Penatalaksanaan Ulkus Dekubitus
Penatalaksanaan Ulkus Dekubitus
DEFINISI
Ulkus dekubitus ialah ulkus yang terjadi akibat nekrosis jaringan lokal
yang cenderung terjadi ketika jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang
dengan permukaan eksternal dalam jangka waktu lama. Terjadi gangguan
mikrosirkulasi jaringan lokal dan mengakibatkan iskemik dan hipoksia jaringan.1
ETIOLOGI
Faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya ulkus dekubitus
ialah tekanan antar permukaan,gaya geser, gesekan , kelembapan dan nutrisi.
Tekanan atau gaya per satuan luas dianggap sebagai faktor yang paling penting
dalam pembentukan ulkus dekubitus. Pada keadaan normal tekanan jaringan
adalah antara 12 hingga 32 mm Hg. Jika tekanan lebih tinggi dari batas tersebut
akan menganggu sirkulasi jaringan dan oksigenasi tubuh. Ketika seorang pasien
terlentang dan imobilisasi pada tempat tidur rumah sakit contohnya pada penderita
paraplegi, tekanan setinggi 150 mm Hg akan dihasilkan, akibat daripada tonjolan
tulang dibawah kulit. Selain itu, posisi duduk juga dapat menghasilkan tekanan
yang tinggi pada permukaan tubuh. Jika tekanan dikurangi dengan teratur,
pemulihan jaringan bisa terjadi, sedangkan tekanan yang konstan pada permukaan
tubuh dapat menyebabkan kematian jaringan.1,2
PATOFISIOLOGI
Luka dekubitus merupakan dampak dari tekanan yang terlalu lama pada
area permukaan tulang yang menonjol dan mengakibakan berkurangnya sirkulasi
darah pada area yang tertekan dan lama kelamaan jaringan setempat mengalami
iskemik, hipoksia dan berkembang menjadi nekrosis. Tekanan yang normal pada
kapiler adalah 32 mmHg. Apabila tekanan kapiler melebihi dari 32 mmHg, maka
akan terjadi gangguan mikrosirkulasi pembuluh darah.2,3
Dengan
terjadi
gangguan
mikrosirkulasi
pembuluh
darah
akan
Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi luka kulit yang diperbesar. Kulit tidak
berwarna, hangat, atau keras juga dapat menjadi indikator.
Stadium II :
Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan atau dermis. Luka
superfisial dan secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang
dangkal.
Stadium III:
Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang
mungkin akan melebar ke bawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di
bawahnya. Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam dengan atau
tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV:
Unstageable:
Kehilangan ketebalan dimana dasar ulkus ditutupi oleh slouhgh (kuning, cokelat,
abu-abu, hijau atau coklat) dan / atau eschar (cokelat, cokelat atau hitam) pada
dasar luka
Bewarna ungu atau merah maron local pada daerah akibat kerusakan yang
mendasari jaringan lunak dari tekanan. Daerah ini dapat didahului oleh jaringan
seperti permukaan ekstensor tungkai, dorsum kaki, atau hujung jari. Jika dicurigai
ulkus akibat penyakit diabetes, maka pada pemeriksaan fisis akan didapatkan
gangguan pada saraf tepi berupa kurang rasa nyeri. Manakala pada ulkus vena
sering terjadi karena insufisiensi arteri dan vena akibat deep vein thrombosis dan
sering terjadi didaerah maleolus medialis.4
PENATALAKSANAAN
Terapi harus dibedakan secara individual untuk setiap pasien dan
membutuhkan lebih dari sekedar manajemen luka sederhana. 2
Pengobatan juga dapat berupa non-operatif seperti perawatan luka lokal
(solution, salep, krim, dressing, topikal atau debridemen mekanis, dan stimulasi
listrik) dan operasi seperti debridement , penutupan luka langsung, skin graf, dan
myocutaneous flaps). Pada stadium ulkus dekubitus I dan II, biasanya hanya
membutuhkan perawatan non-operatif. Pada stadium ulkus dekubitus III dan IV
memerlukan perawatan secara operatif. Kedua perawatan tersebut harus
memasukkan terapi redistribusi tekanan, optimasi nutrisi, pencegahan ulserasi,
dan pendidikan pasien untuk mengelola ulkus dan mencegah timbulnya ulkus
yang baru dan terjadinya kekambuhan.2,5,6
A. Mengurangi tekanan, gesekan dan gaya gesek2,6
1. Positioning.
Teknik posisi sangat penting dalam penanganan ulkus dekubitus. Sangat penting
untuk membatasi dan mengurangi peninggian tempat tidur dan memastikan
tempat tidur pada daerah kepala dielevasi pada tingkat terendah untuk mengurangi
geser didaerah sakral. Pasien yang imobilisasi harus ditempatkan pada 30 posisi
miring ke kiri atau kanan, bergantian setiap 2 jam minimal. Pasien harus diangkat
dan bukan diseret di tempat tidur, menggunakan perangkat seperti trapeze atau
alas tempat tidur, Repositioning harus dilakukan sesering mungkin untuk menjaga
kondisi pasien.2
2. Permukaan yang mendukung
Permukaan yang mendukung bisa digunakan di atas atau sebagai gantinya dari
matras standar. Permukaan ini mendistribusikan tekanan ke area permukaan yang
lebih besar dan tipe permukaan yang digunakan tergantung dari kebutuhan pasien
dan kemampuan pasien. Permukaan yang mendukung ini dibagi menjadi yang
statis dan dinamis, yang terakhir didukung oleh listrik. Permukaan pendukung
yang static direkomendasikan kepada pasien yang bisa merubah beberapa posisi
tanpa memberikan tekanan berat pada luka. Bentuk ini termasuk matras busa
khusus dan matras dengan isi bervariasi. Untuk psaien yang tidak bisa sering
melakukan perubahan posisi, yang tidak mobile yang memiliki ulkus yang besar
atau banyak dan pasien ulkus yang tidak resposif bisa diberikan permukaan
pendukung yang dinamis, yang bertenaga listrik. Benda ini memberikan siklus,
tekanan alternatif yang berganti-ganti.2
B. Manajemen Luka2
1. Cleansing.
Pembersihan luka harus dilakukan dengan berhati-hati untuk meminimalkan
trauma mekanik dan trauma kimia untuk penyembuhan jaringan. Normal salin
lebih banyak dipakai karena larutan tersebut merupakan larutan paling fisiologis
dalam kaitannya dengan luka. Tekanan irigasi yang efektif dan aman untuk ulkus
berkisar dari 4 sampai 15 psi; tekanan yang lebih tinggi dari ini dapat
menyebabkan trauma dan mendorong bakteri ke dalam jaringan luka. Pembersih
dan antiseptik tertentu seperti povidone iodine, larutan hipoklorit natrium,
hidrogen peroksida, asam asetat, dan deterjen cair harus dihindari, karena agen
tersebuti merupakan sitotoksik dan dapat menghambat pertumbuhan epitel kulit.2
2. Debridement
Ulkus dengan tanda nekrotik jaringan harus debridemen, karena jaringan nekrotik
mendukung pertumbuhan organisme patogen. Terdapat empat metode
debdridement yaitu:
a. Mechanical Debridement
Teknik debridement ini termasuk penggunaan salin atau wet-to-moist dressing,
hidroterapi (pusaran air), irigasi luka, dan penerapan dextranomers. Pergantian
dressing wet-to-dry dressing setiap 4 sampai 6 jam amat menyakitkan dan bersifat
non-selektif untuk nekrotik jaringan. Alat whirlpool dapat dipertimbangkan untuk
ulkus dekubitus dengan eksudat yang tebal, slough, atau jaringan nekrotik. Untuk
irigasi luka, jarum suntik ukuran 35-mL jarum suntik dan angiocatheter 19 dapat
digunakan untuk memberikan tekanan yang memadai.2
b. Sharp Debridement
Teknik debridement ini melibatkan penggunaan pisau bedahmgunting, atau alat
tajam lainnya untuk meembersihkan jaringan yang rusak dan umumnya digunakan
pada kasus di mana ada eschar. Untuk ulkus kecil, anestesi local dapat digunakan,
sedangkan pada ulkus stadium III atau IV yang lebih besar memerlukan
debridement yang luas 2
c.
Debridemen Enzimatik
Dapat digunakan pada pasien yang tidak dapat mentoleransi pembedahan. Agen
topikal seperti sutilains, kolagenase, fibrinolisin, dan deoksiribonuklease dapat
digunakan.
Enzim
tersebut
akan
menghancurkan
residu-residu
protein.
Contohnya, kolagenasi akan melisikan kolagen dan elastin. Dressing harus diganti
beberapa kali sehari untuk menghindari terjadinya dermatitis kontak.2
d. Debridemen Autolitik
Melibatkan penggunaan dressing sintetik untuk menutupi luka yang menyebabkan
pencernaan jaringan nekrotik oleh enzim yang biasanya terdapat pada luka.
Debridement
autolitik
didasarkan
pada
kemampuan
macrofag
untuk
gel ini akan mempertahan kelembapan dan mendukung lingkungan luka yang
terapeutik. Indikasi penggunaan alginate dressing adalah pada luka dengan
eksudasi sangat banyak seperti; luka yang menggaung, ulkus dekubitus, ulkus
vaskuler, luka insisi, luka dehicence, tunnels, saluran sinus, luka donor skin graf,
luka tendon yang terlihat dan luka infeksi.7
4. Composite dressing
Composite dresing merupakan balutan lapisan tunggal atau ganda yang bias
digunakan sebagai balutan primer atau skunder yang tersusun dari kombinasi
material yang berfungsi sebagai barier bakteri, lapisan penyerap, foam,
hydrocoloid atau hydrogel. Indikasi penggunaan composite dressing adalah luka
dengan eksudasi sedikit sampai banyak, luka yang bergranulasi, luka dengan
jaringan nekrotik, atau gabungan luka dengan granulasi dan mengalami nekrosis.
composite dressing tidak dapat digunakan pada luka yang terinfeksi dan tidak
semua mempunyai fungsi sebagai pelembab pada area luka.7
5. Collagen dressing
Collagen merupakan protein utama dalam tubuh dan dibutuhkan untuk
penyembuahan dan perbaikan luka. Collagen dressing merupakan turunan dari
bovine hide (cowhide) yang berfungsi untuk stimulasi penyembuhan luka dan
debridemen. Balutan ini merupakan absorben tingkat tinggi dan juga
mempertahan kelembapan lingkungan sekitar luka. Produk collagen dressing
terdapat dalam bentuk 100% kolagen atau kombinasi alginate atau produk lain
yang bersifat tidak melekat dan dapat dilepas dengan mudah. Indikasi penggunaan
collagen dressing adalah pada luka dengan eksudasi rendah sampai sedang, luka
yang mengalami granulasi atau nekrosis dan luka dengan kedalam sedang atau
keseluruhan.7
C. Antibiotik
Terapi antibiotik sistemik ini tidak dianjurkan untuk kontaminasi atau infeksi
lokal yang minor tetapi dianjurkan ketika terjadinya bakteremia, selulitis, atau
osteomielitis. Antibiotik topikal digunakan untuk mencegah atau mengobati luka
infeksi, mengurangi jumlah bakteri, atau mengurangi bau dan tanda-tanda
PROGNOSIS
Terjadinya proses penyembuhan ulkus dekubitus tergantung pada factorfaktor primer maupun sekunder serta penatalaksanaan ulkus itu sendiri. Perlu
diingat juga pentingnya tindakan pencegahan karena pada dasarnya ulkus
dekubitus dapat di cegah.2