Perhitungan Jarak Antar Kawat Dan Clearance Saluran Transmisi Udara PDF
Perhitungan Jarak Antar Kawat Dan Clearance Saluran Transmisi Udara PDF
I. PENDAHULUAN
2.1 Pendahuluan
Perencanaan saluran transmisi meliputi beberapa
tahap yang sangat terkait antara satu tahapan dengan
tahapan atau bagian lainnya. Di antaranya adalah penentuan
tegangan, pemilihan jenis kawat konduktor, perhitungan
nilai andongan, penentuan jarak minimum antar kawat
konduktor, serta clearance pada saluran.
1.2 TUJUAN
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah :
1. Menghitung jarak antar kawat dan clearance pada
perencanaan saluran transmisi udara.
2. Menganalisis hasil perhitungan jarak antar kawat dan
clearance dengan beberapa metode.
3. Membandingkan hasil perhitungan jarak antar kawat
dan clearance terhadap standar yang ada
4. Menganalisis faktr yang berpengaruh terhadap
perhtungan jarak antar kawat dan clearance saluran
transmisi udara.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Untuk menyederhanakan permasalahan dalam
Tugas Akhir ini diperlukan adanya batasan-batasan, yaitu:
1. Tidak membahas konstruksi menara transmisi,
isolator-isolator, maupun peralatan-peralatan pada
menara.
2. Nilai induktansi dan kapasitansi akibat pengaruh
GMD, GMR, dan bundled diabaikan.
3. Tidak membahas perhitungan medan listrik dan medan
elektromagnet yang terjadi pada saluran udara.
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP
2)
Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP
1
V =
PN
Z0
KV
(2.1)
di mana
V
=
tegangan
PN
=
daya natural
Z0
=
impedansi karakteristik
Sedangkan jika digunakan pendekatan rumus
diformulasikan oleh Alfred Still :
yang
V = 5,5 + l +
KWmaks
KV
100
(2.2)
V = 5,5 + l +
KVA
KV
150
(2.3)
atau
di mana
=
A=
P 2 L
PLV 2 cos 2
(2.4)
di mana
P
=
daya
V
=
tegangan
I
=
arus
R
=
tahanan kawat
cos =
faktor daya
A
=
luas penampang konduktor
=
tahanan jenis kawat
L
=
panjang saluran
=
rugi-rugi
PL
Selain itu dapat juga digunakan rumus pendekatan
untuk menentukan penampang kawat optimum, dengan
memperhatikan faktor-faktor seperti : biaya yang ekonomis,
kapasitas hantar kawat ( faktor termis ), pengaturan
tegangan, dan kuat tarik kawat[4]. Persamaan yang
diformulasikan untuk penampang kawat optimum adalah
d=
H
wL
1
cosh
w
2H
(2.7)
d=
wL2
8H
(2.8)
l=
2H
wL
sinh
w
2H
(2.9)
tarik
yang
w2 2 L2 MA
w1 L2 MA
tMA =
T2 T2 T1
2
24
24
T
(2.5)
(2.10)
di mana
Im
w
=
=
=
=
arus maksimum
berat kawat per CM-foot
( CM = Circular Mil )
3,03 x 10-6 untuk kawat tembaga
penampang kawat dalam CM
9 + 0,8459 K
Cf
Di mana
I=
=
=
A.t
0,009
(0,0025 +
) Ampere
R
d
=
=
L
d
l
T2
T1
w1
w2
M
A
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
(2.6)
dimana
I
R
A
H
w
=
=
=
a = 0,3048 V + 4.010
dmax
=
andongan pada suhu maksimum
dkerja
=
andongan pada suhu kerja
Sedang nilai clearance menurut IER[16] adalah
(kV 33) m
h = 5.182 + 0.305
33
D
S cm (2.11)
w
V2
a = 7.5 S +
cm
200
(2.12)
a = 6.5 S + 0.7 V cm
(2.13)
Metode perhitungan menurut French formula[16]
adalah sebagai berikut :
a =8 S+L +
V
cm
1. 5
(2.14)
Di mana
a
V
S
L
=
=
=
=
S
12
(2.19)
inchi
(2.16)
Di mana
a
=
jarak antar kawat dalam inchi
V
=
tegangan dalam kV
S
=
andongan dalam inchi
Rumus lain hasil formulasi NESC adalah sebagai berikut
cm
(2.17)
2.6 Clearance
Pengertian clearance sebenarnya
meliputi
clearance secara vertikal dan horisontal. Clearance secara
horisontal berhubungan dengan jarak bebas terhadap kakikaki menara. Sedangkan clearance secara vertikal adalah
jarak bebas terhadap kawat konduktor terendah. Dalam
tugas akhir ini clearance yang dimaksud adalah clearance
secara vertikal. Tinggi kawat minimum di atas tanah
menurut Safety Code Formula[4] adalah :
h = 20 ft + (kV 50 )0,5' '+0,75 d max d ker ja inchi
Parameter
Daya
Faktor Daya
Panjang Saluran
Tegangan
Jenis konduktor
Jumlah bundle
Diameter
(2.18)
di mana
kV
persamaan-
tegangan
Nilai
1000
0.86
200
500
ACSR Gannet
1
25.76
Satuan
MW
m
kV
mm2
Parameter
Luas Penampang
Berat kawat
Nilai
392,8
1,408
Tahanan jenis
0.033588
Resistansi
KHA
Harga kawat
Harga energi
Faktor beban tahunan
Biaya tetap tahunan
Suhu konduktor
Suhu lingkungan
Kuat tarik
Suhu standar
Tebal es
Kecepatan angin
Faktor bentuk
Faktor ketidaksamaan
Span
Horizontal tension
Sudut pergeseran rute
Panjang isolator
0.08551
805
1250
650
45
15
50
15
11986
15
0
0
100
1
400
2398.3
5
2.5
Satuan
mm2
Kg/m
ohm
mm2/m
ohm/km
Ampere
Rp/Kg
Rp/KWh
%
%
o
C
o
C
Kg
o
C
mm2
Km/jam
%
Tabel 4.3 Hasil perhitungan jarak antar kawat dengan variasi suhu
Suhu
(oC)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
M
Kg
o
Parameter
Tegangan
Jenis konduktor
Luas minimum
Luas penampang konduktor
KHA
Andongan
Tegangan tarik maksimum
Panjang kawat
Gaya pada menara
FOS
Mecombs
VDE
NESC 1
NESC 2
Swedish
French
Midlands Electricity
Clearance NESC
Clearance IER
Nilai
500
ACSR Gannet
392.79
392.8
778.39723
11.755146
2414.85125
400.919109
210.66866
4.99771
4.03937
15.07143
5.07152
6.48627
5.72858
6.30037
9.281077
11.85907
9.49821
Satuan
kV
Suhu
(oC)
mm2
mm2
Ampere
m
Kg
m
Kg
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
m
m
m
m
m
m
m
m
m
Jarak
Mecomb
(m)
3.971
3.994
4.017
4.039
4.061
4.083
4.104
4.125
4.145
4.165
4.185
4.204
4.223
4.242
4.260
4.278
4.296
Jarak
VDE
(m)
15.002
15.025
15.049
15.071
15.094
15.116
15.137
15.159
15.179
15.200
15.220
15.240
15.259
15.278
15.297
15.316
15.334
Jarak
NESC 1
(m)
5.037
5.049
5.060
5.072
5.083
5.093
5.104
5.114
5.125
5.135
5.144
5.154
5.164
5.173
5.182
5.191
5.200
Jarak
NESC 2
(m)
6.452
6.464
6.475
6.486
6.497
6.508
6.519
6.529
6.539
6.549
6.559
6.569
6.578
6.588
6.597
6.606
6.615
Jarak
Swedish
(m)
5.668
5.689
5.709
5.729
5.748
5.767
5.786
5.804
5.822
5.840
5.857
5.875
5.891
5.908
5.924
5.940
5.956
Jarak
French
(m)
6.232
6.255
6.278
6.300
6.322
6.344
6.366
6.387
6.407
6.428
6.448
6.467
6.487
6.506
6.524
6.543
6.561
Jarak
Midlands
(m)
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
9.281
Tabel 4.4 Hasil perhitungan jarak antar kawat dengan variasi nilai
andongan
Andongan
(m)
8.902
11.755
15.046
19.122
33.995
Andongan
(m)
8.902
11.755
15.046
19.122
33.995
Jarak
Mecomb
(m)
3.713
4.039
4.370
4.732
5.802
Jarak
NESC
1 (m)
4.908
5.072
5.237
5.419
5.955
Jarak
VDE
(m)
14.738
15.071
15.409
15.780
16.873
Jarak
NESC
2 (m)
6.322
6.486
6.652
6.834
7.370
Jarak
Swedish
(m)
5.439
5.729
6.021
6.342
7.290
Jarak
French
(m)
5.975
6.300
6.636
7.010
8.133
Parameter
Jumlah bundle
Diameter
Suhu standar
Suhu
Tebal es
Kecepatan angin
Faktor bentuk
Faktor ketidaksamaan
Span
Horizontal tension Gannet
Horizontal tension Zebra
Horizontal tension Hawk
Sudut pergeseran Rute
Panjang isolator
Jarak
Midlands
(m)
7.355
9.281
11.472
14.139
23.837
Nilai
1
25.76
15
15
0
0
100
1
400
2398.3
2605.143
1766.118
5
2
Satuan
mm2
o
C
o
C
mm2
Km/jam
%
m
Kg
Kg
Kg
o
Jenis
konduktor
Sag
(m)
Tension
(kg)
Gannet
Hawk
Zebra
11.76
11.08
12.46
2414.85
1776.94
2625.34
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Tabel 4.5 Hasil perhitungan jarak antar kawat dengan variasi nilai
tegangan
Gannet
Hawk
Zebra
12
Tegangan
(kV)
150
275
500
Tegangan
(kV)
2.405
3.357
5.072
Jarak
NESC
1 (m)
3.819
4.772
6.486
Jarak
VDE
(m)
3.696
6.353
15.071
Jarak
NESC
2 (m)
3.967
4.800
6.300
Jarak
Swedish
(m)
3.279
4.154
5.729
Jarak
French
(m)
9.281
9.281
9.281
Gaya
(kg)
210.67
155.02
229.03
Jarak
Mecomb
(m)
2.973
3.354
4.039
Panjang
kawat
(m)
400.92
400.82
401.03
Jarak
Midlands
(m)
2.405
3.357
5.072
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Gannet
Hawk
Zebra
12
Jarak
Mecomb
(m)
4.04
4.50
4.02
Jarak
NESC
1
(m)
5.07
5.03
5.11
Jarak
VDE
(m)
15.07
14.99
15.15
Jarak
NESC
2
(m)
6.49
6.45
6.52
Jarak
Swedish
(m)
5.73
5.66
5.79
Jarak
French
(m)
6.30
6.23
6.38
Jarak
Mid
lands
(m)
9.28
8.90
9.71
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Gannet
Hawk
Zebra
7.30
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Gannet
Hawk
Zebra
7.30
Jarak
Mecomb
(m)
4.04
4.50
4.02
Jarak
NESC
1
(m)
5.07
5.03
5.11
Jarak
VDE
(m)
15.07
14.99
15.15
Jarak
NESC
2
(m)
6.49
6.45
6.52
Jarak
Swedish
(m)
5.73
5.66
5.79
Jarak
French
(m)
6.30
6.23
6.38
Jarak
Mid
lands
(m)
9.28
8.90
9.71
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Gannet
Hawk
Zebra
2.25
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Gannet
Hawk
Zebra
2.25
Jarak
Mecomb
(m)
2.97
3.43
2.96
Jarak
NESC
1
(m)
2.40
2.37
2.44
Jarak
VDE
(m)
3.70
3.62
3.77
Jarak
NESC
2
(m)
3.82
3.78
3.86
Jarak
Swedish
(m)
3.29
3.21
3.34
Jarak
French
(m)
3.97
3.89
4.04
Jenis konduktor
ACSR Gannet
ACSR Hawk
ACSR Zebra
SNI
(m)
Gannet
Hawk
Zebra
4.20
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Gannet
Hawk
Zebra
4.20
Jarak
Mecomb
(m)
2.97
3.43
2.96
Jarak
NESC
1
(m)
2.40
2.37
2.44
Jarak
VDE
(m)
3.70
3.62
3.77
Jarak
NESC
2
(m)
3.82
3.78
3.86
Jenis konduktor
ACSR Gannet
ACSR Hawk
ACSR Zebra
3.97
3.89
4.04
9-18
7.32-11.58
Clearance
NESC IER
(m)
(m)
11.859 9.498
11.861 9.498
11.858 9.498
Standar
SNI
NESC
(m)
(m)
5-13.5
5.63-9.45
Clearance
NESC IER
(m)
(m)
7.414 6.263
7.416 6.263
7.413 6.263
Jarak
Swedish
(m)
3.29
3.21
3.34
Jarak
French
(m)
Standar
NESC
(m)
Jarak
Mid
lands
(m)
9.28
8.90
9.71
Jenis
Konduktor
SNI
(m)
Jarak
Mid
lands
(m)
9.28
8.90
9.71
V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Tugas Akhir ini
diantaranya adalah
1. Berdasar hasil perhitungan pada tabel 4.8 hingga tabel
4.11, dari beberapa metode perhitungan jarak minimum
antar kawat, yang memberikan hasil paling mendekati
dan memenuhi dengan standar jarak antar kawat yang
diterapkan di Indonesia adalah metode VDE.
2. Penentuan clearance selain dipengaruhi oleh tegangan
dan andongan, juga harus memperhatikan kondisi lokasi
sekitar saluran.
3. Berdasar hasil perhitungan pada tabel 4.12 dan tabel 4.13,
perhitungan clearance yang paling mendekati dan
memenuhi dengan standar di Indonesia adalah metode
NESC.
5.2 SARAN
1. Perhitungan jarak antar kawat maupun clearance perlu
mempertimbangkan kondisi lokasi di sekitar saluran.
2. Dalam melakukan perhitungan jarak antar kawat maupun
clearance akan lebih baik jika ikut mempertimbangkan
efek medan elektromagnet dan medan elektrostatik pada
saluran.
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, A. dan Kuwahara, S. Buku
Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II : Saluran
Transmisi, cetakan kelima, Pradnya Paramita,
Jakarta, 1982.
Deshpande, M.V. Electrical Power System Design,
Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd, New
Delhi. 1984.
Gnen, Turan. Electric Power Transmission System
Engineering : Analysis & Design. John Wiley and
Sons, Inc. Toronto. 1988.
Hutauruk, T. S. Transmisi Daya Listrik, cetakan
keempat, Erlangga, Jakarta, 1996.
Saadat, Hadi. Power System Analysis. Mc Graw
Hill Inc, Singapore, 1999.
Sulasno, Ir. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Edisi
kedua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang. 2001.
Sulasno, Ir. Teknik Distribusi Daya Listrik. Edisi
kedua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang. 2001.
-----Pedoman Penyuluhan Peraturan Menteri
Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992,
Jakarta, 1992.
-----SPLN 1, PT PLN (Persero), Jakarta, 1995.
-----SPLN 41-7-1981 : Hantaran Aluminium
Berpenguat Baja ( ACSR ), PT PLN (Persero),
Jakarta, 1981.
-----SPLN 41-10-1991 : Penghantar Aluminium
Paduan Berselubung Polietilen Ikat Silang ( AAAC-S
), PT PLN (Persero), Jakarta, 1991.
-----SNI 04-6918-2002 : Ruang Bebas dan Jarak
Bebas Minimum pada Saluran Udara Tegangan
Tinggi ( SUTT ) dan Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi ( SUTET ), BSN, Jakarta, 2002.
Fauzi, Akhmad. Studi Analisis Pemilihan Tegangan
Optimal Untuk Saluran Transmisi Daya Listrik.
Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang, 2006.
Pambudi, Kukuh. Simulasi Perhitungan Andongan
Dan Tegangan Tarik Pada Saluran Udara. Tugas
Akhir Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang, 2001.
Kumar, S.R. Satish dan A.R. Santha Kumar.
Transmission
Tower,
http://nptel.iitm.ac.in/
courses/IIT-MADRAS/Design_Steel_Structures_II/
7_transmission_towers/1_introduction.pdf,
Desember 2008.
Kumar, S.R. Satish dan A.R. Santha Kumar.
Material Properties, Clearances and Tower
Configurations, http://nptel.iitm.ac.in/courses/IITMADRAS/Design_Steel_Structures_II/7_transmissi
on_towers/2_material_properties.pdf, Oktober 2008.
Kumar, S.R. Satish dan A.R. Santha Kumar. Factor
of Safety and Load, http://nptel.iitm.ac.in
/courses/IIT-MADRAS/Design_Steel_Structures_II/
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
7_transmission
_towers/3_safety_and_loads.pdf,
Desember 2008.
Kumar, S.R. Satish dan A.R. Santha Kumar. Tower
Design,http://nptel.iitm.ac.in/courses/IIT-MADRAS
/Design_Steel_Structures_II/7_transmission_towers/
4_tower_design.pdf, Desember 2008.
Ananda, Stephanus Antonius dkk. Pengaruh
Perubahan Arus Saluran Terhadap Tegangan Tari
Dan Andongan pada SUTET 500 KV di Zona
Krian,http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/pdf.
php?PublishedID=ELK06060102, Agustus 2008.
-----Overhead
Lines
Reference
Manual,
http://www.eon-uk.com/distribution/CiCdocs/01%20
Technical%20Documents/CN%20West/OHL%20RE
FERENCE%20MANUAL.pdf, Desember 2008.
-----,http://www.lasercables.com/aac-acsr-aaacconductors/lumino-acsr-conductors.htm, Oktober
2008.
-----,http://www.migas-indonesia.com/index.php?
module=article&sub=article&act=view&id=3669,
Desember 2008.
-----, http://www.nationalgrid.com/, November 2008.
Prasetyono, Suprihadi. Analisis Unjuk Kerja
Mekanis Konduktor ACCR Akibat Perubahan Arus
Saluran,
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/
pdf.php?PublishedID=ELK07070104, Agustus 2008.
-----PPL Design Criteria and Safety Practices,
http://www.pplreliablepower.com/NR/rdonlyres/DE6
5C1DF-A8FD-4B84-B26A-39CB554006B7/0/
E7PPLDesignCriteriaandSafetyPractices.pdf, Januari
2009.
-----Design Manual for High Voltage Transmission
Lines, http://www.usda.gov/rus/electric/pubs/1724e
-200.pdf, November 2008.
Heru Sumarsono (L2F 004 485)
Lahir di Magelang, menyelesaikan pendidikan dasar
hingga pendidikan menengah di Magelang. Saat ini
sedang menempuh pendidikan di jurusan Teknik
Elektro Undip Bidang Konsentrasi Teknik Energi
Listrik
Semarang, Maret 2009
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II