Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

KONTROL
Pentingnya Kontrol bagi Auditor Internal
Mengendalikan, sebagai kata kerja, berarti memaksakan. Kontrol memastikan bahwa ada
hal-hal yang dikerjakan atau tidak dikerjakan. Kontrol, sebagai kata benda, berarti sarana
fisik untuk mewujudkan pemaksaan tersebut. Keduanya digunakan oleh manajer untuk
memastikan bahwa tujuan operasional mereka tercapai.
Setiap kegiatan dalam organisasi memiliki dua tingkatan, yang berada dalam dua sistem.
Pertama adalah sistem operasi, yang dirancang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan
seperti memproduksi 100 unit yang memenuhi standar biaya, kualitas, dan jadwal. Yang
lainnya adalah sistem kontrol, yang terdapat dalam sistem operasi.
Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya memahami sistem operasi; dan kalaupun
mereka memahami, mereka mungkin tidak bisa menilainya secara objektif. Tetapi auditor
internal dididik untuk bisa mengevaluasi sistem kontrol secara objektif. Hal ini masih bisa
dipahami dan diperiksa auditor internal. Pengetahuan ini merupakan pintu masuk bagi
auditor internal.
Standar 2120 Kontrol
Kegiatan audit internal haruslah membantu organisasi menerapkan kontrol yang efektif
dengan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta mendorong perbaikan yang terus
menerus.
2120.A1 Berdasarkan hasil penentuan risiko, aktivitas audit internal haruslah mengevaluasi
kecukupan dan efektivitas kontrol yang mencakup tata kelola, operasi, dan sistem informasi
organisasi.
2120.A2 Auditor internal harus memastikan lingkup penetapan tujuan dan sasaran operasi
dan program yang harus sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
2120.A3 Auditor internal harus menelaah operasi dan program untuk memastikan
kesesuaian hasil dengan tujuan dan sasaran guna menentukan apakah operasi dan program
dilaksanakan sesuai yang diinginkan.

2120.A4 kriteria yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi kontrol. Auditor internal
harus memastikan bahwa manajemen telah menetapkan kriteria yang memadai untuk
menentukan pencapaian tujuan dan sasaran.
2120.A4-1. Practice Advisory melengkapi standar ini untuk kriteria-kriteria kontrol dan
memberikan lebih banyak ketentuan khusus.
Pemeriksaan dan Pelaporan atas Kontrol
Practice Advisory 2120.A1-1, Pemeriksaan dan Pelaporan atas Proses Kontrol,
memberikan lebih banyak rincian dalam hal penentuan kecukupan dan efektivitas proses
kontrol serta tanggung jawab kepala eksekutif audit untuk melaporkan informasi tentang
penilaian auditor internal ke manajemen senior dan komite audit.
Pendefinisian Kontrol
Definisi Awal
Istilah kontorl pertama kali muncul dalam kamus bahasa Inggris sekitar tahun 1600 dan
didefinisikan sebagai salinan dari sebuah putaran (untuk akun), yang kualitas dan isinya
sama dengan aslinya. Samuel Johnson menyimpulkan pengertian awal ini sebagai daftar
atau aku yang dipegang oleh seorang pegawai, yang masing-masing dapat diperiksa oleh
pegawai lain.
Definisi untuk Akuntan Publik
Kontrol internal dipecah menjadi kontrol administratif dan kontrol akuntansi :
Kontrol administratif mencakup, tetapi tidak terbatas pada, rencana organisasi, prosedur dan
catatan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang tercermin dalam otorisasi
manajemen atas transaksi.
Kontrol akuntansi terdiri atas rencana organisasi, prosedur dan catatan yang berkaitan dengan
pengamanan aktiva dan keandalan pencatatan keuangan yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang wajar.
Definisi Auditor Internal
Kontrol adalah penggunaan semua sarana perusahaan untuk meningkatkan, mengarahkan,
mengendalikan, dan mengawasi berbagai aktivitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa

tujuan perusahaan tercapai. Sarana kontrol ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada, bentuk
organisasi, kebijakan, sistem, prosedur, instruksi, standar, komite, bagan akun, perkiraan,
anggaran, jadwal, laporan, catatan, daftar pemeriksaan, metode, rencana, dan audit internal.
Model-Model Kontrol Internal
Model COSO
Model COSO terdiri atas lima komponen kontrol internal:
1.
2.
3.
4.
5.

Lingkungan Kontrol
Penetuan Risiko
Aktivitas Kontrol
Informasi dan Komunikasi
Pengawasan.

Model CoCo
Sebuah model yang lebih berorientasi pada prosedur audit internal dan kelihatan lebih mudah
dipahami, serta bisa menjadi pedoman untuk aktivitas audit internal.
Model CoCo mencakup empat komponen. Komponen-komponen tersebut digunakan untuk
mengklasifikasikan 20 kriteria, yang bisa menjadi bagian dari program audit.
Penggunaan Model Kontrol di Audit Internal
Kedua model kontrol memiliki apa yang disebut perangkat lunak. Kontrol jenis ini tidak
ditandai dengan aktivitas atau prosedur khusus yang bisa diobservasi dan diuji secara teratas.
Kontrol lunak lebih berhubungan dengan sikap dan filosofi. Akan tetapi, kedua jenis kontrol
memiliki risiko yang dapat dijelaskan dan diukur kemungkinan terjadi dan signifikansinya
bila terjadi. Kombinasi keuda hal ini bisa disebut kerawanan. Jadi, bila situasi tersebut
dirumuskan maka akan terlihat sebagai berikut:
PxS=V
P = Kemungkinan Terjadi (Potential Occurrence)
S = Signifikansi (Significance)
V = Kerawanan (Vulnerability)
Auditabilitas Sistem dan Studi Kontrol

Sarana yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa semua sasaran dan
tujuan organisasi dicapai secara efisien, efektif, dan ekonomis..seperangkat proses, fungsi,
aktivitas, subsistem, dan karyawan yang dikelompokkan bersama atau secara sengaja
dipisahkan untuk memastikan pencapaian tujuan dan sasaran secara efektif.
Kontrol Preventif, Detektif, dan Korektif
Kontrol dapat dirancang untuk memiliki berbagai fungsi. Beberapa kontrol diterapkan untuk
mencegah hasil-hasil yang tidak diharapkan sebelum terjadi (kontrol preventif). Kontrol lain
dirancang untuk menemukan hasil-hasil yang tidak diharapkan pada saat terjadinya (kontrol
detektif). Masih ada kontrol lain yang dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif
diambil untuk memperbaiki hal-hal yang tidak diharapkan atau untuk memastikan bahwa halhal tersebut tidak terulang (kontrol korektif). Semua kontrol, secara bersama-sama, berfungsi
untuk memastikan bahwa tujuan atau sasaran manajemen akan tercapai.
Menghilangkan Probabilitas Bukan Kemungkinan Kontrol
Auditor internal harus memahami bahwa tidak ada sistem kontrol yang akan menghilangkan
kemungkinan terjadinya kesalahan. Kontrol internal dipengaruhi oleh manusia. Sistem
kontrol internal terdiri atas manusia dan prosedur. Orang diharapkan untuk bertindak dan
mengikuti prosedur secara normal dan bertanggung jawab. Namun orang bisa berbuat salah
dan menghadapi tekanan. Mereka bisa saja, kadang-karang, tidak bertindak sesuai yang
diinginkan. Akibatnya sistem menjadi rusak.
Manfaat-manfaat Kontrol
Kontrol tidak perlu dibatasi secara eksklusif. Juga tidak perlu terikat atau memiliki daftar
apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh kontrol. Kontrol dapat membantu manajer.
Pendapat yang berkembang saat ini menyatakan bahwa kontrol haruslah menjadi sarana
positif untuk membantu manajer mencapai tujuan dan sasaran.
Pentingya Kontrol
Kontrol menjadi lebih pening bagi organisasi-organisasi besar. Manajer tidak dapat
mengawasi secara pribadi segala sdesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Jadi mereka
harus mendelegasikan kewenangannya ke bawahan yang berfungsi sebagai wakilnya.
Bawahan tersebut akan diberi tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya. Seiring dengan
pemberian tanggungjawab muncul pula akuntabilitas, yang membutuhkan bahan bukti bahwa

tugas yang dibebankan telah diselesaikan. Bukti tersebut biasanya dalam bentuk laporan yan
membandingkan hasil aktual degan yang direncanakan. Inilah yang disebut kontrol dasar
(basic control).
Standar-standar Operasi
Standar-standar operasi bisa jadi merupakan elemen-elemen kunci dalam proses kontrol.
Standar menentukan jenis kinerja yang diharapkan. Standar berperan dalam dua hal:
menentukan tujuan yang akan dicapai dan menjadi dasar pengukuran.
Kontrol umumnya membutuhkan standar-standar operasi. Standar-standar ini dapat berasal
dari berbagai sumber, seperti:

Standar produksi.
Standar akuntansi biaya.
Standar tugas.
Standar industri.
Standar historis.
Standar estimasi terbaik.

Standar-standar Kontrol Internal


Standar-Standar Umum

Keyakinan yang wajar


Perilaku yang mendukung
Integritas dan kompetensi
Tujuan kontrol
Pengawasan Kontrol

Standar-standar Rinci

Dokumentasi
Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak dan Tepat Waktu
Otorisasi dan Pelaksanaan Transaksi dan Kejadian
Pembagian tugas
Pengawasan
Akses dan Akuntabilitas ke Sumber Daya/dan Catatan

Karakteristik-karakteristik Kontrol

Tepat waktu.

Ekonomis.
Penerapan.
Fleksibilitas.
Menentukan penyebab.
Kelayakan.
Masalah-masalah dengan kontrol.

Sarana untuk Mencapai Kontrol

Organisasi
Kebijakan
Prosedur
Personalia
Akuntansi
Penganggaran
Pelaporan

Dampak Regulasi terhadap Kontrol


Terjadinya Perubahan Besar
Kontrol internal pernah menjadi hak dan alat prerogatif manajemen. Eksekutif perusahaan
memutuskan kontrol seperti apa yang akan diterapkan atau tidak diterapkan pada usaha
mereka. Jika kontrol dianggap terlalu berat, menghabiskan biaya, atau tidak diinginkan,
manajemen tidak akan menerapkannya atau justru menghilangkannya. Jika situasi
menyebabkan adanya risiko, manajemen akan berinisiatif untuk memutuskan apakah akan
menerapkan kontrol atau mengambil risiko tersebut
Laporan Auditor Internal tentang Kontrol Internal
Auditor internal diharapkan ahli dalam aspek kontrol. Mereka juga diharapkan memeiliki
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip manajmenen, yang mungkin kontrol merupakan
element yang dominan. Konsekuensinya dalam audit internal, praktisi audit bisa jadi tidak
begitu mengenali operasi aktual tetapi auditor harus mengenal manajemen dan aspek kontrol
dari fungsi klien.
Auditor internal secara periodik akan mengakumyulasikan evaluasi kontrol dari banyak
laporan audit internal dan mencapai kesimpulan tentang lingkungan kontrol internal, struktur,
dan filosofi organisasi secara keseluruhan.

Laporan harus merinci tujuan dan lingkup pemeriksaan dan harus akurat, objektif, jelas,
singkat, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu.
Pendekatan Siklus untuk Kontrol Akuntansi Internal
Pendekatan siklus untuk mengevaluasi prosedur dan teknik kontrol. Pendekatan ini terkait
dengan siklus transaksi usaha, yaitu transaksi-transaksi yang ada pada sistem kontrol
organisasi. Misalnya siklus pengeluaran untuk barang yang dibeli diawali dari otorisasi ke
pemasok-pemasok tertentu, kemudian proses pemilihan pemasok, penerimaan barang, dan
pembayaran ke pemasok, kemudian berkahir dengan pencatatan pembayaran.
Dampak Pengaturan Organisasi terhadap Kontrol Internal
Perampingan oprasi yang dilakukan manajemen agar lebih ekonomis dan efisien dapat
berdampak besar terhadap fungsi kontrol internal tradisional. Auditor selalu memerhatikan
kejadian-kejadian yang menyebabkan kontrol dikurangi atau diubah demi mencapai efisiensi
yang lebih tingi sehingga meningkatkan kinerja pegawai atau organisasi.
Pengurangan Kontrol Organisasi Virtual
Dengan

perampingan

dan

pengaturan

organisasi,

manajemen

sebenarnya

telah

mempertanyakan konsep kontrol tradisional pada aspek-aspek operasi yang memiliki banyak
kontrol tradisional. Aspek-aspek ini mencakup utang usaha, persediaan, piutang usaha,
pengangkutan, dan penjualan. Bahkan pada operasi yang pemindahan dana merupakan hal
yang substansial, pandangan baru yang berkembang adalah rencang operasi untuk
mengganti kontrol melalui pengalihan tanggung jawab dan akuntabilitas ke organisasi lain
yang melaksanakan kontrol sebagai bagian dari proses operasi perusahaan yang normal.
Konsep baru ini, yang disebut organisasi virtual, didasarkan pada asas saling percaya dan
memberikan tanggung jawab dan akuntabilitas ke organisasi yang paling baik menjalankan
fungsinya. Gibbs dan Keating telah menetukan empat halyang harus dipertimbangkan:

Integritas: berkatitan dengan ketidak akuratan atau kualitas data yang rendah
Pengamanan: berkaitan dengan pengamanan aktiva
Ketersediaan: mengarah pada interupsi operasi
Pemulihan: kesulitan dalam memulai kembali atau melanjutkan operasi setelah
diinterupsi.

Audit Kontrol

Tujuan audit kontrol adalah untuk menetukan bahwa: (1) kontrol memang diterapkan; (2)
kontrol secara struktural memang wajar; (3) kontrol dirancang untuk mencapai tujuan
manajemen khusus atau untuk mencapai ketaatan dengan persyaratan yang ditentukan, atau
untuk memastikan akurasi dan kelayakan transaksi; (4) kontrol memang digunakan; (5)
kontrol secara efisien melayani tujuan tersebut; (6) kontrol bersifat efektif; dan (7)
manajemen menggunakan keluaran yang dihasilkan sistem kontrol.
Auditing COSO
Audit internal yang dirancang untuk mempertimbangkan konsep kontrol COSO yang baru
menjadi lebih rumit dibandingkan audit kontrol internal yang tradisonal. Kebanyakan
meningkatnnya kesulitan muncul sari kebutuhan untuk memperimbangkan kontrol lunak
yang melekat pada filosofi COSO dan juga lebih banyak pendekatan tradisional yang
dilakukan dalam audit kontrol.
Aspek Audit Risiko Kontrol
Risiko kontrol (control risk) merupakan elemen yang substansial dari daerah risiko yang luas.
Risiko kontrol adalah keujngkinan bahwa kontrol yang telah ditetapkan tidak bisa mendeteksi
adanya penyimpangan.
Kontrol-kontrol Operasi Internal
Kontrol, Kriteria, dan Tujuan
Auditor internal harus memiliki keahlian dalam hal kontrol operasi sebagaimana keahlian
yang dimilikidalam kontrol akuntasi atau keuangan. Kontrol yang tidak memadai atau tidak
efektif pada departemen produksi atau pemasaran dapat menyebabkan kerugian dalam dolar
yang lebih besar dibandingkan di depertemen akuntansi. Jutaan dolar bisa terbuang percuma
akibat proram yang tidak efektif. Kesalahan pembayaran atau raibnya penerimaan akuntansi
atau keuangan jarang mengakibatkan kerugian yang besar.
Fungsi dan Kontrol Manajemen
Dalam setiap empat fungsi manajemen, kriteria kinerja yang dapat diterima memang
dibutuhkan, yang jika dipenuhi, akan memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan
akan tercapai.
Kontrol yang Berlebihan

Satu hal yang menakutkan setelah adanya US Foreign Corrupt Practices Act tahun 1977
adalah kemungkinan adanya kontrol yang berlebihan, tidak berguna, dan/atau memakan
banyak biaya. Jika timbul kesulitan, kadang-kadang kita cenderung menyelesaikannya
dengan uang. Akan tetapi terlalu banyak kontrol sama buruknya dengan terlalu sedikit.
Kontrol mahal dan restriktif dapat melumpuhkan kinerja dan inisiatif. Proteksi didapat
melalui tekanan.
Mengapa Kontrol Tidak Berjalan

Dianggap sebagai permainan


Dianggap objek sabotase
Informasi yang tidak akurat
Ilusi kontrol

Efek yang disfungsional ini merupakan gabungan dari proses teknis, perilaku, dan
administratif seperti:

Perbedaan pribadi.
Kontrol yang berlebihan
Tujuan yang saling bertentangan
Dampak terhadap kekuatan dan status
Penekanan yang salah pada sistem kontrol. Akibatnya kontrol menjadi tujuan, bukan
sarana untuk mencapainya.

Hal-hal yang Perlu diingat


Auditor internal harus ingat bahwa audit yang baik tidak bisa dihafal dan dilakukan di luar
kepala. Tidak ada dua organisasi yang benar-benar sama. Juga tidak ada organisasi yang sama
baik pada saat ini maupun pada masa lalu. Para manajer diganti, supervisor ditugaskan,
karyawan baru diperkerjakan dan prosedur direvisi. Kontrol yang baik bergantung pada
orang-orang baik, yang memiliki motivasi dan menjalani pelatihan yang memadai, tetapi
motivasi dan pelatihan mereka bisa berubah.
Kontrol yang baik dapat rusak, baik karena kolusi pegawai atau penolakan manajemen. Di
sisi lain, kontrol yang bagus bisa jadi terlalu bagus. Lebih banyak biaya yang dikeluarkan
dibandingkan kerugian yang ingin dikendalikan. Kontrol bisa jadi berlebihan, atau bisa
terlalu kaku sehingga membatasi imajinasi, inisiatif, dan inovasi karyawan.

Auditor internal harus menelaah kontrol internal menggunakan cara pandang manajemen
serta tetap mempertimbangkan orang, waktu, lingkungan, risiko, dan kondisi.

Anda mungkin juga menyukai