan koridor
kerja komprehensif lain
Saling hapus aset dan Tidak Diatur
PSAK 25 Kebijakan liabilitas
Tidak prakts diatur
Setelah dilakukan seluruh usaha yang tersendiri
Tidak
akuntansi, perubahan rasional diatur
estmasi akuntansi,
dan kesalahan
Lampiran
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Lampiran 322
323
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
3
Saat ini sudah dikeluarkan ED PSAK 30 (revisi 2011) dan tdak ada perubahan ketentuan yang signifkan
Lampiran
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
K L
PSAK 26 Biaya INI A
Tidak ada perubahan yang
Lampiran
pinjama
n signifkan
PSAK 28 Akuntansi
kontrak asuransi Tidak
kerugia relevan
3 n
PSAK 30 Sewa Cakupan Perjanjian sewa dan perjanjian non-sewa yang Perjanjian sewa barang
mengandung sewa modal
Klasifkasi sewa Jika ada pengalihan manfaat dan risiko signifkanJika
dari
memenuhi seluruh
kepemilikan aset, sebagai sewa pembiayaan syarat di bawah, sebagai
sewa pembiayaan
Indikasi yang mengarah kepada sewa pembiayaan: − Ada hak opsi beli
− Pengalihan kepemilikan pada akhir masa sewa − Pembayaran berkala
− Opsi beli yang dapat dipastkan akan dilakukan ditambah ) nilai sisa
− Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur mencakup harga
ekonomis aset perolehan dan bunga
− Nilai kini dari pembayaran sewa minimum full payout lease
mendekat nilai wajar aset − Masa sewa minimum
− Aset bersifat khusus dan hanya lessee yang dua tahun
(
dapat menggunakannya tanpa perlu modifkasi
secara material
− Jika sewa dibatalkan, kerugian lessor ditanggung
lessee
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
324
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
325 Lampiran
Lampiran
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
4
Perbandingan antara ED PSAK 38 (revisi 2011) dan PSAK 38 (revisi 2004)
326
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
327
K L PSAK 33 Aktvitas INI A
pengupasan
lapisan tanah
dan pengelolaan Tidak
lingkungan hidup relevan
pada
umu
pertambangan
m
PSAK 34 Kontrak
konstruks Tidak
iPSAK 36 Akuntansi relevan
kontrak asuransi Tidak
jiwa relevan
PSAK 38 Kombinasi Cakupan Kombinasi bisnis enttas Transaksi
bisnis enttas sepengendali enttas
restrukturisasi
4
sepengendali sepengendali
Pengendalian Tidak bersifat Tidak
Selisih antara jumlah imbalan dan nilai Bagian dari
sementara diatur
Bagian dari ekuitas
buku modal direklasifkasi ke laba
dan
ketka hilang
rugi
dan pengalihan ke
sepengendalian
tdak
pihak
PSAK 45 sepengendali
keuangan enttas
Pelaporan Tidak
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
nirlab relevan
a
PSAK 46 Pajak
penghasila Tidak perubahan yang
n signifkan
Lampiran
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
Lampiran
K L PSAK 47 Akuntansi INI A
tana5 Tidak ada
h perubahan
PSAK 48 PenurunanIdentfkasi penurunan nilai Seluruh aset dilakukan uji penurunan nilai setelahSeluruh aset dilakukan uji
nilai aset ada indikasi penurunan nilai, kecuali goodwill, aset
penurunan nilai setelah ada
tdak berwujud yang umurnya tdak terbatas, danindikasi penurunan nilai
aset tdak berwujud yang belum digunakan, harus
dilakukan uji penurunan nilai secara periodik
Indikasi penurunan nilai − Nilai tercatat melebihi nilai kapitalisasi pasarTidak diatur indikasi
− Nilai investasi melebihi nilai aset neto tersebut
− Dividen melebihi laba
Goodwill Goodwill dialokasikan ke unit penghasil kas terkecil
Tidak diatur
Rugi penurunan nilai unit penghasil kas − Goodwill − Goodwill
− Aset lain secara pro rata − Aset tdak berwujud
tanpa harga pasar
− Aset yang harga jual
lebih kecil daripada
nilai tercatat
− Aset lain secara pro
rata
Pemulihan rugi penurunan nilai Tidak berlaku untuk goodwill Termasuk goodwill
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
PSAK 50 Instrumen Klasifkasi instrumen keuangan sebagai instrumen ekuitas Tidak ada kewajiban kontraktual untuk menyerahkanTidak diatur
keuangan: penyajian aset keuangan, atau mempertukarkan aset keuangan
atau liabilitas keuangan dalam kondisi tdak
menguntungkan
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan Hak yang dapat dipaksakan secara hukum dan Tidak diatur
berniat menyelesaikan atau merealisasikan aset dan
liabilitas dengan dasar neto secara simultan
PSAK 53
328
berbasis Tidak relevan saat
Pembayaran
saham ini
329
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Lampiran
5
Saat ini sudah dikeluarkan ED ISAK 25 dan tdak ada perubahan ketentuan yang signifkan
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Lampiran 330
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
331
K
PSAK 55 Instrumen Klasifkasi L Diukur pada nilai wajarINI
melalui laba A
− − Diperdagangkan
keuangan: pengakuan − Tersedia
rugi untuk − Tersedia untuk dijual
dan pengukuran − Dimiliki
dijual hingga jatuh − Dimiliki hingga jatuh
− Pinjaman
tempo yang diberikan dan tempo
piutang
Perhitungan Metode suku bunga efektf Metode suku bunga
bunga sederhana
Penurunan Berbasis kerugian yang sudah terjadi (incurred loss)
Berbasisi kerugian yang akan
nilai terjadi (expected loss)
PSAK 56 Laba per
saha Tidak ada perubahan
m signifkan
PSAK 57 Provisi,
liabilitas Tidak ada perubahan
dan aset
kontjensi, signifkan
kontnjensi
PSAK 58 Aset tdak Syarat aset dimiliki untuk dijual − Tersedia untuk segera dijual dalam Tidak
lancar dimiliki untuk sekarang dan sesuai dengan persyaratan
kondisinya diatur
dijual dan operasi penjualan,
dalam
yang dihentkan dan
− Penjualan harus kemungkinan besar
komitmen manajemen, program aktf cari
terjadi
pembeli, harga wajar, diperkirakan dijual
satu
dalamtahun, dan pembatalan kecil
Pengukuran dan penyajian Diukur pada nilai yang lebih rendah Tidak
− terjadi)
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Lampiran
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
K
PSAK 60 Instrumen Hal yang diungkapkan L INI A
− Signifkansi terhadap posisi keuangan dan − Signifkansi terhadap
Lampiran
keuangan: kinerja keuangan posisi keuangan dan
pengungkapan − Sifat dan luas risiko yang tmbul kinerja keuangan
− Sifat risiko yang tmbul
PSAK 61 Akuntansi Hibah pemerintah Diakui sebagai pendapatan Diakui sebagai modal donasi
hibah pemerintah
dan pengungkapan
bantuan pemerintah
Hibah terkait dengan aset Disajikan sebagai pengurang biaya peroleha asetTidak
atau diatur
pendapatan ditangguhkan
Hibah terkait dengan pendapatan Disajikan dalam pos tersendiri atau pos umum Tidak diatur
PSAK 62 Kontrak
asurans Tidak
relevan
PSAKi 63
keuangan dalam
Pelaporan Tidak relevan saat
ekonomi ini
hiperinfasi
PSAK 64 Aktvitas
eksplorasi dan
evaluasi pada Tidak
pertambangan relevan
sumber daya
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
mineral
ISAK 7 Konsolidasi
enttas bertujuan Tidak ada perubahan yang
khusu signifkan
ISAK 8 Penentuan Kriteria perjanjians mengandung sewa Ketergantungan aset tertentu dan hak menggunakanTidak diatur
apakah suatu aset
perjanjian
mengandung sewa
332
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
333 Lampiran
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
K ISAK 9 Perubahan L
Perubahan liabilitas purnaoperasi, restorasi, dan liabilitas INI
Model biaya, menyesuaikan jumlah tercatat asetTidak
A diatur
−
Lampiran
liabilitas serupa tetap
purnaoperasi, − Model revaluasi, penurunan liabilitas diakui
restorasi, dan sebagai kenaikan surplus revaluasi, dan kenaikan
liabilitas serupa liabilitas diakui sebagai kerugian
ISAK 10 Program Program sendiri atau jumlah signifkan Diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan Tidak diatur
loyalitas pelanggan kemudian diakui sebagai pendapatan ketka
penukaran poin
Program pihak lain atau jumlah tdak signifkan Diakui sebagai beban Tidak diatur
ISAK 11 Distribusi
aset nonkas Tidak
pemili
kepada relevan
ISAK 12 Pengendalian
Penyertaan saham dalam bentuk
k aset non-moneter Selisih nilai wajar dan nilai buku diakui sebagai Tidak diatur
bersama enttas keuntungan atau kerugian sebesar porsi pemegang
– kontribusi aset saham lain
nonmoneter oleh
venturer
ISAK 13 Lindung
investasi neto atas
nilai
kegiatan usaha Tidak relevan saat
neger
luar ini
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
334
pendanaan ini
dan
minimum
interaksinya
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
335
K L ISAK 16 Perjanjian INI A
konsesi Tidak
relevan
ISAK 17 Laporan Goodwill dan instrumenjasa
ekuitas yang dicatat pada biaya Tidak ada pemulihan dalam laporan keuangan Tidak diatur
keuangan interim dan perolehan interim selanjutnya
penurunan nilai
ISAK 18 Bantuan Bantuan pemerintah yang tdak terkait spesifk denganTermasuk bagian hibah pemerintah Tidak
pemerintah – tdak aktvitas diatur
ada relasi spesifk
dengan akttvas
operasi
ISAK 19
pendekatan
Penerapan
kembali PSAK 63
penyajian
pelaporan Tidak relevan saat
dalam ekonomi
keuangan ini
hiperinfas
iISAK 20 Pajak
penghasilan
– perubahan Tidak relevan saat
pajak enttas dan
status ini
pemegang
para
sahamnya
ISAK 21 Perjanjian
konstruksi real Tidak
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
estat relevan
ISAK 22 Perjanjian
konsesi jasa Tidak
– relevan
pengungkapan
ISAK 23 Sewa operasi Insentf untuk sewa operasi baru atau yang diperbarui Bagian tdak terpisahkan dari imbalan neto yang Tidak diatur
– insentf disepakat dalam sewa
Lampiran
SA PERIHA SAAT SEBELUMNY
K ISAK 24 Evaluasi L
Indikasi perjanjian yang melibatkan suatu bentuk legal INI
Tidak ada pengalihan manfaat dan risiko terkait Tidak
A diatur
Lampiran
substansi beberapa sewa tetapi bukan perjanjian sewa kepemilikan aset dan hak atas penggunaan aset
transaksi yang sebagaimana sebelum perjanjian, alasan untuk
melibatkan suatu memperoleh manfaat pajak, dan adanya opsi yang
bentuk legal sewa hampir dilaksanakan.
Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
336