Sistem Pengaman Elektris Pada Generator PLTGU PT P PDF
Sistem Pengaman Elektris Pada Generator PLTGU PT P PDF
KERJA PRAKTEK
SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS PADA GENERATOR PLTGU PT PJB UNIT
PEMBANGKITAN GRESIK
NALENDRA PERMANA
DANIEL PRAHARA EKA RAMADHANI
EKO PRASETYO
DOSEN PEMBIMBING
IR. SJAMSJUL ANAM, MT
KERJA PRAKTEK
SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS PADA GENERATOR PLTGU PT PJB
UNIT PEMBANGKITAN GRESIK
NALENDRA PERMANA
DANIEL PRAHARA EKA RAMADHANI
EKO PRASETYO
DOSEN PEMBIMBING
Ir. SJAMSJUL ANAM, MT
iv
KERJA PRAKTEK
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan kurikulum
Fakultas Teknologi Industri Program Sarjana
Pada
Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga
Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Menyetujui :
Dosen Pembimbing
SURABAYA
OKTOBER, 2008
vi
Tempat Pengesahan
Tanggal
:
:
Gresik
Oktober 2008
Mentor,
Penanggung Jawab,
Akhmad Sujudi, ST
NIP. 5779004
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil Kerja
Praktek di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik Divisi Operasional
PLTGU.
Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan program studi Strata-1 pada jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat melihat
langsung kegiatan-kegiatan dan peralatan-peralatan dalam bidang teknik
sistem tenaga dan menghubungkannya dengan teori yang telah diperoleh
dalam perkuliahan.
Tak lupa kami sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan
kerja praktek dan menyusun laporan ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik, khususnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. selaku Ketua Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Instintut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
2. Bapak Ir. Soedibjo, MM selaku Ketua Sie Kerja Praktek Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Instintut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
3. Bapak Ir. Sjamsjul Anam, MT selaku dosen pembimbing kerja
praktek kami.
ix
DAFTAR ISI
Cover Luar .....................................................................................
iii
ix
xi
xv
xix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1.3.1
1.3.2
xi
10
13
25
2.6.1
28
2.6.2
41
3.2.2
3.2.3
49
67
4.1.1
69
4.1.2
71
4.1.3
73
4.1.4
77
4.1.5
79
4.1.6
80
4.1.7
82
4.1.8
84
xii
4.1.9
86
88
90
91
92
4.2.1
92
4.2.2
94
4.2.3
95
4.2.4
96
4.2.5
98
4.2.6
100
4.2.7
102
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................
105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.l
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Compressor .......................................................... 30
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 3.l
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
xv
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 3.10
Gambar 3.11
Gambar 3.12
Gambar 3.13
Gambar 3.14
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
xvi
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
xvii
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.l
Tabel 2.2
Tabel 2.3
xix
BAB I
PENDAHULUAN
dalam
menjalankan
fungsi
pengabdian
masyarakat.
Tujuan Umum
Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas, dan terarah
antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna
outputnya.
2.
3.
4.
5.
1.3.2
Tujuan Khusus
Guna memenuhi Sistem Kredit Semester (SKS) sebagai
2.
pada sistem
pengaman elektris.
1.5 Sistematika Penulisan
Di dalam penyusunan
laporan
Praktek
Kerja
ini,
Bab I
: Pendahuluan
pembangkit
tenaga
listrik
pada
PT
Bab III
IV
Bab V
: Penutup
Berisi
kesimpulan
dan
saran
terhadap
sistem
Bab VI : Lampiran
Berisi lampiran-lampiran sebagai data penunjang
laporan
2.
Wawancara
Observasi lapangan
BAB II
PROFIL PT PEMBANGKITAN JAWA BALI (PJB) UNIT
PEMBANGKITAN GRESIK
2.1
Nama Perusahaan
PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), Unit Pembangkitan Gresik.
2.2
Peduli lingkungan
Sedangkan misi yang diusung PT PJB UP Gresik dalam
2.3
Lokasi Perusahaan
Unit Pembangkitan Gresik merupakan salah satu unit
Utara
Timur
: Selat Madura
Barat
Sejarah Perusahaan
Unit Pembangkitan Gresik terbentuk berdasarkan surat
10
1980. UP Gresik merupakan unit kerja yang dikelola oleh PT. PLN
(Persero) PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian Timur dan
Bali (PLN Kitlur JBT) yg dikenal dgn sebutan Sektor Gresik dengan
kapasitas 700 MW (PLTU dan PLTG).
Berdasarkan
surat
keputusan
Dirut
PLN
Pusat
surat
keputusan
Dirut
PLN
PJB
II
2.
11
3.
Unit
Listrik
Kapasitas
Bahan
Mulai
(MW)
Bakar
Beroperasi
Pada
PLTU Gresik 1
1x100
MFO/Gas
31-08-1981
PLTU Gresik
1x100
MFO/Gas
14-11-1981
PLTU Gresik
1x200
MFO/Gas
15-03-1988
PLTU Gresik
1x200
MFO/Gas
01-07-1988
600
PLTU Gresik
PLTG Gresik 1
1x20,1
HSD/Gas
07-06-1978
PLTG Gresik 2
1x20,1
HSD/Gas
09-06-1978
PLTG Gilitimur 1
1x20,1
HSD
22-10-1999
PLTG Gilitimur 2
1x20,1
HSD
04-11-1999
PLTG Gresik
80,4
12
PLTGU
GT
Gresik
3x112
Gas/HSD
10-04-1993
Gas/HSD
05-08-1993
Gas
30-11-1993
11, 12,
Blok 1
13
PLTGU
ST 10
1x189
GT
3x112
Gresik
Blok 2
21, 22,
23
PLTGU
ST 20
1x189
GT
3x112
Gresik
Blok 3
31, 32,
33
ST 30
PLTGU Gresik
2.5
1x189
1575
telah
mengalami
berbagai
perubahan
mengikuti
perkembangan
13
Manajer
PF
Operasi
Kepatuhan
Engineering
Pemeliharaan
Keuangan
Kimia dan LK3
Umum
SDM
2.
Kepatuhan
Bagian kepatuhan dipimpin oleh seorang deputi manajer keuangan
yang bertugas :
a.
14
c.
tertulis
dalam
SOP
(Standing
Operation
Prosedure).
d.
e.
f.
g.
15
Unit
atau
yang
potensial
menimbutkan
permasalahan.
h.
i.
3.
Keuangan
Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang
menyangkut kondisi keuangan pada kas perusahaan. Bagian ini
terdiri dari unit anggaran dan keuangan serta unit akuntansi.
Bagian keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan yang
bertugas :
a. Melaksanakan penyusunan anggaran tahunan untuk dijadikan
bahan acuan penggunaan keuangan Unit Pembangkitan.
b. Mengelola administrasi keuangan Unit Pembangkitan sehingga
berjalan sesuai dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip
mengenai keuangan
c. Menganalisa
sehingga
dan
membuat
dapat dijadikan
laporan
realisasi keuangan,
acuan
ntuk
penilaian terhadap
16
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan
proses
Umum
Secara umum bagian umum bertanggung jawab atas segala hal
yang
menyangkut
kegiatan
rutinitas
yang
terjadi
pada
b.
17
c.
d.
e.
f.
Menjamin
terlaksananya
kegiatan
keamanan
lingkungan
h.
i.
5.
Engineering
Bagian engineering merupakan bagian yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat
teknis yang dilakukan terhadap unit pembangkit tenaga listrik dan
unit-unit pendukungnya. Bagian keuangan dipimpin oleh seorang
deputi manajer engineering yang bertugas :
18
Perubahan
design
produksiPenambahan/
dari
peraiatan
pengurangan
&
task
proses
preventive
maintenance.
Penambahan
task
predictive
maintenancePerbaikan
19
Pemeliharaan
dengan
jajaran
fungsi-fungsi
dibawahnya.
e. Mengevaluasi
implementasi
task
execution
yang
FAILURE
DEFENCE
untuk
direkomendasikan.
f. Melaksanakan
kegiatan
execution
sebagai
bahan
analisa
serta
program
20
Operasi
Untuk meningkatkan tingkat kompetifitas perusahaan melalui
peningkatan
produktifitas
berkesinambungan
pada
unit
7.
a.
Rencana Pembangkitan
b.
c.
d.
e.
Balance Scorecard
f.
Manajemen Outage
g.
Manajemen Resiko
h.
Manajemen Kualitas
i.
Kultur Kerja
Pemeliharaan
Bagian pemeliharaan bertanggung jawab atas segala hal yang
menyangkut pemeliharaan seluruh asset perusahaan secara teknis.
21
Turbine Inspection
Dilakukan setiap dua tahun sekali dengan lama waktu
perawatan maksimal satu bulan.
b.
Pemeliharaan Prediktif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegahan kerusakan
pada bagian yang telah diketahui mengalami penurunan
kemampuan.
Pemeliharaan Korektif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap
kerusakan pada bagian yang telah mengalami penurunan
22
mengorganisasidan
mengetahui
karakteristik
asset
sekitar
seperti
yang
ditujukkan
dengan
23
mengenai
Lingkungan
dan
Kesehatan
24
2.6
sebesar 2255 MW, unit ini mampu memproduksi listrik rata-rata 10.859
GWh tiap tahunnya dan disalurkan melalui Jaringan Transmisi
Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Jaringan Transmisi Tegangan
Tinggi 150 kV. Unit Pembangkitan Gresik Terdiri atas beberapa
pembangkit termal yaitu 3 unit PLTG, 4 unit PLTU, dan 3 unit PLTGU.
Blok 1 PLTGU Gresik mulai beroperasi pada 10 April 1993, blok 2
mulai beroperasi pada 5 Agustus 1993, dan blok 3 pada 30 Nopember
1993 [4].
Kapasitas total Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) Gresik dapat mencapai 1575 MW. PLTGU Gresik blok 1 dan
blok 2 dapat menggunakan dua macam bahan bakar yaitu HSD (High
Speed Diesel Oil) yang dipasok oleh PERTAMINA dan gas alam yang
dipasok langsung dari lapangan gas milik HESS dan KODECO yang
disalurkan melalui pipa bawah laut dari wilayah Madura utara. Kedua
bahan bakar ini digunakan secara bergantian sesuai dengan tingkat
ketersediaan bahan bakar. Sedangkan PLTGU Gresik blok 3 didesain
hanya dapat menggunakan bahan bakar gas alam saja yang dipasok oleh
pemasok yang sama dengan blok 1 dan blok2 [4].
Spesifikasi
umum
PLTGU
Gresik
untuk
setiap
blok
pembangkit adalah:
a.
b.
Turbin
: 4 Unit
Turbin gas
: 3 Unit
Turbin uap
: 1 Unit
HRSG
: 3 unit
25
c.
Generator
: 4 Unit
Turbin gas
: 3 x 112MW
Turbin uap
: 1 x 189MW
26
27
2.6.1
Turbin Gas
Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik
dimana untuk setiap blok memiliki 3 unit turbin gas.
Prinsip kerja dari turbin gas adalah energi panas hasil
pembakaran didalam combustor diubah menjadi energi
gerak / mekanik dalam bentuk putaran. Energi mekanik
tersebut digunakan untuk menggerakkan prime mover
generator sinkron kecepatan tinggi yang terkopel satu
poros. Turbin gas yang terdapat dalam pembangkit tenaga
listrik ini memiliki 4 tingkat, adapun putaran yang dapat
dihasilkan oleh masing-masing turbin tersebut dapat
mencapai kecepatan putaran 3000rpm.
28
29
Combustor
Combustor adalah tempat terjadinya proses pembakaran.
Combustor basket pada unit pembangkit turbin gas Gresik
ada 18 buah, dimana antara combustor basket yang satu
dengan combustor lainnya dihubungkan dengan cross
flame tube (sebagai media perambatan panas). Pada
combustor no 8 dan 9 dipasang igniters / spark plugs,
yang
berfungsi
untuk
menyulut
panas
di
ruang
yang
mendapat
suplai
tegangan
AC
dari
30
g.
Generator
Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada PLTGU Gresik
untuk setiap blok pembangkit listrik terdapat 3 unit
generator berpenggerak turbin gas dengan kapasitas daya
masing-masing 112 MW.
31
Turbin Gas
Siemens TLRI
108/36
Daya Output
153,75 MVA
Tegangan Output
10,55% kV
Arus Output
8454-SI
Cos
0,8
Frekuensi
50 Hz
Sambungan
YY
Jumlah Fasa
32
Preheater
33
Steam Drum
menggunakan
yaitu
Superheater
yang
disusun
secara
paralel,
berfungsi
34
Steam Turbin
Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik
dimana untuk setiap blok memiliki 1 unit turbin uap.
Prinsip kerja dari turbin uap adalah energi panas gas buang
PLTG diubah menjadi energi gerak / mekanik dalam
bentuk putaran. Energi mekanik tersebut digunakan untuk
menggerakkan prime mover generator sinkron kecepatan
tinggi yang terkopel satu poros. Turbin uap yang terdapat
dalam pembangkit tenaga listrik ini memiliki 2 bagian,
yaitu turbin tekanan rendah dan turbin tekanan tinggi.
Adapun putaran yang dapat dihasilkan oleh turbin tersebut
dapat mencapai kecepatan putaran 3000rpm
b. Generator
Sama halnya pada generator turbin gas, generator pada
turbin uap berfungsi sebagai alat untuk mengubah energi
mekanik yang dilakukan oleh turbin menjadi energi listik.
Uap
yang
dihasilkan
dari
HRSG
setelah
melalui
35
Turbin Uap
Siemens THRI
100/42
Daya Output
251,75 MVA
Tegangan Output
15,755% kV
Arus Output
9228-SI
Cos
0,8
Frekuensi
50 Hz
Sambungan
YY
Jumlah Fasa
36
37
38
39
Water Intake
Berfungsi sebagai saluran air pendingin utama Condenser dan
juga sebagai saluran masuk air laut yang akan diolah menjadi
air tawar untuk kepentingan pembangkitan tenaga listrik pada
PLTGU.
Desalination Plant
Merupakan kumpulan
peralatan
Demineralized Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang berfungusi untuk
menghilangkan kadar-kadar mineral dari air laut yang telah
dijadikan air tawar pada desalination plant.
Hidrogen Plant
40
PT
PJB
Unit
Pembangkitan
PLTGU
Gresik
tiga (3)
pembangkit turbin gas, tiga (3) HRSG, dan satu (1) pembangkit
turbin uap.
Proses produksi tenaga listrik secara garis besar di PT
PJB Unit Pembangkitan PLTGU Gresik dibagi menjadi dua
proses pembangkitan yaitu:
1.
b.
41
c.
d.
Putaran
generator
menghasilkan
listrik
dengan
ke
HRSG
(Heat
Recovery
Steam
untuk
menghilangkan
kandungan
42
d.
e.
43
44
BAB III
SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS GENERATOR PADA
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Dalam melaksanakan pembangkitan, penyaluran, dan distribusi
tenaga listrik, gangguan tidak dapat dihindari. Gangguan kebanyakan
merupakan hubungan singkat satu fasa atau antar fasa. Hubungan
singkat ini semacam ini menimbulkan arus yang besar yang dapat
merusak peralatan, termasuk generator.
3.1
45
46
e.
47
f.
a.
b.
c.
d.
Tegangan Tembus
Tegangan lebih yang melampaui batas maksimum yang
diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) desain
isolasi yang akhirnya akan menimbulkan hubung singkat
antar belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh
putaran lebih atau kerusakan pada pengaturan AVR.
3.1.2
b.
48
a. Kerusakan pararel.
b. Kerusakan bagian tertentu di dalam generator seperti
pasak stator (stator wedges), terminal ujung belitan, dll.
c.
Kesalahan Pararel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat
sinkron tidak terpenuhi dapat mengakibatkan kerusakan
pada bagian poros dan kopling generator dan penggerak
utamanya karena terjadi momen putar. Kemungkinan
kerusakan lain yang timbul adalah kerusakan PMT dan
kerusakan kumparan stator akibat adanya kenaikan
tegangan sesaat.
d.
akan
terjadi
kerusakan
belitan
yang
49
b.
c.
d.
50
51
3.2
beberapa
macam
rele
yang
umum
52
transformator.
Untuk
mengatasi
hal
tersebut
yang
muncul
pada
sisi
sekunder
53
54
dijumlah
lagi
dengan
arus
yang
dideteksi
55
56
57
58
yang
tidak
seimbang
pada
stator
akan
59
I2
= waktu
= karakteristik kerja
60
Gangguan di K
Ir= I2
rele kerja
Gangguan di bus B
Ir= I2 - I2 =0
61
CB
= Circuit Breaker
TC
= Trip Coil CB
CT
= Transformator Arus
Ir
Ip
ini
berfungsi
untuk
mendeteksi
adanya
yang turun
62
63
C = elemen starting
P = power directional
D = elemen/rele jarak
ratio Ur/Ir = Zfault
medan
penguat
pada
rotor
akan
64
65
66
BAB IV
APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS GENERATOR
PADA PLTGU GRESIK
4.1
67
68
4.1.1
a.
Aplikasi
Pengaman ini melindungi mesin dan perlengkapan listrik dari
pengaruh efek tegangan lebih yang mungkin dapat merusak
peralatan tersebut [2]. Pengaman akan memberikan sinyal trip
bagi CB apabila tegangan pickedup melebihi nilai yang
dijadikan tolok ukur (set value) pada rele pengaman.
b.
Kinerja Pengaman
Terdapat dua tipe pengamanan yaitu single stages atau twostages; tergantung pada ukuran dan jenis generator, tipe
eksitasinya, serta regulator tegangan (VR) yang terdapat pada
generator
tersebut.
Pada
tipe
pengamanan
two-stages,
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
:-
PT
Setting :
Alarm
:-
time
:-
time
: 1,5 sekon
69
Rekomendasi Setting
70
4.1.2
Stator
Earth
Fault
Protection
100%
(Siemens
7UE2210/64G -1)
a.
Aplikasi
Digunakan untuk mendeteksi gangguan tenah pada belitan
stator mesin 3 fasa yang terhubung ke sistem melalui
transformator. Pengaman ini memberikan pengamanan untuk
seluruh belitan stator [2].
b.
Kinerja Pengaman
Pengaman beroperasi dengan tegangan bias 20 Hz dan
independen terhadap system fequency neutral displacement
voltage. Pada saat terjadi gangguan, 7UE22 mendeteksi
gangguan tanah pada seluruh belitan termasuk titik bintang dari
mesin. Tegangan bias mempunyai besar 1% dari tegangan
rating fasa; isolasi belitan tidak mengalami tambahan beban.
Pada saat terjadi gangguan tanah, sumber tegangan 20 Hz
mengirim arus tanah dengan ukuran yang sangat kecil melalui
earth fault point. Pengaman ini biasanya dipasangkan ke sistem
71
Karakteristik
Rating
: 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
: 400/5 A
: 20 Hz
PT
: 20 Hz
Setting
:
Alarm
:-
Trip Io> : 6 mA
time
:-
time
: 0,2 sekon
Rekomendasi Setting
Nilai setting untuk arus tanah pada sisi sekunder ditentukan
dengan tes pada sisi primer. Nilainya berkisar 2 kali arus
nominal yang diukur pada saat operasi (kondisi isolasi normal).
72
a.
Aplikasi
Digunakan untuk mendeteksi adanya earth fault pada stator
generator. Pada peralatan ini, sensor dihubungkan pada belitan
500 V dari transformator pentanahan melalui pembagi tegangan
5:1.
Pengaman
ini
dihubungkan
dengan
transformator
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
:-
PT
Setting :
Alarm
:-
time
:-
73
time
: 0,2 sekon
Kinerja Pengaman
Pengukurn pengaman ini dilakukan dari sytem frequency
neutral displacement voltage. Pengaman ini juga berkoordinasi
dengan stator earth fault 100% dan line connected earthing
transformer [2].
d.
Rekomendasi Setting
Pada saat terjadi earth fault eksternal, tegangan interferensi
dialirkan menuju sisi sekunder melalui kapasitor kopling (Ck)
dari transformator. Tegangan ini dianggap sebagai fault dan
akan diredam dengan menggunakan loading resistor RB. Nilai
tegangan interferensi yang diperbolehkan adalah kurang dari
nilai pick-up pengaman stator earth fault. Nilai pick-up dipilih
untuk memberikan zona perlindungan S sebesar 80 % - 90 %
belitan dilihat dari terminal mesin. Resistor RB dan kapasitor
CK membuat semacam pembagi tegangan. Jika nilai RB semakin
kecil, maka nilai interference voltage (tegangan gangguan)
74
RB
U0
VHV
3
N
3
: V rating HV transformator
CK
RB
75
UN
3 =
UN
3
ULV
U0
N xU
0
=
3
3
UN
1
CK
= U0 x
>> RB , RB :
: UC
1
CK
~
~ U0 x
N
3
UHV
3
U0 x N
RB =
3 x CK x
RB = RB x
3 2
N
U0 x 3
=
N x CK
Dengan
UHV
UHV
3
memperhatikan
zona
pengaman
dan
faktor
76
U0 x 3 x
100 S
RB =
100
K x N x CK x
4.1.4
Generator
Reverse
UHV
3
Power
Protection
(Siemens
7RM3410/32G)
a.
Aplikasi
Digunakan untuk melindungi unit turbin generator dari
kegagalan suplai energi ke prime mover yang menyebabkan
berubahnya generator sinkron menjadi motor dan memutar
turbin (mengambil energi dari jaring jaring) [2].
Mempunyai dua stage waktu untuk memfasilitasi short time
delay tripping saat trip valve tertutup dan long time delay trip
saat trip valve terbuka.
Stage kedua memberikan backup pada stage pertama untuk
mesin besar diperlukan dua sistem reverse power untuk
memberikan backup pengaman secara komplit.
b.
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
: 10000/25/1 A
PT
Setting :
Pa/Pn
: 16%
Un
: 100 Volt
time t2 : 10 sekon
77
: TRU*TRI*Psec
Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d.
Rekomendasi Setting
Saat terjadi reverse power, generator harus segera dilepas dari
jaringan. Saat reverse power terjadi pada waktu trip valve
dalam
keadaan
terbuka,
timer
delay
diberikan
untuk
78
b.
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
:-
PT
Setting :
Alarm
: 80 k
79
Trip
: 5 k
Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d.
Rekomendasi Setting
Setting nilai tahanan untuk sinyal alarm dan trip pada rele
pengaman memiliki perbandingan120:1.
4.1.6
a.
Aplikasi
Digunakan untuk mendeteksi beban tidak seimbang
pada
80
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
: 10000/25/1 A
PT
:-
Setting :
: 10%
time
: 3 sekon
Trip I2/In
: 60%
time
: 3 sekon
: 0,1
: 1250
Alarm
c.
I2/In
Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[3]:
81
Rekomendasi Setting
Generator dengan daya lebih besar dari 100 MVA diseting
untuk ketidakseimbangan sebesar 8% (turbo rotor) dan 12 %
(salient pole).
Misalnya diketahui :
CT = 6000/5 A
Rating Generator = 5750 A
Unbalance max = 8% (0.383 A)
Arus rele =
5750
x 8 % = 7.67 %
6000
4.1.7
a.
Aplikasi
Merupakan pembanding di antara zona pengaman yang
diamankan dari adanya gangguan. Pengaman ini mendeteksi
adanya short circuit yang terdapat di antara zona yang
82
Karakteristik
Rating
: 150MVA/10,5 kV 5%
: 10000/25/1 A
Matching CT
:-
: 10000/25/1 A
CT
Matching
:-
PT
:-
Setting I/IN
: 0,1 A
Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[3]:
83
Sensitivitas tinggi.
d.
Rekomendasi Setting
Picked up value pada pengukuran berada pada range I/IN 0.2.
Nilai I/IN minimal adalah 2x arus nominal pada kondisi normal
[3].
4.1.8
a.
Aplikasi
Digunakan
untuk
mengamankan
peralatan
dari
adanya
Karakteristik
Rating : 700 kVA/10,5 kV 5%/0,5 kV
CT
: 100/1 A
PT
:-
Setting :
K
:1
I>/IN
: 2,0
84
I>>/IN
: 4,0
Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d.
Rekomendasi Setting
Pada motor rotor sangkar nilai arus setting yang lebih besar
dimungkinkan karena arus start yang besar (1.4 2.5 kali).
85
Time delay diatur agar ketika terjadi arus start up rele tidak
trip, dengan waktu akting 50 150 ms.
4.1.9
a.
Aplikasi
Digunakan untuk mendeteksi adanya penurunan frekuensi
secara tiba-tiba. Penurunan frekuensi disebabkan oleh adanya
kelebihan demand dari daya aktif di jaringan, kerusakan, atau
regulator frekuensi. Under frequency menyebabkan naiknya
arus magnetisasi pada generator yang akan menaikkan
temperatur. Pada steam turbin, hal tersebut akan mereduksi
umur blade rotor [2].
b.
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
:-
PT
Setting :
f1
: 47,8 Hz
time t1 : 15 sekon
f2
: 47,0 Hz
86
Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d.
Rekomendasi Setting
Pada umumnya, turbogenerator beroperasi pada frekuensi
rating 95 % apabila MVA output berkurang secara perlahan.
Pada beban induktif, under frequency tidak hanya berarti
kenaikan arus tapi juga membahayakan kestabilan operasi. Pada
operasinya, under frequency yang diterima adalah 48Hz (rating
50 Hz) dan 58Hz (rating 60 Hz) [2]. Pengukuran dapat diatur
87
b.
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
: 10000/25/1 A
PT
88
Setting :
I>/IN
: 1,3
time t1 : 1 sekon
R/Xa
: 1,0
time t2 : 1 sekon
R/Xb
: 0,5
time t3 : 2 sekon
Ra
: 7,65
time t4 : 1 sekon
Rb
: 16,1
Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d.
Rekomendasi Setting
Rele pengaman ini dapat dikonfigurasikan dengan rele
impedansi sebagai backup dari rele pengaman ini. Konfigurasi
semacam itu digunakan pada rele pengaman elektris generator
pada PLTGU Gresik.
4.1.11
89
a.
Aplikasi
Digunakan untuk mendeteksi gangguan hubung singkat antar
fasa pada posisi output generator (di saluran penghantar atau
feeder). Dengan adanya setting keterlambatan waktu, rele ini
memberi kesempatan terlebih dahulu pada rele penghantar
untuk mengatasi gangguan tersebut, sehingga rele ini berfungsi
sebagai backup.
b.
Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
: 10000/25/1 A
PT
Setting :
c.
I>/IN
: 1,1
t1
: 0,5 sekon
R/Xa
: 1,0
t2
: 2 sekon
Ra
: 5,44
t3
: not used
U<
: 65 volt
t4
: not used
Kinerja Pengaman
Sensor rele ini berupa transformator tegangan, transformator
arus, serta elemen directional yang hanya melihat gangguan
yang ada pada posisi output generator saja, sehingga apabila
terjadi gangguan dalam generator itu sendiri atau pada input
generator (turbin atau exciter), rele tidak akan bekerja.
d.
Rekomendasi Setting
Setting waktu tunda diambil nilai yang lebih besar dari nilai
waktu tunda rele penghantar. Rele ini merupakan backup dari
90
b.
Karakteristik
Rating
: 150 MVA/10,5 kV 5%
CT
: 10000/25/1 A
PT
Setting
c.
: 80
: 0,4
t1
: 0,5 s
: 90
: 0,4
t1
: 0,45 s
: 100
: 1,0
t1
: 0,2 s
U<
: 20 Volt UR
: 5 Volt
Kinerja Pengaman
Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi dengan
mendeteksi arus pada main exciter dan perubahan tegangan
91
Rekomendasi Setting
Untuk setting alarm, dipasang pada tegangan nominal main
exciter-5% dan untuk setting trip, dipasang pada tegangan
nominal main exciter-20%.
4.2
sebagai
penunjang
operasional
bagi
sistem
92
Aplikasi
Mentransformasikan tegangan input DC 220V menjadi
tegangan output DC 15V dan 24V untuk penggunaan
pada kontrol sistem pengaman. Saluran tegangan DC yang
keluar dari power supply dipengaman oleh MCB sebelum
masuk ke sistem pengaman.
b.
Karakteristik
V Input
V Output
- Regulated
: +15 V
- Unregulated
: -15 V, 24 V
- Max ripple
: 100 mV
- Rating Daya
: 100 W
Fitur
93
4.2.2
Potential Transformer
Potential
Transformer
(PT)
atau
transformator
Capacitive
Voltage
Transformer
(CVT)
atau
94
Current Transformer
Current transformer (CT) atau Transformator Arus
adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berupa
transformator yang digunakan untuk pengukuran arus yang
besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada
jaringan tegangan tinggi atau tegangan menengah [8]. Di
samping untuk pengukuran arus, transformator arus juga
digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran
jarak jauh, dan rele pengaman. Kumparan primer transformator
dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan
dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder dihubungkan
dengan meter atau dengan rele pengaman.
95
Circuit Breaker
Circuit breaker (CB) atau Pemutus Daya (PMT)
adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi
untuk memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga listrik
dan sisi beban yang dapat bekerja secara otomatis ketika terjadi
gangguan atau secara manual ketika dilakukan perawatan atau
perbaikan [8]. Ketika kontak PMT dipisahkan, beda potensial
di antara kontak tersebut menimbulkan medan elektrik di antara
kontak tersebut. Medan elektrik ini akan menimbulkan ionisasi
yang mengakibatkan terjadinya perpindahan elektron bebas ke
sisi beban sehingga muatan akan terus berpindah ke sisi beban
dan arus tetap mengalir. Karena hal ini menimbulkan emisi
thermis yang cukup besar, maka timbul busur api (arc) di
antara kontak PMT tersebut. Agar tidak mengganggu kestabilan
96
97
Disconnecting Switch
Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS)
adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi
sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan menyambung
rangkaian dengan arus yang rendah ( 5A), biasa dipakai ketika
dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara
sumber tenaga listrik dan PMT serta di antara PMT dan beban
[8].
Berdasarkan posisinya, PMS dibagi menjadi 3 macam
yaitu PMS jaringan, PMS bus, dan PMS transformator. Pada
dasarnya PMS dipakai untuk membebaskan PMT dari tegangan
yang tersambung kepada PMT tersebut. Agar dapat dilakukan
perawatan ataut perbaikan pada PMT tersebut, maka PMS
harus dibuka agar pada PMT tidak terdapat tegangan dan PMT
aman bagi teknisi.
Pada PMS terdapat mekanisme interlocking yang
befungsi untuk mengamankan pembukaan dan penutupan PMS.
Mekanisme interlocking tersebut adalah :
98
Aplikasi
Digunakan
untuk
pengaman
elektris
menghubungkan
dengan
aktuator
output
yang
sistem
akan
99
Karakteristik
V Input
V Output
Fitur
Sprinkler Device
100
Dilengkapi alarm
101
4.2.7
Aplikasi
Digunakan untuk memberikan sinyal trip pada CB
berdasarkan sinyal yang tersalurkan dari tripping matrix.
Terdiri atas modul trip relay yang mengkonversi sinyal
output dari sistem pengaman menjadi perintah bagi kontak
rele. Tiap modul trip relay terdiri atas tiga trip relay
dengan dua kontak yang bersifat NO (Normally Open).
b.
Karakteristik
V Input
: max VDC 24 V
V Output
Fitur
102
103
104
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari beberapa referensi yang diperoleh dan survei
lapangan selama pelaksanaan kerja praktek tentang sistem
pengaman elektris generator pada PLTGU Gresik, Jawa Timur
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.
2.
3.
105
4.
5.
106
6.
5.2
Saran
Dari beberapa referensi yang diperoleh dan survei
lapangan selama pelaksanaan kerja praktek tentang sistem
pengaman elektris generator pada PLTGU Gresik, Jawa Timur
dapat diberikan beberapa saran yaitu :
1.
2.
3.
4.
107
5.
6.
108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PROFIL PT PEMBANGKITAN JAWA BALI (PJB)
UNIT PEMBANGKITAN GRESIK
BAB III
SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS GENERATOR
PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
BAB IV
APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS
GENERATOR PADA PLTGU GRESIK
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN